Anda di halaman 1dari 40
BABI PENDAHULUAN 4.2 Latar Belakang Pemilihan Judul Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka perkembangan di sektor industri juga mengalami kemajuan yang pesat pula. Banyak perusahaan baru yang menghasilkan barang sejenis dan tentu saja hal ini menyebabkan persaingan dunia usaha yang semakin ketat, dimana para pengusaha berusaha secara maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan Konsumen yang bersifat heterogen. Perkembangan yang sangat pesat pada dunia usaha akan menciptakan persaingan yang semakin ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, terlebih lagi untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang tersebut (clothing) harus mampu untuk bertahan dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan sejenis lainnya Dikarenakan persaingan yang semakin ketat antara para perusahan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi, menuntut setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang tersebut harus dapat menjual produk dengan sebaik dan seunik mungkin, Selain itu mereka juga harus dapat memasarkan produk-produk yang dihasilkan dengan baik. Jika suatu perusahaan ingin tetap eksist dan bertahan, maka perusahan tersebut harus dapat melaksanakan aktivitas manajemennya secara efekif dan efisien. Hal tersebut dilakukan agar dapat memaksimalkan keuntungan dan mengurangi akses negatif yang ada dengan meminimalkan kerugian. Pemasaran adalah salah satu kegiatan yang dapat menciptakan nilai ekonomi dari suatu produk. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan nilai ekonomi adalah produksi. Produksi adalah proses pembuatan barang melakukan jasa. Pemasaran yang menjadikan produk tersedia di pasar hingga produk tesebut dapat dikonsumsi oleh konsumen. Sehubungan dengan hal tersebut, maka setiap perusahaan akan berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan berbagai cara, dimulai dari segi pengenalan produk atau jasa kepada masyarakat sampai dengan penyediaan produk atau jasa tersebut. Agar perusahaan dapat bertahan hidup secara sehat dengan perusahaan lain yang sejenis, maka perusahaan harus dapat menyesuaikan harga dan tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen sehingga perusahaan juga dapat memperoleh pengakuan tentang keberadaannya. Untuk dapat bertahan dalam mengembangkan usaha maka suatu perusahaan harus mempunyai berbagai cara dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Salah satu cara yang biasanya dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menentukan kebijakan harga yang sesuai atau yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Kebijakan harga merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat. Perusahaan dituntut untuk dapat melaksanakan Kebijakan harga dengan baik agar dapat meningkatkan volume penjualan dan keuntungan yaitu, dengan terlebih dahulu menetapkan harga jual yang dapat diterima oleh pelanggan dan dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan Kebijakan harga yang lazim dilakukan perusahaan adalah memberikan potongan tunai dan potongan kuantitas. Potongan tunai adalah potongan harga yang diberikan, apabila pembeli membayar tunai barang-barang yang dibelinya atau membayar dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan potongan kuantitas adalah potongan harga yang diberikan, apabila konsumen membeli dalam jumlah tertentu (dalam jumlah besar) sesuai dengan perjanjian transaksi, Pada saat ini pelanggan lebih menyukai potongan kuantitas daripada potongan tunai, karena para pelanggan banyak menggunakan modal pinjaman dari bank dalam menjalankan usahanya, sehingga_potongan kuantitas_—_lebih menguntungkan bagi mereka,hanya sampai saat ini perusahaan CV. Rotasindo menggunakan potongan tunai kama lebih efektif dan efisien dalam pembayarannya Kebijakan harga yang difetapkan oleh perusahaan_ harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi Indonesia. Jika kondisi ekonomi baik, maka tingkat kenaikan harga akan mengalami kestabilan, tapi jika kondisi ekonomi Indonesia buruk maka tingkat kenaikan harga semakin besar, karena kecendurangan terjadinya inflasi semakin besar. CV Rotasindo merupakan perusahaan yang bergerak disektor ritel dalam bidang pembuatan produk jadi seperti t-shirt, celana,jacket, accecoris, dan lain-lain. CV. Rotasindo saat ini memiliki satu outlet yang sering kita dengar dengan nama clothing,outlet itu sendiri berada di JI. Trunojoyo no.23 Bandung yang bernama SCREAMOUS, tidak terlepas dari Keadaan persaingan yang semakin ketat dari perusahaan sejenis yang begitu marak di Bandung yang dijuluki kota fashion tak heran jika pada saat ini kurang lebih telah ada 200 distro di Bandung diantarnya ada yang telah lama berkiprah di dunia perclothingan ataupun yang mulai berkecimpung di dunia perclothingan, dimulai dengan Jalan Trunojoyo kita bisa mengetahui 347, NO LABEL STUFF, INVICTUS, OUT BOX, dan lain- lain. Dijalan Riau kita pun mengetahui adanya 18Th PARK, ROYAL QUEEN, dan lain-lain. Buah Batu pun kita mengetahui adanya OUVAL, GREEN LIGHT, STRUGGLE SINDICATE, dan lain-lain, juga _masih banyak sekali pilihan distro ataupun clothing yang ingin dikunjungi. Oleh karena itu perusahaan harus dapat melaksanakan kebijakan harga dengan baik ditunjang dengan elemen bauran pemasaran lainnya, agar dapat bersaing dipasaran dan dapat meningkatkan hasil penjualan Berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya kebijakan harga tersebut bagi perusahaan, maka penulis sangat tertarik pada kebijakan harga yang ditetapkan oleh perusahaan. Sebagai topik pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk memenuhi laporan tugas akhir, penulis mengambil judul, yaitu: “Suatu Tinjauan Tentang Penetapan Kebijakan Harga Pada CV. ROTASINDO”, 4.7 Ider kasi Masalah Didalam memasarkan hasil produksi, tidak sedikit masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Salah satu yang menjadikan masalah utama ialah mengenai kebijakan harga jual yang ditetapkan terhadap produk perusahaan, karena kebijakan harga sangat penting dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berusaha untuk mengindentifikasikan masalah, sebagai berikut 1. Bagaimana penetapan kebijakan harga yang dilakukan oleh CV. Rotasindo 2. Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh CV. Rotasindo dalam melaksanakan kebijakan penetapan harga. 3. Masalah-masalah apa yang dihadapi oleh CV. Rotasindo dalam kebijakan produk perusahaan. 4.8 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktik Maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam rangka penyusunan laporan tugas akhir, yang merupakan salah satu syarat untuk menempubh ujian Diploma III jurusan manajemen pada Universitas Widyatama Adapun tujuan dari kerja praktik ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana penetapan kebijakan harga yang dilakukan oleh CV. Rotasindo. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh CV. Rotasindo dalam menetapkan kebijakan harga 3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam menetapkan kebijakan harga 4.9 Kegunaan Tugas Akhir Manfaat atau kegunaan dari tugas akhir ini adalah : 1, Bagi perusahaan Dapat memberikan masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurakan kegiatan pemasaran perusahaan, khususnya dalam menetapkan kebijakan harga jual. 2. Bagi penulis, Sebagai pengetahuan tambahan yang dapat dijadikan bahan perbandingan antara teori yang diterimakan dalam perkuliahan dengan praktek yang sebenarnya di perusahaan 3. Bagi pihak lain Sebagai pengetahuan dan informasi tambahan dalam bidang pemasaran, khususnya strategi atau kebijakan harga dan sebagai ‘sumbangan pemikiran untuk penelitian selanjutnya. 4.10 Metodologi Tugas Akhir Metodologi penelitian yang digunakan penulis adalah metodologi deskriptif analisis, yang mempunyai tujuan untuk membuat gambaran mengenai situasi-situasi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena-fenomena yang ada dan pada akhimya akan ditarik sebagai suatu simpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Penelitian kepustakaan (library reseach) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan objek penelitian. 2. Studi lapangan (field reseach) Yaitu penelitian yang dilakukan di lokasi perusahaan guna mendapatkan data primer dan data sekunder yang berkaitan dengan objek penelitian. Data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan dilakukan dengan cara a. Observasi Melaksanakan pengamatan secara langsung tethadap pelaksanaan kebijakan harga dalam perusahaan untuk melihat kesesuaian hasil wawancara dan informasi yang diperoleh dengan realita perusahaan. b. Wawancara Yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan tanya jawab fangsung kepada pimpinan perusahaan atau petugas yang ditunjuk untuk memberikan data dalam hubungannya dengan masalah yang ditelit Sedangkan data sekunder yang diperoleh dari _penelitian lapangan adalah 1) Sejarah perusahaan 2) Struktur organisasi 3) Kegiatan perusahaan 4) Daftar harga produk yang dihasilkan 4.11 Lokasi dan Waktu Kerja Praktik Untuk menyusun tugas akhir ini penulis memperoleh data yang diperlukan dengan melakukan penelitian dan tanya jawab kepada pemimpin, stafdan karyawan pada CV. Rotasindo yang berlokasi di JI Pasang No. 37 Bandung dan waktu penelitian yang dilakukan penulis adalah selama satu bulan. BABII BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Marketing Marketing (pemasaran) mempunyai pengertian sebagai upaya pemenuhanan kepuasan pelanggan untuk memperoleh suatu keuntungan dan juga merupakan salah satu aktivitas yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan.tujuan dari aktivitas pemasaran adalah untuk meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan cara memuaskan kebutuhandan keinginan konsumen. tetapi agar lebih jelas mengenai pengertian marketingOleh karena itu penulis akan menjelaskan tentang apa itu manajemen. Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi _manajemen itu sendiri. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Ada beberapa definisi itu tentang manajemen pada umumnya, walaupun definisi itu beragam bunyinya, tetapi pada pokoknya unsur-unsur yang ada didalamnya adalah sama, maka penulis mencoba mengutip beberapa definisi dari beberapa abi: Menurut/ Malayu S.P Hasibuan dalam bukunya “Manajemen (Dasar Pengertian dan Masalah), (2003;20) bahwa manajemen adalah “limu dan seni mengatur proses pemamfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu”. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coutler (2003;6), yang dimaksud dengan manajemen adalah “The process of coordinating work activities so that they are completed efficiently with and throught other people”. Sedangkan George R. Teny (2003;10). ‘Prinsip-prinsip Management’. Menyatakan bahwa yang dimaksud manajemen adalah “Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, ilmu yang bersifat dinamis serta seni merupakan pengetahuan untuk mencapai hasil yang diinginkan dan kreativitas yang didasarkan pada kondisi pemahaman ilmu manajemen”. Pengertian Marketing menurut Philip Kotler (2003;9), yaitu “Marketing is a sociental process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering and freely exchanging products and services of value with other”. Dari Definisi diatas diartikan sebagai berikut “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan secara bebas produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Buchari Alma (2004;12) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa", “Pemasaran adalah kegiatan atau usaha atau para pengusaha yang menyalurkan barang dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen”. 2.2 Pengertian Marketing Management Perusahaan menginginkan suatu tingkat permintaan tertentu dari produk yang dihasilkannya. Tetapi pada suatu waktu tertentu, mungkin terjadi tidak ada permintaan (no demand), atau terlalu banyak permintaan akan produk perusahaan, maka Marketing Management dibutuhkan untuk menemukan cara-cara dalam mengatasi keadaan permintaan yang berbeda-beda tersebut. Pemasaran merupakan bagian yang terpenting dalam sebuah perusahaan. Sehingga kebutuhan untuk mengelola atau membentuk bagian ini memerlukan pekerjaan yang tidak rumit bagi suatu perusahaan. Karena marketing merupakan salah satu tulang punggung bagi perusahaan dalam bidang usaha apapun. Dikalangan masyarakat, Khususnya dalam masyarakat bidang usaha, mereka kebanyakan belum mengenal lebih dekat, apa sebenamya marketing itu?, Bagaimana proses kerjanya?, Dari sinilah, penulis perlu menjabarkan mengenai apa itu marketing, untuk mengetahui tentang definisi marketing itu sendiri, Sebagai landasan dasar untuk mengetahui seluk beluk kedudukan marketing Menurut Kotler and Amstrong yang dialihbahasakan oleh Damos Sihombing (2003:16 ) : “Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendaliaan dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara, pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan”. 2.3 Pengertian Marketing mix Perusahaan dalam melaksanakan marketing harus mengerti akan adanya variabel-variable ekstern yang relatif tidak dapat dikendalikan, meliputi lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro terdiri dari para supplier, perantara, pesaing, pelanggan, dan publik. Sedangkan lingkungan makro terdiri dari demografi, kondisi ekonomi, Kondisi sosial budaya, politik-keamanan, teknologi, dan keadaan alam. Menurut Buchari Alma (2004 : 205) mendefinisikan bahwa: “Marketing mix (bauran pemasaran) merupakan_ strategi mencampur kegiatan-kegiatan, agar dicari__kombinasi maksimal, sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan”. Definisi bauran pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2006;48) dalam bukunya yang berjudul “Principles of Marketing’. adalah “Bauran Pemasaran ialah bagaimana cara pemasaran perusahaan untuk memproduksi alat-alat supaya direspon dengan baik dalam target pasar atau konsumen”, Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan yang sangat dibutuhkan untuk mempengaruhi permintaan produknya agar perusahaan bisa mengikuti perkembangan. Ada empat variabel dalam bauran pemasaran yang dikenal dengan “4P”, yaitu: 1. Produk (product) artinya kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran. Produk terdiri dari jenis produk, mutu, rancangan, ciri-ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan kembali 2. Hatga (price) adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk. Harga terdiri dari harga tercantum, potongan harga, kelonggaran, periode pembayaran, dan batas kredit. 3. Distribusi (place) meliputi aktivitas perusahaan agar produk mudah didapatkan konsumen sasarannya. Distribusi terdiri dari saluran, cakupan, pilihan, lokasi, persediaan, pengangkutan, dan logistik. 4. Promosi (promotion) artinya aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serla membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya Promosi terdiri dari periklanan, penjualan personal, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Keempat unsur bauran pemasaran suatu produk adalah produk itu sendiri ditambah atribut yang melekat dalam hubungannya dalam pemuasan kebutuhan konsumen, harga yang merupakan kesepakatan penjual dan pembeli agar terjadi pertukaran, sistem pendistribusian, dan promosi untuk menyediakan informasi bagi konsumen. Jadi marketing mix adalah controlable variable yang saling berkaitan satu sama lain, yang disusun dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pasar sasarannya. 2.4 Fungsi Pemasaran Adanya sembilan fungsi pemasaran, yaitu: . Merchandising Buying Se ig Grading and standardization Storage and were housing (penyimpanan dan penggudangan) Transportations (pengangkutan) Financing (pembelanjaan) Communications (komunikasi) Risk talking (pengambilan resiko)”. Fungsi pemasaran tersebut di atas dijelaskan sebagai berikut: 4, Merchandising Yaitu perencanaan yang berkenaan dengan memasukan barang atau jasa yang tepat, pada tempat, waktu yang tepat, dalam jumlah, dan harga yang tepat. 2. Buying Yaitu membeli dalam arti yang aktif, contoh konsumen tidak menunggu ‘sampai barang ditawarkan, tetapi ia memilih kepada siapa dan dimana ia akan membeli, 3. Selling Bersifat dinamis, apalagi yang dinamakan personal selling, Karena ia harus menyakinkan orang untuk membeli barang atau jasa yang ia tawarkan. 4, Grading and Standardization Disebut juga traffic management adalah perencanaan, seleksi, dan pengerahan semua alat pengangkutan yang memindahkan barang dalam proses pemasaran 5, Storage and were housing (penyimpanan dan pergudangan) Berarti menyimpan barang-barang sementara waktu antara barang tersebut dihasilkan sampai barang tersebut terjual, kadang-kadang selama fase penyimpanan perlu juga pengolahan lebih lanjut. 6. Transportations (pengangkutan) Yaitu penetapan batas-batas elementer berupa_perincian-perincian yang harus dipenuhi oleh barang-barang buatan pabrik, atau kelas- kelas dimana barang-barang pertanian harus digolongkan. Grading berarti memilih kesatuan-kesatuan dari suatu produk yang memasukkan ke dalam kelas-kelas dan derajat yang sudah ditetapkan dengan standarnisasi 7. Financing (pembelanjaan) Financing adalah fungsi mencari dan mengurus modal uang dan kredit yang langsung bersangkutan dengan transaksi-transaksi dengan mengalirnya arus barang atau jasa dari produsen sampai kepada konsumen. 8, Communications (komunikasi) Dalam fungsi ini kita memasukkan segala sesuatu yang dapat memperlancar hubungan keluar, seperti: information and reseach, advertising, and publicity. isk talking (pengambilan resiko) Disebut juga risk management adalah cara fungsi bagian atau menjelaskan rugi, Karena rusaknya barang, hilangnya barang atau turunnya harga barang. 2.5 Definisi Harga dan Kebijakan Harga 2.8.1. Definisi Harga Dalam menghadapi persaingan yang ketat, perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan sistem pemasaran dengan baik, sebagai usaha untuk meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasarnya. Keberhasilan perusahaan dalam menjalankan sistem pemasaran dapat dilihat dari keberhasilannya memadukan keempat Komponen marketing mix, yaitu: produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Harga merupakan satu-satunya komponen yang menghasilkan pendapatan melalui penjualan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat melaksanakan kebijakan harga dengan baik, dengan terlebih dahulu menetapkan harga yang tepat agar dapat diterima oleh konsumen, dimana mereka mau membayarkan harga yang ditawarkan dan perusahaan mendapatkan keuntungan dari produk yang ditawarkannya. Sebelum membahas mengenai kebijakan harga yang dilakukan oleh perusahaan, maka penulis akan membahas mengenai pengertian harga terlebih dahulu. Ada beberapa pendapat tentang harga Menurut Buchari Alma dalam bukunya Manajemen Pemasaran dan Pemasaran jasa ( 2004 : 169 ) adalah “Harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.” Dati berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga adalah seperangkat keputusan dalam tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menetapkan nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang atau alat ukur, dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimilikinya kepada pihak lain. 2.5.2 Pengertian Kebijakan Harga Kebijakan harga merupakan elemen penting dalam pemasaran yang dapat menghasilkan pendapatan penjualan bagi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat melaksanakan kebijakan harga dengan baik agar dapat meningkatkan volume penjualan dan keuntungan bagi perusahaan. Kebijakan harga merupaken kegiatan pemasaran yang harus dilakukan oleh setiap penjual sebelum mereka melepaskan barangnya ke pasar. ‘Ada beberapa pendapat mengenai kebijakan harga Menurut Buchari Alma (2004 : 170 ) adalah : “Kebijakan harga adalah keputusan mengenai_ harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu”. Jadi kebijakan harga adalah keputusan produsen dalam menetapkan harga jual dengan mempergunakan berbagai metode dalam rangka mencapai tujuan perusahaan Harga yang ditentukan harus sesuai dengan kebijakan penetapan harga perusahaan. Banyak perusahaan membentuk departemen penetapan harga untuk mengembangkan kebijakan penetapan harga dan membuat atau menyetujui keputusan penetapan harga. Tujuanya adalah untuk memastikan bahwa wiraniaga menggunakan harga yang layak bagi pelanggan. 2.6 Metode Penetapan Harga, dan Tujuan Penetapan Harga 2.6.1. Metode Penetapan Harga 2.6.1.1 Berdasarkan Biaya Penetapan harga yang berorientasi pada biaya menurut Kotler and Amstrong (2003 : 447 ), yang dialihbahasakan oleh Damos Sihombing terdiri dari: 1. Penetapan harga biaya-plus adalah menambah suatu markup standar pada biaya produk. Perhitungan biaya per unit dengan rumus sebagai berikut: Biaya Tetap Hi bi it = Biaya Variabel larga biaya per unit = Biaya Variabel +o oy Perhitungan harga markup dengan rumus sebagai berikut: Biaya Per Unit Harga Markup = arga MerkuP ~ GPendapatan Penjualan yang dinarapkan 2. Penetapan harga dengan analisis titik impas (penetapan harga dengan laba sasaran) Menetapkan harga untuk mencapai titik impas atas biaya pembuatan dan pemasaran produk; atau menetapkan harga untuk meraih suatu laba sasaran. 3. Penetapan harga sasaran menggunakan Kkonsep bagan titik impas (break even chart), yang menggambarkan biaya total dan pendapatan total yang diperkirakan pada berbagai tingkat volume penjualan. Volume titik impas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai _berikut: Biaya tetap ‘Volume titik impas = ———** “SP ___ Harga - Biaya variabel 2.6.1.2 Penetapan Harga Berdasarkan Nilai Menetapkan harga berdasarkan nilai persepsi pembeli atas nilai, bukannya atas biaya yang ditanggung penjual. Penetapan harga nilai (value pricing) menawarkan kombinasi yang tepat antara mutu dan pelayanan yang baik pada harga yang wajar. Keputusan penetapan harga berdasarkan nilai tergantung pada persepsi konsumen terhadap nilai bergantung pada persepsi konsumen. 3 Penetapan Harga Berdasarkan Persaingan Konsumen akan menilai suatu produk berdasarkan harga yang dibebankan pesaing tethadap produk yang serupa. Penetapan harga berdasarkan persaingan memilki dua variasi, yaitu 1. Penetapan harga menurut keadaan (going-rate pricing) Menetapkan harga lebih tinggi yang berdasarkan pada harga-harga pesaing yang ada dan bukan pada biaya perusahaan atau permintaan. 2. Penetapan harga penawaran tertutup (sealed-bid pricing) Penetapan harga berdasarkan pada pendapat perusahaan mengenai bagaimana penetapan harga pesaing dan bukan pada biaya perusahaan atau permintaan digunakan ketika _ perusahaan mengajukan tender. 2.6.2 Tujuan Penetapan Harga Sebelum menetapkan harga, manajemen harus menentukan tujuan penetapan harga terlebih dahulu, karena penetapan harga ini harus mengarah kepada tercapainya suatu tujuan perusahaan ‘Ada beberapa tujuan penetapan harga agar sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan, Tujuan utama penetapan harga adalah: 1. Kelangsungan hidup Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utamanya jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah, untuk menjaga agar pabrik tetap beroperasi dan persediaan terus berputar, perusahaan akan menurunkan harga. Laba kurang penting dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, perusahaen dapat terus berjalan, akan tetapi, kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang, perusahaan harus belajar meningkatkan nilainya, jika tidak maka ia akan punah. 2. Laba sekarang maksimum Banyak perusahaan mencoba untuk menetapkan harga yang akan memaksimalkan harga sekarang. Mereka memperkirakan, permintaan dan biaya yang berkaitan dengan berbagai alteratif harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum. Strategi itu mengasumsikan bahwa perusahaan mengetahui fungsi permintaan dan biayanya; dalam kenyataannya kedua hal itu sulit untuk diperkirakan. Dengan menekankan kinerja keuangan sekarang, perusahaan mungkin mengorbankan kinerja _ jangka _panjang, mengabaikan pengaruh berbagai variabel bauran pemasaran lain, dan reaksi pesaing. Pangsa pasar maksimum Beberapa perusahaan ingin memaksimumkan pangsa pasar mereka Mereka yakin bahwa volume penjualan yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya perunit yang lebih rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka menetapkan harga terendah dengan berasumsi bahwa pasar peka tethadap harga. Hal itu disebut penetapan harga penetrasi-pasar (market-penetration pricing). Skimming pasar maksimum Perusahaan-perusahaan lain ingin memaksimalkan unit penjualan. Mereka yakin bahwa volume penjualan yang lebih tinggi akan membawa kepada biaya per unit yang lebih rendah dan keuntungan jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka akan menetapkan harga terendah, dengan asumsi bahwa pasar adalah sensitif terhadap harga. Hal ini disebut penetapan harga yang menembus pasar (market- penetration pricing). Kondisi-kondisi berikut mendukung penetapan harga yang rendah, yaitu: a. Pasar sangat peka terhadap harga, dan harga rendah merangsang pertumbuhan pasar. b. Biaya produksi dan distribusi menurun dengan semakin banyaknya pengalaman produksi c. Harga yang rendah menghilangkan semangat pesaing lama maupun potensial. 5. Skimming price Yaitu dengan memasang harga tinggi dari pesaing. Banyak perusahaan menyukai penetapan harga tinggi untuk menyaingi pasar. Penyaringan lapisan pasar hanya mungkin dalam kondisi-kondisi berikut: 1. Sejumiah pembeli yang memadai memiliki permintaan sekarang Yang tinggi 2. Biaya perunit untuk memproduksi dalam kapasitas yang relatif Kecil tidak terialu tinggi sehingga dapat menghilangkan keunggulan penetapan harga maksimum yang dapat diserap pasar. 3. Harga awal yang tinggi tidak menarik lebih banyak pesaing ke pasar. 4. Harga yang tinggi menyatakan citra produk yang unggul 5. Kepemimpinan mutu-produk, Perusahaan mungkin bertujuan untuk menjadi pemimpin dalam mutu-produk di pasaran 2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepekaan Harga Adanya sembilan factor yang memepengaruhi kepekaan harga, factor-faktor tersebut adalah: unik kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih bersifat unik. 2, Pengaruh kesadaran atas produk pengganti Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti. 3. Pengaruh perbandingan yang sulit Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat dengan mudah membandingkan mutu barang pengganti. 4, Pengaruh pengeluaran total Pembeli semakin Kurang peka terhadap_harga_jika pengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan pendapatan totalnya. . Pengaruh manfaat akhir Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhir. . Pengaruh biaya bersama Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya itu ditanggung pihak lain. . Pengaruh investasi tertanam Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yamg telah dibeli sebelumnya. . Pengaruh mutu-harga Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut dianggap memiliki mutu, prestise, atau eksklusivitas yang lebih. 9. Pengaruh persediaan Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat menyimpan produk tersebut”. * 2 _ ‘Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat harga, Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat harga, yaitu: 4, Keadaan Perekonomian Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku, Pada periode resesi, misainya suatu periode di mana harga berada pada suatu tingkat yang lebih rendah. Di Indonesia, setelah ada Keputusan Pemerintah 15 November 1978 yang menentukan nilai tukar $1 (satu dolar) Amerika dari Rp 415 menjadi Rp 625 terjadilah reaksi-reaksi di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Reaksi spontan terhadap keputusan tersebut adalah adanya kenaikan harga-harga. Kenaikan yang paling menyolok terjadi pada harga barang-barang mewah, barang-barang impor, dan barang-barang yang dibuat dengan bahan atau Komponen dari luar negeri 2. Penawaran dan Permintaan Permintaan adalah sejumiah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada tingkat harga tertentu. Pada umunnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan antara kurva permintaan dan kurva penawaran 3. Elastisitas Permintaan Faktor lain yang mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya, tetapi juga mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume penjualan ini berbanding terbalik: artinya jika terjadi kenaikan harga, maka penjualan akan menurun dan sebaliknya. a. Inelastis Jika permintaan itu bersifat inelastis, maka perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya. b. Elastis Apabila permintaan itu bersifat elastis, make perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar. ¢, Unitary Elasticity Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang akan dijual dalam proporsi yang sama. Dengan kata lain, penuruan harga sebesar 10 % akan mengakibatkan naiknya volume penjualan sebesar 10 % pula 4, Persaingan Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Barang-barang dari hasil pertanian misainya, dijual dalam keadaan persaingan muri (pure competition). Dalam persaingan seperti ini penjual yang berjumlah banyak aktif menghadapi pembeli yang banyak pula. Banyaknya penjual dan pembeli ini akan mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga yang lebih tinggi kepada pembeli yang lain. Selain persaingan muri, dapat pula terjadi keadaan persaingan lainnya, seperti a. Persaingan tidak sempurna Untuk barang-barang yang dihasilkan dari pabrik (barang-barang manufaktur) dengan merQek tertentu kadang-kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Hal ini dapat disebabkan karena harganya lebih tinggi dari barang sejenis dengan merek lain Keadaan pasar seperti ini disebut persaingan tidak sempurna (imperfect competition), dimana barang tersebut telah dibedakan dengan memberikan merk b. Oligopoli Dalam keadan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat lebih tinggi daripada kalau dalam persaingan sempurna. ¢, Monopoli Dalam keadaan monopoli jumiah penjual yang ada di pasar hanya satu, sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh faktor, seperti 1) Permintaan barang yang bersangkutan 2) Harga barang-barang subsitusi/pengganti 3) Peraturan harga dari pemerintah 5. Biaya Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan manghasilkan keuntungan. . Tujuan Perusahaan Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain: 1) Laba maksimum 2) Volume penjualan tertentu 3) Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu 7. Pengawasan Pemerintah Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan harga minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli. 2.8 Macam-Macam Kebijakan Harga Kebijakan harga_meliputi_bidang = yg = cukup—luas. pencapaiannya,Adapun macam-macam dari kebijakan harga adalah : 4. Kebijaksanaan harga produsen Para produsen berkepentingan untuk mengetahui harga_penjualan eceran dari produknya, karena sukses marketing produknya tergantung dari harga penawaran kepada konsumen. Kebijaksanaan harga produsen terdiri dari: a. Intered pricing Para produsen yang memperhatikan harga yang ditawarkan oleh retailer sebelum menetapkan harga jualnya b. Inverted pricing Seorang pengusaha menentukan harga pabriknya (factory price) dengan berpedoman kepada harga penjualan eceran yang ditawarkan kepada konsumen sedemikian rupa sehingga herga pabrik yang akan ditentukan bagi produknya itu, adalah sama dengan harga eceran setelah dikurangi dengan keuntungan para distributor. Produsen yang memproduksi barang baru mempunyai_pilihan dalam proses price policies, yaitu: a. Skimming price Yaitu memasang harga setinggi mungkin dengan alasan: 1), Demand bersifat inelastis pada waktu barangnya dipasarkan. 2), Pasaran ditujukan kepada konsumen-konsumen yang kaya. 3). Bertujuan untuk mengembalikan modal yang telah tertanam dalam waktu singkat, 4). Tidak dikhawartirkan masuknya pesaing baru b. Penetration price Ini kebalikan dari skimming price yaitu memasang harga yan rendah pada permulaan pemasaran, kemudian dinaikkan bertahap. Alasan-alasan policy ini adalah 1). Diperkirakan demand bersifat elastis. 2). Volume produksi yang besar, biaya-biaya akan dapat ditekan, 3). Takut masuknya calon-calon pesaing. c. Harga pokok lebih rendah dari pesaingan Produsen yang bekerja, secara efisien dan efektif akan memperoleh banyak keuntungan arena penghemataan- penghematan. Oleh sebab itu, seringkali seorang produsen memperoleh harga pokok lebih rendah dari perusahaan saingannya. Price policies yang lain adalah: 1) Compertitors price or price leader Maksudnya penetapan price policies yang mengikuti harga pesaing 2) Cost of goods Harga pokok menjadi pedoman dalam penetapan harga. Bila biaya produksi perusahaan lebih rendah dari biaya produksi perusahaan lainnya, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pesaing karena adanya penghematan-penghematan dari biaya produksi 2, Kebijaksanaan harga wholesaler Para produsen biasa pula mempergunakan beberapa macam price policies yang dipakai oleh wholesaler seperti a. Geographical price quotation Produsen dapat menetapkan harga-harga yang berbeda sesuai dengan besarnya ongkos angkut karena perbedaan geografis. b. Price adjusted to buyers position Maksudnya untuk masing-masing golongan pembeli diberi harga yang berbeda. ©. Price based on quantity purchased Harga-harga disesuaikan dengan besarnya jumlah pembelian. Makin besar pembeli, harga bisa lebih rendah, karena dapat korting khusus. 4. Dumping Menjual barang keluar negeri dengan harga yang lebih murah dari harga dalam negeri. Cara ini juga dapat dipakai untuk pasaran dalam negeri, asal saja kebocoran-kebocoran barang dari satu pasar ke pasar lain yang mempunyai harga tinggi dapat dicegah Misalnya harga di Sumatera untuk barang sejenis diturunkan dan lebih murah daripada harga di Jawa. Hal ini perlu dicegah jangan ‘sampai barang di Sumatera kembali lagi ke pulau Jawa e. Discount metods of quonting price Biasanya perusahaan mempunyai price policy yang sama tetapi berbeda dalam pemberian discount. 3. Kebijaksanaan Harga Retailer ‘Ada beberapa macam price policy yang dilakukan oleh retailer, yaitu a. Margin pricing Adalah penentuan harga penjualan yang dikehendaki tergantung kepada biaya-blaya yang telah dikeluarkan, lambat atau cepatnya peredaran barang, tingkat bunga yang berlaku, resiko kerusakan dan perkembangan harga Pricing lining Policy harga disini ialah menggolongkan barang-barang ke dalam kelompok-kelompok yang berharga satuan. Tentu saja harga yang digolong-golongkan itu untuk beberapa barang — mungkin kemahalan, dan untuk beberapa barang lain kemurahan c. Competitors prices Untuk memperoleh reputasi sebagai toko yang murah untuk barang-barang yang dikenal oleh umun. Loss leader artinya harganya ditetapkan dibawah harga umun. Price leader artinya harganya ditetapkan diatas harga umum. Discount house Adalah suatu toko eceran yang menjual barang-barang obral yang terkenal, dengan suatu potongan harga yang menarik, sehingga harga sesungguhnya lebih rendah dari harga umun, . Judgement pricing Dasar penetapan harga berdasarkan atas perkiraan saja, misalnya disebabkan karena kekurangan modal, barang dan sebagainya, Perkiraan ini betdasarkan pada anggapan bahwa para pembeli juga akan menilai sesuai dengan perkiraan penjual Customary prices Dalam jangka panjang harga-harga sesuatu barang itu tetap stabil. Berdasarkan kebiasaan untuk merubah atau menaikkan harga akan menimbulkan kesulitan sebab mungkin langganan akan protes atau langganan akan lari ke produsen lain. Odd prices Price policy ini biasanya memasang harga misal Rp 2.975 untuk harga yang seharusnya Rp 3.000. Dengan harga tersebut secara psikologis Konsumen merasa_memperoleh untung _besar, membayar Rp 2.975 daripada membayar Rp 3.000. Combinations offers Contoh sering kita lihat di pasar orang menjual sisir diikat dengan minyak rambut dan cermin harga Rp 5000. ini namanya combinations offers. Maksudnya disamping memikat calon pembeli juga melariskan barang lain yang keadaan pasarnya lagi sepi. Pengertian Diskon, Potongan Harga dan Alasan Perusahaan Memprakarsai Pemotongan dan Kenaikan Harga 2.9.1 Pengertian Diskon dan Potongan Harga ‘Ada beberapa pengertian mengenai diskon dan potongan harga yang diungkap oleh beberapa ahli, diantaranya adalah Menurut Philip Kotler yang dialibahasakan oleh Hendra Teguh (2003:63) : “Potongan (allowance) adalah pengurangan dari daftar harga”. 2.9.2. Alasan Perusahaan Memprakarsai Pemotongan Harga Perusahaan mengadakan pemotongan harga karena 1. Kelebihan kapasitas 2. Merosotnya bagian pasar akibat makin ketatnya persaingan 3. Untuk mengunggulkan pasar melalui struktur biaya yang lebih rendah Perusahaan pemimpin pasar (market leader) sering diserang ‘secara gencar oleh perusahaan Kecil dengan mengadakan pemotongan harga yang cukup merepotkan perusahaan pemimpin pasar tersebut. 2.9.3. Jenis-Jenis Kebijakan Diskon ‘Ada empat bentuk diskon, yaitu: 1. Diskon Kuantitas Merupakan potongan harga yang diberikan guna mendorong konsumen agar membeli dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan. Selain itu, diskon kuantitas juga dapat memberikan manfaat berupa penurunan unit cost sebagai akibat pesanan dan produk dalam jumlah besar. Diskon kuantitas terdiri atas dua jenis, yaitu a. Diskon Kuantitas Kumulatif Diskon kuantitas kumulatif diberikan kepada konsuman yang membeli barang selama periode tertentu, misalnya terus-menerus selama satu tahun. Adanya diskon ini menyebabakan konsumen akan terikat pada penjual selama periode tersebut apabila mengharapkan potongan b. Diskon Kuantitas Non Kumulatif Diskon kuantitas non kumulatif didasarkan pada pesanan pembelian secara individual. Potongan ini lebih menekankan usaha merangsang pembelian dalam jumlah besar pada satu kali pembelian daripada serangkaian pembelian 2. Diskon Musiman Adalah potongan harga yang diberikan hanya pada masa-masa tertentu saja. Diskon musiman digunakan untuk mendorong konsumen agar membeli barang-barang yang sebenamya baru akan dibutuhkan beberapa waktu mendatang. Dengan demikian, diskon musiman berpengaruh pada pola pembelian konsumen, sehingga fungsi persediaan atau penyimpanan bergeser ke tangan konsumen. Bagi konsumen, diskon musiman memberikan beberapa manfaat, yaitu a. Harga produknya murah. b. Mereka bisa belanja dengan lebih leluasa dan terhindar dari antri panjang yang biasa terjadi bila mereka berbelanja pada musim “ramai” ©. Biasanya pada hari-hari menjelang “hari H" konsumen telah berbelanja jauh-jauh hari sebelumnya, maka ia akan terhindar dari situasi itu. 3. Diskon Kas (Cash Discount) Melalui cara ini pembeli memperoleh manfaat berupa lebih singkatnya jangka waktu perputaran dana. Akan tetapi, ini memberatkan para penjual karena dananya terikat pada piutang dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, penjual akan berusaha mengurangi jumlah kredit. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan jalan menawarkan cash discount, yang merupakan potongan yang diberikan apabila pembeli membayar tunai barang-barang yang dibelinya atau membayarnya dalam jangka waltu tertentu sesuai dengan perjanjian transaksi (termin penjualan / sales term). 4. Trade (functional) Discount Trade discount diberikan oleh produsen kepada penyalur (wholesaler and retailer) yang terlibat dalam pendistribusian barang dan pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu, seperti penjualan, penyimpanan, dan record keeping. ‘Ada bentuk jenis-jenis allowance yang biasa digunakan, yaitu a. Trade-in Allowance Merupakan potongan harga yang diberikan dalam sistem tukar- tambah. b. Promotional Allowance Diberikan kepada setiap penjual dalam jaringan distribusi perusahaan yang melakukan altivitas periklanan atau penjualan tertentu yang dapat mempromosikan produk produsen c. Product Allowance Adalah potongan harga yang diberikan kepada para pembeli yang bersedia membeli barang dalam kondisi tidak normal. jenis-jenis diskon, yaitu 1 Diskon perdagangan Untuk mendorong grosir dan atau pengecer dalam menjual produk dan menunjukan aktivatas-aktivitas pemasaran mereka sebagai dukungannya, para produsen menawarkan diskon perdagangan (atau fungsional) (trade-or-functional discounts) dari harga yang ditawarkan pengecer. Diskon kuantitas Untuk mendorong anggota-anggota saluran distribusi, atau bahkan pelanggan akhir, agar membeli lebih banyak produk, produsen bisa menawarkan penurunan harga untuk pemesanan dalam jumlah beser. Diskon tunai (Cash Discount) ‘Adalah pengurangan harga untuk mendorong pelanggan membayar tagihannya dengan lebih cepat. Contoh umum dari diskon ini adalah *2/10, neto 30”. Ini berarti pembayaran harus dibayar penuh jika dilunasi dalam waktu 30 hari, tapi pembeli menghemat 2 persen dari harga jika pembayaran bisa dilakukan dalam waktu 10 hari. Diskon tunai mengurangi modal perusahaan yang tertahan dalam piutang dagang dan menurunkan biaya pengumpulan dan kredit macet. Jenis-jenis potongan harga, yaitu: 1. Potongan harga dalam perdagangan (trade in allowance) Adalah pengurangan harga yang diberikan untuk pelanggan yang menukar barang bekas ketika membeli barang baru. Potongan harga ini membantu pelanggan mendapatkan Kembali nilai dari produk yang telah mereka pakai dan sekaligus mendorong pembelian pergantian (tukar-tambah) yang lebih sering. 2. Potongan harga promosional (promotion allowance) Ditawarkan untuk para perantara saluran agar mereka terpacu untuk memberikan dukungan promosional terhadap produk. Program- program periklanan kooperatif, menghargai distributor atau pengecer yang mengiklankan produk pada tingkat lokal. Potongan harga promosional lain mendorong para pengecer menyediakan lebih banyak tuang pada produk atau untuk mendorong wiraniaga perantara (middleman) untuk memberikan dukungan penjualan yang lebih agresif.

Anda mungkin juga menyukai