Anda di halaman 1dari 13

Kegawatdaruratan

Psikiatri

Kasus

kegawat-daruratan psikiatrik meliputi


gangguan pikiran, perasaan, dan perilaku
yangmemerlukan intervensi terapeutik segera.
Kondisi pada keadaan kegawatdaruratan
psikiatrik meliputi percobaan bunuh diri,
ketergantungan obat, intoksikasi alkohol,
depresi akut, kekerasan, serangan panik, dan
perubahan tingkah laku yang cepat dan
signifikan, serta beberapa kondisi medis
lainnya yang mematikan dan muncul dengan
gejala psikiatri umum.

BUNUH DIRI

Definisi
Bunuh

diri adalah kematian yang


ditimbulkan oleh diri sendiri dan disengaja.
Edwin Schneidman mendefiniskan bunuh
diri sebagai tindakan pembinasaan yang
disadari dan ditimbulkan diri sendiri,
dipandang sebagai malaise
multidimensional pada kebutuhan
individual yang menyebabkan suatu
masalah di mana tindakan tersebut
dirasakan sebagai solusi yang terbaik

Kategori perilaku bunuh diri


Upaya

bunuh diri (Suicide attempt): Semua tindakan yang diarahkan pada diri
yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah pada kematian jika tidak
dicegah. Pada kondisi ini pasien aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung
diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang
tinggi.

Isyarat

bunuh diri (Suicide gesture): Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan


berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan
mengatakan:tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh! atau segala
sesuatu akan lebih baik tanpa saya.Pada kondisi ini pasien mungkin sudah
memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman
dan percobaan bunuh diri.

Ancaman

bunuh diri (Suicide threat) yaitu suatu peringatan baik secara


langsung atau tidak langsung, verbal atau nonverbal bahwa seseorang sedang
mengupayakan bunuh diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal
bahwa dia tidak akan ada di sekitar kita lagi atau juga mengungkapkan secara
nonverbal berupa pemberian hadiah, wasiat, dan sebagainya. Secara aktif
pasien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan
percobaan bunuh diri.

Faktor yang terkait


Jenis

kelamin: laki-laki 3 kali lebih


sering melakukan bunuh diri
dibandingkan wanita.
Usia: angka bunuh diri meningkat
dengan bertambahnya usia. Krisis
dalam kehidupan pertengahan
digarisbawahi oleh peningkatan
angka bunuh diri.
Ras: angka bunuh diri diantara kulit
putih hampir 2 kali lebih besar dari

Agama:

angka bunuh diri di antara populasi katolik


adalah lebih rendah dibandingkan angka untuk
Protestan dan Yahudi.
Status perkawinan: perkawinan yang diperkuat oleh
anak tampaknya secara bermakna menurunkan risiko
bunuh diri. Di antara orang yang menikah angka
bunuh diri adalah 11 per 100 000. Orang yang hidup
sendirian dan tidak pernah menikah memiliki angka
keseluruhan yang hampir 2 kali lipat angka untuk
orang yang menikah. Tetapi, orang yang sebelumnya
pernah menikah menunjukkan angka yang jelas lebih
tinggi dibandingkan orang yang tidak pernah
menikah.

Pekerjaan:

semakin tinggi status sosial seseorang,


semakin besar risiko bunuh diri, tetapi penurunan
status sosial juga meningkatkan risiko. Diantara
urutan pekerjaan, profesional, khususnya dokter,
dianggap memiliki risiko terbesar untuk bunuh diri.
Genetik: bunuh diri lebih sering dari biasanya pada
orang yang memiliki riwayat bunuh diri di dalam
keluarganya.
Kesehatan fisik: hubungan antara kesehatan fisik dan
bunuh diri adalah bermakna. 32 % dari semua orang
yang melakukan bunuh diri pernah mendapatkan
perhatian medis dalam 6 bulan kematian

Kesehatan

mental: faktor psikiatrik yang sangat penting


dalam bunuh diri adalah penyalahgunaan zat, gangguan
depresif, skizofrenia dan gangguan mental lainnya.
Hampir 95% dari semua pasien yang melakukan bunuh
diri atau berusaha bunuh diri memiliki suatu gangguan
mental yang terdiagnosis.
Pasien psikiatrik: risiko pasien psikiatrik untuk melakukan
bunuh diri adalah 3 sampai 12 kali lebih besar
dibandingkan yang bukan pasien psikiatrik.
Perilaku bunuh diri sebelumnya: merupakan indikator
terbaik bahwa seorang pasien berada dalam risiko tinggi
untuk bunuh diri. 40 % dari pasien depresi yang
melakukan bunuh diri pernah melakukan usaha bunuh diri
sebelumnya.

Faktor-faktor yang berhubung


dengan risiko bunuh diri
Urutan
ranking

Faktor

Usia ( 45 tahun dan lebih)

Ketergantungan alkohol

Kejengkelan, penyerangan, kekerasan

Perilaku bunuh diri sebelumnya

Laki-laki

Tidak mau menerima pertolongan

Episode depresi sekarang yang lebih lama


dari biasanya

Terapi psikiatrik rawat inap sebelumnya

Kehilangan atau perpisahan yang belum


lama terjadi

10

Depresi

11

Hilang kesehatan fisik

Riwayat, tanda atau gejala


risiko bunuh diri
Upaya atau kayalan bunuh diri sebelumnya
Kecemasan, depresi, kelelahan
Tersedia alat-alat untuk bunuh diri
Kepedulian efek bunuh diri dari anggota keluarga
Gagasan bunuh diri yang diungkapkan
Membuat surat wasiat, ditandatangani kembali

setelah depresi teragitasi


Krisis hidup, seperti dukacita atau akan
menjalani pembedahan
Riwayat bunuh diri dalam keluarga
Pesimisme atau keputus-asaan yang mendalam

Tatalaksana (1)

Tentukan: Gangguan Fisik?

Mental

Gangguan Mental?

Skizofrenia
Gangguan Manik/Episode Manik
Depresi Agitatif/ Episode Depresi
Gangguan Cemas

Pertimbangkan Hospitalisasi. Tergantung:


Diagnosis
Beratnya Depresi
Kuatnya ide bunuh diri
Kemampuan pasien dan keluarga mengatasi masalahnya
Keadaan kehidupan pasien
Tersedianya dukungan sosial bagi pasien
Ada tidaknya faktor resiko bunuh diri pada saat kejadian

Tatalaksana (2)
Dalam

Rs pasien mungkin menerima


medikasi antidepresan atau
antipsikotik sesuai indikasi dan
psikoterapi. Tindakan terapetik lain
tergantung pada diagnosis dasar
pasien.

Anda mungkin juga menyukai