Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KETERSEDIAAN FASILITAS UNTUK KEUNGGULAN

BERSAING PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN TRAPESIUM


Singgih Prasetyo & Usmaul Fajarudin Shidiq
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom Bandung, Indonesia
Abstrak
Trapesium merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang percetakan dan
jual beli alat tulis kantor, trapesium memiliki dua tempat dalam menjalankan bisnisnya,
Trapesium yang pertama berada di depan Universitas Telkom (Bundaran) yang bergerak
di bidang penjualan alat tulis, fotocopy dan print, sedangkan trapesium yang kedua
berada di jalan raya bojong soang yang bergerak pada bidang percetakan seperti banner,
poster, cetak stiker, cetak spanduk dan berbagai macam layanan jasa percetakan.
Persaingan pada bisnis jasa percetakan saat ini memiliki tingkat persaingan yang sangat
tinggi karena banyaknya bermunculan bisnis jasa percetakan, untuk memiliki
keunggulan bersaing pada perusahaan trapesium, perusahaan harus memiliki supply
chain management yang baik, fasilitas merupakan salah satu aspek penting dalam
supply chain management agar tercapainya tujuan perusahaan, kurangnya ketersediaan
fasilitas dapat menyebabkan hilangnya peluang untuk memenuhi kebutuhan permintaan
pasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ketersediaan fasilitas yang
ada pada perusahaan trapesium untuk mencapai keunggulan bersaing sehingga
tercapainya tujuan perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan analisis deskriptif
menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Matrix House of
Quality (HoQ) atau rumah mutu sebagai bentuk yang paling dikenal dari representasi
QFD untuk mentransformasikan permintaan dari user menjadi sebuah design quality
untuk menyebarkan metode-metode dalam mencapai design quality ke dalam sistem,
bagian komponen, dan elemen-elemen spesifik dalam proses bisnis.
Keyword : Fasilitas, Keunggulan Bersaing, Supply Chain Management, Quality
Function Deployment (QFD), Matrix House of Quality (HoQ).
Pendahuluan
Perkembangan bisnis di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
sehingga menjadikan persaingan yang semakin ketat pada berbagai bidang bisnis,
menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
laporan tahun 2011 adalah sebagai berikut.

Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM


Berdasarkan data di atas dalam kurun waktu 2010-2011 jumlah UMKM terdapat
peningkatan sebesar 2.57%, hal ini menyebabkan bisnis yang semakin kompetitif di
Indonesia yang mengharuskan pelaku usaha berlomba-lomba dalam strategi bisnis
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Bisnis Percetakan adalah sebuah jenis usaha yang memiliki peluang pasar yang
tinggi. Terutama dalam beberapa tahun terakhir ini, bisnis percetakan semakin
berkembang dengan pesat hal ini dapat dilihat dari banyaknya pemain-pemain baru
dalam bisnis ini, baik itu sales atau marketing percetakan maupun pengusaha-pengusaha
baru dalam bisnis ini. Terlebih lagi saat ini ditunjang dengan semakin banyak dan
majunya teknologi pendukung dari bisnis percetakan ini. Diantaranya adalah untuk
proofing warna sudah menggunakan mesin printer yang kualitas hasil cetaknya 90%
sudah mirip dengan hasil cetak.
Dalam bisnisnya untuk kebutuhan pasar atau konsumen, produk-produk
percetakan yang dibutuhkan diantaranya adalah barang-barang yang biasa kita lihat di
sekeliling kita dan kita gunakan sehari-hari, misalnya buku tulis, buku bacaan, buku

pelajaran, nota, faktur yang biasa kita peroleh sewaktu belanja di toko, kwitansi, dusdus kemasan makanan atau kemasan barang-barang lainnya, tas jinjing (hand
bag/shopping bag), kartu nama, undangan, kalender, hang tag atau label, kop surat,
amplop, sticker, poster, ID card, brosur, leaflet, company profil, majalah, bulletin,
tabloid, dan lain sebagainya.
Trapesium merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang bisnis percetakan,
dengan semakin meningkatnya jumlah pelaku bisnis khususnya dibidang percetakan
menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Di persaingan yang ketat seperti saat ini
trapesium harus memiliki strategi bisnis untuk keunggulan bersaing sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai, salah satu strategi bisnis untuk keunggulan bersaing adalah
meningkatkan supply chain management yang baik, dalam penelitian ini membahas
supply chain management mengenai ketersedian fasilitas untuk mencapai keunggulan
bersaing. Ketersediaan fasilitas dalam bisnis percetakan memiliki pengaruh yang cukup
signifikan dalam keunggulan bersaing sehingga meminimalisir kehilangan peluang
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan serta mengoptimalkan kinerja perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Tinjauan Pustaka
Penelitian Terdahulu
Judul : Kajian Potensi Pasar dan Kebutuhan Santri Untuk Layanan Pondok
Pesantren Mahasiswa. Sumber : Abdullah. Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis
didapatkan bahwa konsumen mengharapkan atribut produk yang menjadi kebutuhan
santri untuk layanan pondok pesantren mahasiswa seperti, lokasi pesantren,
kelengkapan di dalam kamar (tempat tidur, meja, kursi, lemari, rak buku, kamar mandi),
keberadaan fasilitas penerangan, kantin, internet dan perpustakaan.
Judul : Analisis Pengaruh Fasilitas, Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan
Pelanggan Terhadap Minat Mereferensikan (Studi Pada Konsumen Jasa Pelayanan Cuci
Sepeda Motor dan Mobil Star Clean di Semarang). Sumber : Apriani, Munica.
Kesimpulan : (1) Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel
fasilitas memberikan pengaruh yang paling besar terhadap minat mereferensikan.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa Star Clean memiliki fasilitas yang baik di mata

konsumen. Indikator yang paling berpengaruh ialah indikator ruang tunggu yang
nyaman. (2) Hasil analisis linear berganda juga menunjukkan bahwa variabel kepuasan
pelanggan memiliki pengaruh terbesar kedua terhadap variabel minat merefernsikan
setelah variabel fasilitas. Indikator yang paling berpengaruh ialah kepuasan
keseluruhan, dimana menurut responden, hasil pencucian bersih, fasilitas lengkap dan
lokasi strategis.
Judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas Dan Lokasi Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Kasus Pada Kopima Usm). Sumber : Santoso, Aprih & Widowati, Sri
Yuni. Kesimpulan : Fasilitas mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian, hal
ini dibuktikan dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu t hitung = 2,939 > t
tabel = 1,661 atau signifikansi = 0,004 < 0,05.
Judul : Pengembangan Produk Menggunakan Quality Function Deployment
(QFD) dalam Industri Jasa. Sumber : Harsanto, Budi. Kesimpulan : Selain untuk produk
hasil perusahaan manufaktur berupa barang, QFD dapat pula digunakan untuk industri
jasa yang tipikal poduknya tidak memiliki wujud fisik, perusahaan secara visual dapat
mudah melihat area pengembangan produk serta prioritas perhatian secara teknis.
Judul :

Perancangan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan QFD (Quality

Function Deployment) Dengan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di Pt.Xyz. Sumber :


Martyanto M. Tumanggor, Ir. Elisabeth Ginting,Msi, Ir. Rosnani Ginting,MT.
Kesimpulan : (1) Pada Tingkat Kepentingan karakteristik teknik pada rumah mutu
penting ditunjukkan pada karakteristik teknik jenis bahan, kekuatan bahan, dan desain.
(2) Pada karakteristik kenyamanan bahan, ketebalan busa, lama pengecetan, dan lama
pengelasan. bobot keinginan konsumen, pertimbangan dalam merancang berupa
kenyamanan merupakan keinginan paling besar dan desain warna hitam menjadi
keinginan konsumen paling kecil.
Judul : Analisis Quality Function Deployment (Qfd) Pada Manajemen
Kurikulum Berbasis Kompetensi Terhadap Penggunaan Multimedia. Sumber : Rosalina.
Kesimpulan : Berdasarkan tingkat perbaikan karakteristik konsumen, yang memperoleh
rata-rata perbaikan yang besar adalah item proses pembelajaran menggunakan
multimedia yaitu sebesar 20%.

Fasilitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fasilitas adalah sarana untuk
melancarkan pelaksanaan fungsi atau kemudahan (Kamus Besar Indonesia, 2001: 314).
Sedangkan menurut Suryo Subroto di dalam Arianto Sam (2009) fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha, dapat
berupa benda-benda maupun uang.
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory
disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi
dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka
memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar
dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan
mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004, p55-56) adalah sebagai berikut :
1. Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi
fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain supply
chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan lokasi secara
desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen.
2. Capacity
Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan
perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula sebaliknya.
3. Operation methodology
Proses bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah
mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel maksudnya adalah
mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk membuat produk lain yang biasanya
mesin itu relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam
produk saja (efisien).
4. Warehouse methodology

a. Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yang menyimpan segala
macam produk dalam suatu tempat.
b. Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua
produk-produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau
memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.
c. Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan
dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari
truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan
diangkut menuju fasilitas perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi
bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer menggunakan truktruk yang berisi barang-barang yang beragam dari truk-truk sebelumnya.
Keunggulan Bersaing
Menurut Kotler (2001:95), pengertian keunggulan bersaing adalah keunggulan
atas pesaing yang didapat dengan menyampaiakn nilai pelanggan yang lebih bersar,
melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang
sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi. Senada dengan itu Proter (Jatmiko,
2004:143), menyatakan bahwa ada tiga pilihan strategi generik yang dapat dilakukan
perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu:
1. Strategi kepemimpinan biaya rendah
2. Straregi Differensiasi
3. Strategi Fokus
Supply Chain Management
Menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply
chain management adalah sebuah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk
ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan
semua elemen supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat
berikutnya yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik
tradisional.
Quality Function Deployment

Quality Function Deployment (QFD) adalah metode perencanaan dan


pengembangan

secara

terstruktur

yang

memungkinkan

tim

pengembangan

mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, dan mengevaluasi


kemampuan produk atau jasasecara sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
tersebut (Ariani, 2002).
Lou

Cohen

dalam

laporan

penelitian

Uswatun

Hasanah

(2007:12)

mendefinisikan QFD adalah metode terstruktur yang digunakan dalam proses


perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan
keinginan konsumen, serta mengevaluasi suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Tony Wijaya (2011:79) berpendapat bahwa QFD terdiri atas beberapa aktivitas
utama yaitu: (1) penjabaran persyaratan konsumen; (2) penjabaran karakteristik kualitas
yang dapat diukur; (3) penentuan hubungan antara kebutuhan kualitas dan karakteristik
kualitas; (4) penerapan sejumlah nilai berdasarkan sejumlah angka tertentu terhadap
masing-masing karakteristik kualitas; (5) penyatuan karakteristik kualitas ke produk; (6)
perancangan produksi dan pengendalian kualitas produk.
Menurut Subagyo dalam Marimin (2004), tahapan QFD adalah: (1)
Mengidentifikasikan kemauan pelanggan. (2) Mempelajari ketentuan teknis dalam
menghasilkan barang atau jasa. Hal ini didasarkan data yang tersedia. Aktivitas dan
sarana yang digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa, dalam rangka menentukan
mutu pemenuhan kebutuhan pelanggan. (3) Hubungan antara keinginan pelanggan
dengan ketentuan teknis. Hubungan ini dapat berpengaruh kuat, sedang atau lemah.
Setiap aspek dari konsumen diberi bobot, untuk membedakan pengaruhnya terhadap
mutu produk. (4) Perbandingan kinerja pelayanan. Tahap ini membandingkan kinerja
perusahaan dengan pesaing.
Matrix House of Quality (HoQ)
Matrix House of Quality (HoQ) atau rumah mutu adalah bentuk yang paling
dikenal dari representasi QFD. Dibawah ini adalah gambar dari HoQ yang memiliki
korelasi paling penting antara apa saja kebutuhan konsumen dan bagaimana produsen
dapat memenuhinya.

Jenis matriks HoQ bentuknya bermacam-macam. Bentuk umum dan matriks ini
terdiri dari beberapa komponen yaitu :
1. Voice of Customer WHATs, daftar apa saja kebutuhan yang diinginkan
konsumen.
2. Voice of Organization HOWs, daftar bagaimana atau apa saja yang bisa
diberikan oleh perusahaan
3. Relationship Matrix, matriks ini menggambarkan keterkaitan antara technical
dan customer requirement. Skala yang diterapkan dan digambarkan dengan
menggunakan simbol berikut:
= melambangkan hubungan kuat dengan nilai adalah 5
= melambangkan hubungan sedang dengan nilai adalah 3
= melambangkan hubungan lemah dengan nilai adalah 1
4. Correlation Matrix ROOF matrix, digunakan untuk mengidentifikasikan,
dimana technical requirement saling memiliki hubungan antara satu dengan
lainnya di dalam penyediaan yang bisa perusahaan berikan.
5. Competitive Assessment adalah yang menggambarkan seberapa kuat atau
lemahnya pesaing.
Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian

Jenis penilitan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. Penelitian
Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik
(Sulistyo-Basuki, 2006: 110).
Teknik Analisis Data
Analisis data kuantitatif dilakukan untuk meneliti ketersediaan fasilitas dalam
keunggulan bersaing dengan menggunakan metode Quality Function Deployment
(QFD) dengan Matrix House of Quality (HoQ) atau rumah mutu sebagai bentuk yang
paling dikenal dari representasi QFD. Data dari hasil QFD kemudian dianalisis dan
dideskripsikan dalam penelitian.
Pembahasan
Berikut adalah data mengenai daftar apa saja yang diinginkan konsumen
berdasarkan hasil wawancara dan observasi.
No
Daftar Keinginan Konsumen
1. Kelengkapan Barang Persediaan
2. Tersedianya Ruang Tunggu
3. Cepat Tanggap
4. Kualitas
5. Harga Terjangkau
6. Pelayanan
7. Kenyamanan
Sumber : Hasil wawancara dan survey pada konsumen.

Urutan Prioritas
4
1
3
5
3
4
2

Berikut adalah data mengenai daftar apa saja yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
No
1.
2.
3.
4.

Daftar Kemampuan Perusahaan


Gudang
Peralatan
Persediaan Barang
Sumber Daya Manusia

5. Ruang Operator Desain


6. Ketersediaan Kursi
Sumber : Hasil wawancara dan survey pada percetakan trapesium.
Dari data voice of customer Whats atau daftar apa saja yang diinginkan oleh
konsumen dan voice of organization Hows atau apa yang dapat dilakukan oleh
produsen maka didapatkan hasil sebagai berikut.

Keter
angan :
Kepentingan konsumen :
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup Penting
2 = Tidak penting
1 = Sangat tidak penting
Kompetitor
P = Poor (Lemah), G = Good (Baik), F = Fair (Sedang/seimbang).

Berdasarkan House of Quality diatas mengenai ketersediaan fasilitas untuk


keunggulan bersaing pada perusahaan trapesium didapatkan informasi bahwa,
1. Pada kemampuan perusahaan mengenai gudang memiliki pengaruh yang sangat
penting dengan kepentingan konsumen yaitu kelengkapan barang persediaan
serta memiliki sedikit pengaruh pada harga yang terjangkau dengan skor pada
gudang sebesar 23.
2. Pada kemampuan perusahaan terkait peralatan memiliki pengaruh yang penting
dengan kepentingan konsumen yaitu cepat tanggap, kualitas, dan harga yang
terjangkau dengan skor 33.
3. Pada kemampuan perusahaan terkait persediaan barang memiliki pengaruh yang
sangat penting dengan kepentingan konsumen yaitu kelengkapan barang
persediaan dan pengaruh yang sedikit penting pada harga yang terjangkau
dengan total skor 23.
4. Pada kemampuan perusahaan terkait SDM memiliki pengaruh yang sangat
penting dengan kepentingan konsumen yaitu pada cepat tanggap dan pelayanan
yang diberikan perusahaan, serta memiliki pengaruh yang penting pada kualitas
dan pelayanan dengan total skor 56, hal ini menjadikan ketersediaan fasilitas
terkait SDM yang berkualitas sangat memiliki pengaruh terhadap kepentingan
pelanggan yang meningkatkan keunggulan bersaing pada perusahaan.
5. Pada kemampuan perusahaan terkait fasilitas ruang operator desain memiliki
pengaruh yang penting dengan kepentingan konsumen yaitu dengan ketersediaan
ruang tunggu dan pengaruh yang sedikit penting pada pelayanan dan
kenyamanan dengan skor 8.
6. Pada kemampuan perusahaan terkait ketersediaan kursi untuk pelanggan
memiliki pengaruh yang sangat penting dengan kepentingan konsumen yaitu
pada tersedianya ruang tunggu dan pengaruh yang penting terhadap kenyamanan
dengan skor 11.
7. Terkait dengan kompetitornya yaitu perusahaan percetakan Dstar pada
kepentingan konsumen persediaan percetakan trapesium memiliki keunggulan
dalam kelengkapan barang persediaan, pelayanan, cepat tanggap, dan kualitas
yang memiliki kepentingan konsumen paling tinggi, namun terkait tersedianya
ruang tunggu percetakan Dstar lebih unggul dibanding percetakan trapesium,
sedangkan pada harga terjangkau dan kenyamanan memiliki keunggulan dan
kelemahan yang sama.

8. Mengenai kepentingan konsumen dengan kepentingan tertinggi ada pada


kualitas dengan memiliki pengaruh yang penting pada kemampuan perusahaan
yaitu peralatan dan SDM.
Kesimpulan
1. Hasil analisis dengan metode QFD dengan model HoQ didapatkan bahwa
kepentingan konsumen teruama kualitas yang dihasilkan memiliki pengaruh
yang penting dalam keunggulan bersaing dengan ketersediaan fasilitas terutama
pada fasilitas peralatan dan SDM yang berkualitas dengan masing-masing skor
yaitu 33 dan 56 dari perusahaan trapesium.
2. Terkait kompetitornya perusahaan trapesium memiliki keunggulan lebih di 4
aspek pada kepentingan konsumen yaitu kelengkapan barang persediaan,
pelayanan, cepat tanggap, dan kualitas, namun pada bagian ketersediaan ruang
tunggu percetakan trapesium harus lebih ditingkatkan untuk keunggulan
bersaing karena perusahaan kompetitor lebih baik pada hal ketersediaan ruang
tunggu.

Daftar Pustaka
Abdullah. (2014). Kajian Potensi Pasar dan Kebutuhan Santri Untuk Layanan Pondok
Pesantren Mahasiswa. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Telkom
Bandung.
Apriani, Munica. (2011). Analisis Pengaruh Fasilitas, Kualitas Pelayanan Dan
Kepuasan Pelanggan Terhadap Minat Mereferensikan (Studi Kasus Pada
Konsumen Jasa Pelayanan Cuci Sepeda Motor Dan Mobil Star Clean Di
Semarang). Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro.
Ariani, D.W. (2002). Manajemen Kualitas:Pendekatan Sisi Kualitas. Departemen
Pendidikan Nasional: Jakarta.
Chopra, S. dan Meindl, P. (2004). Supply Chain Management : Strategy,Planning, and
Operations, 2nd edition. Pearson-Prentice Hall: New Jersey.
Harsanto, Budi. (2011). Pengembangan Produk Menggunakan Quality Function
Deployment (QFD) dalam Industri Jasa. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Padjajaran.
Heizer, J., dan Render B. (2005). Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Jatmiko, RD. (2004). Manajemen Strategi, Edisi Satu. Jakarta: Salemba Empat.
KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [online]. http://kbbi.web.id/fasilitas.
Diakses 5 november 2015.
Kemenkop
dan
UKM.
(2015).
Laporan
Tahunan
2011.
http://www.depkop.go.id/index.php?
option=com_phocadownload&view=file&id=332:laporan-tahunan2011&Itemid=93. Diakses 5 november 2015.

[online].

Kotler, Philip, dkk, (2000). Manajemen Pemasaran dengan pemasaran efektikf dan
Pofitable. Gramedia Pusat Utama: Jakarta.
Rosalina. (2014). Analisis Quality Function Deployment (Qfd) Pada Manajemen
Kurikulum Berbasis Kompetensi Terhadap Penggunaan Multimedia. Teknik
Industri. Universitas Gunadarma.
Sam,

Arianto.
(2008).
Pengertian
Fasilitas
Belajar.
[online].
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html. Diakses 5
november 2015.

Santoso, Aprih & Widowati, SY. (2011). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas Dan
Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Kopima Usm).
Fakultas Ekonomi. Universitas Semarang.
Shahzadi, Irum, dkk.. (2013). Drivers of Suppply Chain Performance Enhancing
Organizational Output : An Exploratory Study for Manufacturing Sector.
European Journal of Business and Management, Vol. 5, No. 14, pp. 53-63.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta.


Tumanggor, Martyanto, dkk., (2013). Perancangan Fasilitas Kerja Dengan
Menggunakan Qfd (Quality Function Deployment) Dengan Memperhatikan
Prinsip Ergonomi Di Pt.Xyz. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara.
Uswatun Hasanah. (2007). Penerapan konsep quality function deployment (QFD) dalam
meningkatkan kualitas dan mengembangkan produk sepeda motor honda karisma
125D. Laporan Penelitian. UNNES Semarang.

Anda mungkin juga menyukai