Isi PAI

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

BAB I

A. PENDAHULUAN
Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (habl min
Allah), tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia (habl min al-nas)
yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, politik,
hukum, ekonomi, ketatanegaraan, lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Penyelesaian berbagai pesoalan yang muncul ditengah-tengah masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupan bahkan krisis multidimensional, termasuk
permasalahan di bidang kesehatan di banyak belahan dunia seringkali bersandar dan
mengandalkan kemampuan manusia serta belum disertai dengan kesadaran tinggi
dengan mengedepankan peran ajaran dan pemikiran agama secara tepat dan memadai.
Berbagai permasalahan kesehatan, jika dicermati secara mendalam, harusnya
dapat diatasi dengan pendekatan keagamaan karena sesungguhnya peran agama
meliputi ajaran dan praktek tentang seluruh aspek kehidupan manusia, yakni aspek
akidah, ibadan, akhlak, sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan dan
lingkungan. Islam baik dari segi bahasa maupun istilah menggambarkan misi
keselamatan dunia akhirat, kesejahteraan dan kemakmuran lahir dan batin bagi
seluruh umat manusia.
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia,
untuk mengatur kemakmuran di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Salah satu penunjang kebahagiaan tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang sehat,
sehingga dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada Allah. Agama
Islam mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai
kenikmatan kedua setelah iman. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
Mohonlah kepada Allah pengampunan, kesehatan dan keyakinan di duna dan
akhirat. Sesungguhnya Allah tidak memberikan kepada seseorang setelah keyakinan
(iman) yang lebih daripada kesehatan. (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari
Abu Bakar, sahih sanadnya dari Ibnu Abbas).
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan :
1. Mengenal prinsip-prinsip hidup sehat
2. Mensyukuri nikmat sehat
3. Mengetahui dampak bagi yang tidak menjaga kesehatan dan kebersihan
Manfaat :
Menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial
sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
C. METODE PENULISAN
1

BAB II
Tinjauan Pustaka
BAB III
PERMASALAHAN

Masih tingginya angka kematian bayi, angka kematian ibu, tingkat mortalitas (angka
kematian) dan morbiditas (angka kesakitan) penduduk serta kasus-kasus gizi buruk.
Penyakit menular seksual yang semakin sering ditemui dimasyarakat luas.
Penyakit degeneratif seperti hipertensi, obesitas.
BAB IV

PEMBAHASAN
IV.1.

Kesehatan dalam Pandangan Islam


Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(Diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak
panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al Maaidah, 5: 3).
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain dimuka bumi
ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan
yang bersifat komprehensif, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan Islam
yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah perihal perspektif Islam dalam
mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat.
Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia demikian sabda
Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu
yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah
memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan
melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah
berfirman:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman (QS:Yunus 57).
2

Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan


sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup sehat adalah
menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sehingga
umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
a. Kebersihan, membersihkan dan mensucikan diri
Tubuh : Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7 alasan
merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah.
Tangan: nabi Muhammad SAW bersabda: Cucilah kedua tanganmu sebelum dan
sesudah makan, dan Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak
seorangpun tahu dimana tangannya berada saat tidur.
Islam memerintahkan umatnya untuk selalu berpakaian yang bersih dan rapi.
Makanan dan minuman: Lindungilah makanan dari debu dan serangga, Rasulullah
SAW bersabda: Tutuplah bejana air dari tempat minummu.
Rumah: Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu sebagaimana dianjurkan untuk
menjaga kebersihan dan keamanan jalan: Menyingkirkan duri dari jalan adalah
ibadan.
Perlindungan sumber air, misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullah melarang
umatnya buang kotoran di tempat-tempat sembarangan.
Perintah-perintah Rasulullah SAW diatas memiliki makna bahwa kita harus
menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran
pencernaan.
b. Penanggulangan dan penanganan epidemi penyakit
Karantina penyakit: Nabi Muhammad SAW bersabda: Jauhkanlah dirimu sejauh satu
atau dua tombak dari orang berpenyakit lepra.
Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar penanganan dan penanggulangan
berbagai penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat (misalnya wabah kolera
dan cacar), Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit
wabah, dan bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya.
Islam menganjurkan umatnya melakukan proteksi diri (ikhtiar) dari berbagai
penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi.
c. Makanan
1. Makanan yang diharamkan
3

Firman Allah SWT:


Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 2. Al.
Baqarah, 2:173)
Setiap makanan yang dilarang di dalam Al Quran ternyata saat ini memiliki
argumentasi ilmiah yang dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Makanan
yang diharamkan dapat mengganggu kesehatan manusia, baik pengaruh buruk
bagi kesehatan (kolesterol, racun) maupun mengandung berbagai penyakit yang
membahayakan tubuh (Trichina, Salmonella, cacing pita, dll).
2. Makanan yang sehat dan halal
Islam memerintahkan umatnya untuk makan makanan yang baik dan halal,
misalnya daging, ikan, madu dan susu. Makanan-makanan yang baik dan halal
bermanfaat bagi tubuh. Islam menolak paham vegetarian. Pola konsumsi yang
hanya tergantung pada jenis sayuran saja, tidak sehat bagi tubuh karena kebutuhan
protein tidak dapat tercukupi hanya dari konsumsi sayuran.
3. Mejaga perilaku muslim ketika makan
Islam menegaskan kepada orang muslim untuk menjaga etika ketika makan.
Allah memerintahkan kita untuk makan tidak berlebih-lebihan sedangkan
Rasulullah SAW mengatakan bahwa perut adalah seburuk-buruk tempat untuk
diisi. Sebagian besar penyakit bersumber dari perut. Oleh karenanya Maha Benar
Allah SWT dalam Firman-Nya:
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana
yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu
menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS
4. An Nisaa : 79)
d. Olahraga
Islam menegaskan pentingnya olahraga untuk menciptakan generasi Rabbani
yang kuat dan sehat. Oleh karenanya, Islam mengajarkan setiap muslim untuk
mengajarkan anak-anaknya bagaimana cara memanah, berenang, dan berkuda.
e. Kesehatan Seksual
Kehidupan seksual merupakan pokok bahasan yang sangat penting bagi orang
muslim, karena sangat berpengaruh bagi kesehatan dan perilaku manusia, namun

Islam menolak pendapat ilmuwan yang menekankan perilaku seksual sebagai motif
utama seseorang untuk bertindak.
Pendidikan Seksual
Islam mengajarkan kepada umat Islam, untuk memilih calon pasangan hidup
yang baik dan berakhlaq mulia.
Islam mengajarkan tata krama (adab) menggauli pasangannya agar mencapai
kebahagiaan dalam membina keluarga yang sakinah dan rahmah.
Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan
binatang.
Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki
Islam membolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari
perzinahan, namun dengan syarat-syarat tertentu.
Mejaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya mencuci
setelah buang air besar dan buang air kecil, larang berhubungan seksual ketika
istri sedang haid, berhubungan badan melalui dubur dan membersihkan alat
kelamin setelah berhubungan badan dan setelah selsai datang bulan.
f. Kesehatan Jiwa
Islam memberikan jawaban bagi kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan
batin batin. Kesehatan jiwa mempengaruhi kesehatan badan.
g. Puasa
Puasa bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam dalam
menegakkan agama, sesudah pernyataan imannya. Konsekuensi beriman antara lain
melaksanakan perintah puasa. Betapa pentingnya berpuasa sehingga Allah
menempatkan posisi hamba-Nya yang berpuasa dalam posisi yang istimewa. Puasa
itu untuk-Ku. Tidak ada yang tahu. Dan aku akan memberi pahala semau-Ku.
Keistimewaan itu sudah tentu ada tujuan Allah agar medapatkan hikmah dirinya,
yaitu kesehatan dan sekligus kebahagiaan. Janji Allah diberikan kepada orang yang
berpuasa ditegaskan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh
Ibnu Suny dan Abu Nuaim: Berpuasalah maka anda akan sehat. Dengan berpuasa
akan sehat jasmani, rohani dan hubungan sosial.
i.

Manfaat bagi Kesehatan Badan (Jasmani)


Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim yang
meragukan manfaat puasa bagi kesehatan manusia. Dalam buku yang berjudul
Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam oleh Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru
Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir), ditegaskan puasa
sangat berguna bagi kesehatan. Antara lain:

ii.

Puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk


mencegah keluarnya keringat dan uap melalui pori-pori kulit serta
saluran kencing tanpa perlu menggantinya. Menurutnya curah jantung
dalam mendistribusikan darah keseluruh pembuluh darah akan
membuat sirkulasi darah menurun. Dan ini memberi kesempatan otot
jantung untuk beristirahat, setelah bekerja keras satu tahun lamanya.
Puasa akan memberi kesempatan pada jantung untuk memperbaiki
vitalitas dan kekuatan sel-selnya.
Puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk
beristirahat setelah bekerja keras sepanjang tahun. Lambung dan usus
beristirahat selama beberapa jam dari kegiatannya, sekaligus memberi
kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan luka yang ada sehingga
dapat menutup rapat. Proses penyerapan makanan juga berhenti
sehingga asam amoniak, glukosa dan garam tidak masuk ke usus.
Dengan demikian sel-sel usus tidak mampu lagi membuat komposisi
glikogen, protein dan kolesterol. Disamping dari segi makanan, dari
segi gerak (olahraga), dalam bulan puasa banyak sekali gerakan yang
dilakukan terutama melalui pergi beribadah.

Manfaat bagi Kesehatan Rohani (Mental)


Perasaan (mental) memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia. Mendapat rasa senang, gembira, rasa puas serta bahagia, merupakan
tujuan bermacam-macam ikhtiar manusia sehari-hari. Bila seseorang
menangani gangguan kesehatan, tidak boleh hanya memperhatikan gangguan
badaniah saja, tetapi sekaligus segi kejiwaan dan sosial budayanya. Rohani
datang dari Allah SWT, maka kebahagiaan hanya akan didapat apabila makin
dekat kepada pencipta-Nya.
Didalam bulan puasa disunahkan untuk berdekat diri dengan Allah
SWT, baik lewat shalat, membaca Alquran, zikir, berdoa, istighfar, dan
qiyamul lail. Selama sebulan secara terus-menerus akan membuat rohani
makin sehat, jiwa makin tenang. Dengan memperbanyak ingat kepada Allah,
maka yakin bahwa semua yang ada datang dari Allah dan akan kembali
kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah antara lain:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS: Al
Baqarah 45).
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang lazim kecuali merugi. (QS: Al-Isra 82).

Orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat


Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.
(QS: Ar-Rad 28).
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi di ridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan
masuklah kedalam surga-Ku. (QS: Al Fajr 27-30).
iii.

Manfaat Puasa bagi Hubungan Sosial


Dalam mengajarkan nilai ibadah itu adalah terwujudnya keseimbangan
antara cinta kepada Allah dan cinta kepada manusia. Demikian juga nilai
ibadah puasa, tidak hanya terjalinnya hubungan yang semakin dekat kepada
Allah, tetapi juga semakin dekat dengan sesamanya. Makin seringnya
beribadah bersama, bersama keluarga, tetangga, dan masyarakat sekeliling,
maka makin kenal akan sesamanya, makin menyadari kebutuhan hidup
bermasyarakat. Makin timbul keinginan berbagi rahmat bersama-sama di
dunia dan makin ingin bersama-sama masuk surga. Pahala nilai sodaqoh
berlipat ganda termasuk memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa.
Menyakiti hati orang lain dan aneka gangguan terhadap sesamanya sangat
dianjurkan untuk ditinggalkan. Kalau tidak maka nilai puasa seseorang
sangatlah rendah. Hal ini dijelaskan di dalam firman Allah SWT:
Hai orang-orang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rizki
yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu
tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak
ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
(QS:Al Baqarah 254).
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat. (QS: Al Hujurat 10).
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga
yang luasnya langit dan bumi dan disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji
atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui. (QS: Al Imran 133-135).
Wallahualam.

IV.2.

Filosofi Islam dalam Kesehatan


7

Al Ghazali menyatakan Islam ialah tunduk kepada Allah dan berserah diri
hanya kepada-Nya dengan menegakkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya
atas dasar mendengar dan taat. Hal tersebut sesuai dengan pengertian dari segi
bahasa yang berarti menggambarkan misi Islam yang dibawa oleh seluruh para nabi
dengan berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allag dengan tulus bertujuan
membawa ketertiban, kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan lahir dan batin
sejalan dengan fitrah manusia untuk selalu cenderung kepada kesucian, kebenaran dan
kedamaian. Dilihat dari segi istilah, Islam merupakan agama yang diturunkan Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan alam jagat raya sebagai penyempurna
agama yang isinya membahas berbagai aspek kehidupan manusia agar sejahtera lahir
dan batin.
Filsafat Islam yang dikembangkan oleh umat Islam selain ilmu-ilmu agama
pada umumnya seperti Tafsir, Hadis, Fiqih, dan ilmu Kalam, telah membawa spirit
batiniah dan penuh makna terhadap pelaksanaan ajaran Islam. Islam telah menetapkan
tujuan kehadirannya, diantaranya adalah untuk memelihara agama itu sendiri, akal,
rohani, jasmani, harta, dan keturunan bagi seluruh umat manusia. Anggota badan
manusia hakikatnya adalah milik Allah yang di anugerahkan-Nya untuk dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Di satu sisi Allah memerintahkan untuk menjaga kesehatan
dan kebersihan fisik, di sisi yang lain Allah juga memerintahkan untuk menjaga
kesehatan mental dan jiwa (rohani). Kesehatan manusia dapat diwujudkan dalam
beberapa dimensi, yaitu jasmaniah material melalui keseimbangan nutrisi, kesehatan
fungsional organ dengan energi aktivitas jasmaniah, kesehatan pola sikap yang
dikendalikan oleh pikiran, dan kesehatan emosi-rohaniah yang disembuhkan oleh
aspek sipritual keagamaan.
Secara ilmiah, penyakit (disease) bisa diartikan sebagai gangguan fungsi
fisiologis suatu organisme karena infeksi atau tekanan dari lingkungan. Dengan kata
lain penyakit bersifat obyektif. Adapun sakit (illness) adalah penilaian individu
terhadap pengalaman menderita suatu penyakit dan bersifat subyektif. Alat kerja
filsafat adalah berfikir. Dengan berfikir yang sehat, maka akan menumbuhkan jiwa
ssehat pula. Kesalahan dalam melakukan manajemen aktivitas dapat menyebabkan
terganggunya kesehatan, seperti salah tidur, salah makan, salah cara membaca, salah
berpakaian, salah berdandan, dan sejenisnya dapat menyebabkan terganggunya
kesehatan.
Terkait makna filosofi keterkaitan hubungan Islam dengan kesehatan dan
kedokteran, setidaknya terdapat 69 pernyataan ataupun ungkapan, kesimpulan, poin
pernyataan dan kutipan yang sangat bernilai pada buku karya Ade Hasman yang
berjudul Rahasia Kesehatan Rasulullah.Hal ini menunjukkan bahwa ajaran dan
pemikiran Islam telah banyak mengakomodinir nilai-nilai kesehatan dan kedokteran
di dalamnya.

IV.3.

Ajaran dan Pemikiran Islam tentang Kesehatan


Bidang ilmu kesehatan umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua. Yang
pertama adalah ilmu kedokteran (medicine), yaitu ilmu yang mempelajari tentang
kesehatan secara individu. Sedangkan yang kedua dikenal dengan illmu kesehatan
masyarakat (public health), yaitu ilmu yang mempelajari masalah kesehatan agregat.

IV.4.

Hubungan Ibadah dan Kesehatan


Dimensi kesehatan dalam ajaran Islam utamanya mencakup seluruh ibadah
rukun Islam. Secara konsepsional dapat dijelaskan hubungan bersuci dengan
kesehatan, shalat dan kesehatan, zakat dan kesehatan, puasa dan kesehatan serta haji
dan kesehatan. Hubungan pokok ajaran Islam dengan ranah kesehatan dapat
digambarkan, seperti dalam tabel berikut:
No
.
1

Ajaran Agama

Ranah Kesehatan

Rukun Iman

Kesehatan mental

Rukun Islam

Kesehatan jasmani dan


rohani

Akhlak dan adab

Kesehatan jasmani,
mental, dan lingkungan

Thaharah/bersuci

Kesehatan jasmani dan


rohani serta lingkungan

Contoh
Peercaya
diri,
optimis,
semangat, berfikir positif,
tidak sombong, dan lain-lain
Gerak teratur dalam shalat,
semangat membagi dalam
zakat, kesebersamaan dalam
haji,
kesehatan
dalam
pencernaan puasa
Kesehatan
lingkungan,
kebersihan
pribadi,
kesopanan, dan menghargai
orang lain
Pemilihan air bersih, mandi,
wudhu, segar dan semangat,
kebersihan lingkungan

Pada rukun iman yang intinya adalah keyakinan dan kepercayaan, sangat
berperan dalam kesehatan mental spiritual dengan nilai-nilai positif, seperti rasa
percaya diri, optimis, semangat, berfikir positif dan tidak sombong. Dengan sifat-sifat
tersebut, maka akan menjadikan sehat secara mental dan menghindarkan atau
mencegah dari penyakit gangguan kejiwaan.
Dalam rukun Islam berupa syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji, terdapat
ranah kesehatan yang komprehensif, mencakup sehat secara jasmani, rohani, sosial,
dan ekonomi. Demikian juga pada ajaran akhlak dan adab serta tentang
tharah/bersuci, apabila dipraktekkan dengan sungguh-sungguh atau dengan benar
maka akan dapat mewujudkan pada upaya kesehatan secara jasmani, rohani, sosial
dan ekonomi.
9

BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
Islam mengajarkan hidup bersih dan sehat untuk menciptakan individu dan
masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial. Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa ajaran dan pemikiran Islam secara jelas sangat berperan
dalam bidang kesehatan. Para pemikir Islam telah berkontribusi besar melalui karyakaryanya dibidang filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kesehatan
masyarakat dan kedokteran.
Adanya kenyataan bahwa di tengah-tengah masyarakat yang sebagian besar
adalah muslim memang memungkinkan muncul pertanyaan mengenai peran atau
hubungan agama dengan kesehatan yang seakan akan menunjukkan tidak ada atau
kurangnya peran atau keterkaitan antara agama dan kesehatan. Keadaan ini
sesungguhnya tidak sejalan dengan pokok ajaran dan pemikiran Islam yang sangat
banyak terkait dan relevan dengan keilmuan di bidang kesehatan dan nilai-nilai
kesehatan yang bersifat universal. Dalam hal ini justru menunjukkan bahwa di satu
sisi terkadang nilai-nilai Isami lebih bermakna daripada yang bersifat sekedar
formalistik ritual.
B. Saran
Daftar Pustaka
Bebahagialah wahai orang sakit (Dr. Muhammad

10

Anda mungkin juga menyukai