Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

DISKUSI HASIL

N
o.
1.

2.

Teori

Kasus

Epidemiologi:
Leptospirosis merupakan infeksi zoonosis
dengan distribusi terutama pada wilayah iklim
tropis dan subtropis. Angka kejadian 100 per
100.000 per tahun. Vektor yang menjadi
sumber penularan dapat berupa hewan
peliharaan seperti kucing, anjing, kelinci,
kambing, sapi, kerbau, dan babi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Agus (2008) di
Kabupaten Demak menunjukkan beberapa
faktor resiko kejadian leptospirosis yaitu
pekerjaan yang melibatkan kontak tubuh
dengan air (OR=17,36; p:0,001), keberadaan
sampah di dalam rumah (OR=7,76; p:0,008),
keberadaan tikus di dalam dan sekitar rumah
(OR=10,34; p:0,004), kebiasaan tidak
memakai alas kaki (OR=24,04; p:0,001),
kebiasaan mandi/ cuci di sungai (OR=12,24;
p:0,001), tidak ada penyuluhan tentang
leptospirosis.
Gejala Klinis:
Menurut berat ringannya, leptospirosis
dibagi menjadi ringan (non ikterik) dan berat
(ikterik). Ikterik merupakan indicator utama
dari leptospirosis berat.

Pada pasien ini, yang menjadi


faktor
resiko
terhadap
peningkatan transmisi dan
terjadinya infeksi. Pasien ini
memiliki
riwayat
kontak
dengan air yang kemungkinan
besar telah terkontaminasi
dengan kuman leptospira itu
sendiri
yaitu
kondisi
lingkungan yang sering terkena
banjir walaupun tidak dalam
masa penghujan oleh karena
drainase pembuangan air yang
tidak baik.

1. Leptospirosis ringan (non-ikterik)


Gejala leptospirosis timbul mendadak
ditandai dengan viral like illness,
yaitudemam, nyerikepala, danmialgia.
Nyerikepalabisaberat,
mirip
yang
terjadipadainfeksi dengue, disertainyeri
retro
orbitaldanfotofobia.
Nyeriototdidugaterjadikarenaadanyakeru
sakanototsehinggakreatininfosfokinase

Os dating dengan keluhan:


- Jaundice
- Pruritus
- Nausea
Riwayat tempat tinggal banyak
tikus dan sering dilanda banjir
(+).
Dari
pemeriksaan
dijumpai:

fisik

Kepala: Mata : sklera ikterus


Thoraks: jaundice (+)
Abdomen :jaundice (+)

33

(CPK)
padasebagianbesarkasusmeningkat,
danpemeriksaan
CPK
inidapatmembantupenegakan diagnosis
klinik
leptospirosis.Dapat
juga
ditemukannyeriperut, diare, anoreksia,
limfadenopati,
splenomegali,
rash
makulopapular, kelainanmata (uveitis,
iridosiklitis), meningitis aseptikdan
conjunctival suffusion.
Pemeriksaanfisik yang khasadalah
conjunctival suffusion dannyeritekan di
daerahbetis. Gambaranklinikterpenting
leptospirosis
non-nikterikadalah
meningitis
aseptik
yang
tidakspesifiksehinggaseringterlewatkand
iagnosisnya.17
2. Leptospirosis berat (ikterik)
Leptospirosis ikterikdisebut juga
dengannamaSindrom
Weil.
Tandakhasdarisindrom
Weil
yaitu
jaundice
atauikterik,
azotemia,
gagalginjal,
sertaperdarahan
yang
timbuldalamwaktu 4-6 harisetelah onset
gejaladandapatmengalamiperburukandal
amminggu
ke-2.
Ikterusumumnyadianggapsebagaiindikat
orutama
leptospirosis
berat.Pada
leptospirosis
ikterik,
demamdapatpersistensehinggafaseimun
menjaditidakjelasataunampak
overlapping denganfaseleptospiremia.17
Diagnosis
Berikutadalahkriteria diagnosis menurut
WHO SEARO 2009 :24
1. Kasus suspect demamakut (38,5C) dan/
ataunyerikepalahebatdengan:
-

Ekstremitas : jaundice
Pemeriksaan darah rutin:
Kesan
leukositosis
3
3
(21.950x10 /mm )
Pemeriksaan urin rutin:
P/R/B/U : ++/-/-/+
Pemeriksaan feses rutin: kesan
normal.
Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, maka pasien
ini dapat didiagnosis sebagai
kasus probable leptospirosis
berat sesuai dengan kriteria
WHO SEARO 2009

Myalgia
Kelemahandan/ atau
Conjunctival suffusion, dan
Riwayatterpajandenganlingkungan
yang terkontaminasileptospira
34

2.

Kasus
probable
(padatingkatpelayanankesehatan primer)
Kasus suspect dengan 2 gejala di bawahini:

- Nyeribetis
- Batukdenganatautanpabatukdarah
- Ikterik
- Manifestasiperdarahan
- Iritasi meningeal
- Anuria/ oliguria dan/ atau proteinuria
- Sesaknapas
- Aritmiajantung
- Rash di kulit
Kasus
probable
(padatingkatpelayanankesehatansekunderda
ntersier)
- Berdasarkanketersediaanfasilitaslaborat
orium, kasus probable leptospirosis
adalahkasus suspect dengan IgM rapid
test positif.
DAN/ ATAU
- Temuanserologik yang mendukung
(contoh
:
titer
MAT
200
padasuatusampel)
DAN/ ATAU
- Ditemukan 3 dari di bawahini:
Temuanpadaurin : proteinuria,
pus, darah
Neutrofiliarelatif
(>80%)
denganlimfopenia
Trombosit< 100.000/mm
Peningkatan bilirubin > 2 mg% ;
peningkatanenzimhepar
yang
meningkatmoderat (serum alkali
fosfatase, serum amilase, CPK)
3. Kasus confirm
Kasus
confirm
pada
leptospirosis
adalahsuatukasus suspect atau probable
dengansalahsatu di bawahini:
- Isolasikumanleptospiradarispesiesklasi
k
- Hasil PCR (+)
35

Serokonversidarinegatifkepositifataupe
ningkatan 4 kali padatiterMAT
Titer
MAT
=
400
ataulebihpadasampeltunggal

Apabilakapasitaslaboratoriumtidakdapat
ditetapkan:

3.

4.

Positifdengan
2
tes
rapid
diagnostikdapatdipertimbangkansebagaikasus
confirm
Penatalaksanaan:

Prinsip tatalaksana dari leptospirosis dibagi


menjadi dua bagian, pertama terapi definitif
berupa antibiotik secepat mungkin dan kedua
berupa terapi suportif dengan observasi ketat

untuk mendeteksi dan mengatasi keadaan


dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal
ginjal . Gangguanfungsiginjalsendiri pada
umumnyaspontanakanmembaik, namun pada
beberapapasienmembutuhkantindakanhemodia
lisa temporer.23
Leptospirosis
Ringan
:
Doksisiklin
100mg/2x ,
7hari
atauAmoksisilin 2g/hari
, 7 hari
Leptospirosis Berat : Penisilin 2 juta unit
IV/6jam,
7
hariatauceftriaxone
1g/hari IV, 7 hari

Aktivitas : Tirah baring


Diet
: Makan biasa
Tindakan suportif : IVFD Nacl
0,9 % 20 gtt/menit (makro)
Medikamentosa:
-Inj. Cefriaxone
1gr/24jam/IV
- inj. Ranitidine 50
mg/12jam/iv
- Inj. Metoclopramide 10
mg/8 jam/iv
- Cetirizin 1 x 1 tab
- Sistenol 3 x 1 tab

Edukasi dan Pencegahan:


.
Pencegahanharusdidasarkanataspengetahuanke
lompok
yang
memilikiresikotinggiuntukterinfeksiolehpenya
kitini, seperti:

Pada pasien ini, edukasi yang


diberikan dilakukan secara
holistik.
Edukasi
tersebut
adalah
mengenai
alasan
bagaimana
pasien
dapat
mengalami keluhan ini, yaitu
cara
transmisi
kuman
Identifikasi dan kontrolsumberinfeksi leptospirosis dan faktor-faktor
(misal: sumur yang terkontaminasi)
resiko
yang
dapat
Kontrolreservoarhewan
liar meningkatkan
kejadian
mungkinsulituntukdilakukantetapiusah leptospirosis. Pada pasien,
ainidapatmenjadisangatefektif
pada berdasarkan
riwayat
36

kelompokhewan yang keciljumlahnya


(kawanananjing/ ternak)
Pemutusantransmisi,
sehinggamencegahinfeksi dan penyakit
pada hospesmanusia:
o Menggunakanpakaian
dan
peralatan yang protektif
o Disinfeksipermukaan
yang
terkontaminasiseperti meja dan
lantaipemotongan
o Daerah denganpaparanresiko
yang tinggi (warning signs)
Pencegahaninfeksiataupenyakitpadaho
spesmanusia:
Antibiotikprofilaksispada orang- orang yang
terpapar
di
daerahpaparan
yang
tinggimungkinefektifuntukdilakukan
(doksisiklin 200 mg/ minggu)

lingkungan sosial pasien, telah


dijelaskan bahwa banjir yang
sering terjadi pada pasien dapat
menyebabkan resiko penularan
leptospirosis. Selain itu, pada
pasien juga telah dijelaskan
hal-hal apa saja yang dapat
dilakukan untuk mencegah
penularannya yaitu dengan
berusaha agar tidak kontak
dengan
air
yang
terkontaminasi, pengguanaan
sepatu karet boot, mencegah
agar tidak ada bagian kulit
tubuh yang luka yang kontak
dengan air yang tercemar,
sesegera
mungkin
untuk
mencuci bagian tubuh yang
kontak dengan air yang
terkontaminasi.

37

BAB V
KESIMPULAN

TS, laki-lakiusia40 tahun,menderitaWeils disease.


Pasieninidiberikanterapi
-

Tirah baring
Diet MB-TKTP
IVFD RL 20gtt/i (makro)

Inj.Ceftriaxone 1 gr/24 jam/IV


Inj.Ranitidine 50 mg/24 jam/IV
Inj.Metaclopromide 10 mg/8 jam/IV
Paracetamol 3x500mg tab

Cetirizine 3x1tab

38

Anda mungkin juga menyukai