Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Rifki El Muammary
Pembimbing :
Dr. Alfindra Tamin, Sp.S
BAB I
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. Y
Umur
: 50 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Status
: Menikah
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
Alamat
: Bukit Baling
Tanggal masuk
: 11 November 2015
No RM
II. SUBYEKTIF
Autoanamnesis tanggal 12 November 2015
Keluhan Utama
Kepala pusing berputar
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan kepala terasa pusing
berputar sejak 3 hari SMRS. Pusing dirasakan selama kurang lebih 5
menit. Pusing yang dirasakan timbul secara tiba-tiba dan dirasakan hilang
timbul. Pasien merasa dirinya berputar, terutama jika pasien membuka
mata dan mengubah posisi kepala, dari posisi tidur ke posisi duduk atau
tegak/berdiri.
Tidak dirasakan rasa penuh dan suara berdenging pada kedua
telinga. Penurunan pendengaran tidak dirasakan selama serangan.
Sebelumnya pasien tidak pernah merasakan pusing yang sehebat ini.
Keluhan juga disertai dengan mual dan muntah selama kepala terasa
pusing. Pasien akan merasakan pusing jika berubah posisi ke arah kanan
ataupun kiri. Pasien lebih nyaman jika memejamkan matanya. Tidak ada
gangguan penglihatan selama keluhan ini dirasakan. Tidak ada riwayat
trauma/terjatuh dan demam sebelumnya. Tidak ada riwayat kejang dan
penurunan kesadaran. Di keluarga pasien tidak ada yang merasakan
keluhan yang seperti dirasakan pasien saat ini. Keluhan seperti ini baru
dirasakan pertama kali.
Riwayat Penyakit Dahulu
: Composmentis
GCS
: 15 (E4.M6.V5)
Tekanan darah
: 150/90 mmHg
Nadi
: 84 x/ menit
Respirasi
: 20 x/ menit
Suhu
: 36,7 oC
Kepala
Leher
Status Interna
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: ICS 2 parasternal
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
: Permukaan cembung
1.
Perkusi
Palpasi
Status Psikis
Cara berfikir
: baik
Perasaan hati
: baik
Tingkah laku
: baik
Ingatan
Kecerdasan
2.
: baik
: baik
Status Neurologis
A. Kepala
Bentuk
: normocephalus
Nyeri tekan
: tidak ada
Simetris
: (+)
Pulsasi
: (-)
B. Leher
Sikap
Pergerakan
Kaku kuduk
: (-)
C. Nervus kranialis
N. I (olfaktorius)
Subyektif
: tidak dilakukan
Dengan bahan
: tidak dilakukan
N. II (optikus)
Tajam penglihatan
: baik
Lapang peglihatan
: baik
: tidak dilakukan
N. III (oculomotor)
Sela mata
Pergerakan bulbus
Strabismus
: (-)
Nistagmus
: (+/+) horizontal
Eksopftalmus
: (-)
Pupil
Besar
: 3 mm
Bentuk
Refleks cahaya
: (+/+)
Refleks konsensual
: (+/+)
Refleks konvergensi
: tidak dilakukan
Melihat kembar
: tidak dilakukan
N. IV (trochlearis)
Pergerakan mata (bawah-dalam) : tidak dapat dinilai
Sikap bulbus
: simetris
Melihat kembar
: tidak ada
N. V (trigeminus)
Membuka mulut
: baik
Menguyah
: baik
Mengigit
: baik
Reflek kornea
: tidak dilakukan
Sensibilitas muka
: tidak dilakukan
N.VI (abducens)
Pergerakan mata (ke lateral)
: baik
Sikap bulbus
: simetris
Melihat kembar
: tidak ada
N.VII (fascialis)
Mengerutkan dahi
: baik
Menutup mata
: baik
Memperlihatkan gigi
: baik
Bersiul
: tidak dilakukan
Perasaan lidah
2/3 bagian depan lidah
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
Suara berbisik
: baik
Tes Weber
: tidak dilakukan
Tes Rinne
: tidak dilakukan
Tes Swabach
: tidak dilakukan
N.IX (glosofaringeus)
Perasaan lidah
(1/3 bagian belakang)
: tidak dilakukan
Sensibilitas faring
: tidak dilakukan
N.X (vagus)
Arkus faring
Uvula
: tidak dilakukan
Berbicara
: baik
Menelan
: baik
N.XI (asesorius)
Menengok
: baik
Mengangkat bahu
: baik
N.XII (hipoglosus)
Pergerakan lidah
: baik
Lidah deviasi
: tidak ada
Artikulasi
: baik
D. Fungsi luhur
Baik
2.
Badan
Respirasi
: torako abdominal
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: 5/5
Pergerakan
: +/+
Kekuatan
: 5/5
Tonus
: baik
Atropi
: (-)
Refleks
3.
Biceps
: +/+
Trisep
: +/+
Brakio Radialis
: +/+
Radius
: +/+
Hoffman/trommer
: tidak dilakukan
Sensibilitas
: baik
Taktil
: baik
Nyeri
: baik
Suhu
: 36,7
Diskriminasi 2 titik
: tidak dilakukan
Lokalis
: tidak dilakukan
Getar
: tidak dilakukan
: +/+
Pergerakan
: +/+
Kekuatan
: 5/5
Tonus
: baik
Atropi
: (-)
Sensibilitas
Taktil
: baik
Nyeri
: baik
Suhu
: baik
Diskriminasi 2 titik
: tidak dilakukan
Lokalis
: tidak dilakukan
Getar
: tidak dilakukan
Refleks fisiologis
Patella
: +/+
Achilles
: +/+
Refleks patologis
Babinsky
: (-/-)
Chaddock
: (-/-)
Openhaeim
: (-/-)
Gordon
: (-/-)
Schaefer
: (-/-)
Mendel Bechtrew
: tidak dilakukan
Rosolimo
: tidak dilakukan
Klonus paha
: (-/-)
Klonus kaki
: (-/-)
Test Laseque
: (-)
: (-)
Test kernig
: (-)
Meningial Sign
Patrick
: tidak dilakukan
Kontra patrick
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
Test Romberg
: tidak dilakukan
Disdiadokokinesis
: baik
: baik
: baik
Ataksia
: tidak dilakukan
Rebound phenomen
: tidak dilakukan
: (-)
Athetosis
: (-)
Mioklonik
: (-)
Khorea
: (-)
H. Fungsi vegetatif
Miksi
: lancar
Defekasi
: lancar
IV. Ringkasan
Subyektif
-
Obyektif
Status Presens
Kesadaran
: Composmentis
GCS
: 15 (E4.M6.V5)
Tekanan darah
: 150/90 mmHg
Nadi
: 84 x/ menit
Respirasi
: 20 x/ menit
Suhu
: 36,7 oC
Jantung
Status Psikis
Tidak dapat dinilai
Status Neurologis
Rangsang Meningeal
Saraf Otak
Motorik
Sensorik
Fungsi Luhur
: baik
Fungsi vegetatif
Refleks fisiologis
: (+ / + )
Refleks patologis
Diagnosis etiologi
: Idiopatik
VII.Rencana edukasi
VIII. Prognosis
Ad vitam
: ad bonam
Ad fungsionam
: ad bonam
Ad sanationam
: ad bonam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. LABORATORIUM
Hematologi
Haemoglobin
: 14.1 gr/dl
Hematokrit
: 36%
Leukosit
: 9.800 mm3
Trombosit
: 288.000 /mm3
Eritrosit
: 4.50 juta/mm3
Kimia Klinik
SGOT
: 16 U/L
SGPT
: 15 U/L
Kolestrol Total
: 209 mg/dL
Kolestrol HDL
: 71 mg/dL
Kolestrol LDL
: 123 mg/dL
Trigliserida
: 73 mg/dL
Ureum
: 31 mg/dL
Kreatinin
: 0.8 mg/dL
: 90 mg/dL
RINGKASAN
Pasien perempuan berumur 50 tahun, mengeluh pusing berputar sejak 3
hari SMRS. Keluhan dirasakan selama kurang lebih 5 menit dan hilang timbul.
Keluhan disertai dengan mual dan muntah ketika pasien merasa pusing. Pasien
akan merasa pusing ketika pasien duduk dan merubah posisi tidurnya.
Pada hasil pemeriksaan didapatkan sebagai berikut :
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan Umum
Vital sign
: TD : 150/90 mmHg
N : 84 x/menit
R : 20 x/menit
S
: 36,7 C
Pemeriksaan fisik :
Jantung dan paru dalam keadaan normal.
FOLLOW UP
Tanggal
Subjektif
Objektif
Analisis
Perencanaan
11-11-
Pasien datang
KU : SS
BPPV+HT
D/
2015
dengan
KS : CM
stage 1
T/
keluhan
T : 150/90
kepala terasa
mmHg
pusing
N : 84 x/menit
Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
berputar sejak
R : 20 x/menit
Metampiron 3 x 500 mg
3 hari SMRS.
S : 36,8 C
Diazepam 3 x 2 mg
Keluhan juga
Paru : VBS
disertai
ka=ki,
(I)
adanya
dan
mual
Wh -/- Rh -/-
muntah
Cor : BJ I-II
pada
saat
SN
Riwayat
Mata
tidak
ada
dan
neurobion 1 amp
Betahistin mesylate 3 x
12 mg (po)
Amlodipin 1 x 5 mg
pasien pusing.
trauma
Infus RL 20 gtt/I +
E/
Istirahat cukup dan kurangi
aktivitas
:nistagmus(+)
horizontal
pasien belum
GBM :baik
pernah seperti
kesegala arah
ini
N.7&12:baik
sebelumnya.
Motorik
:baik,kekuatan 5
Sensorik :baik
F.L : baik
F.V: baik
R.F : baik
R.P : baik
12-11-
Keluhan :
KU : SS
2015
-Pusing
KS : CM
(II)
berputar
T : 140/90
-BPPV
D/
T/
-mual
mmHg
Infus RL 20 gtt/I +
N :78 x/menit
neurobion 1 amp
R : 20 x/menit
Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
S : 36,7 C
Metampiron 3 x 500 mg
Paru : VBS
Diazepam 3 x 2 mg
ka=ki,
Betahistin mesylate 3 x
Wh -/- Rh -/-
12 mg (po)
Cor : BJ I-II
Amlodipin 1 x 5 mg
E/
Istirahat cukup dan kurangi
aktivitas
Tanggal
Subjektif
Objektif
Analisis
Perencanaan
13-11-
Keluhan
KU : SS
BPPV+HT
D/
2015
saat ini :
KS : CM
Stage 1
T/
(III)
-pusing
T:
sedikit
140/90mmHg
berkurang
N : 76 x/menit
amp
-mual (+)
R : 20 x/menit
Infus RL 20 gtt/I
neurobion
Inj. Ranitidin 2 x
S : 36,8 C
50 mg
Paru : VBS
Metampiron 3 x
ka=ki,
500 mg
Wh -/- Rh -/-
Diazepam 3 x 2
Cor : BJ I-II
mg
regular, m(-)
Betahistin
g(-)
mesylate 3 x 12
SN
mg (po)
Mata
Amlodipin 1 x 5
:nistagmus(-)
mg
GBM :baik
kesegala arah
N.7&12:baik
Motorik
:baik,kekuatan
5
Sensorik :baik
F.L : baik
F.V: baik
R.F : baik
R.P : baik
E/
Istirahat cukup dan
kurangi aktivitas
14-11-
KU : SS
2015
Keluhan
KS : CM
BPPV+HT
(IV)
saat ini :
T : 140/80
stage 1
-pusing
mmHg
D/
berputar
N : 80 x/menit
T/
-mual (+)
R : 20 x/menit
Infus RL 20 gtt/I
S : 36,6
Paru : VBS
amp
ka=ki,
neurobion
Inj. Ranitidin 2 x
Wh -/- Rh -/-
50 mg
Cor : BJ I-II
Metampiron 3 x
regular, m(-)
500 mg
g(-)
Diazepam 3 x 2
SN
mg
Mata
Betahistin
:nistagmus(+)
mesylate 3 x 12
GBM :baik
mg (po)
kesegala arah
Amlodipin 1 x 5
N.7&12:baik
mg
Motorik
:baik,kekuatan
5
Sensorik :baik
E/
Istirahat cukup dan
kurangi aktivitas
F.L : baik
F.V: baik
R.F : baik
R.P : baik
15-11-
KU : SS
Inf RL 15 gtt/min
Farsix 1 x I PO1 x 1 PO
2015
(V)
KS : CM
BPPV+
Keluhan
T : 120/80
HT stage 1
saat ini :
mmHg
-pusing
N : 74 x/menit
berkurang
R : 20 x/menit
D/
T/
Infus RL 20 gtt/I
S : 36,5
Paru : VBS
amp
ka=ki,
neurobion
Inj. Ranitidin 2 x
Wh -/- Rh -/-
50 mg
Cor : BJ I-II
Metampiron 3 x
regular, m(-)
500 mg
g(-)
Diazepam 3 x 2
SN
mg
Mata
Betahistin
:nistagmus(-)
mesylate 3 x 12
GBM :baik
mg (po)
kesegala arah
Amlodipin 1 x 5
N.7&12:baik
mg
Motorik
:baik,kekuatan
5
Sensorik :baik
F.L : baik
F.V: baik
R.F : baik
R.P : baik
16-11-
KU : SS
E/
Istirahat cukup dan
kurangi aktivitas
2015
(VII)
KS : CM
Keluhan :
T : 130/90
BPPV+HT
-pusing
mmHg
stage 1
berkuang
N : 82 x/menit
D/
R : 20 x/menit
P/
S : 36,8
Infus RL 20 gtt/I
Paru : VBS
ka=ki,
amp
Wh -/- Rh -/-
neurobion
Inj. Ranitidin 2 x
Cor : BJ I-II
50 mg
regular, m(-)
Metampiron 3 x
g(-)
500 mg
SN
Diazepam 3 x 2
Mata
mg
:nistagmus(-)
Betahistin
GBM :baik
mesylate 3 x 12
kesegala arah
mg (po)
N.7&12:baik
Amlodipin 1 x 5
Motorik
mg
:baik,kekuatan
5
Sensorik :baik
F.L : baik
F.V: baik
R.F : baik
R.P : baik
E/
Istirahat cukup dan
kurangi aktivitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO
1.
DEFINISI
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah salah satu jenis
vertigo vestibular tipe perifer yang paling sering dijumpai dalam praktek seharihari, ditandai dengan serangan-serangan yang menghilang spontan. Benign
Paroxysmal Positional Vetigo didefinisikan sebagai kelainan pada telinga bagian
dalam yang mana ada pengulangan episodic dari vertigo posisional. BPPV juga
sering dikenal dengan kelainan pada bagian vestibular.1,2
BPPV bukan suatu penyakit, melainkan suatu sindroma sebagai gejala sisa
dari penyakit pada telinga dalam.3
Penelitian Baloh mendapatkan usia rata-rata penderita BPPV adalah 54
tahun, dengan rentang usia 11-84 tahun. Wanita : pria 1.6 : 1.0, sedangkan pada
yang idiopatik 2:1. Insidensi dari BPPV berkisar 10.7-64 per 100.000 orang dan
meningkat 38% setiap dekadenya.1,4
2. ETIOLOGI
a. Idiopatik
Sekitar 50% penderita BPPV tidak diketahui penyebabnya.4
b. Simtomatik
Pasca trauma, pasca-labirinitis virus, insufisiensi vertebrobasilaris,
Meniere, pasca-operasi, ototoksisitas, mastoiditis kronik.5
Pada orang tua, penyebab paling umum adalah degenerasi dari sistem
vestibular dari telinga bagian dalam.6
3.
PATOFISIOLOGI
Terdapat 2 hipotesa yang menerangkan patofisiologi BPPV, yaitu:4,7
1. Hipotesa kupulotiasis
2. Hipotesa kanalitiasis
Hipotesa Kupulotiasis
Adanya debris yang berisi kalsium karbonat berasal dari fragmen otokonia
yang terlepas dari macula utrikulus yang berdegenerasi, menempel pada
permukaan kupula semisirkularis posterior yang letaknya langsung di bawah
makula urtikulus. Debris ini menyebabkannya lebih berat daripada endolimfe
sekitarnya, dengan demikian menjadi lebih sensitif terhadap perubahan arah
gravitasi. Bilamana pasien berubah posisi dari duduk ke berbaring dengan kepala
tergantung, seperti pada tes Dix Hallpike, kanalis posterior berubah posisi dari
inferior ke superior, kupula bergerak secara utrikulofugal, dengan demikian timbul
nistagmus dan keluhan vertigo.
Pergeseran massa otokonia tersebut membutuhkan waktu, hal ini yang
menyebabkan adanya masa laten sebelum timbulnya nistagmus dan keluhan
vertigo.
Gerakan posisi kepala yang berulang akan menyebabkan otokonia terlepas
dan masuk ke dalam endolimfe, hal ini yang menyebabkan timbulnya fatigue,
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
Diagnosis BPPV ditegakkan secara klinis berdasarkan:4,10
a. Anamnesis
Obat-obatan anti vertigo seringkali tidak dibutuhkan, oleh karena vertigonya berlangsung sebentar saja. Lagipula serangan akut vertigonya tidak
dapat sepenuhnya ditekan dengan obat antivertigo.9
Latihan
a. Metoda Brandt Daroff
BAB III
PEMBAHASAN
berlangsung
detik
beberapa
dan
pendengaran.
kepala sebelumnya
2. Infeksi Telinga Tengah
- Terdapat riwayat keluar cairan
-
dalam telinga.
3. Idiopatik
- Tidak terdapat riwayat trauma
-
kepala
Tidak terdapat riwayat keluar
cairan berbau dari telinga dan
dalam telinga.
Terjadi tanpa diketahui penyebabnya.
Jadi kemungkinan etiologi trauma kepala dan infeksi telinga tengah dapat
disingkirkan,
Kemungkinan etiologi idiopatik belum dapat disingkirkan.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Benign Paroxysmal Positional Vetigo didefinisikan sebagai
kelainan pada telinga bagian dalam yang mana ada pengulangan
episodic dari vertigo posisional. Penyebab dari BPPV yaitu Idiopatik
dari
BPPV
yaitu
komunikasi
dan
informasi,
3.2 Saran
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan diatas maka kita sebagai
praktisi klinis diharapkan dapat mengikuti perkembangan ilmu terbaru
khususnya dalam bidang pengobatan sehingga dapat memberikan terapi
yang lebih lengkap dan terbaru sesuai dengan bukti-bukti klinis.
DAFTAR PUSTAKA