id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
produk
guna
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
dunia.
Perkembangan yang dialami oleh industri tidak terlepas oleh adanya pemakaian
logam. Logam merupakan bahan yang paling banyak digunakan di dunia ini.
Logam dapat menjadi kerugian besar bagi umat manusia di dunia akibat korosi
yang ditimbulkannya.
Korosi merupakan masalah serius bagi dunia material. Dampak yang
ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung.
Kerugian langsung dapat berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, pemesinan,
dan struktur bangunan. Kerugian secara tidak langsung berupa terhentinya
kegiatan produksi diakibatkan penggantian peralatan yang rusak akibat korosi,
bahkan kerugian tidak langsung dapat berupa terjadinya kecelakaan yang
mengakibatkan korban jiwa.
Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas
suatu bahan akibat berinteraksi dengan lingkungan yang bersifat korosif. Menurut
Trethewey, K.R. & Chamberlain, J (1991: 64) korosi merupakan penurunan
mutu logam akibat reaksi elektrolit terhadap lingkungannya. Proses korosi terjadi
pada lingkungan sekitar yang dapat berupa lingkungan asam, udara, embun, air
tawar, air laut, air hujan dan tanah merupakan akibat dari reaksi kimia yang juga
diakibatkan oleh proses elektrokimia. Korosi pada dasarnya merupakan reaksi
logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan mengandung oksigen.
Proses korosi tersebut terjadi secara alami, artinya tidak dapat dihentikan akan
tetapi dapat dikendalikan dan diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses
perusakannya.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu berasal dari bahan itu sendiri dan lingkungan. Faktor dari bahan berupa
kemurnian logam, struktur bahan,commit
teknik topencampuran
bahan, bentuk kristal dan
user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
sebagainya. Faktor lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Pengendalian korosi secara teoritis dilakukan sejak pemilihan bahan,
proses perancangan, hingga struktur jadi dan bahkan melalui modifikasi
lingkungan. Akan tetapi masih terdapat banyak hal yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan laju korosi yaitu pengendalian menggunakan proteksi katodik dan
anodik, pengendalian laju korosi dengan lapisan penghalang serta pengendalian
dengan menggunakan inhibitor.
Pengendalian laju korosi dengan lapisan penghalang disebut juga
pelapisan. Pelapisan banyak digunakan untuk menekan laju korosi pada logam.
Pelapisan logam dengan menggunakan cat merupakan salah satu cara yang
banyak digunakan untuk menekan laju korosi. Cat banyak digunakan untuk
pengendalian korosi karena dapat melindungi logam dari kontak dengan
lingkungan yang memicu terjadinya korosi. Cat mempunyai jenis yang beragam
dengan karakteristik yang berbeda. Epoxy merupakan salah satu jenis cat yang
biasa digunakan sebagai bahan adhesif dan lapisan pelindung yang sangat baik
karena memiliki kekuatan yang tinggi, dan daya rekat yang kuat. Selain itu epoxy
juga baik dalam ketahanan terhadap bahan kimia, sifat dielektrik dan sifat isolasi,
penyusutan rendah, stabilitas dimensi dan ketahanan lelahnya.
Baja karbon rendah banyak digunakan untuk struktur konstruksi di
industri petrokimia, di konstruksi pengeboran minyak lepas pantai, kerangka dan
badan kapal, jembatan dan banyak lainnya. Pemakaian baja karbon rendah di
daerah air laut seperti pada konstruksi pengeboran lepas pantai dan badan kapal
akan lebih rentan terserang korosi karena ada kontak langsung dengan air yang
mengandung garam. Air laut merupakan air garam dalam bentuk Natrium Klorida
(NaCl) dengan konsentrasi berkisar 3,5%, namun konsentrasi tersebut tergantung
pada lokasi dan laju evaporasi . Korosi yang terjadi dapat juga merupakan dampak
dari adanya udara yang yang mengandung butiran garam yang menyerang logam.
Pengendalian laju korosi di lingkungan elektrolit dengan menambahkan
inhibitor. Penambahan inhibitor merupakan teknik pengendalian korosi yang
to user yang dapat ditambahkan dalam
paling murah, mudah, dan efektif.commit
Jenis inhibitor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
lingkungan yang korosif yaitu inhibitor pemasif, inihibitor katodik, inhibitor
organik dan inhibitor penyebab pengendapan. Penggunaan inhibitor dengan
konsentrasi yang tidak tepat dapat mempercepat laju korosi.
NaCl merupakan medium yang sangat korosif yang terdapat di
lingkungan pantai. Penelitian ini menggunakan NaCl agar proses korosi terjadi
dengan cepat sehingga laju korosi dapat diperhitungkan dengan rumus yang ada.
Asam Askorbat (AA) merupakan salah satu jenis inhibitor yang terbukti dapat
mengurangi laju korosi. Sholeh Darmawan (2007) membuktikan bahwa Asam
Askorbat mempunyai peranan penting sebagai inhibitor dalam larutan Natrium
Klorida (NaCl) untuk menghambat laju korosi Baja HQ 7210 pasca pelapisan
Chrom.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Asam Askorbat dan
Konsentrasi Larutan Natrium Klorida Terhadap Laju Korosi Baja Karbon
Rendah Pasca Pelapisan Cat Epoxy
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini
dapat diidentifikasikan berbagai permasalahan yang timbul berkaitan dengan
penelitian ini, yaitu :
1.
2.
Baja kerbon rendah yang digunakan di daerah air laut seperti pada konstruksi
pengeboran lepas pantai dan badan kapal akan lebih rentan terserang korosi
karena lingkungan yang mengandung garam.
3.
4.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
5.
Epoxy merupakan jenis cat yang baik dalam ketahanan terhadap bahan kimia,
sifat dielektrik dan sifat isolasi, penyusutan rendah, stabilitas dimensi dan
ketahanan lelahnya.
6.
7.
Asam Askorbat merupakan salah satu jenis inhibitor yang digunakan untuk
mengurangi laju korosi logam.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka
penelitian ini dibatasi hanya pada laju korosi baja karbon rendah pasca pelapisan
cat epoxy yang dipengaruhi oleh variasi konsentrasi larutan NaCl (3%, 3,5%, dan
4%) dan variasi konsentrasi inhibitor Asam Askorbat (0 ppm, 50 ppm, 100 ppm,
150 ppm, dan 200 ppm).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.
2.
3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.
2.
3.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
peneliti dan pihak lain yang berkepentingan. Manfaat yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a.
b.
c.
d.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
2. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a.
b.
c.
commit to user