Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN
(AHYT 253)

DIFUSI DAN OSMOSIS

Oleh:
ROBBY PRIMADANI
AIC204002
KELOMPOK VII

Dosen Pembimbing:
Drs. Kaspul, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2006

PRAKTIKUM II
Topik
Tujuan

Hari/ tanggal
Tempat

: Difusi dan Osmosis


: 1. Untuk mengamati peristiwa difusi dan osmosis yang
terjadi pada sel hewan.
2. Untuk memahami transport zat yang dilakukan oleh sel
hewan.
: Kamis, 28 September 2006
: Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN:


a. Alat:
- Beacker glass
- Mistar
- Pipa kapiler
- Gunting
- Kawat penggantung
- Suntik dan jarum suntik
- Benang
- Karton
b. Bahan:
- Telur itik kosong
- Larutan gula jenuh + pewarna

Lem kastol

II. CARA KERJA


1. Membuat larutan gula hingga jenuh.
2. Mencampur dan memberi warna merah pada larutan tersebut
secukupnya kemudian kocok atau aduk hingga rata.
3. membuat tempat penggantung dari kawat untuk tempat cangkang telur
yang sudah dikosongkan dengan posisi tegak.
4. Membuat lubang di bagian cangkang telur yang lancip sebesar
lingkaran pipa kapiler kemudian mengeluarkan isi telurnya sampai
habis.

5. Mencuci bagian dalam telur yang sudah kosong itu dengan air sampai
bersih.
6. Menghilangkan bagian kulit yang keras (cangkang) di bagian telur
yang bulat dengan diameter 1,5 cm tanpa menghilangkan membran
dalamnya.
7. Mengisi telur tersebut dengan larutan gula jenuh dengan menggunakan
suntikan hingga penuh dan membersihkan sisa larutan di cangkangnya.
8. Memasang pipa kapiler pada lubang bagian atas cangkang dan
menutupnya dengan karton yang sudah diberi lubang sebesar pipa
kapiler dan beri lem hingga tidak bocor.
9. Memasang mistar pada pipa kapiler dan mengisi becker glass dengan
air kemudian rendam telur hingga setengah bagian.
10. Mengamati kenaikan larutan per menit sampai dengan 10 kali
pengamatan dan hitung kenaikan per milimeter dengan merubah ke
volume dengan rumus Vtabung = .r2.t dimana = 3,14, r = jari-jari,
dan t = kenaikan larutan permenit, kemudian di rata-rata kan.
11. Menghitung tekanan osmostiknya.

III. TEORI DASAR


Zat hidup pembangun membran sel adalah protoplasma. Protoplasma
merupakan substansi kompleks yang secara universal mempunyai variasi
tertentu dan mempunyai ciri-ciri hidup seperti halnya pada makhluk hidup,
yaitu:
Metabolisme
Tumbuh dan berkembang
Bereproduksi
Iritabilitas
Adaptasi
Protoplasma dibangun dari bahan organik dan anorganik. Pada tubuh
hewan dan manusia protoplasma terdiri dari air, protein, lemak dan
mineral.
Satu sifat yang universal adalah membran pembatas di bagian terluar
sel. Membran sel ini berguna sebagai interfase antara bagian di dalam sel
dengan fluida cair yang membasahi semua sel.

Dwi lapis fosfolida sebenarnya memiliki banyak sifat membran sel.


Struktur tersebut memungkinkan molekul-molekul hidrofobik melaluinya
dari sisi ke sisi lainnya dengan mudah, tetapi dwi lapis tersebut merupakan
pengahalang bagi pelabuhan ion-ion Na+, K+, Cl-. Membran seperti ini
yang memungkinkan molekul-molekul dan ion-ion tertentu dapat lewat
tetapi yang lain tidak dapat. Dengan demikian membran sel bersifat
selektif permeabel.
Difusi adalah peristiwa bercampurnya dua macam zat terlarut dari
larutan hipertonis ke larutan hipotonis hingga homogen hingga di aduk.
Sedangkan osmosis adalah peristiwa bercampurnya dua macam zat pelarut
dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran yang bersifat
selektif permeabel.
Difusi dan osmosis merupakan bagian dari bentuk pergerakan pasif.
Pada proses difusi pergerakan molekul ion dari daerah yang berkonsentrasi
tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah yang berlangsung secara terus
menerus dan baru akan berakhir apabila molekul atau ion bergerak dengan
arah yang berlawanan dengan kecepatan gerak yang sama dan pada
keadaan ini disebut keadaan seimbang.
Sedangkan osmosis adalah pergerakan molekul melintasi membran
dari daerah yang kadar airnya tinggi (kadar zat terlarut rendah) ke daerah
yang kadar airnya rendah. Osmosis hanya terbatas pada pergerakan
molekul air saja dan tidak berlaku bagi pergerakan molekul zat terlarut
lain. Osmosis dapat menimbulkan tekanan osmostik yang besarnya dapat
diukur dari permukaan larutan dengan permukaan air.

IV. HASIL PENGAMATAN


Tabel hasil pengamatan:
Menit keKenaikan larutan (mm)
1
45
2
20
3
1
4
3
5
-22
6
-32
7
-5
8
25
9
2
10
1
Perhitungan:
Diketahui: jari-jari pipa kapiler = 0,02 mm
V = r2 t
V1 = 3,14 x (0,02)2 x 45 = 0,05652
V2 = 3,14 x (0,02)2 x 20 = 0,02512
V3 = 3,14 x (0,02)2 x 1 = 0,001256
V4 = 3,14 x (0,02)2 x 3 = 0,003768
V5 = 3,14 x (0,02)2 x (-22) = -0,027632
V6 = 3,14 x (0,02)2 x (-32) = -0,040192
V7 = 3,14 x (0,02)2 x (-5) = -0,00628
V8 = 3,14 x (0,02)2 x 25 = 0,0314
V9 = 3,14 x (0,02)2 x 2 = 0,002512
V10 = 3,14 x (0,02)2 x 1 = 0,001256

Volume (mm)
45
65
66
69
47
15
10
35
37
38

Volume rata-rata =

Vtabung
tabung

=
V 1 V 2 V 3 V 4 V 5 V 6 V 7 V 8 V 9 V 10
10
0,047728
10
=0,0047728 mm3
=

KELOMPOK
1
2
3
4
5
6
7
8

Po
Gagal
9,88
5,69
9,61
Gagal
4,66
1,215

Konsentrasi larutan gula (n) = berat gula/Mr


250
=
180
= 1,39/1000 ml
= 0,695/500ml Keterangan:
V = volume
n = konsentrasi (M)
R = 0,08206
n.R.T
T = 2980K
Tekanan osmotik (Po) =
V
=

0,695 x 0,08206 x 298


0,00477

= 3563
=

Data kelas.

V. ANALISIS DATA
A. Difusi

Difusi merupakan peristiwa bercampurnya dua macam zat terlarut dari


larutan hipertonis ke hipotonis sehingga larutan menjadi homogen tanpa
diaduk. Pada pengamatan proses difusi dapat diamati dengan
bercampurnya larutan gula dengan air.
Pada pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan cangkang
telur yang diisi dengan larutan gula yang memiliki konsentrasi lebih tinggi
dari air yang di bawahnya. Konsentrasi glukosa lambat laun berkurang
karena air di bawahnya merembes masuk ke cangkang yang memiliki
lapisan tipis, tekanan dari bawah akan terus naik ke dalam cangkang
sehingga naik ke pipa kapiler secara perlahan, pada keadaan tertentu
larutan gula di dalam cangkang akan menjadi seimbang.
Proses ini disebut difusi. Difusi dapat terjadi karena gerakan acak
kontinu yang menjadi ciri khas semua molekul yang terikat dalam suatu
zat padat. Setiap molekul bergerak lurus sampai ia bertabrakan dengan
molekul glukosa. Pada setiap tabrakan molekul terpental menuju ke arah
lain. Inilah yang menyebabkan gerakan acak dari molekul tersebut. Pada
waktu ruangan itu mula-mula diisi gerakan acak molekul-molekul glokusa
itu menyebabkan banyak terjadinya tabrakan dengan membran pada telur.
Tetapi membran tersebut memiliki pori yang cukup besar sehingga dapat
dilalui oleh molekul air. Jika konsentrasi air naik dapat diduga bahwa
molekul akan kembali naik ke atas.
Kecepatan difusi dapat melalui membran sel tidak hanya bergantung
pada gradiensi konsentrasi, tetapi juga pada besar muatan dan daya larut
dalam lipid dari partikel-partikel tersebut. Zat yang terlarut yaitu
hidrofobik, lebih mudah berdifusi melalui membran dari pada hidrofilik.
Membran sel kurang permeabel terhadap ion-ion (Na +, Cl-, K+)
dibandingkan dengan molekul kecil yang tidak bermuatan. Molekul kecil
lebih cepat berdifusi melalui membran sel dari pada molekul besar.
B. Osmosis
Osmosis adalah difusi dari tiap-tiap pelarut melalui suatu selaput yang
permeabel secara diferensial. Membran sel meloloskan molekul tertentu,
tetapi menghalangi molekul lain dikatakan permeabel secara diferensial.
Secara sederhana osmosis merupakan difusi air melalui selaput yang

permeabel secara diferensial dari suatu konsentrasi tinggi ke konsentrasi


rendah.
Pada percobaan yang menunjukkan proses osmosis adalah pada
cangkang bagian bawah dikupas kulit tanpa mengupas lapisan yang
berfungsi sebagai membran permeabel secara diferensial yang meloloskan
molekul-molekul air secara cepat, tetapi menghalangi molekul yang lebih
besar. Cangkang yang diisi dengan larutan gula pekat, dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang berisi air. Konsentrasi air adalah 100% sedangkan
konsentrasi di dalam cangkang kurang dari 100%, karena dalam suatu
volume larutan gula tertentu terdapat lebih sedikit molekul air
dibandingkan dengan molekul air, sehingga terjadi gerakan air melalui
membran ke dalam cangkang.
Karena volume air masuk ke dalam tabung maka volume cairan
bertambah, cairan gula akan didesak ke atas. Desakan ke atas ini akibat
tekanan yang terjadi karena osmosis molekul air ke dalam cangkang.
Tekanan ini disebut tekanan osmosis. Makin besar kecendrungan
terjadinya osmosis akan makin besar tekanan osmosis. Dan jika pada pipa
kapiler berhenti naik, maka akan diperoleh ukuran kasar tentang besarnya
tekanan osmosis sistem tersebut. Tekanan berat pada air akhirnya
mengimbangi tekanan osmosis sehingga proses osmosis terhenti.

VI. KESIMPULAN
1. Difusi adalah peristiwa bercampurnya dua macam zat yang terlarut
dari larutan hipertonis ke larutan hipotonis sehingga diperoleh larutan
homogen tanpa diaduk.
2. Osmosis adalah peristiwa bercampurnya dua macam zat pelarut dari
larutan hipotonis kelarutan hipertonis melalui membran yang bersifat
selektif permeabel.
3. Proses difusi terjadi pergerakan molekul ion dari daerah yang
berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah yang berlangsung terus
menerus dan akan berakhir apabila molekul/ ion bergerak dengan arah
yang berlawanan dengan kecepatan gerak yang sama (seimbang).
4. Osmosis terbatas pada pergerakan molekul air saja dan tidak berlaku
bagi pergerakan molekul zat terlarut lain.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Kimbal, J. W. 1992. Biologi Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai