Anda di halaman 1dari 39

Bekerja untuk

Kesejahteraan Rakyat

Membangun Sendiri
Turbin Angin

PLTN

Si Energi Bungsu
Yang Tetap Potensial

Potensi Energi
Indonesia

adalah
kebutuhan
bukan sesuatu
yang dapat
dihamburkan!
Hemat BBM
dengan efisiensi
penggunaan kendaraan
dari sekarang...

contents

66

68
APBN-P 2012 Disepakati Pemerintah
dan DPR
Pemerintah Memberikan
Kompensasi untuk Kurangi Beban
Masyarakat
Menteri ESDM Hadir dalam Acara
Sarasehan Anak Negeri
10 sajian utama
Potensi Energi Indonesia
17 beranda
Desa Mandiri Energi
20 sosok
Bekerja untuk Kesejahteraan Rakyat,
Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral, Jero Wacik

6 editorial

7 kolom
Energi dan Sumber Daya Mineral untuk
Kesejahteraan Rakyat
8 lensa
Pemerintah Meminta HISWANA
MIGAS Menyiapkan SPBG
Diusulkan TDL Naik Secara Bertahap
500 Mobil di Kementerian ESDM
Telah Menggunakan Converter Kit

24 profil unit
Direktorat Jenderal mineral dan
Batubara
26 energi mix
Energi Panas Bumi, Energi Ramah
Lingkungan
28 wacana
UU Minerba, Landasan Menuju
Kesejahteraan Rakyat
34 regulasi
Plat Merah Dilarang Gunakan BBM
Bersubsidi

70
36 MIGAS
Pemerintah Mengusulkan ICP
Sebesar US$ 105/Barel
KKS Shale Gas Diharapkan
Mencapai 30 Kontrak hingga
Tahun 2015
Rp. 2.1 Triliun Untuk Bangun
Infrastruktur Gas
Tahun ini Ditargetkan 15 Proyek
MIGAS dapat Berproduksi
Peraturan Menteri: Perpanjangan
Kontrak KKS Ditargetkan Rampung
Tahun ini
Dalam Rangka Konvensi BBM ke GAS:
Pengisian Bahan Bakar Taksi dan Bus
Dilakukan di Pool
Dibandingkan Negara Tetangga,
Harga Premium Indonesia Lebih
Murah
Harga BBM Tidak Naik, Konsumsinya
Bisa Mencapai 47,0 juta kilo liter
Pemerintah Memberikan Insentif
Menarik Bagi Investor MIGAS
Kendaraan Dinas Dilarang Gunakan
Premium
Kilang Bontang Memasok LNG Bagi
Pembangkit Di Pulau Jawa
Pemerintah Menawarkan 8 Wilayah
Kerja CBM
42 LPE
Pemerintah Usulkan TDL Naik
Bertahap

20
Kunjungan Dirjen Ketenagalistrikan
ke PLTU Kep. Riau dan PLN Batam
Workshop Mengenai Sistem Tarif
Listrik di Jepang
Nyepi, Listrik di Bali Hemat Empat
Miliar
Kampanye Earth Hour Hemat Listrik
Hingga 462 MW
PLN Usulkan 3 Proyek PLTA 1300 MW
di Luar Jawa Dibangun dengan
Skema PPP
2014, Kapasitas PLTU Bertambah
9.911 MW
Dirjen Ketenagalistrikan Buka 7th
Indo Power 2012
Dirjen Ketenagalistrikan Lantik
Pejabat Eselon III dan IV
Kunjungan Kerja Dirjen
Ketenagalistrikan Ke PLTU Lampung,
UPB dan PLN Lampung
Sosialisasi Undang-Undang
Ketenagalistrikan di Banjarmasin
48 MINERBA
Pengusaha Minerba Wajib Gunakan BBN
Batubara bisa Sumbang 90%
Penerimaan Negara
KESDM Mantapkan Penerapan
Regulasi
Potensi Mineral Jarang
Target Penerimaan Minerba
Bertambah Rp 1 triliun
Pemerintah Terapkan Pajak Ekspor
Tambang Mentah

Asosiasi Pengusaha Mineral


Terbentuk
Bea Keluar Ekspor Minerba Mulai
6 Mei
52 EBT
Sumba Sebagai Pulau Ikonis Energi
Terbarukan
Pemerintah Ajak Perbankan Nasional
dalam Pengembangan EBT
Pemerintah Optimis Terhadap Masa
Depan
Subsidi BBM Berkurang, Energi
Alternatif Berkembang
Menteri ESDM ajak Lakukan
Penghematan Energi
Energi Baru Terbarukan Suatu
Kewajiban
Pemprov Jateng Optimalkan
Pengembangan EBT
Pemerintah Dorong Penggunaan
Surya Di Pemerintahan dan Swasta

Kerja Sama Pengembangan


Mikroalgae dengan NREL
Coal Bed Methane CBM to Power
Deep Offshore Forum
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Terbesar di Indonesia
Deep Offshore Forum
64 pendidikan & pelatihan
Diklat Drilling di Pusdiklat MIGAS
Sosialisasi Disiplin dan Kode Etik PNS
Diklat Kewirausahaan PNS Pra
Purnabhakti
Pusdiklat Migas Siapkan Tenaga
Pengajar Ke Luar Negeri
66 teknologi
Membangun Sendiri Turbin Angin
68 lingkungan
Atasi Krisis Energi dan Pemanasan
Global dengan Go Green Listrik

58 BADAN GEOLOGI
Status Gunung Lamongan Naik dari
Normal menjadi Waspada
Meningkatnya Aktivitas Gunung Ijen
Maluku diguncang Gempa 5.2 Skala
Ritcher
Gunung Merapi Menyemburkan Abu
Vulkanik

70 potensi
PLTN Si Energi Bungsu Yang Tetap
Potensial

60 BALITBANG
Seleksi Litbang Inovatif 2012

74 TIPS

72 keselamatan
Health, Safety & Environment
(HSE) Sebuah Keniscayaan dalam
Industri Energi

kolom

editorial
Para pembaca yang kami hormati,
Hidup sebagai bagian dari bangsa Indonesia, sejatinya merupakan kebanggaan dan
kehormatan tersendiri. Selain memiliki potensi sumber daya manusia yang sangat
luar biasa, Indonesia juga dikaruniai sumber daya alam yang sangat berlimpah. Tak
mengherankan apabila Indonesia sejak dahulu kala dikenal sebagai mutiara khatulistiwa
yang sangat memesona. Sedemikian berlimpahnya karunia alam ini, maka Indonesia tak
jarang disebut sebagai surga dunia dalam berbagai makna yang melingkupinya.
Kekayaan alam tersebut diantaranya berupa potensi sumber energi, baik yang tidak terbarukan maupun
terbarukan. Meski pada kenyataannya sumber energi fosil di Indonesia, khususnya minyak bumi, kian
tergerus habis, namun ragam sumber energi lainnya masih sangat potensial untuk terus berkembang
dan dikembangkan. Sebut saja salah satunya potensi energi laut. Indonesia yang dua pertiga kawasannya
adalah berupa perairan, memendam potensi sumber energi yang sangat besar dan juga beragam. Potensi
sumber energi tersebut antara lain berupa energi angin laut, energi gelombang laut, energi pasang surut
laut, dan juga energi arus laut.
Selain itu, masih banyak potensi sumber energi lain yang mampu digarap oleh Indonesia dalam rangka
memenuhi kebutuhan energi nasional yang selama ini sebagian besar bertumpu pada penggunaan energi
minyak bumi. Potensi-potensi tersebut antara lain geothermal, batu bara, gas bumi, nuklir, biomassa,
angin dan lain sebagainya.
Sebuah langkah strategis tentunya sangat diperlukan guna meningkatkan pemanfaatan potensi energi
tersebut secara nyata. Dengan demikian, polemik ketahanan energi yang dewasa ini hanya berkutat pada
energi fosil (minyak bumi) dapat terurai dengan harmonis, terutama sebagai sebuah solusi yang dapat
diterapkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Oleh karenanya, pada edisi kedua ESDM MAG ini, redaksi mencoba secara ringkas memaparkan berbagai
fakta mengenai keberadaan potensi sumber energi alternatif tersebut. Bahan-bahan paparan kami olah
dari berbagai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Semoga saja sajian yang kami hadirkan disini
dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan potensi energi alternatif di masa mendatang.
Selain itu, sebagaimana edisi sebelumnya, pembaca juga dapat menyimak rangkaian artikel yang
mengetengahkan ragam berita yang terjadi di berbagai unit, maupun berita-berita aktual seputar masalah
energi di Indonesia. Jangan lupa untuk membuka rubrik Wacana yang dalam edisi ini mengulas mengenai
RUU Minerba yang mendapatkan banyak sorotan dari berbagai pihak.
Akhir kata, kami sampaikan selamat membaca. Semoga sajian redaksi dalam edisi ini mampu
menghadirkan banyak manfaat. Terima kasih
Salam Redaksi

KESDM


Penanggung Jawab Sekretaris Jenderal Pengarah Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Keuangan, Staf Ahli
Menteri Bidang Komunikasi dan Sosial Kemasyarakatan, Kepala Biro Hukum dan Humas, Pardamean Ronitua H., Buntje Harbunangin Redaktur
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Kepala Bagian Penelaahan Hukum, Kepala Bagian Bantuan Hukum, Kepala Bagian Penyusunan Peraturan
Perundang-Undangan, Kepala Subbagian Peliputan dan Hubungan Media Editor Indra Tauhid Cahyandaru, Dian Eka Puspitasari, Vagunaldi,
Dian Lorinsa, Arid Riza Abadi, Laksono Nur Brahmantyo Desainer Grafis Bambang Wijiatmoko, Pandu Satria Jati Fotografer Judhi Purdhiyanto,
Arief Suryadi, Tursilowulan Wahyu Hastuti Sekretariat Hari Budiono, Lufti Ekaputra Setiadi, Bunga Adi Mirayanti, Subhana Nurhidayat, Safii,
Khoiria Oktaviani Alamat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral - Jl. Medan Merdeka Selatan No.18, Jakarta 10110, Tromol Pos : 1344/
JKT 10013, Tel. / Faks. (021) 344 0649 , email. publikasi@esdm.go.id

Energi dan
Sumber Daya
Mineral untuk
Kesejahteraan
Rakyat

ni
juga
yang
digaungkan
Kementerian ESDM di bawah
kepemimpinan
Jero
Wacik,
dengan misi `Energi dan Sumber
Daya Mineral Untuk Kesejahteraan
Rakyat`. Artinya, memang kekayaan
alam Indonesia yang besar tersebut,
harus
dapat
digunakan
untuk
menyejahterakan masyarakat.
Ini juga merupakan serapan dari Pasal
33 UUD 1945 yang berbunyi, kekayaan
alam Indonesia yang amat banyak,
harus digunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Namun,
bagaimana faktanya saat ini? Indonesia
justru menjadi net importir energi hal
ini karena pemanfaatan energi yang ada
belum optimal.
Salah satu kondisi yang memprihatin
kan adalah masih terbatasnya akses
masyarakat terhadap energi, sehingga
sering terjadi kelangkaan dan ada daerah
di Indonesia yang belum mendapatkan
pasokan energi secara cukup. Hal ini
disinyalir berhubungan erat dengan
jalur akses energi di Indonesia yang
masih terbatas.
Selain itu, masalah lain yang juga kita
hadapi adalah pangsa konsumsi BBM
yang sangat besar dibandingkan dengan
sumber energi lainnya, yaitu mencapai
63% dari total konsumsi energi. Apa

Peluang menjadi negara yang memiliki ketahanan energi sebenarnya sudah


dikantongi oleh Indonesia mengingat sumber daya energi yang dimiliki
sangat melimpah dan beraneka ragam, mulai dari minyak bumi, gas alam,
batubara, hingga berbagai macam sumber energi alternatif.
akibatnya? Masyarakat menjadi BBMcentered, mereka sulit beralih ke energi
alternatif lainnya. Hal itu merupakan
sebuah masalah mengingat BBM
adalah sumber daya yang tak dapat
diperbaharui dan cadangan minyak
kita pun makin menipis. Imbas lainnya
adalah pembengkakan pengeluaran
pemerintah untuk subsidi BBM yang
menggerogoti APBN kita.
Energi untuk Kesejahteraan
Pembangunan energi memang seharus
nya sudah melibatkan masyarakat luas
sebagai pelaku utama pembangunan
nasional.
Pencapaian
kemandirian
energi perlu dilakukan secara integratif
dan multisektoral agar dampaknya
dapat dirasakan seluas-luasnya untuk
kesejahteraan rakyat (society based
energy).
Potensi lokal seperti aliran air sungai
perlu dikelola sebagai sumber energi
dengan menggunakan teknologi mikro/
pikohydro yang dapat memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat setempat.
Selain pemerintah, program nasional
dalam upaya membangun kemandirian
energi perlu mendapat dukungan
(political will) dari semua kepala daerah
agar potensi alam di daerah tidak
terbengkalai dan justru memberikan
multiplier effect terhadap kesejahteraan
rakyat.

Langkah-langkah kreatif seperti ini


perlu
ditumbuhkembangkan
oleh
segenap elemen bangsa. Bantuan
pemerintah dalam bentuk BLSM harus
efektif dan tepat sasaran kepada
rakyat miskin. Dan, yang lebih penting
lagi, pemerintah perlu menumbuhkan
kreatifitas masyarakat dalam bidang
energi, karena manfaatnya untuk jangka
panjang. Wujud peran pemerintah salah
satunya adalah dengan mewajibkan
daerah
dalam
mendukung
dan
mengimplementasikan program ke
mandirian energi.
Upaya mewujudkan kemandirian energi
dan mengurangi ketergantungan pada
minyak bumi perlu biaya dan tenaga
yang besar dalam bentuk penelitian,
dukungan kebijakan yang kondusif,
dan
perhatian
dari
masyarakat
secara bersama. Yang tidak kalah
penting adalah penciptaan jaringan
infrastruktur, terutama sistem dan
sarana transportasi yang efektif dan
efisien yang mampu menekan konsumsi
BBM yang cenderung boros. Dengan
demikian, harapan besar bahwa citacita Indonesia sebagai bangsa yang
mampu memenuhi kebutuhan energi
dan kesejahteraan rakyat tidak sekadar
sebatas mimpi! Cintai Negeri kita
berjuang untuk tanah air, ESDM untuk
kesejateraan Rakyat, slogan Menteri
ESDM.

lensa

Pemerintah Meminta HISWANA MIGAS


Menyiapkan SPBG
Dalam rangka mendukung program diversifikasi BBM ke BBG Pemerintah
meminta para pengusaha hilir migas yang tergabung dalam Himpunan
Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan Gas Bumi (Hiswana Migas)
untuk mempersiapkan Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Gas (SPBG).
Menteri ESDM Jero Wacik dalam pem
bukaan Rakernas Himpunan Hiswana
Migas, di Jakarta, Jumat (16/3/2012)
mengatakan, Melalui program diver
sifikasi BBM ke BBG, pengusaha
Hiswana juga harus bersiap-siap untuk
menyiapkan SPBG dan bisnis energi
terbarukan lainnya.

Pengusaha Hiswana jangan hanya fokus


bikin pom bensin, ayo kita galakkan bisnis
energi terbarukan, tegas Jero Wacik.
Ditambahkan pula oleh Jero Wacik
bahwa pada saat ini jumlah minyak terus
mengalami penurunan dan harganya
pun melambung tinggi. Dengan demikian
mau tidak mau kita harus mengucapkan
goodbye pada BBM. Menteri Jero Wacik
melanjutkan, persoalan BBM memang
terus menjadi masalah di Indonesia
yang masih menganut sistem subsidi.
Sementara subsidi saat ini justru banyak
dinikmati oleh kalangan mampu.

Diusulkan TDL Naik Secara Bertahap


Menteri ESDM Jero Wacik hadir dalam rapat kerja dengan Komisi
VII DPR RI yang membahas Asumsi Dasar Subsidi Listrik dalam RUU
APBN-P 2012. Dalam kesempatan ini Menteri ESDM menyampaikan jika
Pemerintah mengusulkan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dilakukan
secara bertahap.

Dalam rangka meningkatkan ketahanan energi serta mendukung


penggunaan energi yang lebih bersih maka perpindahan penggunaan
BBM ke BBG harus segera dilakukan. Dan pemanfaatan gas bagi sektor
transportasi akan didorong secara alami sesuai dengan ketersediaan gas
dan infrastruktur.
Menteri ESDM Jero Wacik dalam
konferensi pers di Kementerian ESDM,
Selasa (28/03/2012) lalu mengatakan,
Saya
merencanakan,
sudah
ada

Pemerintah dengan Komisi VII DPR


RI telah menyepakati perubahan
beberapa poin APBN 2012 menjadi
APBN-P 2012, diantaranya adalah
besaran Indonesia Crude Price (ICP)
dan lifting minyak bumi.

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan


bahwa hasil yang disepakati hari ini
adalah ICP disetujui oleh Komisi VII
105 USD, lifting minyak bumi disetujui
930.000 barel per hari, subsidi LPG 3
Kg, disetujui 3,61 juta ton, subsidi BBN
disetujui, untuk biodiesel Rp 3.000
per liter, untuk Bioethanol, Rp 3500
per liter, Alpha BBM bersubsdi, Rp
641,94 per liter, volume BBN dan BBM
disetujui 40 juta Kl, kemudian subsidi
LGV agar konversi BBM ke gas dapat
dipercepat, disetujui Rp 1500 per liter.
Dalam rapat kerja dengan DPR tersebut
Menteri ESDM didampingi oleh Kepala
BP Migas, R. Priyono serta seluruh
pejabat Eselon I dan II dilingkungan
Kementerian ESDM.

Pemerintah Memberikan
Kompensasi untuk Kurangi
Beban Masyarakat

Kami usulkan kenaikan TDL 2012 dipecah menjadi tiga, yaitu Mei-Juli naik 3%,
Agustus-Oktober naik 3% dan November-Desember naik 3%, ujar Jero Wacik.
Ditambahkan pula jika sebelumnya TDL diusulkan akan naik 10% pada 1 April.
Namun mengingat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi diperkirakan akan
naik 1 April, maka muncul pemikiran untuk memecah kenaikan TDL agar tidak terlalu
memberatkan. Dengan usulan ini kenaikan TDL yang semula 10% menjadi 9%.

500 Mobil Di Kementerian ESDM


Telah Menggunakan Converter Kit

APBN-P 2012 Disepakati Menteri


ESDM Hadir
Pemerintah dan DPR

anggarannya sekarang, bulan depan


kita mulai, malah hari ini sudah dimulai
secara sporadis, sudah ada kira-kira 500
mobil di Kementerian ESDM yang sudah
menggunakan converter kit.
Ditambahkan oleh Jero Wacik, jika
kemampuan dalam negeri masih belum
mampu mencukupi pengadaan converter
kit karena itu pengadaanya masih
dilakukan melalui proses impor. Oleh
karena itu Pemerintah mempersilahkan
produsen-produsen dalam negeri untuk
membuat converter kit.

dalam Acara
Sarasehan
Anak Negeri
Menteri ESDM Jero Wacik pada
acara Sarasehan Anak Negeri
di MetroTV, Kamis (08/03/2012)
menegaskan jika Pemerintah
mendukung Pertamina dalam
upaya melakukan efisiensi untuk
menurunkan biaya pokok produksi
Bahan Bakar Minyak (BBM).

Untuk
menurunkan
cost,
akan
terus dilakukan efisiensi bila masih
memungkinkan, ujar Jero Wacik.
Acara Sarasehan Anak Negeri ini
menghadirkan 100 tokoh nasional
termasuk diantaranya Menteri BUMN
Dahlan Iskan, Dirut Pertamina Karen
Agustiawan, Kepala BPMigas R. Priyono,
Kwik Kian Gie, Effendi Simbolon, dan
tokoh politik nasional lainnya.

Dampak buruk yang terjadi akibat kenaikan BBM sudah barang tentu
akan memberatkan sebagian masyarakat. Oleh karena itu untuk
mengurangi beban masyarakat maka Pemerintah memberikan berbagai
macam kompensasi.
Seperti diantaranya kompensasi transportasi, misalnya dengan pemberian kupon
ongkos angkot atau bus anak-anak sekolah, bantuan STNK dan KIR untuk angkutan
umum, kompensasi pangan misalnya, menambah raskin baik volume maupun
kuotanya serta kompensasi bantuan pendidikan antara lain dengan memberikan
tambahan subsidi dan beasiswa siswa miskin. Demikian dikatakan Menteri ESDM,
Jero Wacik usai Rapat Kerja terkait perubahan asumsi Makro APBN 2012 dengan
Komisi VII DPR RI, Selasa, (13/03/2012).
Kompensasi merupakan upaya peme
rintah untuk mengurangi dampak yang
timbul, terutama di lapisan masyarakat
tingkat bawah. Berat rasanya, karena itu,
mari kita tanggung bersama-sama, ujar
Jero Wacik.

sajian utama

Indonesia
L
Tidak berlebihan
jika Indonesia
memiliki
sebutan Jamrud
Khatulistiwa. Negeri
tercinta ini memiliki
ragam pesona dan
potensi yang sangat
luar biasa. Termasuk
diantaranya potensi
sumber daya energi
terbarukan yang
sangat beraneka
dan berlimpah ruah.
Potensi ini, sejatinya,
merupakan kunci sukses
bagi Indonesia untuk
terus bertumbuh dan
berkembang dimasa
mendatang.

10

aju perekonomian Indonesia


terus menunjukkan percepatan
positif yang ditandai dengan
kesejahteraan
masyarakat
yang kian meningkat. Kabar
gembira
ini
tentu
membutuhkan
dukungan berkesinambungan berupa
ketersediaan energi dari berbagai
sumber yang ada. Sudah semestinya
upaya pemenuhan energi ini mendapat
perhatian serius dari segenap anak
bangsa. Terlebih, Indonesia dan juga
hampir seluruh negara lainnya dewasa ini
tengah menghadapi berbagai tantangan
dalam bidang energi yang cukup serius,
yaitu semakin minimnya cadangan
energi fosil, khususnya minyak bumi.
Sementara itu, pada sisi lain kebutuhan
terhadap jenis energi ini terus meningkat
seiring dengan pertumbuhan aktifitas
manusia diberbagai sisi.
Meski upaya pencarian dan penam
bangan minyak bumi terus dilakukan
secara intensif dengan menjunjung
tinggi faktor efisiensi, namun bagaimana
pun juga ketersediaan minyak bumi
diperkirakan akan terus tergerus.
Sehingga pada gilirannya nanti, sumber
energi fosil yang disedot dari perut bumi
dapat dipastikan akan habis tak tersisa.
Bahkan pada saat ini banyak catatan
ilmiah yang telah memprediksikan kapan
manusia akan menghadapi habisnya
cadangan minyak tersebut.

Alih-alih berdiam diri, dimulai sejak


beberapa dekade lalu, umat manusia
dari seluruh penjuru dunia telah serius
mencari alternatif energi terbarukan
yang
mampu
mengganti
peran
penting energi fosil tersebut. Upaya
ini tampaknya berujung manis. Saat
ini telah banyak dilansir beberapa
informasi mengenai energi pengganti
yang memiliki sifat terbarukan.
Indonesia sendiri memiliki ragam energi
terbarukan jalam jumlah yang cukup
signifikan. Hal ini tentu saja menjadi
berita penting yang semestinya mampu
membawa hembusan angin positif
tersendiri. Ketersedian energi alternatif
terbarukan di Indonesia ini salah
satunya didukung oleh kondisi geografis
yang sangat strategis.
Dalam sebuah paparan, hasil riset
Forst & Sullivan menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki peluang besar
untuk menjadi pasar energi baru dan
terbarukan. Paparan tersebut didukung
kenyataan bahwa Indonesia memiliki
sumber daya energi potensial untuk
membangun pembangkit listrik berbasis
tenaga geothermal, tenaga air, biomassa,
tenaga angin, tenaga surya serta energi
gelombang laut.
Country Director Forst and Sullivan
Indonesia, Eugene van de Weerd dalam

penjelasannya mengatakan, kenaikan


harga
minyak
bakal
mendorong
berkembangnya industri energi baru
dan terbarukan. Hambatannya saat
ini masih segi harga, pengembangan,
permintaan pasar dan insentif yang
menarik dari pemerintah, ujar Eugene.
Selaras, Asia Pasific Vice President,
Energy & Power System Practice Forst
and Sullivan, Ravi Krishnaswamy
mengatakan bahwa perkembangan
industri energi baru dan terbarukan di
Indonesia sangat menjanjikan, terutama
dengan hadirnya kerangka peraturan
dan kebijakan seperti feed in tariff
untuk menarik minat swasta di industri
ini. Ditengarai pula bahwa Indonesia
memiliki peluang untuk meningkatkan
industri dalam negeri bahkan bersaing
dengan negara-negara lain di dunia.

22 gigawatt (GW) dan gas metana batu


bara (CBM) menjadi 14 MTOE. Atau,
dengan meningkatkan pemanfaatan
tenaga air maupun biomassa di wilayah
Jawa dan Sumatera, katanya.
Jika, skenario pemanfaatan EBT tanpa
nuklir tidak tercapai, kata Martije,
pemerintah
akan
memaksimalkan
porsi batubara hingga 33,4%. Maritje
mengatakan, porsi EBT tanpa nuklir pada
2025 itu terdiri dari bahan bakar nabati
(BBN) 6,7%, sampah 2,4% panas bumi
3,9 %, air 5,3 %, laut 0,3 %, matahari 2 %,
angin 0,8 %, dan gas metana batu bara
(CBM) 3,7 %.

Peta Energi Terbarukan Indonesia


Dalam sebuah kesempatan, Direktur
Bio
Energi
Kementerian
ESDM,
Maritje Hutapea mengatakan, saat ini
pemerintah sedang menyusun road
map bauran energi. Dua skenario yang
sedang disusun oleh pemerintah adalah
bauran energi dengan dan tanpa nuklir.

Paralel, sebagaimana dijelaskan Direktur


Jendral Listrik dan Konservasi Energi
melalui Diskusi Kelompok Fokus pada
Penawaran dan Permintaan Sumber Baru
dan Terbarukan yang diselenggarakan
oleh Pusdatin ESDM, bahwa Indonesia
memiliki potensi energi besar dari yang
baru hingga yang terbarukan. Potensi
energi tersebut terdiri dari 450 MW
dari mini/micro tenaga air, 50 GW dari
Biomassa, 4,80 KWh/m2/hari tenaga
matahari, 3-6 m/dtk tenaga angin, dan 3
GW tenaga nuklir.

Menurutnya, dalam kasus skenario tanpa


nuklir, maka pada 2025 peran energi
panas bumi perlu ditingkatkan menjadi
17 juta ton setara minyak (MTOE) atau

Saat ini pengembangan energi terbaru


kan diatur dengan Keputusan Presiden
No.5 / 2006 tentang kebijakan energi
nasional. Keputusan ini menyatakan

11

bahwa kontribusi energi baru dan


terbarukan dalam bauran energi primer
nasional 2025 diperkirakan mencapai
17%, yang terdiri dari biofuel 5%, panas
bumi 5%, biomassa, nuklir, air, dan angin,
dan batubara juga dicairkan pada 2 %.
Selaras, Pemerintah akan mengambil
tindakan untuk menambah kapasitas
pembangkit listrik Micro Hydro untuk
2.846 MW pada tahun 2025, Biomassa
dari 180 MW pada tahun 2020, tenaga
angin (Bayu pembangkit listrik) dari
0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87
GW pada 2024, dan tenaga nuklir dari
4,2 GW pada tahun 2024. Total investasi
yang dibutuhkan untuk pengembangan
sumber energi baru dan terbarukan
sampai tahun 2025 diproyeksikan
mencapai US $ 13.197 juta.

World Wind Energi Association Report


(WWEA 2010), kapasitas terpasang
pembangkit listrik tenaga angin di
Indonesia sebesar 1,4 MW yang tersebar
di Nusa Penida (Bali), Bangka Belitung,
Yogyakarta dan Pulau Selayar (Sulawesi
Utara).

listrik dan non listrik penggunaan


(sebagai pompa untuk irigasi dan air
bersih), pengembangan skala kecil (10
KW) dan skala menengah (50-100 MW)
teknologi energi angin dan pabrik yang
mendukung untuk memproduksi massal
SKEA skala kecil dan menengah.

Jumlah tersebut belum mencapai angka


yang signifikan untuk memenuhi skenario
energy mix 2025. Artinya pemerintah
harus berusaha keras untuk membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan
kapasitas total 1.000 MW hingga 13
tahun mendatang. Jumlah ini bukanlah
mustahil untuk dipenuhi jika kita melihat
potensi energi angin yang tersebar di
seluruh pesisir nusantara. Indonesia yang
memiliki total garis pantai mencapai
81.000 km dengan kecepatan angin rata-

Salah satu implementasi pemanfaatan


energi
ini
dilakukan
pemerintah
Indonesia melalui Direktorat Jenderal
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi
(Ditjen
EBTKE)
dengan
menandatangani nota kesepahaman
kerjasama
(Memorandum
of
Undersatnding/MoU)
dengan
UPC
Renewables Indonesia Limited untuk
mengembangkan pusat listrik tenaga
bayu (PLTB) di Indonesia.

Biomassa
Langkah yang diperlukan untuk
pengembangan biomassa melibatkan
daur ulang limbah dari pertanian dan
industri kehutanan sebagai sumber
energi yang terintegrasi dengan industri
masing-masing, mengintegrasikan pe
ngembangan biomassa dengan pe
ngembangan ekonomi lokal, mening
katkan fabrikasi teknologi konversi
energi biomassa termasuk sektor
pendukungnya, dan penelitian pe
ningkatan dan pengembangan daur
ulang limbah, termasuk limbah kota,
untuk energi.
Angin
Energi angin di Indonesia memiliki
potensi yang sangat besar untuk
dikembangkan sebagai sumber energi
terbarukan. Potensi ini bukan hanya
pada besarnya nilai energi yang dapat
dihasilkan namun juga akan memberikan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Indonesia. Dalam beberapa tahun
mendatang diperkirakan dapat menjadi
sumber energi tumpuan bagi Indonesia.
Dengan skenario national perpaduan
energi (energy mix), kebutuhan listrik
yang disediakan dari energi angin dapat
diperkirakan sebesar 1000 MW pada
tahun 2025. Sedangkan menurut data

12

Image: Istimewa

sajian utama

dapat mengembangkan wind farm yang


direncanakan dengan kapasitas 50 MW
di Dusun Patehan, Kecamatan Sanden,
kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta,tutur dia.
Menurut Kardaya, proyek tersebut
meliputi pembangunan 33 turbin
angin dengan kapasitas masing-masing
sebesar 1,5 Megawatt (MW) yang akan
mulai dikerjakan setelah dilakukan
penandatanganan
power
purchase
agreement (PPA) dan direncanakan
selesai dalam waktu 15 bulan.

rata 3-5 m/s, bahkan di beberapa tempat


mencapai 10 m/s.
Kemudian dari data cetak biru (blue
print) Energi Nasional departemen
ESDM, total potensi energi angin
diperkirakan mencapai 9 GW. Angka
ini merupakan suatu potensi besar jika
dapat dimanfaatkan untuk menuai energi
angin demi terciptanya ketahanan energi
nasional dalam beberapa waktu ke depan.
Upaya untuk mengembangkan energi
angin mencakup pengembangan untuk

Dirjen
EBTKE
Kardaya
Warnika
mengatakan
tujuan
dari
penandatanganan
MoU
ini
guna
membantu dalam pelaksanaan feasibility
study
dalam
rangka
membantu
persiapan program pembangunan PLTB
di pantai Samas, Kabupaten Bantul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan kapasitas total 50 MW.
Setelah feasibility study selesai di
laksanakan, diharapkan pihak UPC
Renewables Indonesia Limited bersama
partner lokal PT. Binatek Reka Energi

Untuk kategori pembangkit listrik, lebih


lanjut Kardaya menjelaskan, kapasitas
50 MW tergolong besar apalagi untuk
pembangkit listrik dari energi baru
terbarukan.
Selama ini kita baru punya skala
kecil ataupun masih dalam tahap pilot
project, dengan ditandatangani proyek
tersebut merupakan milestone bagi
pembangunan pusat listrik tenaga
angin dalam skala komersial,papar
Kardaya.
Setelah Yogyakarta, kata dia, wilayah
lain yang dibidik pemerintah untuk
mengembangkan PLTB yaitu Sulawesi

Selatan dan Madura sebab berdasarkan


hasil survei kedua daerah tersebut
memiliki potensi angin yang cukup
besar. Selain Sulsel dan Madura, saya
juga dapat laporan kalau sekitar Bangka
Belitung potensi anginnya cukup
baik,tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Senior
Vice
President
UPC
Renewables
Indonesia Limited, Chris A Caffyn men
jelaskan investasi yang dibutuhkan
untuk proyek PLTB di Yogyakarta ini
sekitar US$75-US$100 juta.Dengan
mempertimbangkan teknologi terakhir,
lokal content yang digunakan dan
memakai pekerja lokal investasi maka
investasi yang dibutuhkan
antara
US$75-100 juta ,pungkasnya.
Matahari
Pengembangan energi surya mencakup
penggunaan pembangkit listrik ber
tenaga di daerah pedesaan dan kota,
mendukung komersialisasi pembangkit
listrik bertenaga surya dengan me
maksimalkan peran sektor swasta,
pengembangan industri dalam negeri
pembangkit listrik bertenaga surya,
dan penciptaan sebuah pendanaan
yang efisien sistem melalui keterlibatan
sektor perbankan. Pembangunan energi

surya di Indonesia bisa lebih murah,


karena iklim tropis di Indonesia lebih
menguntungkan
Nuklir
Untuk mengembangkan energi nuklir,
pemerintah perlu mengambil langkahlangkah sosialisasi untuk mendapatkan
dukungan
dari
masyarakat
dan
berkoordinasi dengan beberapa negara
untuk menguasai teknologi.
Mikrohidro
Dalam
mengembangkan
mikro
hidro,
pemerintah
perlu
untuk
mengintegrasikan
pembangkit
lis
trik mikrohidro bertenaga dengan
ekonomi lokal, memaksimalkan potensi
irigasi untuk pembangkit listrik dan
mengembangkan industri mikrohidro
dalam negeri, dan mengembangkan
kemitraan beberapa pola pendanaan.
Panas Bumi
Indonesia memiliki potensi panas
bumi yang besar. Potensi panas bumi
Indonesia tercatat sekitar 29 ribu MW
yang merupakan potensi panas bumi
terbesar di dunia atau sekitar 40%
dari potensi dunia dan sebesar 10.092
MW. Kapasitas terpasang PLTP saat
ini tercatat sebesar 1.226 MW atau

13

sajian utama

4,2 persen dari potensi panas bumi


Indonesia.
Regulasi Pendukung
Guna
mendukung
pengembangan
energi baru dan terbarukan, pemerintah
telah mengeluarkan beberapa aturan
dan peraturan, terdiri dari Keputusan
Presiden Nomor 5/2006, tentang
Kebijakan Energi Nasional, UU No
30/2007 tentang Energi, UU No
15/1985 pada listrik, Peraturan
Pemerintah Nomor 10/1989 yang
diperbaharui
dengan
Peraturan
Pemerintah Nomor 03/2005 dan
No.26 / 2006 tentang penyediaan dan
penggunaan listrik, Peraturan Menteri
No 002/2006 pada komersialisasi energi
terbarukan skala menengah pembangkit
listrik, dan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral No.1122k/30/MEM/2002
Dekrit tentang penyebaran pembangkit
listrik skala kecil. Saat ini pemerintah
sedang
menyusun
undang-undang
tentang energi baru dan terbarukan yang
meliputi penyediaan dan penggunaan
energi baru dan terbarukan bersama
dengan insentif tersebut.
Proyeksi
pembangunan
energi
terbarukan (Renewable Resources)
di Indonesia potensial merata untuk
sumber-sumber
seperti
biofuel,
geothermal, hydro dan solar (surya).
Sumber
tersebut
hanya
tinggal
disesuaikan dengan situasi serta
kemampuan penyediaannya.
Misalkan di daerah yang banyak
kepulauannya seperti NTT (Nusa
Tenggara Timur), potensial untuk
proyeksi sumber energi surya dan
hydro. Sementara di daerah yang
daratan tinggi seperti di beberapa
daerah di pulau Jawa, geothermal
(panas bumi) sangat potensial. Bahkan
untuk sumber energi biofuel, Indonesia
tidak kalah dibanding Thailand.
Karena ada 15 perusahaan existing
pemasok biofuel, Principal Advisor
untuk Program Pengembangan Energi
Terbarukan
(ASEAN-RESP)
Rudolf
Rauch.

14

Disebutkan bahwa beberapa perusahaan


asal
Jerman
sedang
menjajaki
pengembangan potensi energi surya,
existing-nya mencapai 2440 giga watt.
Indonesia bisa mengembangkan energi
surya sebagai alternatif mengurangi
ketergantungan
terhadap

energi fosil, terutama BBM (Bahan Bakar


Minyak), batubara, dan lain sebagainya.
Bahkan
sumber
energi
biomass
(sampah), ocean juga bisa memperkaya
alternative
pengembangan
energi
terbarukan di Indonesia.

Jalesveva Jayamahe
Dari ujung barat sampai ujung timur,
Indonesia memiliki potensi laut yang sangat
berlimpah, terutama dalam bentuk energi.
Indonesia adalah salah satu negara di dunia
yang memiliki wilayah laut terbesar. Sekitar
dua per tiga wilayah Indonesia adalah laut.
Indonesia memiliki pantai kedua terpanjang di
dunia setelah Kanada, dimana panjang pantai
Indonesia sekitar 80.000 kilometer (Km) dan
luas lautnya adalah sekitar 52 juta km2.
Energi tersebut dapat berasal dari gelombang
laut, arus laut dan angin laut. Pembuatan
pembangkit energi laut memang sangatlah
mahal karena pengerjaan di laut memiliki
risiko yang sangat besar. Selain mencari riset
tentang bagaimana meningkatkan efisiensi
dari pembangkit itu sendiri ada banyak
pihak juga meneliti bagaimana membuat
pembangkit listrik energi laut yang tidak
memerlukan banyak biaya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Energi Laut Indoneisa (ASELI),
secara teoritis, total sumberdaya energi laut
nasional sangat melimpah, meliputi energi
dari jenis panas laut, gelombang laut dan
arus laut, yaitu mencapai 727.000 MW.
Namun demikian, potensi energi laut yang
dapat dimanfaatkan dengan menggunakan
teknologi sekarang dan secara praktis
memungkinkan
untuk
dikembangkan,
berkisar antara 49.000 MW. Diantara
potensi sedemikian besar tersebut, industri
energi laut yang paling siap adalah industri
berbasis teknologi gelombang dan teknologi
arus pasang surut, dengan potensi praktis
sebesar 6.000 MW.
Nilai potensi sebesar itu dihasilkan dari
perhitungan yang hati-hati berdsarkan survei

lapangan. Hal itu dibenarkan oleh Ir. Subaktian


Lubis, Msc, Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan. Dalam
kaitannya dengan eksplorasi sumberdaya
energi laut PPPGL telah aktif melakukan
penelitian dan pengembangan energi laut
dibeberapa selat-selat potensial di Indonesia.
Kegiatan ini dilakukan baik secara mandiri
dilingkungan ESDM maupun bekerjasama
dengan lembaga relevan yang lain. Hasilhasil survei lapangan kami telah dipakai
untuk memvalidasi perkiraan-perkiraan
teoritis yang dikembangkan oleh para ahli.
Selama ini sebagian orang ragu akan
potensi itu oleh karena menganggap bahwa
tantangan kesulitan di laut belum mampu
dikelola dengan kemajuan teknologi yang ada.
Menurut Dr. Ir. Erwandi, Kepala BPPH-BPPT,
hal ini tidaklah benar. Teknologi energi laut di
dunia Internasional telah berkembang pesat.
BPPT telah mulai melakukan pengkajian
jenis-jenis teknologi ini untuk kemungkinan
diterapkan di Indonesia,katanya.
BPPT dan perguruan tinggi seperti ITS
dan ITB juga telah mengembangan jenis
teknologi energi laut dalam negeri untuk
mengembangkan kemampuan nasional
dibidang industri energi laut. Kami optimis
bahwa potensi energi laut yang telah
diidentifikasi dan diratifikasi oleh para ahli
ini dapat menjadi pegangan pemerintah
dan dunia usaha untuk mempercepar
realisasi pemanfaatan energi laut di
Indonesia,pungkas dia.
Gelombang Laut
Gelombang laut terjadi karena adanya
hembusan angin serta dipengaruhi oleh
kedalaman lautnya. Gelombang laut sering

digunakan sebagai media untuk menghasilkan


listrik untuk pembangkit listrik energi laut. Ada
yang memanfaatkan gelombang laut dengan
turbin ataupun dengan menggunakan teknologi
elektromagnetik. Bahkan ada pula yang
memanfaatkannya dengan teknologi kimiawi.
Semua dilakukan untuk mengeksplorasi
energi gelombang menjadi energi laut. Energi
gelombang lebih banyak memanfaatkan
tingginya
gelombang.
Naik
turunnya
gelombang laut secara kontinu menyebabkan
alat pengubah gelombang laut menjadi
listrik bisa mendapatkan gerakan sehingga
menghasilkan listrik.
Gelombang tercipta terutama akibat hembusan
angin di permukaan laut. Selama ada perbedaan
suhu udara disuatu daerah dengan dengan
daerah lainnya akan menimbulkan angin yang
membentuk gelombang jika melewati laut dan
setiap lokasi kekuataannya bervariasi.
Daerah samudera Indonesia sepanjang
pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara
adalah lokasi yang memiliki potensi energi
gelombang cukup besar berkisar antara 10-20
kW per meter gelombang. Beberapa penelitian
menyimpulkan bahwa energi gelombang di
beberapa penelitian menyimpulkan bahwa
energi gelombang di beberapa titik di Indonesia
bisa mencapai 70 kW per meter di beberapa
lokasi. Karakteristik energi gelombang sangat
sesuai untuk memenuhi kebutuhan energi
kota-kota pelabuhan dan pulau-pulau terpencil
di Indonesia.
Pengembangan teknologi pemanfaatan energi
gelombang di Indonesia saat ini masih belum

optimal namun cukup menjanjikan. Pantai barat


pulau Sumatera bagian selatan dan pantai
selatan pulau Jawa bagian barat berpotensi
memiliki energi gelombang laut sekitar 40
kW per meter. Meskipun penelitian untuk
mendapatkan teknologi yang optimal dalam
mengkonversi energi gelombang laut masih
terus dilakukan, saat ini ada beberapa alternatif
teknologi yang dapat dipilih. Alternatif teknologi
yang diprediksikan tepat dikembangkan di
pesisir pantai selatan pulau Jawa adalah
Teknologi Tapered Channel (Tapchan).

maka tekanan yang terjadi menjadi besar


signifikan yaitu rata-rata sekitar 200 persen.

Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP), Badan


Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT)
Yogyakarta melalui riset sejak tahun 2003 telah
mampu mengembangkan pemanfaatan energi
gelombang laut sebagai sumber alternatif
energi listrik, dengan menggunakan teknologi
OWCS,BPDP-BPPT telah membangun prototipe
di pantai Parangracuk, Baron, Gunung Kidul,
DIY dan berhasil memperoleh potensi daya
sebesar 522 watt.

Arus laut
Arus laut Indonesia sangatlah deras, terutama
di Indonesia bagian timur karena banyaknya
pulau-pulau kecil. Arus terjadi karena adanya
gaya gravitasi bulan dan sebagian kecil
matahari. Berbagai macam desain turbin
arus sudah dibuat oleh berbagai pihak untuk
mengkonversi arus laut menjadi energi yang
siap untuk dipergunakan.

Kegiatan pengembangan dan penelitian


teknologi pemanfaatan energi gelombang
masih terus dilakukan oleh kalangan peneliti
dan akademisi. Beberapa penelitian untuk
meningkatkan daya pada sistem konversi
energi gelombang laut jenis cavity resonator
dengan memodifikasikan bentuk tabung
silindernya. Hasil penelitian menunjukan
bahwa
apabila
periode
gelombang
diperbesar, maka tekanan udara yang terjadi
orifice (lubang kecil diatas tabung) menjadi
cukup signifikan yaitu rata-rata sekitar
40 persen lebih besar dari sebelumnya.
Selanjutnya jika tinggi gelombang diperbesar

Pasang Surut Laut


Energi pasang surut di wilayah Indonesia
terdapat pada banyak pulau. Cukup banyak
selat sempit yang membatasinya maupun
teluk yang dimiliki masing-masing pulau. Hal
ini memungkinkan untuk memanfaatkan energi
pasang surut. Saat laut pasang dan surut
aliran airnya dapat menggerakan turbin untuk
membangkitkan listrik.

Angin laut
Angin laut selain bisa menggerakkan
gelombang juga bisa digunakan untuk
menggerakkan turbin untuk dihasilkan listrik.
Sudah banyak digunakan oleh negara-negara
lain memanfaatkan angin laut untuk diubah
menjadi energi listrik. Indonesia sangat
mungkin menggunakan energi angin ini.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa
apabila Pulau Jawa dikelilingi pembangkit
listrik tenaga angin, maka mungkin tidak
perlu lagi menggunakan pembangkit listrik
berbasis minyak bumi maupun batu bara yang
ketersediaannya semakin menipis.

15

sajian utama

beranda

Indonesia merupakan Negara besar dengan 33


provinsi dan memiliki tidak kurang dari 70 ribu
desa. Akan tetapi, saat ini 45% dari desa tersebut
dikategorikan sebagai Desa Tertinggal yang
ditandai dengan terbatasnya akses masyarakat
terhadap energi.

Energi Hibrid Panas


Matahari dan Angin
Indonesia tengah mengembangkan energi hibrid berbasis
pada potensi panas matahari dan kekuatan angin. Pilot project
pengembangan energi baru dan terbarukan ini adalah Pantai
Pandansimo, Srandakan ,Bantul, yakni daerah berpasir dengan
luas 37 hektare.
Untuk sementara pemanfaatan pembangkit listrik tenaga hibrid
digunakan untuk penerangan kawasan wisata pantai. Tenaga
hibrid sendiri tengah dicoba dimanfaatkan untuk pertanian di
lahan berpasir yang memerlukan air ekstra tinggi.
Saat ini pembangkit listrik energi hibrid sudah terpasang 35 unit
turbin angin dengan tinggi rata-rata 18 meter, terdiri 26 turbin
angin berkapasitas 1 KW, 6 turbin angin 2,5 KW, 2 turbin angin
10 KW, dan satu turbin angin 50 KW. Ditambah juga 175 unit sel
surya dengan kapasitas 17,5 KWp.
Pembangkit listrik tenaga hibrid sangat potensial dikembangkan
di Indonesia sebagai negara kepulauan. Pasalnya, energi hibrid
bisa dijadikan salah satu energi alternatif untuk penyediakan
pasokan listrik.

2012 Adalah Tahun


Internasional Energi
Terbarukan
2012 adalah Tahun Internasional Energi Terbarukan (International
Year of Sustainable Energy for All), demikian ditetapkan oleh PBB
(Perserikatan Bangsa-bangsa) dalam Sidang Umumnya bulan
Desember silam. Secara resmi, PBB meluncurkan Program Energi
Terbarukan pada 16 Januari 2012 silam di ajang World Future
Energy Summit di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.Target penetapan
tahun 2012 sebagai Tahun Internasional Energi Terbarukan adalah
pada 2030, semua orang di dunia sudah menggunakan energi
dari sumber-sumber terbarukan.
Tujuan dari penetapan tahun 2012 sebagai Tahun Internasional
Energi Terbarukan adalah guna meningkatkan kepedulian
masyarakat dunia pada isu kemiskinan energi dan menunjukkan
bahwa akses ke energi bersih, aman dan terjangkau bisa
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Energi Terbarukan. Konsep energi terbarukan mulai dikenal
pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi
pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi
energi terbarukan secara sederhana adalah sumber energi
yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan
prosesnya berkelanjutan. Macam atau sumber energi terbarukan
di antaranya adalah tenaga matahari (surya), tenaga angin, energi
panas bumi (geothermal), dll.
Tanpa adanya komitmen global untuk menggunakan
energi terbarukan (Sustainable Energy), Lembaga Energi
Internasional (International Energy Agency) memerkirakan,
jumlah masyarakat dunia yang kekurangan listrik hanya akan
berkurang dari 1,4 milliar pada saat ini menjadi 1,2 milliar pada
2030. Jumlah penduduk yang menggunakan sumber energi
tradisional, seperti kayu, sekam, dedaunan dan sebagainya,
justru akan naik dari 2,7 milliar saat ini ke 2,8 milliar pada 2030.
Selain itu, masalah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan
yang mendunia semakin menegaskan pentingnya dunia untuk
beralih ke energi baru dan terbarukan.

16

Desa Mandiri
Energi
Sebagai Solusi Perekonomian
Indonesia Masa Depan

ementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)


sebagai Kementerian teknis yang menangani
energi telah melaksanakan program Desa Mandiri
Energi, yaitu program penyediaan energi dengan
memanfaatkan potensi energi setempat baik berbasis
Bahan Bakar Nabati (BBN) maupun non-BBN, dengan teknologi
yang dapat dioperasikan oleh masyarakat setempat.
Desa Mandiri Energi
Dalam perkembangannya, Program Desa Mandiri Energi mulai
memanfaatkan teknologi energi baru terbarukan, seperti
mikrohidro, angin dan surya sebagai pembangkit energi alternatif.
Awalnya, istilah yang digunakan oleh Kementerian ESDM adalah
Desa Energi Terbarukan. Kemudian, beberapa Desa Energi
Terbarukan yang dikembangkan oleh Kementerian ESDM
tersebut berhasil mendapatkan penghargaan ditingkat ASEAN, di
antaranya, PLTMH Cicurug Garut dan PLTMH Malang. Jadi, Desa
Energi Terbarukan ini merupakan cikal bakal terbentuknya Desa
Mandiri Energi.

Program Desa Mandiri Energi dimaksudkan untuk sebagai entry


point dalam kegiatan ekonomi pedesaan, dimana pertama kali
diluncurkan oleh Presiden RI di Desa Grobogan, Jawa Tengah
pada tahun 2007 dan terus dilanjutkan di desa-desa lainnya.
Diharapkan, target hingga akhir 2014 nanti mampu terbentuk
3.000 Desa Mandiri Energi.
Desa Mandiri Energi adalah desa yang masyarakatnya memiliki
kemampuan untuk memenuhi lebih dari 60% kebutuhan energinya
(listrik dan bahan bakar) dari energi terbarukan, yang dihasilkan
melalui pendayagunaan potensi sumberdaya setempat. Secara
nyata, Desa Mandiri Energi bertujuan untuk membuka lapangan
kerja, mengurangi kemiskinan, dan menciptakan kegiatan ekonomi
produktif.

17

beranda

Berdasarkan bahan baku sumber energi


yang digunakan, Desa Mandiri Energi
dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Desa Mandiri Energi yang berbasis
pada sumber energi pertanian/ Bahan
Bakar Nabati (BBN). Model desa
mandiri ini adalah mengusahankan
bahan bakar pengganti minyak
dengan sumber energi, seperti
biomassa dan biofuel yang berasal
dari hasil pertanian dan hutan.

2. Desa Mandiri Energi yang berbasis


pada sumber energi non pertanian/
non-BBN. Model desa mandiri ini
adalah mengusahankan bahan bakar
pengganti minyak dengan sumber
energi, seperti surya (matahari), air,
dan angin.
Desa
Mandiri
Energi
merupakan
alternatif solusi untuk perekonomian
Indonesia, mengingat lokasi sumberdaya
energi terbarukan umumnya berada

di pedesaan dan desa terpencil.


Penyediaan energi konvensional di
daerah ini memerlukan biaya tinggi,
terutama karena biaya distribusi yang
relatif tinggi, serta untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Pemanfaatan energi terbarukan tidak
hanya untuk menyediakan energi bagi
keperluan rumah tangga saja, akan tetapi
juga untuk menambah penghasilan
rumah tangga dengan memperkenalkan
dan mengimplementasikan kegiatan-

kegiatan atau usaha untuk menambah


penghasilan.

penting. Konsep pembangunan Desa


Mandiri Energi adalah sebagai berikut:

Konsep Desa Mandiri Energi


Konsep pembangunan Desa Mandiri
Energi
merupakan
pembangunan
yang berdasarkan potensi lingkungan
untuk kesejahteraan manusia dan
kelestarian
lingkungan.
Dengan
demikian, pengamatan terhadap potensi
lingkungan dan karakteristiknya sangat

1. Bagaimana menerapkan pendekatan


pengembangan
energi
lokal
tanpa merusak lingkungan, dan
pemberdayaan ekonomi produktif
setempat dalam rangka terwujudnya
Desa Mandiri Energi
2. Bagaimana mengembangkan kelem
bagaan untuk mendorong masyarakat
yang bertanggung jawab menjaga
kelestarian lingkungan
3. Bagaimana mengembangkan peng
olahan dengan menggunakan paket
teknologi konversi sumber energi
terbarukan dalam konteks Desa
Mandiri Energi.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan
adalah dengan menghubungkan sistem
pembangkit energi terbarukan dengan
usaha bisnis dan lingkungan. Olahan
energi terbarukan dapat dimanfaatkan
oleh kegiatan ekonomi produktif yang
memanfaatkan energi terbarukan untuk
siang hari. Sedangkan, di malam hari
dapat dipergunakan untuk kebutuhan
dasar energi rumah tangga seperti
penerangan.
Identifikasi
komposisi
masyarakat
merupakan kegiatan pertama untuk
membangun sebuah desa mandiri energi.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik masyarakat sebagai dasar
untuk pembentukan lembaga pengelola
sistem pembangkit energi terbarukan.
Karakteristik masyarakat yang perlu
diketahui, antara lain tingkat pendidikan,
mata pencaharian, waktu kerja, hierarki
sistem hukum desa setempat, dan
kebudayaan/ kebiasaan masyarakat.
Langkah selanjutnya adalah pem
bangunan pembangkit sumber energi.
Hal ini diawali dengan identifikasi potensi
energi terbarukan di desa setempat,
perancangan sistem pembangkit, dan
pelaksanaan
pembangunan
sistem
pembangkit. Untuk keberlangsungan
sistem pembangkit dan jaringannya,
dilakukan pelatihan yang melibatkan
tokoh masyarakat, perangkat desa, dan

18

pengurus kelembagaan yang bertugas


sebagai pengelola yang telah dibentuk
sebelumnya.
Pelatihan yang diberikan meliputi
prosedur perawatan yang terangkum
dalam Standard Operating Procedure
(SOP), cara penanggulangan kerusakan,
dan pembukuan. Diharapkan melalui
pelatihan
tersebut,
masyarakat
mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya demi keberlangsungan sistem
pembangkit energi.
Di samping itu, penataan tata ruang juga
diperlukan untuk mewujudkan estetika
dalam pemukiman. Hal ini bertujuan
untuk memberikan rasa nyaman,
sehingga penduduk akan betah tinggal
di desa setempat. Selain itu, penataan
tata ruang juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas Desa Mandiri
Energi menjadi kawasan objek wisata.
Pada dasarnya, unsur ruang Desa Mandiri
Energi terdiri dari kawasan pemukiman
penduduk; sistem pembangkit energi
setempat, seperti tenaga surya, energi
angin, energi air (mikrohidro), energi
biomass, dan biofuel. Selain itu, kawasan
industri pengolahan hasil serta industri
pendukung; kawasan produksi hasil
pertanian; serta kebun energi, yaitu
pohon yang cepat tumbuh, tumbuhan
penghasil minyak (jarak, kelapa, kelapa
sawit, bunga matahari, dan lain-lain),
juga termasuk bagian dari unsur ruang
Desa Mandiri Energi.
Yang menjadi tolok ukur keberhasilan
pembangunan Desa Mandiri Energi
jika terdapat 5 indikator keberhasilan
utama yang dikenal dengan istilah The
Magic Pentagon. Indikator keberhasilan
tersebut,
yakni
pertumbuhan
(growth), tersedianya lapangan ker
ja yang memadai bagi segenap
penduduk (employment), terciptanya
pembangunan
yang
didasarkan
atas partisipasi aktif masyarakat
(participation), terciptanya masyarakat
yang independen (independency), serta
terciptanya kondisi kebersamaan dan
keadilan (togetherness and justice).

19

sosok

Bekerja untuk
Kesejahteraan Rakyat
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Jero Wacik
Energi dan sumber daya mineral (ESDM) untuk kesejahteraan
rakyat. Itulah yang menjadi semacam tagline sejak Jero Wacik
menjabat sebagai menteri ESDM tahun 2011 silam. Kalimat itu
pulalah yang menjadi misi Kementerian ESDM.

agline di atas bersumber


dari
Pasal
33
UUD
1945. Maknanya adalah
melimpahnya kekayaan alam
Indonesia harus digunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Itu berarti, ya geothermal-nya,
emasnya, ya semuanya untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat, kata
Jero Wacik.

20

rukun-rukun kita, ujar pria kelahiran


Singaraja, Bali, 24 April 1949 itu.
Jero Wacik mengutarakan, para investor
asing bidang energi terbuka untuk
berinvestasi di Indonesia. Masih banyak
sumber daya energi yang belum tergarap
dengan baik. Untuk itu, kami mengajak
para investor asing di bidang energi,
bukan hanya sektor batubara, tetapi
sumber energi lainnya untuk melakukan
investasi di Indonesia, jelasnya.

Win-win
Menurut Jero Wacik, investor memang
harus memperoleh keuntungan dari
bisnisnya. Namun, masyarakat pun
harus mendapatkan keuntungan
yang banyak dari kekayaan
alam Indonesia. Karena itu,
diperlukan kerjasama yang
baik antara kedua belah
pihak.

Namun, Jero Wacik mengingatkan, para


investor harus mematuhi konstitusi
dan menaati empat pilar pembangunan
yang ada di Indonesia. Konstitusi yang
dimaksud adalah pasal 33 UUD 1945.
Sementara empat pilar pembangunan di
Indonesia, yakni pro growth, pro job, pro
poor dan pro lingkungan.

Jangan punya pikiranpikiran


yang
pendek.
Misalnya, ada perusahaan
yang
mengajak
untuk
mengakal-akali Republik Indonesia,
maka jangan mau, harus win-win. Mereka
memang perlu dapat untung yang pantas.
Begitu pula sebaliknya, rakyat Indonesia
harus dapat yang pantas. Makanya,

Amanat UUD 1945 ini bukan berarti


asing tidak boleh berinvestasi di
Indonesia. Orang asing diperbolehkan
untuk berkiprah di Indonesia. Investor
asing tetap diajak bekerja sama dan
berbuat bagi kemakmuran rakyat. Jadi
kalau ada kebijakan yang tidak menuju
kemakmuran rakyat, maka investasi
harus pantas disalahkan, tegas alumnus

21

sosok

Amanat UUD 1945 ini bukan berarti asing tidak boleh


berinvestasi di Indonesia. Orang asing diperbolehkan
untuk berkiprah di Indonesia. Investor asing tetap
diajak bekerja sama dan berbuat bagi kemakmuran rakyat.
Jadi kalau ada kebijakan yang tidak menuju kemakmuran
rakyat, maka investasi harus pantas disalahkan,
Teknik Mesin ITB dan Fakultas Ekonomi
UI ini.
Mengenai isu lingkungan, Jero Wacik
tak menampik masih ada pengusaha
yang menyepelekan masalah lingkungan
hidup dan sosial di sekitar lokasi
tambang. Ia mengingatkan, agar semua
pihak untuk peduli pada lingkungan.
Jika ada investor yang lupa, harus
diingatkan. Ajaklah dan tekankan terus
pada mereka, jagalah lingkungan hidup.
Kalau mereka lupa, kita ingatkan,
ujarnya.
Komitmen
Jero Wacik berkomitmen bekerja demi
kemakmuran rakyat. Meski terkadang

22

menuai kritik tajam, keputusan


atau kebijakan yang diambilnya
bertujuan untuk kemakmuran
masyarakat. Ia menyadari, di
era demokrasi ini tidak mungkin
seratus persen orang mempunyai
pemikiran sama atau menyetujui
suatu keputusan.

Tidak akan pernah ada, dan selalu akan


ada orang yang tidak setuju, akunya.
Ambil contoh adalah keputusannya
menerbitkan
Peraturan
Menteri
(Permen) No.7 Tahun 2012 Tentang
Peningkatan Nilai Tambah Melalui
Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian
Mineral. Beleid yang diterbitkan 6
Februari 2012 ini mendapat penilaian
kritis, terutama dari kalangan pengusaha
bidang energi.
Secara singkat, Permen No.7/2012
menyebutkan, setiap jenis komoditas
tambang mineral logam tertentu wajib
diolah dan dimurnikan sesuai dengan
batasan minimum. Pemerintah memiliki
pertimbangan dan logika sendiri untuk
melarang pengusaha pertambangan

mengekspor komoditas tambang serta


mineral dalam keadaan mentah (raw
material atau ore).
Larangan ekspor dalam aturan itu
berlaku jika perusahaan tambang tidak
menyerahkan rencana produksi jangka
panjang dan pengolahannya paling
lambat tiga bulan sejak peraturan itu
diberlakukan. Jika belum menyerahkan
rencana jangka panjangnya, kegiatan
ekspor perusahaan tersebut dapat
dihentikan.
Selama ini, pengusaha tambang seakan
dininabobokan
oleh
kemudahan
investasi. Berbagai pemda marak
mengobral Izin Usaha Pertambangan
(IUP) yang didasarkan atas kepentingan
sesaat tanpa melibatkan masyarakat
luas. Indonesia kaya akan sumber daya
alam. Tapi, belum tentu masyarakatnya
sejahtera.
Dengan Permen No.7/2012, pemerintah
melalui
Kementerian
ESDMingin
menegaskan kembali bahwa pengelolaan
bumi air dan segala kekayaan alam di

dalamnya haruslah
membawa manfaat
yang
sebesarbesarnya
bagi
masyarakat
luas,
bukan
hanya
segelintir
orang.
Jadi, aturan ini dapat mempersempit
ruang para pengusaha nakal.
Kebijakan ini sesuai dengan tagline
ESDM untuk kesejahteraan rakyat.
Tagline itu disebar di semua kantor,
termasuk BUMN yang bergerak di
bidang ESDM. Jero Wacik meminta
semua stakeholder sektor energi dan
sumber daya mineral untuk berorientasi
kepada kepentingan rakyat.
Saya ingin memastikan, semua BUMN
di lingkungan ESDM harus berorientasi
kepada kesejahteraan rakyat. Kalau tidak,
maka kita akan menuai kekecewaan
rakyat. Energi dan sumber daya mineral
untuk kesejahteraan rakyat, tegasnya.

kebijakan yang merugikan kepentingan


rakyat.
Jangan coba-coba membuat kontrak
yang dapat untung besar adalah
perusahaan asing, bukan rakyat kita.
Kesetiaan kepada bangsa inilah yang
membuat negara kita semakin besar
kelak, Jero Wacik menekankan.
Asal ada niat memajukan negara.
Tidak ada niat saya membuat bangkrut
perusahaan.
Tambang
merupakan
anugerah Tuhan untuk kemakmuran
rakyat, tuturnya.

Bila itu semua sudah tertanam di dalam


hati, ia meneruskan, tidak akan ada lagi

23

profil unit

Direktorat Jenderal

Direktorat
Jenderal Mineral
dan Batubara
(Ditjen Minerba)
merupakan salah
satu unit kerja
Eselon I di bawah
Kementerian
Energi dan
Sumber Daya
Mineral (ESDM).

24

Ditjen Minerba terdiri dari 5 unit kerja,


yakni:
Sekretariat Direktorat Jenderal
Direktorat
Pembinaan
Program
Mineral dan Batubara
Direktorat Pembinaan Pengusahaan
Mineral
Direktorat Pembinaan Pengusahaan
Batubara
Direktorat Teknik dan Lingkungan
Mineral dan Batubara

Direktorat Jenderal Mineral dan


Batubara mempunyai tugas dalam
merumuskan
dan
melaksanakan
kebijakan, dan standarisasi teknis
bidang mineral dan batubara. Ditjen
Minerba memiliki tujuan strategis
yang terdapat dalam Rencana Strategis
Ditjen Minerba Tahun 2010 2014.
Tujuan tersebut antara lain terjaminnya
pasokan batubara dan mineral untuk
bahan baku domestik, terlaksananya
peningkatan investasi sub sektor
minerba,
terlaksananya
peran
penting sub sektor minerba dalam
penerimaan negara, terlaksananya
peningkatan peran sub sektor minerba
dalam pembangunan daerah, serta
terlaksananya
peningkatan
efek
berantai/ ketenagakerjaan.
Terkait dengan tujuan-tujuan strategis
tersebut,
maka
Ditjen
Minerba
menjabarkannya
dalam
beberapa
sasaran,
yakni
meningkatkan
kemampuan pasokan energi untuk
domestik,
meningkatkan
investasi
sub sektor pertambangan umum
(mineral dan batubara), terwujudnya
peran
subsektor
pertambangan
umum
(mineral
dan
batubara),
terwujudnya
peningkatan
peran
subsektor pertambangan umum dalam
pembangunan daerah. Juga termasuk
pada peningkatan industri jasa dan
industri yang berbahan baku dari sub
sektor pertambangan umum, serta
terwujudnya pemberdayaan nasional.
Tak hanya itu saja, sasaran tersebut
juga tertuju kepada terwujudnya
penyerapan tenaga kerja, terlaksananya
kegiatan pertambangan mineral dan
batubara yang memenuhi persyaratan
lingkungan,
dan
terlaksananya
kegiatan pertambangan mineral dan
batubara yang memenuhi persyaratan
keselamatan.
Dalam tugasnya, Direktorat Jenderal
Mineral dan Batubara memiliki visi

guna terwujudnya ketahanan dan


kemandirian energi batubara, serta
peningkatan nilai tambah mineral
yang berwawasan lingkungan untuk
memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kemakmuran rakyat.
Di samping visi yang diusung tersebut,
Ditjen Minerba juga mengemban misi
yang tercakup dalam beberapa poin,
di antaranya meningkatkan keamanan
pasokan mineral dan batubara dalam
negeri, mendorong keekonomian harga
batubara untuk pengembangan energi
batubara, dan mendorong peningkatan
kemampuan dalam negeri dalam
pengelolaan mineral dan batubara.
Serta, meningkatkan nilai tambah
mineral, meningkatkan pembinaan,
pengawasan,
pengelolaan
dan
pengendalian kegiatan pertambangan
secara berdaya guna, berhasil guna,
berdaya saing, berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Untuk menjadi tolok ukur terhadap
apa yang harus dicapai, maka Ditjen
Minerba
mengeluarkan
beberapa
kebijakan-kebijakan penting. Antara
lain, melaksanakan prioritas pemenuhan
mineral dan batubara untuk kebutuhan
dalam negeri, memberikan kepastian
dan transparansi didalam kegiatan
pertambangan (regulasi pendukung UU
Minerba, sanksi pelanggaran ketentuan,
dan lain-lain), dan melaksanakan
peningkatan
pengawasan
dan
pembinaan.
Selain itu, kebijakan itu juga untuk
mendorong
peningkatan
investasi
dan penerimaan negara, mendorong
pengembangan nilai tambah produk
komoditi hasil tambang (seperti:
pengolahan, pemurnian, local content,
local expenditure, tenaga kerja dan CSR),
serta mempertahankan kelestarian
lingkungan melalui pengelolaan dan
pemantauan lingkungan, termasuk
reklamasi dan pascatambang).

25

energi mix
akan mengubah energi panas bumi menjadi
energi gerak yang akan memutar generator
sehingga dihasilkan energi listrik.
Selain itu masih ada beberapa sistem
pembangkitan listrik dari fluida panas bumi
lainnya yang telah diterapkan di lapangan,
diantaranya: Single Flash Steam, Double
Flash Steam, Multi Flash Steam, Combined
Cycle, Hybrid/fossilgeothermal conversion
system.

Energi Yang Ramah Lingkungan


Energi panas bumi merupakan energi yang
ramah lingkungan karena fluida panas bumi
setelah mengubah energi panas menjadi
energi listrik maka fluida akan dikembalikan

Mechanism (CDM) produk Kyoto Protocol.


Mekanisme ini menetapkan bahwa negara
maju harus mengurangi emisi gas rumah
kaca (GRK) sebesar 5.2% terhadap emisi
tahun 1990, dapat melalui pembelian
energi bersih dari negara berkembang yang
proyeknya dibangun diatas tahun 2000.
Dan panasbumi termasuk dalam energi
bersih tersebut.
Pada umumnya lapangan panasbumi
dikembangkan secara bertahap. Pada
tahap awal dimana ketidakpastian tentang
karakterisasi reservoir masih cukup
tinggi, dibeberapa lapangan dipilih unit
pembangkit berkapasitas kecil. Unit
pembangkit digunakan untuk mempelajari

Energi panas bumi, merupakan suatu energi


panas yang tersimpan dalam batuan di
bawah permukaan bumi dan fluida yang
terkandung didalamnya. Energi panas bumi
telah dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik di Italy sejak tahun 1913 dan di New
Zealand sejak tahun 1958. Sementara itu
pemanfaatan energi panas bumi untuk
sektor nonlistrik (direct use) telah
berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun.
Meningkatnya kebutuhan akan energi
serta
meningkatnya
harga
minyak,
terutama pada tahun 1973 dan 1979, telah
memacu banyak negara untuk mengurangi
ketergantungan mereka pada minyak
dengan cara memanfaatkan energi panas
bumi. Dewasa ini energi panas bumi telah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24
Negara, termasuk Indonesia. Disamping itu

26

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Energi Ramah Lingkungan

fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk


sektor nonlistrik di 72 negara, antara
lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan
air, pemanasan rumah kaca, pengeringan
hasil produk pertanian, pemanasan tanah,
pengeringan kayu, kertas dan sebagainya.

penambahan lebih dari 5.000 MW


Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi
(PLTP) sebelum tahun 2015. Hal ini
kemudian tertuang dalam Rencana Proyek
Kelistrikan 10.000 MW Tahap Kedua antara
tahun 2010-2015.

Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Indonesia memiliki potensi panas bumi


sebesar 40% cadangan dunia, yaitu
mencapai 27.000 MW. Jumlah yang
sangat besar apabila dapat dikembangkan
dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
penyediaan listrik nasional. Namun seiring
bergulirnya waktu pemanfaatan energi
jenis ini belum maksimal, hanya sebesar
1.196 MW (4.4%) saja yang berasal dari 7
pembangkit listrik yaitu di Jawa, Sulawesi
dan Sumatera Utara. Mengapa demikian?
Dalam kebijakan energy-mix ditargetkan
bahwa pada tahun 2025, Indonesia harus
sudah dapat memanfaatkan panas bumi
sebagai sumber energi minimum 5% (atau
lebih dari 1.350 MW) terhadap konsumsi
energi nasional.

Sistim panas bumi di Indonesia umumnya


merupakan
sistim
hidrothermal
yang mempunyai temperatur tinggi
(>225
C), hanya beberapa diantaranya
yang mempunyai temperatur sedang
(150225
C). Oleh karena itu di Indonesia
sangat potensial jika diusahakan untuk
pembangkit listrik. Potensi sumber daya
panas bumi Indonesia sangat besar, yaitu
sekitar 27500 MWe , sekitar 3040%
potensi panas bumi dunia.

Berdasarkan milestone-nya, sesuai yang


termuat dalam Blue Print Pengelolaan
Energi Nasional 2006-2025, diperlukan

Pada prinsipnya Pembangkit Listrik


Tenaga Panas bumi (PLTP) sama dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Jika pada PLTU uap dibuat di permukaan
menggunakan boiler, sementara itu pada
PLTP uap berasal dari reservoir panasbumi.
Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa
uap, maka uap tersebut dapat dialirkan
langsung ke turbin, dan kemudian turbin

Pemanfaatan Energi Panas Bumi di


Indonesia
Dalam Road Map Pengelolaan Energi
Nasional,
Pemerintah
menetapkan
secara bertahap rencana peningkatan
pemanfaatan energi panas bumi di
Indonesia, dari 807 MWe ditahun 2005
hingga 9500 MWe pada tahun 2025,
yaitu 5% dari bauran energi tahun 2025
atau setara 167,5 juta barrel minyak.
Untuk sekarang ini Indonesia kapasitas
pembangkit listrik panas buminya baru
mencapai 1.169 MW. Direncanakan pada
tahun 2014 yang akan datang kapasitasnya
akan ditingkatkan menjadi 4.733 MW,
yaitu 2.137 MWe untuk area JawaBali
dan 2.596 MW untuk area luar Jawa
Bali. Dilihat dari sisi potensi, Indonesia
diperkirakan mempunyai sumberdaya
panas bumi dengan potensi listrik sebesar
27.510 MWe atau sekitar 3040% potensi
panas bumi dunia.

Energi Panas Bumi


elambungnya harga minyak
ditambah cadangan minyak
yang semakin menurun
membuat kita berpaling
untuk mencari energi
lain yang ramah lingkungan serta dengan
jumlah yang cukup besar. Salah satunya
adalah energi panas bumi.

Sedangkan keunggulan lain dari geothermal


energi adalah dalam faktor kapasitasnya
(capacity factor), yaitu perbandingan
antara beban ratarata yang dibangkitkan
oleh pembangkit dalam suatu perioda
(average load generated in period) dengan
beban maksimum yang dapat dibangkitkan
oleh PLTP tersebut (maximum load).
Oleh karena itu faktor kapasitas dari
pembangkit listrik panas bumi ratarata
mencapai 95%. Nilai ini jauh lebih tinggi
bila dibandingkan dengan faktor kapasitas
dari pembangkit listrik yang menggunakan
batubara, yang besarnya hanya berkisar
6070% (U.S Department of Energy).

ke bawah permukaan (reservoir) melalui


sumur injeksi. Penginjeksian air kedalam
reservoir merupakan suatu keharusan
untuk menjaga keseimbangan masa
sehingga
memperlambat
penurunan
tekanan reservoir dan mencegah terjadinya
subsidence. Sementara itu penginjeksian
kembali fluida panas bumi setelah fluida
tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik, serta adanya recharge (rembesan)
air permukaan, menjadikan energi panas
bumi sebagai energi yang berkelanjutan
(sustainable energy).
Dibandingkan minyak dan batubara
emisi yang dihasilkan pembangkit listrik
panasbumi sangat rendah. Oleh karenanya
energi panasbumi memiliki kesempatan
untuk memanfaatkan Clean Development

karakteristik reservoir dan sumur, serta


kemungkinan terjadi masalah teknis lainnya.
Prinsipnya, pengembangan lapangan panas
bumi dilakukan dengan sangat hatihati
dengan selalu mempertimbangkan aspek
teknis, ekonomi dan lingkungan.
Untuk memasok uap ke pembangkit listrik
panas bumi perlu dilakukan pemboran
sejumlah sumur. Untuk menekan biaya dan
efisiensi pemakaian lahan, dari satu lokasi
(well pad) umumnya tidak hanya dibor satu
sumur, tapi beberapa sumur, yaitu dengan
melakukan pemboran miring (directional
drilling). Keuntungan menempatkan sumur
dalam satu lokasi adalah akan menghemat
pemakaian lahan, menghemat waktu untuk
pemindahan menara bor (rig), menghemat
biaya jalan masuk dan biaya pemipaan.

Untuk saat ini pengembangan panas bumi


didominasi oleh perusahaan nasional,
yaitu PT Pertamina Geothermal Energy
(PT PGE) yang memiliki 15 WKP (Wilayah
Kerja Pertambangan). 3 WKP diantaranya
bekerja sama dengan mitra asing. Selain itu
juga ada beberapa WKP panas bumi yang
hak pengelolaannya ada pada PT PLN.
Dan untuk mencapai target pada tahun
2014, Pemerintah telah/akan melelang
18 (delapan belas) WKP baru. Sedangkan
untuk mengejar tahun 2025 masih
banyak WKP lain yang akan dilelang,
karena dari hasil eksplorasi pendahuluan
mengindikasikan adanya 255 geothermal
area di Indonesia yang sangat potensial
untuk menjadi pembangkit listrik.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

27

wacana

Landasan Menuju
Kesejahteraan
Rakyat
28

Undang-undang No. 4 Tahun


2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara atau
lebih dikenal dengan UU
Minerba sedang berada
dalam sorotan publik. UU ini
memunculkan reaksi beragam
dari masyarakat. Banyak yang
mengritiknya, tak sedikit pula
yang mendukungnya.

ndang-undang tersebut mewajibkan pengusaha mengolah


dan memurnikan bahan galian tambang dalam negeri
sebelum diekspor. Jadi, tidak berupa bahan mentah (raw
material). Aturan yang berlaku efektif tahun 2014 ini
menuntut semua stakeholder pertambangan tanah air untuk
berorientasi jangka panjang. Hal ini juga untuk mendukung ketersediaan
bahan galian bagi generasi selanjutnya.
Kritik
Larangan ekspor hasil tambang mentah inilah yang mendapat kritik
tajam, terutama dari para pengusaha bidang energi. Mereka merasa
terancam dari sisi peluang bisnis jika UU itu berlaku efektif. Sejumlah
kalangan juga menilai UU Minerba dapat mengurangi nilai ekspor bahan
mineral dalam negeri. Sebagian kalangan juga menilai UU Minerba
membatasi ruang daerah untuk mengeruk pendapatan.

29

wacana

Kritik lain terhadap UU Minerba adalah


persoalan konflik agraria. Menurut
Deputi Riset Demos Roichatul Aswidah,
akar persoalan konflik agraria warga
dengan perusahaan tambang berasal
dari UU Minerba. Roichatul mengatakan,
UU Minerba tak melibatkan masyarakat
sebagai determinan dalam izin tambang
di suatu wilayah. Kata dia, UU Minerba
banyak memuat kepentingan pengusaha
membuka usaha tambang.
Pada saat proses penggodokan, UU
ini tak banyak melibatkan masyarakat.
Kebanyakan, pada rapat dengar
pendapat di DPR melibatkan para
ahli tambang, sehingga tak banyak
menyinggung
dampak
sosial
di
masyarakat, sahut Roichatul.
Dukungan
Ada kritik, ada pula dukungan. Selama
ini, bahan tambang mentah menjadi
primadona komoditas ekspor. Sejumlah
pengusaha sekadar datang mengeruk
tanah, lalu mengekspor bahan galian
langsung dalam bentuk mentah, tanpa
pengolahan sama sekali.
Dalam jangka pendek, kegiatan usaha
tersebut cukup efektif. Lapangan kerja,
terutama buruh tenaga lapangan dan
buruh kasar, terbuka lebar. Tapi, di
sisi lain keuntungan yang diperoleh
masyarakat dari jenis usaha seperti ini
dikhawatirkan minim.
Sebagai ilustrasi, ekspor tanah mentah
yang mengandung mineral, seperti nikel,
bijih besi, batubara, emas, perak dan
sebagainya, umumnya dihargai sangat
rendah dalam dunia perdagangan.

Kita boleh mengeluh tidak? Kalau sekarang yang


diekspor itu adalah tanah, jadi yang sekarang itu
kita benar-benar mengekspor tanah air. Kita mesti
sedih, masa negara kita yang kaya, tanahnya dilempar ke
negara lain dengan harga rendah. Akan lebih bermartabat
kalau kita ekspor sesuatu yang sudah diolah,

30

Nikel, misalnya, dijual mentah-mentah


dengan harga sekitar US$ 40 per ton.
Padahal kalau sudah diolah menjadi
fero nikel, harganya dapat mencapai
US$ 1.200/ ton. Potensi penerimaan
negara yang hilang karena perilaku
tersebut tidaklah sedikit.
Memang,
pemerintah
termasuk
pemda mendapatkan royalti dalam
hitungan persen dari eksportir mineral
mentah. Tapi, jumlahnya sangat kecil.
Makin mengerucut, masyarakat lokal
mendapatkan penghasilan melalui gaji dan
upah. Belum lagi kerusakan lingkungan
akibat aktivitas tambang yang justru
menimbulkan cost lebih besar daripada
manfaat yang diperoleh masyarakat.
Maka, pemerintah pun melarang
pengusaha
tambang
mengekspor
bahan tambang dalam keadaan mentah,
atau tanah dan air tanpa diolah untuk
meningkatkan kadarnya. Tapi, larangan
ini hanya untuk ekspornya, bukan
penambangannya.
Menurut Direktur Jenderal Mineral
dan Batubara Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (KESDM) Thamrin
Sihite, larangan ekspor tersebut
akan berlaku jika perusahaan tidak
menyerahkan rencana produksi jangka
panjang dan pengolahannya. Jadi,
kalau tidak punya rencana, dihentikan
dulu ekspornya, ungakapnya.
Selama ini, sebagian besar produk
tambang Indonesia diekspor dalam
bentuk raw material. Pengolahannya
kebanyakan dilakuan di luar negeri.
Mirisnya, Indonesia mengimpor produk
hasil olahan tersebut dari negara lain
dengan harga yang lebih mahal daripada
produk mentahnya. Di sini, negara
importirlah yang mengambil keuntungan
maksimal dari sisi tenaga kerja, teknologi
dan ekonomi secara umum.
Ini situasi emergency bagi Indonesia.
Kalau kondisi ini dibiarkan terus
berlangsung, bukan tidak mungkin bijih
mineral Indonesia akan habis, sahut
Thamrin.

31

wacana

Thamrin menuturkan, kebijakan ini


(UU Minerba-Red) lahir dari kecemasan
pemerintah terkait konservasi sumber
daya alam pertambangan. Ini terkait
aksi jual besar-besaran yang dilakukan
pengusaha pertambangan terhadap
sumber daya mineral, seperti bauksit,
nikel, tembaga dan sebagainya.
Bijih besi, data tahun 2011 total
ekspornya mencapai 12 juta ton.
Padahal, di tahun 2008 hanya tujuh
juta ton. Kemudian bijih nikel, kenaikan
jumlah ekspornya hampir 800%
dibandingkan tahun 2010, Thamrin
memberi contoh.
Angka-angka di atas tidak diikuti
dengan besarnya pendapatan negara.
Tahun 2011, penerimaan negara
bukan pajak (PNBP) mineral bidang
pertambangan umum hanya berkisar
Rp 24,2 trilyun lebih. Padahal, total
PNBP 2011 jumlahnya melebihi Rp
331,33 trilyun.
Kita boleh mengeluh tidak? Kalau
sekarang yang diekspor itu adalah tanah,
jadi yang sekarang itu kita benar-benar
mengekspor tanah air. Kita mesti sedih,
masa negara kita yang kaya, tanahnya
dilempar ke negara lain dengan harga
rendah. Akan lebih bermartabat kalau
kita ekspor sesuatu yang sudah diolah,
kata Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal
(BKF) Kementerian Keuangan Bambang
Brodjonegoro.

32

Di samping itu, UU Minerba juga


dinilai sudah sejalan dengan semangat
otonomi daerah.
UU Minerba memberikan ruang yang
sangat besar bagi daerah, jika DPD
menilai UU Minerba tidak berpihak
pada daerah, saya kira kurang tepat,
sekarang bupati bisa mengeluarkan izin
usaha pertambangan, tutur anggota
Komisi VII DPR Daryatmo.
Ke
depan,
saya
akan
minta
kepada gubernur dan bupati agar
selalu melibatkan masyarakat bila
mau
menambang.
Agar
tercipta
kesejahteraan, kata Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero
Wacik di tempat terpisah.
UU Minerba ini sangat pro-Republik
dan pro rakyat sekaligus juga kental
dengan semangat otonomi daerah dan
semangat perlindungan lingkungan
hidup karena pada prinsipnya UU
ini mengemban visi dan misi untuk
mengatasi
berbagai
kekacauan
pengelolaan sumber daya alam, ujar
mantan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Sonny Keraf.

Mengenai konflik agraria, anggota


DPR Komisi Energi Muhammad Idris
Lutfi mengungkapkan, UU Minerba
sudah cukup porposional dalam
mengakomodir kepentingan warga.
Pada saat rapat dengar pendapat, DPR
turut mengundang salah satu komunitas
adat. Hak atas tanah warga dan ganti
rugi sudah termaktub dalam UU itu.

Manfaat
Penerapan UU Minerba diharapkan
akan bermanfaat untuk berbagai hal,
seperti memberi nilai tambah yang
wajar kepada bahan tambang, menyerap
tenaga kerja lokal, serta menggerakkan
perekonomian Indonesia. Hal ini
sejalan dengan inti pesan Pasal 33
UUD 1945 ayat 3, yakni kekayaan alam
Indonesia untuk memakmurkan rakyat.
UU Minerba adalah wadah untuk
mewujudkan amanat itu. UU Minerba
merupakan landasan dan pedoman
baru bagi upaya memanfaatkan
seluruh kekayaan tambang semaksimal
mungkin.

Jadi, dalam hal ini, hak atas tanah itu


sudah diatur. Yang penting komitmen
menjalankannya. Tak boleh mendirikan
tambang
bila
tanahnya
masih
bersengketa, ujar Idris Lutfi.

Dengan
adanya
UU
Minerba,
posisi
pemerintah kini sejajar
dengan
investor
bahan tambang dalam

menjalin kerjasama. UU ini juga bisa


mendorong hubungan antara pusatdaerah ke arah lebih baik. Lebih lanjut,
UU Minerba memberikan kepastian
hukum yang mengatur kegiatan usaha
di bidang tambang. Jika ada kepastian
hukum, iklim investasi turut kondusif.
Melalui UU Minerba, pemerintah
menginginkan agar industri pengolahan
dan pemurnian bahan tambang dibangun
di Indonesia dalam meningkatkan nilai
tambah (added value). Secara spesifik,
peningkatan nilai tambah produk
tambang dan mineral tertuang dalam
Peraturan Menteri (Permen) Nomor 7
Tahun 2012.
Peningkatan nilai tambah mineral
dilakukan melalui kegiatan pengolahan,
peleburan dan pemurnian mineral.
Proses itu bermula dari bahan baku
yang berbentuk bijih (ore) menjadi
suatu produk akhir yang berbentuk
logam (metal). Kegiatan ini bertujuan
untuk menghasilkan suatu komoditas
bernilai ekonomi tinggi.

kegiatan
pertambangan
biasanya
berada di antara pedesaan yang kurang
makmur. Dengan memberikan dana
CSR, masyarakat akan bersama-sama
menjaga keamanan lingkar tambang.

pasar sebagai peluang investasi baru


berkaitan dengan industri pengolahan
dan pemurnian (smelter).

Saya sudah memberikan note kepada


perusahan tambang untuk berbagai
keuntungan dengan masyarakat sekitar
melalui CSR, itu harus ditingkatkan
lagi, tuturnya.

UU Minerba ini disiapkan guna


menghadapi globalisasi dan perubahan
lingkungan
strategis
industri
pertambangan. Oleh sebab itu, perlu
penyesuaian
terhadap
UU
yang
berkaitan dengan bahan tambang yang
lama, seperti UU No.11 Tahun 1967.

Bijak
Di tengah pro dan kontra yang
menyelimutinya, sikap arif bijaksana
diperlukan untuk menilai UU Minerba.
Sikap ini dibutuhkan untuk menafsirkan
sejumlah
pasal
yang
dipandang
memberatkan, terutama bagi pelaku
pasar. Sebut saja pasal tentang larangan
ekspor bahan mentah. Sebenarnya,
pasal ini bisa dijadikan para pelaku

Secara umum, UU Minerba No.4


Tahun 2009 mengakomodir tantangan
globalisasi yang juga mengandung isu
otonomi daerah, HAM, perkembangan
teknologi,
informasi,
hak
atas
kekayaan intelektual, peran swasta
dan masyarakat, sengketa tanah,
penerimaan negara, penyerapan tenaga
kerja lokal, penggunaan jasa nasional
hingga lingkungan.

Lebih jauh, pengelolaan bahan tambang


sangat terkait dengan kesejahteraan
masyarakat sekitar tambang dan
pemerintah daerah. Usaha tambang
haruslah menempatkan masyarakat
sebagai
pemilik
dan
pemangku
kepentingan utama. Sebab, segala
dampak dari usaha tambang, baik atau
buruk, dialami masyarakat lokal.
Setiap kebijakan baru relatif berdampak
terhadap iklim investasi. Undangundang adalah suatu produk hukum,
tidak sempurna dan bukan kitab suci.
Kekurangan itulah yang perlu diisi
oleh semua pihak dengan kerjasama,
komitmen dan tekad untuk membangun
Indonesia yang lebih baik.

Aktivitas dari proses tersebut tentu


memerlukan sumber daya manusia yang
tidak sedikit. Maka, lapangan pekerjaan
pun akan terbuka. Tidak hanya itu,
pusat maupun daerah memiliki potensi
pemasukan devisa lebih besar lagi
seiring meningkatnya nilai jual bahan
tambang yang telah diolah.
UU Minerba juga dapat mendorong
ketersediaan bahan mineral dan
pelestarian lingkungan. Untuk hal ini,
Jero Wacik menyampaikan, lokasi

33

regulasi
usaha milik negara (BUMN). Bagi pegawai
negeri sipil dan karyawan BUMN maupun
BUMD yang masih nakal, akan terkena
sanksi administratif. Pembatasan BBM
bersubsidi ini harus terus disosialisasikan
dan diawasi agar dapat berjalan efektif,
sehingga masyarakat dapat mempersiapkan
diri dan volume BBM dapat terkontrol
dengan baik.

Kendati demikian, jika masyarakat melihat


dan menemukan ada mobil plat merah dan
plat hitam yang sudah dipasangi stiker
khusus itu mengisi BBM bersubsidi di SPBU,
maka pemerintah meminta masyarakat
untuk menegur dan mengingatkan kepada
pekerja di SPBU tersebut.

BBM bersubsidi ini disiapkan oleh


pemerintah bagi masyarakat kelas
menengah ke bawah

Plat Merah

Dilarang Gunakan
BBM Bersubsidi
Pembatasan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi
tersebut diberlakukan bagi seluruh kendaraan instansi
pemerintah, baik pusat maupun daerah, termasuk badan
usaha milik negara (BUMN)

eran Bahan Bakar Minyak


(BBM) sangat penting dalam
kehidupan masyarakat. BBM
merupakan kebutuhan pokok
bagi masyarakat Desa maupun
Kota baik sebagai rumah tangga maupun
sebagai pengusaha. Demikian juga, BBM
sangat penting bagi sektor industri maupun
transportasi. Oleh karena begitu pentingnya
BBM dalam kehidupan masyarakat, maka

34

ESDMMAG edisi 02 | 2012

BBM termasuk salah satu kebutuhan pokok


masyarakat.
Di tengah cadangan energi yang kian
menipis, khususnya BBM, maka jelas
keadaan ini sangat mengkhawatirkan.
Dalam situasi seperti ini, maka memahami
pola konsumsi energi yang dilakukan oleh
masyarakat adalah suatu keharusan dan
menjadi hal penting bagi pemerintah sebagai

regulator dan pengendali kebijakan dalam


perekonomian, khususnya dalam membuat
kebijakan dan aturan-aturan di bidang
energi. Selain itu, juga bagi masyarakat
sebagai konsumen untuk turut serta dalam
upaya menghemat dan mendiversifikasi
pemakaian energi.
Dengan semakin langkanya sumber bahan
bakar ini, maka akan semakin membuat
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia
meroket. Ditambah lagi dengan semakin
banyaknya jumlah kendaraan yang
beredar dan digunakan, maka sudah pasti
penggunaan BBM juga akan semakin
meningkat.

Di tahun 2012, pemerintah berdasarkan


APBN Perubahan telah menyiapkan stok
BBM bersubsidi sebanyak 40 juta kilo liter.
Hal ini berkurang 1,7 kilo liter dari tahun
2011, dimana penggunaannya melebihi
kuota yang seharusnya 40 juta kilo liter
menjadi 41,7 kilo liter.

Jero Wacik menegaskan, untuk mengontrol


pelaksanaan larangan mobil plat merah
menggunakan BBM bersubsidi, maka
kendaraan dinas yang menggunakan plat
hitam akan diberikan stiker sebagai penanda
tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi.
Artinya, mobil yang terdapat stiker tersebut
harus menggunakan BBM non-subsidi
Sekitar 20.000 pasang stiker telah disebar
untuk ditempel di mobil-mobil dinas
pemerintah, dan akan terus berjalan.
Ditargetkan, sebanyak 46.000 mobil dinas
baik BUMN dan BUMD telah terpasang
stiker tersebut. Kementerian ESDM
sendiri mengaku senang dan terbantu,
jika ada instansi pemerintah yang dengan
kesadaran sendiri ikut membuat stiker tanda
pelarangan penggunaan BBM bersubsidi.

Sebenarnya, BBM bersubsidi ini disiapkan


oleh
pemerintah
bagi
masyarakat
kelas menengah ke bawah. Namun,
pada kenyatannya masih banyak mobil
dinas maupun angkutan perusahaan
menggunakan BBM bersubsidi dalam
jumlah yang tidak sedikit. Diharapkan,
mobil dinas menggunakan BBM non-subsidi
agar kebutuhan minyak masyarakat dapat
tercukupi.
Jika program pemerintah ini berjalan
sesuai rencana, maka sisa dari anggaran
yang dihemat bisa digunakan untuk
kepentingan
lainnya,
seperti
untuk
membangun infrastruktur di daerah-daerah,
yaitu perbaikan dan pembangunan jalan,
jembatan, sekolah, rumah sakit, serta sarana
dan prasarana umum lainnya.

Dilihat dari sisi pemakai BBM, sektor


transportasi merupakan pemakai BBM
terbesar dengan proporsi setiap tahun selalu
mengalami kenaikan. Kemudian di susul
oleh sektor rumah tangga, sektor industri
dan pembangkit listrik.

Bukan untuk Plat Merah


Melihat kondisi tersebut, maka Pemerintah
segera mengambil sikap dan keputusan
guna mengatur, menjaga dan memanajemen
konsumsi BBM terhadap masyarakat. Untuk
itu, mulai tanggal 1 Juni 2012 Pemerintah
menjalankan program penghematan energi
nasional, dimana salah satunya adalah
dengan pelarangan penggunaan BBM
bersubsidi untuk kendaraan dinas atau plat
merah.
Pembatasan konsumsi bahan bakar minyak
bersubsidi tersebut diberlakukan bagi
seluruh kendaraan instansi pemerintah,
baik pusat maupun daerah, termasuk badan

ESDMMAG edisi 02 | 2012

35

migas

Pemerintah Mengusulkan

Rp. 2.1 Triliun

ICP Sebesar US$ 105/Barel

Untuk Bangun Infrastruktur Gas


Bahan bakar gas jenis CNG ini ditujukan untuk
angkutan umum perkotaan di daerah yang tersedia
sumber gas alam dan infrastruktur penyaluran

ICP, realisasi 2011 US$ 109,94 per barel,


APBN US$ 90 per barel dan untuk RAPBN-P
2012 kami usulkan perubahan US$ 105 per
barel.

dan Bali. Demikian dikemukakan Dirjen


Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo
di Gedung DPR, Rabu (28/3) petang.
Sedangkan kebijakan diversifikasi BBM ke
bahan bakar gas, disiapkan dana sebesar Rp
964 miliar. Dana tersebut digunakan untuk
14.000 converter kit CNG, 10.000 converter
kit LGV, servis dan bengkel.

Untuk volume BBM bersubsidi jumlahnya


tidak mengalami perubahan yaitu tetap di
40 juta KL, demikian pula dengan LPG 3kg.
Sedangkan untuk subsidi BBN tetap sesuai
dengan APBN yaitu, untuk bio diesel 3000
dan bio ethanol 3500.

alam rapat dengar pendapat


(12/03/2012)
Pemerintah
melalui Direktorat Jenderal
Minyak
dan
Gas
Bumi
Kementerian
ESDM
telah
mengusulkan Indonesian Crude Price
(ICP) untuk APBN-P 2012 sebesar US$
105 per barel. Dalam kesempatan ini
pula Pemerintah juga memberikan usulan

perubahan besaran produksi minyak bumi


dari 950 ribu barel per hari menjadi 930
ribu barel per hari.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi,
Evita H. Legowo mengatakan produksi
minyak bumi, realisasi 2011 sebesar 902
MBOPD, APBN 950 MBOPD dan RAPBN-P
2012 ini kami usulkan 930 MBOPD, untuk

Ditambahkan pula jika Pemerintah juga


akan meminta semua kendaraan dinas,
BUMN dan BUMD tidak lagi mengkonsumsi
BBM bersubsidi. Selain itu Pemerintah
juga akan mengurangi dispenser BBM
bersubsidi di daerah-daerah elit dan jalan
tol, serta akan meningkatkan pengawasan
yang akan dilakukan BPH Migas termasuk
didalamnya pelarangan kendaraaan industri
menggunakan BBM bersubsidi.

KKS Shale Gas Diharapkan Mencapai

30 Kontrak hingga Tahun 2015

ingga saat ini sebanyak 37


permintaan dari para investor
untuk melakukan joint study
shale gas telah diterima
Pemerintah. Dan pada tahun
ini diharapkan kontrak kerja sama (KKS)
pertama dapat ditandatangani. Dan hingga
tahun 2015 mendatang diharapkan jumlah
tersebut dapat mencapai 30 kontrak.

36

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Menurut Dirjen Migas Kementerian


ESDM Evita H. Legowo, dengan jumlah
yang diharapkan tersebut sama seperti
gas metana batu bara (CBM) yang kini
telah lebih dari 30 kontrak, setelah
penandatangan pertama tahun 2008.
Target tersebut optimis dapat dicapai
mengingat respon dari investor terhadap
shale gas cukup baik. Apalagi, industri
domestik juga telah berani membeli
gas dengan harga lebih tinggi. Dari
jumlah permintaan joint study tersebut,
pemerintah telah mengeluarkan beberapa
persetujuan joint study yaitu:
1. PT Pertamina di Sumatera bagian
Utara
2. Konsorsium Pogi-Bukit Energy di
Sumatera bagian Utara
3. Konsorsium Central Sumatra Energy &
Indrillco Bakti di Sumatera Tengah
4. PT MIT Ivel Geoscience-Central
Sumatera Energy di Sumatera Tengah

Potensi shale gas Indonesia diperkirakan


sekitar 574 TSCF. Lebih besar jika
dibandingkan CBM yang sekitar 453,3
TSCF dan gas bumi 334,5 TSCF.
Berdasarkan hasil identifikasi yang
dilakukan pemerintah, hingga saat ini
terdapat 7 cekungan di Indonesia yang
mengandung shale gas dan 1 berbentuk
klasafet formation. Cekungan terbanyak
berada di Sumatera yaitu berjumlah 3
cekungan, seperti Baong Shale, Telisa
Shale dan Gumai Shale. Sedangkan di
Pulau Jawa dan Kalimantan, shale gas
masing-masing berada di 2 cekungan. Di
Papua, berbentuk klasafet formation.
Untuk mendukung pengembangan gas
unconventional termasuk CBM dan shale
gas, pemerintah telah mengeluarkan
Permen ESDM No 5 Tahun 2012 tentang
Tata cara Penetapan dan Penawaran WK
Migas Non Konvensional.

alam APBN-P 2012 Pemerintah


mengalokasikan dana sebesar
Rp 2.1 triliun untuk membangun
infrastruktur bahan bakar gas
(BBG). Dana tersebut akan
digunakan untuk membangun 54 SPBG
CNG di Jawa dan 108 SPBG LGV di Jawa

Dana tersebut juga akan digunakan


untuk melakukan pengawasan terhadap
diversifikasi BBM ke gas yaitu sebesar Rp
300 miliar yang akan dilaksanakan oleh
BPH Migas. Selain itu juga disediakan dana
sebesar Rp 200 miliar untuk pembangunan
SPBG CNG, jika permintaan tambahan Rp
2,1 triliun tersebut tidak disetujui DPR.

Untuk menerapkan kebijakan diversifikasi


BBM ke gas ini, Pemerintah menyiapkan
dua jenis bahan bakar gas yaitu CNG
dan LGV. Bahan bakar gas jenis CNG ini
ditujukan untuk angkutan umum perkotaan
di daerah yang tersedia sumber gas alam
dan infrastruktur penyaluran. Sedangkan
bahan bakar gas jenis LGV untuk daerah
yang tidak tersedia sumber gas atau pipa
gas bumi.
Untuk tahun 2012 ini, telah disetujui
pemberian subsidi Rp 1.500 per liter
LGV. Dengan proyeksi jumlah kendaraan
sebanyak 11.500 unit yang membutuhkan
LGV 36.000 KL, maka total subsidi untuk
LGV pada 2012 sebesar Rp 54 miliar.

Tahun ini Ditargetkan

15 Proyek MIGAS
dapat Berproduksi
Penambahan produksi dari proyek-proyek itu
merupakan salah satu upaya menahan laju penurunan
alamiah produksi, khususnya minyak..

ahun ini sebanyak 15 proyek migas


ditargetkan mulai beroperasi.
Dalam sehari total kapasitas
produksi dari seluruh proyek
tersebut mencapai 1.158 juta kaki
kubik gas bumi dan 35.200 barel minyak.
Dikatakan dalam siaran persnya, Gde
Pradnyana, Kepala Divisi Humas,Sekuriti dan
Formalitas BPMIGAS, jika mayoritas proyek
tersebut baru mulai berproduksi pertengahan
dan akhir tahun 2012. Diperkirakan akan
terjadi penambahan kontribusi produksi ratarata tahunan sebesar 400 juta standar kaki
kubik per hari dan 15.000 barel minyak per
hari.

Sementara itu proyek yang akan ditargetkan


untuk berproduksi antara lain proyek Terang
Sirasun Batur (Kangean Energi Indonesia
Ltd), proyek KE-39, 40, dan 54 di Blok West
Madura Offshore (Pertamina Hulu Energi
(PHE) WMO, proyek South Mahakam 1 dan
2 di blok Mahakam (Total E&P Indonesia),
Proyek Bawal Sub Sea (ConocoPhillips).
Penambahan produksi dari proyek-proyek
itu merupakan salah satu upaya menahan
laju penurunan alamiah produksi, khususnya
minyak. Kami ingin menahan laju penurunan
dari 12% menjadi 3%, imbuh Gde Pradnyana.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

37

migas

Peraturan Menteri :

Perpanjangan Kontrak KKS Ditargetkan


Rampung Tahun ini

ahun
ini
Pemerintah
menargetkan
rancangan
Peraturan
Menteri
ESDM
tentang Perpanjangan Kontrak
Kerja Sama (KKS) dapat
ditetapkan. Peraturan ini nantinya akan
menjadi dasar bagi Pemerintah untuk
memproses permohonan perpanjangan
kontrak yang diajukan kontraktor kontrak
kerja sama (KKKS). Dalam peraturan
tersebut juga akan memuat tentang
tata cara perpanjangan kontrak dan
persyaratan lainnya, termasuk pengaturan
tentang keistimewaan bagi PT Pertamina.
Menurut Dirjen Migas Kementerian
ESDM Evita H. Legowo, bahwa rabcanga
peraturan tersebut hampir rampung
pada masa Kementerian ESDM dipimpin
oleh Darwin Zahedy Saleh. Namun

karena adanya beberapa kendala menjadi


rancangan peraturan tersebut belum juga
ditetapkan. Namun saat ini pihaknya telah
mengajukan kembali rancangan itu kepada
Menteri ESDM Jero Wacik. Saya sudah
sampaikan lagi ke Pak Menteri baru (Jero
Wacik). Inginnya tahun ini ditetapkan,ujar
Evita.
Blok Mahakam merupakan salah satu blok
yang akan diajukan perpanjangannya dan
merupakan salah satu program prioritas
hulu migas Kementerian ESDM tahun ini.
Blok Mahakam ini dioperasikan oleh Total
E&P sejak 31 Maret 1967 untuk jangka
30 tahun. Ketika kontrak pertama berakhir
pada 1997, perusahaan asal Perancis itu
mendapat perpanjangan kontrak kembali
selama 20 tahun hingga 2017.

Dalam Rangka Konvensi BBM ke GAS :

Pengisian Bahan Bakar Taksi dan Bus


Dilakukan di Pool

alam
rangka
pelaksanaan
konversi
BBM
ke
BBG,
Pemerintah terus melakukan
berbagai
persiapan.
Salah
satunya adalah Pemerintah
akan menyediakan bahan bakar gas di
masing-masing pool taksi dan bus kota.
Kebijakan ini dimaksudkan agar tidak terjadi
antrian mengisi bahan bakar di SPBG yang
saat ini masih terbatas jumlahnya, demikian
disampaikan Menteri ESDM Jero Wacik
dalam jumpa pers usai Sidang Paripurna ke
1 DEN yang baru lalu.
Terkait hal tersebut pemerintah juga tengah
menyusun Peraturan Presiden tentang
Diversifikasi BBM ke Bahan Bakar Gas.
Peraturan ini mengatur antara lain mengatur
tentang penugasan terhadap instansi terkait
dan pengaturan gas ke depan. Namun untuk

38

ESDMMAG edisi 02 | 2012

masalah harga gas, akan diatur melalui


Peraturan Menteri ESDM.
Penugasan terhadap instansi terkait,
misalnya, Kementerian ESDM bertugas
dalam penyediaan dan distribusi gas
termasuk
membangun
SPBG.
Sedangkan
Kementerian
Perindustrian
bertanggung
j a w a b
menyediakan
converter kit, bengkel
pemasangan
serta
pemeliharaan.
Sementara
itu
Kementerian
Perhubungan
bertanggung
jawab

mengawasi keselamatan dan persyaratan


teknis dan laik jalan. Dengan adanya
Perpres ini, diharapkan diversifikasi BBM ke
bahan bakar gas dapat berjalan seperti yang
diharapkan.

Dibandingkan Negara Tetangga,

Harga Premium Indonesia


Lebih Murah

ibandingkan
Negara-negara
tetangga, harga jual premium dan
solar didalam negeri jauh lebih
murah. Ini semua disebabkan
karena adanya subsidi dari
Pemerintah. Sebagai perbandingan harga
bensin didalam negeri sebesar Rp 4500 per
liter sedangkan di Malaysia berkisar antara Rp
6.000-7.000, Thailand Rp 11.000, Vietnam
Rp 10.000, Cina Rp 9.000, India, Philipina Rp
12.000, Australia Rp 14.000, Singapura Rp
15.000 dan Jepang di atas 16.000.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H.
Legowo disela-sela rapat kerja dengan Badan

Anggaran DPR, Selasa (27/3) mengatakan,


disparitas harga bensin kita dengan Negaranegara tetangga cukup tinggi.
Keadaan
ini
cenderung
mendorong
penyelundupan dan penyelewengan BBM
subsidi yang seharusnya diperuntukkan
bagi konsumen dalam negeri. Dan pihak
yang mendapatkan keuntungan yaitu para
penyelundup dan penyeleweng BBM subsidi.
Sebagai catatan bahwa harga jual premium
dan solar tidak berubah hampir empat tahun
terakhir, sejak kenaikan harga pada Mei
2008.

Harga BBM Tidak Naik,

Konsumsinya Bisa Mencapai


47,0 juta kilo liter
Kami sudah membuat
simulasi, kalau harga
premium tetap Rp 4.500
per liter, maka kuota
(BBM subsidi) akan lewat
banyak.

ika harga BBM bersubsidi tidak


dinaikkan, maka konsumsinya
dapat meningkat menjadi 47,976
juta KL, dengan perincian premium
sebanyak 29,647 juta KL, kerosene
1,70 juta KL dan solar 16,629 juta KL.
Jumlah tersebut jauh di atas APBN 2012
yang ditetapkan sebesar 40 juta KL.
Menteri ESDM Jero Wacik dalam rapat
kerja dengan Badan Anggaran DPR, Senin
(26/3), mengatakan kami sudah membuat
simulasi, kalau harga premium tetap Rp
4.500 per liter, maka kuota (BBM subsidi)
akan lewat banyak.

Ditambahkan
oleh
Dirjen
Migas
Kementerian ESDM Evita H. Legowo jika
prognosa kenaikan volume BBM bersubsidi
tersebut merupakan hasil pembicaraan
antara Kementerian ESDM, BPH Migas dan
PT Pertamina. Berdasarkan perhitungan
kami, realisasi premium dan solar untuk 3
bulan sudah di atas realisasi periode yang
sama tahun 2011, ujar Evita.

Menteri Keuangan Agus Martowardoyo


menambahkan, jika volume konsumsi BBM
bersubsidi meningkat menjadi 47,976 triliun,
maka subsidi energi hampir mencapai Rp
300 triliun. Jumlah tersebut 20% dari total
APBN 2012 yang mencapai Rp 1.500 triliun.
Angka ini lebih tinggi dari besaran dana yang
disediakan pemerintah untuk pembangunan
infrastruktur yaitu 10% dari APBN.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

39

migas

Pemerintah Memberikan Insentif Menarik Bagi

Investor MIGAS
besar dibanding sebelumnya, untuk minyak
(85% untuk pemerintah dan 15% bagi
investor) dan gas (70% untuk pemerintah
dan 30% bagi investor).

emerintah
dalam
mengembangkan potensi di
laut dalam menawarkan bagi
hasil yang menarik bagi para
investor, untuk minyak (65%
untuk pemerintah dan 35% bagi investor)
dan gas (60% untuk pemerintah dan 40%
bagi investor). Penawaran ini tentunya lebih

Menurut Dirjen Migas Kementerian ESDM


Evita H. Legowo, besaran split ini tergantung
pada kondisi geologi yang ada serta besaran
data yang diberikan pemerintah.
Selain itu akan diberikan insentif lain
yang berupa pembebasan bea masuk dan
KKKS tidak berkewajiban menyampaikan
komitmen pasti berupa pemboran eksplorasi
pada 3 tahun pertama. KKKS hanya
diwajibkan melaksanakan survei seismik,
di mana kontraknya dibatasi maksimal 3
tahun. Apabila hasil survei tidak menemukan

prospek yang siap dibor, maka kontrak


diakhiri.
Sementara itu Pemerintah juga sedang
mengupayakan pemberian intensif berupa
pembebasan dari pajak bumi dan bangunan
(PBB). Pengenaan PBB terhadap kegiatan
offshore, dinilai akan memberatkan KKKS.
Namun demikian intensif ini masih dalam
pembicaraan antara Menteri ESDM dengan
Menteri Keuangan. Kami sedang memikirkan
sarana apa yang terbaik untuk mengatasi
hal ini (PBB), terutama terkait dengan
eksplorasi di offshore. Kita sudah mulai
bicara dan salah satu memang kemungkinan
penyelesaiannnya dengan PMK. Tapi ini
masih dalam pembicaraan. Belum selesai,
tapi tanda-tanda pengertiannya sudah ada,
pungkas Evita.

Kendaraan Dinas

Kilang Bontang

Memasok LNG Bagi


Pembangkit Di Pulau Jawa
Jika sumber energi seperti gas itu tidak bisa dibawa
ke Indonesia bagian Barat, maka dapat mengganggu
pertumbuhan ekonomi

eberapa waktu yang lalu telah


dimulai pengapalan LNG dari
kilang Bontang, Kalimantan
Timur menuju Teluk Jakarta.
LNG ini berasal dari kilang yang
dikelola PT Badak NGL yang merupakan
anak perusahaan Pertamina. Pengapalan ini
merupakan tonggak penting dan bersejarah
bagi upaya bangsa Indonesia dalam
membangun kemandirian dan ketahanan
energi.
Hadir dalam acara tersebut Dirjen Migas
Kementerian ESDM Evita H. Legowo, Dirjen
Kelistrikan Kementerian ESDM Jarman

Dilarang Gunakan Premium

Pengaturan, sementara akan diterapkan


di Jabodetabek kemudian Jawa dan Bali ,
terutama untuk daerah-daerah yang sudah
dimungkinkan adanya Pertamax,imbuh
Evita

40

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Padahal, sebagian besar sumber energi


berada di luar Pulau Jawa. Jika sumber
energi seperti gas itu tidak bisa dibawa
ke Indonesia bagian Barat, maka dapat
mengganggu pertumbuhan ekonomi.

U
Dijelaskan oleh Evita, bahwa keseluruhan
kendaraan dinas di seluruh Indonesia
berjumlah 10.000 unit. Dan jika jumlah
tersebut tidak menggunakan bahan bakar
premium maka dapat mengurangi kuota
BBM Bersubsidi yang ada. Sedangkan
berkaitan dengan dukungan infrastruktur
di wilayah Jabodetabek makan Pertamina
menyatakan kesiapannya.

Untuk tahun ini telah ditetapkan volume


BBM bersubsidi APBN-P 2012 sebesar 40
juta KL, dengan perincian sebagai berikut
Premium & Bioethanol sebanyak 24,41 juta
Kl, Kerosene 1,70 juta Kl dan 13,89 juta Kl
untuk Solar & Biodiesel.
Dan jika tidak dilakukan berbagai upaya
untuk melakukan penghematan maka kuota
yang ada diyakini tidak akan mencukupi.

Pengiriman LNG tersebut diperkirakan tiba


di lokasi FSRU Nusantara Regas Satu yang
berada di Teluk Jakarta, Muara Karang pada
30 April 2012. FSRU tersebut menyediakan
gas untuk pembangkit listrik PT PLN melalui
jaringan pipa offshore sepanjang kurang
lebih 15 kilometer. PT Nusantara Regas
merupakan perusahaan patungan antara
PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk dengan komposisi
saham masing-masing 60% : 40%..

Pemerintah Menawarkan
8 Wilayah Kerja CBM

alam
rangka
program
pengaturan BBM bersubsidi,
Pemerintah
merencanakan
untuk melarang kendaraan
dinas roda empat, BUMN dan
BUMD di Jawa dan Bali menggunakan
Premium yang akan mulai berlaku bulan
Mei tahun ini. Rencana ini dimaksudkan agar
volume BBM berubsidi tidak melampaui
kuota yang sudah ditetapkan dalam APBN.
Rencananya bulan Mei itu seluruh
kendaraan instansi Pemerintah, BUMN
dan BUMD tidak lagi diperkenankan
mengkonsumsi Premium. Sementara ini,
untuk kita dulu, sebagai contoh, tidak untuk
orang lain, ujar Dirjen Migas, Evita H.
Legowo.

dan Wakil Kepala BPMIGAS Hardiono.


Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H.
Legowo dalam sambutannya menyambut
baik pengapalan perdana tersebut dan
berharap pencapaian ini akan menjadi awal
terciptanya keseimbangan pemanfaatan
energi di Indonesia. Ditambahkannya jika
sebanyak 65% energi dimanfaatkan di
Indonesia bagian Barat atau Pulau Jawa.

Pemerintah dalam
mengembangkan gas
unconventional seperti
gas metana batubara
(CBM) dan shale gas terus
melakukan berbagai
upaya.

ntuk tahun ini , Pemerintah


kembali menawarkan 8 wilayah
kerja (WK) CBM yang terdiri
dari 5 WK yang ditawarkan
melalui penawaran langsung,
sedangkan 3 WK melalui tender regular. WK
CBM yang ditawarkan melalui penawaran
langsung adalah: GMB Bontang Bengalon,
GMB Belawa, GMB Barito, GMB Sekayu II
dan GMB Kuala Kapuas I.
Sedangkan WK CBM yang ditawarkan
melalui tender reguler adalah: GMB Air
Ogan I, GMB Air Ogan II dan GMB MelakMendung II.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H.


Legowo ketika mengumumkan penawaran
tersebut di acara IndoCBM 2012 di
Jakarta Convention Centre, Kamis (19/4),

menyatakan, untuk penawaran langsung,


pengambilan dokumen dapat dilakukan
mulai 4 Juni hingga 18 Juli 2012. Forum
klarifikasi pada tanggal 11-17 Juli dam
pemasukan dokumen pada 19 Juli
2012. Sedangkan untuk tender reguler,
pengambilan dokumen dapat dilakukan
mulai 4 Juni dan pemasukan dokumen
penawaran pada 28 September 2012.
Hingga saat ini telah ditandatangani
sebanyak 50 wilayah kerja CBM. Dari jumlah
tersebut ada 3 wilayah kerja CBM yang
telah beroperasi yaitu yaitu Blok Sangasanga sebanyak 0,5 MMSCFD, Sangatta
sebesar 0,5 MMSCFD dan Sekayu sebesar
0,2 MMSCFD. Gas yang dihasilkan tersebut
dipergunakan untuk membangkitkan listrik
bagi masyarakat sekitar.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

41

lpe

Pemerintah Usulkan TDL Naik Bertahap


Kami usulkan kenaikan TDL 2012
dipecah menjadi tiga, yaitu Mei-Juli
naik 3%, Agustus-Oktober naik 3%
dan November-Desember naik 3%,
ujar Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik.

alam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI pada tanggal


14 Maret 2012 di Jakarta lalu,, Pemerintah mengusulkan
kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dilakukan secara
bertahap. Kami usulkan kenaikan TDL 2012 dipecah
menjadi tiga, yaitu Mei-Juli naik 3%, Agustus-Oktober
naik 3% dan November-Desember naik 3%, ujar Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik.
Pada Rapat Kerja yang membahas Asumsi Dasar Subsidi Listrik
dalam RUU APBN-P 2012 tersebut, Menteri ESDM menuturkan,
sebelumnya TDL diusulkan akan naik 10% pada 1 April. Namun,
mengingat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi diperkirakan
akan naik per 1 April, maka muncul pemikiran untuk memecah
kenaikan TDL agar tidak terlalu memberatkan. Sehingga, TDL yang

tadinya direncanakan naik 10% diusulkan menjadi 9% saja. Usulan


kami untuk RAPBN-P, TDL tidak jadi naik 10%, akan tetapi cukup
naik 9% saja, pungkas Menteri ESDM.

Kunjungan Dirjen Ketenagalistrikan ke PLTU


Kep. Riau dan PLN Batam

ada tanggal 2 3 Maret


2012,
Direktur
Jenderal
Ketenagalistrikan, Ir Jarman
M.Sc beserta Direktur Pembinaan
Program
Ketenagalistrikan
melakukan kunjungan kerja ke PLTU Kep.
Riau Tj. Balai Karimun 2 x 7 MW, PLTU
Tj. Kasam 2 x 55 MW serta PLN Batam.
Kunjungan kerja rutin ini dilaksanakan
dalam rangka memonitor pelaksanaan
pembangunan pembangkit Program 10.000
MW Tahap I dan Program Reguler PT PLN
Batam di tahun 2012, yang direncanakan
dapat beroperasi di tahun 2012 ini.
Kemajuan PLTU Kep. Riau 2 x 7 MW saat
ini telah mencapai 93,84%. Namun, akibat
kondisi laut yang sangat dangkal dengan
lumpur yang tebal, maka pelaksanaan
pembangunan jetty diperlukan optimasi
desain dan waktu pelaksanaan yang cukup
panjang. Operasi komisioning PLTU tersebut
sudah mulai dilakukan pada Unit 2 dengan
pembebanan 5 MW, namun terjadi kendala

42

ESDMMAG edisi 02 | 2012

dalam peralatan Coal Burner Spread Stocker.


Diharapkan operasi komisioning Unit 2
dapat dilaksanakan kembali pada Minggu
ketiga Maret, dan Unit 1 pada Juni 2012.
Dalam kunjungannya ke PT PLN Batam,
Dirjen Ketenagalistrikan juga berkesempatan
mendengarkan paparan Direksi PT PLN
Batam terkait program strategis PT PLN
Batam, di antaranya rencana menjual listrik
ke Singapura. Dirjen menyebutkan, bahwa
sebelum melakukan ekspor tenaga listrik,
kebutuhan tenaga listrik di Pulau Batam
dan sekitarnya harus terpenuhi terlebih
dahulu, dan terkait rencana menjual listrik
ke Singapura perlu dikaji lebih dalam agar
tidak merugikan Negara Indonesia saat ini
dan ke depan.
Selanjutnya, Dirjen mengunjungi PLTU
Tanjung Kasam 2 x 55 MW yang
dikembangkan oleh Independent Power
Producer (IPP) PT TJK Power Batam yang
bekerjasama dengan PT PLN Batam. Dalam

kunjungan tersebut, Dirjen berkesempatan


untuk bertatap muka dengan Jajaran
Direksi PT TJK Power Batam untuk melihat
kesiapan operasi pembangkit tersebut
yang direncanakan selain untuk memenuhi
pasokan listrik di Pulau Batam juga akan
disalurkan ke Pulau Bintan melalui Kabel
Laut. Rencana operasi pembangkit Unit 1
adalah awal Juli 2012, sedangkan Unit 2
pada Oktober 2012.
Dirjen mengatakan, diharapkan, PLTU
Tanjung Kasam 2 x 55 MW dapat beroperasi
sesuai jadwal, dimana PLTU ini nantinya
akan memberikan dampak positif dalam
memenuhi kebutuhan tenaga listrik di
Pulau Batam juga Pulau Bintan. Dan, ini
merupakan PLTU berbahan bakar batubara
pertama kali setelah Pulau Batam, dimana
selama ini sangat tergantung terhadap
penggunaan BBM sebagai bahan bakar
pembangkit listrik. Sehingga, dari situ
dampak secara nasional bauran energinya
akan menjadi lebih baik, terangnya.

Workshop Mengenai

Sistem Tarif Listrik di Jepang


Tingginya tarif listrik
di Jepang dikarenakan,
besarnya ekspektasi
konsumen atas
keandalan listrik
di negara tersebut,
standar lingkungan
yang ketat, serta biaya
konstruksi yang mahal
untuk menghadapi
gempa yang sering
terjadi di sana

irektorat
Jenderal
Ketenagalistrikan
menyelenggarakan Workshop
for
Strengthening
The
Institutional
Networking
kerjasama antara DJK dengan JICA (Japan
International Cooperation Agency), pada
tanggal 15 Maret 2012 bertempat di
Aula Samaun Samadikun. Workshop yang
mengangkat tema tentang sistem tarif listrik
di Jepang ini mengetengahkan pembicara
Mr. Kobayashi dari TEPCO (Tokyo Electronic
Power Services Co., Ltd), yaitu salah satu
perusahaan listrik terbesar di dunia yang
melayani tak kurang dari 44,6 juta warga
Jepang, sekitar sepertiga jumlah penduduk
negara itu.

Desember naik 3%. Sebelumnya, tarif dasar


listrik direncanakan naik 10% pada 1 April
2012. Namun, setelah melalui serangkaian
pembahasan, Pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat untuk
menunda kenaikan tarif dasar listrik untuk
tahun anggaran 2012.
Dalam workshop ini, Mr. Kobayashi
memaparkan skema sistem tarif listrik di
Jepang sebagai pembanding atas situasi
yang berkembang di Indonesia. Deregulasi
pada pasar listrik di Jepang dimulai pada
1995 ketika Electricity Utility Industry
Law (Undang-Undang Industri Utilitas
Ketenagalistrikan) direvisi untuk pertama
kalinya sejak 1964. Sebagai hasilnya,
sejumlah IPP (Independent Power Producer)
yang memiliki akses jaringan listrik nasional
dibangun, sehingga IPP pun dapat menjual
listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik
mereka pada perusahaan utilitas listrik.
Pada Mei 1999, Undang-Undang tersebut
kembali direvisi dan pada Maret 2000, pasar
bebas mulai diperuntukkan bagi pelanggan
yang menggunakan lebih dari 2.000 kW.
Hal ini langsung berdampak pada harga
jual, yang dalam lima tahun sejak liberalisasi
pasar listrik, harga listrik berkurang sekitar
20-30%.

Tarif tenaga listrik di Jepang terbagi menjadi


dua, yakni regulated retail tariff (tarif yang
diatur pemerintah) dan liberalized retail
tariff (tarif pasar bebas). Pada regulated
retail tariff, pengajuan tarif dilakukan oleh
perusahaan utilitas listrik berdasarkan
Undang-Undang,
sementara
harga
merupakan wewenang METI (Kementerian
Ekonomi, Perdagangan, dan Industri). Tarif
meliputi semua biaya ditambah return yang
cukup untuk investasi. Sedangkan, pada
liberalized retail tariff, harga ditentukan oleh
negosiasi antara konsumen dan pemasok
listrik.
Tingginya tarif listrik di Jepang dikarenakan,
besarnya ekspektasi konsumen atas
keandalan listrik di negara tersebut, standar
lingkungan yang ketat, serta biaya konstruksi
yang mahal untuk menghadapi gempa
yang sering terjadi di sana. Di samping itu,
medan Jepang yang bergunung-gunung
serta populasi penduduk yang padat juga
mempersulit penemuan lokasi untuk
membangun pembangkit. Selain itu, tarif
yang tinggi juga membuat tekanan untuk
mengurangi harga listrik menjadi semakin
besar, terutama oleh sektor industri listrik
yang bersaing di tingkat dunia. Inilah
yang menjadi dorongan terbesar dalam
deregulasi listrik di Jepang.

Dalam acara ini, dari pihak JICA diwakili


oleh JICA Advisor Yano Tomosaburo,
sedangkan dari pihak Kepala Subdirektorat
Ketenagalistrikan diwakili oleh Mira
Suryastuti dari Direktorat Pembinaan
Program Ketenagalistrikan.
Kenaikan tarif dasar listrik di Indonesia
sempat menjadi wacana di beberapa
bulan terakhir ini, dimana Pemerintah
mengusulkan kenaikan tarif dilakukan
secara bertahap, yakni Mei-Juli naik 3%,
Agustus-Oktober naik 3% dan November-

ESDMMAG edisi 02 | 2012

43

lpe

Nyepi, Listrik di Bali


Hemat Empat Miliar
miliar lebih. Angka penghematan yang
cukup besar itu didapat dari penurunan
beban puncak pada tanggal tersebut yang
mencapai 322,2 MW.

ertepatan dengan Hari Raya


Nyepi yang jatuh pada 23 Maret
2012 lalu, umat Hindu di Bali
melakukan tapa brata penyepian
dan tidak menggunakan listrik
selama 24 jam. Penggunaan listrik ini
dilaporkan dapat menghemat hingga Rp4

Pada kondisi normal, beban puncak Bali bisa


mencapai minimal 545 MW, akan tetapi
saat Nyepi beban menurun drastis menjadi
322,2 MW. Hal itu dapat terjadi karena,
umat yang beribadah saat nyepi mematikan
lampu dan alat elektronik lainnya, serta
lampu jalanan, reklame, dan fasilitas umum
lainnya juga ikut dipadamkan.
Diperkirakan, penghematan PLN Bali
saat Nyepi bisa mencapai 50% atau jika
diuangkan nilainya menembus angka Rp4
miliar. Pasokan sebesar 322,2 MW biasanya
lebih banyak dikonsumsi oleh hotel,

restoran, fasilitas dan pelayanan publik


lainnya seperti rumah sakit, kantor polisi,
dan lain sebagainya.
Saat ini total stok listrik untuk menyuplai
Bali adalah 580 MW dengan beban puncak
dalam kondisi normal sebanyak 545 MW.
Meskipun bisa menembus angka 322,2
MW, diharapkan pada Nyepi yang akan
datang warga Bali bisa lebih berhemat lagi.
Kendati beban pemakaian listrik berkurang,
PLN Bali tidak otomatis dapat mematikan
mesin pembangkit secara total, namun
beberapa mesin harus tetap hidup guna
menjaga kestabilan pasokan. Oleh karena
itu, PLN Bali tetap membutuhkan bahan
bakar untuk menggerakkan beberapa mesin
pembangkit PLN.

Kampanye Earth Hour

rogram kampanye global Earth


Hour yang dilaksanakan pada
tanggal 31 Maret 2012 pukul
20.30-21.30 WIB lalu, dilaporkan
berhasil menghemat pemakaian
listrik di Indonesia. Dengan mematikan listrik
selama satu jam terjadi penghematan hingga
462 MW untuk wilayah Jawa, Bali dan
Sumatera. Rincinya, beban listrik di JawaMadura-Bali (Jamali) turun sekitar 350 Mega
Watt (MW) dan beban listrik di Sumatra
turun sekitar 112 MW.
Beban listrik di Jawa-Madura-Bali (Jamali)
di hari normal sebelum program Earth
Hour sekitar 17.516 MW, dan pada saat
earth hour berada di kisaran 17.166 MW.
Sedangkan, beban listrik Sumatra di hari
normal sekitar 3.435 MW, dan pada saat
Earth Hour bebannya di kisaran 3.323 MW.

44

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Hemat Listrik
Hingga 462 MW
Penghematan pemakaian listrik yang
mencapai 462 MWh tersebut setara dengan
Rp 508 juta, dengan asumsi rata-rata biaya
produksi listrik adalah Rp 1.100/ kWh.
Penghematan tahun ini, diberitakan lebih
banyak dibandingkan tahun lalu. Peningkatan

Dengan penurunan
sebesar 214 MW, secara
ekuivalen bahan bakar
minyak yang dihemat
adalah 64.000 liter
penghematan ini juga didasari oleh semakin
besarnya kesadaran masyarakat akan
kampanye internasional tersebut.
Penurunan pemakaian listrik terjadi juga di
ibukota DKI Jakarta. Pada saat Earth Hour
terjadi penurunan pemakaian sebesar 214

MW. Besarnya penurunan beban listrik


meningkat, dimana tahun lalu penurunannya
sebesar 170 MW. Dengan penurunan
sebesar 214 MW, secara ekuivalen bahan
bakar minyak yang dihemat adalah 64.000
liter yang juga setara dengan penurunan
emisi karbon sebesar 154 ton.
Peran serta masyarakat dalam perayaan
Earth Hour masih harus ditingkatkan.
Earth hour merupakan sebuah kegiatan
global yang diadakan oleh WWF (World
Wide Fund for Nature, juga dikenal sebagai
World Wildlife Fund. Earth Hour diadakan
pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap
tahunnya, yang meminta rumah-rumah dan
perkantoran untuk memadamkan lampu
dan peralatan listrik yang tidak perlu selama
satu jam untuk meningkatkan kesadaran
atas perlunya tindakan terhadap perubahan
iklim.

PLN Usulkan 3 Proyek PLTA 1300 MW


di Luar Jawa Dibangun dengan Skema PPP

ada Rapat Kerja dengan Komisi


VII DPR, Menteri ESDM Jero
Wacik menyatakan, bahwa untuk
mengurangi
ketergantungan
pada bahan bakar minyak (BBM)
dan dalam rangka diversifikasi energi,
PLN diminta agar berupaya keras untuk
merealisasikan pembangunan pembangkit
non BBM, termasuk Pusat Listrik
Tenaga Air (PLTA) di luar Jawa dengan
memanfaatkan potensi air yang melimpah.
Beliau juga menyatakan, bahwa Pemerintah
mendukung dan mengharapkan partisipasi
listrik swasta (IPP) dalam pembangunan
pembangkit baru.
Dalam kaitan ini, PLN telah menerima
proposal dari beberapa pemrakarsa
proyek untuk tiga PLTA di Batang Toru
(Sumatra Utara), Kerinci (Jambi) dan
Karama (Sulawesi Barat). Ketiga PLTA
tersebut termasuk dalam perencanaan
jangka panjang PLN yang dituangkan
dalam
Rencana
Usaha
Penyediaan
Tenaga Listrik (RUPTL) 2011 2020,
dan Proyek PLTA tersebut diperkirakan
akan selesai pada 2018 mendatang.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji
mengatakan, PLN telah menetapkan bahwa
ketiga PLTA tersebut tidak akan dibangun

sendiri oleh PLN. Proyek ini akan diserahkan


kepada pengembang swasta melalui skema
Public Private Participation (PPP). Oleh
karena itu, PLN sedang mengusulkan
kepada Bappenas untuk pemorosesan
lebih lanjut sebagai proyek PPP, lanjutnya.
Mengingat biaya investasi yang cukup
besar dan kemungkinan besar proyek
PLTA ini akan didanai oleh lembaga
pendanaan asing, maka PLN juga akan
mengusulkan adanya penjaminan proyek
ini melalui PT Penjaminan Infrastruktur
Indonesia (PII). Adanya jaminan Pemerintah
tersebut, akan memberikan kepastian
bagi investor dalam berinvestasi dan
menjamin kelancaran pelaksanaan proyek.

Nur Pamudji menambahkan, bahwa PLN


menyambut baik setiap keinginan fihak
swasta untuk berinvestasi di bidang
kelistrikan. Partisipasi pihak swasta sangat
diperlukan untuk meningkatkan kapasitas
pasokan listrik dalam memenuhi laju
pertumbuhan konsumsi listrik. Sebelumnya,
PLN telah menandatangani Power Purchase
Agreement (PPA) atau perjanjian jual beli
listrik dengan pengembang beberapa PLTA,
yakni PLTA Asahan 1 dengan kapasitas 2 x
90 MW di Sumatra Utara yang kini sudah
beroperasi. Kemudian, PLTA Poso 3 x 65
MW di Sulawesi Tengah yang akan segera
beroperasi pada Juli 2012, serta PLTA
Wampu 3 x 15 MW di Sumatra Utara.

2014, Kapasitas PLTU


Bertambah 9.911 MW

emerintah
menargetkan
hingga tahun 2014 akan
ada
penambahan
kapasitas
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) sebesar 9.911 MW, dari
Program Percepatan 10.000 MW tahap
I. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Jero Wacik pada Rapat Kerja dengan Komisi
VII DPR RI pada tanggal 14 Maret 2012.
Jero
Wacik
menuturkan,
selama
menjabat sebagai Menteri ESDM, ia telah
meresmikan beroperasinya PLTU Cilacap
dengan kapasitas 3.160 MW dan PLTU
Tanjungjati unit B 660 MW. Dan, dalam

waktu dekat akan segera menyusul PLTU


Paiton yang berkapasitas 660 MW.
Menurutnya, pada 2012 ini, ditargetkan
akan diresmikan pembangkit tenaga uap
dengan total kapasitas mencapai 2.929 MW.
Sementara untuk tahun 2013 diharapkan
dapat diresmikan 3.824 MW, termasuk
di Rembang, Paiton, dan Lahendong.
Sehingga dijadwalkan hingga tahun 2014
akan ada penambahan kapasitas PLTU
sebesar 9.911MW. Bila ini masuk ke
dalam sistem kelistrikan nasional, maka
akan besar sekali pengaruhnya terhadap
subsidi listrik, ungkap Jero Wacik.
Jero
Wacik
menjelaskan,
kenaikan

subsidi tahun ini antara lain disebabkan


oleh kenaikan BPP listrik karena adanya
penyesuaian Commercial Operation Date
(COD) PLTU batubara, keterlambatan
pengoperasian
Floating
Storage
Regasification Unit (FSRU), kenaikan harga
batubara, dan penurunan pasokan gas
untuk pembangkit listrik.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

45

lpe

Kunjungan Kerja Dirjen Ketenagalistrikan Ke


PLTU Lampung, UPB dan PLN Lampung

Dirjen Ketenagalistrikan Buka

7th Indo Power 2012

irektur
Jenderal
Ketenagalistrikan, Ir Jarman
Msc
membuka
pameran
7th Indo Power 2012 yang
digelar pada tanggal 4 April
2012 di JIExpo Kemayoran. Pameran
ketenagalistrikan bertaraf internasional
yang turut dihadiri oleh Ketua Asosiasiasisoasi ketenagalistrikan, dan Presiden
Direktur CEMS Global USA selaku
penyelenggara pameran ini bertujuan untuk
mempertemukan produsen dengan para
pengguna alat-alat ketenagalistrikan baik
dalam negeri maupun mancanegara.
Dalam sambutannya, Dirjen menyampaikan
bahwa globalisasi telah memberikan
pengaruh besar dalam pembangunan
infrastruktur
ketenagalistrikan
di
Indonesia. Menurutnya, hal ini tampak
dari mulai terlibatnya investor asing
dalam
pembangunan
infrastruktur

kelistrikan di lokasi eks. Tambak Udang


Dipasena, serta status Koperasi Listrik
Pedesaan Sinar Siwo Mego (KLP SSM),

ketenagalistrikan
sampai
dengan
kemungkinan terjadinya transaksi jual beli
tenaga listrik antarnegara.
Dirjen berharap, pameran ini bisa menjadi
wadah yang tepat untuk membuka peluang
usaha dan kerjasama dari para stakeholder.
Selain itu, juga dapat meningkatkan daya
saing nasional untuk mengantisipasi
era pasar bebas dalam mendukung
pembangunan ketenagalistrikan.
Rasio Elektrifikasi di Indonesia saat ini
baru mencapai sekitar 72,95% dengan
pertumbuhan permintaan tenaga listrik
berkisar 7-9% per tahun. Untuk itu,
diperlukan tambahan kapasitas baru
setiap tahun. Sebab, tidak dapat hanya
mengandalkan
proyek-proyek
yang
dibangun oleh PT. PLN (Persero) saja,
namun diharapkan juga dari pembangkitpembangkit yang dibangun oleh swasta,

BUMD, Koperasi, dan swadaya masyarakat


melalui mekanisme investasi/ public private
partnership yang sehat dan transparan.
Sebagai regulator, pemerintah mengajak
dan mendorong kepada seluruh stakeholder
di sektor ketenagalistrikan untuk menjadi
ujung tombak peningkatan daya saing
nasional. Para pemangku kepentingan
diharapkan berpartisipasi memberikan
kontribusi yang positif dalam rangka
mengembangkan dan memajukan sektor
ketenagalistrikan serta bersinergi satu
sama lain. Sehingga, dapat mendukung
pemenuhan kebutuhan tenaga listrik untuk
masyarakat luas yang lebih merata.

Dirjen Ketenagalistrikan

Lantik Pejabat Eselon III dan IV

ada tanggal 3 April 2012 lalu,


Direktur
Jenderal
(Dirjen)
Ketenagalistrikan, Ir. Jarman,
M.Sc. melantik Pejabat Eselon III
dan IV di lingkungan Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan bertempat di Aula
Samaun Samadikun.

No.
1.

Ir. Ferry Triansyah

Kepala Sub Direktorat Kelaikan Teknik


dan Keselamatan Ketenagalistrikan,
pada Direktorat Teknik dan Lingkungan
Ketenagalistrikan

Dua pegawai diambil sumpahnya sebagai


pejabat eselon III, dan tiga yang lain
sebagai pejabat eselon IV.

2.

Ir. Hanat Hamidi, M.Si.

Kepala Sub Direktorat Perlindungan


Tenaga Listrik, pada Direktorat Teknik dan
Lingkungan Ketenagalistrikan

3.

Totok Suntoro, ST

Kepala Seksi Keselamatan Ketenagalistrikan,


pada Direktorat Teknik dan Lingkungan
Ketenagalistrikan

Dalam acara ini, Dirjen juga mengambil


sumpah para calon pegawai negeri sipil
(CPNS) yang diangkat menjadi pegawai
negeri sipil yang terhitung mulai tanggal 1
Februari 2012, sebanyak 23 orang.

46

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Berikut adalah nama-nama Pejabat eselon III dan IV yang dilantik:

Nama

Jabatan Baru

4.

Muhammad Nur Taufik,


ST

Kepala Seksi Perlindungan Lingkungan


Penyaluran Tenaga Listrik, pada Direktorat
Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan

5.

Trinaldy Konnery, ST

Kepala Seksi Pendanaan Tenaga Listrik,


pada Direktorat Pembinaan Program
Ketenagalistrikan

ada 5 April 2012, Dirjen


Ketenagalistrikan Ir. Jarman, M.Sc
beserta Staf Ahli Menteri ESDM
Bidang Komunikasi dan Sosial
Kemasyarakatan dan Jajaran
Ditjen Ketenagalistrikan KESDM melakukan
kunjungan kerja ke PLTU Tarahan Baru
2x100 MW dan UPB Wilayah Lampung,
serta PT PLN (Persero) Wilayah Lampung.
Kunjungan kerja ini dalam rangka
memonitor pelaksanaan pembangunan
pembangkit Program 10.000 MW Tahap I
dan rapat koordinasi pembahasan kondisi

Dalam kunjungan ke PLTU Tarahan Baru


2x100 MW, Dirjen melihat kondisi kemajuan
pembangkit serta mendengarkan paparan
GM Pembangkitan Sumatera II, Syah
Darwin Siregar dan Manager Proyek PLTU
Tarahan Baru, Daryanto. Yaitu, dimana saat
ini progress overall pembangkit 96,13%
serta pembangkit dalam tahap steam blow
menuju sinkron.
Dirjen memberikan arahan terhadap
Jajaran PT PLN (Persero) serta kontraktor
Proyek PLTU Tarahan Baru, bahwasanya
memastikan
peralatan-peralatan
dari
China guna memenuhi spesifikasi standar
teknis (seperti, tegangan keluaran). Selain
itu, keandalan pembangkit juga harus
diperhatikan sehingga dapat beroperasi
dengan baik.

Selajutnya,
Dirjen
Ketenagalistrikan
melakukan kunjungan ke UPB Wilayah
Lampung. Dengan kondisi sistem kelistrikan
di Wilayah Lampung yang saat ini masih
dipasok oleh PLTD sekitar 150 MW, agar
mengurangi penggunaan BBM pembangkit
listriknya dengan mengoptimalkan transfer
daya listrik dari Sistem Sumbagsel dan
memperkuat jaringan transmisi tenaga
listrik untuk mendapatkan keandalan sistem
yang lebih baik.
Dirjen
memberikan
apresiasi
atas
pencapaian yang telah didapat dalam
pengembangan jaringan distribusi tenaga
listrik eks. KLP SSM dan migrasi ke Listrik
Pra Bayar sekitar 60.000 eks. pelanggan
KLP SSM, serta program jangka pendek
untuk suplai tenaga listrik sebesar 2 MW
kepada masyarakat di lokasi eks. Tambak
Udang Dipasena (sekitar 2.000 pelanggan).

Sosialisasi Undang-Undang
Ketenagalistrikan di Banjarmasin

irektorat
Jenderal
Ketenagalistrikan mengadakan
serangkaian
sosialisasi
berkenaan dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor
14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik serta UndangUndang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan.
Sosialisasi
tersebut
dilaksanakan di Banjarmasin, Kalimantan
Selatan pada tanggal 12 April 2012, dan
dibuka oleh Sekretaris Dinas Pertambangan
dan Energi Provinsi Kalimantan Selatan,
Wardhani, mewakili Kepala Dinas Ali
Muzanie yang berhalangan hadir.

Dalam sambutan Kepala Dinas yang


dibacakan oleh Wardhani, dijelaskan bahwa
terbitnya PP Nomor 14 Tahun 2012 telah
membuka peluang bagi siapa saja untuk
menjadi enterpreneur di bidang energi
listrik. Payung hukum ini menegaskan
bahwa penyediaan listrik bisa dilaksanakan

baik untuk kepentingan umum maupun


kepentingan sendiri.
Pihak swasta dapat berperan aktif
mendukung terselenggaranya penyediaan
tenaga listrik, khususnya di wilayah
Kalimantan Selatan. Akan tetapi, aturan

Aturan harga harus


tetap diperketat
oleh pemerintah
dan tidak dibiarkan
diaturoleh pasar
harga harus tetap diperketat oleh
pemerintah dan tidak dibiarkan diatur
oleh pasar. Hal ini perlu dilakukan, karena
kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan
dasar yang apabila terjadi kenaikan harga
akan berimbas pada kebutuhan lainnya, dan
rakyat golongan menengah ke bawah akan
memperoleh dampak buruknya.

General Manager PLN Wilayah Kalimantan


Selatan dan Tengah, Yuddy Setyo Wicaksono
menjelaskan, jumlah total rasio elektrifikasi
Kalimantan Selatan dan Tengah adalah
62,86%. Pada 2020, diharapkan rasio
elektrifikasi bisa meningkat menjadi 85,1%
sesuai dengan RUPTL Wilayah Selatan dan
Tengah 2011-2020.
Di tahun 2013, PLN Wilayah Selatan dan
Tengah berencana membangun PLTU
Kotabaru (2x7 MW), PLTU Pulang Pisau
(2x60 MW), PLTU Buntok (2x7 MW), PLTU
Kuala Pambuang (2x3 MW), PLTU Kuala
Kurun (2x3 MW), serta PLTG Bangkanai
(2x70). Gardu Induk Pangkalan Bun (30
MVA) dan jaringan transmisi Sampit
Pangkalan Bun (344 kms), Tanjung
Buntok (260 kms), Buntok Muarateweh
(220 kms), PLTG Muarateweh (80 kms)
juga akan dibangun di sepanjang 2013.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

47

minerba

Pengusaha Minerba

Wajib Gunakan BBN

emerintah
mewajibkan
pengusaha
pertambangan
mineral dan batubara (minerba)
untuk menggunakan bahan
bakar nabati (BBN). Kewajiban ini
berlaku paling lambat 1 Juli 2012.
Direktur Bioenergi Ditjen Energi Baru
dan Terbarukan Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (KESDM) Maritje
Hutapea mengatakan, perusahaan tambang
minerba wajib mencampur bahan bakar
minyak (BBM) yang mereka gunakan
dengan bahan bakar nabati (BBN) sebesar
2%. Ia menjelaskan, kewajiban mandatori
BBN ini sudah diatur dalam Peraturan
Menteri Energi Sumber Daya Mineral
(Permen ESDM) No.32 Tahun 2008 tentang
Mandatori BBN.
Maritje
menambahkan,
pemerintah
mendesak industri tambang memakai
BBN mulai tahun ini. Masih menurut
Maritje, industri pertambangan tidak perlu
mempermasalahkan penggunaan BBN.

Pasalnya selama ini, industri menggunakan


BBM nonsubsidi. Menggunakan BBN hanya
akan menambah Rp 50 per liter, cuma sedikit
tapi manfaatnya banyak, tandas Maritje.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi
Pertambangan Batubara Indonesia (APBI)
Supriatna Sahala menuturkan, pihaknya
tidak menolak mencampur BBN di dalam
BBM untuk kegiatan industrinya. Namun,
para pengusaha berharap tidak harus
membeli langsung dari para produsen BBN
dan mencampurnya sendiri.
Karena kita tidak memiliki waktu ataupun
teknologi untuk mengontrol kualitas
bahan bakar yang dicampur dengan BBM,
Supriatna mengaku.
Sebelumnya, pemerintah juga mewajibkan
pom bensin mencampur BBN di dalam
BBM. Tujuannya untuk meningkatkan
penggunaan BBN. Untuk sektor transportasi,
Pertamina telah menaikkan campuran BBN
dari 5% menjadi 7,5%.

Batubara bisa :

Sumbang 90% Penerimaan Negara

ndustri batubara nasional diestimasi


Dari proyeksi PNBP pertambangan umum
akan memberi kontribusi hingga 90%
sebesar Rp 28,9 trilyun, mayoritas dari
dari total Penerimaan Negara Bukan
PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan
Pajak (PNBP) sektor pertambangan
Pertambangan Batubara) sebesar Rp
umum pada Anggaran Pendapatan
23,6 trilyun, pemegang IUP (Izin Usaha
dan Belanja Negara
Pertambangan)
Perubahan (APBN-P)
Rp 3,7 trilyun dan
Tingginya kontribusi
2012
sebesar
Kontrak
sektor batubara terhadap pemegang
Rp
28,9
trilyun.
Karya
Rp
1,6
PNBP didorong besarnya trilyun, ujar Harya.
Sekretaris Direktorat
Jenderal Mineral dan volume produksi batubara
Batubara Kementerian
Sementara
itu,
Energi dan Sumber Daya Mineral Harya
Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara
Adityawarman mengatakan, tingginya
Indonesia Bob Kamandanu menargetkan,
kontribusi sektor batubara terhadap
produksi nasional batubara tahun ini naik
PNBP didorong besarnya volume produksi
10 persen dibanding tahun lalu. Bisa
batubara.
sampai 370-380 juta ton, katanya.

48

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Rapat koordinasi ini


juga bertujuan untuk
menginventarisasi data sumber
daya, cadangan, produksi,
rencana pembangunan fasilitas
pengolahan, pemurnian dan
rencana penjualan komoditas
mineral dari masing-masing
propinsi

ementerian Energi dan Sumber


Daya Mineral (KESDM) berupaya
mengoptimalkan pelaksanaan
Peraturan Menteri (Permen)
No.7 Tahun 2012. Serangkaian
rapat koordinasi dengan perwakilan daerah
pun digelar belum lama ini.
Intinya,
pemerintah
daerah
relatif
mendukung penerapan Permen ESDM
No.7 Tahun 2012 untuk melakukan
kegiatan pengolahan dan pemurnian di
dalam negeri. Pemerintah daerah setuju
bahwa pembangunan pabrik pengolahan
pemurnian tidak perlu berdekatan dengan
lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi. Mekanisme kerjasama
antara pengusaha pabrik pengolahan
pemurnian dengan IUP Operasi Produksi
kemudian diatur lebih lanjut.

KESDM

Mantapkan Penerapan
Regulasi
Selain pemaparan Permen No.7 Tahun 2012, rapat
koordinasi ini juga bertujuan untuk menginventarisasi
data sumber daya, cadangan, produksi, rencana
pembangunan fasilitas pengolahan, pemurnian dan
rencana penjualan komoditas mineral dari masingmasing propinsi. Perwakilan daerah
yang hadir
juga menyampaikan kendala dan
permasalahan yang dihadapi untuk
dapat bersinergi melaksanakan
Permen ESDM tersebut.
Selain menjadi kewajiban pemerintah pusat,
sosialisasi Permen No.7/2012 penting
karena melibatkan peran pemerintah lokal.
Dengan adanya regulasi tersebut,
pertambangan di suatu kawasan
lebih memperhatikan kemakmuran
rakyat
setempat
dengan
mengelola kekayaan alam, bukan
mengeksploitasinya secara
besar-besaran.

Potensi Mineral Jarang


Mineral-mineral ini dapat terbentuk pada suatu proses geologi
yang membentuk mineralisasi seperti proses pegmatitis,
pneomatolytis/metasomatis kontak dan hydrothermal

eningkatnya
kebutuhan
manusia akan sumber
daya energi membuat
para ilmuwan tidak hanya
mencari sumber energi
yang berasal dari air dan minyak, tetapi
juga elemen mineral jarang (rare earth
oxides) yang bernilai tinggi. Apalagi dunia
pertambangan tengah menggalakkan total
mining. Alhasil, berbagai jenis mineral
jarang semakin banyak dimanfaatkan.
Keberadaan mineral jarang bisa berupa ore
atau konsentrat yang ikut terdapat pada
mineral lainnya. Mineral-mineral ini dapat
terbentuk pada suatu proses geologi yang
membentuk mineralisasi seperti proses

pegmatitis,
pneomatolytis/metasomatis
kontak dan hydrothermal. Beberapa contoh
mineral-mineral jarang yang bernilai
ekonomis tinggi antara lain Molibdenum
(Mo), Bismuth (Bi), Cobalt (Co), Palladium
(Pd) dan Zircone (ZrSiO4).
Mineral jarang merupakan mineral langka
yang multiguna. Manfaatnya beragam,
seperti bahan baku untuk perlengkapan
komputer, alat militer, superkonduktor,
laser, optik elektronik, keramik, baterai
ringan, lampu, bahan prosesor dan belasan
barang produksi lainnya.
Mineral jarang terdapat terutama sebagai
mineral monasit dan senotim dalam tailing

penambangan timah. Monasit dan senotim


di Indonesia dapat dijumpai di sepanjang
pantai kepulauan Bangka, Belitung, Singkep
dan Rirang, Kalimantan Barat.
Makin menipisnya persediaan minyak
dunia, mineral jarang menjadi salah satu
energi alternatif masa depan yang potensial.
Jika dikelola dengan baik, mineral jarang
dapat memberi kontribusi luar biasa bagi
kesejahteraan masyarakat.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

49

minerba

Target Penerimaan Minerba


Bertambah Rp 1 triliun
Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) merevisi
target penerimaan negara dari
sektor mineral dan batubara tahun
2012. Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) menyetujui revisi tersebut
dalam Rancangan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara
(RAPBN) Perubahan 2012.

ekretaris
Direktorat
Jenderal
Mineral dan Batubara Kementerian
ESDM
Harya
Adityawarman
mengatakan, dalam RAPBN-P
2012 target penerimaan negara
dari sektor mineral dan batubara baik dari
pajak maupun nonpajak sebesar Rp 110,6
triliun. Target tersebut bertambah Rp 1
triliun dibandingkan target dalam APBN
2012 yang sebesar Rp 109,6 triliun.
Menurut Harya, peningkatan target
penerimaan sektor mineral dan batubara
tersebut
karena
pemerintah
sudah

melakukan rekonsiliasi atas Izin Usaha


Pertambangan (IUP). Hingga 27 Februari
2012, total jumlah IUP yang masuk ke
Kementerian ESDM mencapai 10.235
IUP. Dari jumlah tersebut, IUP yang sudah
dinyatakan clean and clear sebanyak 4.151
IUP. Sedangkan sebanyak 6.084 IUP belum
dinyatakan clear and clean.
Harya memerinci, dari target penerimaan
sebesar Rp 110,6 triliun ini, penerimaan
dari pos Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) sektor mineral dan batubara sebesar
Rp 28,9 triliun. Sedangkan dari pajak
sebesar Rp 81,7 triliun dan PNBP Kontrak
Karya (KK) sebesar Rp 1,6 triliun. Jumlah
KK saat ini sebanyak 37 KK. Contoh KK
adalah Freeport Indonesia dan Newmont
Nusa Tenggara. Kemudian, PNBP dari IUP
sebesar Rp 3,7 triliun. Sampai 27 Februari
2012, total jumlah IUP adalah 10.235 IUP.
Dari jumlah tersebut hanya 30% yang
menyetorkan PNBP kepada pemerintah
pusat, ujar Harya dalam acara Jakarta

Pemerintah Terapkan Pajak


Ekspor Tambang Mentah

emerintah akan menerapkan


pajak ekspor barang tambang
mentah. Komisi Energi Dewan
Perwakilan
Rakyat
(DPR)
menyetujui langkah pemerintah
ini untuk menahan laju ekspor yang
berlebihan.
Aturan penghentian ekspor bahan mentah
tambang pada 2014 efektif diberlakukan.
DPR menilai, jika penerapan pajak ekspor
tambang tidak dilakukan, kekayaan
tambang di Indonesia sudah habis sebelum
aturan itu efektif berlaku.
Pemerintah
sudah
tepat
untuk
mengeluarkan kebijakan itu. Aturan itu
untuk menahan laju ekspor mineral yang
naik 800% dalam waktu kurang dari tiga
tahun dari berlakunya UndangUndang
Mineral dan Batubara (Minerba) No.4 tahun

50

ESDMMAG edisi 02 | 2012

2009, ujar anggota Komisi VII DPR Bobby


Rizaldy di Jakarta, Senin(16/4).
Bobby melanjutkan, pajak ekspor dapat
memaksa para pengusaha tambang
untuk melakukan proses nilai tambah
atau hilirisasi. Menurut Bobby, selama ini
pendapatan negara dari sektor tambang
minerba masih sangat kecil dibanding
dengan skema production sharing contract
(PSC) di sektor migas.
Di migas, dengan skema PSC, pajak
perusahaan 48-56%. Jadi, kisaran angka
50% untuk pajak ekspor tambang mentah
sudah ideal, tandasnya.
Bobby menambahkan, pendapatan migas
hanya dengan 100 perusahaan sudah
hampir sepertiga APBN. Sementara, tambang
minerba yang jumlah perusahaannya

Pembentukan
asosiasi ini dilakukan
guna menyampaikan
aspirasi pengusaha
pertambangan mineral
kepada pemerintah
Energy Forum yang diselenggarakan
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
Jakarta Raya (HIMPI Jaya) di Jakarta, Kamis
(29/3).
Sekitar 90% PNBP sektor mineral dan
batubara berasal dari Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara
(PKP2B) yaitu sebesar Rp 23,6 triliun dari
total target PNBP dalam APBN-P 2012 yang
mencapai 28,9 triliun.
Untuk mendongkrak penerimaan negara
dari pos PNBP ini, Harya berharap
pemerintah daerah melaporkan kepada
pemerintah pusat IUP-IUP yang ada di
wilayahnya. Pasalnya, selama ini, kata dia,
banyak pemerintah daerah baik itu bupati,
wali kota, maupun gubernur yang belum
melaporkan kepada Kementerian ESDM
perizinan tambang yang telah mereka
keluarkan.

pengusaha pertambangan mineral kepada


pemerintah.

engusaha-pengusaha
nasional
mendeklarasikan
Asosiasi
Pengusaha Mineral Indonesia
(Apemindo). Asosiasi tersebut
dibentuk
agar
pengusaha
dapat menjadi mitra pemerintah dalam
mengeluarkan regulasi terkait pertambangan
mineral.
Deklarasi Apemindo dilaksanakan di Hotel
Borobudur, Jakarta, Kamis (15/3/2012).
Asosiasi ini beranggotakan sekitar 150
perusahaan. Apemindo telah tercatat
dalam Kementerian Hukum dan HAM yang
menandakan sebagai asosiasi yang memiliki
legalitas hukum di Indonesia.
Dewan Penasehat Apemindo terdiri atas
mantan ketua umum Indonesian Mining

Association (IMA) Arif Siregar; mantan


Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat
Jenderal Minerba KESDM MS Marpaung; dan
Ketua Presidium Masyarakat Pertambangan
Indonesia Herman Afif Kusumo.
Menurut Steering Comitee Apemindo
Agus Suhartono, pembentukan asosiasi ini
dilakukan guna menyampaikan aspirasi

Selama ini aspirasi pengusaha yang


bergerak di sektor industri pertambangan
mineral kurang terakomodir. Karena itu,
kami membentuk asosiasi, sehingga ke depan
asosiasi ini diharapkan dapat menjembatani
pengusaha dan pemerintah, ujar Agus.

Agus meneruskan, keberadaan asosiasi
pengusaha pertambangan mineral perlu
dibentuk agar nantinya pemerintah dapat
bekerja sama dengan pengusaha untuk
berdiskusi dalam membuat kebijakan.
Bila dialog sudah terjalin, kebajikan yang
dihasilkan diharapkan menjadi win-win
solution.
Mantan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang
ESDM Herman Afif Kusumo mengaku, akan
berupaya menjembatani Apemindo dengan
pemerintah untuk dapat berjalan secara
selaras.

Bea Keluar Ekspor


Minerba Mulai 6 Mei

mencapai delapan ribu berkontribusi kecil


ke APBN.
Setoran pajak perusahaan tambang
batubara hanya mencapai Rp 60 triliun
sampai Rp 70 triliun. Angka tersebut jauh
berbeda dengan penerimaan pajak sektor
migas, yakni Rp 270 triliun. Padahal potensi
pajaknya hampir sama. Apalagi, potensi
ekspor batubara mencapai sebesar 80% dari
produksi. Sedangkan gas hanya 50%.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan
mengemukakan, institusinya hingga saat
ini belum menetapkan besaran pajak
ekspor barang tambang mentah. Rencana
pemerintah, Gita menambahkan, untuk
menerapkan pajak ekspor barang tambang
sejalan dengan semangat pengurangan
eksploitasi tambang. Upaya ini untuk
mendorong hilirisasi industri pertambangan
seperti tertuang dalam prinsip UU Mineral
dan batu bara. Kebijakan pajak tersebut
tetap memperhatikan iklim bisnis nasional,
jelasnya.

Asosiasi Pengusaha
Mineral Terbentuk

...Kebijakan itu disusun sebagai upaya


mengendalikan ekspor mineral yang selama
tiga tahun terakhir ini dilakukan secara
besar-besaran..

elain
pajak
pertambangan,
pemerintah akan mengeluarkan
peraturan terkait pemberian Bea
Keluar untuk ekspor mineral mentah
(raw material). Rencananya, aturan
ini akan kelar sebelum 6 Mei mendatang.

Dirjen Mineral dan Batu bara Kementerian
ESDM Thamrin Sihite mengatakan, besaran
bea keluar itu belum ditentukan apakah
15%, 25% atau maksimal 50% seperti yang
diwacanakan baru-baru ini.

Bea Keluar, bukan pajak ekspor. Sebelum


6 Mei, sudah harus jadi (aturannya). Tapi,
angkanya belum. Kami sedang koordinasi
dengan berbagai pihak mulai dari Badan
Kebijakan Fiskal (BKF), Komisi VII, Kadin,
Bea Cukai, dan Kementerian Perdagangan,
ujarnya di kantor Kementerian ESDM, Selasa,
(17/4/2012).
Thamrin memaparkan, kebijakan itu disusun
sebagai upaya mengendalikan ekspor mineral
yang selama tiga tahun terakhir ini dilakukan
secara besar-besaran. Ia meneruskan, ada ide
juga dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF) agar
uang yang dikumpulkan dari pungutan Bea

Keluar itu bisa digunakan untuk membangun


fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter)
di dalam negeri.
Terkait Permen ESDM No.7 Tahun 2012
tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral
Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian
Mineral, Thamrin menjelaskan, pengusaha
masih bisa mengekspor mineral mentah
setelah aturan Bea Keluar berlaku. Meski
masih diperbolehkan ekspor, mereka akan
dikenakan Bea Keluar tadi. Namun apakah
Bea Keluar itu besarannya akan flat atau
berubah-ubah setiap bulannya, masih dalam
perundingan.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

51

ebt

Sumba Sebagai

Pemerintah

Pulau Ikonis
Energi Terbarukan

alah satu bentuk keseriusan


pemerintah dalam mendorong
pemanfaatan energi terbarukan
adalah inisiatif untuk mewujudkan
suatu
pulau
mandiri
yang
memanfaatkan 100% energi terbarukan
untuk memenuhi kebutuhan energinya.

Berdasarkan studi yang telah dilaksanakan


pada tahun 2009 oleh Hivos, KESDM
dan Bappenas, Pulau Sumba terpilih
sebagai pulau yang sangat berpotensi
untuk dikembangkan sebagai Pulau Ikonis
Energi Terbarukan. Hal ini juga didukung
oleh PT. PLN (persero) sistem NTT yang
mencanangkan program kelistrikan nonfossil fuel. Pulau yang terletak di bagian
Timur Kepulauan Indonesia tersebut
merupakan pulau yang sebagian besar
masyarakatnya masih belum memiliki
akses terhadap energi modern. Rasio
elektrifikasinya pada tahun 2011 baru
mencapai 30%, jauh dibawah rata-rata
nasional yang telah mencapai 72%.
Saat ini, sebagian besar kebutuhan energi
masyarakat Sumba dipenuhi dengan
bahan bakar minyak yang harganya sangat
mahal, karena harus dipasok dari tempat
lain dengan biaya transportasi yang cukup
mahal. Padahal, Sumba memiliki potensi
energi terbarukan yang sangat besar,
seperti energi air, energi surya, energi angin,
biomassa, biogas, dan energi samudera.
Untuk mewujudkan mimpi Pulau Ikonis
tersebut, serangkaian kegiatan telah
dilakukan oleh Kementerian ESDM yang
bekerjasama dengan Hivos (lembaga nonPemerintah dari Belanda) dan Pemerintah
Daerah Provinsi NTT. Salah satunya adalah
Seminar dan Lokakarya Penyusunan
Kerangka Peta Jalan Multi-Pihak dan
Pembentukan Satuan Tugas Sumba Iconic

52

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Island yang diadakan pada 15-16 Maret


2012 di Tambolaka, Kabupaten Sumba
Barat Daya.
Selanjutnya, Hivos dan Pemerintah Daerah
Provinsi NTT yang disaksikan oleh Direktur
Bioenergi, Maritje Hutapea, menandatangani
nota kesepakatan untuk mengembangkan
Sumba sebagai Pulau Ikonis. Seminar
tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi
potensi sumber daya dan mensinergikan
program serta kegiatan pengembangan
energi terbarukan di Sumba yang kemudian
akan diformulasikan ke dalam sebuah road
map (peta Jalan).
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah
Provinsi
NTT,
Fransiskus
Salem,
menyambut baik inisiatif yang menjadikan
Sumba sebagai Pulau Ikonis, mengingat
energi merupakan penggerak ekonomi.
Kegiatan ini juga merupakan salah satu
upaya untuk meraih komitmen para
pemangku kepentingan, tidak hanya pihakpihak di Pusat, tetapi yang lebih penting
adalah para pemangku kepentingan lokal
di dalam mengembangkan Sumba sebagai
Pulau Ikonis Energi Terbarukan.

Ajak Perbankan Nasional


dalam Pengembangan EBT

erbagai
upaya
dilakukan
pemerintah
untuk
terus
mengoptimalkan pengembangan
energi baru terbarukan, termasuk
menggandeng
perbankan
nasional. Melalui acara Workshop Sehari
Potensi Pembiayaan Small Hydro (1-10
MW), yang diselenggarakan di Gedung
Plaza Mandiri, pada tanggal 5 April 2012,
Sekretaris Direktorat Jenderal Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
(Sesditjen EBTKE),
Djajang Sukarna mengatakan, dengan
pamor energi baru terbarukan yang tengah
naik daun diharapkan sektor perbankan
nasional berminat untuk berinvestasi di
sektor energi nasional, khususnya energi
baru terbarukan untuk kelistrikan.
Menurutnya, dengan adanya peran
serta
perbankan
nasional
untuk
berkontribusi
dalam
pengembangan
energi baru terbarukan akan mempercepat
pengembangan energi baru terbarukan di
Indonesia khususnya mikrohidro.

tingkat komponen dalam negeri (TKDN).


Sebagai contoh, pada 2014 untuk solar
panel sudah menggunakan produk dalam
negeri. Dan, ini menjadi tantangan untuk
perbankan dalam negeri, tuturnya.

masih mencapai sekitar 88%, sedangkan


konsumsi sumber energi lainnya hanya
12%. Sehingga, ketika harga minyak bumi
mengalami kenaikan maka pemerintah
harus memberikan subsidi yang besar.

Saat ini, rasio elektrifikasi Indonesia


masih sekitar 72,9% dan pengembangan
infrastruktur energi daerah pedesaan/
terpencil dan pulau-pulau terluar pada
umumnya belum mendapat akses energi.
Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen
untuk berupaya melakukan program
pembangunan infrastruktur penyediaan
tenaga listrik, khususnya berbasis energi
terbarukan untuk mendukung realisasi
target rasio elektrifikasi yang telah
ditetapkan, yaitu sebesar 80% pada akhir
tahun 2014.

Sebagai gambaran, pada tahun 2011 subsidi


untuk listrik sebesar 64,97 triliun rupiah
dan dalam APBNP 2012 dianggarkan
sebesar 93,052 triliun rupiah. Padahal,
Indonesia memiliki potensi energi baru
terbarukan yang cukup besar, yaitu sebesar
160 gigawatt (GW), sedangkan yang baru
dimanfaatkan hanya sekitar 9 GW.

Saat ini, energi primer yang digunakan juga


masih didominasi oleh energi fosil. Produksi
listrik yang berasal dari energi fosil

Djajang menjelaskan, sektor energi baru


terbarukan dalam pengembangannya ke
depan akan 100% dalam penggunaan

Kendati penyusunan peta jalan tersebut


masih dalam tahap awal, namun semangat
para pemangku kepentingan lokal untuk
mengembangkan Sumba sebagai Pulau
Ikonis Energi Terbarukan sangat tinggi.
Salah satu masukan penting yang diperoleh
adalah bahwa pengembangan Pulau
Ikonis tersebut harus didasari dengan
pembangunan kepercayaan, peningkatan
kesadaran dan pengembangan kapasitas
masyarakat Sumba itu sendiri. Diharapkan,
di masa mendatang
kesejahteraan
masyarakat Sumba akan meningkat melalui
pemanfaatan energi terbarukan.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

53

ebt

PEMERINTAH

Optimis Terhadap

MASA DEPAN
Kami optimis bahwa energi baru terbarukan
Indonesia akan dapat berkembang lebih banyak lagi
kedepannya,ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral (Wamen ESDM) Widjajono Partowidagdo,

emerintah optimis energi baru


terbarukan (EBT) di Indonesia
dapat berkembang lebih pesat
lagi pada masa mendatang.
Faktor yang membuat pamor
serta pertumbuhan energi baru terbarukan
di Indonesia berkembang pesat, salah
satunya adalah karena harga energi fosil
semakin tinggi.
Kami optimis bahwa energi baru terbarukan
Indonesia akan dapat berkembang lebih
banyak lagi kedepannya,ujar Wakil
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(Wamen ESDM) Widjajono Partowidagdo,
saat memberikan sambutan serah terima
pengurus
Masyarakat
Energi
Baru
Terbarukan (METI) periode 2012-2015.
Widjajono melanjutkan, guna mewujudkan
hal tersebut dibutuhkan hubungan yang
lebih erat antar stakeholders bidang energi,
yang mewakili semua unsur baik dari dunia
akademisi, bisnis, pemerintah, masyarakat
umum dan media. Sehingga, hal ini dapat

54

ESDMMAG edisi 02 | 2012

terjalin kerjasama berkelanjutan dalam


pembangunan
proyek-proyek
energi
terbarukan Indonesia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
(Dirjen EBTKE), Kardaya Warnika dalam
sambutannya mewakili Menteri ESDM
mengungkapkan, saat ini pengembangan
energi baru terbarukan di Indonesia sangat
lambat.Untuk mengatasi persoalan ini,
mari pemerintah dan METI duduk bersama
guna mencari solusi agar sumber energi
terbarukan
dapat
diimplementasikan
pemanfaatannya agar target 25/25 dapat
tercapai, tandasnya.
Menurutnya, pemerintah telah mendorong
pemanfaatan energi baru terbarukan
sebagai bahan bakar listrik.Namun, PLN
nampaknya masih berat dan enggan
membeli listrik dari energi baru terbarukan
karena harganya yang melebihi produk
rata-rata listrik PLN, pungkas Kardaya.

Subsidi BBM
Berkurang,
Energi Alternatif
Berkembang
Bila BBM harganya bagus,
maka energi alternatifnya
juga akan berkembang,
sebagaimana di Brazil,
Rusia, China, India
dan Korea, ujar Wakil
Menteri ESDM, Widjajono
Partowidagdo

alam rangka mewujudkan


kemandirian nasional, maka
perlu adanya upaya untuk
mengurangi
ketergantungan
pada Bahan Bakar Minyak
(BBM). Untuk itu, subsidi BBM harus
dikurangi karena subsidi BBM yang besar
dapat menghambat pengembangan energi
alternatif seperti gas, batubara, panas
bumi, tenaga air, biofuel, dan energi baru
terbarukan lainnya. Bila BBM harganya
bagus, maka energi alternatifnya juga akan
berkembang, sebagaimana di Brazil, Rusia,
China, India dan Korea, ujar Wakil Menteri
ESDM, Widjajono Partowidagdo saat rapat
Komite IV DPD RI pada tanggal 20 Maret
2012 di Jakarta lalu.

Wamen menyebutkan, terkait rencana


kenaikan BBM yang memerlukan sosialisasi
agar dapat diterima oleh masyarakat,
maka dibutuhkan peran serta dari seluruh
kalangan termasuk anggota DPD RI di
wilayah perwakilannya masing-masing.
Pada pertemuan tersebut disimpulkan
bahwa untuk mengatasi masalah APBN yang
disebabkan oleh pergerakan harga minyak
dunia, diperlukan grand design pemenuhan
kebutuhan energi untuk pembangunan,
yang keberhasilan implementasinya sangat
ditentukan oleh partisipasi dan dukungan
dari seluruh pemangku kepentingan.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

55

ebt

Menteri ESDM ajak

Lakukan Penghematan
Energi

Pemprov Jateng

Optimalkan Pengembangan EBT


terdapat 1.626 Megawatt (MW) atau 5,7%
dari seluruh cadangan nasional sebesar
28.528 Megawatt (MW).

Menyusun aturan tidaklah sulit, namun jika tidak dapat


dilaksanakan dengan baik di pompa-pompa bensin,
maka kita harus membuat acuan yang terbaik,...

enghematan
energi
tidak
dapat ditawar lagi, dan saat ini
pemerintah sedang menyusun
aturan mengenai penghematan
energi. Agar subsidi tidak terus
membengkak, masyarakat diminta agar
terus melakukan penghematan energi. Hal
itu dikemukan oleh Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (MESDM), Jero Wacik
dalam sambutan pembukaan Indo CBM
2012 di Jakarta Convention Centre, pada
18 April 2012.

Energi Baru
Terbarukan Suatu
Kewajiban
Pengembangan dan
pemanfaatan energi
baru terbarukan
menjadi suatu
keharusan dan
kewajiban, karena
merupakan investasi
untuk masa depan

56

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Menurutnya, hasil Sidang Paripurna DPR


tanggal 31 Maret 2012, harga BBM tidak
dapat dinaikkan kecuali jika dalam waktu
enam bulan, rata-rata ICP mencapai US$
120,75 per barel. Hingga Maret, rata-rata
ICP baru mencapai US$ 116 per barel.
Singkatnya, harga BBM bersubsidi belum
dapat dinaikkan. Di sisi lain, volume BBM
subsidi harus dikendalikan agar tidak
melebihi kuota yang ditetapkan yaitu 40
juta KL.
Menyusun aturan tidaklah sulit, namun
jika tidak dapat dilaksanakan dengan baik
di pompa-pompa bensin, maka kita harus
membuat acuan yang terbaik, ujarnya.
Banyak masukan yang disampaikan
masyarakat kepada pemerintah terkait

rencana tersebut. Misalnya, agar di


kawasan
perumahan
mewah
tidak
disediakan premium. Namun, usulan itu
juga mengundang protes pihak lain karena
dianggap menyulitkan pengendara roda dua.
Ada pula usulan agar kendaraan dengan CC
tertentu, tidak diperbolehkan membeli BBM
bersubsidi, dan lain sebagainya.
Sebelum aturan mengenai penghematan
energi tersebut ditetapkan pemerintah,
masyarakat diminta untuk melakukan
penghematan energi. Antara lain, dengan
mematikan lampu atau AC jika tidak
dipergunakan.
Perusahaan-perusahaan
swasta pun juga diminta melakukan hal
yang sama.

nergi baru terbarukan adalah


energi yang dihasilkan dari
sumber alam, seperti angin,
matahari, panas bumi, biomassa
maupun air yang dihasilkan dari
sumber energi alamiah dan tidak akan habis
jika dikelola dengan baik.

menjadi suatu keharusan dan kewajiban,


karena merupakan investasi untuk masa
depan. Menurutnya, dengan teknologi
yang semakin berkembang maka harga
energi yang dihasilkan dari energi baru
terbarukan akan menjadi semakin murah
dari sebelumnya.

Selama ini, Indonesia masih terlalu


bergantung pada energi minyak, gas dan
batubara yang berbasis fosil. Padahal, untuk
minyak bumi diperkirakan cadangan minyak
nasional akan habis dalam jangka waktu 12
tahun lagi jika tidak ada penemuan baru.
Begitupula dengan gas bumi dan batubara
yang juga termasuk energi fosil, jika
dilakukan eksplorasi terus menerus maka
akan habis pula cadangannya.

Pengembangan energi baru terbarukan


mutlak harus dilakukan mengingat dengan
adaya kontribusi energi terbarukan
juga bisa mengurangi beban subsidi
pemerintah. Pemanfaatan energi baru
terbarukan terutama diprioritaskan di
daerah-daerah yang terpencil namun
memiliki potensi ekonomi luar biasa, dan
ini harus dibangun. Dengan penggunaan
energi baru terbarukan memiliki multiflier
effect yang begitu besar, di antaranya
meningkatkan produktivitas dan efisiensi
bangsa, meningkatkan lapangan pekerjaan,
mendorong pertumbuhan ekonomi di desadesa dan juga mendorong kemandirian
bangsa.

Berkaca pada keadaan ini, Direktur


Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Kardaya
Warnika mengatakan, pengembangan
dan pemanfaatan energi baru terbarukan

Ada beberapa daerah di Jawa Tengah


yang memiliki potensi panas bumi,
diantaranya kawasan gunung Ungaran
(Kabupaten Semarang), Guci (Kota Tegal)
dan Baturraden (Kabupaten Banyumas). Di
ketiga daerah tersebut akan dikembangkan
pembangkit listrik tenaga panas bumi
(PLTP), guna menambah pasokan listrik di
provinsi tersebut khususnya dan Jawa-Bali
pada umumnya.

Jawa Tengah juga memiliki


potensi biomassa yang berasal
dari sekam padi dan sampah
penduduk, serta dapat juga
berasal dari kotoran sapi

emerintah
Provinsi
Jawa
Tengah (Pemrov Jateng) di
tahun 2012 ini berkomitmen
mengoptimalisasi potensi energi
baru terbarukan sebagai sumber
energi listrik. Salah satu caranya yaitu
dengan mengoptimalkan potensi panas
bumi, dimana secara hipotetik diperkirakan

Dari PLTP Ungaran diproyeksikan dapat


menghasilkan listrik dengan kapasitas
2x55 Megawatt (MW), sedangkan dari Guci
diprediksi dapat menghasilkan listrik sebesar
55 MW dan Batur raden diproyeksikan bisa
menghasilkan listrik sebesar 2x110 MW.
Ketiga PLTP tersebut telah mendapatkan
izin usaha pertambangan dari Pemprov
Jateng serta Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) setempat.
Selain itu, Jawa Tengah juga memiliki
potensi energi matahari yang cukup baik
mengingat letak geografisnya yang berada di
sekitar khatulistiwa, sehingga mendapatkan

penyinaran yang lebih tinggi pada musim


kemarau dan relatif stabil sepanjang tahun.
Radiasi matahari yang dimiliki oleh Jawa
Tengah sebesar 3,5 kilowatt hour (kwh) /
m2 sampai dengan 4,67 kwh/m2.
Selain panas bumi dan tenaga surya,
Jawa Tengah juga memiliki potensi
biomassa yang berasal dari sekam padi
dan sampah penduduk, serta dapat juga
berasal dari kotoran sapi. Sedangkan,
sekam padi yang dihasilkan dari produksi
padi dapat digunakan sebagai pengganti
elpiji rumah tangga atau sebagai bahan
bakar pembangkit listrik. Potensi yang ada
ini nantinya akan dikembangkan untuk
menghasilkan biofuel seperti bio-diesel, biopremium, dan bio-pertamax.
Saat ini, rasio elektrifikasi di Jawa Tengah
sampai tahun 2011 sebesar 76,63%,
sementara rasio elektrifikasi nasional
72,3%, sedangkan rasio desa berlistrik
100% dimana tersebar 8.574 desa, serta
dusun yang belum terlistriki sebanyak
4.406 dusun. Secara keseluruhan, jumlah
kepala keluarga (KK) sebanyak 8.475.838,
dimana yang sudah terlistriki sebanyak
6.670.768 KK dan yang belum terlistriki
sebanyak 2.033.925 KK.

Pemerintah Dorong Penggunaan Surya


Di Pemerintahan dan Swasta

emerintah
mendorong
penggunaan energi surya pada
institusi
pemerintahan
dan
swasta. Direktur Jenderal Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi (Dirjen EBTKE), Kardaya Warnika
mengatakan, pihaknya akan mengajak
seluruh pihak terkait untuk berunding dalam
suatu Focus Group Discussion (FGD).Kita
terlebih dahulu akan mendiskusikan
rencana kewajiban menggunakan energi
surya pada institusi pemerintah dan swasta
dalam sebuah FGD, ujarnya.

Menurutnya, rencana mewajibkan institusi


pemerintah dan swasta menggunakan energi
surya guna mengurangi pemanasan global.
Lebih lanjut Kardaya mengungkapkan, saat
ini negara-negara di dunia telah berlombalomba mengembangkan energi baru
terbarukan guna mendukung pengurangan
pemanasan global.
Kardaya menambahkan, di Indonesia sendiri
sudah banyak investor yang berminat
menanamkan investasinya di sektor energi
baru terbarukan, misalnya, panas bumi.

Negara-negara tersebut antara lain, New


Zealand, Kanada, Jepang dan India. Selain
panas bumi, untuk energi angin beberapa
negara seperti Jerman dan China juga sudah
menyatakan minatnya.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

57

badan geologi

Status Gunung Lamongan

Maluku diguncang Gempa

Naik dari Normal menjadi


Waspada

erhitung mulai tanggal 9


Maret 2012 pukul 13.00
WIB gunungapai Lamongan
statusnya dinaikkan dari normal
(level I) menjadi waspada
(level II), demikian dikatakan oleh Kepala
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG), Surono. Sehubungan
dengan peningkatan status tersebut, maka
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi akan meningkatkan pemantauan
secara intensif guna melakukan evaluasi
kegiatan G. Lamongan dan dikoordinasikan
dengan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) setempat. Status kegiatan


G. Lamongan akan diturunkan/dinaikkan
kembali jika terjadi penurunan/ peningkatan
aktivitas vulkanik, imbuh Surono.
Sehubungan dengan status waspada pada G.
Ijen, maka PVMBG merekomendasikan agar
masyarakat di sekitar Gunung Lamongan
termasuk pengunjung / wisatawan /
pendaki / penambang tidak diperbolehkan
mendekati kawah yang ada di puncak
Gunung Lamongan dalam radius sejauh 1
km dari kawah aktif.
Gunung Lamongan merupakan gunung api
aktif yang secara adminstratif terletak di
Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang,
Jawa Timur. Dengan ketinggian 1671 M
diatas permukaan laut, Gunung Lamongan
merupakan salah satu dari 127 gunungapi
aktif di Indonesia.
Gunung api Lamongan merupakan gunung
bertipe strato yang mempunyai ciri

5.2 Skala Richter

abupaten Seram bagian timur dan


sekitarnya di Propinsi Maluku
pada 27 Maret 2012 diguncang
gempa tektonik berkekuatan
5.2 Skala Richter. Gempa yang
terjadi sekitar pukul 06.02 WIT ini tidak
menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
Menurut Kepala Geofisika Ambon, Benny
Sipolo, gempa tersebut berpusat di 3.95
lintang selatan - 130.32 bujur timur ini tidak
menimbulkan tsunami karena kedalamannya
sekitar 27 kilometer di bawah permukaan
laut. Meski begitu pemantauan intensif
tetap dilakukan guna mengantisipasi gempa
susulan maupun gempa di daerah lainnya di
Maluku.

banyaknya ranu (danau) di sekelilingnya.


Tipe letusannya termasuk dalam tipe
Stromboli dan tipe Volcano yang diselingi
aliran lava pijar. Di antara gunung api di
Indonesia yang terhitung aktif, G. Lamongan
memiliki pusat-pusat erupsi parasitik yang
paling banyak. Tidak kurang dari 60-an
pusat erupsi parasitik yang terdiri dari
kerucut vulkanik dan maar tersebar di
sekeliling gunungapi tersebut.
Gunung Lamongan terakhir meletus
tahun 1898 dan sampai dengan saat ini
belum terjadi lagi letusan vulkanik. Meski
begitu menurut penduduk yang berada
di sekitar Gunung Lamongan telah terjadi
enam kali goncangan yang berlangsung
selama beberapa hari, yaitu pada tahun
1925, 1978, 1985, 1988, 1989 dan 2005.
Sampai dengan saat ini aktifitas Gunung api
Lamongan dipantau dari Pos Pengamatan
Gunung api di G. Meja, Kecamatan Klakah,
Kabupaten Lumajang.

Maluku termasuk daerah rawan gempa di


Indonesia sehingga pemantauan intensif
terus dilakukan untuk mengantisipasi agar
tidak menimbulkan korban jiwa, jelas
Benny.
Provinsi Maluku yang berada di pertemuan
tiga lempeng besar yakni Pasifik, Indo
Australia dan Eurasia membuatnya menjadi
salah satu daerah rawan gempa dan tsunami.
Sedangkan daerah Maluku yang rawan
terkena bencana gempa diantaranya wilayah
bagian tenggara, Pulau Ambon, Seram dan
Buru.

Gunung Marapi sempat


mengeluarkan abu
vulkanik berbau belerang
setinggi 1.000 meter

Meningkatnya Aktivitas Gunung Ijen


km dari kawah aktif. Dan untuk masyarakat
yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai
Banyuputih yang berhulu di danau Kawah
Ijen diminta untuk tetap waspada terhadap
kemungkinan terjadinya luapan air danau
kawah ijen apabila terjadi letusan G. Ijen

usat Vulkanologi dan Mitigasi


Bencana Geologi (PVBMG), Badan
Geologi, Kementerian ESDM
menaikkan status G. Ijen dari
waspada menjadi siaga. Kepala
PVBMG, Surono, mengatakan, berdasarkan
hasil pengamatan visual dan kegempaan
serta analisis data tersebut G. Ijen
menunjukkan peningkatan kegiatan maka
terhitung tanggal 12 Maret 2012 pukul
10:00 WIB status kegiatan G. Ijen dinaikkan
dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level
III).

58

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Terkait hal tersebut Pusat Vulkanologi dan


Mitigasi Bencana Geologi tetap melakukan
pemantauan guna melakukan evaluasi
mengenai kegiatan G. Ijen serta berkordinasi
dengan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) setempat.
Sehubungan dengan status waspada
pada G. Ijen, maka Kepala PVMBG
merekomendasikan agar masyarakat di
sekitar G. Ijen termasuk pengunjung /
wisatawan / pendaki / penambang tidak
diperbolehkan mendekati kawah yang ada
di puncak G. Ijen dalam radius sejauh 1.5

Gunungapi Ijen (G. Ijen) merupakan gunung


api aktif yang secara adminstratif terletak di
dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Bondowoso
dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa timur.
Gunung yang mempunyai tinggi 2386 meter
dari permukaan laut ini mempunyai danau
kawah yang berada di piuncak. Danau kawah
tersebut memiliki panjang dan lebar danau
masing-masing sebesar 800 m dan 700 m
serta kedalaman danau mencapai 180 m.
Sejarah mencatat erupsi G. Ijen berupa
letusan-letusan freatik yang bersumber dari
danau kawah. Terakhir kali erupsi gunung ini
terjadi pada tahun 1993 yang menghasilkan
kolom asap berwarna hitam yang mencapai
ketinggian 1000 m.

Gunung Merapi Menyemburkan

Abu Vulkanik

unung Marapi, Sumatera Barat


menyemburkan abu vulkanik
tipis dengan ketinggian sekitar
100 meter Sabtu (24/3/2012).
Semburan
abu
vulkanik
dari gunung yang berada di Kabupaten
Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatera
Barat ini memiliki tinggi 2.891 meter di atas
permukaan laut (mdpl) dan berlangsung
sekitar tujuh menit. Masyarakat sekitar
gunung marapi tersebut mengaku tidak
begitu terganggu oleh abu vulkanik yang
disemburkan gunung Marapi kali ini.
Menurut masyarakat di sana, anginnya

bertiup kearah timur sehingga abu yang


disemburkan gunung tersebut diperkirakan
akan jatuh di Kabupaten Tanah datar bagian
timur. Daerah tersebut memiliki jarak yang
cukup jauh dari gunung.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) Bukit tinggi, masih
merekomendasikan gunung berada di
status waspada level II. Dan diharpkan agar
masyarakat mematuhi larangan untuk tidak
mendaki puncak gunung sampai sejauh 3
kilometer.

Saat terjadinya peningkatan aktivitas pada


3 Agustus 2011 yang lalu, gunung Marapi
sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau
belerang setinggi 1.000 meter. Abu vulkanik
tersebut menjangkau beberapa daerah di
Sumatera Barat seperti Agam, Tanah datar,
Padang pariaman, dan Padang panjang.
Terakhir kali gunung Marapi meletus pada
tahun 2005. Meski begitu dalam keadaan
status aktif normal gunung Marapi yang
berdiri berdampingan dengan Gunung
Singgalang dan Tandikek itu menjadi
merupakan salah satu tujuan bagi pendaki
dari dalam maupun dari luar Sumatera
Barat. Ini karena akses pendakian Gunung
Marapi mudah dicapai. Dan untuk jalur
pendakian, para pendaki akan memulai dari
Kota baru, Tanah datar.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

59

balitbang

Kerja Sama Pengembangan

ada tanggal 1- 3 April 2012,


Sekretariat Badan Penelitian
dan
Pengembangan
Energi
dan Sumber Daya Mineral
menyelenggarakan acara Seleksi
Litbang Inovatif 2012 yang bertempat
di Hotel Ambarukmo, Yogyakarta. Acara
Seleksi Litbang Inovatif 2012ini merupakan
kegiatan untuk menyeleksi hasil-hasil
litbang unggulan dan inovatif di lingkungan
Badan Litbang ESDM, dan dihadiri kurang
lebih 40 orang undangan dan 12 peserta
pengusul Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Seluruh karya tulis ini diseleksi dan

2012

Inovatif
Seleksi Litbang

dinilai secara ketat oleh Tim Penilai untuk


mendapatkan pemeringkatan. Selanjutnya,
masing-masing Karya Tulis Litbang (KTL)
terbaik tersebut akan dievaluasi dengan
didasarkan kepada dua kategori, yaitu
Kategori pertama, untuk kepentingan
internal Badan Litbang ESDM. KTL, hasil
seleksi yang masuk dalam peringkat nomor
satu, nomor dua, dan nomor tiga untuk
masing-masing kegiatan penelitian dan
pengembangan, perekayasaan, dan kajian
kebijakan sebagai hasil litbang unggulan.
Kategori kedua, hasil litbang unggulan
tersebut pada kategori pertama, kemudian
dikompetisikan dalam Seleksi 104 Inovasi

Indonesia Paling Prosfektif Tahun 2012


yang diselenggarakan oleh Business
Innovation Center (BIC).

KTL terbaik merupakan gabungan dari


kegiatan penelitian dan pengembangan
serta perekayasaan untuk dikompetisikan
dalam Seleksi 104 Inovasi Indonesia Paling
Prosfektif Tahun 2012. BIC adalah sebuah
organisasi nirlaba di bawah Kementerian
Riset dan Teknologi, yang mengadakan
seleksi terhadap hasil inovasi paling
prospektif dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi di seluruh
Indonesia.

Para peserta yang memaparkan hasil-hasil litbang unggulan dan inovatif 2012 adalah sebagai berikut:
No.

60

Nama Peserta

Karya Tulis Ilmiah

1.

Ir. Indra Jaya, M.Sc, MBA

Pengaruh Sifat Helisitas Struktur Molekul Peptida terhadap Tegangan Antar Muka; Sebuah
Upaya Pengembangan Surfaktan EOR dengan penerapan Nano-Bio teknologi

2.

Drs. Rochman Isdiyanto

Reaktor CoLAR Sebagai Solusi Penanganan Air Limbah Yang Berbasis Energi Terbarukan
Pada Industri Tapioka

3.

Prof. Dr. Suprajitno Munadi

Rekayasa Instrumentasi Geofisika (Log NMR)

4.

Ir. Nuryadi Saleh

Optimasi Ekstraksi Logam Berharga dari Lumpur Anoda PT. Smelting Gresik

5.

Ir. Mustafa Hanafi, M.Si

Alat Ukur Trayektori (Float Tracking) Arus Laut Secara Telemetri/ Perekayasaan Perangkat
Pengukur Kecepatan dan Arus Laut Terintegrasi pada Berbagai Kedalaman Laut Menggunakan
Alat Apung yang Dilengkapi dengan Perangkat Navigasi Global Positioning System (GPS)
dengan Sistim Komunikasi Data Menggunakan Global System for Mobile (GSM) dan Radio
Frekuensi (RF) Secara Telemetri

6.

Dra. Roza Adriany, M.Si

Pemanfaatan Biofil dan Bioten Sebagai Penghemat Bensin Premium pada Kendaraan Bermotor

7.

Agus Wahyudi, S.Si., MT.

Penyiapan Nano Partikel Silika dari Pasir Kuarsa Secara Alkali Fusion untuk Aplikasi Beton
Kedap Air

8.

GM. Hermansyah, Dipl. Geol., MM

Alat Ukur Laju Sedimentasi Multi Arah Di Dasar Laut/ Perekayasaan Perangkat Perangkap
Sedimen Multi Arah Di Dasar Laut Serta Formulasi Perhitungan Laju Sedimentasi Dalam
Rangka Aplikasi Metoda Perhitungan Laju Sedimentasi yang Akurat

9.

Ir. Reza Sukaraharja, M.T

Studi Aplikasi dan Kinerja DME Sebagai Bahan Bakar Baru/ Alternatif Substitusi LPG Untuk
Rumah Tangga

10.

Priatin Hadi Wijaya, ST., MT.

Temuan Lokasi Baru Potensi Migas Lepas Pantai Cekungan Tarakan Berdasarkan Kajian
dan Pemodelan Komprehensif Geologi dan Geofisika Kelautan/ Kajian dan Pemodelan
Komprehensif Data Geologi dan Geofisika Dalam Mengidentifikasi Wilayah Prospeksi Untuk
Ekstensi Kawasan pada Sistem Jebakan Berpotensi Migas di Cekungan Tarakan, Kalimantan
Timur

11.

Ir. Rudy Indharto, MT.

Tabung ANG (Adsorbed Natural Gas) untuk Rumah Tangga

12.

Ika Monika

Batubara Indonesia Sebagai Bahan Baku Pembuatan Karbon Aktif

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Mikroalgae
dengan
NREL

enindaklanjuti pertemuan
Joint Commision Meeting
(JCM) ke-2 RI US pada
bulan Juli 2011 di Bali
lalu,
Badan
Litbang
ESDM
menyelenggarakan
penjajakan
kerjasama
Pengembangan
Mikroalga
Biofuel dengan pihak National Renewable
Energy Laboratory (NREL) melalui video
teleconference pada tanggal 6 Maret 2012
bertempat di Ruang Rapat Kepala Badan
Litbang ESDM Lantai 2, Sekretariat Badan
Litbang ESDM.

riset yang telah dan sedang dilakukan;


Penyampaian konsep usulan kerjasama
termasuk potensi sumber emisi CO2 dari
Lapangan Migas PT. Pertamina.; serta
NREL, saat ini belum mengembangkan
pabrik biofuel yang bersumber dari
mikroalga pada skala komersial. Namun,
beberapa perusahaan swasta di USA telah
membangun Unit Percontohan dengan skala
cukup besar. Tahun ini, baru dibangun suatu
unit percontohan dengan produksi sekitar
100 ribu barel minyak dari mikroalga per
tahun.

Pihak Indonesia diwakili oleh Badan


Litbang ESDM (Sekretariat Badan Litbang
ESDM, Puslitbangtek Ketenagalitrikan
EBTKE, Puslitbangtek Migas LEMIGAS),
Direktorat Bio Energi, Ditjend EBTKE, dan
PT. Pertamina. Sedangkan, pihak NREL
diwakili oleh Eric Jarvis, Philip Pienkos dan
Richard Bolin.

Kemudian hasil lainnya adalah NREL


menawarkan dan akan memfasilitasi site
visit pihak Indonesia ke Unit Percontohan
yang dikembangkan oleh NREL maupun
industri di USA; Terdapat satu Industri
di Colorado yang telah mengembangkan
mikroalga dengan memanfaatkan CO2
keluaran Amine Stripper dengan hasil yang
cukup baik; PT. Pertamina mempertanyakan
tentang keekonomian biofuel yang
berasal dari mikroalga, pihak NREL akan
menyampaikan artikel terkait dengan
produksi biofuel mikrolaga untuk menjawab
pertanyaan tersebut; dan Hasil dari video
teleconference akan disampaikan pada
acara pertemuan The 4th Indonesia-United
States Energy Policy Dialogue (EPD) yang
akan diselenggarakan pada Bulan Mei 2012
di Surabaya.

Agenda pada pertemuan tersebut adalah


Paparan Kapuslitbangtek KEBTKE, Ir.
Hartono, M.Sc., paparan Potensi Kerjasama
Penelitian
Pengembangan
Mikroalga
Biofuel, paparan pihak NREL dan diskusi.
Diskusi melalui teleconference yang
berlangsung sekitar 1 jam ini, mengusung
beberapa pokok bahasan, dan hasilnya
antara lain, P3TKEBTKE menyampaikan
paparan mengenai struktur organisasi
Kementerian ESDM dan kegiatan-kegiatan

Pertemuan yang dimaksud tersebut,


dikoordinir oleh Direktorat Jenderal Minyak
dan Gas Bumi sebagai Focal Point kerjasama
RI-Amerika. Sesuai dengan hasil pertemuan
Joint Commision Meeting (JCM) ke-2 RIUS yang telah dilaksanakan tanggal 23 Juli
2011 di Bali, Badan Litbang ESDM ditunjuk
sebagai PIC (Person in Charge) dalam
pelaksanaan kerjasama Riset Indonesia-US
bidang pengembangan Mikroalga.
Konsep Usulan Kerjasama RI-US yang
disampaikan
untuk
pengembangan
mikroalga biofuel ini pada pertemuan
tersebut, yang dibagi dalam dua fase,
yaitu Fase pertama, merupakan fase kajian
dengan waktu pelaksanaan 12-18 bulan
yang akan dilakukan kajian kelayakan
pembangunan unit percontohan mikroalga
dengan memanfaatkan CO2 dari Lapangan
Gas seperti Natuna atau Lapangan Gas
lain. Ruang lingkup kegiatannya meliputi
pemilihan strain yang produktif dan tahan
terhadap lingkungan, pemilihan site,
pemilihan teknologi mulai sistem budidaya
sampai dengan sistem produksi biofuel,
serta analisis keekonomian skala komersial.
Kemudian,
Fase
kedua,
yaitu
Pembangunan
Unit
Percontohan
Mikroalga Biofuel dengan memanfaatkan
emisi CO2. Fase ini merupakan
implementasi fase pertama dan akan
dilaksanakan oleh pihak industri yang
berminat.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

61

balitbang

Pembangkit Listrik

Coal Bed Methane

Tenaga Angin

CBM to Power
Pilot Project ini merupakan pertama kalinya di Indonesia yang
dilaksanakan oleh Puslitbangtek Migas LEMIGAS

Terbesar di Indonesia

eberapa waktu yang lalu Kepala


Badan Litbang ESDM Bambang
Dwiyanto
didampingi
oleh
Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan,
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi (KEBTKE) dan Sekeretaris Badan
Litbang ESDM serta beberapa Pejabat
Fungsional dan Struktural di Lingkungan
Badan Litbang ESDM melakukan kunjungan
kerja ke Desa Tamanjaya, Pelabuhan
Ratu, Kabupaten Sukabumi untuk melihat
secara langsung pilot project Pembangkit
Listrik Tenaga Bayu. Ini merupakan sebuah
PLT Angin terbesar di Indonesia dengan
kapasitas 100 kilowatt.

Kepala Badan Litbang ESDM memberikan


apresiasi yang cukup tinggi kepada para
Peneliti dan Perekayasa Puslitbangtek

epala Badan Litbang ESDM, Bambang Dwiyanto, M.Sc., melakukan kunjungan


kerja ke Pilot Project Pengembangan CBM Badan Litbang ESDM pada tanggal
16-17 Maret 2012 di Lapangan Migas Rambutan, Pendopo, Muara Enim
Sumatera Selatan. Pilot Project ini merupakan pertama kalinya di Indonesia
yang dilaksanakan oleh Puslitbangtek Migas LEMIGAS, dimana pada saat
Pemboran Sumur CBM 1, Menteri ESDM berkenan melakukan kunjungan kerja, yaitu pada
tanggal 10 April 2005.
Secara Geografis lokasi 5 sumur CBM
terletak di Lapangan Rambutan tersebut,
dan berada di Wilayah Kerja Migas PT.
Medco E&P Indonesia. Pemboran Sumur
CBM 1 sampai dengan CBM 5 dilaksanakan
pada tahun 2004 sampai dengan tahun
2006. Di tahun 2007, meliputi Kerja
Ulang Fracturing, Perforasi, Instalasi
surface facilities dan dewatering, serta
Simulasi Reservoir CBM. Dan, tahun 2008
dilanjutkan dengan kegiatan dewatering,
dan kerja ulang optimasi sumur.
Pada tahun 2009, CBM dijadikan prioritas
unggulan Kementerian ESDM terutama
untuk menyokong kebutuhan energi
nasional yang semakin meningkat.
Atas dasar itulah, Badan Litbang ESDM
mendapatkan penugasan dari Direktorat

62

ESDMMAG edisi 02 | 2012

KEBTKE atas kerja keras


yang telah
dilakukan dalam menyelesaikan instalasi
PLT Bayu tersebut. Mulai dari mengangkut
bilah turbin dengan panjang kurang lebih
12 meter hingga mengangkat mesin yang
beratnya mencapai 8 ton dan memasangnya
di atas tower setinggi 35 meter.

dengan beberapa industry strategis nasional


seperti PT. Dirgantara Indonesia untuk
pembuatan bilah turbin (blade), PT. Pindad
untuk pembuatan generator dan power
electronic. sedangkan gearbox dan drive
control dipabrikasi oleh PT. Pindad, PT.
INKA, dan PT. Astra Internasional.

PLT Bayu ini dirancang on grid pada jaringan


PLN apabila listrik sudah berproduksi. Saat
ini para Peneliti sedang melakukan uji coba
dimana untuk menggerakkan sistem agar
bisa berfungsi dibutuhkan sebuah genset
dengan kapasitas 300 kilowatt. Untuk uji
coba ini genset yang digunakan merupakan
milik dari Puslitbang Geologi Kelautan yang
didatangkan dari Cirebon.

Kepada para peneliti dan perekayasa


Puslitbangtek KEBTKE, Kepala Badan
Litbang ESDM memberikan dukungan
penuh agar terus melanjutkan tahap uji coba
PLT Bayu tersebut untuk dapat mencapai
target yang diharapkan. Karena masyarakat
industri saat ini sedang menunggu kita,
sekecil apapun perkembangan yang diraih
agar didokumentasikan dan diinformasikan
kepada Kepala Pusat, demikan disampaikan
oleh Kepala Badan Litbang ESDM.

Sementara itu dalam pengembangan PLT


Bayu ini Badan Litbang ESDM bekerja sama

Deep Offshore Forum

Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang


merupakan hasil rapat yang dilaksanakan
pada tanggal 29 Oktober 2009. Yaitu,
meminta agar Pilot Projek Pengembangan
CBM di Lapangan Rambutan dapat
memberi kontribusi pada tugas Kementrian
ini, karena dinilai bahwa Pilot Projek
CBM tersebut yang paling siap untuk
mendukung program Pemerintah tersebut.
Jadi, Pilot Pojek CBM Rambutan kembali
dilakukan dengan sasaran penelitian
terhadap Upaya Peningkatan Percepatan
Produksi Gas CBM, CBM to Power dan
Optimalisasi Serta Utilisasi CBM Rambutan
dengan pentahapan sebagai berikut,
yakni Tahun 2010 melaksanakan Kerja
Ulang Radial Jetting dan Pendalaman
Sumur, Penggantian Pompa dari sucker

Ini merupakan sebuah PLT Angin terbesar di


Indonesia dengan kapasitas 100 kilowatt

B
rod pump dengan PCP, dan dewatering.
Kemudian, Tahun 2011 melanjutkan proses
dewatering, Optimasi sumur termasuk
pemeliharaan, dan Pemanfaatan gas
CBM untuk Listrik, serta Penanganan Air
Terproduksi, dan Tahun 2012 melanjutkan
proses dewatering, dan Optimalisasi
produksi dan Utilisasi CBM untuk listrik.

adan
Penelitian
dan
Pengembangan
Energi
dan
Sumber Daya Mineral bersama
dengan TOTAL E&P INDONESIE
menyelenggarakan
Deep
Offshore Forum di Jakarta pada 1112 April 2012. Acara yang dibuka oleh
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi,
Evita Legowo ini merupakan tindak lanjut
Nota Kesepahaman antara Badan Penelitian
dan Pengembangan ESDM dengan TOTAL
E&P Indonesie mengenai Penelitian dan
Pengembangan dalam Teknologi Minyak
dan Gas Bumi, yang telah ditandatangani
pada tanggal 20 Desember 2011 di Jakarta.

Kepala Badan Litbang ESDM, Bambang


Dwiyanto mengatakan, Nota kesepahaman
tersebut bertujuan untuk saling bersinergi
dalam
mengembangkan
kemampuan
kedua pihak dalam pelaksanaan kerja sama
penelitian dan pengembangan di bidang
teknologi minyak dan gas bumi, dengan
ruang lingkup kegiatan yang meliputi
geosience umum, teknologi perminyakan,
teknologi penunjang migas, laboratorium
dan lindungan lingkungan.
TOTAL E&P Indonesie merupakan salah
satu perusahaan multinasional yang
berpengalaman dalam eksplorasi dan
produksi minyak dan gas bumi di laut
dalam, antara lain di Laut Utara, Angola,
Nigeria dan Indonesia. Di tanah air, TOTAL

E&P Indonesie telah memulai ekplorasi laut


dalam di tiga blok cekungan lepas pantai
Selat Makassar bagian selatan dengan
kedalaman air berkisar antara 400 sampai
dua ribu meter, yaitu KKS Sageri, KKS South
Sageri dan KKS Sadang.
Guna menarik investor, Evita menyampaikan
bahwa pemerintah menawarkan bagi hasil
yang menarik, pembebasan bea masuk dan
pembebasan kewajiban menyampaikan
komitmen pasti.
Insentif bagi hasil eksplorasi minyak untuk
pemerintah mencapai 65% dan investor
sebesar 35%, sedangkan untuk ekplorasi
gas perbandingannya 60% bagi pemerintah
dan 40% investor.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

63

pendidikan&pelatihan

Diklat Drilling di
Pusdiklat MIGAS

MW
Standard
Drilling
Malaysia
dan
Pusdiklat
Migas
bekerjasama
menyelenggarakan
Diklat
Advanced Drilling Refreshing
dan ujian STTK Pemboran untuk Batch
I pada tanggal 23 29 Maret 2012.
Sedangkan, Batch II dilaksanakan pada 12
18 April 2012 dan Batch III pada 04 10
Mei 2012.

Kunjungan awal dilakukan oleh Paul Daigle


dan Rohaizat dari UMW Standard Drilling
Malaysia, untuk melihat secara langsung
sarana diklat di Pusdiklat Migas yang
terfokus pada Laboratorium Bor yang kini
telah dilengkapi dengan Cyber Drilling

Simulator. Menurut Paul Daigle, Pusdiklat


Migas merupakan pusat diklat yang lengkap
dan diharapkan mampu memberikan
yang terbaik bagi peserta nantinya.
Bambang Sugito yang mewakili Kepala
Pusdiklat Migas di Ruang Patra 2 kantor
Pusdiklat Migas mengatakan, bahwa diklat
ini akan dilaksanakan dalam 3 tahap.
Pusdiklat Migas juga akan bekerjasama
dengan AKPELNI dan/ institusi lain yang
berkaitan dengan materi safety untuk
marine.
Selanjutnya, juga akan dibahas program
kerjasama diklat antara UMW Standard
Drilling Malaysia dan Pusdiklat Migas.

Sosialisasi
Disiplin
dan Kode
Etik PNS

Indriyati menyampaikan, bahwa PNS


akan berubah menjadi Aparatur Sipil

64

ESDMMAG edisi 02 | 2012

ada tanggal 5 16 Maret


2012 lalu, diadakan Diklat
Kewirausahaan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) Pra Purnabhakti
yang diikuti oleh 20 (duapuluh)
orang peserta. Diklat ini merupakan
program aparatur negara dengan tujuan/
sasaran memberikan bekal kemampuan,
pengetahuan, wawasan, keilmuan dan
perilaku kewirausahaan kepada pegawai
dilingkungan Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral yang akan menjalani
masa pra purnabhakti.

Program diklat ini sudah disosialisasikan


di
Sekretariat
Jenderal
KESDM,
Inspektorat Jenderal KESDM, Direktorat
Jenderal
Migas,
Badan
Pendidikan
& Pelatihan KESDM dan Ka.Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Kota.
Kurikulum kewirausahaan PNS Pra
Purnabhakti sebanyak 80 jam, yang terdiri
dari 60 jam teori dan 20 jam praktek.
Kurikulum ini meliputi materi Konsep
Dasar Kewirausahaan, Sosialisasi Peraturan

Taspen Bagi PNS, Sosialisasi Peraturan


Pensiunan Bagi PNS, Penyusunan Rencana
Pembentukan Usaha, Strategi Pemasaran
Usaha, Teknik Menjual, Studi Kelayakan,
Etika Bisnis, Mengenal Organ Tubuh,
Menjaga Kebugaran Melalui Olah Raga, Gizi,
Stamina Usia Lanjut, Sumber Modal Usaha,
Peluang Bisnis, dan Kunjungan Industri.

Pusdiklat Migas Siapkan

Tenaga Pengajar Ke Luar Negeri

iklat Bimbingan Praktek Operasi


Produksi program kerjasama
antara Pusdiklat Migas dengan
UPN Veteran Yogyakarta
dan Penyegaran & STTK
Pemboran tingkat OMB program kerjasama
Pusdiklat Migas dengan PT. Pertamina
Drilling Service Indonesia (PT.PDSI) dibuka
secara resmi oleh Kapusdiklat Migas Ir.
Agus Purwanto, MSc., pada 19 Maret
2012 di Aula Pusdiklat Migas lantai III.

PNS harus siap dengan segala


peraturan yang berlaku dan
apabila tidak disiplin maka
dipersilahkan untuk keluar dari
PNS

ada tanggal 02 maret 2012


lalu, dilaksanakan Sosialisasi
Peraturan Pemerintah nomor 53
tahun 2010 tentang Disiplin dan
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Sosialisasi ini digelar di Aula Pusdiklat
Migas lantai III, dengan mengetengahkan
pembicara Kepala Biro Kepegawaian
dan Organisasi Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Dra. Indriyati, MM.

Diklat
Kewirausahaan PNS
Pra Purnabhakti

Negara (ASN). Hal ini dikarenakan semua


peraturan sudah diubah, sehingga PNS
terutama yang berada dilingkungan ESDM
harus sudah siap karena peraturan itu
sudah ada di depan mata dan menerapkan
sistem disiplin yang sangat tinggi.
Indriyati menambahkan, bahwasannya
PNS adalah pelayan masyarakat dan
dituntut untuk disiplin sebagai pelayanan
masyarakat. Tantangan ke depan, PNS
harus siap dengan segala peraturan yang
berlaku dan apabila tidak disiplin maka
dipersilahkan untuk keluar dari PNS,

karena masih banyak orang di luar yang


membutuhkan
pekerjaan,
tandasnya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari
sosialisasi Disiplin dan Kode Etik PNS
tersebut, yaitu SDM memegang peran
strategis dalam rangka menuju tata kelola
pemerintahan yang baik, mengubah Mindset
& Culture Set untuk menjadi pelayan publik
yang handal dan berintegrasi tinggi, serta
perlu adanya komitmen bersama untuk
menjadi birokrat profesional kelas dunia.

Ir. Agus Purwanto,MSc. menyampaikan


terima kasihnya atas kerjasama dan
informasi yang sudah diberikan dari
UPN Veteran Yogyakarta dan PT.PDSI,
yang semuanya untuk kemajuan bangsa.
Kapusdiklat Migas menginformasikan juga
kegiatan di sektor hulu oleh BP Migas, dan
kerjasama Pusdiklat Migas dengan BP Migas
dan universitas-universitas untuk mendidik
tenaga-tenaga muda di bidang migas.
Kapusdiklat menambahkan, bahwa Pusdiklat
Migas sedang mempersiapkan SDM di
bidang migas dengan langkah-langkah
perkembangan ke depannya adalah lebih

banyak mengarah ke offshore. Sehingga,


Pusdiklat Migas dapat mempersiapkan
tenaga-tenaga pengajarnya untuk dididik
sampai ke luar negeri di United of
Kingdom. Saat ini, Pusdiklat Migas sedang
dalam proses akreditasi, sehingga tenagatenaga yang lulus dapat diakui oleh dunia
internasional. Akreditasi yang dimiliki oleh
Pusdiklat Migas, antara lain IADC (Amerika),
IWCF (Eropa), sehingga semua diklat
terstandarisasi internasional.
Sekretaris
Program
Study
Teknik
Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta,

Avianto berharap Pusdiklat Migas dapat


memberikan/
mempertajam
ilmunya
lebih dalam lagi, dan sepenuhnya peserta
diserahkan kepada Pusdiklat Migas Cepu.
Sementara itu, Vice President Drilling
Operation PT. Petamina Drilling Service
Indonesia (PDSI), Sutopo mengatakan, PT.
PDSI sangat membutuhkan tenaga-tenaga
untuk menggantikan yang sudah pensiun,
karena di pasaran sangat terbatas, sehingga
pihak PT. PDSI merekuitmen tenagatenaga muda yang kompeten dan tidak
lagi menggunakan ilmu turunan (ilmu dari
lapangan).

ESDMMAG edisi 02 | 2012

65

teknologi

emanfaatan angin (bayu) sebagai


sumber energi bukan barang baru
bagi umat manusia. Cara kerjan
turbin angin cukup sederhana.
Angin memutar sudut turbin yang
kemudian juga memutar sebuah poros yang
dihubungkan dengan generator. Hasilnya
adalah listrik. Energi listrik ini dapat disimpan
ke dalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.

Membangun
Sendiri

Turbin
Angin

Angin merupakan sumber


energi potensial di masa depan
ketika bahan bakar tradisional
dari fosil semakin menipis

66

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Namun, perangkat untuk menciptakan turbin


angin sebagai sumber energi masih terbilang
relatif mahal. Toh, Anda bisa membuat turbin
angin sederhana dari bahan-bahan yang mudah
ditemui di sekitar kita untuk menghasilkan
listrik berdaya kecil.

Roda Sepeda Bekas


Rotor atau bagian berputar (semacam balingbaling) adalah elemen penting dari sebuah
pembangkit listrik tenaga angin. Rotor berfungsi
memindahkan energi angin ke sebuah generator
untuk menjadi energi listrik. Anda memerlukan
selotip aluminium untuk membungkus jarijari roda yang berdekatan menjadi sebuah
bilah rotor sambil memberi bentuk pada bilah
tersebut. Hasilnya, rotor mampu berputar
kencang.

Dikutip dari www.treehugger.com, seseorang
yang menyebut dirinya Supergokue1 membuat
sebuah rotor dari roda sepeda bekas. Dalam
video yang diunggahnya di Youtube, ia
mendemonstrasikan kemampuan roda sepeda
bekas tersebut dalam menangkap energi angin.
Ke depannya, eksperimen ini akan menggunakan
dua buah generator direct current (DC) untuk
mengubah energi kinetik rotor menjadi listrik.
Teknologi serupa bisa ditemui di www.
permaculture.co.uk.
Menggunakan roda
sepeda berdinamo tromol, Beth Tilston dan Will
Harley menciptakan turbin angin. Perputaran
roda turbin menggunakan kabel daya yang
tersambung
dengan
terminal
dinamo.
Bilah turbin terbuat dari papan. Tak kalah
penting adalah ekor turbin. Fungsinya untuk
menggerakkan turbin agar selalu mengarah
pada sumber angin. Tiang digunakan sebagai
menara untuk memasang turbin di atap rumah.
Angin yang tertangkap lalu disimpan dalam
baterai (umumnya berkapasitas 12 volt). Listrik
siap digunakan.

Pipa Polyvinyl Chloride (PVC)


Pipa PVC bisa juga dimanfaatkan untuk membuat
sebuah pembangkit listrik tenaga angin dengan
sumbu vertikal atau vertical axis wind turbine.
Dikutip dari www.instructable.com, seseorang
bernama Faroun mempertunjukkan turbin angin
karyanya. Faroun memaparkan, bahan-bahan
yang perlu disiapkan adalah delapan buah pipa
PVC dengan panjang yang sama, sepasang
pipa saluran pembuangan, roda sepeda bekas
beserta as roda, kabel listrik dan DC motor.
Pipa PVC digunakan untuk menangkap angin,
mengirimnya ke DC motor dan munculah aliran
listrik.

Kayu Lapis
Anda juga dapat menghasilkan turbin angin
sumbu vertikal dengan bahan dasar kayu lapis
atau tripleks (plywood). Pembuatannya lebih
rumit daripada dua model sebelumnya. Turbin
berbahan kayu lapis ini menggunakan Efek
Venturi untuk menyalurkan udara. Dikutip
dari www.windstuffnow.com, turbin angin yang
dinamakan Lenz2 ini sebagian besar terbuat
dari kayu lapis, aluminium dan magnet sebagai
generatornya. Rotor terbuat dari kayu lapis
dalam ukuran tertentu. Saat membuat bilah
rotor, Anda membutuhkan peralatan memotong
tripleks dan aluminium foil. Model ini
memanfaatkan semacam kumparan bermagnet
untuk mengonversi angin menjadi listrik.

Kecepatan Angin
Lokasi turbin turut mempengaruhi keberhasilan
Anda. Bahan apapun yang akan Anda ubah
menjadi pembangkit listrik tenaga angin,
pastikan Anda sudah menemukan lokasi
dengan kecepatan angin yang cukup untuk
memutar rotornya. Kecepatan angin juga jangan
terlampau besar karena dapat menghancurkan
turbin angin.
Angin merupakan sumber energi potensial di
masa depan ketika bahan bakar tradisional
dari fosil semakin menipis. Energi angin relatif
bersih, tanpa bahan bakar dan tak menghasilkan
zat berbahaya serta sampah radioaktif. Sistem
energi masa depan sangat terkait dengan
isu lingkungan, pembangunan ekonomi,
pelaksanaan pembangunan dan liberalisasi
pasar. Dan, selama perkembangannya hingga
kini, energi angin mampu menunjukkaan
sebagai salah satu energi masa depan.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

67

lingkungan

Atasi Krisis Energi dan


Pemanasan Global dengan

Go Green Listrik

mengimplikasikan bahwa listrik sedikit


banyak turut mengambil peran dalam hal
memajukan sebuah bangsa. Bagaimana
tidak, hampir semua media pembelajaran
dan sumber informasi menggunakan listrik
sebagai sumber energinya.
Sayangnya, meskipun hal tersebut terus
dilakukan namun masih banyak masyarakat
yang tidak mau melakukan budaya hemat
listrik, dikarenakan pengetahuan mereka
yang masih terbatas mengenai manfaat
earth hour sendiri. Menumbuhakan
kesadaran budaya hemat listrik merupakan
suatu hal yang hingga saat ini masih terus
di upayakan. Hingga saat ini, program
earth hour masih dianggap sebagai solusi
permasalahan krisis energi yang efektif,
namun hanya sebagaian kecil masyarakat
saja yang mengetahui. Sehingga, strategi
peningkatan budaya hemat listrik melalui
program earth hour secara berkala perlu
dilakukan.
Hampir 40% emisi karbon dihasilkan
oleh sektor ketenagalistrikan. Semakin
tinggi konsumsi listrik, maka semakin
tinggi pula emisi karbon yang dihasilkan
dari pembangkit listrik, karena 60%-nya
menggunakan bahan bakar fosil. Sementara
itu, pembakaran bahan bakar fosil adalah
penyebab utama terjadinya pemanasan
global, yang berdampak pada meningkatnya
suhu bumi secara global.

entingnya
penghematan
listrik
bukan
sekadar
untuk
mengurangi pengeluaran bulanan
semata,
namun
bermanfaat
pula untuk mengatasi masalah
kurangnya pasokan listrik, serta dapat
mengurangi ancaman pemanasan global.
Isu global yang akhir-akhir ini menghebohkan
dunia, yaitu gejala global warming atau
pemanasan global adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan Bumi. Global warming dipicu oleh

68

ESDMMAG edisi 02 | 2012

aktivitas menusia akibat gas efek rumah kaca,


dimana salah satu hal yang banyak digunakan
manusia adalah listrik.
Sejak awal ditemukannya, listrik telah
berkontribusi banyak dalam kehidupan
manusia. Peranannya sangat beragam, mulai
dari fungsi sederhana seperti untuk penerangan,
hingga dapat digunakan sebagai media
transmisi data untuk keperluan telekomunikasi.
Seperti motto PLN Electricity for A Better Life,
listrik memang menjadikan hidup manusia
jauh lebih baik. Secara tersirat, motto tersebut

Rumah tangga memiliki kontribusi yang


sangat besar pada konsumsi energi listrik.
Oleh karena itu, penghematan listrik di rumah
tangga tentu akan sangat bermanfaat bukan
hanya bagi rumah tangga itu sendiri, namun
juga bagi penghematan energi. Efisiensi
sangat besar artinya dan akan menyebabkan
banyak perubahan. Penghematan energi
listrik juga akan menghemat pengeluaran
pada anggaran keluarga atau rumah tangga.
Dampak dari pemborosan energi listrik, air
dan sumber daya lainnya umumnya bersifat
negatif serta akan memberikan kerugian
bagi kita semua di masa yang akan datang.
Listrik yang terbatas, sebagian dibangkitkan
dari PLTU atau pembangkit listrik tenaga
uap dan pembangkit listrik lainnya juga
dapat menimbulkan polusi bagi lingkungan
hidup.
Begitu pula jika kita menggunakan air secara
tidak terkendali, tentu saja hal ini dapat
menyebabkan menurunnya debit air tanah.
Hal ini mampu mempercepat intrusi air
laut ke darat serta dapat menurunkan atau
merembeskan tanah ke bawah, sehingga
lama kelamaan akan tenggelam oleh air laut.
Melihat dampak yang ditimbulkan dari
penggunaan listrik dan air yang berlebih,
maka ada baiknya kita melakukan beberapa
hal di bawah ini untuk membantu menjaga
kelestarian alam dari kerusakan yang serius.

Berikut tips sederhana untuk menghemat


listrik, antara lain matikan lampu jika kita
tidak menggunakannya; gunakan lampu
hemat energi yang terang (bukan bohlam
lampu pijar); cabut steker listrik barang
elektronik yang tidak kita gunakan (bisa
juga menggunakan stop kontak untuk
mematikannya); gunakan alat penghemat
listrik yang bagus; dan matikan lampu,
tv, radio, dan lain-lain saat tidur. Di
samping itu, pilih barang elektronik yang
hemat listrik; ajari anak dan keluarga
untuk hemat energi listrik; cabut charger
ponsel saat indikator energi hp sudah
penuh.; gunakan energi gas LPG untuk
memasak; serta gunakan energi matahari
untuk memanaskan air, dan lain-lain.
Kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi
dalam program hemat energi listrik perlu
terus disemangati. Masyarakat perlu
dicerahkan bahwa dengan menghemat
energi listrik berarti mereka telah
berpartisipasi dalam membantu masyarakat
Indonesia lainnya yang belum mengenyam
nikmatnya listrik. Kegiatan edukasi publik
tentang pentingnya penggunaan listrik ini
harus dilakukan secara efisien dan terus
dilakukan. Ayo kita sama-sama untuk Go
Green Listrik, Sehingga, dengan cara itulah
kita dapat menyelamatkan dan mengatasi
krisis energi serta pemanasan global.

Ironisnya, disaat masih banyak penduduk


Indonesia yang belum dapat menikmati
listrik, namun banyak kelompok yang
memiliki kemudahan akses listrik justru
melakukan gaya hidup boros tanpa
menyadari bahwa listrik adalah komoditas
yang terbatas dan selayaknya dapat
diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Permintaan listrik yang kian meningkat dan
boros, sementara kapasitas pembangkit
listrik yang ada terbatas, sehingga
mengakibatkan terjadinya pemadaman
bergilir.

Menghemat Listrik Atasi Krisis Energi


Menghemat listrik adalah suatu kegiatan
yang dapat membuat konsumsi energi
listrik menjadi berkurang dengan berbagai
cara. Selain listrik, kita perlu juga untuk
berhemat air yang kita dapat dengan
cara membayar, yakni PAM maupun
dengan cara gratis, yakni sumur bor.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

69

potensi
adalah beberapa jenis reaktor yang di masa depan diharapkan
mempunyai sistem keamanan yang semakin dapat diandalkan.

PLTN

Si Energi Bungsu
Yang Tetap Potensial

Jenis PLTN yang pertama adalah PLTN dengan reaktor daya


fisi. PLTN ini membangkitkan panas melalui reaksi fisik
nuklir dari isotop fisil uranium dan plutonium. Reaktor fisi
dikelompokkan lagi menjadi reaktor thermal, reaktor cepat, dan
reaktor subkritis.
Jenis reaktor berikutnya adalah reaktor daya fusi. Reaktor ini
menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan
hanya sedikitlimbah radioaktif serta tingkat keamanan yang lebih
baik.

Keuntungan PLTN
Ditinjau dari beberapa sisi, PLTN memiliki keunggulan yang cukup
signifikan apabila dibandingkan dengan pembangkit daya utama
lainnya. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain adalah :
1. PLTN tidak menghasilkan emisigas rumah kaca(selama operasi
normal) - gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator
Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)
2. Tidak mencemari udara. Pada saat beroperasi, PLTN
tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon
monoksida,sulfur dioksida,aerosol,merkuri, nitrogen oksida,
partikulate atauasap fotokimia
3. Hanya sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi
normal)
4. Biaya bahan bakar rendah, karena hanya sedikit bahan bakar
yang diperlukan
5. Ketersedian bahan bakar yang melimpah, karena sangat sedikit
bahan bakar yang diperlukan

Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit


dapat mencapai 40MWe hingga 1000 MWe

eski kerap diwarnai ragam


argumentasi yang terus
berkembang, PLTN tetap
menjadi salah satu alternatif
pilihan sumber energi
dalam menunjang aktivitas manusia. Kunci
utama kesuksesan implementasinya terletak
pada akurasi perencanaan, penerapan
dan pemeliharaannya. Mengiringinya,
segenap prasyarat tersebut harus didukung
penerimaan positif yang tercermin pada
kedisiplinan, kewaspadaan, perubahan
perilaku kehidupan, serta partisipasi aktif
masyarakat luas.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


(PLTN)
Dalam undang-undang tentang energi
terbaru, disebutkan bahwa tenaga nuklir
diharapkan dapat berkontribusi hingga
lima persen terhadap penyediaan energi

70

ESDMMAG edisi 02 | 2012

terbarukan Indonesia. Pada umumnya,


tenaga nuklir banyak digunakan sebagai
salah satu sumber energi penghasil listrik.
Media konversi kedua sumber energi
tersebut adalah berupa Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir(PLTN).
PLTN
sejatinya
merupakan
stasiun pembangkit
listrik termal,
dimana panas dihasilkan dari satu atau
lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.
Berdasarkan catatan sejarah, reaktornuklir
yang pertama kali digunakan untuk
membangkitkan listrik adalah stasiun
pembangkit percobaan EBR-I. Kejadian ini
berlangsung pada 20 Desember 1951 di
dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat.
Selanjutnya, pada 27 Juni 1954, PLTN
pertama dunia yang menghasilkan listrik
untuk jaringan listrik (power grid) mulai
beroperasi di Obninsk, Uni Soviet. PLTN

skala komersil pertama adalah Calder


Hall di Inggris yang dibuka pada 17
Oktober 1956.
PLTN termasuk dalam pembangkit
dayabase load, yang dapat bekerja dengan
baik ketika daya keluarannya konstan. Daya
yang dibangkitkan per unit pembangkit
dapat mencapai 40 MWe hingga 1000
MWe.
Hingga saat ini, terdapat 442
PLTN berlisensi di dunia. Sebanyak 441
diantaranya beroperasi di 31 negara
berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut
menyuplai 17% daya listrikdunia.

Tantangan dan Harapan Dalam Implementasi PLTN


Dibalik rangkaian keunggulan yang ditawarkan PLTN, Dr. Hudi
Hastowo selaku Kepala BATAN, dalam sebuah wawancara bersama
media nasional menyebutkan bahwa persoalan pembangunan PLTN
di Indonesia sangat bergantung kepada masyarakat.
Menurutnya, masyarakat Indonesia harus dapat merubah sudut
pandang terhadap nuklir yang merupakan salah satu sumber energi
alternatif tersebut. Hal ini tentunya sangat beralasan. Secara luas,
masyarakat harus memaknai keberadaan nuklir sebagai altenatif
energi yang aman dan bersahabat. Tentu saja realisasi dari pendapat

tersebut ini harus didukung melalui perencanaan, penerapan dan


pemeliharaan yang tepat. Apabila tidak, maka tak berlebihan apabila
masyarakat justru masih melihat nuklir sebagai sesuatu yang bahaya
dan tidak ada untungnya sama sekali.
Kalau niat untuk membangun PLTN di Indonesia sebenarnya sudah
ada sejak tahun 1972. Tapi untuk merealisasikannya tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Semua tergantung masyarakatnya.
Kalau masyarakatnya sudah merasa memerlukan nuklir untuk
energi listrik dan lain-lainnya, baru bisa terwujud, terang Hudi.
Indonesia sendiri memiliki potensi implementasi PLTN yang cukup
besar. Salah satu contohnya terdapat pada tiga kabupaten di Provinsi
Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berpotensi memanfaatkan tenaga
nuklir sebagai sumber pembangkit listrik.
Kepala Bidang Listrik Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Sulsel Bustanuddin dalam sebuah kesempatan mengatakan,
tiga kabupaten yang memiliki potensi yang belum termanfaatkan
tersebut terdapat di Kabupaten Luwu Utara, Jeneponto dan Bone.
Meski diakui biaya operasional PLTN lebih murah dibandingkan
penggunaan bahan bakar minyak dan hydro. Namun, pemerintah
provinsi belum tertarik memanfaatkan tenaga nuklir sebagai sumber
pembangkit listrik. Salah satu pertimbangannya adalah karena
pembangunan PLTN belum populer di Indonesia.
Hal ini tentunya sebuah tantangan tersendiri yang solusinya harus
disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang juga
sangat beragam dari Sabang hingga Merauke. Secara teknis, nuklir
atau PLTN untuk Indonesia memiliki tantang tersendiri. Tapi bisa
menjadi pilihan terakhir bila ada perkembangan teknologi nuklir ke
arah lebih aman, kata anggota DEN Prof Ir Rinaldy Dalimi, PhD di
sela-sela workshop Skenario Kebijakan Energi Indonesia Menuju
2050 yang digelar DEN dan LPPM ITS.
Sepertinya, meski potensi pengembangan PLTN di Indonesia
masih sangat besar, namun implementasi dan pemanfaatan pilihan
tersebut tetap menjadi urutan paling akhir. Selain masih banyak
alternatif energi terbarukan lainnya, pertimbangan sektor keamanan
dan budaya masyarakat menjadi hal-hal yang patut diperhatikan.
Namun tentu saja, potensi bungsu ini harus tetap diperhatikan
sebagai sebuah alternatif pengganti sumber energi tak terbarukan
yang kian tergerus dari waktu ke waktu.

Pengelompokan PLTN
PLTN dapat dikelompokkan berdasarkan
jenis reaktor yang digunakan. Disisi lain,
ada PLTN yang menerapkan unit-unit
independen, dan hal ini dapat menggunakan
jenis reaktor yang berbeda. Dibawah ini

ESDMMAG edisi 02 | 2012

71

keselamatan

Kesehatan (Health)

Health, Safety &


Environment (HSE)
Sebuah Keniscayaan Dalam
Industri Energi

Faktor kesehatan merupakan kebutuhan


dasar dan tanggung jawab semua
pekerja industri energi. Pekerja harus
memiliki ketahanan fisik prima untuk bisa
mengoperasikan peralatan mekanis secara
manual ataupun otomatis. Belum lagi bagian
tugas yang menuntut pemikiran ekstra
keras. Pekerja juga wajib menjaga peralatan
kerja agar tidak menimbulkan dampak
buruk bagi kesehatan kerja dan diri sendiri.

Pada tempat atau lokasi kerja, setidaknya
terdapat kotak Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K). Setiap karyawan juga
perlu diberikan pengetahuan dan pelatihan
First Aid. Lebih baik lagi, perusahaan
tersebut memiliki tim paramedis sendiri.

Keamanan
(Safety)
Keamanan adalah hal mutlak dalam industri
energi. Panas, dingin, getaran (noise
desible), kelembaban, zat kimia, radiasi,
tekanan adalah sejumlah kondisi yang bisa
ditemui di tempat atau lokasi kerja industri
energi.

enerapan aspek Health, Safety and Environment (HSE) adalah keniscayan bagi
berbagai industri. Tak terkecuali bagi para pelaku industri energi. HSE vital bagi
industri energi karena kegiatan usahanya berpotensi menimbulkan dampak atau
risiko bahaya yang dapat berakibat fatal terhadap pekerja, aset dan lingkungan
hidup.


HSE bukan sekadar hak dan kewajiban, tetapi juga korelasinya terhadap produktivitas kerja,
strategi bisnis yang berkelanjutan serta keuntungan jangka panjang (long-term profit).
HSE merupakan bagian sistem manajemen dalam sebuah perusahaan. HSE mencakup
perencanaan, pengorganisasian, penerapan, pengawasan serta pelaporannya. Penerapan
HSE memerlukan komitmen dan tanggung jawab manajemen serta pekerja. Sosialisasi,
pelatihan dan audit rutin pun perlu dilaksanakan agar HSE berjalan dengan baik..

ESDMMAG edisi 02 | 2012

Faktor keamanan bisa dimulai


dari diri pekerja sendiri. Alat
pelindung diri standar
seperti
helm,
sepatu
pengaman,
kacamata,
sarung tangan, masker,
pelindung
t e l i n g a ,
pelampung,
a t a u
pelindung
s i k u
serta
lutut
p e r l u
dikenakan
pekerja
tergantung lokasi dan jenis pekerjaannya.
Para pekerja sebaiknya juga diberikan
pengetahuan teknik dan penggunaan
alat keselamatan diri.

Lokasi kerja juga perlu dilengkapi dengan


alat-alat keamanan atau keselamatan.
Peralatan pemadam kebakaran (APAR)
diletakkkan pada tempat yang mudah
terlihat dan terjangkau. Peta jalur
penyelamatan atau evakuasi terpampang
dengan jelas. Alat transportasi di lokasi
kerja pun harus sesuai dengan standar
keselamatan. Tak ketinggalan, peralatan
komunikasi
yang
memadai
turut
mempengaruhi faktor keselamatan di lokasi
kerja. Tak kalah penting, para pekerja yang
terlibat wajib memahami fungsi dan
kegunaan
berbagai
alat kerja.

Lingkungan (Environment)
Pelaku industri energi harus peka terhadap
lingkungan. Mereka mesti menyadari
alam adalah milik antargenerasi dan
ulah manusialah yang bisa merusak atau
memperbaikinya. Industri energi seringkali
berhubungan langsung dengan kondisi
ekosistem, hutan, laut, gunung, perut bumi
dan sebagainya. Oleh sebab itu, aktivitas
industri energi mesti memperhatikan
pelestarian alam serta kondisi masyarakat
sekitar.
Berbagai langkah bisa dilakukan untuk
pelestarian lingkungan. Mulai dari hal

72

Pekerja sebaiknya mengikuti pemeriksaan


medis (general check-up) secara berkala.
Pemeriksaan terhadap tempat kerja juga
perlu dilakukan untuk menemukan potensi
sebab dan upaya pencegahaan gangguan
kesehatan. Selain itu, pekerja juga perlu
dilindungi dengan
asuransi
kesehatan
a t a u
kecelakaan
kerja.
Tak
ada salahnya juga
bila
perusahaan
mengadakan
agenda
olahraga rutin yang
diikuti
karyawannya.

sederhana, seperti memisahkan


sampah organik dan nonorganik. Pisahkan peralatan
atau mesin yang potensial
menyebabkan
pencemaran
lingkungan, misalnya kebocoran
oli atau bahan bakar lain.
Tandai dan perbaiki alatalat tersebut sebelum
dipergunakan kembali.
Letak lokasi kerja juga diperhatikan.
Contohnya, pengeboran sebaiknya jauh
dari sumber air. Limbah industri pun harus

diperhatikan untuk meminimalisasikan


dampak buruk bagi lingkungan.

ESDMMAG edisi 02 | 2012

73

TIPS

CARA PINTAR

PAKAI LPG 3 Kg
Apa yang harus dipersiapkan ?
1. Ruang harus
mempunyai
sirkulasi udara
dan ventilasi yang
baik

2. Pasangkan klem
dengan erat pada
tempatnya (kedua
ujung selang)

OFF

Cara memasang regulator

a. Lepaskan segel plastik


dan cek cincin karet
(seal) pengaman
b. Pasang regulator
c. Putar knopnya searah
jarum jam

OK
d
d. Pastikan selang tidak tertindih atau tertekuk

Cara menggunakan kompor gas yang baik


a. Tekan dan putar
kompor berlawanan
arah jarum jam
b. Hindarkan terjadinya
tumpahan ke dalam
kompor

OFF

Putar Knop sampai


posisi off, bila telah
selesai digunakan

Jika gas ELPIJI habis


Kok api tidak menyala?

ON

Tabung Kosong

Ditandai dengan api


tidak menyala dan
tabung menjadi ringan

WASPADA !

180o

Tabung Isi

Ganti tabung kosong


dengan tabung baru

Jangan menggunakan kompor gas dan kompor minyak tanah secara bersamaan
Jangan menghidupkan kompor anda jika tercium bau LPG yang bocor

Mari Wujudkan Swasembada


Energi yang Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai