TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Skizofrenia
Skizofrenia adalah suatu penyakit psikiatrik yang bersifat kronis dan
menimbulkan ketidakmampuan, dengan prevalensi seluruh dunia kira-kira 1% dan
perkiraan insiden rata-rata pertahun 1 dalam 10.000 orang. 3 Sekitar 90 % pasien
yang mendapat pengobatan untuk skizofrenia berusia antara 15-55 tahun.7
Skizofrenia secara definisi merupakan suatu gangguan yang harus terjadi
sedikitnya selama 6 bulan atau lebih, termasuk sedikitnya selama 1 bulan
mengalami waham, halusinasi, pembicaraan yang kacau, perilaku kacau atau
katatonik atau simtom-simtom negatif. Meskipun tidak dikenali secara formal
sebagai bagian dari kriteria diagnostik untuk skizofrenia, sejumlah studi-studi
melakukan subkatagori terhadap gejala-gejala gangguan ini ke dalam 5 dimensi,
yaitu simtom positif, simtom negatif, simtom kognitif, simtom agresif /
permusuhan dan simtom depresif / ansietas.17
Simtom positif tampaknya merefleksikan suatu ketidaksesuaian dengan
fungsi-fungsi yang normal dan secara tipikal meliputi waham dan halusinasi, juga
termasuk bahasa dan komunikasi yang terdistorsi atau berlebihan (bicara yang
kacau) dan juga dalam perilaku (perilaku yang kacau, perilaku katatonik atau
perilaku agitasi ). Simtom negatif terdiri dari sedikitnya 5 tipe gejala, yaitu afek
yang datar, alogia, avolisi, anhedonia dan perhatian yang terganggu. Dalam
skizofrenia, simtom negatif sering dipertimbangkan sebagai suatu fungsi normal
yang berkurang seperti afek yang tumpul, emotional withdrawal, rapport yang
buruk, pasif dan penarikan sosial. Simtom kognitif skizofrenia mungkin dapat
dihubungkan dengan
seperti nukleus akumbens. Jalur ini telah dipikirkan memiliki peran penting pada
perilaku emosional, khususnya halusinasi pendengaran tapi juga waham dan
gangguan pikiran.17,19
Selama lebih dari 25 tahun, telah diobservasi bahwa gangguan atau obatobat yang meningkatkan dopamin akan mempertinggi atau menghasilkan simtomsimtom positif psikotik dan obat-obat yang menurunkan dopamin akan
menurunkan
atau
menghentikan
simtom
positif.
Observasi
ini
telah
2.3.1. Haloperidol
Haloperidol merupakan butirofenon
23
7,21,26
dewasa dalam keadaan akut cukup sesuai dengan menggunakan dosis ekivalen
haloperidol 5 hingga 20 mg.7 Haloperidol yang tersedia 0,5; 1; 2; 5; 10; 20 mg
tablet.27
2.3.2. Quetiapine
Quetiapine adalah derivatif dibenzothiazepine,2,3,6,23 merupakan antipsikotik
atipikal
2,3
diperlukan
jika
quetiapine
diberikan
dengan
obat
yang
mulut
kering
dan
takikardi.
Quetiapine
kelihatannya
tidak
meningkatkan kadar serum prolaktin di atas range normal, apabila kadar serum
prolaktin meningkat mungkin dapat mengakibatkan galaktore atau gangguan
menstruasi
pada
wanita.30Quetiapine
memperlihatkan
keunggulan
profil
simtom
ekstrapiramidal
atau
perubahan
konsentrasi
prolaktin
mengurangi durasi sedasi dan hipotensi yang sering diamati pada awal
pengobatan.32
secara klinis efektif di dalam pengobatan skizofrenia dan juga lebih unggul
terhadap plasebo maupun haloperidol di dalam mengurangi simtom positif pada
dosis antara 150-750 mg/hari dan mengurangi simtom negatif pada dosis 300
mg/hari.34
Suatu meta-analysis multisentra memperlihatkan lima percobaan acak,
tersamar ganda yang membuktikan bahwa quetiapine sama efektif dengan
haloperidol dalam perbaikan simtom-simtom agitasi pada pasien skizofrenia.13
Suatu percobaan acak, tersamar ganda selama 6 minggu pada pasien
skizofrenik di rumah sakit dengan flexible dosis menemukan bahwa quetiapine
(rerata dosis 455 mg.hari) dan haloperidol (rerata dosis 8 mg/hari) menunjukkan
perbaikan yang sama pada rerata skor PANSS.35
3.
4.
5.
Post Test
Quetiapine
PANSS
Haloperidol
Waktu berkurangnya
simtom positif
Pasien
skizofrenik
Simtom positif dengan
pengukuran PANSS
Waktu berkurangnya
simtom positif