Anda di halaman 1dari 62

TB PARU KASUS PUTUS

OBAT
Pembimbing:
Dr. Yahya, Sp.P
Penyusun:
Maltari

(1102011151)

Siti Tasya PS

(1102011262)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


BAGIAN PARU
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO
PERIODE 21 DESEMBER 2015 28 Februari2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

IDENTITAS

No RM
Nama
Umur
Status pernikahan
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk
Tanggal Pemeriksaan
Ruang Perawatan

: 78-74-28
: Tn. B.U
: 35 tahun
: Menikah
: Buruh Pabrik
: Cibubur RT 001/006 CIRACAS
: 16 Januari 201
: 18 Januari 2016
: Parkit 1

ANAMNESA
(Autoanamnesis : 8
Desember 2015)
KELUHAN UTAMA
Batuk berdahak 3 bulan SMRS

KELUHAN TAMBAHAN
Demam, keringat dingin dimalam hari, lemas, nyeri
ulu hati, sariawan, sakit tenggorokan, berat badan
menurun, diare.

Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang ke IGD RS POLRI dengan keluhan batuk
berdahak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
disertai Sesak yang muncul bersamaan dengan batuk.
Batuk berdahak berwarna kuning tidak disertai dengan
darah. Pasien mengeluhkan sariawan dan sakit pada
tenggorokan 1 bulan SMRS menyebabkan pasien tidak nafsu
makan dan terjadi penurunan berat badan sejak 3 bulan
terakhir sebanyak 17 kg (dari berat awal 59 kg menjadi 42
kg) dan pasien merasa lemas tidak bertenaga. Pasien
mengeluh demam disertai menggigil dan berkeringat
dirasakan meningkat pada malam hari 2 minggu SMRS.
Pasien juga mengeluhkan nyeri uluhati sebelumnya pasien
memiliki riwayat penyakit gastritis. Pasien mengalami diare
1 minggu SMRS. Pasien mempunyai kebiasaan merokok dari
SMA.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum pernah menderita penyakit dengan gejala
yang sama sebelumnya. Pasien belum pernah meminum
obat paru selama 6 bulan. Riwayat penyakit jantung
disangkal pasien. Riwayat bengkak pada ekstremitas
dan dada berdebar juga disangkal pasien. Riwayat sakit
kuning disangkal pasien. Riwayat kencing manis
disangkal pasien. Riwayat pemakaian obat obatan
terlarang disangkal pasien. Riwayat tranfusi darah
sebelumnya disangkal pasien. Riwayat BAB mencret
selama berbulan bulan di sangkal pasien. Riwayat
trauma pada bagian dada dan perut disangkal pasien.

Riwayat penyakit
keluarga
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga pasien di
benarkan, ayah pasien memiliki penyakit yang sama
dengan pasien yaitu batuk berdahak lebih dari 1 bulan,
namun sudah meninggal. Ayah pasien tidak pernah berobat
ke rumah sakit walaupun memiliki riwayat batuk berdahak
sejak lama. Riwayat penyakit jantung pada keluarga
disangkal pasien. Riwayat keluarga yang meminum obat
paru selama 6 bulan disangkal pasien. Riwayat penyakit
kencing manis pada keluarga disangkal pasien. Riwayat
sesak napas pada keluarga pasien disangkal. Riwayat
penyakit kuning pada keluarga disangkal. Riwayat
pemakaian obat obatan terlarang pada keluarga pasien
disangkal pasien. Riwayat BAB mencret selama berbulan
bulan disangkal pasien.

PEMERIKSAAN FISIK
18 Januari 2016

Keadaan umum
Kesadaran
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Laju pernafasan
Suhu

: Tampak Sakit Sedang


: Compos Mentis (GCS :15)
: 120/80 mmHg
: 96x/menit
: 21x/menit
: 36.8oC

Status Generalis
Kepala

: Normocephal, deformitas (-)

Mata
(-)

: Konjungtiva anemis (-), sclera okterik

Mulut
lidah

: Bibir kering, sariawan pada mukosa

Leher

: Retraksi (-), pembesaran KGB (-)

Status Generalis (2)


Thorax
Paru
(I)
: Datar, perbandingan AP : Transversal = 1:2. Tidak ada
sikatrik atau striae atau kelainan kulit lainnya. Pergerakan dada
statis
dan dinamis simetris.
(P)
: Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris hemithorax kanan
dan kiri
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas thoraks.
(P)
: Sonor pada kedua lapang paru
(A)
:Bunyi nafas vesikuler seluruh lapang paru, ronkhi +/+,
wheezing -/-

Status Generalis (3)


Jantung
(I) : Iktus kordis terlihat
(P) : Iktus kordis teraba
(P) : Batas kanan
: ICS IV linea parasternalis dextra

Batas kiri : ICS V linea mid-klavikula sinistra


(A) : Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, gallop (-), murmur
(-)

Status Generalis (4)


Abdomen
(I)
: tampak datar
(P)
: supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien
tidak
teraba, massa (-)
(P)
: timpani pada seluruh kuadran, shifting dullness (-)
(A)
: bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, pitting edema -/-

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
LABORATORIUM

15 januari 2016

HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit

Ditemukan
10,2 g/dl
16.200 /ul

Rujukan
13-16 g/dl
5,000-10,000 /ul

Hematokrit
Trombosit

31%
856.000 /ul

40-48%
150,000-400,000
/ul

KIMIA KLINIK

Ditemukan

Rujukan

Ureum
Creatinine
Glukosa

39 mg/dl
2,1 mg/dl
139

10-50 mg/dl
0.5-1.5 mg/dl
<200

sewaktu

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
16 Januari 2016
HEMATOLOGI

Ditemukan

Rujukan

II
Hemoglobin

9,7 g/dl

13-16 g/dl

Leukosit

15.800 /ul

5,000-10,000 /ul

Laju Endap

72 mm/jam

<15 mm/jam

Basophil

0-1 %

Eosinophil

1-3 %

Batang

2-6 %

Segment

85 %

50-70 %

Limfosit

10 %

20-40 %

Monosit

5%

2-8 %

Darah
HITUNG JENIS
LEUKOSIT

KIMIA KLINIK

Ditemuka

Rujukan

Ureum

n
17 mg/dl

10-50 mg/dl

Creatinine

0,7 mg/dl

0.5-1.5 mg/dl

SGOT / AST

12 U/L

< 37 U/L

SGPT / ALT

18 U/L

< 40 U/L

GDS

104

<200

ELEKTROLIT

Ditemukan

Rujukan

Natrium

123 mmol/l

135-145 mmol/l

Kalium

4,8 mmol/l

3,8-5,0 mmol/l

Chlorida

89 mmol/l

98-106 mmol/l

SEROBIOLOGI
BTA 3x

Ditemukan

Rujukan

3Positif

Negatif

BTA pagi

3 Positif

Negatif

BTA Sewaktu

3 Positif

Negatif

Banyak

++

Gram Positif

Tidak

Gram Negatif

ditemukan
Ditemukan

Tidak

KUMAN DIPLOCOCUS

Ditemukan
Tidak

KUMAN TETRACOCUS

Ditemukan
Tidak

BTA sewaktu

Pewarnaan Gram
SEL LEUKOSIT
SEL EPITEL
KUMAN BATANG

KUMAN COCUS
Gram Positif

Ditemukan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONTGENT THORAX

18 Januari
2016

Sinus / diafragma
baik
Mediastinum tidak
melebar
Jantung : CTR <50%
Paru : Fibroinfiltrat
hemithorax kanan
dan kiri atas
Sudut
costophrenikus:
Lancip

RESUME
Pasien datang ke IGD RS POLRI dengan keluhan batuk selama 3
bulan sebelum masuk rumah sakit. Pada saat batuk disertai dengan
sesak nafas. Pasien mengalami batuk berdahak berwarna
kekuningan tanpa darah. Pasien mengelukan adanya demam dan
mengigil serta keringat berlebih dimalam hari 2 minggu SMRS.
Pasien mengeluh sariawan dan sakit tenggorokan 1 bulan SMRS
menyebabkan penurunan nafsu makan dan berat badan sebanyak
17 kg (dari 59 kg menjadi 42 kg). Pasien juga mengelukan nyeri pada
epigastrium serta mengeluhkan BAB cair 1 minggu SMRS. Pasien
memiliki riwayat merokok sejak masa SMA. Pasien merupakan pasien
baru pertama kali masuk rumah sakit POLRI, pada awal masuk RS.
POLRI dilakukan pemeriksaan BTA sputum dan rontgen thoraks,
pasien dinyatakan sakit TB paru.
Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit ringan dengan keadaan
gizi kurang. Pada pemeriksaan thorax: auskultasi ditemukan suara
nafas vesikuler pada kedua lapang paru, dan terdapat bunyi rhonki
pada kedua lapang paru.
Pemeriksaan hasil tes sputum ditemukan BTA 3x positif (sewaktu =
3+ , pagi=3+, sewaktu=3+ ). Pemeriksaan foto toraks PA sudah
dilakukan dan ditemukan adanya gambaran TB ditandai dengan
adanya fibroinfiltrat paru kanan dan kiri bagian atas. Gambaran
rontgen jantung dalam bentuk normal.

DIAGNOSIS
TB Paru BTA (+), lesi luas, kasus baru

PENATALAKSANAAN

Inj. Rantin 2x1 amp


Ambroxol 3x1
OAT:
Rifampisin 450 mg
Isoniazid 300 mg
Pirazinamid 1000 mg
Etambutol 1000 mg
Curcuma 2x1
Vit B6 2x1

PROGNOSIS

Quo Ad Vitam
: Dubia Ad Bonam
Quo Ad Fungsionam
: Dubia Ad
Bonam
Quo Ad Sanactionam
: Dubia Ad
Bonam

FOLLOW UP
S
O

Sakit kepala seperti berputar, mual, lemas


8 Desember 2015
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis (GCS :E4M6V5)
Tanda tanda vital
Tekanan darah
: 150/100 mmHg
Nadi
: 90x/menit
Laju pernafasan
: 23x/menit
Suhu
: 36,5oC
Pemeriksaan Generalisata
Kepala
: Normosefali, deformitas (-)
Mata
: Konjungtiva anemis -/- ; sklera ikterik -/- ; pupil
isokor,
3mm / 3mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung+/+
Mulut
: Mukosa mulut merah, lidah kotor (-), lesi (-)
Leher
: Trakea di tengah, pembesaran kelenjar getah
bening (-)

Thorax
Paru
(I)
: Datar, perbandingan AP : Transversal = 1:2. Tidak ada
sikatrik atau striae
atau kelainan kulit lainnya.
Pergerakan dada statis dan dinamis simetris
(P)
: Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris hemithorax
kanan dan kiri
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas.
(P)
: Sonor pada kedua lapang paru
(A)
: Bunyi nafas vesikuler seluruh lapang paru, ronkhi +/+,
wheezing -/Jantung
(I)
: Iktus kordis terlihat
(P)
: Iktus kordis teraba
(P)
: Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri
: ICS V linea mid-klavikula sinistra
(A)
: Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
(I)
: tampak cembung
(P)
: supel, nyeri tekan epigastrium(+), hepar dan lien tidak
teraba, massa (-)
(P)
: timpani pada seluruh kuadran, shifting dullness (-)

A TB Paru BTA (+), lesi luas, kasus putus obat


Hipertensi

Inj. Cefotaxime 3x1gr


Inj. Rantin 2x1 amp
Inj. Ondansetron 2x1 amp
Inj. Ciprofloxacin 2x1 amp
CaCo3 3x1
Mertigo 3x1
Eperisone HCl 2x1 tabAs. Folat 3x1
Amlodipin 1x10mg tab
Valsartan 1x80mg
Bisoprolol 1x5mg

Ambroxol 3x1 tab


Curcuma 2x1
Vit B6 2x1
OAT:Rifampisin 450 mg
Isoniazid 300 mg
Pirazinamid 1000 mg
Etambutol 1000 mg
Streptomisin 750mg

FOLLOW UP (2)
S
O

Sakit kepala seperti berputar

8 Desember 2015

Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang


Kesadaran
: Compos Mentis (GCS :E4M6V5)
Tanda tanda vital
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Laju pernafasan
: 21x/menit
Suhu
: 36,3oC
Pemeriksaan Generalisata
Kepala
: Normosefali, deformitas (-)
Mata
: Konjungtiva anemis -/- ; sklera ikterik -/- ; pupil
isokor,
3mm / 3mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung+/+
Mulut
: Mukosa mulut merah, lidah kotor (-), lesi (-)
Leher
: Trakea di tengah, pembesaran kelenjar getah
bening (-)

Thorax
Paru
(I)
: Datar, perbandingan AP : Transversal = 1:2. Tidak ada
sikatrik atau striae
atau kelainan kulit lainnya.
Pergerakan dada statis dan dinamis simetris
(P)
: Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris hemithorax
kanan dan kiri
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas.
(P)
: Sonor pada kedua lapang paru
(A)
: Bunyi nafas vesikuler seluruh lapang paru, ronkhi +/+,
wheezing -/Jantung
(I)
: Iktus kordis terlihat
(P)
: Iktus kordis teraba
(P)
: Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri
: ICS V linea mid-klavikula sinistra
(A)
: Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
(I)
: tampak cembung
(P)
: supel, nyeri tekan epigastrium(+), hepar dan lien tidak
teraba, massa (-)
(P)
: timpani pada seluruh kuadran, shifting dullness (-)

A TB Paru BTA (+), lesi luas, kasus putus obat


Hipertensi

Inj. Cefotaxime 3x1gr


Inj. Rantin 2x1 amp
Inj. Ondansetron 2x1 amp
Inj. Ciprofloxacin 2x1 amp
CaCo3 3x1
Mertigo 3x1
Eperisone HCl 2x1 tabAs. Folat 3x1
Amlodipin 1x10mg tab
Valsartan 1x80mg
Bisoprolol 1x5mg

Ambroxol 3x1 tab


Curcuma 2x1
Vit B6 2x1
OAT:Rifampisin 450 mg
Isoniazid 300 mg
Pirazinamid 1000 mg
Etambutol 1000 mg
Streptomisin 750mg

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh


infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
biasanya menyerang paru-paru (disebut sebagai TB Paru),
walaupun pada sepertiga kasus, organ-organ lain ikut terlibat.

EPIDEMIOLOGI

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat


yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health
Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai
Global Emergency .
Indonesia masih menempati urutan ke 3 di dunia untuk jumlah
kasus TB setelah India dan China. Setiap tahun terdapat
250.000 kasus baru TB dan sekitar 140.000 kematian akibat TB.
Di Indonesia tuberkulosis adalah pembunuh nomor satu
diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan
akut pada seluruh kalangan usia

ETIOLOGI

Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis,


sejenis kuman berbentuk batang, non-spora, aerobik.

KLASIFIKASI

A. TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
paru, tidak termasuk pleura
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)
TB paru dibagi dalam :
Tuberkulosis Paru BTA (+)
Tuberkulosis Paru BTA (-)

2. Berdasarkan Tipe Penderita


Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe
penderita yaitu:
Kasus baru
Kasus kambuh (relaps)
Kasus pindahan (Transfer In)
Kasus lalai berobat
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 minggu atau
lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan
hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
Kasus Gagal
Kasus kronik
Kasus bekas TB

B. TUBERKULOSIS EKSTRA PARU


Batasan : Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain
paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung
(pericardium), kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus,
ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dll.
Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur spesimen positif,
atau histologi, atau bukti klinis kuat konsisten dengan TB
ekstraparu aktif, yang selanjutnya dipertimbangkan oleh klinisi
untuk diberikan obat anti tuberkulosis siklus penuh

TB di luar paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan


penyakit, yaitu :
TB di luar paru ringan
Misalnya : TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral,
tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
TB diluar paru berat
Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis
eksudativa bilateral, TB tulang
belakang, TB usus, TB
saluran kencing dan alat kelamin.

PATOGENESIS

Diagnosis
Manifestasi Klinis

Gejala respiratorik :

batuk > 2 minggu


batuk darah
sesak napas
nyeri dada
Gejala sistemik

Demam,malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan


menurun

Diagnosis
Pemeriksaan Fisik

suara napas bronkial,


amforik,
suara napas melemah,
ronki basah,
tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum

Diagnosis
Pemeriksaan Bakteriologik

Bahan : dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinal,


bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan
bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin,
faeces dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum
halus/BJH.

Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS):


Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
Pagi ( keesokan harinya )
Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi)
Interpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan
ialah bila :
3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif = BTA positif
1 kali positif, 2 kali negatif -> ulang BTA 3 kali, kemudian bila 1
kali positif, 2 kali negatif = BTA positif
bila 3 kali negatif = BTA negatif

Pemeriksaan Radiologik

Pemeriksaan standar adalah foto-toraks PA


Gambaran TB aktif: bayangan berawan/nodular di
segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah, kaviti, bercak milier,
efusi pleura
Gambaran TB inaktif: fibrotik, kalsifikasi, schwarte
(penebalan pleura)
Luluh paru: atelektasis, multikaviti, fibrosis parenkim
paru
Luas lesi: lesi minimal (proses mengenai sebagian dari
satu atau dua paru dengan luas tidak lebih dari sela iga
2 depan), serta tanpa kavitas. lesi luas (lebih dari lesi
minimal)

Pemeriksaan darah
Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator
yang spesifik untuk tuberkulosis.
Laju endap darah ( LED) jam pertama dan kedua dapat
digunakan sebagai indikator penyembuhan pasien. LED sering
meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah yang
normal tidak menyingkirkan tuberkulosis.

Uji tuberkulin
Uji tuberkulin positif menunjukkan ada infeksi tuberkulosis.
Uji ini akan mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula
atau apabila kepositivan dari uji yang didapat besar sekali.
Pada malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberkulin dapat memberikan
hasil negatif.

Skema alur diagnosis TB paru pada orang


dewasa

Pengobatan
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat yang dipakai:
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan : Rifampisin,
INH, Pirazinamid, Streptomisin, Etambutol
Jenis obat tambahan lainnya (lini 2): Kanamisin,
Amikasin, Kuinolon, Obat lain masih dalam penelitian ;
makrolid, amoksilin + asam klavulanat
Kemasan:
Obat tunggal, Obat kombinasi dosis tetap (FDC)

Pengobatan
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) (..cont)
Jenis dan dosis
OAT

Ringkasan panduan obat


Kategori

Kasus

Paduan obat yang diajurkan

- TB paru BTA +,
BTA - , lesi luas

2 RHZE / 4 RH atau
2 RHZE / 6 HE
*2RHZE / 4R3H3

II

- Kambuh
- Gagal pengobatan

-RHZES / 1RHZE / sesuai hasil uji resistensi atau


2RHZES / 1RHZE / 5 RHE
-3-6 kanamisin, ofloksasin, etionamid, sikloserin / 1518 ofloksasin, etionamid, sikloserin atau 2RHZES /
1RHZE / 5RHE

II

- TB paru putus
berobat

Sesuai lama pengobatan sebelumnya, lama berhenti


minum obat dan keadaan klinis, bakteriologi dan
radiologi saat ini (lihat uraiannya) atau
*2RHZES / 1RHZE / 5R3H3E3

III

-TB paru BTA neg.


lesi minimal

2 RHZE / 4 RH atau
6 RHE atau
*2RHZE /4 R3H3

IV

- Kronik

RHZES / sesuai hasil uji resistensi (minimal OAT yang


sensitif) + obat lini 2 (pengobatan minimal 18 bulan)

IV

- MDR TB

Sesuai uji resistensi + OAT lini 2 atau H seumur


hidup

Keterangan

Bila
streptomisin
alergi, dapat
diganti
kanamisin

Efek samping OAT dan penatalaksanaannya


Minor

Efek samping

Penyebab

Tatalaksana:
Lanjutkan obat

Tidak nafsu makan, mual, sakit


perut

Rifampisin

Obat diminum malam


sebelum tidur

Nyeri sendi

Pyrazinamid

Beri aspirin /allopurinol

Kesemutan s/d rasa terbakar di


kaki

INH

Beri vitamin B6 (piridoksin) 1


x 100 mg perhari

Warna kemerahan pada air seni Rifampisin

Beri penjelasan, tidak perlu


diberi apa-apa

Efek samping OAT dan penatalaksanaannya


Mayor

Ikterik /Hepatitis Imbas Obat


(penyebab lain disingkirkan)

Sebagian besar
OAT

Muntah dan confusion (suspected


drug-induced pre-icteric hepatitis)

Sebagian besar
OAT

Gangguan penglihatan
Kelainan sistemik, termasuk syok dan
purpura

Etambutol

Tatalaksana:
Hentikan obat
Beri antihistamin dan
dievaluasi ketat
Streptomisin
dihentikan
Streptomisin
dihentikan
Hentikan semua OAT
sampai ikterik
menghilang dan
boleh diberikan
hepatoprotektor
Hentikan semua OAT
dan lakukan uji fungsi
hati
Hentikan etambutol

Rifampisin

Hentikan rifampisin

Efek samping

Penyebab

Gatal dan kemerahan pada kulit

Semua jenis
OAT

Tuli

Streptomisin

Gangguan keseimbangan (vertigo dan


Streptomisin
nistagmus)

KOMPLIKASI

Batuk darah
Pneumotoraks
Luluh paru
Gagal napas
Gagal jantung
Efusi pleura

PROGNOSIS

Jika berobat teratur sembuh total (95%)


Jika dalam 2 tahun penyakit tidak aktif, hanya sekitar 1 %
yang mungkin relaps
Terapi yang cepat dan legal artis akan sembuh baik

PMO (PENGAWASAN MENELAN OBAT)

Syarat :
Dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas
kesehatan maupun pasien,
Disegani dan dihormati oleh pasien.
Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.
Bersedia membantu pasien dengan sukarela.
Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama
dengan pasien

Tugas PMO

Mengawasi menelan obat secara teratur sampai selesai


pengobatan.
Memberi dorongan agar mau berobat teratur.
Mengingatkan untuk periksa ulang dahak pada waktu yang
telah ditentukan.
Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB
yang mempunyai gejala- gejala mencurigakan TB untuk
segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.

INFORMASI UNTUK PMO

TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur


TB bukan penyakit keturunan atau kutukan
Cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan
cara pencegahannya
Cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan
lanjutan)
Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara
teratur
Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan
perlunya segera meminta pertolongan ke UPK

Multi Drug Resistance/ MDR


Definisi
Resistensi ganda menunjukkan M.tuberculosis
resisten terhadap rifampisin dan INH dengan atau
tanpa OAT lainnya
Resistensi terhadap obat tuberkulosis dibagi menjadi :
1.Resistensi primer ialah apabila pasien
sebelumnya tidak pernah mendapat pengobatan TB
2.Resistensi inisial ialah apabila kita tidak tahu
pasti apakah pasiennya sudah pernah ada riwayat
pengobatan sebelumnya atau tidak
3.Resistensi sekunder ialah apabila pasien telah
punya riwayat pengobatan sebelumnya

Multi Drug Resistance/ MDR


Penyebab resistensi

Pemakaian obat tunggal dalam pengobatan


tuberkulosis
Penggunaan paduan obat yang tidak adekuat
Pemberian obat yang tidak teratur
Fenomena addition syndrome
Penggunaan obat kombinasi yang
pencampurannya tidak dilakukan secara baik,
sehingga mengganggu bioavailabiliti obat
Penyediaan obat yang tidak reguler
Kebosanan dalam pemakaian OAT lama
Pengetahuan pasien kurang tentang penyakit TB

Multi Drug Resistance/ MDR


Pengobatan
Kriteria utama berdasarkan data biologikal dibagi
menjadi 3 kelompok OAT:
1.Obat dengan aktiviti bakterisid: aminoglikosid,
tionamid dan pirazinamid yang bekerja pada pH asam
2.Obat dengan aktiviti bakterisid rendah:
fluorokuinolon
3.Obat dengan akiviti bakteriostatik, etambutol,
cycloserin dan PAS

Tingkatan OAT untuk pengobatan MDR


Tingkata
n

Obat
Aminoglikosid
a.Streptomisin
b.Kanamisin
atau Amikasin
c.Kapreomisin
Thiomides
(Etionamid
protionamid)

Dosis harian

Aktiviti
antibakteri

15 mg/kg

Bakterisid
menghambat
organisme yang
multiplikasi aktif

10-20 mg/kg

Pirazinamid

20-30 mg/kg

Ofloksasin

7.5-15 mg/kg

5
6
7

Etambutol
Sikloserin
PAS asam

15-20 mg/kg
10-20 mg/kg
10-12 g

Bakterisid
Bakterisid pada
pH asam
Bakterisid
mingguan
Bakteriostatik
Bakteriostatik
Bakteriostatik

Rasio kadar
puncak serum
terhadap MIC

20-30
5-7.5
10-15
4-8
7.5-10
2.5-5
2-3
2-4
100

Non-MDR drug resistant TB


Pengobatan

Anda mungkin juga menyukai