tebarkan ilmu,
tumbuhkan
amal,petiklah
ridho ilahi
Salah satu Amal Jariyah (amalan yang pahalanya akan terus menerus mengalir hingga hari kiamat,
walau pun orang tersebut sudah meninggal dunia) adalah dengan menyebarluaskan ilmu. So, rajinlah
menulis ataupun copas ataupun me reblog tulisan tulisan yang bermanfaat (Dimas Widyatama AW)
ASK ME ANYTHING
ARCHIVE
Mencuci mata sudah menjadi kebiasaan dan budaya banyak orang terutama di kalangan para
muda. Nongkrong di pinggir jalan untuk mencuci mata, menikmati pemandangan alam yang
indah dan penuh pesona sudah menjadi adat sebagian orang.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah alam apakah yang sedemikian indahnya sehingga
menjadikan para pemuda begitu banyak yang tertarik dan terkadang mereka nongkrong hingga
berjamjam? Ternyata alam tersebut adalah wajah manis para wanita.
Apalagi sampai terlontar dari sebagian mereka pemahaman bahwa memandang wajah manis
para wanita merupakan ibadah dengan dalih, Saya tidaklah memandang wajah para wanita
karena sesuatu (hawa nafsu), namun jika saya melihat mereka saya berkata, Maha sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik[1]
Ini jelas merupakan racun syaithan yang telah merasuk dalam jiwajiwa sebagian kaum muslimin.
Pada hakekatnya istilah yang mereka gunakan (cuci mata) merupakan istilah yang telah
dihembuskan syaithan pada mereka. Istilah yang benar adalah Ngotori mata.
Kebiasaan yang sudah merebak seantero dunia ini memang sulit untuk ditinggalkan. Bukan cuma
orang awam saja yang sulit untuk meninggalkannya bahkan betapa banyak ahli ibadah yang
terjerumus ke dalam praktek ngotori mata ini. Masalahnya, alam yang menjadi fokus pandangan
sangatlah indah dan dorongan dari dalam jiwa untuk menikmati pesona alam itupun sangat besar.
Oleh karena itu penulis mencoba untuk memaparkan beberapa perkara yang berkaitan dengan
hukum pandangan, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga bagi saudara
saudaraku para pembaca yang budiman.
Fadhilah menjaga pandangan
Menjaga pandangan mata dari memandang halhal yang diharamkan oleh Allah merupakan
akhlak yang mulia, bahkan Rasulullah menjamin masuk surga bagi orangorang yang salah satu
dari sifatsifat mereka dalam menjaga pandangan.
, , , ,
,
Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku jamin bagi kalian surga. Jika salah seorang
kalian berkata maka janganlah berdusta, dan jika diberi amanah janganlah berkhianat, dan jika
dia berjanji janganlah menyelisihinya, dan tundukkanlah pandangan kalian, cegahlah tangan
tangan kalian (dari menyakiti orang lain), dan jagalah kemaluan kalian.[2]
Bahkan orang jahiliyahpun mengetahui bahwa menjaga pandangan adalah akhlak yang mulia.
Berkata Antarah bin Syaddad seorang penyair di zaman jahiliyah:
Dan akupun terus menundukkan pandanganku tatkala tampak istri tetanggaku sampai masuklah
dia ke rumahnya[3]
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdilmuhsin AlAbbad Hafidzohumulloh berkata,Inilah salah satu
akhlak mulia yang dipraktekkan oleh orang pada zaman jahiliyah, namun yang sangat
memprihatinkan justru kaum muslimin di zaman sekarang meninggalkannya.
Menjaga pandangan di zaman sekarang ini sangatlah sulit
Menjaga pandangan dari halhal yang dilarang memang perkara yang sangat sulit apalagi di
zaman sekarang ini. Halhal yang diharamkan untuk dipandang hampir ada disetiap tempat, di
pasar, di rumah sakit, di pesawat, bahkan di tempattempat ibadah.
Tidak lagi disebut dosa kecil jika (perbuatan maksiat itu) dilakukan terus menerus.[6]
Oleh: Ustadz Firanda Andirja, M.A.