Preskas TB Paru Tasya
Preskas TB Paru Tasya
OBAT
Pembimbing:
Dr. Yahya, Sp.P
Penyusun:
Maltari
(1102011151)
Siti Tasya PS
(1102011262)
IDENTITAS
No RM
Nama
Umur
Status pernikahan
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk
Tanggal Pemeriksaan
Ruang Perawatan
: 78-74-28
: Tn. B.U
: 35 tahun
: Menikah
: Buruh Pabrik
: Cibubur RT 001/006 CIRACAS
: 16 Januari 201
: 18 Januari 2016
: Parkit 1
ANAMNESA
(Autoanamnesis : 8
Desember 2015)
KELUHAN UTAMA
Batuk berdahak 3 bulan SMRS
KELUHAN TAMBAHAN
Demam, keringat dingin dimalam hari, lemas, nyeri
ulu hati, sariawan, sakit tenggorokan, berat badan
menurun, diare.
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang ke IGD RS POLRI dengan keluhan batuk
berdahak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
disertai Sesak yang muncul bersamaan dengan batuk.
Batuk berdahak berwarna kuning tidak disertai dengan
darah. Pasien mengeluhkan sariawan dan sakit pada
tenggorokan 1 bulan SMRS menyebabkan pasien tidak nafsu
makan dan terjadi penurunan berat badan sejak 3 bulan
terakhir sebanyak 17 kg (dari berat awal 59 kg menjadi 42
kg) dan pasien merasa lemas tidak bertenaga. Pasien
mengeluh demam disertai menggigil dan berkeringat
dirasakan meningkat pada malam hari 2 minggu SMRS.
Pasien juga mengeluhkan nyeri uluhati sebelumnya pasien
memiliki riwayat penyakit gastritis. Pasien mengalami diare
1 minggu SMRS. Pasien mempunyai kebiasaan merokok dari
SMA.
Riwayat penyakit
keluarga
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga pasien di
benarkan, ayah pasien memiliki penyakit yang sama
dengan pasien yaitu batuk berdahak lebih dari 1 bulan,
namun sudah meninggal. Ayah pasien tidak pernah berobat
ke rumah sakit walaupun memiliki riwayat batuk berdahak
sejak lama. Riwayat penyakit jantung pada keluarga
disangkal pasien. Riwayat keluarga yang meminum obat
paru selama 6 bulan disangkal pasien. Riwayat penyakit
kencing manis pada keluarga disangkal pasien. Riwayat
sesak napas pada keluarga pasien disangkal. Riwayat
penyakit kuning pada keluarga disangkal. Riwayat
pemakaian obat obatan terlarang pada keluarga pasien
disangkal pasien. Riwayat BAB mencret selama berbulan
bulan disangkal pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
18 Januari 2016
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Laju pernafasan
Suhu
Status Generalis
Kepala
Mata
(-)
Mulut
lidah
Leher
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
LABORATORIUM
15 januari 2016
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Ditemukan
10,2 g/dl
16.200 /ul
Rujukan
13-16 g/dl
5,000-10,000 /ul
Hematokrit
Trombosit
31%
856.000 /ul
40-48%
150,000-400,000
/ul
KIMIA KLINIK
Ditemukan
Rujukan
Ureum
Creatinine
Glukosa
39 mg/dl
2,1 mg/dl
139
10-50 mg/dl
0.5-1.5 mg/dl
<200
sewaktu
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
16 Januari 2016
HEMATOLOGI
Ditemukan
Rujukan
II
Hemoglobin
9,7 g/dl
13-16 g/dl
Leukosit
15.800 /ul
5,000-10,000 /ul
Laju Endap
72 mm/jam
<15 mm/jam
Basophil
0-1 %
Eosinophil
1-3 %
Batang
2-6 %
Segment
85 %
50-70 %
Limfosit
10 %
20-40 %
Monosit
5%
2-8 %
Darah
HITUNG JENIS
LEUKOSIT
KIMIA KLINIK
Ditemuka
Rujukan
Ureum
n
17 mg/dl
10-50 mg/dl
Creatinine
0,7 mg/dl
0.5-1.5 mg/dl
SGOT / AST
12 U/L
< 37 U/L
SGPT / ALT
18 U/L
< 40 U/L
GDS
104
<200
ELEKTROLIT
Ditemukan
Rujukan
Natrium
123 mmol/l
135-145 mmol/l
Kalium
4,8 mmol/l
3,8-5,0 mmol/l
Chlorida
89 mmol/l
98-106 mmol/l
SEROBIOLOGI
BTA 3x
Ditemukan
Rujukan
3Positif
Negatif
BTA pagi
3 Positif
Negatif
BTA Sewaktu
3 Positif
Negatif
Banyak
++
Gram Positif
Tidak
Gram Negatif
ditemukan
Ditemukan
Tidak
KUMAN DIPLOCOCUS
Ditemukan
Tidak
KUMAN TETRACOCUS
Ditemukan
Tidak
BTA sewaktu
Pewarnaan Gram
SEL LEUKOSIT
SEL EPITEL
KUMAN BATANG
KUMAN COCUS
Gram Positif
Ditemukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONTGENT THORAX
18 Januari
2016
Sinus / diafragma
baik
Mediastinum tidak
melebar
Jantung : CTR <50%
Paru : Fibroinfiltrat
hemithorax kanan
dan kiri atas
Sudut
costophrenikus:
Lancip
RESUME
Pasien datang ke IGD RS POLRI dengan keluhan batuk selama 3
bulan sebelum masuk rumah sakit. Pada saat batuk disertai dengan
sesak nafas. Pasien mengalami batuk berdahak berwarna
kekuningan tanpa darah. Pasien mengelukan adanya demam dan
mengigil serta keringat berlebih dimalam hari 2 minggu SMRS.
Pasien mengeluh sariawan dan sakit tenggorokan 1 bulan SMRS
menyebabkan penurunan nafsu makan dan berat badan sebanyak
17 kg (dari 59 kg menjadi 42 kg). Pasien juga mengelukan nyeri pada
epigastrium serta mengeluhkan BAB cair 1 minggu SMRS. Pasien
memiliki riwayat merokok sejak masa SMA. Pasien merupakan pasien
baru pertama kali masuk rumah sakit POLRI, pada awal masuk RS.
POLRI dilakukan pemeriksaan BTA sputum dan rontgen thoraks,
pasien dinyatakan sakit TB paru.
Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit ringan dengan keadaan
gizi kurang. Pada pemeriksaan thorax: auskultasi ditemukan suara
nafas vesikuler pada kedua lapang paru, dan terdapat bunyi rhonki
pada kedua lapang paru.
Pemeriksaan hasil tes sputum ditemukan BTA 3x positif (sewaktu =
3+ , pagi=3+, sewaktu=3+ ). Pemeriksaan foto toraks PA sudah
dilakukan dan ditemukan adanya gambaran TB ditandai dengan
adanya fibroinfiltrat paru kanan dan kiri bagian atas. Gambaran
rontgen jantung dalam bentuk normal.
DIAGNOSIS
TB Paru BTA (+), lesi luas, kasus baru
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam
: Dubia Ad Bonam
Quo Ad Fungsionam
: Dubia Ad
Bonam
Quo Ad Sanactionam
: Dubia Ad
Bonam
FOLLOW UP
S
O
Thorax
Paru
(I)
: Datar, perbandingan AP : Transversal = 1:2. Tidak ada
sikatrik atau striae
atau kelainan kulit lainnya.
Pergerakan dada statis dan dinamis simetris
(P)
: Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris hemithorax
kanan dan kiri
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas.
(P)
: Sonor pada kedua lapang paru
(A)
: Bunyi nafas vesikuler seluruh lapang paru, ronkhi +/+,
wheezing -/Jantung
(I)
: Iktus kordis terlihat
(P)
: Iktus kordis teraba
(P)
: Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri
: ICS V linea mid-klavikula sinistra
(A)
: Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
(I)
: tampak cembung
(P)
: supel, nyeri tekan epigastrium(+), hepar dan lien tidak
teraba, massa (-)
(P)
: timpani pada seluruh kuadran, shifting dullness (-)
FOLLOW UP (2)
S
O
8 Desember 2015
Thorax
Paru
(I)
: Datar, perbandingan AP : Transversal = 1:2. Tidak ada
sikatrik atau striae
atau kelainan kulit lainnya.
Pergerakan dada statis dan dinamis simetris
(P)
: Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris hemithorax
kanan dan kiri
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas.
(P)
: Sonor pada kedua lapang paru
(A)
: Bunyi nafas vesikuler seluruh lapang paru, ronkhi +/+,
wheezing -/Jantung
(I)
: Iktus kordis terlihat
(P)
: Iktus kordis teraba
(P)
: Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri
: ICS V linea mid-klavikula sinistra
(A)
: Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
(I)
: tampak cembung
(P)
: supel, nyeri tekan epigastrium(+), hepar dan lien tidak
teraba, massa (-)
(P)
: timpani pada seluruh kuadran, shifting dullness (-)
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
A. TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
paru, tidak termasuk pleura
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)
TB paru dibagi dalam :
Tuberkulosis Paru BTA (+)
Tuberkulosis Paru BTA (-)
PATOGENESIS
Diagnosis
Manifestasi Klinis
Gejala respiratorik :
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis
Pemeriksaan Bakteriologik
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan darah
Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator
yang spesifik untuk tuberkulosis.
Laju endap darah ( LED) jam pertama dan kedua dapat
digunakan sebagai indikator penyembuhan pasien. LED sering
meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah yang
normal tidak menyingkirkan tuberkulosis.
Uji tuberkulin
Uji tuberkulin positif menunjukkan ada infeksi tuberkulosis.
Uji ini akan mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula
atau apabila kepositivan dari uji yang didapat besar sekali.
Pada malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberkulin dapat memberikan
hasil negatif.
Pengobatan
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat yang dipakai:
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan : Rifampisin,
INH, Pirazinamid, Streptomisin, Etambutol
Jenis obat tambahan lainnya (lini 2): Kanamisin,
Amikasin, Kuinolon, Obat lain masih dalam penelitian ;
makrolid, amoksilin + asam klavulanat
Kemasan:
Obat tunggal, Obat kombinasi dosis tetap (FDC)
Pengobatan
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) (..cont)
Jenis dan dosis
OAT
Kasus
- TB paru BTA +,
BTA - , lesi luas
2 RHZE / 4 RH atau
2 RHZE / 6 HE
*2RHZE / 4R3H3
II
- Kambuh
- Gagal pengobatan
II
- TB paru putus
berobat
III
2 RHZE / 4 RH atau
6 RHE atau
*2RHZE /4 R3H3
IV
- Kronik
IV
- MDR TB
Keterangan
Bila
streptomisin
alergi, dapat
diganti
kanamisin
Efek samping
Penyebab
Tatalaksana:
Lanjutkan obat
Rifampisin
Nyeri sendi
Pyrazinamid
INH
Sebagian besar
OAT
Sebagian besar
OAT
Gangguan penglihatan
Kelainan sistemik, termasuk syok dan
purpura
Etambutol
Tatalaksana:
Hentikan obat
Beri antihistamin dan
dievaluasi ketat
Streptomisin
dihentikan
Streptomisin
dihentikan
Hentikan semua OAT
sampai ikterik
menghilang dan
boleh diberikan
hepatoprotektor
Hentikan semua OAT
dan lakukan uji fungsi
hati
Hentikan etambutol
Rifampisin
Hentikan rifampisin
Efek samping
Penyebab
Semua jenis
OAT
Tuli
Streptomisin
KOMPLIKASI
Batuk darah
Pneumotoraks
Luluh paru
Gagal napas
Gagal jantung
Efusi pleura
PROGNOSIS
Syarat :
Dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas
kesehatan maupun pasien,
Disegani dan dihormati oleh pasien.
Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.
Bersedia membantu pasien dengan sukarela.
Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama
dengan pasien
Tugas PMO
Obat
Aminoglikosid
a.Streptomisin
b.Kanamisin
atau Amikasin
c.Kapreomisin
Thiomides
(Etionamid
protionamid)
Dosis harian
Aktiviti
antibakteri
15 mg/kg
Bakterisid
menghambat
organisme yang
multiplikasi aktif
10-20 mg/kg
Pirazinamid
20-30 mg/kg
Ofloksasin
7.5-15 mg/kg
5
6
7
Etambutol
Sikloserin
PAS asam
15-20 mg/kg
10-20 mg/kg
10-12 g
Bakterisid
Bakterisid pada
pH asam
Bakterisid
mingguan
Bakteriostatik
Bakteriostatik
Bakteriostatik
Rasio kadar
puncak serum
terhadap MIC
20-30
5-7.5
10-15
4-8
7.5-10
2.5-5
2-3
2-4
100