Anda di halaman 1dari 6

2.

OBAT ANTI DEPRESI


Obat anti depresi dapat diglongkan menjadi Tricyclic Compound,
Tetrecyclic Compound, Mono-Amine-Oxydase Inhbitor Reversible, Selective
Serotnin Re-uptake Inhibitrs (SSRI), dan Atypical Antidepressant
A. Obat Antidepresi Tricyclic
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat ambilan kembali
neurotransmitter di otak. Dari beraneka jenis antidepresi trisiklik terdapat
perbedaan potensi dan selektivitas hambatan ambilan kembali
neurotransmiter di otak. Ada yang sensitif terhadap noreepineprin, ada
yang sensitif terhadap serotonin, dan ada yang sensitif terhadap dopamin.
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat dari golongan
antara lain hiptensi, infark jantung, retensi urin, penglihatan kabur, mulut
kering, obstipasi, bahkan dapat terjadi mania, euforia, dan insomnia.
Dalam dosis toksik, imipiramin dapat menimbulkan aritmia dan takikardia.
Beberapa contoh obat antidepresi yang termasuk dalam Tricyclic
compound adalah
A.1 Amitriptyline
Mekanisme : amitriptyline bekerja menghambat ambilan kembali
eurotransmiter dan khususnya pada serotonin dan norepineprine. Obat ini
dimetabolisme di hati oleh enzim CYP2C19 dan CYP3A4 menjadi
nrtiptyline, kadar puncak diserumdicapai pada 4 jam setelah dikonsumsi,
dan dieliminasi dari tubuh 9 27 jam melalui urine (18%) dan melalui
feces.
Dosis : Amitriptyline tersedia dalam bentuk tablet dengan sediaan
10 mg, 25 mg, 50 mg, 75 mg, 100 mg, dan 150 mg. Obat ini diindikasikan
bagi pasien dengan depresi, dimana diberikan dosis sebesar 25 50 mg
per oral sebelum tidur, kemudian dinaikkan 25 mg setiap 5 7 hari hingga
mencapai 100 200 mg/hari. Obat dapat diberikan sebagai dosis terbagi
sepanjang hari, ataupun sebagai dosis tunggal pada malam hari sebelum
tidur.
Indikasi : Obat ini juga dapat diberikan kepada orang yang
menderita kelainan makan, dimana diberikan 150 mg/hari secara oral
selama 8 minggu.
Efek samping : efek samping yang dapat terjadi diantaranya
anorexia, agitasi, aritmia, pandangan kabur, konstipasi, ansietas, coma
dan agranulositosis. Selain itu terdapat laporan yang juga menyatakan
terjadinya supresi sum sum tulang, dan dapat menyebabkan hipotensi
ortostatik. Untuk pasien yang juga menderita penyakit kardiovaskular,
diabetes, mania, gangguan hati dan ginjal, serta pasien dengan gangguan
kejang.
A.2 Imipramin
Mekanisme : merupakan penghambat reuptake dari
neurotransmitter, terutama serotonin dan norepineprine. Obat ini bekerja

di neural membran dan menghambat reuptake. Bioavalabilitasnya dapat


diatakan baik, karena diabsorpsi secara sempurna oleh tubuh, namun
onsetnya baru terjadi setelah 2 minggu. Obat ini dimetabolisme dihati
dengan hasil akhir desipramine, dan dieliminasi dalam 6 -18 jam melalui
urin.
Dosis : imipramin tersedia dalam bentuk tablet 10 mg, 25 mg, dan
50 mg. Untuk pasien depresi, diberikan 75 mg/hari per oral, dean dapat
dinaikkan hingga 150 mg/hari, namun tidak boleh melebihi 200 mg/hari.
Efek andepressan baru dapat dirasakan pasien 2 minggu setelah
pemberian.
Indikasi : dapat diberikan pada pasien depresi, juga pada pasien
dengan nyeri kronik.
Efek Samping : kelelahan, letargi, sedai, konstipasi, mulut kering,
pandangan kabur, agitasi, ansietas, insomnia, pusing. Juga dapat
menyebabkan kejang dan agranulositosis sehingga pasien harus
diperhatikan. Selain itu, penggunaan obat ini juga dapat menaikkan
pikiran untuk bunuh diri, terutama untuk pasien <24 tahun, dan pasien
usia lanjut. Pada pasien yang mempunyai riwayat hipersensitivitas
terhadap obat ini, maka dianjurkan diganti dengan obat lain
A.3 Clomipramine
Mekanisme : bekerja menghambat uptake dari serotonin dan
norepineprine. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 2 6 jam,
dengan bioavailabilitasnya 50%.dimetablisme di hati, dan diekskresi
melalu urine (60%) dan feces (32%).
Dosis : tersedia dalam bentuk kapsul 25 mg, 50 mg, dan 75 mg.
Dosis yang biasa diberikan adalah 75 150 mg/hari.
Indikasi : pada pasien dengan gejala depresi, dapat juga diberikan
bagi pasien dengan gejala obsesi kompulsi.
Efek samping : xerostomia (84%), nyeri kepala (50-55%),
konstipasi (47%), impotensi (20-25%), kenaikkan berat badan (18%),
selain itu efek samping yang sering terjadi adalah mania, somnolent,
tremr, dispepsia, retensi urin, penglihatan kabur. Sama seperti bat
antidepresan lain, obat ini juga meningkatkan pemikiran bunuh diri
terutama pada dewasa muda. Delain itu harus dikontraindikasikan bagi
pasien dengan riwayat hipersensitivitas, penyakit kardivaskuler yang
parah, obat atau pun kondisi yang memperpanjang gelombang QT.
B. Obat Antidepresi Tetracyclic
B.1 Maprotilin
Mekanisme : obat ini bekerja dengan cara blocking reuptake dari
norepineprine di presynaptic neuronal membrane. Mencapai kada puncak
di plasma dalam 12 jam dan dimetabolisme di hati. Eliminasinya melalui
urin (70%) dan feces (30%).
Dosis : maprotilin tersedia dalam sediaan tablet 25 mg, 50 mg, dan
75 mg. Untuk pasien dengan mild hingga moderete depressin diberikan
75 mg/hari per oral selama 2 minggu, kemudian naikkan 25 mg hingga

mencapai dsis efektif, namun tidak boleh melebihi 150 mg/hari.


Sedangkan untuk pasien dengan severe depressin, diberikan 100 150
mg/hari selama 2 minggu, kemudian naikkan dengan hati hati hingga
mencapai dosis efektif namun tidak melebihi 225mg/hari.
Indikasi : digunakan untuk penderita depresi, serta dapat juga
untuk penderita ansietas yang diikuti dengan depresi.
Efek samping : efek samping yang sering muncul antara lain
adalah sedasi, letargi, konstipasi,mulut kering, dan pandangan kabur.
Sedangkan yang jarang muncul adalah seperti agitasi, ansietas, nyeri
kepala, insomnia, pusing hingga muntah dan berkeringat. Seperti obat
antidepresi lainnya, obat ini juga dapat menyebabkan adanya pemikiran
untuk bunuh diri terutama apda pasien dibawah 24 tahun, sehingga tidak
dianjurkan untuk pasien pediatric. Pasien dengan riwayat hipersensitivitas
serta penyakit kardiovaskular juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi
obat ini.
B.2 Amoxapine
Mekanisme : bekerja menghambat reuptake dari neurotransmitter
terutama norepineprine dan serotonin, serta memiliki efek antiklinergik.
Kadar puncak di plasma dicapai dalam waktu 90 menit, dan diekskresi
melallu urin (60%) dan feces (40%).
Dosis : amoxapine tersedia dalam bentuk tablet 25 mg, 50 mg, 100
mg, dan 150 mg. Pada pasien depresi diberikan dosis awal yang rendah,
aitu 25 mg tiap 8 12 jam, kemudian dinaikkan tiap 5 7 hari hingga
mencapai 200 300 mg/hari yang diminum sebelum tidur. Bila dsis
mencapai 300 mg/hari, maka dibagi tiap 12 jam.
Indikasi : untuk pasien yang menunjukkan gejala depresi.
Efek samping : konstipasi,mulut kering, dan sedasi hanya memiliki
tingkatinsidensi 12 14%, sedangkan ataxia, ansietas, pandangan kabur,
edema, dan nyeri kepala hanya dibawah 10%. Seperti obat antidepresi
lainnya, obat ini juga dapat menyebabkan adanya pemikiran untuk bunuh
diri terutama apda pasien dibawah 24 tahun, sehingga tidak dianjurkan
untuk pasien pediatric. Pasien dengan riwayat hipersensitivitas serta
penyakit kardiovaskular juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat
ini.
C. MONO-AMINE-OXYDASE INHIBITOR REVERSIBLE
C.1 Moclobemide
Mekanisme : bekerja dengan menghambat monoamine oxidase di
sistem saraf pusat, dan mencegah pembentukan dari nuerotransmitter
monoamine oxidase seperti serotonin, meltonin, epineprine, dan
norepineprine.
Dosis : dosis awal yang diberikan adalah 150 mg tiap 12 jam,
kemudian dinaikkan hingga mencapai dosis efektif. Tidak dianjurkan untuk
lebih dari 600 mg/hari.
Indikasi : diberikan pada pasien dengan gejala depresi

Efek samping : dapat menyebabkan takikardia, aritmia, ansietas,


pusing, dan penglihatan kabur. Tidak boleh mengknsumsi alkohl dalam
jumlah yang banyak saat mengkonsumsi obat ini, dan tidak boleh
dihentikan secara tiba tiba.
D. SELECTIVE SEROTNIN RE-UPTAKE INHIBITOR (SSRI)
Mekanisme : secara spesifik menghambat ambilan serotonin,
dimana merupakan inhibitor spesifik P450 isoenzim dan memiliki masa
kerja yang panjang yaitu 15 24 jam.
Indikasi : diberikan pada pasien dengan gejala depresi
Efek samping : efek samping yang sering adalh mual, penurunan
libid danpenurunan fungsi seksual lainnya. Tidak bleh
dikombinasikandengan MA inhibtor, karena dapat menyebabkan
peningkatan efek serotonin secara berlebihan yang disebut sebagai
sindrom serotonin dengan gejala hipertermia, kaku otot, kejang, kolaps
kardiovaskular, gangguan perilaku serta gangguan tanda vital.
Beberapa conth dari obat golongan SSRI ini adalah :
D.1 Fluoksetin
Merupakan obat golongan SSRI yang paling luas digunakan
Dosis : dosis awal dewasa diberikan 20 mg/hari setiap pagi, danbila
tidak didapatkan efek terapis setelah beberapa minggu, maka dosis dapat
ditingkatkan 20 30 mg/hari, namun tidak melewati 80 mg/hari.
D.2 Sertraline
Merupakan obat yang mirip dengan fluoxetine, namun bersifat lebih
spesifik terhadap SERT (transporter serotonin) dan kurang selektif
terhadap DAT (dopamin transporter)
Dosis : dosis awal yang diberikan adalah 50 mg/hari, dapat
dinaikkan 25 mg dalam interval 1 minggu, namun tidak boleh melebihi
200 mg/hari
D.3 Flufoksamin
Memiliki efek sedasi dan efek antimuskarinik lebih rendah dari
fluoksetin.
Dosis : untuk tablet biasa, diberikan 50 mg sebelum tidur,
kemudian dapat dinaikkan 50 mg/hari tiap 4 7 hari,hingga mencapai 100
300 mg/hari. Untuk sustain release, diberikan 100 mg/ hari secara per
oral.
E. ATYPICAL ANTIDEPRESSANT
E.1 Venlafaxine
Mekanisme : bekerja sebagai antdepresi dengan menghambat
ambilan kembali serotnin dan norepineprine, mencapai kadar puncak
pada plasma dalam 2 3 jam, dimetabolisme di hati dan diekskresi lewat
melalui urin (87%).
Dosis : dosis untuk tablet biasa, diberikan 75 mg/hari dibagi dalam
8 12 jam, dapat dinaikkan kurang dari 75 mg/hari dengan interval tidak
boleh kurang dari 4 hari, hingga mencapai dosis maksimum 225 mg/hari.

Untuk sediaan sustain release, diberikan 37,5- 75 mg/hari, dan dinaikkan


75mg/hari tiap 4 7 hari. Tidak bleh lebih dari 225 mg/hari.
Indikasi : diberikan kepada penderita gejala de[resi, depresi yang
berhubungan dengan ansietas dan gangguan ansietas sosial.
Efek samping : nyeri kepala, pusing, insomnia, somnolent, mulut
kering, anorexia dan penurunan berat badan. Dapat juga terjadi hipertensi
dan impotensi.
E.2 Trazodone
Mekanisme : menghambat ambilan serotonin di saraf, namun tidak
mempengaruhi ambilan norepineprin dan dopamin. Dimetabolisme di hati
dan dieksresi melalui urin (75%) dan feces (25%).
Dosis : dosis awal diberikan 150 mg/hari per oral, dengan dosis
terbagi tiap 8 12 jam, kemudian dapat dinaikkan 50 mg/hari tiap 3 7
hari, namun tidak melebihi 400 mg/hari.
Indikasi : karena efek sedasinya, maka bagus digunakan untuk
pasien depresi disertai ansietas.
Efek samping : efek samping yang utama terjadi adalah kantuk.
Efek samping lainnya adalah mual dan muntah, mulut kering,konstipasi,
dan retensi urin. Dapat juga menyebabkan hipotensi ortostatik walaupun
jarang.
F. INTERAKSI OBAT
Trisiklik + Haloperidol/Phenothiazine
Mengurangi kecepatan ekskresi daritrisiklik (kadar dalam plasma
meningkat). Terjadi potensiasi efek antikolinergik (disuria,
gangguan absorpsi).
SSRI/TCA + MAOI
Serotnin malignant syndrome, dengan gejala gastrointestinal
(mual, muntah, diare), agitasi (mudah marah, panas), gelisah,
gerkan kedut otot, dan lain lain.
MAOI + sympathomimetic drug (l dopa, derivat amfetamin,
phenylprpanlamine)
Efek potensiasi yang dapat menjurus ke krisis hipertensi (acute
paroxysmal hypertension) dimana ada resiko terjadinya serangan
stroke.
MAOI + senyawa mengandung Tyramine (keju, anggur, dll)
Dapat terjadi krisi hipertensi dengan resiko stroke pada usia lanjut
Obat antidepresi + CNS depressants )mrphine, benzdiazepine,
alcohol, dll)
Potensiasi efek sedasi dan penekanan terhadap pusat napas,
resiko terjadinya respiratory failure.

Anda mungkin juga menyukai