BK Iis Rujukan
BK Iis Rujukan
SISTEM RUJUKAN
DISUSUN OLEH
IIS SAFRIYANTY
PO.71.4.211.14.1.027
DIV KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2015
Sistem Rujukan
A. Pengertian Rujukan dan Sistem Rujukan
Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ke
pelayanan kesehatan yang lain.
Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab
secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun
horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan
tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Tujuan sistem rujukan adalah untuk
meningkatkan mutu, cakupan, dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu.
Seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun
1972 tentang sistem rujukan adalah suatu sistem penyeleujukannggaraan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik
terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti
dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara
horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Sistem rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, proaktif,
pragmatif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang
membutuhkannya terutama ibu dan bayi baru lahir, dimana pun mereka berada
dan berasal dari golongan ekonomimanapun agar dapat dicapai peningkatan
derajat kesehatan ibu dan bayi melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan dan neonatal diwilayah mereka berada. (Depkes RI, 2006).
Sedangkan secara sederhana yang dimaksud dengan rujukan neonatus adalah
suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara pengiriman neonatus
resiko tinggi dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan ke rumah
sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal
penatalaksanaannya secara menyeluruh (yaitu mempunyai fasilitas yang lebih,
dalam hal tenaga medis, laboratorium, perawatan dan pengobatan).
B. Tujuan Rujukan
Menurut Mochtar, 1998 Rujukan mempunyai berbagai macam tujuan antara
lain :
1. Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan sebaik-baiknya.
2. Menjalin kerja sama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya.
3. Menjalin perubahan pengetahuan dan ketrampilan (transfer of knowledge &
skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah
perifer.
Sedangkan menurut Hatmoko, 2000 Sistem rujukan mempunyai tujuan umum dan
khusus, antara lain :
1. Tujuan Umum
Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas
pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna.
2. Tujuan Khusus
a. Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif
secara berhasil guna dan berdaya guna.
C. Jenis Rujukan
Secara konseptual rujukan dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Rujukan Medik, rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya
menyangkut masalah medik perorangan yang antara lain meliputi:
a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operasional dan lain-lain.
b. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang
lebih lengkap.
c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau
mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan
c. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasuskasus ginekologi atau kontrasepsi, yang memerlukan penanganan spesialis
d. Pengiriman bahan laboratorium
e. Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,
kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai
dengan keterangan yang lengkap (surat balasan)
2. Rujukan kesehatan yang meliputi permintaan bantuan atas :
a. Kejadian luar biasa atau terjangkitnya penyakit menular
b. Terjadinya kelaparan dalam masyarakat
c. Terjadinya keracunan masal
d. Masalah lain yang menyangkut kesehatan masyarakat umum
3. Rujukan informasi medis
Kegiatan ini antara lain berupa :
a. Membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan
rehabilitas kepada unit yang mengirim
b. Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan datadata parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai
kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk
memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
4. Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan
Kegiatan ini antara lain berupa :
a. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah perifer untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita,
diskusi kasus, dan demonstrasi
b. Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap
atau Rumah sakit pendidikan. Juga dengan mengundang tenaga medis dan
paramedis dalam kegiatankegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat
propinsi atau institusi pendidikan
5. Pusat Rujukan Antara (Puskesmas dengan 10 tempat tidur)
a. Pengertian
Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong
penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas maupun
perawatan sementara dengan 10 tempat tidur
b. Kriteria
6) Kamar linen
7) Kamar cuci
8) Dapur
9) Peralatan medis
10) Peralatan operasi terbatas
11) Peralatan obstetri patologis
12) Peralatan resusitasi
13) Peralatan vasektomi dan tubektomi
14) 10 tempat tidur lengkap dengan peralatan perawatan
f. Tenaga
1) Dokter kedua di puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis di
Rumah Sakit 6 bulan dalam bidang : obstetri, gynekologi, pediatri dan
interne
2) dua orang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang
perawatn bedah, kebidanan, pediatri dan penyakit dalam
3) tiga orang perawat kesehatan/ perawat/ bidan yang diberi tugas secara
bergilir
4) satu orang prakarya kesehatan
g. Alat komunikasi
1) Telepon atau radio komunikasi jarak sedang
2) 1 buah ambulance
F. Alur Rujukan
Dalam rangka pelaksanaan rujukan diperhatikan hal-hal yang menyangkut
tingkat kegawatan penderita, waktu dan jarak tempuh sarana yang dibutuhkan
serta tingkat kemampuan tempat rujukan.
Dalam kaitan ini alur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan
sebagai berikut :
1. Dari kader
Kader dapat langsung merujuk ke :
a. Puskesmas pembantu atau pondok bersalin atau bidan di desa
b. Puskesmas atau puskesmas denga rawat inap
c. Rumah sakit pemerintah atau swasta
2. Dari posyandu
Dari posyandu dapat langsung merujuk ke :
a. Puskesmas pembantu atau
b. Pondok bersalin atau bidan desa atau puskesmas atau puskesmas dengan
rawat inap atau rumah sakit pemerintah yang terdekat
c. Dari puskesmas pembantu
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit kelas D/C atau rumah sakit swata
Contoh : rumah sakit rujukan tertinggi atau top referal (Rs Hasan
Sadikin , Rs Jantung Harapan Kita dan Rs Kanker Dharmais), Rumah
Sakit Jiwa Cisarua, Rumah Sakit Paru Rotinsulu, Rumah Sakit
Marzuki Mahdi)
2) Rumah Sakit Provinsi
Contoh : (Rumah sakit Al Ikhsan, Rumah Sakit Jiwa Provinsi, Rumah
Sakit Parusidawangi)
3) Rumah Sakit Wilayah
Contoh : (Rumah Sakit Gunung Jati Kota Cirebon, Rumah Sakit
Karawang Kabupaten Karawang, Rumah Sakit Cibinong Kabupaten
Bogor, Rumah Sakit Syamsudin Kota Sukabumi, Rumah Sakit
Tasikmalaya Kota Tasikmalaya)
4) Balai laboratorium kesehatan provinsi
Sesuai dengan pembagian tingkat perawatan, maka unit perawatan bayi baru
lahir dapat dibagi menjadi :
1) Unit Perawatan Bayi Baru Lahir Tingkat III
Merupakan penerimaan rujukan bayi baru lahir yang lahir di rumah atau
pondok bersalin dengan memberikan pelayanan dasar pada bayi yang bar
lahir di puskesmas dengan tempat tidur (rawat inap) dan rumah bersalin.
Kasus ujukan yang dapat dilakuka adalah : bayi kurang bulan, sindrom
gangguan pernafasan, kejang, cacat bawaan yang memerlukan tindakan
segera, gangguan pengeluaran mekonium disertai kembung dan muntah,
kuning yang timbul terlalu awal atau lebih dari 2 minggu dan diare. Pada unit
ini perl penguasaan terhadap pertolongan pertama kegaatdaruratan bayi baru
lahir seperti pengenalan tanda-tanda sindrom gangguan napas, infeksi atau
sepsis, cacat bawaan yang memerlukan tndakan segera, asalah iters muntah,
perdarahan,BBLR, dan Diare.
2) Unit perawatan bayi baru lahir tingkat II
Pada unit ini telah ditempatkan sekurang-kurangnya empat tenaga dokter
ahli dmana pelayanan yang dibrikan berupa pelayanan kehamilan dan
persalinan orma maupun risiko tinggi. Perawatan bay baru lahir pada unit ini
meiputi
kemampuan
pertolongan
resusitai
neonates
dan
resusitasi
dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi
komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.
A= Assessment,
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan nterpretasi data
subjektif dan data objektif dalam suatu identifkasi : 1. Diagnose atau
masaah (diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajan mengenai kondisi
klien : hamil, besalin, nifas, dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil dari
analisa yang di dapat. Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehinga
kebutuha klien terganggu, emngkinan mengganggu ehamilan atau
kesehatan tetapi tiak masuhk dalam diagnosa). 2. Antisipasi diagnosa atau
masalah potensial. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi atau klaborasi atau rujukan sebagai langkah 2,3,4 Varney.
P=Planning,
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan
evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah 5,6,7 Varney (Mustika
Sofyan, 2001)
Alasan pemakaian SOAP dalam asuhan kebidanan :
a. SOAP merupakan pencatatan yang memuat kemajuan informasi
yang
sistematis,
mengorganisasikan
penemuan
kesimpulan
oleh
kedua
belah
pihak,
yaitu
bidan
dank
lien
lembar
pelaksanaan asuhan
Bidan tidak melakukan sendiri semua asuhan
Bidan perlu memonitor pendokmentasian setiap tindakan
Merupakan data yang menjadi bahan kajian bidan
e. Tahap V : Mendokumentasikan Evaluasi Keefektivitas
Pelaksanaan Rencana Asuhan
Bidan perlu mengevaluasi keefektifan pelaksanaan rencana asuhan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi,
bidan melakukan pengumpulan data lagi. Data diintrepertasikan lagi
dan menyusun kembali rencana asuhan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Muslihatun, Wafi Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta.
Ftramaya.
Deslidel,dkk.2012.Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita.Jakarta:EGC.
http://ti2smidwifery.blogspot.co.id/2011/11/sistem-rujukan.html (diakses
tanggal : 16 November 2015, jam : 20.00)