KOTA DEPOK
TAHUN 2012
NOMOR 14
PERATURAN WALIKOTA DEPOK
NOMOR 14 TAHUN 2012
TENTANG
PERSYARATAN TEKNIS
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Menimbang
34
Peraturan
Mengingat
1. Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
1999
tentang
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1999
Nomor 3828);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4247);
3. Undang-Undang
Pemerintahan
Nomor
Daerah
32
Tahun
(Lembaran
2004
Negara
tentang
Republik
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Lembaran
Nomor 5234);
Tahun
Negara
Republik
Indonesia
Pelaksanaan
Undang-Undang
Nomor
28
Menteri
Pekerjaan
29/PRT/M/2006 tentang
Umum
Nomor
Bangunan Gedung;
9. Peraturan
Menteri
24/PRT/M/2007
Pekerjaan
tentang
Umum
Perdoman
Nomor
Teknis
Izin
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
Menteri
26/PRT/M/2008
Proteksi
tentang
Kebakaran
Lingkungan;
Pekerjaan
pada
Umum
Persyaratan
Bangunan
Teknis
Nomor
Sistem
Gedung
dan
Bangunan
dan
Retribusi
Ijin
Mendirikan
Bangunan;
15. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun 2008
tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kota Depok Tahun 2008 Nomor 08) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah
Kota Depok Nomor 20
2008
tentang
Organisasi
Perangkat
Daerah
PERATURAN
TEKNIS
WALIKOTA
SISTEM
TENTANG
PROTEKSI
PERSYARATAN
KEBAKARAN
PADA
kelengkapan
dan
sarana,
baik
yang
rangka
melindungi
bangunan
dan
yang
menyatu
dengan
tempat
sebagai
tempat
manusia
melakukan
keagamaan,
kegiatan
usaha,
kegiatan
tapak
adalah
perencanaan
yang
penyelamatan
adalah
sarana
yang
pengaturan
penggunaan
bahan
dan
proteksi
kebakaran
aktif
adalah
sistem
pendeteksian
ataupun
otomatis,
kebakaran
sistem
baik
pemadam
manual
kebakaran
serta
sistem
pemadam
kebakaran
kebakaran
mencegah
dan
bangunan
terjadinya
gedung
kebakaran
pada
bangunan gedung atau ruang kerja. Bila kondisikondisi yang berpotensi terjadinya kebakaran dapat
dikenali dan dieliminasi akan dapat mengurangi
secara substansial terjadinya kebakaran.
11. Pengelolaan
proteksi
kebakaran
adalah
upaya
eliminasi
bahaya
kebakaran,
bepotensi
ataupun
minimalisasi
pengaturan
menimbulkan
zona-zona
risiko
yang
kebakaran,
dilakukan
oleh
pihak
terkait
dalam
pada
bangunan
gedung
dan
kegiatan
pembongkaran
pemanfaatan,
sistem
proteksi
pelestarian
dan
kebakaran
pada
gedung,
penyedia
jasa
konstruksi
bangunan
gedung
gedung
adalah
pemilik
dan/atau
bukan
pemilik
bangunan
gedung,
yang
menggunakan
gedung
ditetapkan.
sesuai
dengan
fungsi
yang
tetapi
tidak
terpisahkan
oleh
bangunan
gedung,
adalah
pembagian
langsung
kepada
masyarakat,
termasuk :
1) mal, department store, supermarket, pusat
pertokoan;
2) ruang makan, kafe, restoran, bar, toko atau
kios, tempat potong rambut/salon, tempat
cuci umum, sebagai bagian dari suatu hotel
atau motel;
3) pasar, ruang penjualan, ruang pamer atau
bengkel; atau
4) kantor,
insidental
gudang
dan
kepada
layanan
lainnya
penjualan
barang
10
yang
pemrosesan
dipergunakan
suatu
untuk
produk,
tempat
perakitan,
pembersihan
barang-barang
produksi
termasuk
gedung
bagian-bagian
tersebut
yang
dan
berupa
laboratorium.
2) Kelas 9b : bangunan gedung pertemuan,
termasuk bengkel kerja, laboratorium atau
sejenisnya di sekolah dasar atau sekolah
lanjutan, hall, bangunan gedung peribadatan,
bangunan gedung budaya atau sejenis, tetapi
tidak termasuk setiap bagian dari bangunan
gedung yang merupakan kelas lain.
j.
11
k. Bangunan
gedung-bangunan
gedung
yang
yang
mendekati
sesuai
peruntukannya.
l.
Bangunan
gedung
yang
penggunaannya
insidentil.
Bagian bangunan gedung yang penggunaannya
insidentil dan sepanjang tidak mengakibatkan
gangguan
pada
bagian
bangunan
gedung
gedung
dengan
klasifikasi
jamak
bukan
disamakan
laboratorium,
dengan
klasifikasinya
klasifikasi
bangunan
gedung utamanya.
2)
12
3)
Rumah sakit/perawatan;
g. Museum.
22. Bahaya Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan
oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena
pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran
hingga
penjalaran
api,
asap
dan
gas
yang
ditimbulkan.
23. Bahan Lapis Penutup adalah bahan yang digunakan
sebagai lapisan bagian dalam bangunan gedung
seperti plesteran, pelapis dinding, panel kayu dan
lain-lain.
24. Beban Api adalah jumlah nilai kalori netto dari
bahan-bahan mudah terbakar yang diperkirakan
terbakar dalam kompartemen kebakaran, termasuk
bahan
lapis
penutup,
bahan
yang
dapat
13
dalam
pelaksanaan
pemadaman
Api
adalah
dinding
yang
mempunyai
tingkat
atau
bangunan
gedung
dalam
kompartemen-kompartemen kebakaran.
29. Dinding Dalam adalah dinding di luar dinding biasa
atau bagian dinding.
30. Dinding Luar adalah dinding luar bangunan gedung
yang tidak merupakan dinding biasa.
31. Dinding Panel adalah dinding luar yang bukan
dinding pemikul di dalam rangka atau konstruksi
sejenis, sepenuhnya didukung pada tiap tingkat.
32. Eksit adalah bagian dari sebuah sarana jalan ke luar
yang
dipisahkan
dari
tempat
lainnya
dalam
14
yang
melalui
atau
mengelilingi
suatu
yang
sama,
yang
mampu
menjamin
Kebakaran
adalah
slang
gulung
yang
15
39. Tempat
mobil
parkir
yang
mobil
terbuka
adalah
parkir
yang dimaksud.
40. Integritas dikaitkan dengan TKA adalah kemampuan
untuk menahan penjalaran api dan udara panas
sebagaimana ditentukan pada standar.
41. Isolasi dikaitkan dengan TKA adalah kemampuan
untuk memelihara temperatur pada permukaan
yang tidak terkena panas langsung dari tungku
pembakaran pada temperature di bawah 1400 C
sesuai standar uji ketahanan api.
42. Intensitas Kebakaran, adalah laju pelepasan energi
kalor diukur dalam watt, yang ditentukan baik
secara teoritis maupun empiris, yang menunjukkan
tingkat kedahsyatan kebakaran (fire severity).
43. Jalan Akses adalah jalur pencapaian yang menerus
dari perjalanan ke atau di dalam bangunan gedung
yang cocok digunakan untuk/oleh orang cacat
sesuai dengan standar aksesibilitas.
44. Jalan
Penyelamatan/Evakuasi
adalah
jalur
umum
dan
sejenis) dari
setiap
16
terbuat
dari
konstruksi
tahan
api,
yang
penyelenggaraan
bangunan
gedung
Walikota
terselenggaranya
ini
fungsi
bertujuan
bangunan
untuk
gedung
dan
mulai
dari
pembangunan
tahap
sampai
perencanaan,
pada
tahap
17
Bagian Ketiga
Ruang lingkup Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran
Pasal 3
(1) Ruang lingkup persyaratan teknis sistem proteksi
kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan,
meliputi :
a.
b.
Sarana penyelamatan;
c.
d.
e.
f.
Pencegahan
kebakaran
pada
bangungan
gedung;
g.
h.
dan
Pemerintah
Daerah
dalam
18
BAB II
AKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK
PEMADAM KEBAKARAN
Bagian Kesatu
Lingkungan Bangunan Gedung
Pasal 4
(1) Lingkungan
dan/atau
perumahan,
perdagangan,
campuran
harus
industri
direncanakan
pemadam
menggunakannya,
kebakaran
sehingga
setiap
untuk
rumah
dan
unit
pemadam
kebakaran
dari
jalan
bangunan
gedung
di
lingkungannya.
(2) Setiap
lingkungan
harus
melakukan
kebakaran
dan
proteksi
memudahkan
terhadap
operasi
meluasnya
pemadaman,
19
melakukan
kebakaran,
harus
proteksi
terhadap
disediakan
jalur
meluasnya
akses
mobil
bangunan
1.1
gedung,
sebagaimana
dengan
tercantum
memperhatikan
dalam
lampiran
Peraturan ini.
Bagian Kedua
Akses Petugas Pemadam Kebakaran ke Lingkungan
Pasal 7
(1) Akses
kendaraan
pemadam
kebakaran
harus
kebakaran
untuk
dikaji
dan
diberi
atau
Pejabat
yang
ditunjuk
memiliki
gedung
keamanan.
20
menjadi
sulit
karena
alasan
atau
Pejabat
yang
ditunjuk
memiliki
bagian
pintu
masuk
atau
pintu
lokasi
sehingga
bisa
menghambat
akses
pemadam
pemadam
kebakaran
meliputi
jalan
tempat
parkir,
atau
kombinasi
jalan-jalan
tersebut.
(3) Apabila akses pemadam kebakaran tidak dapat
dibangun karena alasan lokasi, topografi, jalur air,
ukuran-ukuran yang tidak dapat dinegosiasi, atau
kondisi-kondisi semacam itu, maka pihak yang
berwenang bisa mensyaratkan adanya fitur proteksi
kebakaran tambahan.
21
apabila
ditentukan
oleh
instansi
yang
(2)
(3)
tangga
dan
platform
hidrolik
serta
22
b. Lapis
perkerasan
sedemikian
agar
tepi
harus
ditempatkan
terdekat
tidak
boleh
Persyaratan
perkerasan
untuk
perkerasan
harus
dibuat
sedatar
23
Pada
pembangunan
hunian
seperti
bangunan
pabrik
dan
gedung
bukan
gudang,
harus
pemadam
kebakaran.
Jalur
akses
jalur
masuk
harus
diperhitungkan
tanda
permukaan
yang
tanah
permukaan tanah.
24
kontras
atau
dengan
lapisan
warna
penutup
(3)
Area
jalur
masuk
pada
kedua
sisinya
harus
Penandaan
PEMADAM
KEBAKARAN
JANGAN
(2)
(3)
halaman,
maka
hidran-hidran
tersebut
25
Pasokan air
Pasal 16
(1)
atau
bagian
bangunan
gedung
di
diperbolehkan
untuk
memasang
atau
atau
berlangganan
air
dari
pemadam
Jumlah
dan
sambungannya
disetujui
harus
jenis
ke
hidran
sumber
mampu
air
halaman
dan
lainnya
yang
memasok
air
untuk
(5)
(6)
Apabila
dipersyaratkan
oleh
instansi
yang
26
Bagian Ketiga
Akses Petugas Pemadam Kebakaran ke
Bangunan Gedung
Pasal 17
Bukaan Akses
(1)
Bukaan
akses
pemadam
kebakaran
harus
bahan
senantiasa
yang
bebas
mudah
hambatan
dipecahkan,
selama
dan
bangunan
penandaan
ini
tidak
dipersyaratkan
(4)
Jumlah
dan
kebakaran
posisi
untuk
gedung hunian :
27
bukaan
akses
pemadam
bangunan
selain
bangunan
lantai
ketinggian
pertama
lantai
dan
bangunan
sampai
gedung
ke
tidak
bangunan
terdapat
gedung
yang
didalamnya
kompartemen-kompartemen
atau
masing-masing
harus
diberi
bukaan
akses;
c. Dalam
suatu
kompartemen
bangunan
yang
gedung
dilengkapi
atau
seluruhnya
28
bangunan
gedung
yang
disediakan
diletakkan
pada
bukaan
tambahan
permukaan
atas
yang
bukaan
ditempatkan
(2)
(3)
kebakaran,
tangga
untuk
keperluan
masuk
bangunan
gedung
atau
yang
gedung
30
(4)
atas
tersebut
bisa
dicakup
(6)
(1)
gedung
yang
dipasang
springkler
tercantum
dalam
lampiran
Peraturan ini.
(2)
31
(3)
Penempatan saf
40 m,
diukur
ditarik
berdasarkan
garis
lurus
yang
kebakaran
akomodasi
harus
melalui
dapat
lobi
didekati
pemadam
dan
di
kebakaran,
dengan ketentuan :
a. Outlet pipa tegak dan atau riser harus diletakan
di lobi pemadaman kebakaran keculi di level
akses atau lantai dasar;
b. Lift
kebakaran
diperlukan
bila
bangunan
32
(2)
(3)
(1)
yang
dapat
digunakan
oleh
penghuni
Pelepasan
Jalan
menuju
ke
luar
33
Bagian Kedua
Penentuan Persyaratan Eksit
Pasal 23
(1)
(2)
(3)
Apabila
bagian-bagian
bangunan
atau
lantai
bangunan yang berbeda dirancang untuk jenisjenis penggunaan yang berbeda atau digunakan
untuk tujuan yang berbeda pada saat yang sama,
maka persyaratan eksit untuk seluruh bangunan
atau lantai bangunan harus ditentukan atas dasar
jenis bangunan yang memiliki persyaratan eksit
terberat atau persyaratan eksit untuk setiap bagian
bangunan harus ditentukan tersendiri.
(4)
34
(5)
(6)
(7)
pada
Tabel
2.1
dengan
ketentuan
sebagai berikut :
(a) Pada suatu lantai yang dirancang memiliki 2
(dua) jalan ke luar, jarak tempuh maksimum
sebagaimana tercantum pada Tabel 2.1 berlaku
untuk kedua jalur penyelamatan diukur dari
titik terjauh yang sama dari kedua eksit, dalam
ruangan atau kamar ke bukaan pintu hingga ke
tangga eksit, jalan lintasan eksit atau halaman
luar;
35
dalam
ruangan-ruangan,
koridor,
dll,
maisonet.
Apabila
apartemen
hunian
36
(9)
lainnya
tidak
boleh
lebih
sempit
dari
tangga
menjadi
bagian-bagian
yang
(3)
Harus
terdapat
sekurang-kurangnya
(dua)
angka
beban
penghunian
yang
37
(4)
Pada
setiap
lantai
bangunan
harus
terdapat
harus
selalu
dalam
kondisi
tidak
tinggal
bangunan
dalam
maka
bangunan
setiap
atau
penghuni
lantai
harus
kamar
atau
ruangan
atau
lantai
38
untuk
bebas
asap
harus
jam.
Pintu
eksitnya
pun
memiliki
merintangi
pergerakan
orang-orang
pemadaman
kebakaran,
luas
area
dalam
bentuk
dipasang
koridor
bukaan
ventilasi
ventilasi
tetap
terdapat
suatu
tangga
eksit
pada
2.
Bukan
tangga
untuk
pemadaman
40
3.
adalah
pintu-pintu
kebakaran
sebagai
eksit
lobi
yang
pemadaman kebakaran.
terhubung
dengan
lobi
hanya
tersedia
(satu)
lobi,
maka
41
Bagian Kelima
Area Pengungsian Dan Pengurangan Eksit
Pasal 27
(1)
maka
beban
penghunian
yang
disediakan
daerah
pengungsian
(area
of
(3)
(4)
42
(5)
(6)
Setiap
kompartemen
yang
dibolehkan
adanya
(2)
bangunan
harus
memiliki
angka
dari
setiap
bangunan
atau
api
sesuai
yang
disyaratkan
eksit,
dilengkapi
dengan
alat
harus
memenuhi
persyaratan
lintasan
bertekanan,
eksit
maka
internal
jalan
diberi
lintasan
eksit
melainkan
harus
ber
ventilasi
eksit
internal,
asalkan
dinding
ruangan
lantai
lainnya
diberi
ventilasi
tersebut
harus
2. Jalan
lintasan
dipengaruhi
eksit
oleh
eksternal
batasan
tidak
maksimum
lintasan
eksit
eksternal
boleh
dengan
dinding
parapet
atau
lintasan
eksit
harus
memiliki
ventilasi
tsb
ukurannya
diberikan
ventilasi
45
alami
harus
(3)
konstruksi
tahan
api
sesuai
persyaratan;
2. Apabila tangga eksit internal berdekatan
langsung
dengan
jalan
lintasan
eksit
konstruksi
pelindung
semacam
itu
eksit,
kecuali
untuk
konstruksi
yang
dilengkapi
dengan
sistem
46
memenuhi
ditunjukkan
semacam
itu
persyaratan
pada
Tabel
harus
2.1,
sebagaimana
dan
memenuhi
tangga
ketentuan
berikut :
1. Landasan tangga (landing)
a) Tangga eksit harus memiliki landasan
pada interval tidak lebih dari 16 tanjakan
dan tak kurang dari 2 tanjakan pada
setiap level lantai;
b) Lebar minimum bagian bawah tangga
tidak boleh lebih dari 1 mm landasan dan
panjangnya tidak boleh kurang dari lebar
tangga; dan
c) Pada posisi tegak dari tangga eksit, jarak
antara tanjakan pada bagian atas tangga
dan bagian bawah tangga tidak boleh
lebih dari 1m;
2. Putaran tangga
Putaran tidak diperbolehkan pada setiap
bangunan
selain
untuk
tangga
akses
tanjakan
pada
setiap
tangga
47
4. Injakan tangga
Apabila difungsikan sebagai tangga eksit,
maka lebar injakan tangga diukur pada
ujung yang lebih sempit harus tidak boleh
kurang
dari
100
mm
untuk
bangunan
ayat (2).
f.
Semua
tangga
eksit
harus
diberi
ventilasi
48
harus
di
beri
bertekanan.
Pada
lobi
pemadaman
kebakaran
harus
diberi bertekanan.
(4)
b.
c.
(5)
eksit
tersebut
tidak
boleh
dibuat
49
dipisahkan
dari
tangga-tangga
eksit
ditentukan
lain
oleh
instansi
yang
berwenang.
(7)
Tangga spiral :
a. Tangga spiral tidak boleh difungsikan sebagai
eksit yang disyaratkan, kecuali tangga spiral tak
terlindungi di luar yang terbuat dari bahan
tidak mudah terbakar dan mempunyai panjang
injakan
minimal
750
mm
bisa
digunakan
ketahanan
api
harus
memenuhi
eksit
yang
membuka
ke
arah
(2)
di
dalam
Peraturan
Walikota
ini.
waktu
beroperasi,
sistem
presurisasi
harus
mempertahankan
perbedaan
tidak
kurang
Pa
dari
50
antara
tekanan
tangga
51
harus
sedemikian
rupa
sehingga
terhadap
presuriasi
dan
tahanan
kombinasi
mekanisme
penutup
udara
pintu
sebuah
aliran
udara
asap
masuk
ke
dalam
daerah
(6)
rata
mengikuti
52
ketentuan
sebagaimana
(7)
harus
sedemikian
sehingga
bila
Eksit
pada
seluruh
bangunan,
kecuali
untuk
(1)
di
antara
bagian-bagian
melalui kompartemenisasi.
53
dalam
bangunan
(2)
struktur,
pemisahan
serta
kompartemenisasi
perlindungan
pada
dan
bukaan,
(1)
Bangunan
gedung
atau
bagian-bagian
dari
yang
pada
tingkat
tertentu
bisa
j.
54
(2)
Bangunan
gedung
atau
bagian-bagian
dari
bangunan,
serta
ditentukan
sesuai
(Klas
9a)
harus
dilindungi
terhadap
oleh
kebakaran
untuk
dapat
55
(5)
pada
kejadian
kebakaran
dalam
yang
mempunyai
lantai
di
atas
permukaan tanah.
(6)
Bangunan
gedung
harus
mempunyai
elemen
penyebaran
asap
kebakaran,
yang
pada
batas-batas
tertentu
mampu
Setiap
elemen
bangunan
yang
dipasang
atau
sambungan-sambungan,
penembusan
struktur
untuk
tempat-tempat
utilitas
harus
c. Intensitas kebakaran;
d. Potensi bahaya kebakaran;
e. Sistem proteksi aktif terpasang;
f.
(1)
api
dan
mampu
menahan
secara
kompartemen
penjalaran
api
bersebelahan
mencegah
dan
ke
untuk
dan
dinding
penjalaran
panas
mencegah
dari
ruangan
yang
mampu
pada
dinding
kebakaran
ke
ruang-ruang
57
c. Tipe C:
Konstruksi
yang
komponen
struktur
serta
tidak
dimaksudkan
untuk
harus
sebagaimana
sesuai
tercantum
dengan
dalam
Tabel
3.1.
lampiran
Peraturan ini.
(3)
Kekecualian
a. Suatu bangunan Klas 2 atau 3 atau campuran
dari kedua klas tersebut, memiliki 2 (dua) lapis
lantai, bisa dari konstruksi tipe C bila tiap unit
hunian memiliki :
1. Jalan masuk menuju sekurang-kurangnya
2 (dua) pintu eksit;
2. Memiliki jalan masuk langsung menuju ke
jalan atau ruang terbuka.
b. Suatu panggung terbuka atau stadion olah
raga dapat dibuat dari konstruksi tipe C dan
tidak perlu sesuai dengan persyaratan lain bila
konstruksi tersebut memiliki tidak lebih dari
satu
baris
tempat duduk
bertingkat,
dari
semacamnya
yang
berada
di
bawah
58
(4)
tipe
A,
dan
yang
diperlihatkan
tercantum
dalam
lampiran
Peraturan ini.
Bagian Ketiga
Kompartemenisasi dan Pemisahan
Batasan umum luas lantai
Pasal 34
(1)
luasan
atau
volume
maksimum
peralatan
pendingin
lift,
tangki
instalasi
sejenis,
tidk
daerah
luasan
lantai
kompartemen
atau
udara,
air
atau
diperhitungkan
atau
atrium,
ventilasi,
unit-unit
sebagai
volume
bila
sarana
dari
itu
59
klas
sampai
dengan
yang
dan
dikelilingi
jalan
masuk
kendaraan.
b.
Bangunan
melebihi
18.000
m2
luasnya
atau
ketentuan
dalam
peraturan
ini
dan
apabila :
1. Ketinggian
langit-langit
kompartemen
tidak
langit-langit
lebih
dari
12
m,
60
c.
memenuhi
ketentuan
huruf
atau
huruf b.
Kebutuhan Ruang Terbuka Dan Jalan
Masuk Kendaraan
Pasal 36
(1)
berjarak
tidak
lebih
dari
dengannya;
b.
c.
risiko
merambatnya
api
ke
(2)
Mampu
menyediakan
jalan
masuk
bagi
c.
d.
untuk
memudahkan
operasi
dan
Bilamana
terdapat
jalan
umum
yang
sampai dengan
penutup atap;
62
bidang
di bawah
c.
unsur
bangunan
lainnya
yang
mudah
63
Pemisahan peralatan
Pasal 38
(1)
mesin
lif
hanya
memerlukan
TKA 120/-/-;
b. Generator
darurat
atau
pengendali
asap
terpusat;
c. Ketel uap;
d. Batere-batere.
(2)
Pemisahan
peralatan
tidak
perlu
memenuhi
Kipas-kipas
pengendali
asap
(fan)
yang
pada
suhu
tinggi
sesuai
c.
(3)
Memiliki
TKA
yang
dipersyaratkan
dalam
dilindungi
dengan
pintu
berpenutup
64
Bagian Ke-empat
Perlindungan Pada Bukaan
Umum
Pasal 39
(1)
(2)
(3)
dilindungi
dengan
penutup
tahan
api
(1)
b.
Ketentuan
dalam
sub-bab
ini
mengatur
(2)
b.
c.
(3)
b.
tersebut
dikonstruksikan
sebagai
berikut :
1.
2.
3.
Daun
pintu
padat
dengan
ketebalan
35 mm;
4.
(4)
66
Jendela kebakaran :
a.
b.
(1)
Setiap
bangunan
gedung,
termasuk
bangunan
Sistem
proteksi
akif
adalah
sistem
proteksi
otomatis,
sistem
pemadam
khusus,
67
Bagian Kedua
Pasal 42
Alat Pemadam Api Ringan
(1)
penggunaan,
yang
memuat
urutan
tercantum
sebagaimana
tercantum
pada
dalam
Tabel
4.1
lampiran
Peraturan ini.
(3)
api
ringan
yang
disediakan
untuk
(5)
68
(6)
(7)
(8)
a.
b.
c.
d.
Pendistribusian
pemasangan
APAR
ditentukan
APAR
sebaiknya
diletakkan
sepanjang
jalur
lebih
jenis,
alat
lanjut
daya
mengenai
padam,
pemadam
api
persyaratan
jumlah
dan
sebagaimana
69
Bagian Ketiga
Sistem deteksi & alarm kebakaran
Pasal 43
(1)
dalam
Pasal
36
ayat
(1)
harus
(3)
(4)
b.
dengan
peralatan
keselamatan
lainnya;
c.
supervisi
otomatik
terhadap
(short-circuit)
(open-circuit).
70
dan
hubung-terbuka
(5)
juga
sistem
komunikasi
darurat
Detektor
panas
harus
dipasang
apabila
dipasang
apabila
dipersyaratkan
oleh
Peraturan ini.
(3)
untuk
kondisi
beroperasi
(normal)
dan
apabila
detektor
dilepaskan
dari
rumahnya (base).
(5)
Peraturan Menteri
Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
71
Detektor Asap
Pasal 45
(1)
Detektor
asap
harus
dipasang
apabila
(3)
untuk
kondisi
beroperasi
(normal)
dan
apabila
detektor
dilepaskan
dari
rumahnya (base).
(5)
Peraturan Menteri
Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
72
jenis
penjalaran
terhadap
detektor
asap
fan,
asap
dengan
damper,
untuk
mencegah
melakukan
pintu
dan
kontrol
peralatan
keselamatan lainnya.
(2)
(3)
mulai
teraktivasinya
apabila
detektor
dilepaskan
dari
rumahnya (base).
Detektor Gas Kebakaran
Pasal 47
(1)
(2)
dalam
sistem
deteksi
dan
alarm
Peraturan
Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
pandangan,
pertimbangan
lain
dan
perancangan.
(2)
(3)
Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
Detektor
kamera
harus
dipasang
dipersyaratkan oleh Peraturan ini.
(2)
yang
memiliki
tingkat
apabila
bahaya/risiko
tinggi.
(3)
(4)
Peraturan Menteri
Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
74
(2)
untuk
kondisi
beroperasi
(normal)
dan
di
semua
gedung
sejenisnya.
lantai
rumah
Alarm
dan
kamar
toko
asap
(ruko)
tersebut
tidur
dan
harus
teraktivasi
maka
akan
mengaktivasikan
75
(5)
b.
bangunan
gedung
yang
Tata
Cara
Perencanaan
Dan
Pencegahan
Bahaya
Kebakaran
Pada
(2)
76
(3)
apabila
detektor
dilepaskan
dari
rumahnya (base).
(4)
Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
otomatik
sesuai
dengan
zona
yang
diproteksi.
(2)
(3)
(4)
(5)
77
(6)
aliran
Peraturan
air
(flow
Menteri
switch)
Pekerjaan
mengacu
Umum
ke
Nomor
(2)
(3)
Nomor : 26/PRT/M/2008 dan atau SNI 03-39862000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
Otomatis
Untuk
Pompa
Yang
Proteksi Kebakaran.
78
Dipasang
Tetap
Untuk
Peralatan
inisiasi
(supervisory)
alarm
harus
bersifat
supervisi
dipasang
apabila
Katup kontrol:
a.
b.
harus
diindikasikan
selama
dua
seperlima
jarak
tempuh
peralatan
Sinyal pergerakan katup dari posisi normalnya (off-normal) tidak boleh dipulihkan pada
setiap posisi katup kecuali normal.
d.
operasi
katup,
menghalangi
Tekanan:
a.
satu
mengindikasikan
bahwa
79
pemulihan
ke
nilai
b.
bertambah
atau
berkurang
b.
Peralatan
harus
mengindikasikan
kedua-
(2)
(3)
Titik panggil manual dipasang dengan tinggi 110 137 cm dari muka lantai, tampak jelas, tidak ada
penghalang dan dapat diakses dengan mudah.
80
(4)
disediakan
sedemikian
sehingga
jarak
(6)
Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
Alarm
suara
dan
visual
harus
dipasang
bila
(3)
Dalam
kondisi
beroperasi
(normal),
alarm
b.
c.
operasi
penekanan
tombol
yang
bekerja.
d.
(4)
(5)
Peraturan
Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
(2)
pada
modul
tersebut
82
tidak
(3)
(4)
(5)
Peraturan
Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
(2)
(3)
untuk
pemeliharaan.
83
keperluan
inspeksi,
tes
dan
(4)
kontrol
(annunciator)
Peraturan
alarm
dan
kebakaran,
kotak
Menteri
panel
hubung
Pekerjaan
bantu
mengacu
Umum
ke
Nomor
Sekurang-kurangnya
dua
pasokan
daya
yang
Sistem
pasokan
daya
listrik
utama
harus
b.
c.
Sirkit
cabang
terdedikasi
tersebut
harus
e.
Lokasi
gawai
pemutus
arus
harus
(3)
Sistem
pasokan
daya
listrik
cadangan
harus
terdedikasi
dari
sebuah
diesel
Pasokan
daya
listrik
cadangan
harus
mengoperasikan
semua
peralatan
suara
darurat
mengoperasikan
harus
sistem
di
mampu
bawah
(5)
(6)
Sistem
pasokan
daya
listrik
cadangan
harus
(7)
kontrol
harus
dilengkapi
dengan
gawai
Nomor : 26/PRT/M/2008 dan atau SNI 03-39862000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
Otomatis
Untuk
Kabel
instalasi
kerusakan
harus
mekanik
diproteksi
dipasang
terhadap
di
dalam
konduit/pipa metal.
(2)
Kabel instalasi sirkit peralatan notifikasi (sekurangkurangnya alarm suara, visual dan alarm umum)
dan setiap sirkit lain yang diperlukan untuk operasi
sirkit peralatan notifikasi harus diproteksi dari titik
keluar pada panel kontrol sampai dengan titik
masuk zona notifikasi yang dilayani menggunakan
satu atau lebih cara berikut:
a.
b.
86
c.
b.
(4)
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
dengan
sistem
komunikasi
suara
(3)
(4)
(5)
untuk
evakuasi
harus
ditempatkan
(7)
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
Pemasangan
jenis
alarm
kebakaran
harus
Automation
System),
sistem
sekuriti
88
(3)
mengontrol
berhubungan
sistem
dan
dengan
peralatan
pencegahan
yang
dan
Bangunan
yang
dilengkapi
sistim
sekuriti
adalah
hal
yang
menyangkut
gedung
berwenang.
dan
Sistem
persetujuan
sekuriti
pihak
elektronik
yang
harus
(6)
89
(7)
khusus
dipersyaratkan
bangunan
menggunakan
yang
ruang
tidak
pengendali
menjadi
tanggung
jawab
dari
sesuai
pada
saat
ketentuan
dalam
Peraturan ini.
b.
dengan
baik.
Apabila
terjadi
dan
alarm
kebakaran
terhadap
perubahan tersebut.
(2)
90
(3)
Riwayat
catatan
(record
keeping)
pemeriksaan,
pemeliharaan
berkala
sistem
dan
berwenang
atas
permintaan,
dan
organisasi/personil
melaksanakan,
hasilnya,
yang
dan
tanggal
disimpan
oleh
dilaksanakan;
c.
Catatan
harus
pemilik/pengelola
bangunan
dan
berlokasi
e.
waktu
(satu)
inspeksi/pemeriksaan,
tahun
pengujian
setelah
dan
Nomor : 26/PRT/M/2008 dan atau SNI 03-39862000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan
Instalasi
Alarm
Kebakaran
Otomatis
Untuk
Bagian Keempat
Sistem Pipa Tegak dan Slang atau Hidran
Pasal 64
(1)
tentang
tata
cara
perencanaan
dan
sesuai
halaman
sebagaimana
dimaksud
pada
Ikhtisar
Sistem
pipa
tegak
dan
slang
sesuai
(6)
(7)
92
(8)
Pasokan
air
untuk
pemadaman
kebakaran
kebutuhan
air
pemadaman
untuk
menjadi
tanggung
jawab
dari
dan
halaman
slang
yang
perancangan
kebakaran
telah
dan
terjadi
hidran
pada
saat
pelaksanaan
diperbaiki/disempurnakan
pemeliharaan
serta
sesuai
harus
pada
saat
ketentuan
dalam
peraturan ini;
b.
sistem
pipa
tegak
dan
slang
dengan
baik.
Pemeriksaan,
dari
dan
inspeksi/pemeriksaan,
pemeliharaan
berkala
instansi
yang
berwenang
atas
pertimbangan
perpanjangan
bangunan;
93
sertifikat
penetapan
laik
fungsi
2. Catatan
harus
menunjukkan
prosedur
pemeliharaan),
organisasi/personil
selanjutnya
harus
disimpan
pemeliharaan
berikutnya
yang
disyaratkan.
(10) Ketentuan
teknis,
lebih
serta
pemeliharaan
kebakaran
lanjut
mengenai
pemeriksaan,
Sistem
dan
Pipa
hidran
persyaratan
pengujian
Tegak
halaman
dan
serta
dan
Slang
pompa
94
Bagian Kelima
Sistem Sprinkler Otomatis
Pasal 65
(1)
(2)
(3)
(4)
Dalam
bangunan
dilindungi
yang
sistem
secara
sprinkler
keseluruhan
otomatis,
tidak
Sistem
springkler
otomatis
diizinkan
dipasang
air
untuk
sistem
springkler
95
b.
(7)
b.
kompartemen
kebakaran
yang
bersprinkler,
ketentuan
diproteksi
berlaku,
sesuai
mengenai
b.
sprinkler
yang
melindungi bagian
aliran
air
ataupun
(9)
Bahaya
kebakaran
ringan
didefinisikan
jumlah
dan
atau
kemudahan
dari
kemudahan
bahan
sebagai
hunian
hunian
terbakar
mudah
atau
lain
dimana
rendah,
jumlah
terbakar
sedang,
apabila
terjadi
kebakaran
sebagai
hunian
atau
mudah
terbakar
sedang
s.d.
Bahaya
kebakaran
didefinisikan
berat Kelompok
sebagai
hunian
atau
yang
memberikan
kemungkinan
97
2.
sebagai
hunian
atau
perisai
atau
menghalangi
penghalang
semprotan
yang
bahan
pemadam.
d.
Meskipun
pengelompokkan
bangunan
menghapuskan
terpisah
keharusan
bagian-bagian
evaluasi
bangunan
Beberapa
bangunan
tertentu
memerlukan
rancangan
dirancang
umum
tersendiri
berbeda
sehingga
dan
harus
memerlukan
dan
memenuhi
mencukupi
untuk
bahaya
syarat)
dapat
demikian
ini,
benar
dan
sistem
sprinkler
98
b.
sulit
menjangkau
atau
airnya
titik
api.
Bangunan
ini
harus
(in rack
Klasifikasi komoditas.
1. Kelas
didefinisikan
noncombustible
yang
sebagai
produk
memenuhi
salah
Ditempatkan
secara
langsung
pada
palet kayu;
b)
Ditempatkan
bergelombang,
tunggal
di
single-layer
dengan
ketebalan
atau
karton
karton
tanpa
pembagi,
Kecilkan-dibungkus
atau
dibungkus
terbakar
noncombustible
yang
dalam peti kayu padat atau tidak, multilapis karton bergelombang, atau bahan
kemasan setara yang mudah terbakar,
dengan atau tanpa palet.
99
3. Kelas
tanpa
palet.
IV
produk,
didefinisikan
dengan
sebagai
atau
sebuah
tanpa
palet,
dari
mengalir
bebas
bahan
plastik Grup A;
c)
Berisi
dalam
dirinya
sendiri
atau
(acrylonitrile-butadiene-styrene
copolymer);
b) Acetal (polyformaldehyde);
c)
d) Butyl rubber;
e)
f)
g)
h) Nitrile-rubber (acrylonitrile-butadienerubber);
i)
j)
Polybutadiene;
k) Polycarbonate;
l)
Polyester elastomer;
m) Polyethylene;
n) Polypropylene;
o)
Polystyrene;
p) Polyurethane;
q) PVC
(polyvinyl
diplastisasi,
chloride
dengan
sangat
kandungan
s)
Fluoroplastics
(ECTFE
chlorotrifluoro-ethylene
ethylenecopolymer;
f)
Silicone karet.
(PCTFE
polychlorotrifluoroethylene;
polytetrafluoroethylene);
101
PTFE
Phenolic;
f)
g)
h)
b.
Tanpa
mempermasalahkan
dimana
letak
Ukuran
pipa
skedul
ditentukan
pipa
atau
dengan
metode
dengan
metode
perhitungan hidraulika;
b.
standar
yang
berlaku
yang
sudah
teruji
diandalkan
untuk
dan
memperoleh
102
merupakan
dapat
tingkat
c.
dan
aliran
air.
Metode
ini
harus
dinilai
oleh
instansi
yang
lain
harus
alarm
aliran
disediakan
sebagai
berikut :
a.
Katup
beroperasinya
sistem
yang
mendukung
sprinkler
harus
Tanda-tanda yang
menjelaskan kegunaan
Pada
cabang
pipa
sistem
sprinkler
aliran
air
harus dihubungkan
sistem
deteksi alarm;
2. Pada sambungan di setiap lantai setelah
flow switch, atau pada ujung cabang yang
terjauh di setiap lantai dipasang pipa
pembuangan untuk pengujian aliran dan
alarm.
(15) Jenis instalasi sprinkler :
a.
b.
Jenis
instalasi
sprinkler
yang
umum
langit-langit
tersembunyi
lainnya,
teratas
harus
dan
ruangan
dilengkapi
dengan
pemeliharaan
sistem
springkler
otomatis
Tata
Cara
Perencanaan
Dan
Yang
Dipasang
Tetap
Untuk
Proteksi
diesel
mendukung
dan
panel
pengoperasian
kontrolnya
sistem
untuk
sprinkler
pompa
kebakaran
dipandang
dari
segi
2)
3)
bismen
satu
memperhatikan
bangunan
akses
dan
gedung
ventilasi
dengan
serta
pemeliharaan;
4)
5)
6)
Untuk
bangunan
ketinggiannya
gedung
menuntut
yang
penempatan
karena
pompa
persyaratan
105
Bagian Kedelapan
Sistem Tata Udara Dan Ventilasi Mekanik
Pasal 68
(1)
tata
udara
dan
ventilasi
dan
sesuai
atau
edisi
terakhir,
Tata
Cara
harus
dibuat
memenuhi
persyaratan
sebagai berikut :
a. Semua
cerobong
udara,
termasuk
rangka
mekanik
harus
digantung
atau
Permukaannya
bersifat
tidak
mudah
menghasilkan
jumlah
menjalarkan api;
2.
Bila
terbakar
106
3.
harus
memenuhi
ketentuan
yang
berlaku.
(3)
lapisan
perekat
harus
penghalang
uap
bersifat
tidak
air
dan
mudah
menjalarkan api;
b.
(4)
(5)
(6)
Cerobong
udara
ventilasi
tidak
diperbolehkan
gedung,
diperbolehkan
digunakan
bersarung
aluminium,
kabel
Peralatan
listrik
yang
diijinkan
bahan
pengawatan,
termasuk
4.
Kabel
komunikasi
untuk
komputer,
6.
Pemipaan
terbakar
dari
yang
bahan
membawa
tidak
mudah
cairan
yang
108
(8)
harus
memenuhi
persyaratan
sebagai berikut :
a.
sebuah
cerobong
sebuah
struktur
udara
harus
damper
cerobong
yang
dilengkapi
penahan
udara
diproteksi,
api
dengan
di
melewati
tempat
dinding
yang
diproteksi,
dilengkapi
dengan
cerobong
sebuah
udara
damper
Kondisi
di
mana
damper
penahan
api
tidak
b.
pembuang
asap
dapur
yang
melaluinya;
c.
d.
109
pintu
inpeksi
dan
lain-lain
harus
penahan
api
pada
penetrasi
dinding
kompartemen.
(2)
sebuah
unit
tunggal
110
a.
b.
c.
konstruksi
dengan
ketahanan
api
jauh
manual
start-stop
juga
harus
gedung.
Sistem
111
juga
harus
memenuhi
a.
b.
berlaku
baik
untuk
ekspos
kebakaran
Cerobong
udara
suplai
maupun
buang
tidak
ruangan
pusat
kendali
kebakaran
tidak
a.
b.
c.
kebakaran
internal
maupun
eksternal
harus
terletak
di
dalam
kompartemen
e.
113
Bismen
Pasal 73
(1)
bangunan
harus
disediakan
untuk
Sistem
pembilasan
asap
harus
diaktifkan
meter
dari
setiap
bukaan
pelepasan
cukup
didistribusikan
di
seluruh
alamiah
semacam
itu
dapat
114
d.
e.
harus
memenuhi
ketentuan
yang
berlaku.
(2)
Untuk bismen
penyelamatan.
Pemasangannya
harus
b.
Bila
lubang
pelepasan
ven
ditutup
pada
d.
Bila
cerobong
menyambung
udara
ven
ke
diperlukan
lubang
untuk
pelepasan,
115
e.
(3)
Untuk
bismen
dengan
jumlah
luas
lantai
Bila
bismen
atau
bagian
dari
bismen
tersebut
dikompartemenisasi
dari
melebihi
250
meter
persegi
dan
250
meter
persegi
tetapi
tidak
ven
asap,
atau
sebuah
sistem
alarm
kebakaran
dan/atau
116
(1)
SNI
03-7012-2004
Perencanaan
tentang
Dan
Tata
Pemasangan
Cara
Sistem
Standar
berwenang,
lain
yang
seperti
disetujui
misalnya:
BRE
instansi
186
bersama-sama
dengan
sistem
117
(4)
rekomendasi
dalam
SNI
03-7012-2004
(6)
kepala
orang/penghuni
yang
sedang
Sistem
sprinkler
otomatik
yang
dipersyaratkan;
b.
c.
Aktivasi manual dan saklar kendali bersamasama dengan indikasi visual status operasi
yang
harus
disediakan
di
ruang
pusat
sebuah
kebakaran,
kebakaran.
118
pada
ruang
panel
pusat
pengendali
utama
alarm
(2)
Konstruksi
resevoir
asap
untuk
mencegah
meter
persegi
untuk
sebuah
sistem
untuk
sebuah
sistem
meter
persegi
atau
ruangan
atrium,
ukuran
besar
b.
(5)
ruangan-ruangan
119
b.
(6)
(7)
dalam
suatu
pembentukan
misalnya
cara
daerah
yang
asap
stratifikasi
akan
yang
asap,
mencegah
menggenang,
dan
mencegah
aliran
massa
maksimum
tidak
melebihi
(9)
Rancangan
kecepatan
pelepasan
udara
berevakuasi
udara;
120
terganggu
oleh
aliran
b.
c.
d.
asap
harus
mencegah
udara
digunakan
pengganti
untuk
mengganggu
lapisan asap;
e.
pada
saat
aktivasi
dari sistem
ventilasi asap.
(10) Untuk kasus dimana reservoir asap ada diatas
langit-langit, langit-langit harus dari jenis langitlangit berlubang dengan paling sedikit 25 persen
bukaan.
Pasal 76
(1)
(2)
secara
hati-hati
untuk
menghindari
asap
yang
terletak
di
luar
zona
(3)
b.
sistim
ventilasi
mekanik
untuk
tangga
d.
parkir bismen;
e.
f.
(4)
g.
h.
pembuangan
asap
masih
dapat
temperatur
250
derajat
Celsius
selama
1 (satu) jam.
(6)
122
(7)
(8)
(9)
b.
ditempatkan
sedemikian
agar
tidak
pada
posisinya
menyediakan
kedap
secara
asap
otomatik
yang
cukup
untuk
dan
kedalaman efektif.
(12) Tirai asap dan penghalang asap lainnya pada setiap
akses
ke
eksit,
menghalangi
dalam
orang
posisinya
berevakuasi
harus
melalui
tidak
akses
tersebut.
(13) Bila dinding kaca atau panel dipergunakan untuk
membentuk sebuah reservoir asap atau untuk
kanal asap, maka harus mampu untuk menahan
temperatur rancangan tertinggi.
123
(1)
(2)
untuk
setiap
auditorium
124
yang
Ketentuan
teknis
persyaratan
pemeriksaan,
03-7012-0004
pengujian
serah
terima
dan
berkala;
3. Pemeliharaan berkala;
4. Dokumentasi.
b.
Pemeriksaan
dan
pengujian
serah
terima
sertifikat
perUndang-Undangan
sesuai
yang
peraturan
berlaku
dalam
terima
rekomendasi
(Record
kepada
of
Completion)
Dinas
dan
Pemadam
Kebakaran;
c.
memberikan
persetujuan
atas
Catatan
orisinil
dari
pemeriksaan
dan
125
(2)
menjadi
tanggung
jawab
dari
Riwayat
catatan
(record
keeping)
pemeriksaan,
pemeliharaan
berkala
sistem
dan
berwenang
atas
permintaan,
dan
organisasi/personil
yang
melaksanakan,
hasilnya,
dan
tanggal
disimpan
oleh
pemilik/
dilaksanakan;
c.
Catatan
harus
pengelola bangunan;
d.
e.
waktu
inspeksi/pemeriksaan,
(satu)
tahun
pengujian
setelah
dan
126
Bagian Kesembilan
Sistem pemadam khusus
Pasal 79
(1)
Ketentuan
dalam
ruangan/bagian
Pasal
ini
bangunan
berlaku
yang
untuk
memerlukan
ruang arsip,
Instalasi
pemadam
khusus
terpasang
tetap
(4)
Sistem
pemadam
dihubungkan
alarm
kebakaran
dengan
kebakaran
jenis
mengaktifkan
yang
gas
pada
umumnya
yang
adalah
ruang tertutup;
b.
Jenis
pemadam
digunakan
adalah
gas
jenis
yang
umum
Karbon Dioksida
c.
d.
Sistem
total
luapan
dirancang
untuk
sehingga
mampu
menghasilkan
Sistem
aplikasi
lokal
dirancang
untuk
busa
menghasilkan
air
yang
mampu
menghasilkan
selimut
(Total
Flooding)
harus
ada
persetujuan
128
(8)
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
(2)
(3)
a.
b.
c.
(4)
a.
PLN, atau
b.
Batere;
2.
Generator;
3.
Dan lain-lain.
(5)
(6)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
persyaratan
Menteri
26/PRT/M/2008
Pekerjaan
dan
atau
Umum
SNI
Nomor
04-0225-2000
SNI 04-
(2)
(3)
kebutuhan
pemadaman
130
kebakaran
(4)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
penyediaan
lainnya
mengacu
ke
Peraturan
(2)
(3)
Sistem
ventilasi
dalam
laboratorium
yang
atau
SNI
No.
03-6571-2001,
Tata
Cara
131
Bagian Kedua
Lift
Pasal 83
(1)
perancangan
sistem
transportasi
vertikal
SNI
03-7017.2-2004,
Pemeriksaan
dan
ada
satu
buah
lift
yang
b.
Bangunan
gedung
kelas
9a
yang
daerah
(4)
b.
Pada
bangunan
gedung
kelas
9a
132
yang
1.
diukur
dalam
keadaan
bebas
b)
c)
Jarak
dari
lantai
ke
langit-langit
2.
d)
e)
3.
Mempunyai
kurangnya
kapasitas
600
kg
sekurang-
untuk
bangunan
Operasi
Lif
kebakaran
pada
waktu
terjadi
Aktivasi
turunnya
dipicu
oleh
133
b.
petugas
dioperasikan k e m b a l i
pemadam
kebakaran
untuk
ini
hanya
(start/stop,
buka/tutup
secara
pintu)
manual
dan
harus
(7)
(8)
(9)
kebakaran
untuk
membatalkan
diantaranya:
dekat
setiap
tombol
kecil
untuk
mengangkut
barang-
b.
Dibuatkan
tulisan
MENGGUNAKAN
DILARANG
LIF
BILA
TERJADI
dan
dipasang
tetap
di
dinding;
2)
huruf
diukir
atau
dipahat
langsung
bila
diperlukan,
dengan
penampilan
gelap
atau
sewaktu-waktu
terjadi kebakaran.
Bagian Ketiga
Pusat Pengendali kebakaran
Pasal 84
(1)
sarana
yang
diisyaratkan
dalam
pusat
pengendali kebakaran.
(2)
Melakukan
tindakan
pengendalian
dan
Melengkapi
sarana
alat
pengendali,
panel
135
(3)
Pusat
pengendali
kebakaran
tidak
digunakan
b.
(4)
Ruang
pusat
pengendali
kebakaran
harus
Di
dalam
ruang
pengendali
kebakaran
harus
disimpan sekurang-kurangnya :
a.
b.
Gambar
denah
bangunan
dan
gambar
b.
c.
d.
sebuah
meja
berukuran
cukup
136
untuk
(7)
b.
Sistem
keamanan
pengamatan,
dan
bangunan,
sistem
sistem
manajemen
jika
b.
c.
jika
dipasang
peralatan
tambahan,
maka
sebagai
tambahan
persyaratan
b.
springkler
yang
dipasang
pada
udara
tidak
segar
kurang
ke
dari
dalam
30
kali
darurat
harus
sesuai
dipasang
ketentuan
dalam
ruang
yang
pusat
suara
di
dalam
ruang
pengendali
kebakaran
beroperasi
ketika
138
Bagian Keempat
Sistem Proteksi Petir
Pasal 85
(1)
Sistem
Proteksi
Petir
(SPP),
yang
Perencanaan,
pelaksanaan
dan
SPP
Eksternal
antara
lain
terdiri
dari
SPP
Internal
bertujuan
mencegah
pada
mengurangi
SPP
efek
Eksternal
akan
elektromagnetik
yang
untuk
pemeliharaan
semua
SPP,
tergantung
pada
Frekuensi
hal-hal
dari
sebagai
berikut :
a.
b.
139
c.
(5)
(6)
Pemeriksaan
dan
pengujian
SPP
termasuk
b.
Pelaksanaan
pengukuran
resistans
sistem
Hasil
uji ini
harus
dibandingkan
tersebut.
Bila
ditemukan
nilai
Laporan
pemeriksaan
inspeksi
SPP
harus
b.
c.
d.
Pengukuran
resistans
bumi
dari
sistem
e.
Setiap
penyimpangan
dari
standar
dari
Dokumentasi
dari
semua
perubahan
dan
gambar
konstruksi
dan
uraian
rancangan SPP;
g.
(8)
2002
Proteksi
terhadap
impuls
dan
sebagainya
141
harus
2.
Menggunakan
pelarut
pembersih
yang
dan
tidak
mempunyai
sifat
(2)
pembuangan
dan
di
peralatan
seperti
terdapat
di
restoran
dan
Semua
asap
sistem
dari
cerobong
peralatan
pembuangan
masak
harus
peralatan
seperti
ekstraktor
uap
penahan
rangkanya
lemak
api.
Filter
dan
dan
memberikan
lemak
peralatan
termasuk
pembersih
142
2.
Membersihkan
secara
berkala
Dalam
membersihkan
pembuangan,
hindari
sistem
penggunaan
Bila
pembersihan
menggunakan
dinding
adalah
bukti
akibat
tidak
dipelihara.
(3)
keamanan
setiap
hari
setelah
atau
karyawan/penghuni
pada
akhir
minggu.
143
a.
2.
untuk
membuang
segala
tidak
pengaturan
tentang
memungkinkan,
merokok
tempat,
waktunya.
merokok
dan
Daerah
diperbolehkan,
harus
juga
dibatas
di
spesifik
kalau
mana
daerah
atau
maka
dapat,
merokok
di
sama
mana
sekali
yang
sesuai
yang
memberikan
144
2.
secara
mematikan
mudah
atau
digunakan
membuang
puntung
rokok;
3.
hal
ini,
sampah
harus
khusus
disediakan
dari
metal
berbeda
melalui
masing-masing.
2.
3.
(4)
Pengendalian/kontrol
rumput
dan
ilalang
145
1.
internal
komersial
kompleks
industri
membersihkan
dan
bahaya
bagi
manusia
dan
Penyimpanan
barang
dihalaman
harus
dipisahkan
secara
benar
dari
barang
mudah
terbakar
lainnya;
2. Lorong di antara barang yang disimpan
harus juga dijaga tidak terhalang dan
bebas dari benda mudah terbakar.
c.
pembuangan
sampah
di
halaman
harus
halaman
pembuangan
harus
146
2. Limbah
tersebut
harus
ditutup
penting
tatagraha.
dari
Program
sebuah
ini
program
harus
umum
dikombinasikan
b.
pemadam
api
ringan,
sistem
pompa
b.
c.
147
d.
e.
f.
g.
(2)
inspeksi/pemeriksaan,
pemeliharaan
berkala,
semua
pengujian
dan
peralatan
harus
setiap
kerusakan
dan
kelemahan
dapat
diketahui.
(3)
penghuni
untuk
respon
dan
dinas/regu
pada
pemadam
beberapa
kasus
148
b.
Tanggung
harus
jawab
terletak
sistem
pada
alarm
kebakaran
pemilik/pengelola
Pemadam
selanjutnya
berkala
dilakukan
oleh
Kebakaran
dan
pemeriksaan
pemilik/pengguna
secara
bangunan
gedung;
b.
manufaktur,
perusahaan
jasa
api
ringan
harus
diuji
secara
hidrostatik.
(5)
b.
Prosedur
uji
inspeksi/pemeriksaan,
serah
pengujian
terima,
dan
pemeliharaan berkala harus mengikuti SNI 036570-2001 atau edisi terbaru. yang dipasang
tetap untuk proteksi kebakaran.
149
(6)
b.
tekanan
air
normal
sistem
dipertahankan.
c.
d.
e.
(7)
kepala
springkler
harus
diinspeksi
setiap
2.
springkler
jenis
tabung
gelas
yang
150
4.
b.
tekanan
air
normal
sistem
dipertahankan.
c.
(8)
b.
Sistem
pemadam
sistem
kimia
kebakaran
kering
atau
ini
meliputi
basah,
sistem
Inspeksi,
pengujian
dan
pemeliharaan
dapat
pedoman
digunakan
teknis
yang
151
standar
baku
diberlakukan
dan
oleh
(9)
2.
dipertahankan
dalam
daerah
selama
waktu
yang
dibutuhkan
untuk evakuasi;
3.
b.
bervolume
disebabkan
tersebut
oleh
atau
besar
yang
kebakaran
dalam
suatu
sejenis,
dalam
yang
ruangan
ruangan
yang
bersebelahan;
c.
dan
pemeliharaan
berkala
sistem
152
BAB VIII
PENGELOLAAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA
BANGUNAN GEDUNG
Bagian Kesatu
Manajemen Keselamatan Bangunan Gedung
Pasal 88
(1)
kegiatan
kebakaran,
meliputi
memitigasi,
merespon,
pengelolaan
kegiatan
dan
risiko
bersiap
pemulihan
diri,
akibat
kebakaran.
(2)
melalui
kegiatan
pemeliharaan,
kebakaran
serta
penyiapan
personil
minimal
500
orang,
atau
yang
menerapkan
Manajemen
Penanggulangan
diwajibkan
153
(5)
luas
areal/site
minimal
5.000
m2,
(7)
pemegang
dipersyaratkan
harus
jabatan
kerja
memenuhi
tersebut
persyaratan
(9)
(1)
(2)
(3)
(1)
lain
yang
dipersyaratkan
untuk
dipelihara
sesuai
dengan
penerapan
(3)
oleh
pemilik/pengguna
bangunan
yang
kompeten
untuk
memastikan
155
Bagian Keempat
Latihan Kebakaran
Pasal 91
(1)
dilakukan
seperti
ditentukan
oleh
Tanggung
jawab
untuk
merencanakan
dan
pada
perintah
evakuasi
dari
pada
kecepatan gerak.
(4)
(1)
Siapapun
kebakaran
yang
yang
menghiraukan
mengetahui
tidak
besarnya,
adanya
suatu
dikehendaki,
tanpa
harus
segera
156
(2)
api
tersebut
sebelum
instansi
perintah,
tertulis
mempersyaratkan
tindakan
yang
pemadaman
atau
orang
dapat
lisan,
untuk
mengambil
memperlambat
kebakaran
yang
sebelum
operasi
melaporkan
jahat
memutar
alarm
kebakaran
(2)
Izin,
dimana
dipersyaratkan,
harus
memenuhi
boiler,
ruang
mekanikal
atau
ruang
peralatan listirk.
(4)
157
BAB IX
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Bagian Kesatu
Pengendalian dan Pengawasan Tahap Perencanaan
Pasal 94
(1)
terhadap
gambar-gambar
perencanaan.
(2)
Pemerintah
daerah
memberikan
pelayanan
Hasil
pemeriksaan
pada
tahap
ini
akan
dalam
rangka
memperoleh
Ijin
sistem
instalasi
kebakaran,
uji
158
(2)
Laporan
sistem
proteksi
kebakaran
memuat
sistem
proteksi
dan
Proteksi
pembangunan
pada
adalah
tahap
pelaksanaan
instansi
Pemadam
Kebakaran.
Bagian Ketiga
Pengendalian dan Pengawasan Tahap Pemanfaatan
dan Pemeliharaan
Pasal 96
(1)
Aspek
yang
diperiksa
selain
dan
melakukan
sistem proteksi
konstruksinya,
juga
seluruh
sebelum
bangunan
tersebut
sebagai
dasar
pemberian
159
BAB X
PENYIDIKAN
Pasal 97
(1)
(2)
Menerima,
laporan
atau
pengaduan
dari
c.
d.
e.
f.
Memanggil
orang
untuk
didengar
dan
hubungannya
dengan
pemeriksaan
perkara;
h.
petunjuk
bahwa
tidak
terdapat
hal
tersebut
kepada
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 98
Bangunan gedung yang sudah ada sebelum Peraturan
Walikota
ini
ditetapkan
dan
belum
memenuhi
bangunan
gedung
harus
menyesuaikan
setiap
pengundangan
orang
mengetahuinya,
Peraturan
memerintahkan
Walikota
ini
dengan
NOMOR 14
162