Jurnal
Jurnal
Abstrak
Tujuan :
Mendeskripsikan epidemiologi dari asidosis laktat berat (SLA)
Hasil :
Dari 454 pasien yang menjalani dialisa, 342 di antaranya
memenuhi kriteria inklusi (116 pasien dengan SLA, 226 pasien
tanpa SLA). Pada pasien SLA, kadar laktat akan stabil atau
menurun 69,7% dalam 4 jam (P = .001) dan 81,8% dalam 4
sampai 24 jam (P < .001) setelah inisiasi terapi pengganti
ginjal.
Kesimpulan :
SLA sering terjadi pada pasien GGA yang menjalani terapi
pengganti ginjal (TPG). Pasien SLA akan memiliki tingkat
keparahan dan mortalitas yang lebih tinggi dibanding pasien
non-SLA.
Pendahuluan
Laktat serum merupakan biomarker penting dalam
mengevaluasi status hemodinamik pasien kritis. Laktat
serum merupakan refleksi dari keseimbangan antara
produksi dan pembersihan laktat.
Konsentrasi laktat pada kondisi basal metabolik sangat
bervariasi, antara 0,5 1 mmol/L.
Hiperlaktatemia : konsentrasi
serum antara 2 5 mmol/L
laktat
Cohen
Asidosis laktat terdiri atas tipe A (hipoksia
jaringan) dan tipe B (tanpa hipoksia
jaringan)
Laktat
Berat
molekul :
90 Da
Terapi
Pengganti
Ginjal
Dengan munculnya
asidosis laktat berat,
banyak klinisi yang ragu
untuk melakukan
inisisasi TPG karena
adanya hipotesis yang
mengatakan bahwa
administrasi bikarbonat
dengan dialisis dapat
memperburuk keadaan
pasien.
Pasien ICU
GGA
dengan
TPG
SLA
(pH < 7,35;
serum laktat
5 mmol/L)
Non-SLA
Hasil
TERIMA KASIH