Anda di halaman 1dari 12

BAB I

STATUS PASIEN

STATUS PASIEN MATA

Nama Pasien

: Tn. M

Umur Pasien

: 33 Tahun

Nama Dokter Muda : Indry purnamasari

I. IDENTITAS
Nama Lengkap

: Tn. M

Jenis Kelamin

: Laki laki

Umur

: 33 tahun

Alamat

: Cilincing

Datang Ke klinik Mata Tanggal : 30 April 2015


II. ANAMNESIS
Keluhan Utama

: Mata sebelah kanan merah sejak 3 hari yang lalu.

RPS

: Pasien datang ke poli mata RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan mata
sebelah kanan merah sejak 3 hari yang lalu. Sebelum merah seperti ini
os mengosok gosok matanya, Selain itu pasien merasakan gatal (+),
ada yang mengganjal pada mata (+), mata berair lebih banyak dari
biasanya (+), kotoran mata lebih banyak dari biasanya (+) silau (+),
gangguan melihat (-)

RPD

: Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.

RPK

: Pada keluarga pasien tidak ada yang menderita seperti ini.

Riwayat Pengobatan

: Pasien sudah di berikan obat, tetapi tidak ada perubahan

Riwayat Alergi

: Alergi obat-obatan (-), makanan (-), udara (-)

III.PEMERIKSAAN FISIK MATA ( Status Oftalmologikus )


1

Okuli Dekstra

Status Oftalmogikus

Orthophoria
Baik ke segala arah

Kedudukan
Gerak bola mata

Udema (+), Nyeri Tekan (-)


Injeksi konjungtiva (+), injeksi
siliar(-), injeksi episklera (-)
Jernih, infiltrat (-), sikatrik (-),
Ulkus (-)
Kedalam sedang, jernih
Coklat, sinekia (-)
Bulat, sentral, diameter 2mm,
Reflex cahaya (+)
Jernih
VOD 6/6

Palpebra
Conjungtiva
Cornea
C.O.A
Iris
Pupil
Lensa
Visus

Okuli Sinistra
Orthophoria
Baik ke segala arah
Udema (-), Nyeri Tekan (-)
Injeksi konjungtiva (-), injeksi
siliar(-), injeksi episklera (-)
Jernih, infiltrat (-), sikatrik (-),
Ulkus(-)
Kedalam sedang, jernih
Coklat, sinekia (-)
Bulat, sentral, diameter 2mm,
Reflex cahaya (+)
Jernih
VOS 6/6

IV. RESUME

Anamnesis
Laki laki usia 33 tahun, datang dengan keluhan mata sebelah kanan merah sejak
3 hari yang lalu. Selain itu pasien merasakan gatal (+), ada yang mengganjal pada
mata (+), mata berair lebih banyak dari biasanya (+), kotoran mata lebih banyak
dari biasanya (+).
Pada pemeriksaan fisik mata di dapatkan
Okuli dextra : palpebra superior udem, injeksi conjuntiva (+).

V. DIAGNOSA KERJA
Konjungtivitis Kataral OD

VI. PENATALAKSANAAN
Pengobatan
2

Kompres mata
Antibiotik topikal

Edukasi
-

Hindari terlalu banyak menyentuh mata yang sakit


Menjaga kebersihan daerah mata
Kontrol ke poli mata

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KONJUNGTIVITIS

Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, biasanya terdiri dari hyperemia


konjungtiva disertai dengan pengeluaran secret.
Konjunctivitis dapat disebabkan bakteri, virus, klamidia, alergi toksik, dan molluscum
contagiosum.
VIRUS

BAKTERI

ALERGI

GATAL

Minimal

Minimal

Berat

HIPEREMI

Menyeluruh

Menyeluruh

Menyeluruh

LAKRIMASI

++

EKSUDAT Minimal

Banyak

(muko-

Minimal

(SEKRET)

(serous,

purulen/purulen)

(benang)

ADENOPATI

mukous)
+

Jarang

SEL-SEL

Monosit

PMN

Eosinofil

Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis dapat berupa hiperemi konjungtiva
bulbi (injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata di pagi hari,
pseodoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis, hipertrofi papil, folikel, membrane,
pseudomembran, granulasi, flikten, mata merasa seperti ada benda asing, dan adenopati
preaurikular. Biasanya sebagai reaksi konjungtivitis akibat virus berupa terbentuknya folikel
pada konjungtiva.
Jenis Konjungtivitis dapat ditinjau dari penyebabnya dan dapat pula ditinjau dari
gambaran klinisnya yaitu :
1. Konjungtivitis Kataral
2. Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen
3. Konjungtivitis Membran
4. Konjungtivitis Folikular
5. Konjungtivitis Vernal
6. Konjungtivitis Flikten
Konjungtivitis Bakterial
Merupakan konjungtivitis yang paling sering (akut & kronik).
4

Akut: ditandai vasodilatasi dan sekret mukopurulen, disertai dengan iritasi, sensasi
benda asing, melengket.
Kronik: onsetnya lebih lambat, berlarut-larut.
Gambaran Klinis

Iritasi bilateral, injeksi konjungtiva baik segmental maupun menyeluruh, eksudat


purulen, aglutinasi palpebra, edema palpebra (kadang).

Mula mula terkena biasanya satu mata, kemudian ke mata yang lain (melalui
tangan).

Penyebarannya ke orang lain bisa melalui benda benda yang dipakai penderita.

Konjungtivitis Kataral
Etiologi
Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, antara lain stafilokokus aureus, Pneumokok,
Diplobasil Morax Axenfeld dan basil Koch Weeks.
Bisa juga disebabkan oleh virus, misalnya Morbili, atau bahan kimia seperti bahan kimia basa
(keratokonjungtivitis) atau bahan kimia yang lain dapat pula menyebabkan tanda-tanda
konjungtivitis kataral. Herpes Zoster Oftalmik dapat pula disertai konjungtivitis.
Gambaran Klinis
Injeksi konjungtiva, hiperemi konjungtiva tarsal, tanpa folikel, tanpa cobble-stone,
tanpa flikten, terdapat sekret baik serous, mukus, mukopurulen (tergantung penyebabnya).
Dapat disertai blefaritis atau obstruksi duktus lakrimal.
Pengobatan
Pengobatan Konjungtivitis Kataral tergantung kepada penyebabnya. Apabila
penyebabnya karena inf. bakteri maka dapat diberikan antibiotik, seperti : tetrasiklin,
kloromisetin, dan lain-lain. Pada infeksi virus dianjurkan pemakaia sulfasetamid atau obat
anti-virus seperti IDU untuk infeksi Herpes Simplek.
Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen
Etiologi
Pada orang dewasa disebabkan oleh infeksi gonokok, pada bayi (terutama yang
berumur di bawah 2 minggu) bila dijumpai konjungtivitis purulen, perlu dipikirkan dua
kemungkinan penyebab, yaitu infeksi golongan Neisseria (gonokok atau meningokok) dan
golongan klamidia (klamidia okulogenital)
5

Gambaran Klinis
Gambaran konjungtiva tarsal hiperemi seperti pada konjungtivitis kataral.
Konjungtivitis Purulen ditandai sekret purulen seperti nanah, kadang disertai adanya
pseudomembran sebagai massa putih di konjungtiva tarsal.
Pengobatan
Pengobatan konjungtivitis purulen harus intensif.
Penderita harus dirawat diruang isolasi. Mata harus selalu dibersihkan dari sekret sebelum
pengobatan.
Antibiotik lokal dan sistemik

AB sistemik pd dewasa :
Cefriaxone IM 1 g/hr selama 5 hr + irigasi saline atau Penisilin G 10 juta IU/IV/hr
selama 5 hr + irigasi

AB sistemik pd neonatus :
Cefotaxime 25 mg/kgBB tiap 8-12 jam selama 7 hr atau Penisilin G 100.000
IU/kgBB/hr dibagi dl 4 dosis selama 7 hr + irigasi saline

Konjungtivitis Membran
Etiologi
Konjungtivitis Membran dapat disebabkan oleh infeksi Streptokok hemolitik dan
infeksi difteria. Konjungtivitis Pseudomembran disebabkan oleh infeksi yang hiperakut, serta
infeksi pneumokok.

Gambaran Klinis
Penyakit ini ditandai dengan adanya membran/selaput berupa masa putih pada
konjungtiva tarsal dan kadang juga menutupi konjungtiva bulbi. Massa ini ada dua jenis,
yaitu membran dan pseudomembran.

Pengobatan
Tergantung pada penyebabnya.
Apabila penyebabnya infeksi Streptokok B hemolitik, diberikan antibiotik yang sensitif.
Pada infeksi difteria, diberi salep mata penisillin tiap jam dan injeksi penisillin sesuai umur,
pada anak-anak diberikan penisillin dengan dosis 50.000 unit/KgBB, pada orang dewasa
diberi injeksi penisillin 2 hari masing-masing 1.2 juta unit. Untuk mencegah gangguan
jantung oleh toksin difteria, perlu diberikan antitoksin difteria 20.000 unit 2 hari berturutturut.

Konjungtivitis Folikular
Dikenal beberapa jenis konjungtivitis follikular, yaitu konjungtivitis viral,
konjungtivitis klamidia, konjungtivitis follikular toksik dan konjungtivitis follikular yang
tidak diketahui penyebabnya.
Jenis Konjungtivitis Follikular
1. Kerato-Konjungtivitis Epidemi
Etiologi
Infeksi Adenovirus type 8, masa inkubasi 5-10 hari
Gambaran Klinis
Dapat mengenai anak-anak dan dewasa
Gejala radang mata timbul akut dan selalu pada satu mata terlebih dahulu.
Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar dan nyeri tekan, kelopak mata membengkak,
konjungtiva tarsal hiperemi, konjungtiva bulbi kemosis. Terdapat pendarahan
subkonjungtiva. Pada akhir minggu pertama perjalanan penyakit, baru timbul gejala di
kornea. Pada kornea terdapat infiltrat bulat kecil, superfisial, subepitel.
Gejala-gejala subyektif berupa mata berair, silau dan seperti ada pasir. Gejala
radang akut mereda dalam tiga minggu, tetapi kelainan kornea dapat menetap
berminggu-minggu, berbulan-berbulan bahkan bertahun-tahun setelah sembuhnya
penyakit.
Pengobatan
Tidak terdapat pengobatan yang spesifik, dianjurkan pemberian obat lokal
sulfasetamid atau antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.
2. Demam Faringo-Konjungtiva
7

Etiologi
Penyebab paling sering adalah adenovirus tipe 3
Gambaran Klinis
Lebih sering pada anak daripada orang dewasa.
Terdapat demam, disamping tanda-tanda konjungtivitis follikular akut dan faringitis
akut. Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar. Lebih sering mengenai dua mata,
kelopak mata membengkak.
Dua minggu sesudah perjalanan penyakit dapat timbul kelainan kornea, yaitu terdapat
infiltrat bulat kecil superfisial. Faringitis timbul beberapa hari setelah timbulnya
konjungtivitis follikular akut.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang spesifik
3. Konjungtivitis Hemorraghik Akut
Etiologi
Penyebabnya adalah Entero-virus 70, masa inkubasinya 1-2 hari
Gambaran Klinis
Timbulnya akut, disertai gejala subjektif seperti ada pasir, berair dan diikuti
rasa gatal, biasanya dimulai pada satu mata dan untuk beberapa jam atau satu dua hari
kemudian diikuti peradangan akut mata yang lain.
Penyakit ini berlangsung 5-10 hari, terkadang sampai dua minggu.
Pengobatan
Tidak dikenal obat yang spesifik, tetapi dianjurkan pemberian tetes mata sulfasetamid
atau antibiotik.
4. Konjungtivitis New Castle
Etiologi
Virus New Castle, masa inkubasi 1-2 hari
Konjungtivitis ini biasanya mengenai orang-orang yang berhubungan dengan unggas,
penyakit ini jarang dijumpai.
Gambaran Klinis
Gambaran Klinik : kelopak mata bengkak, konjungtiva tarsal hiperemi dan
hiperplasi, tampak folikel-folikel kecil yang terdapat lebih banyak pada konjungtiva
8

tarsal inferior. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan perdarahan dan pada
konjungtiviis ini biasanya disertai pembesaran kelenjar pre-aurikular, nyeri tekan.
Sering unilateral
Gejala subjektif : seperti perasaan ada benda asing, berair, silau dan rasa sakit.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang efektif, tetapi dapat diberi antibiotik untuk
mencegah infeksi sekunder.
5. Inclusion Konjungtivitis
Etiologi
Klamidia okulo-genital, masa inkubasi 4-12 hari
Gambaran Klinis
Gambaran kliniknya adalah konjungtivitis follikular akut dan gambaran ini
terdapat pada orang dewasa dan didapatkan sekret mukopurulen, sedang pada bayi
gambaran kliniknya adalah suatu konjungtivitis purulen yang juga disebut Inclusion
blenorrhoe.
Pengobatan
Diberikan tetrasiklin sistemik, dapat pula diberikan sulfonamid atau eritromisin
6. Trachoma
Etiologi
Klamidia trakoma
Gambaran Klinis
Gambaran klinik terdapat empat stadium :
1. Stadium Insipiens atau permulaan
Folikel imatur kecil-kecil pada konjungtiva tarsal superior, pada kornea di daerah
limbus superior terdapat keratitis pungtata epitel dan subepitel. Kelainan kornea
akan lebih jelas apabila diperiksa dengan menggunakan tes flurosein, dimana akan
terlihat titik-titik hijau pada defek kornea.
2. Stadium akut (trakoma nyata)
Terdapat folikel-folikel di konjungtiva tarsal superior, beberapa folikel matur
berwarna abu-abu
3. Stadium sikatriks

Sikatriks konjungtiva pada folikel konjungtiva tarsal superior yang terlihat seperti
garis putih halus. Pannus pada kornea lebih nyata.
4. Stadium penyembuhan
trakoma inaktif, folikel, sikatriks meluas tanpa peradangan
Pengobatan
Pemberian salep derivat tetrasiklin 3-4 kali sehari selama dua bulan. Apabila perlu
dapat diberikan juga sulfonamid oral.
Konjungtivitis Vernal
Etiologi
Kemungkinan suatu konjungtivitis atopik
Gambaran Klinis
Gejala subyektif yang menonjol adalah rasa sangat gatal pada mata, terutama bila
berada dilapangan terbuka yang panas terik.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan konjungtivitis dengan tanda khas adanya cobble-stone di
konjungtiva tarsalis superior, yang biasanya terdapat pada kedua mata, tetapi bisa juga pada
satu mata. Sekret mata pada dasarnya mukoid dan menjadi mukopurulen apabila terdapat
infeksi sekunder.
Pengobatan
Kortikosteroid tetes atau salep mata.
Konjungtivitis Flikten
Etiologi

Disebabkan oleh karena alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu (hipersensitivitas
tipe IV).

Gizi buruk dan sanitasi yg jelek merupakan faktor predisposisi

Lebih sering ditemukan pd anak-anak

Gejala
Adanya flikten yang umumnya dijumpai di limbus. Selain di limbus, flikten dapat
juga dijumpai di konjungtiva bulbi, konjungtiva taarsal dan kornea. Penyakit ini dapat
mengenai dua mata dan dapat pula mengenai satu mata. Dan sifatnya sering kambuh

10

Apabila flikten timbul di kornea dan sering kambuh, dapat berakibat gangguan penglihatan.
Apabila peradangannya berat, maka dapat terjadi lakrimasi yang terus menerus sampai
berakibat eksema kulit. Keluhan lain adalah rasa seperti berpasir dan silau.
Pengobatan

Usahakan mencari penyebab primernya

Diberikan Kortikosteroid tetes mata/salep


Kombinasi antibiotik + kortikosteroid dianjurkan mengingat kemunginan terdapat
infeksi bakteri sekunder.

Konjungtivitis Sika
Konjungtivitis sika atau konjungtivitis dry eyes adalah suatu keadaan keringnya
permukaan konjungtiva akibat berkurangnya sekresi kelenjar lakrimal.
Etiologi
Terjadi pada penyakit-penyakit yang menyebabkan defisiensi komponen lemak air mata,
kelenjar air mata, musin, akibat penguapan berlebihan atau karena parut kornea atau
hilangnya mikrovili kornea. Bila terjadi bersama atritis rheumatoid dan penyakit autoimun
lain, disebut sebagai sindrom sjogren.
Manifestasi Klinis
Gatal, mata seperti berpasir, silau, dan kadang-kadang penglihatan kabur. Terdapat gejala
sekresi mucus yang berlebihan, sukar menggerakkan kelopak mata, mata tampak kering, dan
terdapat erosi kornea. Pada pemeriksaan tedapat edema konjungtiva bulbi, hiperemis,
menebal dan kusam. Kadang tedapat benang mucus kekuning-kuningan pada forniks
konjungtiva bawah. Keluhan berkurang bila mata dipejamkan.
Komplikasi
Ulkus kornea, infeksi sekunder oleh bakteri, parut kornea, dan noevaskularisasi kornea.

Penatalaksanaan
Diberikan air mata buatan seumur hidup dan diobati penyakit yang mendasarinya.
Sebaiknya diberikan air mata buatan tanpa zat pengawet kerena bersifat toksik bagi kornea
11

dan dapat menyebabkan reaksi idiosinkrasi. Dapat dilakukan terapi bedah untuk mengurangi
drainase air mata melalui oklusi pungtum dengan plug silicon atau plug kolagen.

12

Anda mungkin juga menyukai