Anda di halaman 1dari 7

GLUKOSAMIN UNTUK KESEHATAN

TULANG DAN SENDI

Struktur dan Fungsi Biomolekul


Dr. Endang Saepudin
Dra. Siswati Setiasih Apt., M.S

oleh

Pristi Amalia Nurcahyani

1006704171

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, MEI 2012

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya saya telah menyelesaikan pembuatan tugas yang berjudul
Glukosamin untuk Kesehatan Tulang dan Sendi. Saya mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu hingga tugas ini terselesaikan.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi nilai saya dalam mata
kuliah Struktur dan Fungsi Biomolekul, dan untuk mengetahui lebih banyak tentang
polimer karbohidrat umumnya, dan glukosamin khususnya, serta manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu masukan dan umpan balik dari semua pihak sangat saya nantikan
untuk dapat menyempurnakan penulisan tugas ini.

Depok, Mei 2012

Penulis

Glukosamin untuk Kesehatan Tulang dan Sendi

Glukosamin (C6H13NO5) merupakan gula amino dan prekursor penting dalam


sintesisbiokimia dari protein glikosilasi dan lipid. Glukosamin ditemukan sebagai
komponen utama dari rangka luar krustasea, artropoda, dan cendawan. Glukosamin
merupakan salah satu monosakarida yang banyak dijumpai. Dalam industri,
glukosamin diproduksi dengan cara hidrolisis rangka luar krustasea. Glukosamin
umumnya

digunakan

untuk

meringankan

gejala osteoartritis walaupun

efek

terapisnya sendiri masih diperdebatkan. D-Glukosamin dibuat secara alami dalam


bentuk glukosamin-6-fosfat, dan merupakan prekursor biokimia dari semua gula
yang mengandung nitrogen. Produk akhir dari lintasan ini adalah UDP-Nasetilglukosamin (UDP-GlcNAc),

yang

kemudian

digunakan

untuk

membentuk glikosaminoglikan, proteoglikan, danglikolipid.

Glukosamin adalah senyawa yang ditemukan secara alami dalam tubuh yang
menyediakan blok bangunan untuk tulang rawan di dalam tubuh. Glukosamin
mengandung gula dan protein dan merupakan bentuk gula amino. Glukosamin
digunakan oleh tubuh untuk memperbaiki jaringan yang rusak seperti tulang
rawan, katup jantung, selaput lendir dan cairan sinovial (zat seperti jeli yang mengisi
sendi). Senyawa ini juga hadir dalam darah untuk memproduksi asam hialuronik
yang penting untuk menyembuhkan luka kulit. Glukosamin merupakan senyawa
pembangun penting untuk sendi tulang rawan yang berperan sebagai bantalan pada
ujung tulang dan mencegah tulang dari keretakan saat bergerak. Secara alami
sebenarnya glukosamin ditemukan di dalam tubuh, tetapi kemampuan tubuh untuk
mensintesa glukosamin akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
Fungsi dari glukosamin di dalam tubuh adalah untuk memproduksi
proteoglikan dan glikosaminogen yang berfungsi untuk membentuk cairan sinovial.
Cairan ini berfungsi sebagai pelumas bagi tulang rawan sehingga pergerakan tulang

menjadi lebih baik. Kekurangan cairan sinovial dapat menyebabkan terjadinya


gangguan pada sendi berupa osteoarthritis, yaitu penyakit radang pada sendi yang
ditandai oleh adanya kelainan pada kartilago (tulang rawan) sendi dan tulang di
sekitarnya.
Tulang dan sendi bagaikan sendok dan garpu. Keduanya saling mendukung
dan memiliki tujuan yang sama. Jika sendok dan garpu memudahkan Anda untuk
menyantap makanan. Tulang dan sendi justru lebih besar lagi manfaatnya, yaitu
untuk memberikan kebebasan untuk beraktivitas. Tulang yang kuat, tentunya belum
cukup memberikan kebebasan bagi bergerak, jika sendi masih sering terasa nyeri.
Begitu juga, jika memiliki sendi yang sehat, namun tulang mulai keropos. Jika tulang
membutuhkan kalsium, maka sendi membutuhkan glukosamin agar bebas bergerak.
Saat tubuh bergerak dan beraktifitas, maka sendi-sendi akan mengalami penekanan.
Terutama saa berjalan, menaiki/menuruni tangga ataupun mengangkat beban berat.
Semakin berat aktifitas yang dilakukan, maka penekanan terhadap sendi juga akan
semakin berat.
Sendi itu penghubung antara tulang dan tulang. Ada lapisan rawan sendi
yang memungkinkan kita bergerak. Rawan sendi terdiri dari kolagen, proteoglikan
dan asam hialuronat. Kolagen dan proteoglikan merupakan komponen utama yang
membuat sendi menjadi licin dan memudahkan orang untuk bergerak. Kerusakan
rawan sendi biasanya paling banyak terjadi karena disebabkan oleh beban tubuh
berlebih dan penggunaannya yang berlebihan. Secara normal, rawan sendi memiliki
permukaan yang licin. Biasanya terjadi robekan-robekan kecil yang kemudian dapat
diperbaiki oleh tubuh sendiri. Tetapi seiring bertambahnya usia, robekan-robekan
tersebut tidak bisa lagi diperbaiki oleh tubuh karena kemampuan mensintesa
glukosamin berkurang. Selain itu, dengan bertambahnya usia maka sel-sel kolagen
juga berkurang.

Salah satu penyakit yang dapat menyerang persendian adalah osteoarthritis,


yaitu suatu penyakit yang degeneratif kronis yang menimbulkan rasa nyeri akibat
tulang rawan yang terletak antara tulang dan sendi. Apabila kerusakan tersebut tidak
juga ditangani, dapat mengakibatkan bantalan pada sendi hilang sehingga tulang
akan saling bergesekan. Hal ini akan membuat sendi terasa kaku dan sakit.
Osteoarthritis disebut penyakit degeneratif knoris karena biasanya terjadi dalam
waktu lama pada lansia sebagai bagian dari proses penuaan, meskipun
penyebabnya dapat juga karena faktor lain. Bila osteoarthritis sudah terjadi pada
tahap

yang

berat,

penyembuhannya.

dapat
Obat-obat

terjadi
yang

kecacatan
digunakan

karena

belum

biasanya

ada

hanya

tahap
untuk,

menghilangkan/mengurangi gejala yang dirasakan. Oleh karena itu, pencegahan


merupakan hal yang penting untuk dilakukan, supaya tidak terkena osteoarthritis.
Salah satu senyawa yang banyak digunakan untuk menjaga kesehatan sendi
adalah glukosamin. Glukosamin sendiri adalah senyawa pembangun tulang rawan,
yang berfungsi sebagai bantalan pada ujung tulang dan mencegah terjadinya
keretakan tulang saat bergerak. Glukosamin tidak terdapat dalam jumlah cukup pada
makanan dan harus disintesa oleh tubuh sendiri. Kemampuan tubuh untuk
mensintesa glukosamin juga dapat berkurang seiring dengan bertambahnya usia,
oleh karena itu pada orang lanjut usia lebih mudah untuk terkena osteoarthritis.
Glukosamin diidentifikasi pertama kali oleh Dr. Georg Ledderhose pada tahun
1876, tapi struktur stereokimia baru ditemukan oleh Walter Haworth pada tahun
1939. Glukosamin biasanya tersedia sebagai suplemen kesehatan. Suplemen
glukosamin diproduksi di laboratorium dari khitin, yang ditemukan di kulit udang,
kepiting, lobster, dan hewan laut lainnya. Sebagai suplemen, glukosamin sering
digabungkan dengan chondroitin sulfat, yang secara alami ditemukan dalam tulang
rawan. Chondroitin memberikan elastisitas tulang rawan dan mencegah kerusakan

tulang rawan. Selain itu, suplemen glukosamin juga kadang dikombinasikan dengan
methylsulfonylmethane, atau MSM untuk kinerja yang lebih optimal.
Salah satu cara untuk menjamin ketersediaan glukosamin dalam tubuh
adalah dengan mengkonsumsi glukosamin. Saat ini sudah banyak tersedia
suplemen yang mengandung glukosamin di pasaran. Selain itu dapat juga
mengkonsumsi susu yang mengandung glukosamin. Susu yang mengandung
glukosamin ini mempunya manfaat ganda, yaitu kandungan kalsiumnya dapat
menjaga kesehatan tulang serta mencegah terkena osteoporosis, sedangkan
kandungan glukosaminnya dapat menjaga kesehatan persendian dan mencegah
terkena osteoarthritis.

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Anita. 2011. Cara Menanggulangi Nyeri Sendi.

http://anitanet.staff.ipb.ac.id/tag/glukosamin/
Santoso, Denny. 2011. Peran Glukosamin dalam Menjaga Persendian Anda.
http://duniafitnes.com/suplemen/peran-glukosamin-dalam-menjagapersendian-anda.html
Bekti. 2011. Kalsium dan Glukosamin untuk Kesehatan Tulang dan Sendi.
http://medicastore.com/berita/183/Kalsium_dan_Glukosamin_untuk_Kesehata
n_Tulang_dan_Sendi.html

Anda mungkin juga menyukai