R Acute Coronary Syndrome (N-Stemi) + LBBB + Congestive Heart Failure
R Acute Coronary Syndrome (N-Stemi) + LBBB + Congestive Heart Failure
Oleh :
Ika Rahmawati Caesarina
Septia Nindi Fariani
Pembimbing
dr. Yusra Pintaningrum, Sp.JP
RESPONSI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. K
Umur
: 42 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Status
: Menikah
Alamat
: Janapria, Loteng
Suku
: Sasak
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:-
No RM
: 067091
MRS
: 22 November 2012
Waktu Pemeriksaan
: 22 November 2012
II. ANAMNESIS
kuning, darah (-), kehitaman (-), dempul (-). Sudah 3 hari BAB (-), flatus (+).
BAK pasien normal, berwarna kuning jernih, darah (-), nyeri (-), riwayat
kencing pasir (-)
Pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya sejak kirakira 2 tahun yang lalu.
Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah berobat ke RSI sebelum akhirnya dirujuk ke RSUP NTB.
Keadaan umum
: Baik
Kesan sakit
: Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4V5M6
Tensi
: 130/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit, reguler
Pernapasan
Suhu
: 24 x/menit
: 36,3 oC
Status General :
Kepala :
1.
2.
3.
4.
Edema (-)
5.
6.
7.
Hiperpigmentasi (-)
8.
1.
Simetris
2.
Alis : normal
3.
Exophtalmus (-)
4.
Ptosis (-)
5.
Nistagmus (-)
6.
Strabismus (-)
7.
8.
9.
10.
11.
Kornea : normal
12.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Penciuman normal
Mulut :
1.
Simetris
2.
3.
4.
5.
6.
Mukosa normal
Leher :
1.
2.
3.
Trakea : ditengah
4.
5.
6.
1.
Inspeksi
-
Permukaan dinding dada : massa (-), scar (-), spider navy (-)
2.
Palpasi
-
Edema (-), thrill (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), massa (-),
denyutan (-).
3.
Perkusi
-
Batas paru-jantung :
Kanan : ICS II parasternal dextra
Kiri : : ICS VII axilla anterior
Batas paru-hepar :
Ekspirasi : ICS VI
Inspirasi : ICS VII
4.
Auskultasi
-
Pulmo : vesikuler (+/+), ronki (+/+), wheezing (-), tes bisik (-), tes
percakapan (-).
o Abdomen :
1. Inspeksi : distensi (-), sikatrik (-), vena kolateral (-), caput medusa (-),
scar (-)
2. Auskultasi : BU (+) N, metallic sound (-)
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit, reguler
Pernapasan
Suhu
: 24 x/menit
: 36,3 oC
Ronki (+/+)
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia Klinik
Parameter
HGB
HCT
WBC
MCV
MCH
MCHC
PLT
GDS
Kreatinin
Ureum
SGOT
SGPT
CKMB
HBSAg
29/10/2012
13,5
42
10,41
89,4
28,7
32,1
194
95
1,5
105
1453
1027
73
(-)
Normal
11,5-16,5 g/dL
37-45 [%]
4,0 11,0 [10^3/ L]
82,0 92,0 [fL]
27,0-31,0 [pg]
32,0-37,0 [g/dL]
150-400 [10^3/ L]
<160
0,9-1,3
10-50
<40
<41
<16
3. IDENTIFIKASI MASALAH
Subjective
Objective
Sesak (+)
Tidur
bantal
Ronki (+/+)
tinggi
SGOT : 1453
Terkadang terbangun di
malam hari karena sesak
SGPT : 1027
CKMB: 73
Edema paru
Ascites minimal
dengan
Berkeringat dingin.
4.ASSESSMENT
5. PLANNING TERAPI
Medikamentosa
o
O2 2 lpm
IVFD RL 10 tpm
ISDN 3 x 5 mg tab
Spironolacton 1 x 25 mg tab
Aspilet 1 x 80 mg tab
Simvastatin 1 x 20 mg tab
Non-medikamentosa
Balance cairan
6.USULAN PEMERIKSAAN
Foto rontgent
EKG
Echocardiography
FOLLOW UP
Tgl
23/11/12
S
O
nyeri dada (+) TD : 120/60
hilang
timbul, N : 80
sesak (+), lesu. R : 24
T : 35,6
A
NSTEMI
Aserin
g
Arixtr
a 2,5 mg/hari
Inj
ranitidin 1 A/12
jam
Inj
ketorolac 1 A/8
jam
TD : 120/80
N : 80
R : 24
T : 35,6
NSTEMI
Aserin
g 8 tpm
Arixtr
a 2,5 mg/hari
Inj
ranitidin 1 A/12
jam
Inj
ketorolac 1 A/8
jam
Farsix
10
1 x tab
Bisopr
olol 1 x tab
Fasorb
id 3 x 5 mg
EKG 29/11/12
11
30/11/12
sesak (+)
mendadak
memberat
selama 2 hari
terakhir, nyeri
dada (-), lesu
O2
N : 130
(LBBB
masker 10 lpm
R : 30
komplit) +
Pasan
ronki (+/+)
edema paru
g kateter urin
akut
Inj
Farsix 2 A IV bolus
farsix pump 5
mg/jam IV
Dobut
amin 3 mg/kg/min
Spiron
olactone 25 mg tab
Aspile
t 1 x 80 mg
ISDN
3 x 5 mg tab
Capto
pril 3 x 6,25 mg tab
Simva
statin 20 mg tab
ASAM BASA
12
pH
: 7,32
(7,2 - 7,6)
PCO2
: 20
(30 - 50)
PO2
: 139
(70 - 700)
HCO3
: 9,9
01/12/12
ELEKTROLIT
Na
: 124
(135 - 145)
: 4,6
(3,5 5,1)
Ca
Post IMA
(LBBB
komplit) +
edema paru
O2
masker 8-10 lpm
Aserin
g + dobutamin 250
mg (3
meq/kgBB/menit)
Inj
furosemid 3 x 1 IV
Spiron
olactone 25 mg tab
Aspilet
1 x 80 mg
ISDN
3 x 5 mg tab
Captop
ril 3 x 12,5 mg tab
Simvas
tatin 20 mg tab
Bisopr
olol 1,25 mg tab
13
02/12/12
Post IMA
(LBBB
komplit) +
edema paru
Pulmo : dbn
Cor : cardiomegali
O2
masker 8-10 lpm
Aserin
g + dobutamin 250
mg (3
meq/kgBB/menit)
Spiron
olactone 25 mg tab
Aspilet
1 x 80 mg
ISDN
3 x 5 mg tab
03/12/12
Post IMA
(LBBB
komplit) +
edema paru
Captop
ril 3 x 12,5 mg tab
Simvas
tatin 20 mg tab
Bisopr
olol 1,25 mg tab
O2
masker 8-10 lpm
Aserin
g + dobutamin 250
mg (3
meq/kgBB/menit)
habis STOP
Dopa
min 200 mg (3
meq/kgBB/menit)
Farsix
14
1 A/8 jam
Spiron
olactone 25 mg tab
Aspilet
1 x 80 mg
ISDN
3 x 5 mg tab
Captop
ril 3 x 12,5 mg tab
Simvas
tatin 20 mg
Bisopr
olol 1,25 mg
CLINICAL REASONING
Nyeri dada yang berlokasi di sebelah kiri, menjalar ke lengan dan punggung kiri,
berdurasi >30 menit.
Riwayat merokok (+), riwayat hipertensi (+).
Hasil EKG menunjukkan non ST-elevasi dan menjadi LBBB sejak tanggal 1
Desember 2012.
Hasil laboratorium menunjukkan kenaikan kadar enzim jantung CKMB.
Beberapa daftar masalah di atas dapat dijelaskan hubungannya satu sama lain
secara singkat melalui bagan berikut.
15
Nyeri dada yang berlokasi di sebelah kiri, menjalar ke lengan dan punggung
kiri, berdurasi >30 menit, merupakan tanda-tanda yang cukup spesifik untuk
kelainan jantung, terutama Acute Coronary Syndrome (ACS).
Acute Coronary Syndrome (ACS) terdiri dari 3, yaitu STEMI, NSTEMI, dan
unstable angina. Ketiganya dapat dibedakan dari hasil EKG dan pemeriksaan
CKMB. Pada pasien ini, hasil EKG menunjukkan non-ST elevasi dan
peningkatan CKMB sehingga dapat dikatakan termasuk NSTEMI (Non-ST
Elevasi Miocard Infark). Pada NSTEMI, pembuluh darah mengalami sumbatan
yang masih parsial seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
16
Sesak saat beraktivitas, tidur dengan bantal tinggi, terkadang terbangun karena
sesak, hasil rontgen thorax menunjukkan kardiomegali.
17
Berikut adalah beberapa tanda dan gejala lainnya yang dapat mengarahkan
kecurigaan gagal jantung.
Yang ditandai merah adalah tanda-tanda yang dijumpai pada pasien. Selain itu,
terdapat criteria Framingham yang digunakan untuk menentukan diagnosa gagal
jantung yang dialami bersifat kongestif / Congestive Heart Failure (CHF). Dari
criteria ini, diperlukan 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor untuk menegakkan
CHF. Berikut adalah criteria Framingham.
18
Pada pasien, dijumpai 4 kriteria mayor dan 1 kriteria minor, sehingga dapat
dikatakan pasien sudah mengalami CHF.
Untuk lebih memudahkan penegakan diagnosa pada kelainan jantung, berikut
adalah algoritma dari WHO pada tahun 2012.
19
Anamnesis
Meskipun sesak dan cepat lelah adalah tanda-tanda gagal jantung, namun
gejala tersebut juga dapat ditemukan pada kondisi-kondisi lain seperti
kelainan respirasi dan obesitas. Informasi adanya kelainan jantung
sebelumnya dapat meningkatkan kemungkinan bahwa gejala saat ini
diakibatkan oleh gagal jantung. Adanya riwayat nyeri dada sebelumnya,
hipertensi, demam rematik, atau riwayat operasi jantung sebelumnya dapat
membantu menegakkan diagnosa. Keluhan berdebar-debar / palpitasi juga
dapat disebabkan oleh kelainan irama atau konduksi jantung yang dapat
berujung pada gagal jantung (WHO, 2012).
Pemeriksaan fisik
Banyak pasien dengan gagal jantung yang hanya memiliki sedikit gejala.
Beberapa tanda fisik, seperti edema pada kaki merupakan tanda yang tidak
spesifik yang bahkan dapat ditemukan pada pasien tanpa kelainan jantung.
Sedangkan, ditemukannya peningkatan JVP (tanpa adanya anemia, kelainan
paru, ginjal, maupun hepar), nadi yang cepat dan lemah, adanya sura jantung
3, dan perubahan posisi apex jantung merupakan tanda-tanda fisik yang
spesifik untuk kelainan jantung. Ditemukannya sesak tanpa adanya tandatanda fisik di atas lebih mengarah pada kelainan pada paru atau penyakit
lainnya (WHO, 2012).
20
sering
dilakukan
adalah
pemriksaan
EKG,
rontgen
thorax,
dan
Pada pasien CHF / gagal jantung kongestif yang diawali dengan adanya gagal
jantung kiri terjadi edema paru karena penumpukan cairan (sehingga
ditemukan ronki) gagal jantung kanan tekanan di atrium kanan meningkat
JVP meningkat dan dapat terjadi kongestif hepatopati.
Congestive hepatopathy merupakan kelainan hati yang sering dijumpai pada
penderita gagal jantung. Kelainan ini ditandai dengan adanya gejala klinis gagal
jantung (terutama gagal jantung kanan), tes fungsi hati yang abnormal dan tidak
ditemukan penyebab lain dari disfungsi hati. Congestive hepatopathy juga
dikenal dengan istilah cardiac hepatopathy, nutmeg liver,atau chronic passive
hepatic congestion. Bila kondisi ini berlangsung lama akan mengakibatkan
timbulnya jaringan fibrosis pada hati, yang sering disebut dengan cardiac
cirrhosis atau cardiac fibrosis. Meskipun cardiac cirrhosis menggunakan istilah
sirosis, jarang memenuhi kriteria patologis sirosis. Congestive hepatopathy ini
sangat sulit dibedakan dari sirosis hati primer karena klinisnya relatif tidak
spesifik. Tetapi tidak sama seperti sirosis yang disebabkan oleh hepatitis virus
atau penggunaan alkohol, pengobatan ditujukan pada pengelolaan gagal jantung
sebagai penyakit dasar.
Sebenarnya, peningkatan enzim hepar dapat disebabkan oleh banyak hal
sebagai berikut.
21
Pada pasien, tingkat SGOT dan SGPT berada di atas 1000. Seperti terlihat di
atas, salah satu penyebabnya adalah iskemik pada hepar yang dapat disebabkan
oleh CHF seperti telah dijelaskan di atas.
22