Anda di halaman 1dari 11

Penyakit Hati

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama

Disusun oleh :
Arta Dewadrajad Herisputra (120310130093)
Lia Nurlaela (120310130092)
Rizaldi Arrahman (120310130091)
Rahmawati Arani Tahier (120310130095)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat bimbingan dan
penyertaan-Nya makalah ini bisa diselesaikan. Makalah ini berisi tentang penyakit hati, sifat
buruk, dan taubat. Lewat makalah ini kami menjelaskan tentang penyakit hati dan sifat buruk
yang biasa dialami oleh manusia juga cara menghindari dan menyembuhkannya.
Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama, yang ditugaskan untuk membuat sebuah makalah mengenai penyakit hati, obat hati,
dan taubat, yang setelahnya akan dipresentasikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini, terutama Ibu Yani Rohmayani, selaku dosen Pendidikan Agama,
yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis juga masih
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini bisa berguna bagi kita semua. Selamat membaca.

Bandung, Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................................... 1
1.1

Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2

Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

1.3

Tujuan Penulisan............................................................................................ 1

1.4

Manfaat Penulisan.......................................................................................... 1

BAB II..................................................................................................................... 2
2.1.

Macam-macam Penyakit Hati dan Sifat Buruk Manusia............................2

2.2.

Beberapa cara untuk menghilangkan penyakit hati dan sifat buruk


Manusia.................................................................................................... 3

2.3.

Pengertian, Dasar Hukum dan Tingkatan Taubat.....................................................4

2.4.

Syarat Taubat Yang Diterima dan Penjelasan Beberapa unsur yang


menciptakan Hakikat Taubat.....................................................................6

BAB III.................................................................................................................... 7
A.

Kesimpulan.................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 8

ii

BAB I
Pendahuluan
1.1

Latar Belakang
Kita mengambil topik mengenai penyakit hati, dilatarbelakangi oleh kesadaran kita
akan banyaknya remaja yang melakukan penyimpangan atau memiliki penyakit hati di

1.2

sekitar kita.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Apa penyakit hati dan sifat buruk manusia?
b. Bagaimana cara menghilangkan dan menghindari penyakit hati dan sifat buruk
itu?
c. Apa yang harus dilakukan setelah memiliki penyakit hati dan penyakit hati dan
sifat buruk itu?

1.3

Tujuan Penulisan
Adapun indikator yang dituju atas penulisan makalah ini:
a. Terwujudnya pendidikan agama mengenai penyakit hati dan penyakit hati dan
sifat buruk manusia
b. Terhindarnya dari penyakit hati dan penyakit hati dan sifat buruk manusia
c. Apabila telah mempunyai penyakit hati dan penyakit hati dan sifat buruk, maka
menyegerakan taubat
d. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama

1.4

Manfaat Penulisan
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Bagi para siswa, penelitian ini dapat membantu mereka untuk mengetahui
bagaimana cara beradaptasi di era globalisasi dengan pendidikan teknologi saat
ini.
b. Bagi perkembangan teknologi khususnya di Indonesia, penelitian ini dapat
dijadikan dasar untuk mengembangkan pendidikan teknologi yang lebih maju.
c. Bagi peneliti, dapat menjadi kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan

BAB II
Isi
2.1. Macam-macam Penyakit Hati dan Sifat Buruk Manusia
1. Iri Hati
Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang akan rizki / rejeki dan nikmat yang
didapat oleh orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya. Iri hati yang
diperbolehkan dalam ajaran islam adalah iri dalam hal berbuat kebajikan, seperti
iri untuk menjadi pintar agar dapat menyebarkan ilmunya di kemudian hari. Atau
iri untuk membelanjakan harta di jalan kebenaran.
2. Dengki
Dengki adalah sikap tidak senang melihat orang lain bahagia dan berusaha untuk
menghilangkan nikmat tersebut. Sifat ini sangat berbahaya karena tidak ada orang
yang suka dengan orang yang memiliki sifat seperti ini.
3. Hasut / Hasud / Provokasi
Hasud adalah suatu sifat yang ingin selalu berusaha mempengaruhi orang lain
agar amarah / marah orang tersebut meluap dengan tujuan agar dapat memecah
belah persatuan dan tali persaudaraan agar timbul permusuhan dan kebencian
antar sesama.
4. Fitnah
Fitnah lebih kejam dari pembunuhan adalah suatu kegiatan menjelek-jelekkan,
menodai,

merusak,

menipu,

membohongi

seseorang

agar

menimbulkan

permusuhan sehingga dapat berkembang menjadi tindak kriminal pada orang lain
tanpa bukti yang kuat.
5. Buruk Sangka
Buruk sangka adalah sifat yang curiga atau menyangka orang lain berbuat buruk
tanpa disertai bukti yang jelas.
6. Khianat / Hianat
Khianat adalah sikap tidak bertanggungjawab atau mangkir atas amanat atau
kepercayaan yang telah dilimpahkan kepadanya. Khianat biasanya disertai bohong
dengan mengobral janji. Khianat adalah ciri-ciri orang munafik. Orang yang telah
berkhianat akan dibenci orang disekitarnya dan kemungkinan besar tidak akan
dipercaya lagi untuk mengemban suatu tanggung jawab di kemudian hari.
2

2.2. Beberapa cara untuk menghilangkan penyakit hati dan sifat buruk Manusia
1. Iri Hati : Iri hati dapat di obati dengan cara banyak bersyukur dengan apa yang
telah dicapai. Kita memiliki apa yang orang lain tidak punya, itu menjadi ukuran
untuk menghilangkan rasa iri hati. kita juga perlu menerima kenyataan, mengubah
pola pikir. Dari pada kita isi hati kita dengan rasa iri, lebih baik kita menyibukan
diri dengan kesibukan-kesibukan yang positif.
2. Dengki : sama halnya dengan iri hati, dengki juga masih membahas rasa tidak
senang melihat orang lain senang, perbedaannya seperti yang kita ketahui iri hati
merupakan sifatnya, dengki merupakan sikapnya. Obatnya sama saja dengan iri
hati.
3. Hasut / Hasud / Provokasi : Perbuatan provokasi atau menghasut dapat di
hilangkan dengan cara menghilangkan budaya provokasi di setiap elemen bangsa.
Hal ini memang tidak mudah, namun langkah-langkah yang dapat menghilangkan
sifat ini dengan mengabungkan dimensi fisik, mental, emosi social.
4. Fitnah : Fitnah adalah perbuatan yang lebih kejam daripada pembunuhan, karena
efek dari perbuatan ini menyebabkan sebuah penyakit hati korban yang obatnya
susah dicari dan efeknya juga menyebar. Obat hati yang cocok untuk penyakit hati
ini adalah dimulai dengan tidak melakukan perbuatan fitnah.
5. Buruk Sangka : buruk sangka atau disebut suudzan mengobatinya Ibnu Qudamah
al-Maqdisi berkata, Setiap kali terbesit dalam hatimu sesuatu yang buruk
terhadap sesama muslim, maka hendaknya engkau menambah perhatianmu
kepadanya, dan doakan dia dengan kebaikan. Sungguh hal itu mengurangi
pengaruh setan dan mengusirnya darimu. Dan jika terbukti kekeliruan
(ketergelinciran) seorang muslim, maka nasihatilah dia dengan rahasia (empat
mata). Dan ketahuilah sesungguhnya salah satu buah dari buruk sangka adalah
sikap memata-matai, yang dapat merusak tirai penutup kaum muslimin.
6. Khianat : Obat hati dari penyakit hati khianat adalah dengan menumbuhkan rasa
loyalitas kita terhadap apa yang telah di amanahkan, sebuah grup atau team untuk
meraih visi harus memiliki loyalitas yang tinggi agar tidak berkhianat.
2.3.

Pengertian, Dasar Hukum dan Tingkatan Taubat


Taubat secara etimologi / lughat berarti kembali atau menyesal. Sedangkan
secara terminology atau istilah syariat ialah kembali kepada kesucian setelah

melakukan dosa atau kembali dari sifat-sifat dan perbuatan tercela menuju sifat-sifat
dan perbuatan terpuji1.
Untuk itu Imam Nawawi dalam kitab Tanqiih AL-Qoul mengatakan bahwa
taubat ialah kembali dari sifat-sifat dan perbuatan tercela menuju sifat-sifat dan
perbuatan terpuji. Dan beliau juga menegaskan bahwasannya dosa dan kemaksiatan
itu tempatnya kerusakan dan menjauhkan diri dari Allah SWT. sedangkan
meninggalkan dosa dan kemaksiatan dapat mendekatkan diri kepada-Nya2.
Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa taubat adalah munculnya
perasaan bersalah setelah berbuat dosa atau kesalahan. Dan ada pula yang berpendapat
bahwa taubat adalah suatu ungkapan tentang penyesalan yang menyebabkan adanya
keinginan kuat, atau tujuan untuk kembali ke perbuatan baik3.
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nuur : 31
.
Artinya : .dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang
mukmin, agar kalian mendapat keberuntungan. (Q.S An-Nuur : 31)

Artinya : Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya. (Q.S Hud : 3)




Artinya : Jabir ibn Abdillah berkata Rasulullah SAW. khutbah kepada kita, Beliau
bersabda: Wahai manusia taubatlah kalian semua kepada Tuhanmu sebelum kalian semua
meninggal dunia.(HR. Ibn Majjah)4.
Dari Al-Quran dan Hadits di atas maka dapat menunjukkan bahwa
bertaubat adalah kewajiban atau mempunyai hukum wajib bagi orang yang telah
melakukan perberbuat dosa / maksiat. Dan masih banyak lagi Al-Quran dan Hadits
yang membahas tentang hal ini.
1

Amir Said Az-Zaibari, Manajemen Kalbu Resep Sufi Menghentikan Kemaksiatan, cet.
IV (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2004), 127.
2
Muhammad Ibn Umar An-Nawawi, Tanqiih AL-Qoul (Jeddah : Haramain, 911 H), 36.
3
Az-Zaibari, Manajemen Kalbu Resep Sufi Menghentikan Kemaksiatan., 127.
4
Al-Hafidz Jalaludin Abdur Rahman, Matan Lubabul Hadits (Jeddah : Haramain, 911 H),
38.

Jika taubat adalah wajib bagi seluruh kaum muminin, maka melaksananya
secepatnya adalah kewajiban yang lain. Sehingga tidak boleh ditunda pelaksanaannya.
Karena itu akan berbahaya bagi hati orang yang beragama. Dan jika tidak secepatnya
membersihkan dirinya dari dosa, ditakutkan pengaruh dosa itu akan bertumpuk dalam
hatinya, satu persatu, hingga hati itu menghitam atau membusuk. Ibnu Qayyim
berkata segera bertaubat dari dosa adalah kewajiban yang harus dilakukan segera,
dan tidak boleh ditunda. Ketika ia menundanya maka ia bertambah dosa dengan
penundaannya itu. Dan jika ia telah bertaubat dari dosa, maka masih ada dosa yang
harus ia pintakan ampunannya, yaitu dosa menunda bertaubat!
Tentang hal ini sedikit sekali dipikirkan oleh orang yang telah bertaubat.
Malah ia menyangka jika ia telah bertaubat dari dosanya maka ia tidak memiliki dosa
lagi selain itu, padahal ia tetap memiliki dosa, yaitu menunda taubatnya itu. Yang
paling berbahaya bagi orang yang melakukan maksiat adalah jika ia terus menundanunda taubat.
Di antara keutamaan mensegerakan taubat adalah ia akan membantu orang
yang berdosa itu untuk mencabut akar dosa sebelum itu menjadi kronis dan tertanam
kuat dalam hatinya, kemudian tersebar dalam seluruh perbuatannya, dan setiap hari
keburukan itu terus berkembang dari sumbernya itu, hingga mencakup seluruh
perbuatannya5.
Dalam hal ini, Imam Ghazali membagi tingkatan taubat menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Taubatnya orang awam, yakni taubat yang dilakukan terhadap dosa-dosa yang lahir
dan nyata, misalnya berzina, mencuri, membunuh, dan lain-lain.
2. Taubat yang khusus, yakni taubat yang dilakukan karena dosa-dosa bathin,
misalnya dengki, takabur, ujub, dan lain sebagainya.
3. Taubat yang lebih khusus, yakni taubat dari kealpaan dan kelalaian mengingat
Allah, taubat yang demikian itulah yang dimaksudkan oleh Rosulullah SAW. dalam
hadist, bahwa beliau sendiri bertaubat kepada Allah seratus kali sehari6.
2.4.

Syarat Taubat Yang Diterima dan Penjelasan Beberapa unsur yang menciptakan
Hakikat Taubat

Yusus al-Qardhawi, Tuntunan Bertaubat Kepada Allah SWT ( Pustaka Online Media ISNET
: http://www.geocitiea.com/pakdenono/2006 ).
6
Yaqub, Tashawwuf dan taqorrub., 242-243..

Dalam kitab Riyadiush-shalihin, An-Nawawi mengutarakan bahwa tobat


itu wajib dari setiap dosa. Jika maksiat itu hanya antara dia dengan Allah, tiada
hubungan dengan hak manusia maka ada tiga syarat tobat :

Pertama, menghentikan maksiat.


Kedua, menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukan.
Ketiga, niat sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi perbuatan dosa itu.
Dan apabila dosa itu ada hubungannya dengan hak manusia maka taubatnya

ditambah syarat
Keempat, menyelesaikan

urusan

dengan orang yang

berhak, misalnya

mengembalikannya atau meminta maaf7.


Sebagian ulama menambahkan syarat lain yaitu orang yang bertaubat itu
tidak boleh bergaul lagi dengan orang-orang yang suka berbuat dosa, sebab
dikhawatirkan dapat mempengaruhi dirinya8.

7
8

Ibid., 239.
Az-Zaibari, Manajemen Kalbu Resep Sufi Menghentikan Kemaksiatan., 187-188.

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Manusia memiliki berbagai macam karakteristik, tidak hanya baik, tetapi ada pula
yang buruk. Penyakit hati yang dimiliki manusia, diantaranya iri hati, dengki,
provokasi, fitnah, berburuk sangka, dan khianat.
Manusia merupakan mahkluk yang berbeda dibanding makhluk lainnya, manusia
diberi akal. Oleh karena itu, penyakit hati yang dimiliki manusia dapat dihindari atau
ditanggulangi dengan beberapa cara yang sudah dijelaskan dalam materi.
Dan janganlah lupa, setelah kita melakukan sesuatu perbuatan dosa (penyakit hati),
hendaklah kita bertaubat, bukan taubat yang asal-asalan, melainkan taubat yang
sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Al-Imam Abu Hamid Muhammad Mukhtashar Ihya Ulum Al Din Al Mursyid Al
Amin, di tashih Dan di taliq oleh Alawi Abu Bakar Muhammad Asy Syiqaf Dosen
Fakultas Kajian-Kajian Islam Dan Bahasa Arab Universitas Al Azhar ( Pustaka Online
Media ISNET : http://www.geocitiea.com/pakdenono/2006 ).
Al-Qami, Aib Bin Abdulah. Bertaubat Agar Menang Dunia Akhirat. Jakarta : Magfirah Pustaka,
2006.
----------------. Hidupkan Hatimu.Bandung : Irsyat Baitus Salam, 2005.
----------------. Terapai Mensucikan Hati. Bandung : Mizan Media Utama, 2003.
al-Qardhawi, Yusus. Tuntunan Bertaubat Kepada Allah SWT. Pustaka Online Media ISNET :
http://www.geocitiea.com/pakdenono/2006.
An-Nawawi, Muhammad Ibn Umar. Tanqiih AL-Qoul. Jeddah : Haramain, 911 H.
Az-Zaibari, Amir Said. Manajemen Kalbu Resep Sufi Menghentikan Kemaksiatan. cet. IV.
Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2004.
Rahman, Al-Hafidz Jalaludin Abdur., Matan Lubabul Hadits. Jeddah : Haramain, 911 H.
Yaqub, Hamzah. Tashawwuf dan taqorrub. Bandung : Pustaka Madya, 1987.

Anda mungkin juga menyukai