Obat anti depresi dapat diglongkan menjadi Tricyclic Compound, Tetrecyclic Compound, Mono-Amine-Oxydase Inhbitor Reversible, Selective Serotnin Re-uptake Inhibitrs (SSRI), dan Atypical Antidepressant A. Obat Antidepresi Tricyclic Golongan obat ini bekerja dengan menghambat ambilan kembali neurotransmitter di otak. Dari beraneka jenis antidepresi trisiklik terdapat perbedaan potensi dan selektivitas hambatan ambilan kembali neurotransmiter di otak. Ada yang sensitif terhadap noreepineprin, ada yang sensitif terhadap serotonin, dan ada yang sensitif terhadap dopamin. Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat dari golongan antara lain hiptensi, infark jantung, retensi urin, penglihatan kabur, mulut kering, obstipasi, bahkan dapat terjadi mania, euforia, dan insomnia. Dalam dosis toksik, imipiramin dapat menimbulkan aritmia dan takikardia. Beberapa contoh obat antidepresi yang termasuk dalam Tricyclic compound adalah A.1 Amitriptyline Mekanisme : amitriptyline bekerja menghambat ambilan kembali eurotransmiter dan khususnya pada serotonin dan norepineprine. Obat ini dimetabolisme di hati oleh enzim CYP2C19 dan CYP3A4 menjadi nrtiptyline, kadar puncak diserumdicapai pada 4 jam setelah dikonsumsi, dan dieliminasi dari tubuh 9 27 jam melalui urine (18%) dan melalui feces. Dosis : Amitriptyline tersedia dalam bentuk tablet dengan sediaan 10 mg, 25 mg, 50 mg, 75 mg, 100 mg, dan 150 mg. Obat ini diindikasikan bagi pasien dengan depresi, dimana diberikan dosis sebesar 25 50 mg per oral sebelum tidur, kemudian dinaikkan 25 mg setiap 5 7 hari hingga mencapai 100 200 mg/hari. Obat dapat diberikan sebagai dosis terbagi sepanjang hari, ataupun sebagai dosis tunggal pada malam hari sebelum tidur. Indikasi : Obat ini juga dapat diberikan kepada orang yang menderita kelainan makan, dimana diberikan 150 mg/hari secara oral selama 8 minggu. Efek samping : efek samping yang dapat terjadi diantaranya anorexia, agitasi, aritmia, pandangan kabur, konstipasi, ansietas, coma dan agranulositosis. Selain itu terdapat laporan yang juga menyatakan terjadinya supresi sum sum tulang, dan dapat menyebabkan hipotensi ortostatik. Untuk pasien yang juga menderita penyakit kardiovaskular, diabetes, mania, gangguan hati dan ginjal, serta pasien dengan gangguan kejang. A.2 Imipramin Mekanisme : merupakan penghambat reuptake dari neurotransmitter, terutama serotonin dan norepineprine. Obat ini bekerja
di neural membran dan menghambat reuptake. Bioavalabilitasnya dapat
diatakan baik, karena diabsorpsi secara sempurna oleh tubuh, namun onsetnya baru terjadi setelah 2 minggu. Obat ini dimetabolisme dihati dengan hasil akhir desipramine, dan dieliminasi dalam 6 -18 jam melalui urin. Dosis : imipramin tersedia dalam bentuk tablet 10 mg, 25 mg, dan 50 mg. Untuk pasien depresi, diberikan 75 mg/hari per oral, dean dapat dinaikkan hingga 150 mg/hari, namun tidak boleh melebihi 200 mg/hari. Efek andepressan baru dapat dirasakan pasien 2 minggu setelah pemberian. Indikasi : dapat diberikan pada pasien depresi, juga pada pasien dengan nyeri kronik. Efek Samping : kelelahan, letargi, sedai, konstipasi, mulut kering, pandangan kabur, agitasi, ansietas, insomnia, pusing. Juga dapat menyebabkan kejang dan agranulositosis sehingga pasien harus diperhatikan. Selain itu, penggunaan obat ini juga dapat menaikkan pikiran untuk bunuh diri, terutama untuk pasien <24 tahun, dan pasien usia lanjut. Pada pasien yang mempunyai riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini, maka dianjurkan diganti dengan obat lain A.3 Clomipramine Mekanisme : bekerja menghambat uptake dari serotonin dan norepineprine. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 2 6 jam, dengan bioavailabilitasnya 50%.dimetablisme di hati, dan diekskresi melalu urine (60%) dan feces (32%). Dosis : tersedia dalam bentuk kapsul 25 mg, 50 mg, dan 75 mg. Dosis yang biasa diberikan adalah 75 150 mg/hari. Indikasi : pada pasien dengan gejala depresi, dapat juga diberikan bagi pasien dengan gejala obsesi kompulsi. Efek samping : xerostomia (84%), nyeri kepala (50-55%), konstipasi (47%), impotensi (20-25%), kenaikkan berat badan (18%), selain itu efek samping yang sering terjadi adalah mania, somnolent, tremr, dispepsia, retensi urin, penglihatan kabur. Sama seperti bat antidepresan lain, obat ini juga meningkatkan pemikiran bunuh diri terutama pada dewasa muda. Delain itu harus dikontraindikasikan bagi pasien dengan riwayat hipersensitivitas, penyakit kardivaskuler yang parah, obat atau pun kondisi yang memperpanjang gelombang QT. B. Obat Antidepresi Tetracyclic B.1 Maprotilin Mekanisme : obat ini bekerja dengan cara blocking reuptake dari norepineprine di presynaptic neuronal membrane. Mencapai kada puncak di plasma dalam 12 jam dan dimetabolisme di hati. Eliminasinya melalui urin (70%) dan feces (30%). Dosis : maprotilin tersedia dalam sediaan tablet 25 mg, 50 mg, dan 75 mg. Untuk pasien dengan mild hingga moderete depressin diberikan 75 mg/hari per oral selama 2 minggu, kemudian naikkan 25 mg hingga
mencapai dsis efektif, namun tidak boleh melebihi 150 mg/hari.
Sedangkan untuk pasien dengan severe depressin, diberikan 100 150 mg/hari selama 2 minggu, kemudian naikkan dengan hati hati hingga mencapai dosis efektif namun tidak melebihi 225mg/hari. Indikasi : digunakan untuk penderita depresi, serta dapat juga untuk penderita ansietas yang diikuti dengan depresi. Efek samping : efek samping yang sering muncul antara lain adalah sedasi, letargi, konstipasi,mulut kering, dan pandangan kabur. Sedangkan yang jarang muncul adalah seperti agitasi, ansietas, nyeri kepala, insomnia, pusing hingga muntah dan berkeringat. Seperti obat antidepresi lainnya, obat ini juga dapat menyebabkan adanya pemikiran untuk bunuh diri terutama apda pasien dibawah 24 tahun, sehingga tidak dianjurkan untuk pasien pediatric. Pasien dengan riwayat hipersensitivitas serta penyakit kardiovaskular juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat ini. B.2 Amoxapine Mekanisme : bekerja menghambat reuptake dari neurotransmitter terutama norepineprine dan serotonin, serta memiliki efek antiklinergik. Kadar puncak di plasma dicapai dalam waktu 90 menit, dan diekskresi melallu urin (60%) dan feces (40%). Dosis : amoxapine tersedia dalam bentuk tablet 25 mg, 50 mg, 100 mg, dan 150 mg. Pada pasien depresi diberikan dosis awal yang rendah, aitu 25 mg tiap 8 12 jam, kemudian dinaikkan tiap 5 7 hari hingga mencapai 200 300 mg/hari yang diminum sebelum tidur. Bila dsis mencapai 300 mg/hari, maka dibagi tiap 12 jam. Indikasi : untuk pasien yang menunjukkan gejala depresi. Efek samping : konstipasi,mulut kering, dan sedasi hanya memiliki tingkatinsidensi 12 14%, sedangkan ataxia, ansietas, pandangan kabur, edema, dan nyeri kepala hanya dibawah 10%. Seperti obat antidepresi lainnya, obat ini juga dapat menyebabkan adanya pemikiran untuk bunuh diri terutama apda pasien dibawah 24 tahun, sehingga tidak dianjurkan untuk pasien pediatric. Pasien dengan riwayat hipersensitivitas serta penyakit kardiovaskular juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat ini. C. MONO-AMINE-OXYDASE INHIBITOR REVERSIBLE C.1 Moclobemide Mekanisme : bekerja dengan menghambat monoamine oxidase di sistem saraf pusat, dan mencegah pembentukan dari nuerotransmitter monoamine oxidase seperti serotonin, meltonin, epineprine, dan norepineprine. Dosis : dosis awal yang diberikan adalah 150 mg tiap 12 jam, kemudian dinaikkan hingga mencapai dosis efektif. Tidak dianjurkan untuk lebih dari 600 mg/hari. Indikasi : diberikan pada pasien dengan gejala depresi
Efek samping : dapat menyebabkan takikardia, aritmia, ansietas,
pusing, dan penglihatan kabur. Tidak boleh mengknsumsi alkohl dalam jumlah yang banyak saat mengkonsumsi obat ini, dan tidak boleh dihentikan secara tiba tiba. D. SELECTIVE SEROTNIN RE-UPTAKE INHIBITOR (SSRI) Mekanisme : secara spesifik menghambat ambilan serotonin, dimana merupakan inhibitor spesifik P450 isoenzim dan memiliki masa kerja yang panjang yaitu 15 24 jam. Indikasi : diberikan pada pasien dengan gejala depresi Efek samping : efek samping yang sering adalh mual, penurunan libid danpenurunan fungsi seksual lainnya. Tidak bleh dikombinasikandengan MA inhibtor, karena dapat menyebabkan peningkatan efek serotonin secara berlebihan yang disebut sebagai sindrom serotonin dengan gejala hipertermia, kaku otot, kejang, kolaps kardiovaskular, gangguan perilaku serta gangguan tanda vital. Beberapa conth dari obat golongan SSRI ini adalah : D.1 Fluoksetin Merupakan obat golongan SSRI yang paling luas digunakan Dosis : dosis awal dewasa diberikan 20 mg/hari setiap pagi, danbila tidak didapatkan efek terapis setelah beberapa minggu, maka dosis dapat ditingkatkan 20 30 mg/hari, namun tidak melewati 80 mg/hari. D.2 Sertraline Merupakan obat yang mirip dengan fluoxetine, namun bersifat lebih spesifik terhadap SERT (transporter serotonin) dan kurang selektif terhadap DAT (dopamin transporter) Dosis : dosis awal yang diberikan adalah 50 mg/hari, dapat dinaikkan 25 mg dalam interval 1 minggu, namun tidak boleh melebihi 200 mg/hari D.3 Flufoksamin Memiliki efek sedasi dan efek antimuskarinik lebih rendah dari fluoksetin. Dosis : untuk tablet biasa, diberikan 50 mg sebelum tidur, kemudian dapat dinaikkan 50 mg/hari tiap 4 7 hari,hingga mencapai 100 300 mg/hari. Untuk sustain release, diberikan 100 mg/ hari secara per oral. E. ATYPICAL ANTIDEPRESSANT E.1 Venlafaxine Mekanisme : bekerja sebagai antdepresi dengan menghambat ambilan kembali serotnin dan norepineprine, mencapai kadar puncak pada plasma dalam 2 3 jam, dimetabolisme di hati dan diekskresi lewat melalui urin (87%). Dosis : dosis untuk tablet biasa, diberikan 75 mg/hari dibagi dalam 8 12 jam, dapat dinaikkan kurang dari 75 mg/hari dengan interval tidak boleh kurang dari 4 hari, hingga mencapai dosis maksimum 225 mg/hari.
Untuk sediaan sustain release, diberikan 37,5- 75 mg/hari, dan dinaikkan
75mg/hari tiap 4 7 hari. Tidak bleh lebih dari 225 mg/hari. Indikasi : diberikan kepada penderita gejala de[resi, depresi yang berhubungan dengan ansietas dan gangguan ansietas sosial. Efek samping : nyeri kepala, pusing, insomnia, somnolent, mulut kering, anorexia dan penurunan berat badan. Dapat juga terjadi hipertensi dan impotensi. E.2 Trazodone Mekanisme : menghambat ambilan serotonin di saraf, namun tidak mempengaruhi ambilan norepineprin dan dopamin. Dimetabolisme di hati dan dieksresi melalui urin (75%) dan feces (25%). Dosis : dosis awal diberikan 150 mg/hari per oral, dengan dosis terbagi tiap 8 12 jam, kemudian dapat dinaikkan 50 mg/hari tiap 3 7 hari, namun tidak melebihi 400 mg/hari. Indikasi : karena efek sedasinya, maka bagus digunakan untuk pasien depresi disertai ansietas. Efek samping : efek samping yang utama terjadi adalah kantuk. Efek samping lainnya adalah mual dan muntah, mulut kering,konstipasi, dan retensi urin. Dapat juga menyebabkan hipotensi ortostatik walaupun jarang. F. INTERAKSI OBAT Trisiklik + Haloperidol/Phenothiazine Mengurangi kecepatan ekskresi daritrisiklik (kadar dalam plasma meningkat). Terjadi potensiasi efek antikolinergik (disuria, gangguan absorpsi). SSRI/TCA + MAOI Serotnin malignant syndrome, dengan gejala gastrointestinal (mual, muntah, diare), agitasi (mudah marah, panas), gelisah, gerkan kedut otot, dan lain lain. MAOI + sympathomimetic drug (l dopa, derivat amfetamin, phenylprpanlamine) Efek potensiasi yang dapat menjurus ke krisis hipertensi (acute paroxysmal hypertension) dimana ada resiko terjadinya serangan stroke. MAOI + senyawa mengandung Tyramine (keju, anggur, dll) Dapat terjadi krisi hipertensi dengan resiko stroke pada usia lanjut Obat antidepresi + CNS depressants )mrphine, benzdiazepine, alcohol, dll) Potensiasi efek sedasi dan penekanan terhadap pusat napas, resiko terjadinya respiratory failure.