pelajaran, nota, faktur yang biasa kita peroleh sewaktu belanja di toko, kwitansi, dusdus kemasan makanan atau kemasan barang-barang lainnya, tas jinjing (hand
bag/shopping bag), kartu nama, undangan, kalender, hang tag atau label, kop surat,
amplop, sticker, poster, ID card, brosur, leaflet, company profil, majalah, bulletin,
tabloid, dan lain sebagainya.
Trapesium merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang bisnis percetakan,
dengan semakin meningkatnya jumlah pelaku bisnis khususnya dibidang percetakan
menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Di persaingan yang ketat seperti saat ini
trapesium harus memiliki strategi bisnis untuk keunggulan bersaing sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai, salah satu strategi bisnis untuk keunggulan bersaing adalah
meningkatkan supply chain management yang baik, dalam penelitian ini membahas
supply chain management mengenai ketersedian fasilitas untuk mencapai keunggulan
bersaing. Ketersediaan fasilitas dalam bisnis percetakan memiliki pengaruh yang cukup
signifikan dalam keunggulan bersaing sehingga meminimalisir kehilangan peluang
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan serta mengoptimalkan kinerja perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Tinjauan Pustaka
Penelitian Terdahulu
Judul : Kajian Potensi Pasar dan Kebutuhan Santri Untuk Layanan Pondok
Pesantren Mahasiswa. Sumber : Abdullah. Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis
didapatkan bahwa konsumen mengharapkan atribut produk yang menjadi kebutuhan
santri untuk layanan pondok pesantren mahasiswa seperti, lokasi pesantren,
kelengkapan di dalam kamar (tempat tidur, meja, kursi, lemari, rak buku, kamar mandi),
keberadaan fasilitas penerangan, kantin, internet dan perpustakaan.
Judul : Analisis Pengaruh Fasilitas, Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan
Pelanggan Terhadap Minat Mereferensikan (Studi Pada Konsumen Jasa Pelayanan Cuci
Sepeda Motor dan Mobil Star Clean di Semarang). Sumber : Apriani, Munica.
Kesimpulan : (1) Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel
fasilitas memberikan pengaruh yang paling besar terhadap minat mereferensikan.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa Star Clean memiliki fasilitas yang baik di mata
konsumen. Indikator yang paling berpengaruh ialah indikator ruang tunggu yang
nyaman. (2) Hasil analisis linear berganda juga menunjukkan bahwa variabel kepuasan
pelanggan memiliki pengaruh terbesar kedua terhadap variabel minat merefernsikan
setelah variabel fasilitas. Indikator yang paling berpengaruh ialah kepuasan
keseluruhan, dimana menurut responden, hasil pencucian bersih, fasilitas lengkap dan
lokasi strategis.
Judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas Dan Lokasi Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Kasus Pada Kopima Usm). Sumber : Santoso, Aprih & Widowati, Sri
Yuni. Kesimpulan : Fasilitas mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian, hal
ini dibuktikan dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu t hitung = 2,939 > t
tabel = 1,661 atau signifikansi = 0,004 < 0,05.
Judul : Pengembangan Produk Menggunakan Quality Function Deployment
(QFD) dalam Industri Jasa. Sumber : Harsanto, Budi. Kesimpulan : Selain untuk produk
hasil perusahaan manufaktur berupa barang, QFD dapat pula digunakan untuk industri
jasa yang tipikal poduknya tidak memiliki wujud fisik, perusahaan secara visual dapat
mudah melihat area pengembangan produk serta prioritas perhatian secara teknis.
Judul :
Fasilitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fasilitas adalah sarana untuk
melancarkan pelaksanaan fungsi atau kemudahan (Kamus Besar Indonesia, 2001: 314).
Sedangkan menurut Suryo Subroto di dalam Arianto Sam (2009) fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha, dapat
berupa benda-benda maupun uang.
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory
disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi
dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka
memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar
dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan
mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004, p55-56) adalah sebagai berikut :
1. Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi
fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain supply
chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan lokasi secara
desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen.
2. Capacity
Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan
perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula sebaliknya.
3. Operation methodology
Proses bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah
mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel maksudnya adalah
mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk membuat produk lain yang biasanya
mesin itu relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam
produk saja (efisien).
4. Warehouse methodology
a. Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yang menyimpan segala
macam produk dalam suatu tempat.
b. Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua
produk-produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau
memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.
c. Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan
dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari
truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan
diangkut menuju fasilitas perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi
bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer menggunakan truktruk yang berisi barang-barang yang beragam dari truk-truk sebelumnya.
Keunggulan Bersaing
Menurut Kotler (2001:95), pengertian keunggulan bersaing adalah keunggulan
atas pesaing yang didapat dengan menyampaiakn nilai pelanggan yang lebih bersar,
melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang
sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi. Senada dengan itu Proter (Jatmiko,
2004:143), menyatakan bahwa ada tiga pilihan strategi generik yang dapat dilakukan
perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu:
1. Strategi kepemimpinan biaya rendah
2. Straregi Differensiasi
3. Strategi Fokus
Supply Chain Management
Menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply
chain management adalah sebuah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk
ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan
semua elemen supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat
berikutnya yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik
tradisional.
Quality Function Deployment
secara
terstruktur
yang
memungkinkan
tim
pengembangan
Cohen
dalam
laporan
penelitian
Uswatun
Hasanah
(2007:12)
Jenis matriks HoQ bentuknya bermacam-macam. Bentuk umum dan matriks ini
terdiri dari beberapa komponen yaitu :
1. Voice of Customer WHATs, daftar apa saja kebutuhan yang diinginkan
konsumen.
2. Voice of Organization HOWs, daftar bagaimana atau apa saja yang bisa
diberikan oleh perusahaan
3. Relationship Matrix, matriks ini menggambarkan keterkaitan antara technical
dan customer requirement. Skala yang diterapkan dan digambarkan dengan
menggunakan simbol berikut:
= melambangkan hubungan kuat dengan nilai adalah 5
= melambangkan hubungan sedang dengan nilai adalah 3
= melambangkan hubungan lemah dengan nilai adalah 1
4. Correlation Matrix ROOF matrix, digunakan untuk mengidentifikasikan,
dimana technical requirement saling memiliki hubungan antara satu dengan
lainnya di dalam penyediaan yang bisa perusahaan berikan.
5. Competitive Assessment adalah yang menggambarkan seberapa kuat atau
lemahnya pesaing.
Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penilitan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. Penelitian
Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik
(Sulistyo-Basuki, 2006: 110).
Teknik Analisis Data
Analisis data kuantitatif dilakukan untuk meneliti ketersediaan fasilitas dalam
keunggulan bersaing dengan menggunakan metode Quality Function Deployment
(QFD) dengan Matrix House of Quality (HoQ) atau rumah mutu sebagai bentuk yang
paling dikenal dari representasi QFD. Data dari hasil QFD kemudian dianalisis dan
dideskripsikan dalam penelitian.
Pembahasan
Berikut adalah data mengenai daftar apa saja yang diinginkan konsumen
berdasarkan hasil wawancara dan observasi.
No
Daftar Keinginan Konsumen
1. Kelengkapan Barang Persediaan
2. Tersedianya Ruang Tunggu
3. Cepat Tanggap
4. Kualitas
5. Harga Terjangkau
6. Pelayanan
7. Kenyamanan
Sumber : Hasil wawancara dan survey pada konsumen.
Urutan Prioritas
4
1
3
5
3
4
2
Berikut adalah data mengenai daftar apa saja yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
No
1.
2.
3.
4.
Keter
angan :
Kepentingan konsumen :
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup Penting
2 = Tidak penting
1 = Sangat tidak penting
Kompetitor
P = Poor (Lemah), G = Good (Baik), F = Fair (Sedang/seimbang).
Daftar Pustaka
Abdullah. (2014). Kajian Potensi Pasar dan Kebutuhan Santri Untuk Layanan Pondok
Pesantren Mahasiswa. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Telkom
Bandung.
Apriani, Munica. (2011). Analisis Pengaruh Fasilitas, Kualitas Pelayanan Dan
Kepuasan Pelanggan Terhadap Minat Mereferensikan (Studi Kasus Pada
Konsumen Jasa Pelayanan Cuci Sepeda Motor Dan Mobil Star Clean Di
Semarang). Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro.
Ariani, D.W. (2002). Manajemen Kualitas:Pendekatan Sisi Kualitas. Departemen
Pendidikan Nasional: Jakarta.
Chopra, S. dan Meindl, P. (2004). Supply Chain Management : Strategy,Planning, and
Operations, 2nd edition. Pearson-Prentice Hall: New Jersey.
Harsanto, Budi. (2011). Pengembangan Produk Menggunakan Quality Function
Deployment (QFD) dalam Industri Jasa. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Padjajaran.
Heizer, J., dan Render B. (2005). Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Jatmiko, RD. (2004). Manajemen Strategi, Edisi Satu. Jakarta: Salemba Empat.
KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [online]. http://kbbi.web.id/fasilitas.
Diakses 5 november 2015.
Kemenkop
dan
UKM.
(2015).
Laporan
Tahunan
2011.
http://www.depkop.go.id/index.php?
option=com_phocadownload&view=file&id=332:laporan-tahunan2011&Itemid=93. Diakses 5 november 2015.
[online].
Kotler, Philip, dkk, (2000). Manajemen Pemasaran dengan pemasaran efektikf dan
Pofitable. Gramedia Pusat Utama: Jakarta.
Rosalina. (2014). Analisis Quality Function Deployment (Qfd) Pada Manajemen
Kurikulum Berbasis Kompetensi Terhadap Penggunaan Multimedia. Teknik
Industri. Universitas Gunadarma.
Sam,
Arianto.
(2008).
Pengertian
Fasilitas
Belajar.
[online].
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html. Diakses 5
november 2015.
Santoso, Aprih & Widowati, SY. (2011). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas Dan
Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Kopima Usm).
Fakultas Ekonomi. Universitas Semarang.
Shahzadi, Irum, dkk.. (2013). Drivers of Suppply Chain Performance Enhancing
Organizational Output : An Exploratory Study for Manufacturing Sector.
European Journal of Business and Management, Vol. 5, No. 14, pp. 53-63.