Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KIMIA FISIK I

HUKUM TERMODINAMIKA
KE NOL DAN PERTAMA

Disusun oleh :

KELOMPOK II

RATIKA SARI
SYAFARUDIN
TRI PUTRI OKTIVIANI
OKTAGINA SHEBA
ARI SETIAWANSYAH

(M1B114002)
(M1B114012)
(M1B114030)
(M1B114033)
(M1B114045)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2014 2015

HUKUM TERMODINAMIKA

Gambar 1
Hukum I termodinamika merupakan salah satu dari hukum fisika yang berhubungan dengan
kekekalan. Di dalam fisika kita mengenal bermacam macam hukum kekekalan seperti hukum kekekalan
energi, hukum kekekalan massa,hukum kekekalan momentum dan lain-lain.
Sebelum membahas hukumhukum Termodinamika terlebih dahulu kita harus tahu apa itu
termodinamika. Termodinamika merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara usaha dan kalor. Di
dalam termodinamika kita mengenal adanya sistem dan lingkungan. Dalam termodinamika sistem
diarttikan sebagai kumpulan dari benda benda atau objek yang diteliti atau menjadi pusat perhatian kita
sedangkan lingkungan diartikan sebagai benda atau objek yang berada di luar sistem. Batas ialah
perantara antara siitem dan lingkungan. Daerah tempat Sistem dan lingkungan berada disebut semesta.
Hukum termodinamika dibagi menjadi empat, namun disini kami akan membahas tentang hukum
termodinamika ke nol dan hukum termodinamika pertama.
A. HUKUM TERMODINAMIKA KE NOL
Hukum termodinamika ke nol, sepertinya ini sudah bukan istilah yang asing lagi untuk para
mahasiswa fisika. Hukum termodinamika ke nol ini adalah pembuka dari serangkaian materi panjang
dari mata kulaih Termodinamika yang diajarkan. Hukum termodinamika ini banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari hari. Karena sifatnya yang sangat umum dan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari

hari, maka karena itulah banyak yang malah mengabaikan dan tidak terlalu memperhatikan peristiwa
fisika ini.
Sepertinya tidak baik jika membahas hukum termodinamika ke nol tapi tanpa terlebih dahulu
mengetahui bunyi hukum termodinamika ke nol tersebut. Dari sumber yang saya dapat, bunyi hukum
termodinamika ke nol adalah:
When any two bodies are each separately in thermal equilibrium with a third, they are also in
thermal equilibriumwith each other.
Yang artinya dalam bahasa Indonesia kurang lebih menurut sepangetahuan dan kemampuan saya
adalah jika ada dua buah benda yang berada dalam satu kesetimbangan termal dengan benda ketiga, maka
ketiga benda yang ada di dalam nya juga akan terjadi kesetimbangan termal. Jika ada banda A, banda B
dan benda C yang berada di dalam suatu wadah / bejana yang diketahui bahwa suhu benda A dan C pada
kondisi kesetimbangan termal, dan pada sisi lain ternyata suhu benda B dan benda C juga dalam kondisi
kesetimbangan termal. Maka dapat dikatakan bahwa ketiga benda tersebut berada dalam kondisi
kesetimbangan termal seperti yang dialami oleh Benda A dan Benda B terhadap benda C. Walaupun suhu
benda C jauh lebih tinggi, maka lama kelamaan suhu nya akan turun dan akhirnya akan terjadi
kesetimbangan di dalam sistem tersebut.
Kurang lebih jika dituliskan dalam bentuk bagan adalah:
Suhu A = Suhu C

(i)

Suhu B = Suhu C

(ii)

Maka
Suhu A = Suhu B = Suhu C

(i) dan (ii)

Peristiwa kesetimbangan termal dan hukum termodinamika ke nol ini jika diterapkan dan dilihat
dalam kehidupan sehari hari sebenarnya sangat banyak sekali. Sebut saja salah satu conntoh yang paling
sederhana. Yaitu pada saat kita menukur suhu badan saat sedang demam. Misalkan saja ada dua tempat
pengambilan data, yaitu di daerah ketiak (i) dan yang kedua adalah di dalam mulut (ii). Dan sebagai
benda ketiga adalah termometer sebagai pengukur suhu badan.

Sebelum dimulai pengambilan data, maka terlebih dahulu diukur suhu awal termometer, jika
misalnya diketaui suhu awalnya 35C. Lalu dimulai pengambilan data pertama. Pengambilan data
pertama adalah di daerah ketiak (i) atau di lipatan lengan ketiak, termometer diletakkan di dalamnya dan
dicatat perubahan suhu termometer dalam 3 menit (180 sekon). Dan ternyata didapatkan data suhu di
ketiak (i) sebesar 38C. Lalu termometer didinginkan dengan caara dikibas kibaskan agar suhunya
kembali seperti semula (35C). Setelah suhu termometer kembali lagi, maka diambil data pada tempat
kedua, yaitu di dalam mulut (ii). Sama seperti pada pengambilan data pertama, suhu dicatat setelah
termometer berada di dalam mulut dalam waktu 180 sekon. Dan ternyata setelah 180 sekon, suhu yang
berada di dalam mulut (ii) juga sebesar 38C. Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu
tubuh keseluruhan (sistem) adalah sebesar 38C.
Dari contoh kasus diatas sepertinya sudah sangat mambantu untuk memahami dan mengetahui
tentang hukum termodinamika ke nol. Hukum termodinamika ke nol ini adalah hukum termodinamika
pembuka dari hukum hukum termodinamika yang lain. Pada pembahasan berikutnya insyaAllah akan
dilanjutkan pada hukum termodnamika yang pertama.

Aplikasi Hukum Termodinamika ke nol


Hukum ke nol termodinamika berhubungan dengan kesetimbangan termal antara benda benda

yang saling bersentuhan. Untuk memahami konsep keseimbangan termal secara lebih mendalam, mari
kita tinjau 3 benda (sebut saja benda A, benda B dan benda C). Benda C bisa dianggap sebagai
termometer. Misalnya benda A dan benda B tidak saling bersentuhan, tetapi benda A dan benda B
bersentuhan dengan benda C. Karena bersentuhan, maka setelah beberapa saat benda A dan benda C
berada dalam keseimbangan termal. Demikian juga benda B dan benda C berada dalam keseimbangan
termal. benda A dan benda B juga berada dalam keseimbangan termal, sekalipun keduanya tidak
bersentuhan. Benda A dan benda C berada dalam keseimbangan termal, berarti suhu benda A = suhu
benda C. Benda B dan benda C juga berada dalam keseimbangan termal (suhu benda B = suhu benda C).
Karena A = C dan B = C, maka A = B. Berdasarkan hasil percobaan, ternyata benda A dan benda B juga
berada dalam keseimbangan termal. Dalam hal ini, suhu benda A = suhu benda B. Jadi walaupun benda A
dan benda B tidak bersentuhan, tapi karena keduanya bersentuhan dengan benda C, maka benda A dan
benda B juga berada dalam keseimbangan termal. Hukum ke nol berbunyi Jika dua benda berada dalam
keseimbangan termal dengan benda ketiga, maka ketiga benda tersebut berada dalam keseimbangan
termal satu sama lain.

Dalam kehidupan sehari hari hukum ke nol ini banyakan ditemukan atau di gunakan. Seperti pada
saat kita memasukkan es batu kedalam air hangat, yang terjadi yaitu es batu akan mencair (suhu es
meningkat) dan suhu air hangat menjadi turun, kemudian lama kelamaan es nya mencair semua dan
tinggalah air dingin. Air dingin ini menunjukkan campuran antara es batu dan air hangat yang bersuhu
sama atau kata lainnya sudah masuk dalam keadaan kesetimbangan termal.contoh lainnya yaitu pada saat
kita memasak air didalam panci, benda pertama panci dan benda kedua air. Panci dibakar dengan api
sehingga temperaturnya berubah. Air yang bersentuhan dengan panci juga temperaturnya naik dan
akhirnya air mendidih.
Aplikasi lainnya yaitu pengukuran termperatur. Pengukuran temperatur ini berdasarkan prinsip
hukum termodinamika ke nol. Jika kita ingin mengetahui apakah dua benda memiliki temperatur yang
sama, maka kedua benda tersebut tidak perlu disentuhakan dan diamati perubahan sifatnya. Yang perlu
dilakukana adalah mengamati apakah kedua benda tersebut mengalami kesetimbangan termal dengan
benda ketiga. Benda ketiga tersebut adalah termometer. Biasanya yang digunakan dalam termometer
adalah benda yang mempunyai sifat termometrik yaitu benda apapun yang memiliki sedikitnya satu sifat
yang berubah terhadap perubahan temperatur. Termometer yang sering kita jumpai adalah termometer
kaca. Termometer kaca terdiri dari pipa kaca kapiler yang berhubungan dengan bola kaca yang berisi
cairan air raksa atau alkohol. Ruang di atas cairan berisi uap cairan atau gas inert. Saat temperatur
meningkat, volume cairan bertambah sehinggan panjang cairan dalam pipa kapiler bertambah. Panjang
cairan dalam pipa kapiler bergantung pada temperatur cairan. Jenis termometer lainnya yaitu termometer
volume gas tetap yang memiliki ketelitian dan keakuratan yang sangat tinggi, sehingga digunakan sebagai
instrumen standart untuk pengkalibrasian termometer lainnya. Termometer ini menggunakan gas sebagai
senyawa termometrik (umumnya hidrogen dan helium), dengan memanfaatkan sifat termometrik berupa
tekanan yang dihasilkan gas. Tekanan yang dihasilkan diukur menggunakan manometer air raksa tabung
terbuka. Ketika temperatur meningkat, gas memuai sehingga mendorong air raksa dalam tabung terbuka
ke atas. Volume gas dipertahankan tetap dengan menaikkan dan menurunkan reservoir. Deteksi
temperatur lainnya yang luas digunakan adalah termokopel. Termokopel bekerja berdasarkan prinsip
apabila ada dua buah metal dari jenis yang berbeda dilekatkan, maka dalam rangkaian tersebut akan
dihasilkan gaya gerak listrik yang besarnya bergantung terhadap temperatur. Dari semua contoh
termometer yang telah disebutkan, pada dasarnya prinsipnya sama yaitu ketika termometer menyetuh
benda dengan suhu tertentu maka akan terjadi kesetimbangan termal yang ditunjukkan oleh termometer
berupa pemuaian pada termomter kaca, perubahan tekanan pada termometer gas tetap, dan gaya gerak
listrik pada termokopel.

B. HUKUM TERMODINAMIKA PERTAMA

Seperti yang telah disebutkan di atas, Hukum hukum Termodinamika membahas tentang kekekalan
energi antara system dan lingkungan. Hokum I termodinamika menyatakan bahwa Jumlah kalor pada
suatu system adalah sama dengan perubahan energy di dalam system tersebut ditambah dengan usaha
yang dilakukan oleh system.
Energi dalam sistem adalah jumlah total semua energi molekul yang ada di dalam sistem. Apabila
system melakukan usaha atau system memperoleh kalor dan lingkungan, maka energy dalam sistem akan
naik. Sebaliknya energi dalam sistem akan berkurang jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan
atau sistem member kalor pada lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan energi
dalam/pada sistem tertutup merupakan selisih kalor yang diterima dengan usaha yang dilakukan sistem.

Rumus Hukum I Termodinamika

Dari bunyi hukum I Termodinamika, maka rumus hukum I Termodinamika dapat dituliskan sebagai
berikut :
Q=

+ W atau

=QW

Dimana :
: Perubahan energi dalam sistem (J)
: Kalor yang diterima/dilepas sistem (J)
: Usaha (J)

Q
W

untuk gas ideal monoatomik berlaku persamaan berikut.

atau

Perjanjian pada hokum I Termodinamika

1.
2.
3.
4.

Rumus hokum I Termodinamika digunakan dengan perjanjian sebagai berikut :


Usaha (W) bernilai positif (+) jika system melakukan usaha
Usaha (W) bernilai negative (-) jika system menerima usaha
Q bernilai negative jika system melepas kalor
Q bernilai positif jika system menerima kalor

Proses-proses termodinamika

Proses termodinamika adalah perubahan keadaan gas, yaitu tekanan, volume dan suhunya. Perubahan
ini diiringi dengan perubahan kalor, usaha dan energi dalamnya. Proses-proses yang memiliki sifat-sifat
khusus ada empat contoh seperti berikut.
a. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada garis P V proses isobarik
dapat digambarkan seperti pada berikut.

Proses Isobarik

Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva di bawah grafik P V.

b. Proses Isotermis
Proses isotermis adalah proses perubahan gas dengan suhu tetap. Perhatikan grafikk pada Gambar berikut.

Proses Isotermis

Pada proses ini berlaku hukum Boyle.

Karena suhunya tetap maka pada proses isotermis ini tidak terjadi perubahan energi dalam
Sedang usahanya dapat dihitung dari luas daerah di bawah kurva, besarnya seperti berikut.

c. Proses Isokhoris
Proses isokhoris adalah proses perubahan gas dengan volume tetap. Pada grafik P.V dapat
digambarkan seperti pada Gambar berikut.

Proses Isokhoris

Karena volumenya tetap berarti usaha pada gas ini nol, W = 0.


d. Adiabatis
Pada proses isotermis sudah kalian ketahui, U = 0 dan pada proses isokoris, W = 0. Bagaiaman jika
terjadi proses termodinamika tetapi Q = 0 ?

Proses adiabatis

Proses yang inilah yang dinamakan proses adiabatis. Berdasarkan hukum I Termodinamika maka proses
adiabatis memiliki sifat dibawah.

e. Proses lain dan gabungan proses

Proses-proses selain 4 proses ideal diatas dapat terjadi. Untuk memudahkan penyelesaian dapat
digambarkan grafik P V prosesnya. Dari grafik tersebut dapat ditentukan usaha proses sama dengan luas

kurva dan perubahan energi dalamnya

. Sedangkan gabungan proses adalah gabungan

dua proses adiabatis yang berkelanjutan. Pada gabungan proses ini berlaku hukum I termodinamika
secara menyeluruh.

Referensi:
Giancoli, Douglas C.. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta: Penebit Erlangga
Sears, Francis. W.. 1986. Thermodynamics, kinetic theory, and statistical thermodynamics. Sydney:
Addison-Wesley Publishing Company
http://www.informasi-pendidikan.com/2015/02/hukum-i-termodinamika.html

Anda mungkin juga menyukai