Isi PAI
Isi PAI
Isi PAI
A. PENDAHULUAN
Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (habl min
Allah), tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia (habl min al-nas)
yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, politik,
hukum, ekonomi, ketatanegaraan, lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Penyelesaian berbagai pesoalan yang muncul ditengah-tengah masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupan bahkan krisis multidimensional, termasuk
permasalahan di bidang kesehatan di banyak belahan dunia seringkali bersandar dan
mengandalkan kemampuan manusia serta belum disertai dengan kesadaran tinggi
dengan mengedepankan peran ajaran dan pemikiran agama secara tepat dan memadai.
Berbagai permasalahan kesehatan, jika dicermati secara mendalam, harusnya
dapat diatasi dengan pendekatan keagamaan karena sesungguhnya peran agama
meliputi ajaran dan praktek tentang seluruh aspek kehidupan manusia, yakni aspek
akidah, ibadan, akhlak, sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan dan
lingkungan. Islam baik dari segi bahasa maupun istilah menggambarkan misi
keselamatan dunia akhirat, kesejahteraan dan kemakmuran lahir dan batin bagi
seluruh umat manusia.
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia,
untuk mengatur kemakmuran di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Salah satu penunjang kebahagiaan tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang sehat,
sehingga dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada Allah. Agama
Islam mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai
kenikmatan kedua setelah iman. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
Mohonlah kepada Allah pengampunan, kesehatan dan keyakinan di duna dan
akhirat. Sesungguhnya Allah tidak memberikan kepada seseorang setelah keyakinan
(iman) yang lebih daripada kesehatan. (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari
Abu Bakar, sahih sanadnya dari Ibnu Abbas).
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan :
1. Mengenal prinsip-prinsip hidup sehat
2. Mensyukuri nikmat sehat
3. Mengetahui dampak bagi yang tidak menjaga kesehatan dan kebersihan
Manfaat :
Menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial
sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
C. METODE PENULISAN
1
BAB II
Tinjauan Pustaka
BAB III
PERMASALAHAN
Masih tingginya angka kematian bayi, angka kematian ibu, tingkat mortalitas (angka
kematian) dan morbiditas (angka kesakitan) penduduk serta kasus-kasus gizi buruk.
Penyakit menular seksual yang semakin sering ditemui dimasyarakat luas.
Penyakit degeneratif seperti hipertensi, obesitas.
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1.
Islam menolak pendapat ilmuwan yang menekankan perilaku seksual sebagai motif
utama seseorang untuk bertindak.
Pendidikan Seksual
Islam mengajarkan kepada umat Islam, untuk memilih calon pasangan hidup
yang baik dan berakhlaq mulia.
Islam mengajarkan tata krama (adab) menggauli pasangannya agar mencapai
kebahagiaan dalam membina keluarga yang sakinah dan rahmah.
Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan
binatang.
Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki
Islam membolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari
perzinahan, namun dengan syarat-syarat tertentu.
Mejaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya mencuci
setelah buang air besar dan buang air kecil, larang berhubungan seksual ketika
istri sedang haid, berhubungan badan melalui dubur dan membersihkan alat
kelamin setelah berhubungan badan dan setelah selsai datang bulan.
f. Kesehatan Jiwa
Islam memberikan jawaban bagi kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan
batin batin. Kesehatan jiwa mempengaruhi kesehatan badan.
g. Puasa
Puasa bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam dalam
menegakkan agama, sesudah pernyataan imannya. Konsekuensi beriman antara lain
melaksanakan perintah puasa. Betapa pentingnya berpuasa sehingga Allah
menempatkan posisi hamba-Nya yang berpuasa dalam posisi yang istimewa. Puasa
itu untuk-Ku. Tidak ada yang tahu. Dan aku akan memberi pahala semau-Ku.
Keistimewaan itu sudah tentu ada tujuan Allah agar medapatkan hikmah dirinya,
yaitu kesehatan dan sekligus kebahagiaan. Janji Allah diberikan kepada orang yang
berpuasa ditegaskan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh
Ibnu Suny dan Abu Nuaim: Berpuasalah maka anda akan sehat. Dengan berpuasa
akan sehat jasmani, rohani dan hubungan sosial.
i.
ii.
IV.2.
Al Ghazali menyatakan Islam ialah tunduk kepada Allah dan berserah diri
hanya kepada-Nya dengan menegakkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya
atas dasar mendengar dan taat. Hal tersebut sesuai dengan pengertian dari segi
bahasa yang berarti menggambarkan misi Islam yang dibawa oleh seluruh para nabi
dengan berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allag dengan tulus bertujuan
membawa ketertiban, kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan lahir dan batin
sejalan dengan fitrah manusia untuk selalu cenderung kepada kesucian, kebenaran dan
kedamaian. Dilihat dari segi istilah, Islam merupakan agama yang diturunkan Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan alam jagat raya sebagai penyempurna
agama yang isinya membahas berbagai aspek kehidupan manusia agar sejahtera lahir
dan batin.
Filsafat Islam yang dikembangkan oleh umat Islam selain ilmu-ilmu agama
pada umumnya seperti Tafsir, Hadis, Fiqih, dan ilmu Kalam, telah membawa spirit
batiniah dan penuh makna terhadap pelaksanaan ajaran Islam. Islam telah menetapkan
tujuan kehadirannya, diantaranya adalah untuk memelihara agama itu sendiri, akal,
rohani, jasmani, harta, dan keturunan bagi seluruh umat manusia. Anggota badan
manusia hakikatnya adalah milik Allah yang di anugerahkan-Nya untuk dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Di satu sisi Allah memerintahkan untuk menjaga kesehatan
dan kebersihan fisik, di sisi yang lain Allah juga memerintahkan untuk menjaga
kesehatan mental dan jiwa (rohani). Kesehatan manusia dapat diwujudkan dalam
beberapa dimensi, yaitu jasmaniah material melalui keseimbangan nutrisi, kesehatan
fungsional organ dengan energi aktivitas jasmaniah, kesehatan pola sikap yang
dikendalikan oleh pikiran, dan kesehatan emosi-rohaniah yang disembuhkan oleh
aspek sipritual keagamaan.
Secara ilmiah, penyakit (disease) bisa diartikan sebagai gangguan fungsi
fisiologis suatu organisme karena infeksi atau tekanan dari lingkungan. Dengan kata
lain penyakit bersifat obyektif. Adapun sakit (illness) adalah penilaian individu
terhadap pengalaman menderita suatu penyakit dan bersifat subyektif. Alat kerja
filsafat adalah berfikir. Dengan berfikir yang sehat, maka akan menumbuhkan jiwa
ssehat pula. Kesalahan dalam melakukan manajemen aktivitas dapat menyebabkan
terganggunya kesehatan, seperti salah tidur, salah makan, salah cara membaca, salah
berpakaian, salah berdandan, dan sejenisnya dapat menyebabkan terganggunya
kesehatan.
Terkait makna filosofi keterkaitan hubungan Islam dengan kesehatan dan
kedokteran, setidaknya terdapat 69 pernyataan ataupun ungkapan, kesimpulan, poin
pernyataan dan kutipan yang sangat bernilai pada buku karya Ade Hasman yang
berjudul Rahasia Kesehatan Rasulullah.Hal ini menunjukkan bahwa ajaran dan
pemikiran Islam telah banyak mengakomodinir nilai-nilai kesehatan dan kedokteran
di dalamnya.
IV.3.
IV.4.
Ajaran Agama
Ranah Kesehatan
Rukun Iman
Kesehatan mental
Rukun Islam
Kesehatan jasmani,
mental, dan lingkungan
Thaharah/bersuci
Contoh
Peercaya
diri,
optimis,
semangat, berfikir positif,
tidak sombong, dan lain-lain
Gerak teratur dalam shalat,
semangat membagi dalam
zakat, kesebersamaan dalam
haji,
kesehatan
dalam
pencernaan puasa
Kesehatan
lingkungan,
kebersihan
pribadi,
kesopanan, dan menghargai
orang lain
Pemilihan air bersih, mandi,
wudhu, segar dan semangat,
kebersihan lingkungan
Pada rukun iman yang intinya adalah keyakinan dan kepercayaan, sangat
berperan dalam kesehatan mental spiritual dengan nilai-nilai positif, seperti rasa
percaya diri, optimis, semangat, berfikir positif dan tidak sombong. Dengan sifat-sifat
tersebut, maka akan menjadikan sehat secara mental dan menghindarkan atau
mencegah dari penyakit gangguan kejiwaan.
Dalam rukun Islam berupa syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji, terdapat
ranah kesehatan yang komprehensif, mencakup sehat secara jasmani, rohani, sosial,
dan ekonomi. Demikian juga pada ajaran akhlak dan adab serta tentang
tharah/bersuci, apabila dipraktekkan dengan sungguh-sungguh atau dengan benar
maka akan dapat mewujudkan pada upaya kesehatan secara jasmani, rohani, sosial
dan ekonomi.
9
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
Islam mengajarkan hidup bersih dan sehat untuk menciptakan individu dan
masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial. Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa ajaran dan pemikiran Islam secara jelas sangat berperan
dalam bidang kesehatan. Para pemikir Islam telah berkontribusi besar melalui karyakaryanya dibidang filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kesehatan
masyarakat dan kedokteran.
Adanya kenyataan bahwa di tengah-tengah masyarakat yang sebagian besar
adalah muslim memang memungkinkan muncul pertanyaan mengenai peran atau
hubungan agama dengan kesehatan yang seakan akan menunjukkan tidak ada atau
kurangnya peran atau keterkaitan antara agama dan kesehatan. Keadaan ini
sesungguhnya tidak sejalan dengan pokok ajaran dan pemikiran Islam yang sangat
banyak terkait dan relevan dengan keilmuan di bidang kesehatan dan nilai-nilai
kesehatan yang bersifat universal. Dalam hal ini justru menunjukkan bahwa di satu
sisi terkadang nilai-nilai Isami lebih bermakna daripada yang bersifat sekedar
formalistik ritual.
B. Saran
Daftar Pustaka
Bebahagialah wahai orang sakit (Dr. Muhammad
10