PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Desember 2011
MODUL 1
TOPIK BAHASAN : Overview: Pengambilan Cakupan Keputusan Ekonomi Teknik kriteria dan Konsep dan
berdasarkan
teknik
kriteria ekonomi
SASARAN BELAJAR
Mahasiswa mampu menerapkan teknik pengambilan keputusan, melakukan analisis biaya dan pendapatan dari setiap investasi, menghitung nilai equivalen dari suatu arus kas pada berbagai titik waktu, dan menerapkan berbagai metode analisis ekonomi dalam mengevaluasi kelayakan finansial setiap proyak atau investasi serta dalam pengambilan keputusan investasi. Mahasiswa tahapan dapat menerapkan konsep dan serta titik tahapanmemahami awal dan
SASARAN PEMBELAJARAN
dalam
pengambilan
keputusan sebagai
pentingnya
menetapkan
sasaran
akhir dalam evaluasi alternatif investasi dan pengambilan keputusan. KOMPETENSI SASARAN : Kompetensi #7: Kemampuan dalam memecahkan persoalan-persoalan dalam bidang keteknikan pertanian. Kompetensi #11: Kemampuan untuk mengembangkan diri dan berfikir logisanalitis Kompetensi #12: Kemampuan Manajerial dan Kewirausahaan.
17
MODUL 1 OVERVIEW
1.1. Ekonomi Teknik
Pertanyaan pertama yang mungkin muncul pada saat anda membaca judul buku ini adalah apa itu ekonomi teknik, mengapa penting dipelajari, dan apa hubungannya engan pengambilan bahwa keputusan. mereka Mahasiswa akan dalam bidang keteknikan yang umumnya berhubungan
beranggapan
hanya
mengerjakan
hal-hal
dengan aspek keteknikan pada saat mereka mengerjakan suatu proyek atau pada saat mereka bekerja pada suatu institusi atau perusahaan. Menurut perkiraan mereka,
masalah yang berhubungan dengan aspek finansial dari suatu proyek akan dipikirkan dan ditangani oleh orang lain.
Badan
Akreditasi Board
Pendidikan for
dan
Teknologi telah
di
Amerika
(Accreditation bidang
Engineering suatu
Technology) dimana
menggariskan
keteknikan sains
merupakan
pengetahuan
matematika
ilmu-ilmu
dasar
dimanfaatkan
mengembangkan
cara-cara
memanfaatkan
secara ekonomis sumber daya dan hukum-hukum alam demi kemaslahatan ummat manusia. Definisi ini menggariskan dua peran yang harus dijalankan oleh setiap
sarjana dalam bidang keteknikan: peran yang menyangkut aspek ekonomi dan peran yang menyangkut aspek teknis.
Sejatinya, setiap sarjana keteknikan akan diperhadapkan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan perencanaan, perekayasaan ataupun perancangan suatu
produk atau suatu proyek. Mereka seringkali diperhadapkan pada keharusan untuk mengambil keputusan yang didasarkan atas kelayakan teknis dan kelayakan financial dari produk atau proyek yang mereka rancang. Selain itu, dalam proses perancangan, akan terdapat banyak hal yang membutuhkan keputusan rasional dari sang perancang. Keputusan jenis tentang jenis bahan yang harus digunakan, spesifikasi disain, jenis-
18
fitur yang harus dimiliki, serta target biaya dan harga dari produk yang dirancang harus diambil pada saat produk atau proyek tersebut mulai direncanakan. Hal ini penting karena kesuksesan suatu perusahaan atau suatu proyek sangat tergantung pada berapa efektif dan akurat para pengambil keputusan dalam memutuskan apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, kapan pekerjaan tersebut harus
dilakukan, dan siapa yang harus mengerjakannya. Setiap keputusan yang diambil akan berimplikasi pada biaya produksi dan biaya proyek secara keseluruhan. Setiap proyek keteknikan (engineering project) seperti disain produk baru atau
pembangunan dan pengoperasian suatu fasilitas produksi hanya akan berhasil apabila memiliki aspek teknis yang handal dan didukung oleh prospek ekonomi yang baik Engineering without sound economy is destined to fail on the market. Sebagai contoh, rangka sepeda tiga roda untuk anak-anak dapat dibuat dari serat karbon yang lebih kuat dan lebih ringan seperti yang digunakan pada rangka sepeda balap. Akan tetapi, biaya produksinya akan sangat mahal dan mungkin tidak akan banyak konsumen yang ingin mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk sebuah sepeda tiga roda. Oleh karena itu, para sarjana keteknikan harus mampu melakukan analisis ekonomi dalam upaya-upaya kreatif mereka sehingga mereka dapat merancang suatu proyek atau
memproduksi suatu produk yang tidak hanya handal secara teknis tetapi juga layak secara ekonomi. Contoh diatas memperlihatkan sebuah produk yang secara teknis dapat diproduksi dan memiliki keunggulan tetapi secara ekonomi mungkin tidak akan layak karena jumlah permintaan untuk produk tersebut kemungkinan akan sangat kecil. Contoh tersebut juga memperlihatkan bahwa faktor ekonomi harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan dan perancangan suatu produk. Dengan demikian, aspek ekonomi teknik merupakan bagian tak terpisahkan dari proses perencanaan atau perancangan suatu proyek atau produk. Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi teknik tidak hanya dibutuhkan dalam analisis
kelayakan ekonomi proyek-proyek keteknikan tetapi juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk hal-hal yang bersifat pribadi yang akan member dampak finansial dimasa yang akan datang. Misalnya, sebagai seorang mahasiswa yang cerdas, anda ditawari bekerja pada tiga perusahaan setelah kelak anda lulus dari
19
universitas. Untuk menentukan pilihan yang tepat, salah satu aspek yang anda harus pertimbangkan adalah aspek finansial yang merupakan konsekwensi dari pilihan atau keputusan yang anda akan buat. Dalam hal semacam ini, prinsip-prinsip ekonomi teknik dapat anda pergunakan untuk membantu anda mengambil keputusan yang akan memberikan konsekwensi finansial yang terbaik.
Contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa ekonomi teknik merupakan suatu alat yang sangat berguna bagi para sarjana keteknikan dalam melakukan analisis ekonomi atas proyek-proyek yang direncanakan serta dalam pengambilan keputusan mengenai
proyek atau investasi yang paling layak dilaksanakan. Ekonomi teknik dapat member pemahaman mengenai pengambilan keputusan berdasarkan of parameter ekonomi yang nilai
lain, laju pengembalian modal (rate (net present ataupun value), rasio ekuivalensi pendapatan analisis nilai
arus
(uniform ratio).
flow),
terhadap yang
biaya
mengambil
keputusan
sumberdaya
sehingga
diperoleh
manfaat
(benefit)
yang
maksimal
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa ekonomi teknik merupakan bidang yang mempelajari metode evaluasi secara sistimatis terhadap perkiraan biaya dan
potensi pendapatan dari setiap proyek keteknikan yang direncanakan atau dijalankan. Tujuan dari buku ini adalah untuk memberi pemahaman kepada para mahasiswa dan praktisi dalam bidang keteknikan tentang prinsip-prinsip dan metodologi yang
diperlukan untuk dapat menjawab pertanyaan yang paling dasar dalam setiap kegiatan perancangan: Apakah nilai manfaat yang akan diperoleh melebihi biaya yang harus dikeluarkan? Sehubungan dengan itu, buku ini memaparkan dasar pemikiran, konsep, metode, serta pengetahuan yang dapat digunakan oleh para insinyur dan dan sarjana dalam
keteknikan
dalam
mengevaluasi
kelayakan
proyek-proyek
keteknikan
mengevaluasi aspek finansial dari setiap alternatif investasi yang ada. Selain itu, buku ini juga diharapkan dapat memberi pemahaman yang luas tentang metode dan criteria yang dapat digunakan untuk menentukan alternatif terbaik dari sederet alternative
20
Agar tujuan diatas dapat dicapai, buku ini akan memaparkan secara sistimatis tentang konsep dan teknik yang umum digunakan dalam evaluasi ekonomi proyek-proyek
keteknikan (engineering projects). Konsep dan topik utama yang akan dibahas dalam buku ini meliputi konsep tentang bunga (interest), nilai uang menurut waktu (time value of money), laju pengembalian modal (rate of return), ekuivalensi ekonomi (economic (analysis equivalence), and analisis of dan perbandingan antar setiap pajak alternatif pendapatan investasi (income
comparison
investment
alternatives),
taxes), pengaruh inflasi (effects of inflation), biaya atas modal (cost of capital), analisis penggantian alat/mesin (replacement analysis), dan pengalokasian modal
investasi (capital budgeting). Selain itu, topik-topik penting lainnya yang biasanya diabaikan dalam banyak buku teks ekonomi teknik seperti teknik perkiraan biaya (costs estimating) dan analisis keputusan (decision analysis) juga dibahas dalam buku ini. Dengan mempelajari topik-topik ini, mahasiswa akan mempelajari cara
mengevaluasi alternatif-alternatif disain, alternatif operasional fasilitas, dan alternative investasi berdasarkan aspek ekonomi. Oleh karena itu, topik-topik yang dibahas
dalam buku ini tidak hanya memberi pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang cara melakukan perhitungan finansil tetapi juga memperkaya mahasiswa
1.2. Pengambilan Keputusan Proses dalam pengambilan keputusan yang logis yang dan penting sistematis akan sangat untuk membantu
faktor-faktor Dengan
diperhatikan
menghasilkan dan
keputusan
menggunakan
pendekatan
yang
terstruktur
sistematis, kita dapat terhindar dari kesalahan yang diakibatkan oleh terabaikannya faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan sehingga kita dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik. Agar kita dapat mengambil keputusan yang baik dan efektif, ada enam langkah yang harus dilakukan yaitu: (1) ciptakan lingkungan yang kondusif bagi setiap orang untuk berkontribusi secara efektif dalam proses
pengambilan keputusan, (2) identifikasi semua altiernatif penyelesaian yang mungkin dilakukan, (3) uji setiap alternatif yang ada berdasarkan kriteria-kriteia kunci yang disetujui bersama, (4) pilih alternatif terbaik berdasarkan kriteia-kriteria kunci yang telah ditetapkaan, (5) cek ulang keputusan yang diambil, dan (6)
komunikasikan
21
keputusan
yang
diambil
kepada
pihak-pihak
yang
terkait
dan
lakukan
aksi
berdasarkan keputusan yang telah diambil tersebut. Untuk dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses pengambilan
keputusan, hal-hal dibawah harus dilakukan secara dini. Tetapkan sasaran yang ingin dicapai. Sepakati secara bersama proses yang akan digunakan untuk mencapai
keputusan yang diinginkan. Model Vroom-Yetton-Jago akan sangat membantu dalam menentukan cara yang paling tepat untuk proses pengambilan
keputusan. Pilih dan libatkan orang-orang yang tepat dalam proses pengambilan
keputusan. Walaupun keputusan akan diambil oleh satu orang (misalnya oleh CEO atau pimpinan proyek), konsultasi ke berbagai stakeholder akan sangat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat. Buka kesempatan kepada setiap orang untuk berkontribusi memberikan
masukan dan saran-saran. Harus diingat bahwa adalah bukannya membuat keputusan terbaik berdasarkan dimana
menciptakan
arena
individu-individu
berkompetisi
Dalam upaya untuk mencapai suatu keputusan yang baik dan komprehensif, kita harus dapat mengidentifikasi semua alternatif penyelesaian yang mungkin dilakukan.
Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting karena semakin banyak alternative (opsi) yang dapat dipertimbangkan, semakin baik dan semakin lebih komprehensif keputusan yang akan diambil. Ketika kita berusaha mengidentifikasi semua alternative aksi yang mungkin diambil, kita memaksa diri kita untuk memikirkan lebih dalam masalah-masalah yang dihadapi dan mencoba melihatnya dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, kita dapat menemukan lebih banyak alternatif penyelesaian
Untuk beberapa
membantu langkah
kita perlu
penyelesaian
yang
baik, ide-ide
Langkah dalam
adalah
pengembangan
penyelesaian ide
melalui
22
diharapkan muncul dari banyak stakeholder, penggunaan brainstorming kemungkinan kurang efektif karena diskusi akan untuk memunculkan oleh ide-ide baru orang akan saja. susah Untuk
dikendalikan
dan
diskusi
didominasi
beberapa
menghindari hal ini, kita dapat menggunakan teknik brainstorming secara berjenjang yang dikenal dengan nama Charette Procedure. Teknik ini merupakan sebuah proses sistematis yang digunakan untuk mengembangkan ide-ide dari banyak stakeholder. Teknik Charette Procedure dilakukan dengan mengelompokkan berbagai stakeholder kedalam beberapa kelompok-kelompok kecil. Brainstorming akan dilakukan secara berjenjang dari satu keompok ke kelompok berikutnya. Ide-ide yang dimunculkan oleh satu kelompok kemudian dibawa ke kelompok berikutnya untuk didiskusikan, disempurnakan, dan diperkaya. Hasil brainstorming dari kelompok ini dilanjutkan lagi ke kelompok berikutnya sehingga akan dihasilkan ide-ide penyelesaian yang akan diprioritaskan untuk dilaksanakan. Dengan demikian, brainstorming dengan
menggunakan teknik Charette Procedure akan memungkinkan kita mengembangkan banyak ide tanpa mengorbankan kualitas dan efektifitas proses brainstorming yang dilakukan. Teknik ini memungkinkan diperolehnya altenatif penyelesaian yang baik karena ide-ide akhir yang dihasilkan telah disempurnakan dan diperkaya melalui serangkaian proses brainstorming. Langkah kedua yang perlu dilakukan untuk menemukan ide-ide penyelesaian adalah dengan melihat masalah yang dihadapi dari berbagai sudut pandang. Misalnya, apabila volume penjualan produk yang telah diperkenalkan ke pasar tidak sesuai harapan, akar masalahnya dapat diidentifikasi dengan melihatnya dari empat aspek; yaitu aspek produk, aspek perencanaan pemasaran, aspek potensi, dan aspek harga,
penampakan, dan fitur teknis dari produk. Oleh karena itu, pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah harga yang ditetapkan untuk produk tersebut sudah tepat? Apakah penampakan dari produk cukup menarik? Apakah produk tersebut sudah sempurna dari segi teknis? Apabila jawaban terhadap ketiga pertanyaaan tersebut adalah ya, maka permasalahan pemasaran yang dihadapi kemungkinan disebabkan karena produk tersebut belum dikenal oleh pasar dan belum terbukti keunggulannya. Dari segi perencanaan pemasaran, pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah strategi dipilih pemasaran yang diterapkan sudah tepat dan apakah segmen pasar yang
23
sudah tepat. Dari aspek potensi, pertanyaan yang harus dijawab adalah bagaimana strategi untuk meningkatkan penjualan. Dari aspek konsumen, pertanyaan yang perlu dijawab mengapa masalah adalah mereka diatas bagaimana lebih dapat pandangan produk melalui konsumen lain. terhadap untuk produk tersebut dan
memilih dieproleh
Ide-ide
penyelesaian dan
beberapa group
kegiatan
brainstorming
focus
discussion. Setelah proses pengumpulan dan pengembangan ide telah dilaksanakan, maka langkah selanjutnya dari proses identifikasi ide-ide ide-ide atau atau alternatif pengembangan yang telah
alternatif
penyelesaian
adalah
mengorganisasi
dihasilkan kedalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis dan skala prioritas. 1.3. Ekonomi Teknik dan Pengambilan Keputusan Bisnis Hidup ini penuh dengan pilihan sehingga kita sering diperhadapkan pada keharusan mengambil keputusan; walaupun kadang-kadang tanpa kita sadari. Setiap hari, berpuluh-puluh keputusan harus kita ambil. Sejak bangun pagi hari ini, misalnya, anda sudah diperhadapkan dengan berbagai pilihan: berolahraga ringan sebelum mandi atau langsung melakukan aktifitas lain; menu sarapan berupa roti, breakfast cereal, atau nasi disertai minuman berupa kopi, teh, susu, atau air putih; berangkat ke kampus dengan kendaraan sendiri atau dengan kendaraan umum; rute perjalanan yang akan dilalui (rute A, B, atau C); jam berapa harus meninggalkan rumah; dan lain sebagainya. Pengambilan keputusan untuk hal-hal tersebut diatas umumnya kita lakukan by default dan tanpa perlu pertimbangan yang dalam. Pada kasus lain, keputusan yang tepat mungkin hanya dapat dicapai setelah melalui pertimbangan dan analisis yang mendalam. Sebagai contoh, untuk kebutuhan transportasi selama anda kuliah di universitas, ada dua alternatif yang tersedia dan anda harus pilih: (1) menggunakan angkutan umum, atau (2) membeli kendaraan (motor atau mobil). Agar anda dapat memutuskan alternatif mana yang terbaik, akan dibutuhkan suatu analisis yang lebih dalam, yang tidak dapat dilakukan diluar kepala. Untuk sampai pada keputusan tersebut, anda harus menjawab beberapa pertanyaan berikut: Berapa biaya awal dan biaya setiap tahun yang harus dikeluarkan untuk
masing-masing alternatif? Bagaimana alternatif (2)? Apakah ada pajak atau bunga yang harus dibayar untuk setiap alternatif? cara pembayarannya (kontan atau kredit) apabila yang dipilih
24
Parameter apa yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan dan bagaimana menganalisanya? Apasaja dan seberapa besar keuntungan tak terukur (intangible benefits) dari masing-masing alternatif? Seberapa besar resiko finansial dari masing-masing alternatif? Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, maka akan dibutuhkan hal-hal sebagai berikut: perkiraan biaya (cost estimates), perencanaan finansial (financial
planning), peraturan pajak dan tingkat suku bungan (tax law and interest rates), kriteria pemilihan dan teknik analisis (selection criteria and analysis techniques),
Contoh-contoh
diatas
jelas
memperlihatkan
bahwa
proses
pengambilan
keputusan
dapat cukup sederhana tetapi di lain pihak dapat menjadi sangat kompleks. Masalahmasalah sederhana yang umumnya pula. dan hanya membutuhkan proses pengambilan yang kompleks yang keputusan biasanya kompleks
sederhana
Sebaliknya, seperangkat
membutuhkan
proses
keputusan
pula. Suatu masalah menjadi kompleks apabila: Terdapat banyak faktor yang saling memengaruhi yang harus dipertimbangkan seperti faktor teknis, faktor ekonomi dan finansial, faktor sosial budaya, dll. Dampak teknis, ekonomi, ataupun sosial yang akan ditimbulkan dari ketepatan maupun kesalahan keputusan yang diambil sangat besar. Outcome dari keputusan yang diambil sangat tergantung pada akurasi dari data dan informasi yang digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan
keputusan. Semakin banyak data dasar yang harus diasumsikan karena tidak tersedia maka semakin tinggi ketidakpastian ( uncertainty) tercapainya
Oleh
karena
hal-hal
tersebut
diatas,
cara
yang
harus
dilakukan
dalam
mengambil proses
suatu
keputusan keputusan
yang yang
sifatnya
adalah sistematis.
dengan Proses
menggunakan pengambilan
pengambilan
terstruktur
keputusan yang terstruktur dengan baik dapat menghasilkan keputusan yang konsisten dan berkualitas.
25
Dalam proses pengambilan keputusan, akurasi dan kelengkapan data dan informasi awal yang dimiliki akan sangat memengaruhi keakuratan keputusan yang diambil. Dengan kata lain, tahap-tahap awal dalam proses pengambilan keputusan yang meliputi pendefinisian masalah, identifikasi dan pengembangan alternative
penyelesaian, serta perkiraan biaya dan pendapatan (untuk pengembangan cash flow) berpotensi memengaruhi keputusan investasi yang akan diambil. Oleh karena itu, setiap tahapan dalam proses pengambilan keputusan harus dilakukan secara hati-hati agar kita dapat sampai pada suatu keputusan investasi yang tepat. Proses pengambilan keputusan dalam konteks analisis ekonomi teknik setidaknya terdiri atas enam tahap yaitu (1) identifikasi dan pendefinisian masalah, (2) pengembangan alternative
penyelesaian atas masalah tersebut, (3) analisis biaya/pendapatan dan pengembangan arus kas untuk setiap alternatif penyelesaian yang telah diidentifikasi, (4) analisis atas arus kas dengan menggunakan konsep dan metode dasar analisis ekonomi teknik (present worth, uniform annual cash flow, rate of return, benefit-cost ratio, payback period, breakeven point, dan sensitivity analysis), (5) pemilihan alternatif terbaik berdasarkan hasil analisis pada tahap sebelumnya, dan (6) analisis dan evaluasi pasca implementasi keputusan. Pada tahap identifikasi dan pendefinisian masalah, tim analis harus menetapkan sasaran-sasaran logis yang ingin dicapai dan mengurutkan sasaran-sasaran tersebut berdasarkan tingkat kepentingannya. Hal ini sangat krusial karena tingkat kepentingan setiap tujuan yang ingin dicapai akan menjadi dasar dalam menetapkan criteria penilaian setiap alternatif pemecahan yang akan dievaluasi. Oleh karena itu, sasaransasaran rasional yang ditetapkan pada tahap awal sangat penting dalam proses
pengambilan keputusan. Keputusan dalam bidang keteknikan dan bisnis sejatinya dibuat berdasarkan hasil evaluasi semua alternatif penyelesaian yang mungkin ada. Apabila ada alternatif yang terlewatkan dan tidak dipertimbangkan dalam analisis, penyelesaian atau keputusan yang diambil mungkin saja bukanlah keputusan yang terbaik. Oleh karena itu, dalam perencanaan proses produksi pada suatu industri, pengidenfitikasian semua alternative penyelesaian harus dilakukan pada semua aspek yang meliputi antara lain: spesifikasi disain, jenis bahan yang akan digunakan, sumber dan cara pengadaan bahan baku, jumlah cadangan bahan baku yang harus dimiliki setiap saat, metode produksi dan
26
jenis peralatan/mesin yang dibutuhkan, jumlah produk yang harus diproduksi, dan metode pendistribusian produk. Dalam setiap aspek tersebut, semua alternatif yang mungkin ada harus dipertimbangkan dan dianalisa karena keputusan yang terbaik
hanya dapat dijamin apabila semua alternatif sudah dipertimbangkan. Sebagai contoh, apabila tim perancang diperintahkan menggunakan plastik berkekuatan tinggi atau
besi cor untuk memproduksi komponen tertentu dari suatu peralatan/mesin, keputusan yang mereka ambil belum dapat dijamin sebagai mereka seperti tersebut. Pendekatan adalah yang umum digunakan dalam pemilihan suatu alternatif (pairwise penyelesaian comparison). hanya mempertimbangkan atau baja kedua jenis keputusan yang terbaik apabila tersebut karena bahan kedua lain bahan
bahan baik
aluminium
mungkin
saja
lebih
dibandingkan
dengan
membandingkan
alternatif
secara
berpasangan
Dengan metode ini, apabila terdapat lebih dari dua alternatif, penentuan alternative terbaik dilakukan melalui proses analisis dan evaluasi secara bertahap dengan
menggunakan teknik incremental analysis. Misalnya, apabila tim R&D telah berhasil mengembangkan empat macam disain (A, B, C, dan D) yang dapat digunakan untuk memproduksi suatu jenis produk, dimana masing-masing disain memiliki
konsekwensi finansial yang berbeda, maka harus dilakukan analisis secara bertahap untuk menentukan disain yang paling baik berdasarkan kriteria ekonomi. Prosedur evaluasi untuk menentukan jenis disain yang akan diadopsi (alternatif terbaik) dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) mengurutkan alternatif disain
berdasarkan besarnya biaya investasi (dari terkecil ke terbesar), (2) membandingkan dua alternatif yang yang memiliki biaya terendah (misalnya lebih C dan A) (3) dan memilih
alternatif
memberikan
konsekwensi
finansial
baik,
membandingkan
alternatif terpilih (misalnya C) pada tahap (2) dengan alternatif berikutnya dalam daftar finansial urut (misalnya baik, D) dan dan (4) memilih alternatif yang memberikan terpilih pada konsekwensi tahap (3),
lebih
membandingkan
alternatif
misalnya C, dengan alternatif berikutnya dalam daftar (alternatif B). Alternatif terpilih pada tahap (4) merupakan alternatif terbaik dari empat alternatif yang ada. Dalam sebagian besar buku-buku ekonomi teknik, pembahasan umumnya dititik
beratkan pada tahap (4) dan (5) sedang tahap (1), (2), dan (3) cenderung diabaikan atau hanya dibahas seadanya. Tahap (1) dan (2) sejatinya merupakan tahap yang
27
sangat penting dalam proses pengambilan keputusan karena pada tahap inilah semua alternatif yang akan dievaluasi ditetapkan. Selain itu, analisis biaya, potensi
pendapatan, dan arus kas (Tahap 3) sangat penting dilakukan secara akurat karena akan menjadi dasar bagi analisis ekonomi teknik yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya. Dalam konteks ekonomi teknik, teknik-teknik perkiraan biaya dan cashflow seharusnya dan diajarkan. Metode smoothing analisis dapat yang meliputi analisis regresi, curvefitting, biaya
exponential
digunakan
untuk
memperkirakan
dimasa yang akan datang berdasarkan data biaya dan data parameter ekonomi lainnya dimasa lampau. Oleh karena itu, dalam buku ini, perhatian juga diberikan pada tahap (1) (3) karena hasil analisis yang diperoleh pada tahap (4) dan keputusan yang diambil pada tahap (5) akan keliru atau tidak akan optimal apabila masalah dan semua kemungkinan cara pemecahannya tidak berhasil diidentifikasi secara akurat pada
tahap (1) dan (2) dan perkiraan arus kas (cash-flow) untuk setiap alternatif pemecahan tidak akurat karena tidak tersedianya data dan teknik estimasi yang akurat. 1.4. Analisis Finansial Setelah kita berhasil mengembangkan ide-ide atau alternatif-alternatif pemecahan
masalah pada langkah kedua dari proses pengambilan keputusan, tahap selanjutnya adalah mengeksplorasi dan menganalisa lebih dalam setiap alternatif yang ada. Halhal yang harus dianalisa yang akan meliputi muncul resiko apabila dari setiap alternatif yang dan dipilih. implikasi Dalam
(konsekuensi)
alternatif
tersebut
analisis resiko dari setiap opsi, kita harus menentukan apakah resiko yang potensil muncul dapat diatasi dan berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk mengatasinya. Selain resiko, dampak dari keputusan yang diambil juga harus dianalisa. Hal ini harus dilakukan dengan melihat setiap alternatif dari berbagai perspektif seperti aspek teknis, sosial, lingkungan, dan finansial. Dari sudut pandang ekonomi teknik, dampak dari keputusan yang diambil harus dianalisis berdasarkan kriteria finansial.
Pengambilan
keputusan
berdasarkan
kriteria
ekonomi
teknik
umumnya
didasarkan
atas salah satu atau lebih dari empat parameter finansial berikut: nilai bersih sekarang (net present value), modal nilai arus kas tahunan (uniform annual cash flow), laju
pengembalian biaya
(rate of
return),
ataupun
rasio
pendapatan
terhadap
28
(benefit-cost ratio). Dari berbagai metode analisis yang digunakan dalam buku ini, dapat dilihat bahwa perhitungan nilai dari keempat parameter finansial tersebut sangat mudah apabila arus kas (cash flow) setiap periode (bulan atau tahun) dan tingkat suku bunga (kecuali untuk penentuan laju pengembalian modal) telah diketahui. Akan
tetapi, analisis arus kas dari suatu proyek hanya dapat dilakukan apabila spesifikasi disain, metode produksi/pelaksanaan, dan jenis bahan/peralatan yang akan digunakan telah diidentifikasi. Dengan demikian, hal pertama yang sejatinya harus dilakukan
dalam analisa ekonomi teknik adalah mengindentifikasi semua alternatif yang secara teknis feasible, termasuk spesifikasi mengenai desain, metode produk si/pelaksanaan, dan jenis bahan/peralatan yang akan digunakan, dll. Analisis biaya dan manfaat (cost-benefit-analysis) merupakan teknik analisis yang
relatif sederhana dan sangat umum digunakan dalam menentukan aksi atau keputusan yang akan diambil. Dalam bentuknya yang paling sederhana, analisis biaya dan
manfaat dilakukan dengan semata-mata mempertimbangkan aspek finansial (financial costs dan financial benefits) dari setiap alternatif. Misalnya, dalam pembangunan
jalan baru untuk membuka kases bagi daerah-daerah yang terisolir, analisis biaya dan manfaat hanya memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk membangun jalan
tersebut dan besarnya manfaat finansial yang akan diperoleh dari pembukaan jalan baru tersebut. Dalam hal ini, pengaruh pembukaan jalan terhadap kondisi lingkungan serta manfaat nonfinansial yang akan dinikmati oleh penduduk disekitar jalan yang dibangun tidak diperhitungkan dalam analisis biaya dan manfaat. Analisis nilai bersih sekarang (net present value analysis) membandingkan antara
nilai sekarang dari semua biaya yang akan dikeluarkan dengan nilai sekarang dari semua pendapatan yang akan diperoleh. Misalkan sebuah perusahaan membutuhkan sebuah mesin produksi seharga Rp 450 juta dan mesin tersebut diperkirakan akan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 100 juta setiap tahun. Apabila mesin tersebut diperkirakan dapat digunakan selama lima tahun, apakah investasi tersebut layak dilakukan? Secara sepintas kita dapat menghitung bahwa biaya rata-rata per tahun dari mesin tersebut adalah Rp 90 juta (diperoleh dari harga pembelian dibagi dengan jumlah tahun mesin tersebut akan berproduksi). Dengan tingkat keuntungan sebesar pada Rp 100 juta setiap tahun maka kita akan mengatakan bahwa investasi
29
Dalam
analisis
ekonomi
teknik,
kita
akan
mempelajari
konsep
pengaruh
waktu
terhadap nilai uang. Berdasarkan konsep ini, uang sejumlah Rp 450 juta sekarang tidak sama nilainya dengan uang yang akan diperoleh sebesar Rp 90 juta setiap tahun selama lima tahun akibat adanya inflasi dan suku bunga. Dengan menggunakan teknik analisis yang akan dipelajari pada Bab 4 dan Bab 5, kita dapat menghitung bahwa nilai sekarang dari keseluruhan keuntungan yang akan diperoleh selama lima tahun adalah sebesar Rp 432,95 juta pada tingkat suku bunga 5% per tahun, Rp 379,08 juta pada tingkat suku bunga 10% per tahun, dan Rp 335,22 juta pada tingkat suku bunga 15% per tahun.
Nilai-nilai
tersebut
diatas
masih
lebih
rendah
dari
nilai
investasi
yang
harus
dikeluarkan untuk membeli mesin tersebut. Dengan menggunakan teknik perhitungan pada Bab 4 dan Bab 6, kita juga akan menemukan bahwa nilai ekuivalen seragam setiap tahun dari investasi yang harus dikeluarkan untuk membeli mesin tersebut adalah sebesar Rp 103,94 juta pada tingkat suku bunga 5% per tahun, Rp 118,71 juta pada tingkat suku bunga 10% per tahun, dan Rp 134,24 juta pada tingkat suku bunga 15% per tahun. Jelas terlihat bahwa biaya ekuivalen tahunan ini lebih tinggi dari perkiraan keuntungan yang akan diperoleh setiap tahun.
Selain nilai net present value (NPV) dan nilai equivalent uniform annual value, nilai internal rate of return (IRR) juga sangat sering digunakan dalam menilai kelayakan finansial suatu investasi. Nilai IRR merupakan tingkat diskonto (discount rate)
dimana nilai sekarang (present value) dari semua aliran kas yang akan terjadi selama kepemilikan suatu aset sama dengan nilai investasi yang dikeluarkan untuk
mendapatkan aset tersebut. Dengan menggunakan metode perhitungan IRR pada Bab 7, kita dapat mengetahui bahwa apabila mesin produksi pada kasus di atas dibeli maka nilai IRR yang akan diperoleh hanya sekitar 3,6% per tahun. Nilai ini sangat rendah untuk suatu investasi karena tingkat pengembalian yang akan diperoleh lebih rendah dari bunga bank komersil. Dari beberapa perhitungan diatas, dapat disimpulkan
bahwa investasi pada mesin tersebut tidak dapat dilakukan karena konsekwensi biaya yang ditimbulkan akan lebih tinggi dari potensi pendapatan yang akan diterima.
30
Dalam
perencanaan
suatu
proyek
dan
operasional
suatu
perusahaan
atau
industri,
proses pengambilan keputusan jauh lebih kompleks karena sangat banyak alternative yang harus dipertimbangkan dan setiap alternatif memiliki konsekwensi financial
yang sangat besar. Misalnya, dalam perencanaan dan disain suatu unit produksi atau pabrik, tim perencana harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain: kapasitas produksi yang paling optimal untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan kebutuhan 5 10 tahun yang akan datang, cara pengadaan bahan baku, jumlah stok bahan baku dan produk jadi yang harus dipertahankan, metode produksi yang akan diterapkan
(manual, semi otomatis, atau otomatis penuh), merek mesin yang harus dibeli, cara penyaluran produk yang akan digunakan (dengan armada angkutan sendiri atau
outsourcing ke perusahaan lain), serta jumlah dan lokasi gudang distribusi yang harus dimiliki. Analisa yang harus dilakukan untuk mendapatkan pemecahan atau keputusan yang tepat untuk hal-hal tersebut diatas dapat berupa analisis yang cukup sederhana tetapi mungkin juga membutuhkan analisis yang kompleks. Perlu terbaik diingat dari bahwa sekian proses banyak pengambilan keputusan untuk menentukan alternative sejalan
harus
dengan tujuan utama dari proyek yang direncanakan atau dijalankan. Misalnya, dalam perencanaan dan operasional suatu industri atau perusahaan, sasaran utama yang ingin dicapai adalah menciptakan penjualan keuntungan produk, bagi pemilik layanan, dan pemegang penjualan saham atau
perusahaan
melalui
penyediaan
ataupun
lisensi rancangan/formulasi yang telah dihasilkan. Oleh karena itu, salah satu aspek yang sangat penting dalam perencanaan adalah pengambilan keputusan yang tepat yang memungkinkan dicapainya keuntungan jangka pendek yang memadai serta
memposisikan perusahaan pada jalur yang tepat untuk dapat menciptakan keuntungan maksimal dan berdaya saing tinggi dimasa yang akan datang. Pendekatan yang digunakan dalam buku ini akan benar-benar menjadikan ekonomi teknik sebagai pusat kendali pengambilan keputusan (the heart of decision making). Pendekatan ini diambil agar mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip dasar dan metodologi ekonomi teknik dalam konteks pengambilan keputusan. Selain itu,
pendekatan yang digunakan diharapkan dapat membantu mahasiswa mengembangkan profisiensi dalam proses pengambilan keputusan rasional sehingga menjadi pengambil keputusan kelak. (decision makers) yang handal dalam kehidupan profesional mereka
31
Pengenalan akar masalah sangat penting bagi mahasiswa agar mereka dapat membuat formulasi dan mendefinisikan masalah yang mereka hadapi. Setelah mereka berhasil mengidentifikasi mempelajari akar masalah, maka langkah berikutnya adalah mereka yang harus
cara
mengidentifikasi
semua
alternatif
pemecahan
mungkin
dilakukan. Tahap ini sangat penting karena apabila alternatif pemecahan terbaik tidak berhasil diidentifikasi pada tahap ini maka keputusan yang akan diambil bukanlah keputusan yang terbaik. 1.5. Pokok-pokok Bahasan dan Struktur Pembelajaran Buku ini terdiri atas 14 bab dimana setiap bab dirancang untuk dua jam pengajaran dalam kelas, kecuali Bab 4 yang akan membutuhkan dua kali tatap muka.
Pengorganisasian ini dimaksudkan agar materi dalam buku ini dapat dengan mudah diadopsi untuk rancangan pembelajaran dan perkuliahan dalam satu semester yang umumnya terdiri atas 15 kali perkuliahan ditambah satu kali ujian tengah semester.
Bab
memperkenalkan
konsep
ekonomi
teknik
dan
perannya
dalam
analisis
kelayakan suatu proyek ataupun produk. Bab ini juga memperkenalkan konsep dan prosedur pengambilan keputusan dan metode-metode analisis ekonomi teknik yang
Bab biaya,
tentang
jenis-jenis biaya
penggunaan
keteknikan
pengambilan
keputusan.
Perkiraan
pendapatan
investasi pada masa yang akan datang akan sangat tergantung pada berbagai factor seperti keadaan perusahaan dan keadaan perekonomian nasional, regional, dan global. Metode-metode statistik dan matematik seperti analisis time-series, analisis korelasi, serta model matematik pada masa akan sangat membantu Bab dalam ini memperkirakan biaya dan
pendapatan
yang akan
datang.
juga
memperkenalkan
konsep
tentang aliran kas (cash flow) dan cara menggambarkan diagram aliran kas (cash flow diagram).
32
Bab 3 membahas konsep tentang bunga, jenis-jenis bunga, serta formulasi dan cara perhitungan bunga. Bab ini juga memperkenalkan konsep ekuivalensi nilai uang dan konsep pengaruh waktu terhadap nilai uang (time value of money). Formulasi untuk menghitung nilai ekuivalen yang akan datang berdasarkan model bunga sederhana (simple interest model), model bunga majemuk (compound interest model), dan model umum bunga (generalized dengan interest model) dilakukan pada bab ini. telah Contoh-contoh dikembangkan
menggunakan
persamaan-persamaan
yang
Bab 4 memperlihatkan cara menurunkan faktor-faktor suku bunga (interest factors) yang umum digunakan dalam analisis ekonomi teknik. Formulasi untuk menentukan nilai sekarang (present value atau present worth), nilai yang akan datang (future value atau future worth), dan nilai seragam tahunan (uniform annual value atau uniform annual worth) diberikan pada bab ini. Formulasi yang melibatkan aliran kas yang berubah persentase dalam yang jumlah tetap yang seragam (arithmatic gradient) gradient) atau berubah Bab ini dalam juga
(geometric
juga
diberikan.
memperkenalkan cara menggunakan faktor-faktor suku bunga dalam analisis ekonomi teknik.
Bab 5 dan Bab 6 membahas tentang nilai ekuivakensi dari arus kas berbagai alternative investasi. Dalam Bab 5 akan dibahas tentang aplikasi metode perhitungan nilai
sekarang (present value analysis) pada perhitungan net present value (NPV) dari suatu investasi. Bab 5 juga mendemonstrasikan bagaimana keputusan investasi diambil
berdasarkan nilai NPV dari berbagai alternatif investasi yang dipertimbangkan. Pada Bab 6 akan dibahas tentang aplikasi metode perhitungan nilai ekuivalen arus kas tahunan pada perhitungan equivalent uniform annual cost (EUAC) dan equivalent
uniform annual benefit (EUAB). Bab 6 juga mendemonstrasikan bagaimana keputusan investasi diambil berdasarkan nilai EUAC (apabila alternatif-alternatif yang
dipertimbangkan memiliki nilai benefit yang sama), EUAB (apabila alternatifalternatif yang dipertimbangkan memiliki nilai biaya sama), maupun berdasarkan nilai biaya
dan manfaat tahunan yang berbeda). Analisis nilai bersih sekarang ( net present value analysis) jangka umum sangat panjang bermanfaat sedang dalam analisis membandingkan ekuivalensi berbagai arus alternatif investasi
nilai
33
digunakan
dalam
industri
karena
formatnya
mirip
dengan
laporan
laba-rugi
perusahaan. Metode analisis yang akan dibahas pada Bab 5 dan 6 meliputi analisis kelayakan ekonomi untuk proyek tunggal, analisis yang melibatkan lebih dari satu proyek, analisis yang melibatkan alternatif dengan umur teknis dan ekonomi yang berbeda, dan analisis untuk proyek dengan lama pelayanan tak terhingga. Bab 7 membahas tentang laju pengembalian modal (rate of return on investment) yang dapat memberi gambaran tentang profitabilitas suatu investasi. Metode analisis yang akan dibahas meliputi perhitungan IRR (internal rate of return) untuk proyek tunggal dan untuk membandingkan alternatif terbaik dari beberapa alternative proyek yang mungkin dilaksanakan. Metode perhitungan IRR yang akan dibahas meliputi perhitungan dengan menggunakan metode nilai sekarang (present worth method) dan perhitungan dengan menggunakan nilai ekuivalen seragam tahunan (equivalent uniform annual worth method). Cara menentukan alternatif terbaik dari beberapa alternatif investasi yang ada akan dibahas. Metode analisis yang akan dibahas meliputi analisis berjenjang (incremental analysis) dengan menggunakan
persamaan nilai sekarang dan analisis berjenjang dengan menggunakan persamaan nilai ekuivalen seragam. Pada Bab 8, akan dibahas tentang metode penentuan laju pengembalian minimum yang menarik bagi investor (minimum attractive rate of return, MARR) berdasarkan biaya atas modal (cost of capital) yang digunakan. Hal-hal lain yang akan dibahas pada bab ini meliputi jenis-jenis sumber pembiayaan, perhitungan biaya atas modal berdasarkan sumber pembiayaan, dan perhitungan biaya atas modal dengan
menggunakan metode weighted average untuk investasi dengan pembiayaan dari beberapa jenis sumber.
Bab 9 membahas tentang metode perhitungan benefit-cost-ratio (BCR). Pembahasan meliputi metode perhitungan BCR untuk proyek tunggal dan metode pemilihan alternatif terbaik berdasarkan analisis BCR berjenjang (incremental BCR analysis). Metode analisis yang akan digunakan meliputi analisis BCR dengan menggunakan nilai sekarang (present value) dan analisis BCR dengan menggunakan nilai ekuivalen segaram tahunan (equivalent uniform annual value).
34
Bab 10 membahas tentang metode perhitungan titik impas ( breakeven point) dan perhitungan yang akan periode dibahas pengembalian meliputi modal (payback breakeven periode). point Metode perhitungan tunggal,
perhitungan
untuk
proyek
perhitungan breakeven point dengan menggunakan nilai sekarang (present value) dan nilai ekuivalen dan segaram perhitungan tahunan periode (equivalent uniform annual value) untuk dua untuk
alternatif,
pengembalian
modal
(payback
period)
proyek tunggal. Metode pemilihan alternatif berdasarkan nilai breakeven point juga akan dibahas pada bab ini.
Bab
11
membahas
tentang
model-model
penyusutan
(depreciation)
atau
capital
recovery suatu aset serta penentuan nilai buku (book value) dari aset tersebut setiap tahun. Metode perhitungan penyusutan yang akan dibahas meliputi penyusutan dalam jumlah yang tetap setiap tahun (straight-line method), penyusutan dalam persentase yang tetap setiap tahun (declining-balance tersisa dan dan jumlah double digit declining-balance), tahun dan
penyusutan
berdasarkan
tahun
(sum-of-year-digits).
Pada Bab 12 akan dibahas tentang analisis penggantian mesin-mesin dan peralatan serta konsep tentang petahana (defender) dan penantang (challenger) dalam analisis penggantian. penggantian Metode dengan analisis yang akan planning dibahas horizon pada yang bab ini meliputi analisis analisis
menggunakan
telah
ditetapkan,
dengan menggunakan pendekatan konvensional (conventional approach), dan analisis dengan menggunakan pendekatan aliran kas (cash flow approach). Hal-hal lain yang juga akan dibahas pada bab ini meliputi perhitungan jumlah tahun minimum yang dibutuhkan dari suatu aset agar biaya totalnya minimum serta metode analisis untuk menentukan apakah suatu peralatan masih dapat dipertahankan selama satu tahun atau lebih. Analisis sensitifitas akan dibahas pada Bab 13. Materi yang akan dibahas meliputi pendekatan dari setiap yang dapat digunakan analisis dalam analisis dengan sensitifitas, penentuan sensitifitas yang
perkiraan,
sensitifitas
menggunakan
faktor-faktor
diyakini Pada
evaluasi contoh
anternatif dengan menggunakan decision trees. kasus dimana teknik-teknik analisis yang telah
Bab
diperlajari akan digunakan untuk menentukan kelayakan finansial dari contoh kasus yang diberikan.
35
MODUL 2
TOPIK BAHASAN
SASARAN BELAJAR
Mahasiswa mampu menerapkan teknik pengambilan keputusan, melakukan analisis biaya dan pendapatan dari setiap investasi, menghitung nilai ekuivalen dari suatu arus kas pada berbagai titik waktu, dan menerapkan berbagai metode analisis ekonomi dalam mengevaluasi kelayakan finansial setiap proyek atau investasi serta dalam pengambilan keputusan investasi.
SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menerapkan metode dan teknik dalam perhitungan biaya dan pendapatan dari suatu investasi serta menganalisa perkiraan arus kas dari setiap alternatif Investasi
KOMPETENSI SASARAN
Kompetensi #7 :
Kemampuan dalam memecahkan persoalan-persoalan dalam bidang keteknikan pertanian. Kompetensi #11: Kemampuan untuk mengembangkan diri dan berfikir logisanalitis. Kompetensi #12: Kemampuan Manajerial dan Kewirausahaan.
36
produk atau jasa yang ditawarkan. Manajemen biaya yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh industri (perusahaan) atau pengelolah proyek untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya, terutama industri atau proyek yang
memiliki asset terhitung (tangible assets) yang cukup besar (Lapasinskaite, et al. 2005).
Menurut
Alfred
Mashall,
dalam
bukunya
yang
berjudul
Principles
of
Economics, biaya adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu (cost of production) atau harga yang harus dibayar untuk mendapatkan
sesuatu (supply price). Konsep tentang biaya dalam analisis ekonomi teknik sangat penting dipahami karena semua analisis yang dilakukan didasarkan atas perkiraan
arus kas yang dikembangkan berdasarkan perkiraan biaya (cost estimate) dan proyeksi pendapatan (revenue projection). Seperti yang akan diilustrasikan pada bab-bab
selanjutnya, profitabilitas dari suatu investasi akan sangat tergantung pada arus kas (cash flow) investasi tersebut.
Analisis
dan
manajemen
biaya
suatu
proyek
atau
industri
harus
dilakukan
secara berkesinambungan agar dapat menawarkan produk atau layanan dengan harga yang bersaing. Pada fase awal pembangunan suatu proyek atau pengembangan suatu produk, analisis biaya dilakukan untuk dapat mendisain proyek atau produk yang kompetitif dari segi biaya, harga dan kualitas. Pada fase-fase berikutnya, analisis biaya harus dilakukan secara periodik, mulai dari awal beroperasinya fasilitas yang dibangun hingga habisnya umur teknis atau umur ekonomis fasilitas tersebut (project life cycle) atau dari awal digunakannya suatu produk hingga akhir umur ekonomis produk tersebut (product life cycle). Hal ini mutlak dilakukan untuk menjamin
37
profitabilitas selama umur ekonomis proyek atau untuk menjamin agar nilai manfaat melebihi nilai biaya. Dalam bidang manufacturing, hasil dari analisis biaya dapat digunakan antara lain untuk mengevaluasi dan menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut: berapa besar biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk pembangunan proyek atau fasilitas produksi yang sedang direncanakan? Berapa besar biaya operasional yang dibutuhkan untuk menjalan kan proyek atau fasilitas tersebut? apakah produk yang sedang dikembangkan dapat diproduksi dan didistribusi dengan keuntungan yang memadai? berapa harga jual yang layak untuk produk yang dihasilkan? seberapa besar modal yang layak dikeluarkan untuk penggantian dan upgrading mesin dan fasilitas produksi? Dalam dunia bisnis yang penuh kompetisi, strategi perkiraan biaya dan
penetapan harga produk yang akan dihasilkan sangat penting. Dalam hal ini, ada dua pendekatan bottom-up. Pendekatan top-down menekankan pada penggunaan data-data biaya dan harga dimasa lalu, termasuk data biaya dari proyek sejenis yang telah ada, untuk yang umum digunakan yaitu pendekatan top-down dan pendekatan
memperkirakan biaya investasi dan tren biaya produksi serta proyeksi pendapatan dari proyek yang direncanakan. Pendekatan top-down memandang biaya sebagai salah
satu input penting dalam proses perancangan suatu produk dan menekankan pada penetapan biaya produksi dari produk yang akan dihasilkan agar dapat berkompetisi dengan produk sejenis dari produsen lain. Target biaya ditetapkan berdasarkan selisih antara harga produk sejenis dari produsen lain dengan besarnya keuntungan yang diinginkan dari setiap unit produk. Pendekatan ini umumnya cocok digunakan pada fase awal proses estimasi biaya atau pada fase pengembangan dan seleksi awal alternatif produk yang akan diproduksi. Pendekatan bottom-up merupakan pendekatan yang menekankan pada analisis yang lebih detail. Proyek biaya dipecah pada menjadi unit unit-unit kecil sehingga biaya lebih mudah peralatan
dianalisis. Perkiraan
setiap
yang meliputi
untuk
38
(tooling cost), biaya buruh (labor cost), biaya bahan (material cost), biaya supervisi, biaya administrasi umum, dan overhead dianalisis secara detail dan dijumlahkan
untuk mendapatkan perkiraan biaya keseluruhan. Pendekatan bottom-up lebih cocok digunakan ditetapkan. keputusan apabila Oleh tentang spesifikasi karena produk itu, apa detail tentang ini produk umumnya diproduksi yang akan dihasilkan dalam telah
pendekatan yang
digunakan dan
membuat
dapat
bagaimana
menetapkan
Perkiraan harga dan biaya dimasa yang akan datang berdasarkan data harga dan biaya dimasa lampau sangat penting dalam analisis ekonomi teknik karena keputusan yang tepat dalam pemilihan alternative investasi serta profitabilitas dari investasi
tersebut sangat tergantung pada ketepatan harga dan biaya yang digunakan dalam analisis. Perkiraan harga dan biaya dimasa yang akan datang dapat ditetapkan
konsumen (consumer price index) untuk industri (industry price index) untuk
harga
produk-produk industri yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik atau Kementerian Perdagangan. Data indeks harga/biaya kemudian diregresikan terhadap waktu (tahun) untuk mendapatkan pada indeks dimasa persamaan tahun-tahun perkiraan yang yang yang tersebut, datang akan digunakan untuk dimasa memperkirakan yang pada akan indeks datang. yang
harga/biaya
tahun-tahun
akan
diperkirakan
dengan
menggunakan
Persamaan 2.1.
Pada Persamaan (2.1), Cx adalah harga/biaya perkiraan pada tahun x, 1 C adalah harga/biaya pada tahun dasar, Ix adalah perkiraan indeks harga/biaya pada tahun x, dan 1 I adalah indeks harga/biaya pada tahun dasar. Tahun dasar adalah tahun pertama dalam data set yang digunakan dalam proses regresi untuk mendapatkan persamaan regresi yang akan digunakan dalam memperkirakan nilai Ix .
kebutuhan
jangka
pendek dan
seperti
untuk jangka
investasi)
kebutuhan
39
teknik umumnya didasarkan atas data harga dan standar biaya terbaru serta perkiraan harga dan biaya jangka pendek. Perkiraan biaya jangka panjang digunakan untuk memperkirakan biaya produksi dan biaya operasional selama life cycle dari proyek atau investasi. Hal ini sangat penting karena keputusan teknik dan bisinis yang akan diambil sangat tergantung pada perkiraan tentang besarnya biaya dan potensi
pendapatan yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Misalnya, keputusan untuk berinvestasi pada pembangunan sebuah property seperti gedung perkantoran,
apartemen, dan hotel akan sangat tergantung pada perkiraan biaya investasi dan biaya operasional serta perkiraan pendapatan yang akan diperoleh dari penyewaan atau
penjualan property tersebut. Harga yang akan ditetapkan untuk produk atau jasa yang akan dihasilkan dari suatu investasi sangat tergantung pada perkiraan biaya produksi dan biaya distribusi serta perkiraan supply-demand produk tersebut dimasa yang akan datang. 2.2. Jenis-Jenis Biaya (Cost Types) Dalam bidang manufacturing, biaya operasional selama satu periode dihitung dengan menjumlahkan semua biaya yang meliputi biaya langsung (direct costs) dan biaya tidak langsung (indirect costs, sering juga dikenal dengan istilah factory
expenses atau overhead costs). Biaya langsung meliputi biaya untuk upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi (direct labor costs) dan biaya untuk semua bahan yang digunakan untuk memproduksi produk yang dihasilkan langsung (direct material costs). Biaya buruh langsung (direct labor costs) meliputi semua biaya buruh yang dapat dibebankan secara langsung ke produk, proses, atau layanan yang dihasilkan. Misalnya, upah untuk operator mesin dapat dibebankan secara langsung ke produk yang dihasilkan dari kerja mesin tersebut. Untuk dapat mengkategorikan biaya buruh sebagai biaya langsung, biaya tersebut harus dapat dihitung dan dibebankan ke unit produk yang dihasilkan. Biaya bahan langsung terdiri atas semua biaya bahan yang dapat dibebankan secara langsung ke suatu produk. Biaya ini meliputi biaya pembelian bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan dalam memproduksi suatu produk atau komponen serta biaya transportasi untuk memindahkan bahan-bahan tersebut ke fasilitas
40
produksi.
Dalam
pembuatan
komputer,
misalnya,
biaya
bahan
untuk
pembuatan
circuit board, chasis, power supply, dll, dan biaya pengadaan untuk komponenkomponen yang dibeli dari pabrikan lain (outsourced) seperti power cord, memory
card, hard drives, display screen, dll dapat dibebankan secara langsung ke computer yang dihasilkan biaya yang sehingga untuk dapat minyak dikategorikan pelumas lebih dan dari sebagai biaya bahan untuk produk langsung.
Sebaliknya, mesin-mesin
pemeliharaan umumnya
menghasilkan
dikategorikan sebagai biaya bahan tidak langsung karena tidak akan ekonomis untuk memperkirakan besarnya proporsi biaya tersebut untuk masing-masing produk yang dihasilkan. Biaya tidak langsung (indirect costs) meliputi semua pembelanjaan untuk
operasional pabrik (factory expenses) yang tidak dimasukkan kedalam kategori biaya langsung (direct costs). Biaya ini umumnya meliputi gaji buruh atau staf yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi (misalnya supervisi, operator umum, staf
kantor, staf inventory, teknisi bengkel), bahan kebutuhan pabrik dan perkantoran (alat tulis, komputer, dll), peralatan biaya kantor, peralatan bengkel, biaya bahan oli, reparasi, bakar), dan gemuk, fanbelt, alat
pembersih, pajak,
depresiasi, biaya
asuransi, untuk
biaya
kebutuhan
lain
operasional proyek atau pabrik. Berdasarkan uraian di atas, biaya-biaya yang digunakan dalam pembangunan suatu proyek atau dalam pengoperasian suatu fasilitas secara umum dapat
digolongkan atas biaya yang dapat dihubungkan secara langsung ke satu produk, komponen, atau aktifitas tertentu dan biaya yang tidak dapat dialokasikan secara khusus ke suatu produk, komponen, atau aktifitas tertentu. Biaya yang timbul akibat proses produksi suatu produk atau komponen tertentu umumnya digolongkan sebagai traceable costs, sedang biaya yang timbul akibat proses atau aktifitas yang
menghasilkan lebih dari satu jenis produk atau komponen, dan biaya tersebut tidak dapat dipilah, digolongkan sebagai biaya bersama (common costs). Biaya-biaya langsung (direct costs) yang dibahas pada halaman sebelumnya merupakan traceable costs yang secara mudah dapat dipisahkan dan dibebankan
secara langsung ke produk, proses, atau layanan tertentu. Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan biaya langsung (direct costs) sebagai biaya yang dapat diukur atau
41
diperkirakan dan dapat dibebankan atau dialokasikan ke setiap output yang dihasilkan atau aktifitas yang dilaksanakan. Biaya-biaya tidak langsung (indirect costs) terdiri atas traceable costs yang tidak dapat dibebankan atau dialokasikan secara langsung ke suatu produk, proses, atau layanan dan semua common costs. Kedua golongan biaya di atas (traceable dan common costs) sangat umum ditemukan dalam berbagai inudstri seperti industri pengolahan pangan, industri kimia, industri manufacturing, dan industri petroleum. Sebagai contoh, proses pengolahan
kakao dalam industri dapat menghasilkan tiga macam produk yaitu: (1) pasta kakao (cocoa paste atau liquor), (2) lemak kakao (cocoa butter), dan (3) bungkil kakao (cocoa cake). Pasta kakao merupakan produk yang diperoleh dari proses penggilingan biji kakao (nib), sedang lemak dan bungkil kakao merupakan produk yang dihasilkan dari proses pengepresan pasta kakao untuk memisahkan lemak dari bungkil. Bungkil kakao dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan bubuk coklat. Apabila pabrik pengolahan hanya menghasilkan liquor, maka semua biaya yang dikeluarkan dapat dihubungkan secara langsung ke produk tersebut sehingga biaya tersebut digolongkan sebagai traceable cost. Sebaliknya, apabila pabrik melakukan proses pengepresan
liquor untuk menghasilkan lemak dan bubuk kakao, maka biaya yang dikeluarkan tidak dapat dipilah kedua untuk produk masing-masing tersebut produk karena kasus proses ini, pengepresan biaya yang
menghasilkan
sekaligus.
Dalam
dikeluarkan digolongkan sebagai biaya bersama (common costs atau joint costs). Pada contoh di atas, biaya untuk penggunaan listrik, air, dan bahan dari pelumas ketiga untuk jenis
pemeliharaan produk
mesin-mesin biaya
digolongkan untuk
sebagai
common
costs jenis
sedang
kemasan
masing-masing
produk
dikategorikan
sebagai traceable cost. Apabila kita mengamati secara lebih seksama pada contoh di atas, dapat kita lihat bahwa apabila perusahaan (pabrik) ingin menjual lebih banyak produk dalam bentuk liquor maka volume produksi untuk lemak dan bubuk akan turun, demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu, hubungan antara liquor dengan lemak dan bubuk dikategorikan Dilain pihak, sebagai hubungan antara produk lemak alternatif dan bubuk (alternatif product relationship). hubungan
hubungan
dikategorikan
sebagai
produk bersama (joint product relationship) karena volume kedua produk tersebut akan selalu naik atau turun secara sinkron, tergantung pada volume liquor yang diolah dalam proses pemisahan lemak.
42
Keputusan tentang jenis produk dan jumlah dari masing-masing jenis yang harus diproduksi dan harus umumnya didasarkan teknologi atas pertimbangan dimiliki. ekonomi Selain antara (memaksimalkan itu, pengambilan dan demand
keuntungan) keputusan
kemampuan juga
yang
mempertimbangkan
keseimbangan
supply
untuk setiap produk yang akan diproduksi karena over-supply atas suatu produk akan menyebabkan terjadinya distorsi harga di pasaran yang selanjutnya dapat
mengakibatkan penurunan tingkat keuntungan. Dalam berbagai faktor praktek sehari-hari, yang proses produksi selalu diperhadapkan produk ( product pada mix)
penghambat
mempengaruhi
komposisi
yang harus diproduksi untuk mencapai efisiensi ekonomi yang maksimal. Komposisi produk yang dapat diproduksi dalam batasan faktor-faktor penghambat yang ada
dapat digambarkan dalam sebuah kurva yang secara umum dinamai productionpossibilities frontier. Pada contoh industri pengolahan kakao di atas, alternative
produksi dapat meliputi komposisi produk (product mix) seperti terlihat pada Tabel 2.1. Data pada Tabel 2.1. memperlihatkan bahwa apabila semua biji kakao yang digiling dijual dalam bentuk liquor (pasta), maka tidak ada lemak dan bubuk yang akan diproduksi. Sebaliknya, apabila semua liquor yang dihasilkan diproses lebih
lanjut dalam proses pemisahan lemak, maka tidak ada liquor yang dapat dijual. Apabila semua alternatif produksi atau product mix diplot, seperti terlihat pada
Gambar 2.1, maka akan diperoleh sebuah grafik production-possibilities frontier yang menggambarkan product mix yang paling optimal. Tabel 2.1. Komposisi produk yang dapat dihasilkan dari proses pengolahan kakao dengan kapasitas maksimal 1000 ton/bulan.
43
Gambar 2.1. Kurva production possibilities frontier pengolahan kakao dengan kapasitas terpasang 1000 ton/bulan. Perlu dipahami bahwa setiap titik pada kurva production-possibilities frontier memperlihatkan efisiensi produksi 100%. Pada titik mana pabrik harus beroperasi? Keputusan harus diambil berdasarkan keseimbangan supply-demand dan proyeksi
harga setiap jenis produk di pasaran. Semua titik yang berada di bawah kurva (misalnya titik X) menunjukkan efisiensi produksi kurang dari 100% dan semua titik yang berada di sebelah atas kurva (misalnya Y) mewakili product mix yang mustahil dicapai karena adanya faktor pembatas (dalam hal ini, hukum keseimbangan massa). Faktor-faktor pembatas lainnya yang umum meliputi antara lain: keterbatasan bahan dijumpai dalam suatu proses produksi keterbatasan kemampuan teknologi
baku,
Konsep production-posssibilities frontier seperti yang diuraikan di atas secara intrinsik mengingatkan kita pada tiga konsep penting dalam teori produksi yaitu
kelangkaan input (input scarcity), ketersediaan sejumlah alternatif yang harus dipilih (alternative selection), dan biaya intrinsik (opportunity cost) dari setiap alternatif.
Proses produksi pada suatu industri bertujuan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi melalui serangkaian proses sehingga diperoleh suatu nilai tambah
44
(added value). Pada setiap tahapan proses tersebut, diperlukan berbagai input yang
meliputi antara lain: bahan baku, tenaga kerja, mesin dan peralatan, dan fasilitas gedung. biaya. Biaya produksi secara umum dibagi atas dua komponen yaitu komponen biaya tetap (fixed cost) dan komponen biaya tidak tetap (variable cost). Pengelompokan ini didasarkan pada konsep biaya jangka pendek (short-run cost) dimana terdapat elemen biaya yang tidak dapat diubah. Analisis biaya jangka pendek umumnya difokuskan pada analisis perubahan total biaya akibat perubahan tingkat utilisasi fasilitas produksi. Dalam dunia bisnis, biaya tetap sering disebut sebagai overhead, sedang biaya tidak tetap sering dinamai biaya operasional (operating cost). Semua biaya yang harus dikeluarkan dalam pengoperasian sebuah proyek atau industri harus dimasukkan ke dalam salah satu dari kedua komponen biaya tersebut. Dengan demikian, total biaya yang harus dikeluarkan setiap periode waktu dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.2). Setiap input yang digunakan dalam proses produksi akan membutuhkan
BTT adalah jumlah semua biaya tidak tetap. Struktur pembiayaan dari setiap
perusahaan atau industri manufacturing akan memperlihatkan komponen biaya tetap, biaya tidak tetap, dan biaya total (total costs atau mixed costs) pada proporsi tertentu. Ide untuk menelusuri dan menghitung biaya tetap (fixed costs) dan biaya tidak tetap (variable costs) dalam suatu proses produksi bukanlah hal baru. Gantt (1915)
menyatakan bahwa biaya produksi suatu produk harus ditelusuri dan dihitung untuk dapat menetapkan harga yang tepat dan menentukan profitabilitas produk tersebut. Konsep tentang biaya tetap dan biaya tidak tetap dalam analisis ekonomi teknik sangat penting karena biaya-biaya yang digunakan untuk membangun suatu proyek atau mengoperasikan suatu industri atau perusahaan umumnya digolongkan atas
kedua jenis biaya tersebut. Selain itu, proporsi dari biaya tetap dan biaya tidak tetap dalam suatu proses produksi akan sangat menentukan titik impas ( breakeven point) dari proses produksi tersebut.
45
Biaya tetap adalah komponen biaya yang besarnya relatif konstan dalam suatu periode tertentu karena tidak dipengaruhi oleh tingkat aktifitas atau realisasi produksi dalam kisaran kapasitas terpasang (installed capacity) yang tersedia. Komponen biaya ini timbul akibat biaya yang harus dikeluarkan untuk factor-faktor produksi yang tidak dapat diubah dalam periode waktu yang relatif pendek. Biaya tetap umumnya berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan suatu tetap yang dapat menghasilkan produk sesuai kapasitas yang direncanakan. asset
Keputusan investasi yang telah diambil dimasa lampau memberi konsekwensi finansial selama masa operasional investasi tersebut. Misalnya, anda telah
memutuskan untuk berinvestasi pada usaha penambangan pasir, kerikil, dan batu kali. Untuk usaha tersebut, anda telah membeli bulldozer, truk dan peralatan lain serta menggaji beberapa operator, sopir, dan pegawai tetap. Jumlah peralatan yang anda beli dan jumlah pegawai yang anda gaji sangat tergantung pada kapasitas
penambangan yang anda inginkan. Biaya tetap yang anda harus keluarkan meliputi biaya perizinan, pembayaran bunga dan pokok pinjaman, biaya penyusutan mesin, dan gaji pegawai tetap. Biaya ini harus dikeluarkan selama anda mempertahankan aset-aset tersebut walaupun kegiatan penambangan tidak berjalan. Oleh karena itu, biaya tetap sering juga disebut sebagai biaya kepemilikan ( cost of possession). Biaya tetap dapat juga dipandang sebagai biaya untuk mempertahankan setiap asset dalam suatu investasi agar siap beroperasi pada kapasitas produksi yang diinginkan ( cost of production preparednesss) (Church, 1995). Dari kedua definisi tersebut, dapat dilihat bahwa biaya tetap dari suatu proses produksi atau investasi sangat tergantung pada keputusan bisnis yang telah diambil dimasa lalu sehingga jumlahnya diasumsikan
konstan dalam suatu kurun waktu tertentu. Dalam konteks ini, biaya tetap sangat tidak relevan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang berapa banyak unit produk yang harus diproduksi dan berapa harga jual per unit produk. Meskipun bisnis yang demikian, dapat dalam jangka waktu komponen yang biaya relatif yang panjang, secara keputusan tradisional overhead untuk
diambil
mengubah
meningkat
manajemen
melakukan ekspansi dan meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah jumlah peralatan untuk dan jumlah pegawai tetap. Sebaliknya, apabila perusahaan memutuskan
mengurangi
skala
produksi,
biaya
46
sebagian aset
karena itu, untuk time horizon yang cukup panjang, perusahaan dapat mengambil kebijakan-kebijakan pertimbangan baru atau (economic melakukan adjustment) serangkaian yang penyesuaian pada berdasarkan perubahan
ekonomi
berdampak
struktur biaya, termasuk biaya tetap. Dengan demikian, dalam jangka waktu yang cukup panjang, semua faktor produksi yang mempengaruhi biaya pada hakekatnya dapat diubah sehingga semua biaya pada hakekatnya bersifat tidak tetap (variable). Dalam analisis ekonomi teknik, economic adjustment yang sering kali harus
dipertimbangkan meliputi penggantian dan modernisasi mesin dan peralatan produksi dan ekspansi skala produksi. Biaya tidak tetap (variable costs atau operating costs) merupakan biaya
operasional yang berubah sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan atau tingkat aktifitas yang dilaksanakan. Biaya ini meliputi antara lain biaya buruh langsung
(direct labor), biaya bahan langsung (direct material), biaya listrik dan bahan bakar, biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya bahan penunjang, dan biaya penyusutan
(tergantung metode menghitungnya). Pengelompokan tergantung pada biaya buruh langsung sebagai biaya tidak tetap sangat
kebijakan
perusahaan.
Apabila
perusahaan
memiliki
kebebasan
penuh dalam menggaji dan memberhentikan buruh/pekerja sesuai kebutuhan produksi, maka biaya buruh tepat dikategorikan sebagai biaya tidak tetap. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki kebijakan untuk mempertahankan semua buruh/pekerja dalam
kondisi pasar yang lesuh sekalipun, maka biaya buruh lebih tepat dimasukkan sebagai biaya tetap. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan perusahaan untuk mengubah status tenaga buruh lepas menjadi tenaga kontrak juga membatasi keleluasaan
perusahaan untuk mengurangi tenaga kerja pada kondisi yang sulit sehingga biaya buruh lebih tepat dikategorikan sebagai biaya tetap. Biaya penyusutan dapat dikategorikan sebagai biaya tetap apabila metode
yang digunakan dalam menghitungnya adalah metode standar seperti metode garis lurus (straight line), metode jumlah digit tahun (Sum of Year Digit), metode
keseimbangan menurun (Declining Balance), metode keseimbangan menurun dua kali (Double Declining Balance), dan metode Sinking Fund yang mengasumsikan bahwa umur ekonomis dari suatu aset fisik (peralatan, mesin, dan gedung) hanya merupakan
47
fungsi dari waktu. Metode-metode di atas menetapkan biaya penyusutan aset fisik setiap periode berdasarkan umur aset tanpa mempertimbangkan penggunaan ril atau jumlah output yang dihasilkan. Sebaliknya, apabila penyusutan dihitung berdasarkan intensitas penggunaan suatu aset setiap periode, yang berhubungan dengan volume output yang dihasilkan pada periode tersebut, maka biaya penyusutan dikategorikan sebagai biaya tidak tetap (variable cost). Dalam hal ini, biaya penyusutan dihitung dengan menggunakan metode unit produksi (units-of-production) yang
mengasumsikan bahwa umur ekonomis dari suatu aset fisik ditentukan oleh faktorfaktor yang berhubungan dengan tingkat penggunaan. Metode perhitungan biaya
penyusutan akan dibahas secara detail pada bab tersendiri. Contoh paling sederhana dari biaya tetap dan biaya tidak tetap dapat dilihat pada biaya telepon rumah dan biaya listrik. Biaya telepon rumah terdiri atas biaya abodemen yang besarnya tetap setiap bulan (fixed cost) dan biaya pemakaian yang besarnya ditentukan berdasarkan besarnya pemakaian (variable costs). Jumlah biaya tidak tetap dalam hal ini berbanding lurus dengan jumlah pulsa yang digunakan karena biaya per pulsa tetap konstan berapapun tingkat pemakaian. Biaya listrik
terdiri atas biaya beban yang besarnya tetap setiap bulan ( fixed cost) dan biaya pemakaian yang besarnya tergantung pada jumlah KWh yang digunakan setiap bulan (variable cost). Tarif per KWh untuk pemakaian listrik bersifat progresif, yaitu
semakin tinggi jumlah pemakaian semakin tinggi tarif per KWh. Untuk kasus seperti ini, kenaikan jumlah biaya tidak tetap per unit kenaikan jumlah pemakaian cenderung meningkat. Dalam bidang manufacturing, kurva biasanya berbentuk sigmoid. Apabila fasilitas trend perubahan biaya beroperasi jauh di tidak tetap kapasitas
bawah
normalnya, peningkatan biaya untuk setiap peningkatan output sebesar satu satuan cenderung peningkatan menurun. peningkatan meningkat. tinggi. biaya Apabila biaya Dengan untuk meningkatnya produksi mendekati sebesar kapasitas normal, cenderung maka kembali
setiap
satu satuan
fasilitas untuk
dioperasikan peningkatan
normalnya satuan
setiap
2.4. Elemen Biaya (Cost Elements) Dalam analisis ekonomi teknik, elemen-elemen biaya dari suatu proyek atau proses produksi umumnya digolongkan atas beberapa kelompok sebagai berikut.
48
Biaya investasi. Komponen biaya ini dapat terdiri atas biaya pengadaan lahan, biaya pembangunan fasilitas fisik (gedung, jalan akses, instalasi listrik dan air, dll), biaya pengadaan mesin-mesin dan peralatan pendukung, biaya mesin-mesin, perizinan. Biaya operasional. Komponen biaya ini dapat terdiri atas biaya pengadaan bahan baku, biaya listrik dan bahan bakar, biaya tenaga kerja dan gaji staf, biaya bahan kemasan dan bahan pendukung lainnya, biaya distribusi, serta biaya umum dan operasional kantor. Biaya perawatan dan perbaikan mesin dan fasilitas lainnya. Pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Biaya penyusutan aset fisik (mesin, peralatan, gedung, dan kendaraan biaya pengadaan peralatan kantor dan meaubelair, instalasi biaya
dan
operasional). Pajak perusahaan (Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Pertambahan nilai dan Pajak Penghasilan). Elemen-elemen biaya tersebut di atas secara umum dapat digolongkan atas dua komponen biaya yang telah dibahas pada bagian sebelumnya yaitu biaya tetap ( fixed costs) dan biaya tidak tetap (variable costs). Ilustrasi untuk lebih memahami kedua komponen biaya ini dapat dilihat pada Contoh 2.1.
Contoh 2.1 Sebuah perusahaan travel menawarkan paket biaya untuk perjalanan selama tiga hari dari Makassar ke pusat wisata Tanah Toraja. Harga per paket untuk perjalanan dengan mobil Minivan eksekutif yang dapat memuat sembilan wisatawan adalah Rp. 12,5 juta. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan travel tersebut untuk setiap paket perjalanan selama 3 hari dapat dilihat pada tabel di bawah. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jenis Pembiayaan Perkiraan biaya penyusutan kendaraan Bahan bakar Oli pelumas Sopir dan guide Tiket masuk ke berbagai lokasi wisata (per orang) Konsumsi (per orang). Jumlah (Rp) 1.500.000 1.250.000 100.000 1.000.000 150.000 500.000
49
Dari enam jenis pembiayaan pada tabel di atas, pembiayaan 1 4 dapat dikategorikan sebagai biaya tetap karena besarnya tidak tergantung pada jumlah
anggota rombongan atau jumlah wisatawan yang diangkut. Sebaliknya, pembiayaan 5 dan 6 dikategorikan sebagai biaya tidak tetap karena walaupun kapasitas mobil adalah untuk sembilan orang, besarnya biaya tiket masuk ke tempat-tempat yang dikunjungi dan konsumsi yang harus dikeluarkan tergantung pada jumlah wisatawan dalam
rombongan. Perlu disadari bahwa overhead costs untuk menjalankan usaha tersebut tidak dimasukkan ke dalam setiap perincian kegiatan bahwa biaya karena Oleh perusahaan karena tidak itu, yang dapat
perusahaan ditetapkan,
mengasumsikan
pengantaran
keuntungan yang diperoleh per periode waktu masih layak setelah overhead costs pada periode tersebut diperhitungkan. Berdasarkan perkiraan biaya di atas, total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan travel Persamaan (2.3). untuk setiap paket wisata tiga hari dapat dihitung berdasarkan
Pada
Persamaan
(2.3)
di
atas,
adalah
jumlah
wisatawan
yang
diantar.
Apabila jumlah wisatawan yang ikut adalah sembilan orang (full kapasitas), total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan travel tersebut adalah Rp. 9.700.000 (biaya tetap Rp. 3.850.000 dan biaya tidak tetap Rp. 5.850.000). Sebaliknya, apabila jumlah wisatawan yang diantar hanya enam orang maka biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan hanya sebesar Rp. 7.750.000 (biaya tetap Rp. 3.850.000 dan biaya tidak tetap Rp. 3.900.000). Contoh ini jelas memperlihatkan bahwa biaya tetap akan selalu konstan (tidak tergantung pada tingkat aktifitas atau realisasi volume produksi, dalam contoh di atas jumlah wisatawan yang diantar) sedang biaya tidak tetap sangat tergantung pada tingkat aktifitas atau realisasi volume produksi. Representasi grafis dari biaya tetap (fixed cost), biaya tidak tetap (variable cost), dan biaya keseluruhan (total cost) untuk kasus pada Contoh 2.1 dapat dilihat pada Gambar 2.2.
50
Gambar 2.2. Kurva biaya tetap, biaya tidak tetap, dan total biaya untuk jasa pengantaran wisatawan pada Contoh 2.1.
Seperti terlihat pada Contoh 2.1, terdapat beberapa komponen pembiayaan
yang nilainya tidak dipengaruhi oleh tingkat aktifitas atau realisasi volume produksi dan ada komponen pembiayaan yang nilainya sangat dipengaruhi oleh tingkat aktifitas atau volume produksi. Kelompok yang pertama merupakan fixed costs dan kelompok yang kedua merupakan variable costs. Hasil penjumlahan fixed costs dan variable costs merupakan biaya total (total cost). Contoh fixed costs meliputi bunga atas modal, biaya penyusutan, pajak bumi dan bangunan, biaya sewa, biaya asuransi, dan gaji pegawai tetap dan eksekutif, biaya promosi dan iklan, dan biaya untuk urusan
administrasi dan perkantoran. Pembiayaan untuk upah buruh, bahan baku, dan biaya penyusutan untuk aset tertentu yang penyusutannya dapat dihubungkan langsung
dengan tingkat pemakaian secara umum dapat dikategorikan sebagai variable costs. Biaya total, yang merupakan gabungan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap, juga tidak dipengaruhi berbanding oleh volume produksi atau tingkat produksi aktifitas karena tetapi perubahannya terdapat
langsung
dengan
volume
didalamnya
komponen biaya tetap. Perlu diperhatikan pada contoh di atas bahwa perkiraan biaya penyusutan diperhitungkan sebagai biaya tetap karena biaya ini mewakili penurunan nilai buku (book value) dari mobil yang digunakan akibat penurunan nilai karena pemakaian.
51
Biaya
buku
(book
cost)
bukan
merupakan
biaya
yang
dikeluarkan
oleh
perusahaan pada saat kegiatan pengantaran wisatawan dilaksanakan tetapi merupakan amortisasi dari biaya masa lalu (amotisasi biaya pembelian mobil) yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset (dalam hal ini mobil yang digunakan untuk mengantar
wisatawan) yang masa penggunaannya selama beberapa tahun. Dalam accounting dan perhitungan ekonomi teknik, biaya penyusutan (depreciation cost) dan biaya
penurunan nilai (depletion cost) akibat penggunaan suatu asset tetap (fixed asset) merupakan contoh biaya buku yang paling umum dijumpai. Dalam seringkali proses perencanaan suatu proyek atau produk, yang para perencana dan
dituntut
untuk
memisahkan
komponen
pembiayaan
konstant
komponen pembiayaan yang berubah. Untuk tujuan tersebut, salah satu metode yang sering digunakan adalah metode tinggi-rendah (High-Low Method) yang menganalisa perubahan biaya apabila tingkat aktivitas atau volume produksi berubah. Metode ini membandingkan biaya yang akan dikeluarkan pada tingkat aktifitas yang tinggi
dengan biaya yang akan dikeluarkan pada tingkat aktifitas yang rendah. Metode ini memperkirakan komponen biaya yang konstan (fixed cost element) dan komponen biaya yang berubah (variable cost element) dengan menggunakan data biaya tertinggi dan biaya terendah pada berbagai tingkat volume produksi. Karena metode ini hanya menggunakan dua titik data, model persamaan yang dihasilkan akan berbentuk linier seperti terlihat pada Persamaan (2.4). Persamaan tersebut sering dikenal dengan istilah fungsi biaya (cost function atau cost-volume formula) yang menggambarkan
hubungan antara total biaya dengan tingkat aktivitas atau volume produksi.
Pada Persamaan (2.4), C adalah total biaya, X adalah tingkat aktifitas atau volume produksi, a adalah komponen biaya tetap (tidak tergantung pada X), dan b adalah biaya rata-rata untuk setiap unit tingkat aktifitas atau setiap unit volume produksi. Oleh karena biaya total merupakan penggabungan biaya tetap dan biaya tidak tetap, biaya total sering juga diistilahkan biaya campuran ( mixed cost) atau semivariable cost. Cara penentuan komponen biaya tetap dan biaya tidak tetap
52
Dalam
banyak
kasus,
elemen-elemen
tertentu
dari
biaya
tidak
tetap
dapat
berubah dengan tren yang berbeda. Ada elemen pembiayaan yang meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah atau volume produksi suatu komponen (akibat tuntutan spesifikasi rancangan) dan ada elemen pembiayaan yang menurun akibat peningkatan produksi volume komponen yang lain tersebut. Dengan tren perubahan biaya yang bertolak belakang tersebut, kita dapat membuat sebuah model matematik untuk
menentukan spesifikasi rancangan yang akan memberikan biaya produksi atau biaya pembangunan yang minimum seperti pada contoh kasus pada Contoh 2.3. Contoh 2.2 Data produksi dan total biaya pada sebuah perusahaan penghasil komponen otomotif dalam dua belas bulan terakhir diperlihatkan pada tabel berikut:
Jumlah produksi (unit/bulan) 1000 1300 1700 1743 1800 1806 Dengan
Total Biaya (Juta rupiah/bulan) 545 688 876 886 886 892
Jumlah produksi (unit/ bulan) 1810 1850 1874 1925 1945 1953 High-Low, kita dapat
Total Biaya (Juta Rupiah/bulan) 894 899 904 911 917 920 menentukan komponen
menggunakan
metode
biaya tetap (a) dan biaya tidak tetap (biaya rata-rata per unit komponen yang dihasilkan, b) sebagai berikut:
Perlu
diketahui
bahwa
metode
high-low
merupakan
metode
perkiraan
yang
sangat kasar karena hanya menggunakan data terendah dan data tertinggi pada data total produksi dan total biaya. Untuk mendapatkan perkiraan yang lebih akurat, kita dapat data menggunakan metode regresi linier yang menggunakan semua data dalam
53
set. Analisis regresi linier dengan menggunakan Microsoft Excel menghasilkan nilai sebagai berikut:
Contoh 2.3 Pada pembangunan Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Madura, biaya pembangunan secara umum dapat dibagi atas dua elemen pembiayaan yaitu (1) elemen elemen pembiayaan pembiayaan untuk untuk pembangunan membangun tiang-tiang bentangan penopang jembatan dan (2)
jembatan.
Apabila
jarak
antara
tiang-tiang penopang relatif dekat, panjang setiap bentangan menjadi pendek sehingga ukuran balok dan kawat baja yang dibutuhkan untuk pembangunan bentangan
menjadi lebih kecil. Sebaliknya, apabila jarak antara tiang-tiang penopang relative berjauhan, maka panjang setiap bentangan menjadi lebih besar dan ukuran balok dan kawat baja yang dibutuhkan untuk bentangan menjadi lebih besar (butuh kekuatan lebih tinggi). Dengan demikian, dengan semakin dekatnya jarak antara tiang-tiang penopang, jumlah tiang penopang yang dibutuhkan untuk jembatan tersebut menjadi lebih banyak sehingga biaya pembangunan tiang-tiang penopang (biaya bahan dan biaya tenaga kerja) menjadi lebih tinggi tetapi biaya pembangunan bentangan
jembatan menjadi lebih rendah. Sebaliknya, apabila jarak antara tiang-tiang penopang relatif berjauhan, jumlah tiang penopang yang dibutuhkan lebih sedikit sehingga biaya pembangunannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi, biaya pembangunan bentangan
jembatan menjadi lebih tinggi. Tren perubahan komponen pembiayaan tersebut dapat berbentuk linier ataupun non-linier. Apabila tren perubahan biaya berbentuk linier, maka biaya pembangunan atau biaya produksi dapat dihitung dengan mnggunakan model matematik seperti terlihat pada Persamaan (2.5).
Pada Persamaan (2.5) di atas, a, b, dan c merupakan konstanta bernilai positif atau nol dan X adalah parameter yang berubah (jumlah produksi, ukuran fasilitas yang dibangun, atau parameter disain lainnya). Parameter aX mewakili komponen
54
pembiayaan yang berbanding lurus dengan jumlah atau volume X sedang parameter b/X merupakan komponen pembiayaan yang berbanding terbalik dengan X. Kedua
komponen pembiayaan ini merupakan representasi dari biaya tidak tetap ( variable costs) karena besarnya tergantung pada jumlah atau volume X. Konstanta besarnya c
merupakan
komponen biaya
tetap karena
tidak
tergantung pada X. Pada contoh kasus pembangunan Jembatan Suramadu, aX adalah biaya untuk pembangunan tiang-tiang penopang sedang b/X merupakan biaya untuk pembangunan bentangan jembatan. Representasi grafis dari model persamaan di atas disajikan pada Gambar 2.3 dengan nilai konstanta sebagai berikut: a=110, b=200000, dan c=3500. Dapat juga dilihat pada Gambar 2.3 bahwa biaya minimum akan
diperoleh apabila unit produksi sekitar 43 atau pada titik dimana kurva aX dan b/X berpotongan.
Gambar 2.3. Kurva biaya dengan dua variable costs dengan tren yang berbeda dan satu fixed cost. 2.5. Biaya Lain-lain (Other Costs) Biaya Peluang (Opportunity Costs) Analisis untuk ekonomi teknik dalam konteks pengambilan yang keputusan diarahkan untuk
membandingkan
anternatif-alternatif
investasi
dapat
dilakukan
55
mendapatkan
manfaat
yang
maksimal.
Dalam
proses
tersebut,
akan
dipilih
satu
alternatif investasi dan mengabaikan alternatif investasi lainnya. Dengan kata lain, investasi pada suatu proyek yang dipilih akan mengalihkan sumber daya (dana, orang, peralatan) dari proyek lain yang juga potensil dilaksanakan. Potensi pendapatan dari proyek lain tersebut (alternatif terbaik yang diabaikan) merupakan opportunity cost yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi. Nilai financial potensi pendapatan dari alternatif terbaik yang diabaikan merupakan potensi
pendapatan
Potensi pendapatan yang hilang tersebut dikenal dengan istilah opportunity cost.
Opportunity costs pada dasarnya merupakan biaya implisit atas sumber daya yang telah dialokasikan pada suatu proses produksi sehingga sumber daya tersebut tidak dapat lagi digunakan untuk aktifitas produktif lainnya. Misalkan lima tahun setelah anda lulus dari universitas, anda sudah bekerja pada sebuah
instansi/perusahaan dengan gaji Rp 7,5 juta per bulan (Rp 90 juta per tahun) dengan sejumlah bonus yang nilainya Rp 30 juta per tahun. Atas bujukan seorang teman, anda kemudian meninggalkan pekerjaan tersebut dan mendirikan usaha sendiri. Setelah tiga tahun beroperasi, neraca pembukuan perusahaan anda setiap akhir tahun
A. PENDAPATAN Nilai penjualan produk A Nilai penjualan produk B TOTAL PENDAPATAN : Rp 360.000.000 : Rp 120.000.000 : Rp 480.000.000
B.
BIAYA Biaya produksi produk A Biaya produksi produk B Biaya overhead TOTAL BIAYA : Rp 224.000.000 : Rp : Rp 78.000.000 70.000.000
: Rp 372.000.000
56
Berdasarkan data pendapatan dan biaya, dapat dilihat bahwa perusahaan yang anda dirikan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 108 juta per tahun. Tapi benarkah anda untung? Apabila anda hanya mempertimbangkan biaya eksplisit (jumlah uang yang
secara fisik anda keluarkan untuk membeli bahan baku, membayar tenaga kerja, dan menjalankan perusahaan anda) maka anda akan menyimpulkan bahwa anda untung. Akan tetapi, apabila anda mempertimbangkan biaya implisit berupa opportunity cost yang timbul akibat hilangnya kesempatan anda memperoleh pendapatan dari
keputusan anda meninggalkan pekerjaan lama dan mendirikan usaha sendiri sebesar Rp 120 juta per tahun (Rp 90 juta gaji + Rp 30 juta bonus). Dengan demikian, penghasilan anda berkurang sebesar Rp 12 juta per tahun atau Rp 1 juta setiap bulan. Konsep opportunity cost (biaya atas kesempatan yang hilang) sangat penting dalam proses costs pengambilan dalam proses keputusan pengambilan rasional. keputusan, Dengan maka mempertimbangkan keputusan investasi
opportunity
yang diambil akan lebih baik. Biaya ini akan selalu ada dan seharusnya tidak diabaikan alternatif karena lain setiap keputusan yang kita ambil akan selalu anda mengorbankan kuliah,
yang
mungkin
dilakukan.
Misalnya,
dengan
memilih
kesempatan anda untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan tetap menjadi terbuang. Biaya yang anda keluarkan karena memilih kuliah dibanding bekerja sesungguhnya bukan hanya biaya kuliah, biaya buku, dan biaya-biaya lain yang anda bayar tetapi juga konsekwensi finansial lainnya yang anda telah korbankan seperti potensi
pendapatan dari bekerja di suatu instansi atau perusahaan, dan kesempatan hidup yang lebih baik sekarang ini. Sebalinya, apabila anda memutuskan untuk tidak kuliah dan langsung bekerja setelah tamat SMA maka opportunity cost dari gaji yang anda terima dari pekerjaan tersebut dan kehidupan yang lebih nyaman saat ini adalah hilangnya kesempatan anda menikmati kehidupan kampus yang dinamis, hilangnya kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, dan berkurangnya kesempatan
mendapatkan posisi dan pendapatan yang lebih tinggi dan kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Opportunity cost dari suatu keputusan dapat timbul dalam berbagai situasi. Pada pabrik manufacturing yang sudah lama beroperasi, peralatan yang digunakan
57
kemungkinan sudah terdepresiasi penuh. Pertanyaan yang timbul adalah apakah mesin tersebut harus diganti sekarang dengan mesin yang lebih moderen dan efisien
(alternatif 1) atau tetap dipertahankan beberapa tahun kedepan dengan konsekwensi biaya perawatan lebih tinggi dan efisiensi kerja lebih rendah (alternatif 2).
Opportunity cost yang timbul apabila alternatif ke-2 yang dipilih adalah kemungkinan berkurangnya nilai jual mesin bekas tersebut beberapa tahun kedepan serta hilangnya penghematan yang akan diperoleh dari mesin baru yang lebih efisien.
Sunk Cost Dalam perencanaan suatu investasi seperti investasi pada bidang
pertambangan, perkebunan, ataupun investasi pada pendirian pabrik baru, salah satu pembiayaan bahan yang cukup (minyak, yang besar emas, tepat adalah biaya eksplorasi nikel, dll) untuk dan menemukan biaya survey deposit untuk
tambang
tembaga, untuk
menemukan
lokasi
usaha
perkebunan
atau
pabrik.
Meskipun
jumlahnya sering kali cukup besar, biaya tersebut tidak dapat diperhitungkan dalam analisis ekonomi teknik karena biaya-biaya yang telah dikeluarkan masa lalu tidak boleh mempengaruhi keputusan investasi yang diambil masa sekarang. Misalnya,
jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk eksplorasi cadangan minyak tidak boleh diperhitungkan dalam mengambil keputusan apakah perusahaan akan melanjutkan
dengan kegiatan ekspoitasi atau tidak. Apabila biaya eksploitasi (biaya investasi + biaya operasional) dikali lebih harga rendah per unit dari potensi pendapatan (volume minyak yang diambil
dihasilkan
yang harus
adalah lakukan kegiatan eksploitasi. Dalam perhitungan biaya di atas, biaya yang telah dikeluarkan Dalam untuk analisis kegiatan ekonomi, eksplorasi tidak yang dapat dimasukkan dimasa dalam lalu
perhitungan.
biaya-biaya
dikeluarkan
akibat keputusan yang diambil dimasa lalu dikenal dengan nama sunk costs. Biaya untuk iklan dan pembelanjaan dibidang R&D juga dikategorikan sebagai sunk cost. Contoh lain dari sunk cost adalah biaya investasi atas mesin atau peralatan yang belum kembali pada saat mesin tersebut diganti sebelum umur ekonomis yang direncanakan pabrik dicapai (belum terdepresiasi penuh). mesin Sebagai contoh, apabila Rp sebuah juta
manufacturing
komponen-komponen
menginvestasikan
400
untuk sebuah mesin bubut dengan perkiraan umur ekonomis 10 tahun dan nilai akhir (salvage value) Rp 20 juta, maka biaya penyusutan rata-rata mesin tersebut adalah Rp
58
38 juta per tahun. Apabila mesin tersebut harus diganti setelah 3 tahun pemakaian (karena permintaan konsumen untuk komponen dengan presisi yang lebih tinggi atau karena tuntutan modernisasi sistim produksi), maka nilai buku (book value) mesin tersebut pada saat penggantian adalah Rp 400 juta (3 x Rp 38 juta) = Rp 286 juta. Apabila ada perusahaan lain yang ingin membeli mesin bubut tersebut sesuai dengan nilai buku, maka sunk cost (nilai investasi yang tidak kembali) sama dengan nol. Akan tetapi, apabila pernawaran tertinggi yang diperoleh hanya sebesar Rp 250 juta, sunk cost yang harus ditanggung atas penggantian mesin tersebut sebesar Rp 36 juta.
Dalam pendapatan
industri
atau
perusahaan, oleh
revenue dari
(business aktifitas
merupakan dilakukan,
yang
diperoleh
perusahaan
misalnya dari penjualan produk atau layanan ke konsumen, dari dividen atau royalti, dan dari bunga (Williams, et al., 2008). Untuk perusahaan manufacturing dan
perusahaan penyalur (ritel), sebagian besar pendapatan yang diperoleh bersumber dari penjualan produk. Bisnis jasa seperti pengacara, dokter, tukang cukur, dan ahli pijat memperoleh sebagian besar pendapatannya dari jasa yang diberikan. Perkiraan besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu investasi atau dari suatu proses produksi merupakan aspek yang sangat penting dalam analisis
ekonomi teknik karena perkiraan kinerja dari suatu investasi yang akan dilakukan diukur berdasarkan selisih (margin) antara besarnya revenue dengan besarnya biaya setiap periode waktu (bulan atau tahun) selama masa investasi. Margin tersebut
dikenal dengan istilah laba bersih (net profit) dan merupakan ukuran profitabilitas suatu investasi. Pendapatan (revenue) yang diperoleh dari suatu investasi, proyek, atau suatu proses produksi dapat bersumber dari beberapa hal sebagai berikut: Pendapatan dari penjualan produk atau layanan. Pendapatan dari penjualan suatu aset pada saat penggantian atau pada akhir umur ekonomis aset tersebut. Penghematan yang diperoleh dari peralatan atau proses produksi yang lebih efisien. Pendapatan dari pinjaman (jangka pendek dan jangka panjang).
59
Pendapatan dari bunga, dividen, atau royalti. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan suatu produk atau layanan secara sederhana dihitung dengan mengalikan antara jumlah output (produk atau layanan) yang diproduksi (dijual) dengan harga per unit output. Dalam suatu sistim produksi, jumlah output yang dihasilkan merupakan fungsi dari jumlah input yang digunakan dalam proses produksi. Hubungan antara output dan input secara sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut:
dimana Qadalah jumlah output yang dihasilkan dari proses produksi atau aktifitas, I adalah jumlah investasi (untuk mesin, peralatan/mesin, gedung, dll.), T adalah jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi, dan B adalah ketersediaan bahan baku. Jumlah investasi atas mesin-mesin produksi akan sangat mempengaruhi
kapasitas terpasang fasilitas produksi tersebut. Akan tetapi, jumlah produksi actual yang dicapai sangat ditentukan oleh ketersediaan tenaga kerja untuk menunjang proses produksi yang efisien dan optimal. Perkiraan pendapatan dari penjualan produk atau layanan yang dihasilkan bukanlah pekerjaan yang sederhana karena jumlah permintaan atas suatu produk sangat dipengaruhi oleh harga produk tersebut. Dengan demikian, produsen atau perusahaan tidak dapat secara bebas menetapkan jumlah produk yang diproduksi karena hal ini akan sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan atas produk tersebut. Di lain pihak, jumlah permintaan atas suatu produk sangat dipengaruhi oleh harga produk tersebut. Interaksi antara jumlah produksi (supply), jumlah permintaan
(demand), dan harga (price) akan mempengaruhi kebijakan harga dan kebijakan produksi yang harus diambil oleh produsen atau perusahaan. Dalam ilmu ekonomi mikro, faktor-faktor pembatas seperti jumlah permintaan dan harga yang ingin dibayar oleh konsumen atas suatu produk digolongkan sebagai faktor penghambat pasar (market constrains). Sumber pendapatan lainnya yang sering diperhitungkan dalam analisis
ekonomi teknik adalah pendapatan dari hasil penjualan suatu asset yang tidak dibutuhkan lagi akibat telah habis umur teknis/ekonomisnya (fully depreciated assets) ataupun karena aset tersebut telah ketinggalan zaman (obsolete assets). Nilai
60
penjualan dari aset-aset yang sudah tidak dibutuhkan tersebut sering kali diistilahkan sebagai nilai akhir atau salvage value.
2.7. Aliran Kas (Cash Flows) Aliran kas (cash flow) merupakan aliran pemasukan dan pengeluaran kas yang mengubah kondisi kas proyek atau perusahaan setiap periode pembukuan (bulan,
triwulan, semester, atau tahun). Aliran kas masuk (cash inflows) dapat bersumber dari aktifitas financing (bantuan pinjaman oleh pihak luar), hasil penjualan produk,
ataupun investasi oleh pihak lain. Aliran kas keluar (cash outflows) diakibatkan oleh pembiayaan-pembiayaan sederhana merupakan yang dilakukan. keluar Dengan dan demikian, kas ke aliran suatu kas bisnis secara atau
pergerakan
masuknya
proyek pada periode tertentu sehingga menggambarkan perubahan kondisi kas proyek atau bisnis tersebut dari satu periode ke periode berikutnya. Selain itu, cash flows dapat juga mewakili proyeksi aliran kas suatu peluang bisnis atau investasi yang menggambarkan jumlah dan saat terjadinya pemasukan (income atau revenue) dan pengeluaran tersebut. Dalam dunia bisnis, aliran kas dapat digunakan sebagai indikator dalam (expenditure atau cost) selama life cycle dari proyek atau investasi
mengukur kekuatan finansial dan nilai suatu proyek atau bisnis dan merupakan hal yang sangat menentukan bagi hidup matinya suatu perusahaan. Aliran kas bersih ( net cash flow) sebuah jumlah kas bisnis yang selama dimiliki periode selama tertentu periode dapat tersebut. dihitung Aliran berdasarkan kas bersih
perubahan
bernilai positif apabila jumlah kas yang dimiliki bertambah selama periode tersebut dan bernilai negatif apabila jumlah kas yang dimiliki berkurang. Proyek, perusahaan, atau bisnis dengan aliran kas bersih yang positif (pemasukan lebih besar dari
pengeluaran) akan memiliki kemampuan untuk melakukan re-investasi kelebihan kas yang dimiliki sehingga dapat menciptakan tambahan aliran kas masuk dan
keuntungan yang lebih besar. Dalam konteks perencanaan atau evaluasi kelayakan suatu proyek atau suatu peluang investasi, aliran kas menggambarkan perkiraan biaya investasi dan biaya
operasional serta proyeksi pendapatan dari proyek atau investasi yang direncanakan. Perkiraan aliran kas yang akan terjadi di masa yang akan datang untuk setiap
61
alternatif investasi merupakan tahapan yang sangat penting dalam analisis ekonomi teknik. Akan tetapi, upaya untuk memperkirakan dengan tepat semua biaya,
pendapatan, umur ekonomis, nilai akhir, dan resiko suatu investasi jangka panjang merupakan hal yang sangat sulit sehingga sering kali membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu yang lama. Secara umum, aliran kas dapat dikelompokan sebagai berikut: Aliran kas operasional (operational cash flows). Kelompok ini meliputi kas yang diterima bisnis (pemasukan) dari proyek dan atau kas yang dibelanjakan Pemasukan (pengeluaran) dapat untuk aktifitas hasil
perusahaan.
bersumber
dari
penjualan produk atau layanan atau dari pinjaman untuk penguatan modal kerja (working capital). Pengeluaran meliputi antara lain pembayaran gaji pegawai dan buruh, pembelian bahan baku, biaya listrik dan sumber energi, pemeliharaan dan perbaikan, biaya distribusi, dan biaya overhead. Agar proyek atau perusahaan berada pada kondisi sehat dan menguntungkan, nilai bersih dari aliran kas
operasional harus positif. Aliran kas investasi (investment cash flows) merupakan kas yang diterima dari penjualan asset berumur panjang, atau kas yang dikeluarkan untuk belanja modal seperti belanja untuk investasi, akusisi, dan pembiayaan aset berumur panjang. Aliran kas untuk pendanaaan (financing cash flows). Kelompok ini terdiri atas kas yang diterimah dari pinjaman dan penjualan saham, kas yang dibayarkan sebagai dividen ke pemegang saham, kas yang digunakan untuk membeli
kembali saham yang dipegang oleh pihak luar, dan kas yang digunakan untuk pembayaran pokok pinjaman dan bunga utang perusahaan. Melalui informasi yang diperoleh dari aliran kas, kita dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut: Menghitung nilai beberapa parameter finansial yang dapat digunakan untuk
menilai untung-ruginya atau layak-tidaknya suatu proyek atau bisnis. Data arus kas suatu bisnis atau proyek dapat digunakan sebagai input dalam model-model finansial seperti nilai bersih sekarang (net present value), laju pengembalian
modal (rate of return), dan laba tahunan seragam ekuivalen (equivalent uniform annual profit).
62
Mengevaluasi status likuiditas suatu bisnis. Hal ini penting karena sebuah bisnis dapat menghadapi masalah likuiditas (kekuarangan kas) dan gagal walaupun bisnis tersebut dalam kondisi yang menguntungkan. Dalam konteks perencanaan dan evaluasi kelayakan suatu proyek atau bisnis, aliran keluar masuknya kas harus dapat diperkirakan sacara akurat agar jumlah kas yang akan dihasilkan oleh proyek atau bisnis tersebut melebihi jumlah kas yang harus dikeluarkan. Dengan demikian, perkiraan pendapatan (earning
forecast) sangat penting dilakukan agar pengendali proyek atau managemen perusahaan dapat melakukan kontrol pembiayaan (cost control) secara akurat untuk menjamin aliran kas bersih bernilai positif.
Evaluasi
kelayakan
suatu
investasi
seharusnya
dilakukan
dengan
menggunakan metode yang mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang (time value of money). Secara umum, metode ini dikenal dengan nama discounted cash flow (aliran dalam kas terdiskonto) yang merupakan metode kelayakan dan bunga suatu peluang dimasa evaluasi yang umum Metode datang ini dan
digunakan
analisis biaya
mengggunakan mendiskontonya
proyeksi pada
pendapatan
tingkat
ekuivalennya
pada saat in (nilai sekarang). Apabila nilai sekarang (peresent value) dari cash flow lebih besar dari nilai sekarang dari total biaya investasi maka peluang investasi tersebut dapat menguntungkan. Nilai sekarang dari biaya dan pendapatan yang akan terjadi dimasa yang akan datang (discounted cash flow) dapat dihitung dengan
dimana PV adalah nilai sekarang dari total aliran kas bersih (net cash flow) yang diperkirakan akan terjadi dimasa yang akan datang, CF adalah aliran kas bersih (benefit cost) setiap periode waktu, subscript 1,2, n adalah periode waktu ke 1 sampai ke n, dan r adalah tingkat suku bunga (interest rate) atau tingkat diskonto (discount rate).
63
Diagram Aliran Kas (Cash Flow Diagram) Data keuangan setiap proyek ataupun bisnis yang aktif akan memperlihatkan aliran kas masuk (income) yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa yang dihasilkan dan aliran kas keluar (expenditure) yang merupakan konsekwensi biaya yang timbul akibat aktifitas yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dapat dijual. Aliran keluar masuknya kas suatu proyek atau bisnis dapat digambarkan dalam bentuk diagram aliran kas yang menunjukkan semua aliran kas masuk dan keluar pada setiap periode waktu selama life cycle proyek atau bisnis tersebut. Diagram aliran kas dapat juga dibuat untuk setiap aktifitas atau asset secara tersendiri untuk melihat kontribusi aktifitas atau asset tersebut terhadap aliran kas proyek secara keseluruhan. Diagram aliran kas sangat penting dalam proses analisis karena dapat mempermudah kita dalam mengidentifikasi dan melakukan visualisasi
semua aliran kas yang telah terjadi atau diperkirakan akan terjadi pada setiap periode selama life cycle suatu proyek atau selama umur ekonomis suatu alat/mesin. Aliran keluar masuknya kas pada suatu proyek atau bisnis dapat terjadi kapan saja dan berulang kali dalam setiap periode waktu. Akan tetapi, untuk memudahkan perhitungan, semua secara aliran bersamaan akhir setiap kas pada periode bulan, dalam akhir suatu periode periode tersebut. pembungaan Aturan ini Jadi, terjadi diasumsikan dikenal apabila dalam dengan terjadi nama
konvensi dihitung
(end-of-period semua
maka
aliran
diasumsikan terjadi pada akhir bulan. Untuk periode pembungaan yang lebih lama (misalnya setiap tahun), akhir periode tidak harus diasumsikan terjadi pada 31
Desember setiap tahun. Misalnya, apabila anda mendepositokan uang ke sebuah bank pada tanggal 27 Agustus 2011 dan periode pembungaan diasumsikan per tahun, maka akhir periode akan jatuh pada tanggal 26 Agustus setiap tahun dan bunga deposito dapat anda cairkan setiap tanggal 27 Agustus. Diagram aliran kas dimaksudkan sebagai representasi yang lengkap untuk
semua aliran kas yang terjadi dalam setiap periode pembungaan selama life cycle dari suatu proyek atau bisnis. Selain itu, diagram aliran kas harus memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk dapat melalukan perhitungan berbagai kriteria ( net present value, annual cash flow, internal rate of return, profitability index, dan payback
64
period) yang dapat digunakan dalam menentukan tingkat profitabilitas dan kelayakan suatu proyek atau rencana investasi. Dengan demikian, diagram aliran kas harus
Life cycle dari proyek atau umur ekonomis dari alat/mesin yang dievaluasi. Parameter ini dinyatakan sebagai periode pembungaan (compounding periods),
misalnya bulan atau tahun dan ditulis dengan simbol n. Aliran kas yang masuk dan keluar pada setiap periode pembungaan selama life cycle dari proyek atau bisnis. Tingkat suku bunga (interest rate), atau laju pengembalian minimum yang
dikehendaki oleh investor (minimum attractive rate of return). Parameter ini umumnya ditulis dengan simbol i atau dengan akronim MARR. Parameter yang akan dicari dapat meliputi nilai sekarang (nilai ekuivalen pada awal investasi, P), nilai yang akan datang (nilai ekuivalen pada akhir periode investasi, F), atau nilai seragam setiap akhir periode pembungaan, A.
Dalam
menggambarkan aliran
kas
yang masuk
dan
yang
keluar,
konvensi
yang umum diterapkan dalam buku-buku ekonomi teknik adalah aliran kas masuk (income atau revenues) digambarkan dengan panah mengarah keatas, dan aliran kas keluar (costs atau di expenditures) bawah ini digambarkan dengan diagram panah aliran mengarah kas kebawah. dibuat
Contoh-contoh
mengilustrasikan
yang
Contoh 2.4 Jika anda membeli sebuah hand phone tahun ini seharga Rp 4 juta dan berencana menggunakannya maksimal selama 2 tahun serta menjualnya pada tahun ke-2.
65
Diagram
aliran
kas
di
atas
memperlihatkan
bahwa
semua
informasi
yang
terdapat pada soal sudah dicantumkan dalam diagram. Akan tetapi, masih terdapat dua informasi penting yang belum diberikan yaitu perkiraan harga penjualan hand phone tersebut dua tahun yang akan datang (S) serta tingkat suku bunga yang akan digunakan dalam mendiskonto nilai penjualan tersebut untuk mendapatkan nilai
Contoh 2.5 CV Anugrah mendapat pinjaman modal usaha dari sebuah bank sebesar Rp 50 juta dengan bunga 12% per tahun dan periode semua pinjaman keuntungan pokok 5 tahun. CV Anugrah selama yang ke-5).
yang
pembayaran akhir
pinjaman
terakumulasi
dibayar
periode
peminjaman
(akhir
Penyelesaian: Pinjaman yang diperoleh dari bank pada akhir tahun ke nol merupakan pemasukan bagi CV Anugrah sehingga digambarkan dengan anak panah mengarah ke atas.
Selama empat tahun pertama, CV Anugrah menginvestasikan semua keuntungan yang diperoleh untuk memperbesar skala usahanya sehingga aliran kas bersih selama
periode tersebut bernilai nol. Hal ini disebabkan karena pemasukan yang diperoleh dari keuntungan satiap periode sama dengan jumlah uang yang diinvestasikan kembali. Pada akhir tahun ke lima, CV Anugrah melunasi semua pokok pinjaman dan bunga yang terakumulasi selama lima tahun. Diagram aliran kas untuk kasus ini terlihat sebagai berikut.
66
Contoh 2.6 Sebuah perusahaan percetakan menginvestasikan Rp 1,5 milyar untuk membangun
sebuah ruang percetakan dan membeli mesin cetak. Masa pengerjaan proyek selama enam bulan dan fasilitas tersebut langsung dioperasikan setelah pembangunan dan instalasi mesin selesai. Catatan pengeluaran dan pemasukan (dalam juta rupiah) bisnis percetakan tersebut setelah empat tahun beroperasi terlihat sebagai berikut.
Pendapatan / pengeluaran Pendapatan dari jasa pencetakan Biaya bahan Biaya pemeliharaan/ perbaikan Overhead Penyelesaian:
Diagram aliran kas bisnis percetakan tersebut hingga tahun ke-4 dapat digambarkan dalam dua bentuk sebagai berikut:
67
Diagram aliran kas di atas memperlihatkan beberapa hal sebagai berikut: Pengeluaran untuk biaya investasi pembangunan ruang percetakan dan pembelian masin cetak diasumsikan terjadi pada akhir tahun ke-0. Aliran kas masuk dan keluar dapat terjadi kapan saja dalam setiap periode. Akan tetapi, untuk kebutuhan analisis ekonomi teknik, semua aliran kas tersebut
diasumsikan terjadi pada akhir periode (mengikuti konvensi akhir periode). Semua aliran kas masuk digambarkan dengan panah mengarah ke atas (+) dan semua aliran kas keluar digambarkan dengan panah mengarah ke bawah (-). Apabila sumber pemasukan atau pengeluaran dalam satu periode lebih dari satu, maka masing-masing sumber pemasukan atau pengeluaran tersebut dapat
diwakili oleh satu anak panah (Diagram a pada Contoh 2.6). Apabila dikehendaki, semua sumber pemasukan dalam suatu periode dijumlahkan dan diwakili oleh satu anak panah (Diagram b pada Contoh 2.6). Dengan cara yang sama, semua sumber pengeluaran dalam setiap periode dijumlahkan dan diwakili oleh satu anak panah. Pada contoh di atas, sumber pengeluaran ada tiga (biaya bahan, biaya pemeliharaan/perbaikan, dan overhead). Ketiga biaya tersebut dijumlahkan dan diwakili oleh satu anak panah mengarah kebawah. Pada periode tertentu selama masa operasi suatu proyek atau penggunaan suatu produk, dapat terjadi suatu kondisi dimana aliran kas bernilai nol (tidak ada aliran kas masuk maupun keluar) seperti terjadi pada tahun pertama pada Contoh 2.4 dan pada tahun 1-4 pada Contoh 2.5.
Soal Latihan
2-1. Jelaskan perbedaan antara sunk cost dan book cost. 2-2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konvensi akhir periode. 2-3. Sebuah pabrik makanan memproduksi lima macam produk: makaroni, spagetti, tortelini, lasagna, dan pedocini. Kelima jenis produk tersebut diproduksi pada lantai produksi yang sama. Berikan masing-maasing tiga contoh komponen biaya yang dapat digolongkan biaya langsung (direct costs) dan biaya tidak langsung (indirect costs). 2-4. Berikan dua contoh untuk masing-masing jenis biaya berikut: a) common cost, b) traceable cost, c) opportunity cost, d) sunk cost, and e) book cost. Jelaskan secara
68
singkat mengapa anda menggolongkan contoh-contoh tersebut ke dalam masingmasing jenis biaya tersebut. 2-5. PT Prima Indotim merencanakan memproduksi permen coklat kualitas premium dengan menggunakan fasilitas produksi yang terletak di Kawasan Industri
Makassar. Fasilitas tersebut sudah tidak dioperasikan selama empat tahun dan tidak ada alternatif penggunaan lainnya. Bagaimana anda menentukan sunk cost dan opportunity cost apabila: a) fasilitas tersebut dibiarkan tidak termanfaatkan (idle), b) fasilitas tersebut dimanfaatkan untuk memproduksi coklat seperti yang direncanakan. 2-6. Apabila anda membeli sebuah Laptop satu tahun yang lalu dengan harga Rp 10 juta dan anda terpaksa menjualnya sekarang dengan harga Rp 5 juta, hitung nilai sunk cost yang anda harus tanggung dan jelaskan asumsi yang anda gunakan dalam menghitung nilai tersebut. 2-7. Misalkan orang tua anda memberi uang Rp 70.000.000 pada saat anda lulus S1. Uang tersebut dapat anda gunakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 (total biaya Rp 35.000.000 per tahun selama 2 tahun) dan dapat juga anda gunakan untuk membuka sebuah usaha kecil yang dapat memberi keuntungan Rp 30.000.000 per tahun. Berapa nilai opportunity cost dari alternatif yang anda pilih apabila: a) anda memilih menggunakan uang tersebut untuk melanjutkan
pendidikan, dan b) anda memilih menggunakan uang tersebut untuk membuka usaha tersebut. 2-8. Sebuah distributor mesin-mesin pertanian memiliki stok mesin panen yang belum terjual. Mesin tersebut belum pernah digunakan tetapi sudah tersimpan digudang selama 3 tahun dan sudah ketinggalan jaman (kapasitas kerjanya lebih rendah dari model terbaru). Beberapa informasi harga/biaya adalah sebagai berikut:
Harga mesin tersebut tiga tahun lalu Rp 70 juta, biaya gudang hingga sekarang Rp 3 juta, seorang pembeli menawar mesin tersebut dua tahun lalu dengan harga Rp 50 juta, nilai buku mesin tersebut sekarang ini Rp 30 juta. Hitung nilai sunk cost dan opportunity cost mesin panen tersebut. 2-9. Misalkan seseorang memiliki rekening tabungan dengan saldo pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 8 juta. Pada bulan Januari 2012, ia menambah uang ke rekeningnya sebesar Rp 4 juta. Pada bulan Juli sampai Desember 2012, ia mengambil uang dari rekeningnya sebesar Rp 2 juta setiap bulan. Gambarkan
69
diagram aliran kas untuk rekening tersebut dengan mengasumsikan tingkat suku bunga 6% per tahun. 2-10. Dua buah hotel memiliki data sebagai berikut: Jenis Pembiayaan Tarif kamar (Rp/hari) Biaya Tetap (Rp/thn) Biaya Tidak Tetap (Rp/kamar/hari) Jumlah kamar HOTEL A 120.000 200.000.000 23.000 200 HOTEL B 100.000 150.000.000 17.000 150
Catatan:
Biaya
Tidak
Tetap
diasumsikan
nol
apabila
kamar
tidak
terisi.
Asumsikan jumlah hari dalam setahun 365 hari. Tentukan: a) Persamaan matematik untuk total biaya dan total pendapatan kedua hotel tersebut. b) Keuntungan atau kerugian per bulan pada masing-masing hotel apabila tingkat hunian hanya 80% dari kapasitasnya. c) Jumlah kamar yang harus terisi pada masing-masing hotel sehingga
menghasilkan total biaya yang sama dalam sebulan. d) Jumlah kamar minimal yang harus terisi setiap hari agar masing-masing hotel dapat memperoleh keuntungan. 2-11. Sebuah industri memproduksi 15 ribu unit produk per tahun dengan rincian biaya (dalam satuan juta rupiah) seperti terlihat pada tabel. Komponen Biaya Bahan langsung Buruh langsung Factory overhead Iklan & pemasaran Administarsi umum Biaya lain-lain Total Biaya Fixed 250 120 75 298 843 Variable 945 425 250 160 45 2150 Total 945 425 430 280 120 298 2993
Berdasarkan data pada tabel, tentukan: a) biaya variabel per unit produk, b) biaya tidak tetap (variable cost) dan biaya total untuk total realisasi produksi 1000 sampai 15000 (kapasitas normal) unit per tahun, dan c) apabila realisasi produksi
70
jauh di bawah kapasitas normal, misalnya hanya 5000 unit per tahun, jelaskan apakah biaya produksi per unit produk akan tetap atau berubah (naik atau turun)? 2-12. Dengan menggunakan data pada soal 2-11, buktikan bahwa: a) biaya yang dikategorikan tetap (fixed) dari sudut pandang total biaya sesungguhnya bernilai variable apabila dilihat dari sudut pandang unit-cost (biaya per unit produk), dan b) biaya yang dikategorikan tidak tetap (variable) dari sudut pandang total biaya sesungguhnya bernilai tetap (fixed) apabila dilihat dari sudut pandang unit-cost. 2-13. Asumsikan anda telah membiasakan diri menabung secara rutin sebesar Rp 100 ribu per bulan sejak anda masuk ke universitas. Apabila anda berencana menarik semua tabungan anda pada saat anda tamat dari universitas, gambarkan diagram aliran kas untuk kasus ini. Asumsikan tingkat suku bunga 12% per tahun dan periode pembungaan setiap bulan. 2-14. Sebuah pabrik semen merencanakan membangun sebuah unit pembangkit listrik dengan kapasitas listrik 4000 kW. Esimasi biaya pembangunan (a) dan operasional pembangunan
pembangkit
tersebut
adalah
sebagai
berikut:
Biaya
pembangkit Rp 12 juta per kW, (b) konsumsi batubara 30.000 ton per tahun dengan harga Rp 200.000 per, (c) overhead Rp 1,3 milyar per tahun. Gambarkan diagram tersebut. 2-15. DTM Foods ingin memproduksi produk pangan dengan spesifikasi low-calory, high nutrient. Produk tersebut dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi yang telah dipatenkan oleh sebuah laboratorium. Persyaratan dari laboratorium tersebut untuk lisensi selama 10 tahun adalah sbb: DTM Foods harus membayar Rp 500 juta pada awal kontrak kemudian membayar Rp 400 juta pada setiap akhir tahun selama 10 tahun. tersebut Biaya produksi Rp untuk setiap 123 produk unit produk Penelitian dengan pasar aliran kas untuk pembangunan dan operasional pembangkit listrik
menggunakan menunjukkan
teknologi bahwa
sebesar pasar
ribu.
permintaan
tersebut
diperkirakan
sebanyak 100 ribu unit per tahun dengan harga Rp 150 ribu per unit. Biaya investasi untuk peralatan sebesar Rp 1,5 milyar. Gambarkan diagram aliran kas untuk biaya dan proyeksi pendapatan apabila DTM Foods menggunakan
teknologi tersebut. 2-16. Misalkan anda membuka rekening tabungan empat tahun lalu dan menyetor uang untuk ditabung sebesar Rp 7 juta. Dua tahun lalu anda mengeluarkan Rp 2 juta
71
dari rekening tersebut dan tahun ini anda menyetor Rp 4 juta ke rekening tersebut. Gambarkan diagram aliran kas untuk rekening tersebut. Asumsikan tingkat suku bunga 6% per tahun.
MODUL 3
TOPIK BAHASAN : Konsep Bunga dan Ekuivalensi Nilai Uang
SASARAN BELAJAR
Mahasiswa mampu menerapkan teknik pengambilan keputusan, melakukan analisis biaya dan pendapatan dari setiap investasi, menghitung nilai ekuivalen dari suatu arus kas pada berbagai titik waktu, dan menerapkan berbagai metode analisis ekonomi teknik dalam mengevaluasi kelayakan finansial setiap proyek atau investasi serta dalam pengambilan keputusan investasi.
SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa memahami konsep tentang bunga dan pengaruhnya dalam analisis kelayakan investasi serta memahami konsep ekuivalensi nilai uang pada berbagai titik waktu.
KOMPETENSI SASARAN
Kompetensi #7 : Kemampuan dalam memecahkan persoalan-persoalan dalam bidang keteknikan pertanian. Kompetensi #11: Kemampuan untuk mengembangkan diri dan berfikir logisanalitis. Kompetensi #12: Kemampuan Manajerial dan Kewirausahaan.
73
penjualan produk, pinjaman modal, atau (untuk investasi awal, pembelian bahan
upah
karyawan,
overhead, dll.) akan terjadi kapan saja. Agar profitabilitas dari suatu bisnis dapat dihitung secara lebih akurat, nilai dari setiap aliran kas yang terjadi selama masa operasional bisnis tersebut harus dikonversi ke suatu nilai ekuivalen pada suatu titik waktu tertentu. Dalam konteks engineering dan business decision making, outcome dari setiap
alternatif investasi harus dibandingkan pada titik waktu yang sama. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa setiap alternatif investasi akan memiliki aliran kas yang
berbeda, baik jumlah maupun saat terjadinya. Agar semua alternatif investasi dapat dibandingkan secara akurat, aliran kas yang berbeda tersebut masing-masing harus dikonversi ke nilai ekuivalennya pada titik waktu yang sama. Dalam ekonomi teknik, nilai ekuivalen tersebut dapat berupa nilai sekarang ( present value, P), nilai seragam setiap periode (equivalent uniform value, A), atau nilai pada waktu tertentu dimasa yang akan datang (future value, F). Pertanyaan yang muncul sekarang adalah mengapa aliran kas harus dikonversi ke nilai ekuivalennya yang pada titik waktu bisa yang salah dikehendaki? apabila Atau mengapa keputusan hanya
investasi
akan
diambil
perhitungan
untung-rugi
didasarkan atas aliran kas riil? Keputusan memiliki fasilitas yang akan diambil finansial atau dalam jangka setiap analisis ekonomi teknik umumnya
konsekuensi manufacturing
panjang. suatu
Bahkan, fasilitas
proyek bisnis
pembangunan
dimaksudkan untuk dapat memberikan keuntungan dalam jangka waktu yang lama. Apabila fasilitas tersebut dibangun dengan menggunakan dana pinjaman (loan
74
financing) dari pihak ketiga (misalnya bank), keuntungan bersih yang diperoleh setiap tahun selama masa operasional fasilitas tersebut harus lebih besar dari jumlah pokok pinjaman dan bunga yang harus dibayar setiap tahun. Demikian juga apabila biaya pembangunan diperoleh dari penjualan saham perusahaan (equity financing), maka
laju pengembalian modal yang harus dicapai minimal sama dengan laju pengembalian minimum yang dikehendaki (minimum attractive rate of return, MARR) oleh para pemegang saham. Kedua kasus ini memperkenalkan kita konsep tentang suku bunga (interest) dan laju pengembalian modal penting bisnis. dalam analisis ekonomi teknik (rate dan of return) yang merupakan konsep proses pengambilan keputusan
dalam
3.1. Bunga (interest) Setiap proyek atau bisnis harus memberi pengembalian ( return) atau keuntungan
(profit) yang cukup agar proyek tersebut menarik secara finansil bagi para investor atau penyedia dana. Pengembalian modal investasi (return on investment) dalam
bentuk bunga, dividen, atau keuntungan merupakan aspek yang sangat penting dalam studi ekonomi teknik. Bunga dan keuntungan dan dapat merupakan dipandang bunga kepada penghasilan sebagai sewa yang atas dapat
dibayarkan penggunaan
kepada modal
modal Dengan
demikian,
secara
sederhana
biaya
yang dibebankan
seseorang atas
penggunaan
Bunga dapat juga dipandang sebagai pembayaran atas resiko yang ditanggung oleh penyedia modal atau investor atas pemberian hak ke pihak lain untuk memanfaatkan uang atau modal yang disediakan. Apabila anda mendepositokan uang pada sebuah bank, pada hakekatnya anda memberikan hak ke bank tersebut untuk menggunakan uang anda. Sebagai imbalannya, bank tersebut membayar bunga simpanan kepada anda sebagai sewa atas penggunaan uang tersebut. Demikian juga sebaliknya, apabila anda meminjam uang di bank untuk pendanaan sebuah bisnis atau proyek, maka anda akan dikenakan biaya atas penggunaan uang tersebut. Pada kasus yang pertama,
jumlah uang anda setelah setiap periode pembungaan akan lebih besar dari jumlah uang yang anda depositokan. Pada kasus yang kedua, jumlah utang anda pada bank setelah setiap periode pembungaan akan l ebih besar dari jumlah uang yang anda
75
pinjam.
Dengan
demikian,
nilai
uang
atau
utang
yang
anda
miliki
akan
terus
bertambah dengan semakin bertambahnya waktu atau periode pembungaan. Dalam pandangan ilmu ekonomi, uang atau aset yang dimiliki merupakan modal yang dapat digunakan untuk menghasilkan lebih banyak lagi uang atau aset. Dengan
demikian, nilai dari uang atau aset yang dimiliki akan berubah dari waktu ke waktu (time dependent). Perubahan nilai uang menurut waktu dapat disebabkan oleh
perubahan daya beli (purchasing power), perubahan nilai uang akibat inflasi atau deflasi, atau perubahan akibat keuntungan atau kerugian dari investasi yang dilakukan. Konsep tentang perubahan nilai uang menurut waktu (time value of money)
merupakan konsep yang sangat penting dalam studi ekonomi teknik karena analisis ekonomi teknik umumnya menyangkut komitmen investasi modal untuk jangka
waktu yang lama. Berdasarkan konsep time value of money, uang sebesar Rp 1 juta sekarang tidak akan sama nilainya dengan uang Rp 1 juta setahun atau dua tahun yang akan datang. Apabila anda diberi uang sebanyak Rp 1 juta sekarang, anda dapat menyimpannya di bawah bantal selama satu atau dua tahun atau anda dapat menyimpannya di bank dan mendapatkan bunga. Apabila anda menyimpannya di bawah bantal, nilai nominalnya setahun atau dua tahun yang akan datang masih tetap sebesar Rp 1 juta tetapi nilai rilnya akan lebih kecil dari itu (tergantung besarnya tingkat inflasi). Apabila anda menyimpan uang tersebut di bank, nilai nominalnya akan meningkat sebesar bunga yang diperoleh dan nilai rilnya akan berubah berdasarkan selisih antara bunga bank dengan tingkat inflasi. Besarnya perubahan nilai nominal dari uang yang
diinvestasikan atau uang yang dipinjam setelah suatu periode waktu dikenal dengan nama bunga (interest). Berdasarkan definisi ini, bunga dapat dihitung dengan
Secara tradisional, bunga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh peminjam (borrower) kepada yang meminjamkan (lender) setiap periode waktu tertentu di luar pembayaran pokok pinjaman. Jadi bunga merupakan kompensasi yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemilik uang atas uang yang dipinjam. Untuk suatu investasi, bunga mungkin lebih tepat dilihat sebagai peningkatan nilai investasi akibat adanya
76
keuntungan yang diperoleh selama suatu periode tertentu. Dengan adanya bunga atau pertumbuhan investasi, nilai dari suatu pinjaman atau investasi di masa yang akan datang akan lebih tinggi dari nilai pokok pinjaman atau nilai awal investasi. Besarnya perubahan nilai uang dari satu periode ke periode waktu berikutnya sangat ditentukan oleh tingkat suku bunga (interest rate) yang dikenakan atas pinjaman atau tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh dari suatu investasi. Dengan demikian, nilai sekarang dari suatu pinjaman atau investasi dapat dihubungkan dengan nilai yang akan datang melalui faktor bunga seperti terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Hubungan antara nilai sekarang (P) dengan nilai yang akan datang (F). Pada ilustrasi di atas, variabel I melambangkan jumlah bunga yang terakumulasi
selama periode pembungaan, yang besarnya tergantung pada tingkat suku bunga ( i) dan jumlah periode pembungaan (n). Tingkat suku bunga dapat dihitung sebagai berikut:
Contoh 3.1 Sebuah koperasi simpan pinjam memberlakukan bunga sebesar Rp 25 ribu setiap bulan kepada setiap anggota yang meminjam sebesar Rp 1 juta. Berapa tingkat suku bunga yang diterapkan koperasi tersebut kepada setiap anggotanya?
Penyelesaian:
77
Berdasarkan
contoh
di
atas
dan
uraian-uraian
sebelumnya,
dapat
dipahami
bahwa
nilai uang (pinjaman atau investasi) akan berubah dari satu titik waktu ke titik waktu lainnya setiap berdasarkan tingkat periode waktu. suku bunga atau tingkat bab ini dan kita Bab 4, pertumbuhan investasi dalam kita akan nilai mengembangkan uang dari satu
Dalam
persamaan-persamaan
yang
memungkinkan
mengkonversi
titik waktu ke titik waktu lainnya, misalnya mengkonversi nilai sekarang ( present value) ke nilai yang akan datang (future value), mengkonversi aliran kas yang
diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang ( future cash flow) ke nilai sekarang, atau mengkonversi nilai sekarang atau nilai yang akan datang ke nilai seragam setiap periode bab (equivalent ini dan Bab uniform 4 cash flow). Konsep-konsep dasar umum yang yang akan
dikembangkan digunakan
pada
merupakan teknik
perangkat yang
dalam
mengembangkan
berbagai
analisis
digunakan
dalam ekonomi teknik seperti analisis nilai bersih saat ini ( net present value analysis), analisis aliran kas seragam tahunan (uniform annual cash flow analysis), laju
pengembalian internal (internal rate of return), B-C ratio (benefit-cost ratio), dan analisis titik impas (breakeven point).
3.2. Pehitungan Bunga (interest calculations) Nilai dari sejumlah uang pada titik waktu yang berbeda ditentukan oleh tingkat suku bunga dan jangka bahwa waktu nilai pembungaan. dari suatu Dengan pada pemikiran yang titik waktu sama, kita berbeda dapat sangat
mengatakan
aset
yang
ditentukan oleh laju perubahan nilai aset tersebut setiap periode waktu. Misalnya, apabila anda membeli sebidang tanah di sebuah lokasi 10 tahun yang lalu dan perubahan nilai jual objek pajak (NJOP) tanah di sekitar lokasi tersebut sebesar 15% per tahun, maka nilai tanah anda sekarang sudah mencapai sekitar empat kali dari nilai saat anda membelinya. Bagaimana cara menghitung nilai uang pada berbagai titik waktu dan tingkat suku bunga? Secara umum, ada dua model yang dapat digunakan yaitu model bunga sederhana (simple interest model) dan model bunga majemuk (compound interest model). Selain itu, dalam buku ini diperkenalkan konsep model bunga yang dapat berlaku umum. Model ini penulis namakan sebagai
78
digunakan dalam menghitung bunga pada periode berikutnya. Dengan model bunga sederhana, jumlah bunga atas suatu pinjaman setelah n periode pembungaan dihitung dengan mengalikan antara pokok pinjaman (P) dengan tingkat suku bunga setiap periode (i) dan jumlah periode pembungaan (n). Rumus perhitungan bunga sederhana (Is) secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
dimana P adalah jumlah uang mula-mula (principal), i adalah tingkat suku bunga per periode pembungaan (dalam desimal), dan n adalah jumlah periode pembungaan.
Dengan demikian, setelah n periode pembungaan dan dengan tingkat suku bunga sebesar i, uang dengan jumlah awal P akan meningkat menjadi F. Nilai F dihitung dengan menggunakan Persamaan (3.4).
Berdasarkan formula pada Persamaaan (3.3), dapat disimpulkan bahwa apabila bunga yang dikenakan berhubungan secara linier dengan jumlah awal pinjaman atau
investasi, dengan jumlah periode pembungaan, dan dengan tingkat suku bunga, maka bunga tersebut merupakan bunga sederhana.
Contoh 3.2 Hitunglah nilai uang anda sepuluh tahun yang akan datang apabila anda
mendepositokan uang sebanyak Rp 10 juta sekarang dan uang tersebut mendapatkan bunga dengan sistem bunga sederhana sebesar 9% per tahun dan periode pembungaan setiap bulan.
79
Penyelesaian: Karena periode pembungaan setiap bulan, maka jumlah periode pembungaan selama 10 tahun adalah 10 x 12 = 120. Tingkat suku bunga per periode pembungaan adalah 9%/12 = 0,75% per bulan. Dengan menggunakan Persamaan (3.4), nilai uang yang didepositokan beserta bunganya setelah sepuluh tahun adalah:
Pada contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa uang sejumlah Rp 10 juta sekarang ekuivalen dengan uang sejumlah Rp 19 juta sepuluh tahun yang akan datang apabila tingkat suku bunga 9% per tahun, periode pembungaan setiap bulan, dan system pembungaan sederhana. Perlu pula dicatat bahwa dengan sistem bunga sederhana, jumlah bunga yang harus dibayar per periode pembungaan tetap konstan karena yang dikenakan bunga hanyalah pokok pinjaman.
Contoh 3.3 Seoarang mahasiswa mendapatkan kredit biaya kuliah sebesar Rp 2,5 juta per
semester selama delapan semester. Kredit tersebut dikenakan bunga sederhana sebesar 1,5% per bulan, mulai terhitung enam bulan setelah mahasiswa tersebut lulus dari perguruan tinggi. Pokok pinjaman (Rp 2,5 juta/semester x 8 semester) dan semua bunga yang terakumulasi harus dibayar sekaligus pada akhir tahun ke-4 setelah
mahasiswa tersebut lulus. Berapa beban bunga setiap bulan dan berapa total uang yang harus dibayar? Penyelesaian:
80
Contoh 3.4. Apabila anda meminjam uang sebesar Rp 1 juta sekarang dan uang tersebut dikenakan bunga sederhana sebesar 8% per tahun, berapa jumlah yang anda harus bayarkan kembali setelah empat tahun?
Penyelesaian:
Compound Interest Model Bunga majemuk (compound interest) adalah sistem pembungaan dimana bunga pada suatu periode dihitung berdasarkan jumlah pokok uang dan bunga yang terakumulasi hingga periode sebelumnya. Sistem pembungaan ini sering pula dinamai sistem bunga berbunga. Sistem ini serupa dengan sistem pembungaan simpanan pada bank dimana bunga yang terakumulasi bunga juga majemuk mendapatkan dapat juga bunga pada periode pembungaan nilai
berikutnya.
Model
digunakan
untuk
menghitung
suatu investasi pada masa yang akan datang apabila keuntungan yang diperoleh setiap periode pembukuan diinvestasikan kembali secara keseluruhan dengan asumsi bahwa tingkat keuntungan tetap konstan. Persamaan untuk menghitung bunga majemuk
Berdasarkan persamaan-persamaan pada Tabel 3.1, dapat dilihat bahwa bentuk umum persamaan untuk mendapatkan nilai uang atau nilai investasi pada masa yang akan datang (F) apabila uang atau investasi dengan jumlah P mengalami pertumbuhan (mengikuti sistem bunga majemuk) sebesar i per periode pembungaan (bulan,
dimana P adalah nilai uang atau nilai investasi mula-mula (nilai sekarang), F adalah nilai pada akhir periode ke-n, n adalah jumlah periode pembungaan, dan i adalah tingkat suku bunga (dinyatakan dalam nilai desimal) per periode pembungaan.
81
Tabel 3.1. Formula perhitungan nilai yang akan datang (F) berdasarkan model bunga majemuk.
Perlu diperhatikan bahwa apabila i dinyatakan dalam bentuk bunga nominal (persen per tahun) tetapi periode pembungaan lebih singkat (misalnya setiap bulan atau setiap semester), maka nilai i yang digunakan adalah i/12 untuk periode pembungaan
Untuk lebih memudahkan memahami metode perhitungan nilai yang akan datang ( F) dari sejumlah uang (P) yang dibungakan dengan sistem bunga majemuk, Persamaan (3.5) dapat diuraikan sebagai berikut:
dimana F1, F2, F3, dan Fn masing-masing merupakan nilai pada akhir periode pertama, kedua, ketiga, dan ke-n. Dalam buku-buku ekonomi teknik, faktor pengali pada Persamaan (3.5) dan (3.6), yaitu (1+i)n, dikenal dengan nama single payment compound-amount factor (SPCAF)
82
dan ditulis dengan notasi standar (F/P, i%, n). Nilai F/P pada berbagai tingkat suku bunga dan periode waktu dapat dilihat pada tabel faktor bunga ( interest factor table) pada Lampiran A.
Contoh 3.5 Apabila anda mendepositokan uang sejumlah Rp 10 juta sekarang dan uang tersebut mendapat bunga setiap bulan dengan sistem bunga majemuk, hitung jumlah uang tersebut setelah 10 tahun apabila tingkat suku bunga 9% per tahun.
Penyelesaian:
Seperti
halnya
pada
Contoh
3.2,
karena
periode
pembungaan
setiap
bulan,
total
periode pembungaan selama 10 tahun adalah 10 x 12 = 120 dengan tingkat suku bunga per periode sebesar 9%/12 = 0,75% per bulan. Berdasarkan nilai-nilai ini, maka nilai deposito setelah sepuluh tahun (120 periode pembungaan) adalah:
Hasil
perhitungan
nilai
yang
akan
datang
( F)
pada
Contoh
3.5
lebih
besar
dibandingkan hasil perhitungan yang diperoleh pada Contoh 3.2. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh adanya bunga yang dihasilkan oleh bunga yang terakumulasi pada periode pembungaan sebelumnya.
Nilai F pada soal di atas dapat juga dihitung dengan menggunakan nilai faktor pengali (F/P, i%, n). Dari tabel faktor bunga, diperoleh bahwa pada i = 0,75% dan nilai n =120, nilai faktor pengali (F/P, i%, n) = 2,451. Apabila nilai tersebut dikalikan dengan nilai deposito awal, maka akan diperoleh nilai F = Rp 24.510.000. Perbedaan hasil yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan Persamaan (3.5)
Selain
perhitungan
langsung
dengan
menggunakan
Persamaan
(3.5)
atau
dengan
menggunakan faktor pengali dari tabel faktor bunga, nilai F dapat juga dihitung dengan menggunakan fungsi FV(rate,nper,pmt,pv,type) yang tersedia dalam
Microsoft Excel. Parameter input untuk fungsi ini adalah rate (tingkat suku bunga efektif per periode pembungaan), nper (jumlah periode pembungaan), pmt (besarnya
83
pembayaran seragam per periode), pv (nilai sekarang), dan type (0 atau dibiarkan kosong untuk pembayaran pada akhir periode dan 1 untuk pembayaran pada awal periode). Untuk soal pada Contoh 3.5, nilai F dihitung dengan menggunakan perintah =FV(0.75%,120,0,10000000) pada diperoleh dengan menggunakan salah satu sel input di atas pada adalah Excel sheet. Nilai Nilai F ini yang sama
24.513.571.
dengan nilai yang diperoleh dari penyelesaian dengan menggunakan Persamaan (3.5). Perlu dicatat bahwa nilai pmt pada parameter input ditetapkan sama dengan nol karena tidak ada pembayaran yang dilakukan sebelum akhir periode ke 120.
Contoh 3.6
Jika anda berinvestasi sebesar Rp 25 juta pada instrumen Dana Syariah yang diharapkan dapat mengalami pertumbuhan sebesar 12% per tahun, berapa nilai investasi tersebut setiap akhir tahun dalam lima tahun ke depan? Penyelesaian: Dengan menggunakan Persamaan (3.5), nilai investasi pada akhir tahun ke-1 sampai dengan ke-5 adalah sbb:
Hasil yang sama akan diperoleh dengan menggunakan Persamaan (3.6) seperti terlihat dibawah ini.
Penyelesaian
dengan
menggunakan
fungsi
FV
dalam
Microsoft
Excel
memberikan
84
Penting
untuk
dicatat
bahwa
formulasi
pada
Persamaan
(3.5)
dan
(3.6)
mengasumsikan bahwa tingkat suku bunga atau tingkat keuntungan seragam selama masa pembungaan atau masa investasi. Kenyataannya, kita sering kali diperhadapkan pada situasi dimana tingkat suku bunga atau tingkat keuntungan dari suatu investasi selalu berubah dari satu periode ke periode berikutnya. Misalnya, apabila tingkat suku bunga pada tahun pertama adalah i1, tahun kedua adalah i2, tahun ketiga adalah i3, dan tahun ke-n adalah in, dimana i1, i2, i3 dan in tidak seragam, maka perhitungan nilai F dengan menggunakan Persamaan (3.5) dan (3.6) harus dilakukan secara berjenjang dari satu periode ke periode berikutnya. Jadi, apabila kita menginvestasikan uang sebesar P, nilai uang tersebut setelah tahun pertama sampai tahun ke-n adalah sebagai berikut.
Dari persamaan-persamaan di
atas,
rumus
umum
yang dapat
digunakan untuk
menghitung nilai F apabila tingkat suku bunga tidak seragam adalah sebagai berikut.
Contoh 3.7 Apabila investasi anda pada Contoh 3.6 mengalami pertumbuhan sebesar 8% pada tahun pertama, 9% pada tahun kedua, 10% pada tahun ketiga, 12% pada tahun keempat, dan 8% pada tahun kelima, hitung nilai investasi tersebut dalam lima tahun ke depan.
85
Penyelesaian:
Perhitungan
dengan
menggunakan
model
persamaan
umum
(Persamaan
3.9)
Model Bunga Umum (Generalized Interest Model) Persamaan-persamaan pada dengan salah satu dari perhitungan dua bunga yang telah dibahas bunga sebelumnya sederhana pada setiap sehingga berlaku diperoleh periode tidak
kondisi
Persamaan hasil
mengasumsikan dari
bahwa
bunga
investasi
dikeluarkan
sistem
pembungaan
sistem
investasi
berkontribusi pada besarnya bunga atau hasil investasi yang akan diperoleh pada periode berikutnya. Sebaliknya, persamaan bunga majemuk diperoleh dengan
mengasumsikan bahwa semua bunga atau hasil investasi yang diperoleh pada setiap periode akan dibungakan atau diinvestasikan kembali secara keseluruhan sehingga
berkontribusi pada besarnya bunga atau hasil investasi yang akan diperoleh pada periode-periode selanjutnya. Dengan demikian, persamaan untuk model bunga
majemuk yang telah diturunkan sebelumnya hanya berlaku apabila bunga atau hasil investasi keseluruhan yang dan diperoleh pada setiap periode atau diinvestasikan tingkat kembali yang secara sama
menghasilkan
tingkat
bunga
keuntungan
dengan investasi awal. Kenyataannya, investasi atau kita sering yang mendapatkan diperoleh kondisi dimana sebagian dari keuntungan
bunga
86
investasi atau sistem pembungaan setiap akhir periode sehingga hanya sebagian yang diinvestasikan kembali. Fraksi pendapatan yang dikeluarkan dari sistem pembungaan atau investasi tidak dapat lagi berkontribusi terhadap penciptaan pendapatan pada
periode berikutnya. Untuk dapat menghitung nilai investasi pada suatu titik waktu pada masa yang akan datang (F) pada kondisi ini, persamaan bunga majemuk perlu dimodifikasi agar diperoleh suatu model persamaan yang dapat berlaku lebih luas. Generalized interest model (model bunga umum) merupakan model yang
dikembangkan dengan memodifikasi model bunga majemuk. Model ini dapat berlaku untuk kondisi yang lebih luas yang meliputi: (a) kondisi dimana seluruh bunga atau hasil investasi yang diperoleh setiap periode dikeluarkan dari sitem pembungaaan atau sistem investasi (seperti yang diasumsikan pada model bunga sederhana), (b) kondisi dimana seluruh bunga atau hasil investasi yang diperoleh setiap periode dibungakan atau diinvestasikan kembali secara keseluruhan (seperti yang diasumsikan pada model bunga majemuk), dan (c) kondisi dimana hanya sebagian dari bunga atau hasil investasi kembali. Model umum bunga diturunkan dengan menggunakan metode yang digunakan pada penurunan rumus bunga majemuk, tetapi dengan memasukkan sebuah faktor yang mewakili fraksi dari pendapatan setiap periode yang diinvestasikan kembali. Apabila fraksi dari bunga atau keuntungan jumlah pada setiap periode yang diinvestasi kembali yang diperoleh pada setiap periode yang dibungakan atau diinvestasikan
sebesar f , dimana
, maka
pokok
dengan jumlah pokok uang pada awal periode sebelumnya (Pn1) ditambah jumlah dari bunga pada periode sebelumnya untuk yang dibungakan
. Persamaan
menghitung nilai
Dapat dilihat pada Tabel 3.2 bahwa untuk kasus dimana sebagian dari bunga atau hasil investasi yang diperoleh diinvestasikan kembali, formula yang dapat digunakan untuk menghitung nilai yang akan datang (F) adalah sebagai berikut:
87
Tabel 3.2. Formula perhitungan nilai yang akan datang (F) berdasarkan model umum bunga.
Perlu dicatat bahwa apabila nilai f=1(bunga atau keuntungan investasi pada setiap periode diinvestasikan atau dibungakan kembali secara keseluruhan), persamaan pada Tabel 3.2 identik dengan persamaan pada Tabel 3.1. Apabila nilai f = 0 (tidak ada bunga atau keuntungan pada model yang bunga diinvestasikan sederhana), kembali maka seperti atau halnya asumsi yang
digunakan
bunga
keuntungan
investasi
setiap periode akan konstan dan nilainya sama dengan P=i . Dalam hal ini, total bunga yang diperoleh setelah n periode adalah P.i.n , dan nilai investasi setelah n periode adalah P P +i . n. P(1+ i . n) . Dengan demikian, persamaan model bunga umum (generalized interest model) tidak hanya (compound Contoh 3.8 Jika anda berinvestasi dapat sebesar Rp 25 juta pada instrumen 12% per Dana tahun, Syariah berapa yang nilai interest model) tetapi juga (simple interest model). konsisten dengan model bunga konsisten dengan model bunga majemuk sederhana
diharapkan
mengalami
pertumbuhan
sebesar
investasi tersebut setiap akhir tahun dalam lima tahun ke depan apabila hanya 60% dari penghasilan setiap periode (tahun) yang anda investasikan kembali?
88
Penyelesaian: Dengan menggunakan Persamaan (3.10), diperoleh nilai investasi setiap akhir tahun (F) sebagai berikut:
Pada Contoh 3.2 dan 3.5, telah diperkenalkan suatu kondisi dimana tingkat suku bunga dinyatakan dalam persen per tahun sedang periode pembungaan (compounding period) lembaga ditetapkan setiap bulan. Kondisi ini umum dipraktekkan pada seperti kredit bank atau
perkreditan
untuk
berbagai
jenis
perkreditan
perumahan,
kendaraan, dan usaha. Tingkat suku bunga per tahun yang diumumkan oleh lembagalembaga perkreditan dikenal dengan nama suku bunga nominal (nominal interest rate).
Konsep suku bunga nominal tidak mempertimbangkan pembungaan yang terjadi pada setiap periode. Pada kenyataannya, bunga yang terakumulasi pada suatu periode akan mempengaruhi pengaruh bunga yang pada akan setiap dihasilkan periode pada periode selanjutnya. (seperti pada Apabila bunga
pembungaan
dipertimbangkan
majemuk) maka bunga sesungguhnya yang akan terkamulasi lebih besar dari bunga yang dihitung berdasarkan tingkat suku bunga nominal. Tingkat suku bunga ril yang dihitung berdasarkan total bunga terakumulasi selama setahun dikenal dengan nama suku bunga efektif (effective interest rate). Dengan demikian, suku bunga efektif merupakan suku bunga yang dihitung dengan mempertimbangkan pembungaan pada setiap periode pembungaan.
Contoh 3.9
Jika anda berinvestasi sebesar Rp 25 juta pada instrumen Dana Syariah yang diharapkan dapat mengalami pertumbuhan sebesar 1% per bulan (suku bunga nominal
89
12% per tahun seperti pada Contoh 3.6), berapa nilai investasi tersebut setiap akhir tahun dalam lima tahun ke depan?
Penyelesaian: Nilai investasi setiap akhir tahun dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan
(3.6). Nilai investasi setiap akhir tahun berdasarkan suku bunga nominal 12% per tahun dengan periode pembungaan setiap tahun dapat dilihat pada Contoh 3.6.
Dengan mempertimbangkan pertumbuhan investasi yang terjadi setiap bulan (rata-rata 1% per bulan), maka nilai investasi setiap akhir tahun (12 bulan) adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, tingkat suku bunga efektif per tahun dapat dihitung sbb:
Secara umum, apabila suku bunga nominal per tahun sebesar q, dan jumlah periode pembungaan per tahun sebanyak s, maka tingkat suku bunga efektif per periode pembungaan (i) adalah q/s. Dengan memasukkan nilai q/s untuk menggantikan nilai I pada persamaan untuk menghitung nilai suatu investasi setiap akhir tahun (Persamaanb 3.6), diperoleh persamaan sebagai berikut:
90
Apabila diperoleh:
kedua
ruas
dikurangi
dengan
Fn1
kemudian
dibagi
dengan
Fn1
maka
Dari perhitungan pada Contoh (3.9), diketahui bahwa nilai pada ruas sebelah kiri pada Persamaan (3.12) merupakan tingkat suku bunga efektif per tahun. Dengan demikian, hubungan antara tingkat suku bunga efektif per tahun dengan tingkat suku bunga efektif per periode pembungaan dapat ditulis sebagai berikut.
Pada Persamaan (3.13), ieff adalah tingkat suku bunga efektif per tahun, i adalah tingkat suku bunga efektif per periode pembungaan, dan s adalah jumlah periode pembungaan per tahun (12 apabila pembungaan setiap bulan, 4 apabila pembungaan setiap kuarter, dan 2 apabila tingkat pembungaan setiap semester).
Contoh 3.10
Sebuah investasi menghasilkan pendapatan bersih sebesar 2,1% per bulan. Hitung tingkat pertumbuhan nominal dan laju pertumbuhan efektif investasi tersebut apabila semua pendapatan yang diperoleh setiap bulan diinvestasikan kembali.
Penyelesaian: Tingkat pertumbuhan nominal per tahun : q = 2,1% x 12 = 25,2% Tingkat pertumbuhan efektif per tahun (ieff) dapat dihitung dengan menggunakanpersamaan (3.12) dan (3.13). Dengan menggunakan Persmaan (3.12):
91
Selain perhitungan secara manual dengan menggunakan Persamaan (3.12) dan (3.13), suku bunga efektif dapat juga dihitung dengan menggunakan fungsi EFFECT dalam Microsoft Excel yang menggunakan syntax =EFFECT(nominal_rate,npery). Pada
fungsi tersebut, nominal_rate adalah tingkat suku bunga nominal per tahun (dalam persen) dan npery nilai adalah jumlah = periode 25.2% pembungaan dan npery = per 12, tahun. fungsi Dengan tersebut
menggunakan
nominal_rate
Contoh 3.11
Seorang rentenir menyewakan uangnya dengan tingkat suku bunga sebesar 1% per minggu. Apabila rentenir tersebut berhasil memengaruhi korbannya untuk meminjam uang sebesar Rp 10 juta dan uang tersebut dibungakan selama satu tahun, hitung: (a) jumlah uang yang harus dibayar oleh sang korban setelah satu tahun, (b) tingkat suku bunga nominal dan efektif yang diberlakukan oleh rentenir tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui: Bunga efektif per minggu = 1%; jumlah periode pembungaan 52 periode per tahun (52 minggu dalam satu tahun). (a) Jumlah yang harus dibayar oleh korban setelah satu tahun:
Nilai F dapat juga dihitung dengan menggunakan fungsi FV dalam Excel yang memiliki tingkat adalah yang syntax suku jumlah dilakukan bunga FV(rate,nper,pmt,pv,type). efektif per periode (52 Pada fungsi (1% pmt ini, per rate minggu), adalah nper
pembungaan minggu),
periode setiap
adalah
pembayaran
92
hingga akhir tahun), pv adalah nilai awal utang (10 juta), dan type adalah kode digit untuk saat perhitungan bunga (0 untuk perhitungan pada setiap akhir periode dan 1 untuk perhitungan pada setiap awal periode). Dalam
keseluruhan buku ini, kita menggunakan konvensi akhir periode sehingga nilai untuk type selalu 0. Berdasarkan nilai-nilai input tersebut, maka fungsi FV dieksekusi dengan syntax sebagai berikut: =FV(1%,52,0,10000000,0). Hasil
yang diperoleh dari fungsi ini adalah 16.776.889,21. (b) Tingkat suku bunga per tahun: Suku bunga nominal (q) = 1% x 52 = 52% Suku bunga efektif (ieff ) = (1 0.01)52 1 = 0.677689 =67.7689% Dengan menggunakan fungsi =EFFECT(52%,52) dalam Excel, diperoleh tingkat suku bunga efektif sebesar 0.677689 atau 67.7689% per tahun. Hasil perhitungan suku bunga efektif dengan menggunakan Persamaan (3.12) seperti terlihat pada Tabel 3.3 memperlihatkan beberapa hal yang penting untuk diperhatikan. Pertama, apabila periode pembungaan satu kali setiap tahun, suku bunga efektif akan sama dengan suku bunga nominal. Kedua, suku bunga efektif semakin besar apabila jumlah periode pembungaan dalam setahun meningkat (misalnya dari sekali per tahun menjadi dua belas kali per tahun). Secara matematik, tingkat suku bunga efektif dapat dihitung untuk kondisi dimana periode pembungaan dalam setahun mendekati tak
terhingga. Apabila nilai i pada Persamaan (3.5) disubstitusi dengan q/s, dimana q adalah suku bunga nominal per tahun dan s adalah jumlah periode pembungaan per tahun, maka Persamaan (3.5) dapat ditulis menjadi:
Dengan
mengasumsikan
bahwa
X=q/s
atau
s=q/X,
maka
Persamaan
(3.14)
dapat
ditulis menjadi:
93
Tabel 3.3. Suku bunga efektif pada berbagai tingkat suku bunga nominal dan periode pembungaan.
Perlu
diingat
bahwa
dengan
semakin
meningkatnya
jumlah
periode
pembungaan
setiap tahun (s mendekati nilai tak terhingga), nilai q/s atau X mendekati nol. Oleh karena itu, Persamaan (3.15) dapat ditulis sebagai berikut.
94
Dapat dilihat bahwa berdasarkan Persamaan (3.5) dan (3.17), apabila jumlah periode pembungaan dalam setahun mendekati tak terhingga (pembungaan secara kontinyu) maka (1i) eq dan suku bunga efektif per tahun untuk pembungaan secara kontinyu dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (3.18).
Pada Persamaan (3.17) dan (3.18), q merupakan tingkat suku bunga nominal dalam persen per tahun.
Contoh 3.12
Seorang
pengusaha
menawarkan
peluang
investasi
dan
menjanjikan
system
pembungaan secara kontinyu dengan bunga nominal sebesar 14% per tahun. Berapa nilai investasi tersebut setelah lima tahun apabila anda menginvestasikan Rp 5 juta?
Catatan: Hasil
perhitungan
di atas
menunjukkan
sebesar 14%, nilai investasi tersebut menjadi sekitar dua kali lipat dari nilai awal setelah lima tahun apabila pembungaan dilakukan secara kontinyu. Apabila nilai F dihitung dengan menggunakan formula bunga majemuk dengan periode pembungaan setiap tahun, maka akan diperoleh bahwa nilai investasi setelah lima tahun sebesar Rp 9.627.073. Perkiraan kasar yang rule dapat of 72. digunakan untuk menghitung waktu yang dibutuhkan
suatu investasi tunggal untuk meningkat menjadi dua kali lipat dari nilai awal dikenal dengan nama Metode ini memperkirakan bahwa jumlah periode
pembungaan yang dibutuhkan untuk meningkatkan nilai suatu investasi menjadi dua kali lipat dapat dihitung dengan angka 72 dengan tingkat suku bunga setiap
95
periode.
Dengan
metode
ini,
jumlah
periode
pembungaan
yang
dibutuhkan
untuk
melipatgandakan nilai suatu investasi dari Rp 5 juta menjadi Rp 10 juta pada tingkat suku bunga 14% per periode pembungaan adalah 72/14 = 5 periode. Hasil
perhitungan nilai F dengan menggunakan persamaan bunga majemuk dengan periode pembungaan setiap tahun menunjukkan bahwa dibutuhkan lebih dari lima tahun untuk melipatgandakan investasi pada tingkat suku bunga 14% per tahun. Sebaliknya,
apabila pembungaan dilakukan secara kontinyu, lama waktu yang dibutuhkan kurang dari lima tahun. Lama waktu yang dibutuhkan untuk melipatgandakan nilai suatu investasi pada berbagai tingkat suku bunga dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Perkiraan jumlah periode yang dibutuhkan untuk menjadikan nilai suatu investasi menjadi dua kali lipat dari nilai awal.
Nilai pada kolom 2 dan 3 di atas dihitung dengan memodifikasi Persamaan (3.6) dan (3.17) masing-masing menjadi n = log 2/ log(1i) dan n = ln 2/ q , dan nilai pada kolom 4 dihitung dengan menggunakan persamaan n = 72/i dimana i adalah tingkat suku bunga (%). Contoh 3.13 Untuk investasi pada Contoh 3.12, berapa tahun yang dibutuhkan agar nilai investasi tersebut meningkat menjadi Rp 20 juta dan berapa nilai tingkat suku bunga efektif dari investasi tersebut?
96
Penyelesaian:
3.3. Equivalence Pada beberapa contoh yang telah diberikan sebelumnya, dapat dilihat bahwa uang dengan jumlah yang berbeda dan pada waktu yang berbeda dapat memiliki nilai ekonomi yang setara (equivalent). Misalnya, uang sejumlah Rp 5 juta sekarang akan setara dengan Rp 9.627.073 lima tahun yang akan datang apabila uang tersebut diinvestasikan dengan tingkat suku bunga 14% per tahun. Ekuivalensi didasarkan pada pandangan bahwa aliran kas yang diharapkan akanterjadi di masa yang akan datang dapat ditukar dengan suatu aliran kas sekarang ini.
Apabila anda meminjam uang di sebuah bank pada waktu sekarang dan pinjaman tersebut harus anda lunasi secara bertahap atau sekaligus di masa yang akan datang, maka anda sesungguhnya mengkonversi aliran kas yang anda akan keluarkan untuk membayar pinjaman tersebut pada masa yang akan datang ( F) ke suatu nilai ekuivalen sekarang ini (P). Sebaliknya, apabila anda meminjamkan uang anda ke bank (dalam bentuk tabungan atau deposito) atau menginvestasikan uang tersebut dalam suatu
usaha, maka anda berusaha mengkonversi nilai uang yang anda investasikan (P) ke aliran kas masuk (pendapatan) yang anda akan peroleh pada masa yang akan dating (F). Dengan demikian, kedua aliran kas (P dan F) memiliki nilai ril yang ekuivalen pada suatu tingkat suku bunga.
Konsep tentang kesetaraan nilai (equivalence) sangat penting dalam analisis ekonomi teknik karena dalam setiap proses pengambilan keputusanf investasi, berbagai
alternatif dengan proyeksi aliran kas yang berbeda harus dibandingkan antara satu dengan yang lainnya berdasarkan konsep kesetaraan nilai. Apabila dua alternatif
97
dengan aliran kas yang berbeda tetapi memiliki nilai yang setara pada suatu titik waktu dan planning horizon yang sama, maka kedua alternatif tersebut akan
memberikan konsekuensi finansial yang sama. Dengan demikian, kita dapat dengan bebas memilih salah satu dari kedua alternatif tersebut karena alternatif manapun yang dipilih akan memberikan konsekuensi finansil yang sama. Oleh karena itu,
berdasarkan konsep ekuivalensi, penilaian untuk menentukan apakah sebuah alternative lebih baik dibandingkan alternatif lainnya tidak dapat dilakukan berdasarkan nilai
mentah dari aliran kas masing-masing alternatif tetapi harus didasarkan pada nilai ekuivalen dari semua aliran kas setiap alternatif pada suatu titik waktu yang sama. Dengan demikian, konsep ekuivalensi memungkinkan kita membandingkan berbagai
Dalam hal ini, semua aliran kas masing-masing alternatif harus direduksi ke nilai ekuivalennya pada titik waktu tertentu sehingga kita alternatif yang ada pada titik waktu tersebut. dapat membandingkan semua
Contoh 3.14. Misalkan sebuah perusahaan menawarkan kepada anda peluang untuk ikut
berinvestasi dalam sebuah industri kecil yang menghasilkan berbagai produk beton pra-cetak. Jangka waktu investasi yang ditawarkan adalah lima tahun dan harga setiap unit investasi sebesar Rp 25 juta. Untuk setiap unit investasi, perusahaan menawarkan pembayaran keuntungan dan pengembalian modal kepada anda melalui tiga opsi. OPSI A: pembayaran Anda akan dibayar Rp 8.5 juta dan pengembalian setiap tahun selama bagi anda 5 tahun untuk pada akhir
keuntungan
modal
sehingga
tahun ke lima (setelah lima kali pembayaran) semua modal yang anda sertakan telah dikembalikan dan tidak ada lagi pembayaran kepada anda setelah itu. OPSI B: Anda akan dibayar Rp 4 juta setiap akhir tahun pada empat tahun pertama dan pada akhir tahun ke-5 anda akan dibayar Rp 30 juta. OPSI C: Anda akan dibayar Rp 50 juta pada akhir masa investasi (akhir tahun ke-5). Secara sepintas dapat dilihat bahwa untuk setiap investasi sebesar Rp 25 juta, total pendapatan selama lima tahun masa investasi untuk masing-masing opsi adalah Opsi
98
A sebesar Rp 42.5 juta, Opsi B sebesar Rp 46 juta, dan Opsi C sebesar Rp 50 juta. Apakah hal ini menunjukkan bahwa Opsi C yang terbaik? Untuk dapat menentukan opsi yang terbaik pada contoh di atas, kita harus terlebih dahulu menghitung nilai ekuivalen dari setiap aliran kas pada suatu titik waktu tertentu dan pada tingkat suku bunga atau tingkat diskonto yang diinginkan. Dengan menggunakan teknik analisis yang dibahas pada Bab 4 dan 5, dapat diketahui bahwa Opsi A akan memberikan nilai bersih sekarang (net present value) yang lebih tinggi dibandingkan opsi lainnya. Selain itu, dengan menggunakan teknik analisis IRR
(internal rate of return) yang dibahas pada Bab 7 kita akan menemukan bahwa Opsi A akan memberikan laju pengembalian sekitar 20% per tahun, Opsi B sekitar 16% per tahun, dan Opsi C sekitar 14.9% per tahun. Contoh di atas jelas memperlihatkan pentingnya konsep time value of money dalam analisis ekonomi teknik dan pengambilan keputusan untuk alternatif investasi yang menimbulkan konsekuensi finansial jangka panjang. Seperti yang telah dipaparkan
pada Bab 2, setiap aliran kas (masuk atau keluar) yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang digambarkan dalam bentuk sebuah diagram aliran kas atau dicatat dalam sebuah tabel aliran kas. Diagram dan tabel tersebut menggambarkan jumlah dan saat terjadinya setiap aliran kas sehingga memudahkan dalam menghitung nilai ekuivalen dari setiap aliran kas pada titik waktu tertentu. Persamaan-persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai ekuivalen setiap aliran kas pada titik waktu tertentu akan dijabarkan secara detail pada Bab 4.
Soal Latihan
3-1. Jelaskan: (a) apa yang dimaksud dengan nilai uang menurut waktu ( time value of money) dan (b) mengapa uang dengan jumlah yang berbeda dapat memiliki nilai yang ekuivalen. 3-2. Apabila nilai uniform series present worth factor (P/A, i%, n) pada tingkat suku bunga (i) 7% dan jumlah periode (n) tertentu adalah 12,137, tentukan nilai uniform series compound amount factor (F/A, i%, n) dan nilai uniform series capital recovery factor (A/P, i%, n) pada nilai i dan n yang sama. 3-3. Seorang mahasiswa meminjam uang sebanyak Rp 2.5 juta di Koperasi
Mahasiswa untuk
membayar
99
bunga
sederhana
sebesar
0.8%
per
bulan,
berapa
besar
cicilan
yang
harus
dibayar apabila pembayaran pinjaman tersebut dicicil setiap bulan selama enam bulan? 3-4. Sebuak koperasi menawarkan pinjaman untuk modal usaha kepada anggotanya sebesar Rp 25 juta yang harus dibayar kembali dalam bentuk cicilan setiap akhir tahun selama lima tahun. Koperasi tersebut menawarkan dua pilihan
(opsi) bentuk pembungaan yaitu bunga sederhana dengan tingkat suku bunga 8% per tahun dan bunga majemuk dengan singkat suku bunga 6% per tahun. Tentukan opsi mana yang harus diterima oleh anggota koperasi? 3-5. Berapa jumlah periode pembungaan yang dibutuhkan untuk menggandakan
nilai suatu deposito apabila suku bunga deposito sebesar 0.75% setiap periode? 3-6. Seorang pengusaha kecil meminjam modal usaha sebesar Rp 5 juta dari bank perkreditan. Kontrak kredit tersebut menunjukkan bahwa pengusaha tersebut
harus membayar bunga sebesar Rp 100 ribu setiap bulan. Berapakah tingkat suku bunga yang dikenakan atas pinjaman tersebut? 3-7. Iklan yang disebar oleh sebuah perusahaan financing menunjukkan bahwa
untuk sebuah motor dengan kapasitas mesin 125cc, pembelian dapat dilakukan dengan membayar uang muka sebesar Rp 1 juta dan membayar cicilan sebesar Rp 500.000 setiap bulan selama tiga tahun. Apabila motor yang sama dapat dibeli secara kontan dengan harga Rp 13.750.000, berapa tingkat suku bunga yang diberlakukan perusahaan financing tersebut? 3-8. Apabila anda menginvestasikan Rp 10 juta sekarang dan investasi tersebut
dijamin mendapatkan dividen atau bunga sebesar 11% per tahun, berapa nilai investasi tersebut setelah sepuluh tahun apabila: a. Semua dividen yang diperoleh diinvestasikan kembali secara keseluruhan b. Hanya 40% dari dividen yang anda terima anda investasikan kembali. 3-9. Hitung: a. Tingkat suku bunga nominal apabila tingkat suku bunga efektif sebesar efektif apabila
100
3-10.
Seorang karyawan bank ingin membeli sebuah rumah dengan membayar uang muka sebesar Rp 25 juta dan menyicil sisa harga rumah tersebut melalui fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) dari bank tempat ia bekerja. Apabila bank tersebut memberlakukan bunga nominal sebesar 10% per tahun dan masa penyicilan 15 tahun, berapakah harga tertinggi rumah yang dapat dibeli oleh karyawan tersebut apabila ia hanya mampu membayar cicilan sebesar Rp 2.5 juta per bulan.
3-11.
Sebuah bank perkreditan menyediakan kredit dengan tingkat suku bunga 0,5% per bulan dan lama pengembalian tiga tahun. Pengembalian kredit tersebut dapat dilakukan dengan cara penyicilian dalam jumlah yang seragam setiap bulan. Apabila hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan anda dalam
membayar cicilan sebesar Rp 850 ribu per bulan, tentukan jumlah maksimum yang anda dapat pinjam. 3-12. Tentukan tingkat suku bunga nominal apabila tingkat suku bunga efektif
sebesar 15% dan pembungaan dilakukan setiap semester, setiap bulan, setiap hari, dan secara kontinyu. 3-13. Misalkan anda menginvestasikan Rp 35 juta dan investasi tersebut dijamin memberikan keuntungan sebesar 8% per tahun, berapa jangka waktu minimal investasi tersebut harus anda pertahankan agar nilainya tumbuh menjadi Rp 75 juta apabila metode pembungaan yang digunakan adalah (a) bunga sederhana, dan (b) bunga majemuk. 3-14. CV Solid Growth menjanjikan kepada setiap calon investor bahwa nilai uang yang diinvestasikan oleh setiap investor dapat meningkat menjadi dua kali lipat dalam jangka waktu sekitar 8 tahun. Tentukan besarnya laju peningkatan nilai investasi yang dijanjikan oleh CV Solid Growth. 3-15. Orang tua anda mendepositokan uang untuk persiapan biaya kuliah anda
sebanyak Rp 40 juta pada saat anda naik ke kelas XII di SMA. Apabila anda menginginkan untuk mengambil uang tersebut dalam jumlah yang sama setiap awal tahun ajaran baru (mulai tahun pertama hingga tahun kelima), gambarkan diagram aliran kas untuk kasus ini dan hitung jumlah uang yang anda dapat keluarkan setiap awal tahun ajaran sehingga uang tersebut habis dalam lima kali pengambilan. Asumsikan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun.
101
3-16.
Seorang pengusaha muda ingin membeli sebuah mobil operasional seharga Rp 425 juta. Mobil tersebut dapat dibeli melalui sebuah perusahaan financing
dengan membayar uang muka sebesar Rp 75 juta dan menyicil sisanya setiap bulan selama lima tahun dengan tingkat suku bunga sebesar 1% per bulan. Apabila uang yang anda gunakan untuk membayar uang muka tersebut
merupakan uang kredit dari bank dengan bunga sebesar 1.4% per bulan dan lama penyicilan lima tahun, hitung jumlah uang yang harus dipersiapkan setiap bulan untuk pembayaran kedua cicilan tersebut. 3-17. Seorang pengusaha roti menabung secara rutin sebanyak Rp 500 ribu setiap bulan untuk persiapan hari tua. Berapa jumlah uang yang akan tersimpan di dalam rekening pengusaha tersebut setelah 25 tahun menabung apabila tingkat suku bunga nominal 9% per tahun dan periode pembungaan setiap bulan? 3-18. Misalkan orang tua anda membeli sebidang tanah sepuluh tahun yang lalu seharga Rp 10 juta dan tanah tersebut dapat dijual sekarang ini dengan harga Rp 35 juta. Apabila pada saat membeli tanah tersebut orang tua anda juga memiliki kesempatan untuk menginvestasikan uang Rp 10 juta tersebut pada sebuah deposito berjangka sepuluh tahun dengan tingkat suku bunga 15% per tahun, apakah keputusan orang tua anda memilih membeli tanah tersebut
merupakan keputusan yang tepat? 3-19. Jika anda diberi dua peluang investasi sebagai berikut: a) Investasi sebesar Rp 25 juta sekarang dan dijamin akan dikembalikan sebesar Rp 50 juta lima tahun yang akan datang (nilai investasi meningkat 100% dalam lima tahun), dan b) anda dapat menginvestasikan uang sebanyak Rp 25 juta tersebut dalam bentuk sertifikat deposito yang memberi bunga sebesar 18% per tahun. Investasi mana yang lebih menguntung? Gunakan jangka waktu lima tahun sebagai basis
perhitungan. 3-20. Sebuah perusahaan pertambangan menawarkan paket investasi senilai Rp 100 juta kepada calon investor. Perusahaan tersebut menjamin akan membayar
kembali uang yang diinvestasikan oleh investor dalam bentuk pembayaran secara sekaligus sebesar Rp 175 juta. Apabila tingkat pengembalian minimum yang dikehendaki (minimum attractive rate of return, MARR) oleh investor sebesar 18% per tahun, tentukan kapan batas akhir pembayaran harus dilakukan oleh perusahaan.
MODUL 4
TOPIK BAHASAN
SASARAN BELAJAR
Mahasiswa mampu menerapkan teknik pengambilan keputusan, melakukan analisis biaya dan pendapatan dari setiap investasi, menghitung nilai ekuivalen dari suatu arus kas pada berbagai titik waktu, dan menerapkan berbagai metode analisis ekonomi dalam mengevaluasi kelayakan finansial setiap proyek atau investasi serta dalam pengambilan keputusan investasi.
SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menurunkan berbagai formula bunga dan dapat menerapkan persamaan-persamaan bunga dalam perhitungan nilai ekuivalensi dari suatu investasi pada berbagai titik waktu. Kompetensi #7 : Kemampuan dalam memecahkan persoalan-persoalan dalam bidang keteknikan pertanian. Kemampuan untuk mengembangkan diri dan berfikir logisanalitis. Kemampuan Manajerial dan Kewirausahaan.
KOMPETENSI SASARAN
Kompetensi #11 :
Kompetensi #12 :
103
Pada bab sebelumnya, telah diperlihatkan bahwa nilai ekuivalen dari suatu aliran kas dapat ditentukan dengan menggunakan fungsi yang menggambarkan ekuivalensi
matematik dari berbagai pola aliran kas yang umum ditemui. Fungsi-fungsi tersebut secara umum dinamai tersebut faktor-faktor bunga majemuk (compound aliran-aliran interest kas yang factors). terjadi
Faktor-faktor
digunakan
untuk
mengkonversi
pada titik waktu yang berbeda ke suatu nilai ekuivalen pada suatu titik waktu yang sama atau mengkorversi suatu aliran kas ke nilai ekuivalennya pada titik waktu yang dikehendaki.
Untuk menentukan ekuivalensi ekonomi atau nilai ekuivalen dari suatu arus kas, diperlukan faktor-faktor beberapa bunga variabel (interest yang akan digunakan Untuk dalam mencari formula untuk dalam
factors).
memudahkan
mahasiswa
memahami konsep ekuivalensi dan konsep nilai dalam analisis ekonomi teknik, akan digunakan simbol-simbol standar berdasarkan ANSI Z94 (ANSI, 1983) sebagai
representasi dari aliran kas dan faktor-faktor bunga. Simbol-simbol dari parameter yang digunakan dalam buku ini disajikan pada Tabel 4.1.
Pada pembahasan tentang nilai uang menurut waktu (time value of money) pada Bab 3, telah dijelaskan bahwa untuk menentukan apakah suatu alternatif investasi lebih baik secara finansial dibandingkan dengan alternatif investasi lainnya, arus kas dari setiap alternatif investasi harus dibandingkan pada suatu titik waktu yang sama. Untuk
keperluan tersebut, dibutuhkan faktor-faktor bunga (interest factors) yang merupakan bilangan pengali yang dihitung dari formula bunga pada berbagai tingkat suku bunga dan jumlah periode pembungaan. Formulasi untuk faktor-faktor bunga akan dilakukan untuk aliran kas tunggal, aliran kas majemuk dalam jumlah yang seragam, aliran kas majemuk yang berubah dalam jumlah yang tetap dari satu periode ke periode
berikutnya, serta aliran kas majemuk yang berubah dalam proporsi yang tetap. Aliran kas semacam ini merupakan aliran kas yang terpola dan dapat dipandang sebagai
104
bentuk standar aliran kas dalam analisis ekonomi teknik. Meskipun demikian, harus diingat bahwa pola-pola aliran kas yang ditemui dalam proyek-proyek bidang
keteknikan dan bisnis sangat beragam dan sering kali tidak sesuai dengan pola standar tersebut di atas. Untuk kasus-kasus seperti ini, aliran kas yang ada seringkali harus dianalisis dengan mengkombinasikan beberapa formulasi faktor-faktor bunga yang
dikembangkan dari pola aliran kas standar tersebut. Perlu pula dicatat bahwa untuk setiap bentuk aliran kas yang dihadapi, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam menentukan nilai ekuivalennya pada titik waktu yang dikehendaki.
Tabel 4.1. Simbol dan pengertian dari parameter yang digunakan dalam analisis ekonomi teknik. Simbol A Pengertian Pembayaran seragam setiap akhir periode atau nilai seragam ekuivalen pada akhir setiap periode Nilai sekarang atau nilai ekuivalen saat ini dari satu atau lebih aliran kas Nilai yang akan datang atau nilai ekuivalen pada suatu titik waktu pada masa yang akan datang dari satu atau lebih aliran kas Besarnya peningkatan atau penurunan secara seragam dari serangkaian aliran kas Nilai sisa (salvage value) dari suatu aset atau investasi pada akhir umur ekonomis atau umur teknisnya. Tingkat suku bunga efektif per periode pembungaan. Dihitung dengan membagi tingkat suku bunga nominal per tahun (r) dengan jumlah periode pembungaan dalam setahun Jumlah periode pembungaan. Dihitung dengan mengalikan jumlah tahun dengan jumlah pembungaan per tahun.
Faktor-faktor
bunga
majemuk
memungkinkan
kita
lebih
mudah
melakukan
analisis
aliran kas dengan menggunakan tabel faktor bunga, dengan program spread sheet, atau dengan fungsi finansial dalam Microsoft Excel. Pada bagian ini, akan diuraikan formulasi faktor-faktor bunga untuk empat pola standar aliran kas yang umum
105
digunakan untuk memodel saat terjadinya pemasukan dan pengeluaran dalam analisis ekonomi teknik. Keempat pola tersebut adalah sebagai berikut: Pembayaran atau penerimaan tunggal (single payment), Pembayaran atau penerimaan seragam setiap periode (Uniform Series Payment),
Pembayaran atau penerimaan yang berubah dalam jumlah yang seragam dari satu periode ke periode berikutnya (arithmetic gradient) Pembayaran atau penerimaan yang berubah dalam proporsi yang sama dari satu periode ke periode berikutnya (geometric gradient)
4.1. Pembayaran atau penerimaan tunggal (single payment) Dalam banyak hal, aliran kas dapat dimodel dengan menggunakan model pembayaran atau penerimaan tunggal. Biaya yang anda keluarkan untuk membeli sebuah telepon genggam, biaya untuk membeli sebuah mesin produksi, uang yang anda investasikan atau depositokan pada saat ini, dan nilai akhir dari sebuah mesin atau peralatan setelah umur ekonomisnya habis merupakan biaya atau penerimaan yang hanya terjadi sekali selama umur ekonomis perlatan atau mesin tersebut. Aliran kas seperti ini dapat dimodel sebagai pembayaran atau penerimaan tunggal. Nilai sekarang dari suatu
investasi (P) dapat dihubungkan dengan nilai pada suatu titik waktu di masa yang akan datang (F) dengan menggunakan sebuah faktor pengali yang dikenal dengan nama compound amount factor dan ditulis dengan notasi standar (F/P, i, n). Demikian pula sebaliknya, aliran kas yang diperkirakan akan terjadi di masa yang akan dating dapat dihitung nilai ekuivalennya sekarang ini dengan menggunakan faktor pengali yang dikenal dengan nama present worth factor dan ditulis dengan notasi (P/F, i, n). Dengan menggunakan faktor-faktor pengali tersebut, kita dapat menulis hubungan
antara nilai sekarang (P) dengan nilai yang akan datang (F) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Berdasarkan Persamaan (4.1), compound amount factor (F/P, i, n) diperlukan dalam menentukan nilai yang akan datang (F) dari sebuah investasi sebesar P yang
106
dilakukan sekarang apabila tingkat suku bunga atau pertumbuhan investasi tersebut per tahun diketahui dan lama investasi ditetapkan. Sebaliknya, present worth factor (P/F, i, n) diperlukan untuk menghitung nilai sekarang (P) yang ekuivalen dengan nilai aliran kas yang diperkirakan akan terjadi pada satu titik waktu pada masa yang akan datang (F) pada tingkat diskonto (discount rate) yang ditetapkan. Kedua factor bunga modal diatas sangat penting dalam analisis ekonomi teknik karena faktor-faktor tersebut dapat digunakan untuk mengkonversi setiap aliran kas yang terjadi pada satu titik waktu ke nilai ekuivalennya pada titik waktu yang lain. Untuk membandingkan aliran kas yang akan terjadi lima tahun yang akan datang (F) dengan aliran kas yang terjadi sekarang (P), salah satu atau kedua aliran kas tersebut harus dikonversi ke nilai ekuivalennya agar perbandingan kedua aliran kas dapat dilakukan pada titik waktu yang sama. Dalam hal ini, nilai aliran kas yang diperkirakan akan terjadi lima tahun yang akan datang dapat dikonversi ke nilai ekuivalennya sekarang dengan
mengalikannya dengan nilai present worth factor (PWF) pada tingkat diskonto yang dikehendaki. Untuk tujuan yang sama, aliran kas yang terjadi sekarang dapat dikonversi ke nilai ekuivalennya lima tahun yang akan datang dengan mengalikannya dengan nilai compound amount factor (CAF) pada tingkat suku bunga yang
ditetapkan. Prinsip penting yang harus diingat adalah manakala kita membandingkan aliran kas yang terjadi pada titik waktu yang berbeda, atau kita membandingkan aliran kas antara satu alternatif investasi dengan alternatif investasi lainnya, perhitungan atau perbandingan harus dilakukan pada titik waktu yang sama. Dengan demikian, setiap aliran kas yang terjadi harus dikonversi ke nilai ekuivalennya pada satu titik waktu yang dijadikan sebagai titik analisis.
Pada Bagian 3.2, telah ditunjukkan bahwa untuk menghitung nilai yang akan dating (F) dari suatu pembayaran atau penerimaan tunggal sebesar P yang terjadi sekarang ini (nilai sekarang), kita dapat menggunakan Persamaan 3.6 sebagai berikut:
F = P(1 i)n
(3.6)
Dengan demikian, nilai dari compound amount factor (F/P, i, n) adalah (1+i)n. Karena faktor tersebut didasarkan atas pembayaran tunggal sebesar P, faktor tersebut dikenal juga dengan nama single-payment compound amount factor (SPCAF). Persamaan
107
(3.6) dapat dimodifikasi untuk menghitung nilai sekarang (P) dari suatu aliran kas yang akan terjadi di masa yang akan datang (F).
Berdasarkan Persamaan (4.2), 1/(1+i)n. (SPPWF). Faktor Faktor ini ini sering
nilai juga
dari
dinamai kita
present sekarang
memungkinkan
menghitung
aliran kas yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Perlu diingat bahwa selain menggunaakan Persamaan (4.2), nilai P dapat pula dihitung dengan menggunakan nilai SPPWF yang diperoleh dari tabel faktor bunga ( interest factor table) atau dengan menggunakan fungsi finansial PV(rate,nper,pmt,FV,type) yang tersedia dalam
Microsoft Excel. Parameter input untuk fungsi PV adalah rate (tingkat suku bunga efektif per periode pembungaan), nper (jumlah periode pembungaan), pmt (besarnya pembayaran seragam per periode), FV (nilai setelah n periode), dan type (0 atau kosong untuk pembayaran pada akhir periode dan 1 untuk pembayaran pada awal periode).
Contoh 4.1 Untuk mengantisipasi biaya overhaul mesin-mesin produksi di masa yang akan
datang, sebuah industri berencana berinvestasi dengan membeli sertifikat Surat Utang Negara kegiatan (SUN) yang menjamin memberi akan bunga sebesar 5 8% per yang tahun. akan Apabila datang,
overhaul
dijadwalkan
dilaksanakan
tahun
berapakah nilai minimal sertifikat SUN yang harus dibeli apabila biaya overhaul yang akan dibutuhkan diperkirakan minimal Rp 25 juta.
Penyelesaian Dari statemen dalam soal, diketahui bahwa F = Rp 25 juta, i = 8% per tahun, dan n = 5 tahun. Dengan menggunakan Persamaan (4.2), nilai minimum sertifikat SUN yang harus dibeli adalah sebagai berikut:
108
Nilai P dapat juga dihitung dengan menggunakan nilai (P/F, i%, n) pada tabel factor bunga. Untuk i=8% dan n=5, nilai P/F adalah 0.6806. Dengan demikian, nilai
minimum dari sertifikat SUN yang harus dibeli adalah sebagai berikut:
Perhitungan nilai P dengan menggunakan fungsi PV dalam Excel dilakukan dengan mengeksekusi perintah =PV(8%,5,0,25000000) pada salah satu sel pada Excel sheet dan diperoleh nilai 17.014.579,93. Perlu diperhatikan bahwa nilai-nilai input yang digunakan adalah rate = 8%, nper = 5 tahun, pmt = 0 (karena tidak ada angsuran setiap periode), dan FV = 25 juta (berdasarkan nilai dari sertifikat SUN setelah 5 tahun).
Penting
untuk
diingat
bahwa
Persamaan
(3.6)
dan
(4.2)
digunakan
untuk
mengkonversi nilai dari suatu aliran kas tunggal ke nilai ekuivalennya pada masa yang akan datang (Persamaan 3.6) atau ke nilai ekuivalennya sekarang ini (Persamaan 4.2). Apabila aliran kas yang akan terjadi pada masa yang akan datang lebih dari satu, nilai ekuivalen sekarang (present value) dari semua aliran kas yang akan terjadi dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai ekuivalen sekarang dari setiap aliran kas tersebut seperti terlihat pada Persamaan (4.3).
dimana F1, F2, F3, . . . Fn adalah arus kas bersih pada periode ke 1, 2, 3, dan n dan P adalah total nilai sekarang dari semua arus kas tersebut. Contoh 4.2 Seorang pengusaha muda berencana menginvestasikan Rp 800 juta untuk mendirikan sebuah industri kecil yang memproduksi traktor tangan. Berdasarkan hasil analisis biaya, analisis pasar dan proyeksi pendapatan, serta bisnis plan yang telah disusun, laba bersih yang akan diperoleh dalam sepuluh tahun pertama pengoperasian pabrik tersebut terlihat pada tabel dibawah. Tentukan: (a) Nilai ekuivalen saat ini dari semua laba bersih yang akan diterima dalam sepuluh tahun pengoperasian industri tersebut, (b) Apakah industri tersebut akan menguntungkan? Asumsikan i = 10% per tahun.
109
Tahun I II III IV V
Penyelesaian: Nilai ekuivalen sekarang dari semua laba yang diharapkan akan diperoleh selama sepuluh tahun dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai sekarang dari laba bersih yang diperoleh setiap tahun. Dengan menggunakan Persamaan (4.2), nilai sekarang dari semua laba bersih yang diterima setiap tahun dapat dihitung sebagai berikut:
Nilai P dapat juga diperoleh dengan menggunakan fungsi PV dalam Excel sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai sekarang dari semua laba bersih yang diperoleh dalam sepuluh tahun sudah lebih tinggi dari investasi awal
110
tersebut
bagi detail
pemilik tentang
Pembahasan
penggunaan analisis nilai sekarang dalam evaluasi kelayakan suatu proyek atau suatu investasi akan disajikan secara lengkap pada Bab 5.
Pada contoh di atas, dapat dilihat bahwa tingkat suku bunga diasumsikan tetap konstan. Hal seperti ini dapat terjadi pada kasus-kasus dimana tingkat suku bunga sudah ditetapkan pada saat dilakukan kontrak untuk kredit jangka panjang. Untuk kasus-kasus dimodifikasi digunakan dimana dengan untuk tingkat suku bunga metode tidak yang (3.8). konstan, sama Persamaan dengan (4.2) metode dapat yang (3.8),
menggunakan
mendapatkan
Persamaan
Berdasarkan
Persamaan
dimana ik adalah tingkat suku bunga pada tahun atau periode k. Apabila aliran kas yang akan terjadi pada masa yang akan datang lebih dari satu selama n periode, nilai ekuivalen sekarang (present value) dari semua aliran kas dapat dihitung dengan
menjumlahkan nilai ekuivalen sekarang dari setiap aliran kas tersebut. Untuk kasus dimana menjadi: tingkat suku bunga tidak seragam, Persamaan (4.3) dapat dimodifikasi
dimana F1, F2, F3, dan Fn masing-masing merupakan aliran kas pada tahun ke 1, 2, 3, dan n; sedang i1, i2, i3, dan in masing-masing merupakan tingkat suku bunga pada tahun ke 1, 2, 3, dan n.
111
Contoh 4.3 Hasil audit terhadap sebuah investasi menunjukkan bahwa nilai investasi selama lima tahun pertama telah meningkat sebesar 8% pada tahun pertama, 10% pada tahun kedua, 14% pada tahun ketiga, 12% pada tahun keempat, dan 15% pada tahun kelima. Apabila hasil audit pada akhir tahun kelima menunjukkan bahwa nilai investasi telah mencapai Rp 1,5 milyar, tentukan nilai awal dari investasi tersebut.
Penyelesaian: Dengan menggunakan Persamaan (4.4), nilai awal investasi dapat dihitung sebagai berikut:
Akurasi dari Persamaan (4.4) dapat diuji dengan menghitung nilai investasi setiap akhir tahun. investasi tahun berdasarkan tingkat pertumbuhan nilai investasi pada masing-masing bahwa nilai Rp Rp
Dengan pada Rp
Persamaan pertama Rp
(3.5),
kita tahun
mendapatkan kelima Rp
sampai
masing-masing dan
928.705.162,
1.021.575.678,
1.164.596.273,
1.304.347.826,
1.500.000.000. Dengan demikian, perhitungan dengan menggunakan Persamaan (4.4) memberikan hasil yang akurat.
Contoh 4.4 Apabila tingkat suku bunga tahunan pada Contoh 4.2 masing-masing sebesar 8% pada tahun pertama dan kedua, 10% pada tahun ketiga sampai kelima, 6% pada tahun keenam sampai kedelapan, dan 9% pada tahun kesembilan dan kesepuluh, tentukan nilai ekuivalen saat ini dari semua laba bersih yang akan diperoleh dalam sepuluh tahun pengoperasian industri tersebut.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan Persamaan (4.6), nilai sekarang dari keseluruhan laba yang
112
4.2. Hubungan antara aliran kas seragam setiap periode (A) dengan nilai Sekarang (P) Dalam dunia bisnis, pembayaran atau angsuran seragam setiap periode waktu sangat sering diterapkan. Misalnya, developer perumahan menerapkan sistim pembayaran
berupa pembayaran uang muka dan pembayaran angsuran secara seragam setiap bulan kepada setiap orang yang membeli rumah. Kredit kepemilikan kendaraan dari bank atau dari perusahaan financing juga menerapkan sistim pembayaran yang serupa.
Kredit dari bank untuk investasi jangka panjang juga sering harus dibayar kembali melalui sistem pembayaran dengan jumlah angsuran yang tetap setiap periode waktu (bulan atau tahun). Untuk kasus-kasus semacam ini, kita sering kali perlu mengetahui nilai sekarang dari semua angsuran yang akan dibayar pada masa yang akan datang. Perhitungan nilai sekarang dari suatu pembayaran atau pemasukan seragam yang akan terjadi pada masa yang akan datang dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa F1, F2, F3, . . ., dan Fn pada Persamaan (4.3) memiliki nilai yang sama dan ditulis dengan
113
simbol seragam
A.
Berdasarkan A
Persamaan
(4.3),
nilai
sekarang n periode
( P)
dari
suatu dihitung
angsuran dengan
sebesar
yang
dibayarkan
selama
dapat
Persamaan (4.7) dapat disederhanakan dengan mengalikan kedua sisi dengan 1/(1+i) dan menggurangkan Persamaan (4.7) dari hasil perkalian tersebut.
Apabila kedua sisi pada Persamaan (4.9) dibagi dengan i/(1+i) maka akan diperoleh:
114
Faktor yang tertera di dalam tanda kurung besar pada Persamaan (4.10) dikenal dengan nama uniform series present worth factor (USPWF) dan umumnya ditulis dengan notasi (P/A, i%, n). Faktor pengali ini digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari serangkaian pembayaran seragam selama n periode pada masa yang akan datang pada tingkat diskonto sebesar i% per periode. Dengan menggunakan notasi standar untuk USPWF, Persamaan (4.10) dapat ditulis sebagai berikut.
Perlu diingat bahwa Persamaan (4.10) dan (4.11) diturunkan dengan mengasumsikanbahwa pembayaran dilakukan atau tepat penerimaan satu periode pertama setelah dari investasi angsuran sebesar seragam P sebesar A
dilakukan
seperti
Gambar 4.1. Hubungan antara pembayaran seragam (A) dengan nilai sekarang (P).
Persamaan (4.10) dan (4.11) dapat digunakan untuk menghitung nilai sekarang ( P) dari suatu pembayaran atau penerimaan seragam sebesar A setiap periode selama n
115
Penyelesaian secara
dengan
menggunakan
tersebut dengan
manual
dengan
menggunakan dengan
sheet.
Selain itu,
penyelesaian
fungsi
finansial
tersedia dalam program spreadsheet dapat dilakukan secara cepat dan akurat. Dalam Microsoft Excel, fungsi finansial yang dapat digunakan untuk menghitung nilai P apabila tingkat suku bunga (i), jumlah periode pembayaran (n), dan besarnya
pembayaran seragam setiap periode (A) diketahui adalah fungsi PV (present value) yang dapat dieksekusi dengan menggunakan perintah =PV(rate,nper,pmt) pada salah satu sel dalam Excel. Pada fungsi tersebut, rate adalah tingkat suku bunga (i) dalam persen per periode, nper adalah jumlah periode pembayaran (n), dan pmt adalah besarnya pembayaran seragam (A) setiap periode.
Contoh 4.5
Sebuah
perusahaan
property
berinvestasi
dengan
membangun
gedung
perkantoran
yang akan dipersewakan ke perusahaan lain. Gedung tersebut dirancang untuk dapat dipergunakan selama 30 tahun dan keuntungan bersih yang diperoleh dari penyewaan gedung tersebut diperkirakan sebesar Rp 5 milyar per tahun. Hitung nilai sekarang dari keseluruhan keuntungan selama 30 tahun apabila tingkat diskonto ( discount rate) yang digunakan sebesar 18% per tahun.
Penyelesaian:
Berdasarkan statemen dalam soal, diketahui bahwa A = Rp 5.000.000.000 per tahun, I = 18% per tahun, dan n = 30 tahun. Dengan menggunakan bersih yang Persamaan diperoleh (4.10), setiap nilai tahun sekarang selama 30 ( P) dari keseluruhan dihitung
keuntungan
tahun
dapat
sebagai berikut:
Untuk menyelesaikan soal di atas, faktor pengali (nilai USPWF) dapat juga diperoleh dari tabel faktor bunga (lihat lampiran). Pada tabel untuk tingkat suku bunga 18%
116
dan n = 30, diperoleh nilai (P/A, 18%, 30) = 5.5168. Dengan demikian, nilai P dapat dihitung sebagai berikut:
Perbedaan
hasil
perhitungan
antara
perhitungan
dengan
Persamaan
(4.10)
dan
Persamaan (4.11) diakibatkan oleh pembulatan nilai USPWF ke empat desimal pada tabel. Penyelesaian dengan menggunakan fungsi PV(rate,nper,pmt) dalam Excel
dengan menggunakan nilai rate = 18%, nper = 30, dan pmt = 5000000000 (perintah dalam Excel =PV(18%,30,5000000000)) memberikan nilai 27,584,029,754.61. Hasil
ini sama dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan Persamaan (4.10).
Perlu diperhatikan bahwa Persamaan (4.10) dapat digunakan apabila jumlah periode (n) bernilai finite (terbatas). Pada proyek-proyek penting seperti jalan raya, jaringan perpipaan air bersih, jaringan irigasi, pembangkit lisrik, dan proyek-proyek yang
bersifat permanen lainnya, jangka waktu operasional proyek umumnya tak terhingga. Dengan demikian, pemilik proyek (pemerintah atau perusahaan swasta) harus
menyisihkan uang sejumlah P secara permanen yang akan menjamin keberlanjutan pelayanan dalam jangka waktu tak terhingga. Untuk menjamin ketersediaan uang
untuk pembiayaan pada masa yang akan datang, uang yang disisihkan ( P) secara permanen tidak boleh berkurang (tidak boleh dibelanjakan) sehingga semua
pembiayaan yang akan terjadi harus diambil dari bunga yang diperoleh dari uang yang disisihkan tersebut. Untuk proyek menentukan permanen, jumlah kita uang dapat yang harus disisihkan analisis untuk nilai pembiayaan sekarang suatu dengan
menggunakan
menggunakan nilai n yang tak terhingga (infinite period analysis). Dalam ekonomi teknik, analisis ini dinamai capitalized cost analysis, yaitu analisis yang digunakan untuk menghitung nilai biaya kapitalisasi (capitalized cost) dari sebuah proyek. Dari Persamaan (4.10), apabila nilai n menuju tak terhingga, maka nilai (1i) n 1 = (1 i) n . Dengan demikian, Persamaan (4.10) akan menjadi:
117
Penting
untuk
dicatat
bahwa
capitalized
cost
(P )
dapat
dipandang
sebagai
nilai
sekarang dari sejumlah uang yang harus tersedia atau disisihkan secara permanen agar dapat menghasilkan pendapatan (bunga atau dividen) yang akan menutupi semua
kebutuhan pembiayaan (A) yang harus dikeluarkan setiap periode waktu dalam jangka waktu tak terhingga pada masa yang akan datang. Dari Persamaan (4.12), capitalized cost dapat juga dipandang sebagai nilai sekarang (present worth) dari suatu proyek yang diharapkan akan beroperasi selamanya.
Kasus sebaliknya yang juga banyak dijumpai adalah adanya dana abadi ( perpetual fund) yang diinvestasi pada instrumen keuangan dan menghasilkan pendapatan
sebesar i persen setiap periode waktu. Pada kasus seperti ini, jumlah uang yang akan diperoleh dari dana abadi yang diinvestasikan tersebut setiap periode waktu untuk jangka waktu tak terhingga dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (4.13).
Perlu diperhatikan bahwa nilai A pada Persamaan (4.13) merupakan bunga sederhana yang dibayarkan kepada pemegang dana abadi dan P adalah besarnya dana abadi yang diinvestasikan. semua Perlu pula yang diingat diperoleh bahwa dari Persamaan bunga atau (4.13) hasil hanya berlaku dana apabila abadi
pendapatan
investasi
dikeluarkan dari sistem pembungaan atau dari investasi pada akhir setiap periode sehingga jumlah dana abadi yang dibungakan atau diinvestasikan pada setiap awal periode pembungaan selalu konstan.
Contoh 4.6 Sebuah yayasan pemberi beasiswa bagi mahasiswa berprestasi merencanakan untuk
menyediakan beasiswa untuk 200 mahasiswa dengan nilai nominal Rp 500 ribu pe mahasiswa setiap bulan. Berapakah jumlah dana abadi yang harus dimiliki oleh
yayasan tersebut agar dapat memberi beasiswa dalam jumlah yang sama dalam jangka waktu tak terhingga apabila tingkat suku bunga sebesar 1% per bulan.
Penyelesaian: Jumlah dana beasiswa yang harus disediakan setiap bulan: A = 200 mahasiswa x @Rp 500.000 = Rp 100.000.000.
118
Contoh 4.7 Seorang pilantropis menyumbangkan uangnya sebesar Rp 25 milyar untuk dijadikan dana abadi pada Yayasan Lingkungan Lestari. Dana tersebut diinvestasikan pada sebuah perusahaan yang menjanjikan pembagian dividen sebesar 8 persen per tahun. Berapa besar dividen yang akan diterima oleh yayasan tersebut setiap tahun?
Perhitungan nilai A dengan menggunakan Persamaan (4.13) seperti terlihat pada Contoh 4.7 berlaku untuk situasi dimana bunga atau dividen yang diperoleh
dikeluarkan keseluruhannya dari investasi atau dari rekening yang memberikan bunga. Dalam banyak situasi, dividen atau bunga yang diperoleh tidak dikeluarkan dari sistem investasi atau dari rekening sehingga nilai pokok investasi atau nilai yang terakumulasi dalam rekening meningkat sebesar bunga atau dividen yang dihasilkan setiap periode pembungaan. Dengan demikian, besarnya bunga atau dividen yang akan diterima setiap periode akan selalu meningkat.
Dalam analisis ekonomi teknik, kita lebih tertarik untuk mengetahui nilai ekuivalen seragam setiap periode waktu (bulan atau tahun) dari keseluruhan bunga atau dividen yang akan diperoleh selama periode waktu tertentu (misalnya selama n tahun). Dalam hal ini, kita akan menghitung nilai ekuivalen seragam (A) apabila nilai P, i, dan n diketahui. Misalnya, apabila seorang investor menginvestasikan uang sebesar P dalam sebuah bisnis yang diperkirakan dapat berproduksi dan memberi keuntungan selama 15 tahun, maka investor tersebut ingin mengetahui besarnya dividen yang harus diperoleh setiap tahun pada tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan agar investasi yang dilakukan menguntungkan. Untuk kasus seperti ini, Persamaan
119
(4.10) dapat dimodifikasi untuk mendapatkan Persamaan (4.14) yang dapat digunakan untuk menghitung nilai A apabila nilai P diketahui.
Pada Persamaan (4.14), faktor pengali yang tertera di dalam tanda kurung besar dikenal dengan nama capital recovery factor (CRF) dan umumnya ditulis dalam
bentuk notasi standar (A/P, i%, n). Dengan demikian, Persamaan (4.14) dapat ditulis seperti terlihat pada Persamaan (4.15), dimana nilai CRF dapat dihitung berdasarkan formulasi CRF pada Persamaan (4.14) atau diperoleh dari tabel faktor bunga ( interest factor tables) yang diberikan pada lampiran.
A = P A/ P, i%, n (4.15) Perhitungan nilai A pada berbagai nilai P, i, dan n dapat juga dilakukan dengan menggunakan fungsi PMT dalam Microsoft Excel. Fungsi ini dapat dieksekusi dengan mengetik perintah =PMT(rate,Nper,pv) dimana rate adalah tingkat suku bunga per periode pembayaran (dalam persen), Nper adalah jumlah periode pembayaran, dan pv adalah nilai sekarang dari investasi. Contoh 4.8. Seorang pemurnian investor garam menawarkan yang sedang kepada anda untuk ikut tersebut berinvestasi pada industry
dirintis.
Investor
menawarkan
pembayaran
pengembalian modal dan keuntungan kepada anda dalam jumlah yang tetap selama sepuluh tahun. Berapakah pembayaran yang anda akan terima setiap tahun apabila anda menginvestasikan Rp 100 juta dan tingkat keuntungan yang dijanjikan sebesar 15% per tahun. Penyelesaian:
120
Dengan menggunakan Persamaan (4.15) dan tabel faktor bunga: A = P A/ P, 15%, 10 = 100.000.000 x 0.1993 = Rp 19.930.000 Dengan menggunakan fungsi PMT dalam Excel: A = PMT(rate, nper, pv) = PMT(15%,10,100000000) = Rp 19.925.206,25
4.3. Hubungan antara pembayaran atau penerimaan seragam setiap periode (A) dengan nilai yang akan datang (F)
Pada
bagian
sebelumnya,
kita
telah
membahas
hubungan
antara
pembayaran
atau
penerimaan seragam setiap periode dengan nilai sekarang dari total angsuran seragam tersebut. Pada bagian ini kita akan membahas hubungan antara pembayaran atau
penerimaan seragam setiap periode (A) dengan nilai yang akan datang (F) dari total angsuran seragam yang dibayar atau diperoleh setelah pembayaran atau penerimaan terakhir terjadi. Diagram hubungan antara A dan F dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Hubungan antara pembayaran atau penerimaan seragam (A) dengan nilai yang akan datang (F).
Berdasarkan diagram arus kas pada Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa pembayaran dari suatu angsuran seragam dilakukan pada setiap akhir periode dan nilai F dihitung tepat pada saat pembayaran terakhir dilakukan. Dengan demikian, nilai F dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai yang akan datang dari semua angsuran yang dibayarkan setiap akhir periode. Dengan mengasumsikan bahwa setiap angsuran merupakan
sebuah pembayaran tunggal (single payment), maka persamaan yang diturunkan untuk menggambarkan hubungan antara nilai sekarang (P) dengan nilai yang akan datang
121
(F) dapat digunakan untuk menghitung nilai F dari masing-masing angsuran seragam yang dibayarkan setiap akhir periode. Apabila angsuran dilakukan selama n periode, hubungan antara A dengan F dapat dilihat pada Gambar (4.3).
Gambar 4.3. Diagram cash flow dan nilai ekuivalen dari setiap angsuran.
Berdasarkan diagram aliran kas pada Gambar (4.3), maka nilai F dapat dihitung sebagai berikut:
Apabila kedua ruas pada Persamaan (4.16) diatas dikalikan dengan ( 1+i) maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
dan apabila Persamaan (4.16) dikurangi dari Persamaan (4.17) maka akan diperoleh:
Dari
Persamaan
(4.18)
dapat
diperoleh
persamaan
yang
menggambarkan
hubungan
122
Faktor yang terdapat dalam tanda kurung besar pada persamaan di atas dikenal dengan nama uniform series compund amount factor (USCAF) dan ditulis dengan notasi standar (F/A, i%, n). Persamaan (4.19) dapat digunakan untuk menghitung nilai F apabila nilai angsuran seragam (A), tingkat suku bunga per periode (i), dan jumlah periode (n) diketahui. Sesungguhnya, Persamaan (4.19) dapat juga diperoleh dengan menggabungkan
Sehingga,
Contoh 4.9 Misalkan anda menabung secara rutin sebesar Rp 100 ribu setiap bulan selama sepuluh tahun pada sebuah bank yang memberlakukan tingkat suku bunga nominal sebesar 6% per tahun. Hitung: (a) nilai tabungan pada rekening tersebut tepat setelah anda melakukan setoran yang terakhir pada tahun ke sepuluh, dan (b) nilai tabungan pada rekening tersebut apabila anda mempertahankan rekening tersebut tanpa
Penyelesaian:
123
Jumlah periode penyetoran tabungan (n) = 12 x 10 = 120 a) Jumlah tabungan dalam rekening tepat setelah dilakukan setoran terakhir pada tahun ke sepuluh:
Dengan menggunakan fungsi FV(rate, nper, pmt, [pv], [type]) dalam Excel, yang dieksekusi dengan menggunakan perintah dan input =FV(0.5%, 120, 100000),
diperoleh nilai yang sama. b) Jumlah tabungan dalam rekening sepuluh tahun berikutnya (120 periode
pembungaan): F = P (1 i)n = Rp 16.387.934,68 x (1 0.005)120 = Rp 29.816.154,84 Nilai yang sama akan diperoleh dengan menggunakan fungsi FV dalam Excel dengan input sebagai berikut: FV(0.5%, 120, 0, 16387934.68). Persamaan (4.19) dapat dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk menghitung
nilai A apabila nilai equivalen di masa yang akan datang (F), tingkat suku bunga (i), dan jumlah periode (n) diketahui.
Pada
Persamaan
(4.20),
faktor
yang
terdapat
dalam
tanda
kurung
besar
dikenal
dengan nama uniform series sinking fund factor (USSFF) atau secara singkat dinamai sinking fund factor dan ditulis dengan notasi standar (A/F, i%, n). Nilai faktor ini dapat diperoleh dari tabel faktor bunga. Selain penyelesaian dengan menggunakan Persamaan (4.20), nilai angsuran seragam ( A) dapat juga dihitung dengan
menggunakan fungsi PMT dalam Excel. Fungsi ini dieksekusi dengan menggunaka perintah =PMT(rate, nper, pv, [fv], [type]), dimana rate adalah tingkat suku bunga per periode pembungaan (%), nper adalah jumlah periode angsuran, pv adalah nilai
sekarang (nilainya nol apabila tidak ada penerimaan atau pembayaran uang muka (down payment) pada awal periode pertama), dan fv adalah adalah nilai kode ekuivalen digit untuk yang saat
dikehendaki pembayaran
setelah setiap
akhir periode
periode (0 untuk
ke-n,
type
pembayaran
setiap
124
pembayaran pada setiap awal periode). Karena fungsi PMT dapat digunakan untuk menghitung nilai A apabila nilai P atau nilai F diketahui, nilai parameter input yang mutlak harus ada adalah rate, nper, dan pv sedang parameter input yang ada dalam tanda kurung [ ] menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat diabaikan. Misalnya, untuk menghitung nilai A yang harus dibayarkan setiap akhir periode apabila nilai P diketahui maka syntax yang digunakan adalah =PMT(rate, nper, pv) sedang untuk menghitung nilai A apabila nilai F diketahui maka digunakan syntax =PMT(rate, nper, pv, fv), dimana pv bernilai nol apabila tidak ada pembayaran uang muka atau tidak ada saldo awal dalam rekening.
Dalam
ilmu
ekonomi
teknik,
sinking
fund
merupakan
besarnya
angsuran
seragam
yang harus dikeluarkan setiap periode agar pada akhir periode ke-n nilai ekuivalen dari keseluruhan pembayaran tersebut mencapai suatu nilai yang dikehendaki sebesar F. Misalnya, untuk menjamin ketersediaan biaya kuliah anak saya yang sekarang sedang berada di Taman Kanak-Kanak, maka saya harus menabung sebesar A setiap bulan sehingga pada saat anak saya masuk ke perguruan tinggi dua belas tahun yang akan datang akan tersedia uang yang cukup untuk perkuliahannya hingga selesai.
Contoh 4.10
Hasil
analisis pada
seorang sebuah
bahwa
penggantian
mesin-mesin proses
produksi
kecil siklus
menguntungkan dan
apabila
penggantian
dilakukan
tahun
pembelian
mesin-mesin
tersebut dilakukan secara kontan dari uang kas perusahaan. Apabila harga pembelian dan biaya instalasi mesin-mesin tersebut diperkirakan sebesar Rp 75 juta dan tingkat suku bunga simpanan pada bank sebesar 8% per tahun, hitung: (a) besarnya uang yang harus ditabung setiap akhir tahun (asumsikan tidak ada saldo pada awal setiap siklus). (b) besarnya uang yang harus ditabung setiap akhir tahun apabila perusahaan
Penyelesaian: (a) Diagram aliran kas pada kasus (a) untuk setiap siklus penggantian mesin dapat digambar sebagai berikut:
125
Penyelesaian
dengan
menggunakan
nilai
uniform
series
compound
amount
factor
(USCAF) dari tabel faktor bunga memberikan nilai sebagai berikut: A = F (A/ F, 8%, 8) = Rp 75.000.000 x (0.0940) = Rp 7.050.000 dan penyelesaian dengan menggunakan fungsi PMT dalam Excel dengan input
=PMT(rate, nper, pv, fv), dimana rate = 8%, nper = 8, pv = 0, dan fv = 75000000, memberikan nilai A = 7.051.107,04. (b) Diagram aliran kas pada kasus (b) untuk setiap siklus penggantian dapat digambar sebagai berikut:
126
Penyelesaian berikut:
dengan
menggunakan
tabel
faktor
bunga
dapat
dilakukan
sebagai
dan
penyelesaian
dengan
menggunakan
fungsi
PMT
dengan
menggunakan
input
=PMT(rate, nper, pv, fv), dimana rate = 8%, nper = 8, pv = - 25000000, dan fv = 75000000, memberikan nilai A = 2.700.738,03. Perlu diperhatikan bahwa nilai pv diberi tanda minus (-) karena nilai ekuivalennya di masa yang akan datang (FP) akan dikurangkan dari nilai uang yang dikehendaki tersedia setelah delapan tahun.
Contoh 4.11
Untuk
menyediakan
kebutuhan
air
bersih
sebuah
kota
satelit
yang
sedang
dikembangkan, dengan
pemerintah biaya
membangun awal Rp 15
jaringan milyar
perkiraan
operasional pada lima tahun pertama sebesar Rp 500 juta per tahun dan pada tahuntahun selanjutnya sebesar Rp 750 juta per tahun. Selain itu, diperkirakan bahwa akan dibutuhkan biaya sebesar Rp 1,5 milyar setiap 15 tahun untuk perbaikan atau
penggantian pipa-pipa dan pompa yang rusak. Hitung capitalized cost dari proyek tersebut pada tingkat suku bunga 14% per tahun.
Penyelesaian:
Pada kasus ini, capitalized cost dihitung berdasarkan total nilai sekarang dari biaya awal (P1), nilai sekarang dari biaya operasional yang dikeluarkan setiap tahun (P2), dan nilai sekarang dari biaya pemeliharaan dan penggantian yang dilakukan setiap 15 tahun (P3). P2 dihitung dengan menjumlahkan nilai sekarang dari biaya operasional selama sekarang lima dari tahun biaya pertama (menggunakan pada tahun Persamaan keenam 4.10 hingga atau 4.11) tak dan nilai
operasional
waktu
terhingga
(menggunakan Persamaan
(4.12) untuk
menghitung
127
keenam
waktu tak
terhingga dan hasilnya dikalikan dengan nilai single payment present worth factor (P/F, i%, n)). P3 dihitung dua tahap; tahap pertama dengan menghitung nilai
ekuivalen tahunan dari biaya pemeliharaan dan perbaikan yang akan dilakukan setiap lima belas tahun nilai (menggunakan sekarang dari Persamaan nilai 4.20), dan tahap tersebut kedua dengan
menghitung
ekuivalen
tahunan
(menggunakan
Persamaan 4.12).
Perlu
diperhatikan
bahwa
capitalized
cost
yang
dihitung
pada
contoh
di
atas
merupakan total anggaran biaya yang harus tersedia pada awal proyek sehingga biaya investasi awal juga diperhitungkan dalam perhitungan. Setelah tahap pengerjaan
proyek selesai, biaya yang harus ditanggung adalah biaya operasional setiap tahun dan biaya pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian komponen-komponen yang rusak
setiap lima belas tahun. Agar anggaran untuk menanggulangi biaya-biaya tersebut tersedia, harus tersedia dana abadi yang akan menghasilkan pendapatan yang setara dengan total kebutuhan biaya operasional dan biaya pemeliharaan dan penggantian komponen. Besarnya dana abadi tersebut sama dengan selisih antara total capitalized cost dengan biaya awal atau sebesar Rp 4.743.442.857. 4.4. Arithmetic Gradient Arithmetic gradient merupakan suatu bentuk aliran kas (pendapatan atau pengeluaran) dimana nilai dari aliran kas tersebut berubah dalam jumlah yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya. Perubahan ini dapat dalam bentuk peningkatan
maupun penurunan. Besarnya perubahan seragam aliran kas dari satu periode ke periode berikutnya dinamai gradien; dan karena besarnya seragam (konstan) dari satu
128
periode ke periode berikutnya maka disebut juga uniform gradient. Misalnya, apabila manajemen sebuah pabrik memperkirakan bahwa biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin-mesin produksi akan meningkat sebesar Rp 15 juta setiap tahun, maka
perhitungan biaya melibatkan arus kas yang meningkat secara seragam setiap tahun. Apabila diperkirakan bahwa pabrik akan mengalami penurunan pendapatan sebesar
Rp 25 juta per tahun beberapa tahun ke depan akibat masuknya kompetitor baru, maka kita diperhadapkan pada suatu aliran kas yang besarnya menurun dalam jumlah yang tetap setiap tahun (negative gradient) selama periode tersebut.
Dalam mengembangkan formula untuk aliran kas yang berubah secara seragam dari satu periode ke periode berikutnya, umumnya diasumsikan bahwa aliran kas
(pendapatan atau pengeluaran) pada tahun pertama merupakan aliran kas dasar ( base payment atau base income) yang didalamnya tidak mengandung gradien. Aliran kas pada periode kedua dan seterusnya merupakan gabungan antara aliran kas dasar dan besarnya perubahan yang merupakan kelipatan dari gradien. Diagram cash flow untuk aliran kas yang nilainya berubah dalam jumlah yang tetap setiap periode serta diagram cash flow ekuivalennya dapat dilihat pada Gambar (4.4).
Gambar 4.4. Diagram untuk aliran kas dalam bentuk arithmatic gradient serta diagram aliran kas ekuivalennya. Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa aliran kas yang nilainya berubah dalam jumlah yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya dapat diwakili oleh dua diagram aliran kas, dimana diagram pertama menggambarkan aliran kas seragam dan diagram kedua menggambarkan aliran kas yang berubah dalam jumlah yang seragam ( G). Dengan demikian, nilai ekuivalen saat ini (P) dan nilai ekuivalen pada satu titik waktu dimasa yang akan datang (F) dari suatu aliran kas yang berubah dalam jumlah yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya dapat dihitung sebagai berikut:
129
P = PA PG = A(P / A,i%, n) G(P /G,i%, n) (4.21) F = FA FG = A(F / A,i%, n) G(F /G,i%,n) (4.22) dimana suku pertama pada ruas sebelah kanan mewakili kontribusi dari serangkaian aliran kas seragam (A) sedang suku kedua mewakili kontribusi dari aliran kas yang berubah dalam jumlah yang tetap (G). Formula untuk menghitung nilai beberapa faktor yang berhubungan dengan aliran kas seragam seperti uniform series present worth factor (USPWF) yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang ( P) dan uniform series compound amount factor (USCAF) yang digunakan untuk menghitung nilai yang akan datang (F) dari suatu aliran kas seragam telah diturunkan pada bagian sebelumnya. Formula untuk menghitung nilai faktor-faktor yang berhubungan dengan arithmatic gradient atau uniform gradient akan diturunkan pada bagian ini. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan single berbagai present formula worth yang factor telah diturunkan sebelumnya payment
seperti
formula
payment
(SPPWF),
single
compound amount factor (SPCAF), uniform series present worth factor (USPWF), dan uniform series compound amount factor (USCAF) sebagai dasar formulasi.
Dengan menggunakan formula nilai sekarang (present worth) dari suatu aliran kas tunggal, total nilai sekarang dari serangkaian aliran kas seperti terlihat pada diagram ketiga pada Gambar 4.4 dapat dihitung sebagai berikut.
Perlu
diperhatikan
bahwa
formulasi
di
atas
didasarkan
pada
perhitungan
nilai
sekarang (P) dari aliran kas yang akan terjadi dimasa yang akan datang ( F). Dalam hal ini, nilai kelipatan dari gradient (G) dipandang sebagai aliran kas yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Perlu juga diperhatikan bahwa formulasi di atas didasarkan pada aliran kas pada diagram ketiga dalam Gambar 4.4 yang memiliki nilai 0 pada akhir tahun pertama, 1G pada akhir tahun kedua, 2G pada akhir tahun ketiga, 3G pada akhir tahun keempat, 4G pada akhir tahun kelima, dan (n-1)G pada akhir tahun ke-n. Apabila notasi single payment present worth factor (P/F, i%, n) pada formulasi di atas disubstitusi dengan formula factor pada Persamaan 4.2, maka diperoleh: single payment present worth
130
Apabila kedua sisi dikalikan dengan (1+i), maka akan diperoleh Persamaan (4.25).
Penyederhanaan selanjutnya dapat dilakukan dengan mengurangkan Persamaan (4.24) dari Persamaan (4.25) sehingga diperoleh formulasi berikut:
Perlu diingat bahwa deret yang berada dalam tanda kurung besar pada formulasi di atas adalah uniform series present worth factor pada Persamaan (4.7) dan bentuk sederhananya disajikan pada Persamaan (4.10). Dengan demikian, persamaan di atas dapat ditulis menjadi:
131
dimana faktor yang terdapat di dalam tanda kurung besar dikenal dengan nama arithmetic gradient present worth factor dan ditulis dengan notasi standar (P/G, i%, n). Oleh karena itu, untuk suatu aliran kas yang mengandung komponen aliran kas seragam dan aliran kas yang berubah dalam jumlah yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya, persamaan untuk menghitung nilai sekarang (P) dari aliran kas tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Perlu
dicatat
bahwa
persamaan-persamaan
yang
telah
diturunkan
di
atas
hanya
berlaku apabila aliran kas dapat diwakili oleh komponen aliran kas seragam yang terjadi setiap akhir periode, mulai dari tahun pertama hingga tahun ke-n, dan gradient mulai pada akhir tahun kedua hingga tahun ke-n seperti terlihat pada Gambar 4.4.
Contoh 4.12
Hasil analisis perkiraan pendapatan sebuah industri yang baru dirintis menunjukkan bahwa total pendapatan akan meningkat sebesar Rp 35 juta per tahun mulai tahun ini hingga lima tahun yang akan datang. Apabila total pendapatan tahun ini diperkirakan sebesar Rp 175 juta, hitung nilai sekarang dari keseluruhan pendapatan selama lima
tahun ke depan. Asumsikan tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun.
Penyelesaian:
Diagram total pendapatan setiap tahun selama lima tahun ke depan serta diagram aliran kas ekuivalennya dapat dilihat pada gambar di bawah. Dengan menggunakan Persamaan (4.27), nilai sekarang dari perkiraan total
132
Dapat dilihat bahwa terdapat sedikit perbedaan antara hasil perhitungan langsung dari Persamaan (4.27) dengan hasil perhitungan berdasarkan nilai (P/A) dan (P/G) dari tabel faktor bunga. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh pembulatan nilai-nilai factor dalam tabel faktor bunga. Perlu diperhatikan bahwa Persamaan (4.21) dan (4.27) berlaku apabila perubahan
aliran kas bernilai positif, yaitu aliran kas meningkat dalam jumlah yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya. Apabila perubahan tersebut bernilai negatif (nilai aliran kas menurun), Persamaan (4.21) dan (4.27) menjadi:
133
Contoh 4.13 Indotama Textile melakukan penggantian mesin tenun secara bertahap dalam lima tahun kedepan untuk mengurangi waktu tidak beroperasinya mesin ( machine
downtime) akibat kerusakan. Penggantian mesin secara bertahap tersebut juga akan mengurangi secara bertahap biaya pemeliharaan dan perbaikan. Hitung nilai ekuivalen saat ini (P) dari biaya perbaikan dalam lima tahun kedepan apabila perkiraan biaya perbaikan seperti terlihat padaTabeldi bawah. Asumsikan i = 10% per tahun.
Tahun 1 2 3 4 5
Gradient
Penyelesaian: Diagram aliran kas untuk proyeksi biaya pemeliharaan dan perbaikan dapat
134
Dengan
demikian,
nilai
sekarang
dari
perkiraan
biaya
perawatan
dan
perbaikan
selama lima tahun ke depan adalah Rp 646,1133 juta. Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung nilai P adalah dengan menghitung nilai sekarang dari biaya pemeliharaan dan perbaikan setiap tahun kemudian menjumlahkan hasilnya.
Dapat dilihat dari hasil perhitungan bahwa kedua cara perhitungan memberikan hasil yang sama. Dengan demikian, formulasi yang diturunkan untuk arithmatic gradient sudah tepat.
Hubungan antara nilai gradient (G) dengan nilai yang akan datang (F) dapat diturunkan dengan menggunakan Persamaan (4.2) dan Persamaan (4.26). Dari kedua persamaan tersebut diketahui bahwa:
Faktor yang terdapat dalam tanda kurung besar pada Persamaan (4.30) dikenal dengan nama arithmetic gradient compound amount factor atau arithmetic gradient future worth factor. Perlu diingat bahwa nilai F yang dihitung pada Persamaan (4.30) hanya
135
didasarkan pada komponen gradient dari suatu aliran kas yang berubah dalam jumlah yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya. Oleh karena itu, untuk suatu aliran kas yang dapat dibagi menjadi komponen aliran kas seragam dan komponen aliran kas yang mewakili gradient (G) seperti terlihat pada Gambar 4.4, persamaan untuk
menghitung nilai yang akan datang (F) dari aliran kas tersebut dapat ditulis seperti terlihat pada Persamaan (4.31).
Perlu pula diperhatikan bahwa Persamaaan (4.22) dan (4.31) hanya berlaku apabila nilai aliran kas meningkat dalam jumlah yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya (positive gradient). Apabila nilai aliran kas menurun setiap periode
Contoh 4.14 Untuk aliran kas pada Contoh 4.12, hitung nilai ekuivalen aliran kas tersebut pada akhir tahun kelima. Penyelesaian: Diagram aliran kas pada Contoh 4.12 dimodifikasi untuk memperlihatkan bahwa nilai yang akan dihitung adalah nilai F.
136
Untuk membuktikan kebenaran formulasi dan hasil perhitungan, nilai F dapat juga dihitung dengan menggunakan Persamaan (3.6) yaitu dengan mengalikan nilai P yang diperoleh pada Contoh factor. 4.12 dengan nilai dari single payment compound amount
Contoh 4.15 Untuk soal pada Contoh 4.13, hitung nilai ekuivalen dari biaya pemeliharaan dan perbaikan pada akhir tahun kelima sejak dimulainya kegiatan penggantian mesin.
Penyelesaian:
Diagram aliran kas untuk menghitung nilai F dari biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin selama lima tahun ke depan digambarkaan sebagai berikut.
137
Hasil di atas menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan selama lima tahun ke depan ekuivalen dengan Rp 1.040.572.000 lima tahun yang akan datang. Selain menggunakan Persamaan (4.33), nilai F dapat juga dihitung dengan
menjumlahkan nilai yang akan datang dari biaya pemeliharaaan dan perbaikan pada masing-masing tahun dengan menggunakan Persamaan (3.6). Perlu diperhatikan pada diagram aliran kas bahwa jarak antara akhir tahun pertama dengan akhir tahun kelima adalah empat tahun (n=4), jarak antara akhir tahun kedua dengan akhir tahun kelima adalah tiga tahun (n=3), jarak antara akhir tahun ketiga dengan akhir tahun kelima adalah dua tahun (n=2), dan jarak antara akhir tahun keempat dengan akhir tahun kelima adalah satu tahun (n=1). Waktu perhitungan biaya perawatan dan perbaikan pada tahun kelima bertepatan dengan waktu perhitungan nilai F sehingga jarak waktu antara perhitungan biaya perawatan pada tahun kelima dengan perhitungan nilai F adalah nol (n=0). Nilai-nilai ini digunakan pada Persamaan (3.6) sebagai berikut.
Hasil
di
atas
menunjukkan
bahwa
hasil
yang
diperoleh
dengan
menggunakan
Hubungan
antara
nilai
gradient
(G)
dengan
nilai
aliran
kas
seragam
( A)
dapat
diturunkan dengan menggunakan Persamaan (4.10) dan Persamaan (4.26). Dari kedua persamaan tersebut diketahui bahwa:
seingga
138
Faktor
yang
terdapat
dalam
tanda
kurung
besar
pada
Persamaan
(4.34)
dinamai
arithmetic gradient uniform series factor dan uniform gradient annual worth factor dan ditulis dengan notasi (A/G, i%, n). Perlu pula dicatat bahwa nilai A yang dihitung pada Persamaan (4.34) hanya didasarkan pada komponen gradient dari suatu aliran kas yang berubah dalam jumlah yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya. Oleh karena itu, untuk suatu aliran kas yang dapat diwakili oleh komponen aliran kas seragam (base payment atau base income) dan komponen aliran kas yang mewakili gradient ekuivalen seperti terlihat pada Gambar ( A) dari 4.4, aliran persamaan kas untuk menghitung ditulis nilai seperti
pembayaran
seragam
tersebut
dapat
Pada Persamaan (4.35), A' adalah komponen dari aliran kas yang diwakili oleh aliran kas dasar (base payment atau base income) yang didalamnya tidak mengandung
gradient. Nilai dari aliran kas dasar ini diambil dari besarnya pembayaran atau penerimaan pada periode pertama. Perlu dicatat bahwa Persamaan (4.35) berlaku
apabila nilai aliran kas meningkat dalam jumlah yang sama ( positive gradient) dari satu periode ke periode berikutnya. Apabila nilai dari aliran kas menurun dalam jumlah yang tetap (negative gradient) dari satu periode ke periode berikutnya,
persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai A adalah sebagai berikut.
139
Contoh 4.16 Untuk aliran kas pada Contoh 4.12, hitung nilai ekuivalen seragam setiap periode (annual uniform worth) dari aliran kas tersebut.
Dengan menggunakan nilai faktor A/G pada tabel faktor bunga, diperoleh:
Kebenaran formulasi dan hasil perhitungan dapat diverfikasi dengan menghitung nilai ekuivalen pada tahun ke-nol (P) dan nilai ekuivalen pada akhir tahun kelima (F) berdasarkan nilai aliran kas seragam (A) yang diperoleh. Hasil dari masing-masing perhitungan harus sama dengan hasil yang diperoleh pada Contoh 4.12 dan 4.13. Dari Persamaan (4.10):
140
Contoh 4.17 Untuk soal pada Contoh 4.13, hitung nilai ekuivalen seragam setiap periode ( annual
uniform worth) dari biaya pemeliharaan dan perbaikan.
Selain
menggunakan
Persamaan
(4.36),
nilai
dapat
juga
dihitung
dengan
menggunakan Persamaan (4.14) dan nilai P yang diperoleh pada Contoh 4.13 atau dengan menggunakan Persamaan (4.20) dan nilai F yang diperoleh pada Contoh 4.15.
141
Hasil-hasil perhitungan pada Contoh 4.12, 4.14, dan 4.16 menunjukkan hasil yang konsisten, demikian juga dengan hasil perhitungan pada Contoh 4.13, 4.15, dan 4.17.
4.5. Geomethric Gradient (Escalating Series) Pada Bagian 4.4, kita jumlah telah yang menurunkan seragam formulasi satu untuk periode pola ke aliran periode kas yang
meningkat
dalam
dari
berikutnya.
Dalam dunia bisnis atau manufacturing, sering ditemukan situasi dimana aliran kas berubah pada tingkat atau persentase yang relatif konstan dari satu periode ke periode berikutnya. Misalnya, keuntungan bersih dari sebuah bisnis baru (start-up enterprise) diperkirakan naik sekitar g (dalam persen) per tahun. Apabila keuntungan bersih pada tahun pertama diperkirakan sebesar B1, maka perkiraan keuntungan bersih setiap
tahun dalam lima tahun pertama dapat dilihat pada tabel di bawah.
Bentuk diagram untuk aliran kas yang berubah dalam persentase yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya (geometric gradient) dapat dilihat pada Gambar 4.5.
142
Formula untuk menghitung nilai sekarang dari semua aliran kas (penerimaan atau pengeluaran) yang akan diterima setiap tahun selama n tahun yang akan datang dapat diturunkan dengan memandang bahwa aliran-aliran kas tersebut merupakan aliran kas pembayaran tunggal (single payment cash flow) yang terjadi setiap tahun. Dengan demikian, nilai sekarang dari keuntungan yang diperoleh atau biaya yang dikeluarkan setiap tahun dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (4.2) dan total nilai sekarang dari keseluruhan keuntungan selama n tahun dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan (4.3). Dengan mensubstitusi nilai F pada Persamaan (4.3) dengan nilai pada tabel di atas, maka Persamaan (4.3) dapat ditulis menjadi:
atau
Persamaan (1+g)/(1+i).
(4.37)
dapat
disederhanakan
dengan
mengalikan
kedua
sisi
dengan
143
Dengan demikian,
Faktor yang terdapat di dalam tanda kurung besar dikenal dengan nama geometric series present worth factor dan ditulis dengan notasi P / A, g,i, n. Untuk kasus dimana g = i , Persamaan (4.39) dapat dimodifikasi dengan menggunakan LHospital rule.
Contoh 4.18
Divisi Sales & Marketing sebuah pabrik manufacturing memperkirakan bahwa
keuntungan bersih perusahaan akan meningkat sebesar 20% per tahun dalam lima tahun mendatang. Apabila keuntungan bersih pada tahun berjalan (Tahun 2012)
sebesar Rp 500 juta, hitung nilai sekarang dari seluruh keuntungan bersih yang akan diterima dalam lima tahun (2012 - 2016) apabila tingkat suku bunga 13% per tahun. Penyelesaian: Pada soal ini, g = 20%, i = 13%, B1 = Rp 500 juta, dan n = 5 tahun. Dengan menggunakan Persamaan (4.39), diperoleh:
144
Cara
lain
yang
dapat
digunakan
untuk
mencari
nilai
sekarang
dari
keseluruhan
keuntungan bersih yang akan diperoleh selama lima tahun adalah dengan menghitung nilai sekarang dari keuntungan bersih setiap tahun. Dalam hal ini, kita dapat
dimana F1, F2, F3, F4, dan F5 adalah keuntungan bersih yang akan diperoleh setiap tahun dan i = 0.13 atau 13%. Dengan menggunakan nilai g = 0.2 (20%), nilai dari keuntungan bersih setiap tahun dihitung sebagai berikut:
Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut ke dalam Persamaan (4.3) diperoleh nilai P yang sama yaitu Rp 2.504.002.885. Formulasi untuk menghitung nilai yang akan datang ( F) dari aliran kas yang berubah (meningkat atau menurun) dengan persentase yang tetap dapat diturunkan dengan
menggunakan Persamaan (4.39) dan (4.2). Dari kedua persamaan tersebut, diketahui bahwa:
Dengan demikian,
sehingga:
145
Contoh 4.19 Tentukan nilai ekuivalen pada akhir tahun kelima dari keseluruhan keuntungan yang diperoleh setiap tahun pada Contoh 4.18.
Perhitungan nilai F dapat juga dilakukan dengan menggunakan nilai P yang dihitung dari Persamaan (4.39) dan Persamaan (3.6) kemudian digunakan untuk menghitung nilai F.
Perlu
diperhatikan
bahwa
nilai-nilai
yang
dihitung
dengan
menggunakan
formulasi
dan cara yang berbeda memberikan hasil yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa formulasi yang telah dikembangkan akurat. Formulasi yang menggambarkan hubungan antara nilai g dengan nilai ekuivalen
tahunan (A) dapat juga diturunkan berdasarkan hubungan antara nilai sekarang ( P) dengan nilai ekuivalen tahunan (A) pada Persamaan (4.10) dan hubungan antara nilai sekarang (P) dengan g pada Persamaan (4.39).
146
dan
Contoh 4.20 Tentukan nilai ekuivalen tahunan (uniform annual worth) dari keuntungan yang
Selain dengan menggunakan Persamaan (4.42), nilai A dapat juga diperoleh dengan menggunakan Persamaan (4.14) dan nilai P yang diperoleh pada Contoh 4.18.
Hasil yang sama dapat juga diperoleh dengan menggunakan Persamaan (4.20) dan nilai F yang diperoleh pada Contoh 4.19.
Persamaan-persamaan
geometric
gradient
yang
telah
diturunkan
sebelumnya
berlaku
apabila aliran kas bertambah dalam persentase yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya. Apabila aliran kas (pemasukan atau pengeluaran) turun sebesar g% setiap
147
periode dan aliran kas pada tahun pertama diperkirakan sebesar B1, maka perkiraan aliran kas setiap tahun dalam lima tahun pertama dapat dilihat pada tabel di bawah.
Bentuk diagram untuk aliran kas yang menurun dalam persentase yang tetap dari satu periode ke periode berikutnya (geometric gradient) dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Diagram aliran kas untuk aliran kas menurun dalam bentuk Geometric gradient.
Formula untuk menghitung nilai sekarang dari aliran kas menurun yang berbentuk geometric gradient dapat diturunkan dengan menggunakan pendekatan yang
digunakan pada saat kita menurunkan persamaan geometric gradient untuk aliran kas meningkat. Dalam hal ini, kita memandang bahwa setiap aliran kas yang terjadi setiap periode waktu merupakan aliran kas tunggal (single cash flow). Dengan demikian, nilai sekarang dari setiap aliran kas tersebut dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (4.2) dan total nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas selama n tahun dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (4.3). Dengan mensubstitusi nilai F pada Persamaan (4.3) dengan nilai aliran kas pada tabel di atas, maka Persamaan (4.3) dapat ditulus menjadi:
148
dengan ( 1-
Dengan demikian,
149
Contoh 4.21 Penghasilan bersih sebuah perusahaan penggergajian kayu diperkirakan akan
berkurang sebesar 15% per tahun akibat semakin berkembangnya penggunaan rangka baja ringan dalam konstruksi bangunan. Apabila keuntungan bersih tahun ini
diperkirakan sebesar Rp 400 juta, hitung nilai sekarang dari keseluruhan keuntungan bersih selama lima tahun ke depan. Asumsikan tingkat suku bunga 10% per tahun.
Penyelesaian: Diketahui: B1 = Rp 400 juta, g = 0.15, i = 0.1, dan n=5. Nilai sekarang (P) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (4.45) sebagai berikut.
Nilai P dapat juga dihitung dengan menghitung nilai sekarang dari setiap aliran kas (keuntungan bersih pada masing-masing tahun) kemudian menjumlahkan hasilnya.
P dari keuntungan
bersih pada tahun pertama hingga kelima. Dari Persamaan (4.2), diketahui bahwa:
; dimana n adalah jarak waktu antara saat terjadinya aliran kas (akhir
setiap periode) dengan saat perhitungan nilai sekarang (umumnya diambil akhir
Sehingga
150
Formulasi untuk menghitung nilai yang akan datang atau nilai ekuivalen setelah n periode (bulan atau tahun) dapat diperoleh berdasarkan Persamaan (4.2) dan (4.45). Dari kedua persamaan tersebut, diketahui bahwa:
Dengan demikian,
atau
Contoh 4.22 Untuk soal pada Contoh (4.21), hitung nilai ekuivalen dari total pendapatan bersih
setelah lima tahun.
Nilai F dapat juga dihitung dengan menggunakan Persamaan (3.6) dan nilai P yang dihitung pada Contoh 4.21.
Formulasi tahunan
yang (A )
menggambarkan
hubungan
antara
nilai
dengan
nilai
ekuivalen
dapat
juga diturunkan
berdasarkan
151
dengan nilai ekuivalen tahunan (A) pada Persamaan (4.10) dan hubungan antara nilai sekarang (P) dengan g pada Persamaan (4.45).
Contoh 4.23 Untuk soal pada Contoh 4.21, hitung nilai ekuivalen tahunan ( A) dari keuntungan
bersih selama lima tahun.
Selain
menggunakan
Persamaaan
(4.47),
nilai
dapat
juga
diperoleh
dengan
menggunakan Persamaan (4.14) dan nilai P yang diperoleh pada Contoh 4.21.
152
Cara lain untuk mendapatkan nilai A adalah dengan menggunakan Persamaan (4.20) dan nilai F yang diperoleh pada Contoh 4.22.
Penting untuk diperhatikan bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan dan metode perhitungan yang berbeda memberikan hasil yang sama. Hal ini
Soal Latihan 4-1. Seorang karyawan BUMN merencanakan untuk memulai sebuah usaha baru
pada saat ia pensiun 25 tahun yang akan datang. Modal awal yang akan dibutuhkan untuk memulai usaha tersebut diperkirakan sebesar Rp 250 juta. Dengan mengasumsikan bahwa tingat suku bunga 0,5% per bulan, hitung: a) Jumlah uang yang harus ditabung setiap bulan (seragam setiap bulan) agar tersedia pensiun. b) Jumlah uang yang harus didepositokan atau ditabung sekaligus saat ini uang sebesar Rp 250 juta tepat pada saat karyawan tersebut
agar tersedia uang sebesar Rp 250 juta tepat pada saat karyawan tersebut pensiun. 4-2. Sebuah perusahaan franchise, Delicious Burger, menyewa tempat pada sebuah kompleks perbelanjaan selama sepuluh tahun dengan nilai kontrak Rp 45 juta per tahun. Apabila perusahaan tersebut memutus kontrak sewa pada tahun
ketujuh (setelah enam kali pembayaran sewa), tentukan nilai sisa konstrak yang harus dibayar pada saat pemutusan kontrak apabila tingkat suku bunga 13% per tahun. 4-3. Misalkan anda bekerja paru waktu pada sebuah perusahaan konsultan
perencana dan mendapatkan gaji sebesar Rp 2.000.000 per bulan. Apabila 50% dari gaji tersebut anda tabung pada sebuah bank yang memberikan bunga sebesar 9% per tahun dengan periode pembungaan setiap bulan, tentukan
153
4-4.
Apabila anda telah menginvestasikan Rp 50 juta pada sebuah usaha dan usaha tersebut telah memberi keuntungan bersih sebesar Rp 15 juta pada tahun
pertama, Rp 20 juta pada tahun kedua, dan Rp 24 juta pada tahun ketiga, apakah modal yang anda investasikan telah kembali secara keseluruhan setelah tiga tahun? Kalau belum, berapa keuntungan bersih minimal pada tahun
keempat agar modal tersebut kembali secara keseluruhan? Asumsikan tingkat suku bunga 15% per tahun. 4-5. Sebuah perusahaan manufacturing berhasil melepas tiga produk baru ke pasar. Ketiga produk tersebut diperkirakan akan mampu meningkatkan nilai total
penjualan menjadi Rp 30 milyar enam tahun ke depan. Apabila total penjualan tahun ini sebesar Rp 12 milyar, tentukan nilai dari total penjualan setiap tahun serta gambarkan kenaikan diagram nilai cash flow untuk enam tahun ke depan setiap apabila tahun
besarnya
penjualan
diperkirakan
tetap
(uniform)
selama periode tersebut. 4-6. Sebuah perusahaan penyewaan alat-alat berat memiliki sebuah mesin loader
yang dibeli dengan harga Rp 1,4 milyar. Catatan menunjukkan bahwa biaya operasional dan perawatan mesin loader tersebut Rp 35 juta per tahun dan biaya perbaikan menyeluruh (overhaul) pada tahun keempat setelah pembelian menelan biaya Rp 65 juta. Hitung nilai ekuivalen seragam per tahun dari keseluruhan biaya yang telah dikeluarkan untuk mesin loader tersebut. 4-7. Apabila dana untuk pembelian mesin loader pada Soal 4-6 diperoleh melalui kredit perbankan dengan tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan berapa kali pembayaran cicilan harus dilakukan apabila pembayaran tersebut
dilakukan setiap akhir tahun dengan jumlah tetap sebesar Rp 399.127.855 dan penyicilan pertama dilakukan pada akhir tahun ketiga. 4-8. PT Eastern Construction yang baru didirikan akan meminjam modal dari
sebuah bank sebesar Rp 25 milyar dengan beban bunga sebesar 8% per tahun. Apabila pembayaran pokok utang beserta bunganya harus dilakukan setiap
akhir tahun selama 12 tahun, berapa besar pembayaran yang harus dilakukan setiap tahun? 4-9. Nilai Dana Abadi sebuah yayasan sosial diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 25 milyar 15 tahun yang akan dating apabila dana tersebut diinvestasikan
154
pada
sebuah
bisnis
berbasis
shariah
yang
akan
menghasilkan
keuntungan
sebesar 5% per tahun. Tentukan nilai sekarang dari Dana Abadi tersebut. 4-10. Seorang penjual bakso menabung secara rutin setiap bulan sebesar Rp 500 ribu rupiah. Apabila tabungan tersebut mendapatkan bunga sebesar 0.5% setiap
bulan, tentukan nilai tabungan tersebut setelah 10 tahun. 4-11. Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya operasional sebuah pabrik akan turun sebesar Rp 600 juta per tahun selama sepuluh tahun ke depan apabila dilakukan penggantian pada mesin-mesin yang sudah tua. Apabila tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun, hitung: a) Nilai sekarang dari keseluruhan penghematan yang akan diperoleh selama periode sepuluh tahun tersebut. b) Nilai nilai ekuivalen dari keseluruhan penghematan yang akan diperoleh
selama periode sepuluh tahun pada akhir tahun ke sepuluh. 4-12. Seorang investor menginvestasikan sejumlah uang pada PT DTM Industries
35.000.000 41.000.000
52.000.000
46.000.000
Apabila
investor
tersebut
mendepositokan
dividen
yang
diperoleh
dari
DTM
Industries pada tahun-tahun dengan digit terakhir bernilai ganjil (tahun 2001, 2003, 2005, 2007, dan 2009), gambarkan diagram aliran kas pada rekening deposito tersebut serta tentukan nilai deposito tersebut pada akhir Tahun 2010. Asumsikan tingkat suku bunga deposito 8% per tahun. 4-13. Apabila investor pada Soal 4-12 mendepositokan 50% dari dividen yang
diterima setiap tahun, hitung nilai deposito tersebut pada akhir Tahun 2010. Asumsikan tingkat suku bunga deposito 8% per tahun. 4-14. Tentukan nilai tahunan seragam (uniform annual value) dari dividen yang
diperoleh oleh investor pada Soal 4-12. 4-15. Untuk mendapatkan handphone yang sangat diinginkan, seorang mahasiswa
menabung secara
rutin
155
(24 bulan) sehingga pada akhir bulan ke-24 jumlah uang dalam tabungannya mencapai minimal Rp 7 juta. Tentukan jumlah minimum yang harus ditabung setiap bulan apabila tingkat suku bunga tabungan tersebut sebesar 0,5% per bulan. 4-16. Seorang ayah mendepositokan sejumlah uang tepat pada hari anaknya lahir. Sang ayah tersebut menginginkan agar nilai deposito tersebut mencapai Rp 75 juta saat anaknya mencapai umur 18 tahun dan masuk ke universitas pada tahun tersebut. Hitung jumlah uang yang harus didepositokan apabila tingkat suku bunga deposito sebesar 8% per tahun. 4-17. Apabila sang ayah pada Soal 4-16 menginginkan menarik uang dari rekening depositonya masing-masing sebesar Rp 25 juta pada saat anaknya genap
berusia 18, 19, 20, 21, dan 22 tahun, tentukan jumlah uang yang harus dideposito pada saat anak tersebut lahir. Asumsikan tingkat suku bunga
deposito sebesar 8% per tahun. 4-18. Pemilik sebuah industri kecil mendepositokan keuntungan usahanya pada
Tahun 1995 sebesar Rp 25 juta, tahun 1996 sebesar Rp 40 juta, dan tahun 1999 sebesar Rp 50 juta. Gambarkan diagram aliran kas dan hitung total nilai deposito tersebut pada akhir tahun 2011 apabila tingkat suku bunga deposito sebesar 10% per tahun. 4-19. Seorang pemegang hak konsesi pertambangan batubara di Kalimantan Timur ingin menyewakan hak konsesinya ke sebuah perusahaan pertambangan untuk jangka waktu 20 tahun. Perusahaan yang ingin menyewa hak konsesi tersebut menawarkan pembayaran sebesar Rp 2 milyar setiap tahun selama 20 tahun. Akan tetapi, pemegang sewa hak pada konsesi saat menginginkan pembayaran kontrak (awal kontan tahun
keseluruhan
biaya
penandatanganan
pertama atau akhir tahun ke nol). Tentukan nilai pembayaran secara kontan yang harus diajukan oleh perusahaan penyewa nilai ekuivalen yang akan dibayar apabila agar nilainya metode tidak melebihi dilakukan
pembayaran
dengan cara penyicilan. Asumsikan tingkat suku bunga sebesar 10% per tahun. 4-20. Sebuah bank menawarkan kredit usaha sebesar Rp 500 juta. Kredit tersebut harus dikembalikan dengan cara menyicil selama tiga tahun (36 bulan) dengan tenggat pembayaran cicilan selama 24 bulan (pembayaran cicilan dimulai pada bulan ke-25 setelah akad kredit dilakukan). Hitung besarnya cicilan seragam
156 yang harus dibayar setiap bulan apabila bank tersebut memberlakukan bunga majemuk sebesar 1,5 persen per bulan. PETUNJUK: Nilai sekarang dari
keseluruhan cicilan harus sama dengan nilai kredit yang ditawarkan. 4-21. Rekaman tahun pengeluaran (pembiayaan) sebuah bengkel otomotif selama sepuluh untuk
terakhir
memperlihatkan
data
sebagai
berikut:
Pengeluaran
overhead cost, spareparts, gaji pegawai, dan pajak sebesar Rp 1,2 milyar per tahun, biaya overhaul mesin-mesin perbengkelan pada tahun keempat sebesar Rp 200 juta, dan biaya pembelian dan instalasi mesin diagnostik pada tahun ketujuh sebesar Rp 540 juta. Gambarkan diagram aliran kas untuk pembiayaan bengkel (uniform selama tersebut annual periode serta benefit) tersebut. hitung agar pendapatan bengkel minimal rata-rata cash setiap flow tahun positif setiap
tersebut
memiliki
PETUNJUK:
pendapatan
minimal
rata-rata
tahun (uniform annual benefit) harus lebih besar dari nilai ekuivalen biaya ratarata per tahun (equivalent uniform annual cost). 4-22. Upaya pengembangan teknologi yang dilakukan oleh DTM Industries telah
berhasil meningkatkan keuntungan bersih perusahaan seperti terlihat pada table di bawah. Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Keuntungan (Juta rupiah) 125 125 125 175 225 275 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Keuntungan (Juta rupiah) 325 375 425 475 525 575
Apabila tingkat suku bunga ditetapkan sebesar 12% per tahun, hitung nilai ekuivalen dari total keuntungan selama periode tahun 2000 hingga 2011 pada titik waktu sebagai berikut: a) b) c) Awal tahun 2000 (present value, P) Akhir tahun 2011 (future value, F) Setiap tahun (uniform annual value, A)
4-23. Apabila tingkat suku bunga pada tahun 2000 sampai 2005 sebesar 16% dan pada tahun 2007 sampai 2011 sebesar 8%, dengan menggunakan data pada
157
Soal 4-22, hitung nilai ekuivalen dari total keuntungan selama periode tahun 2000 hingga 2011 pada titik waktu sebagai berikut: a) b) c) Awal tahun 2000 (present value, P) Akhir tahun 2011 (future value, F) Setiap tahun (uniform annual value, A)
4-24. Biaya operasional DTM Industries selama periode 2000 2011 terlihat sebagaibe rikut: Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Biaya Operasional (Juta rupiah) 925 900 800 700 600 500 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Biaya Operasional (Juta rupiah) 500 575 650 725 800 875
Apabila tingkat suku bunga 12% per tahun, hitung nilai ekuivalen dari total biaya operasional selama periode 20002011 pada titik waktu sebagai berikut: a) b) c) Awal tahun 2000 (present value, P) Akhir tahun 2011 (future value, F) Setiap tahun (uniform annual value, A)
4-25. Apabila tingkat suku bunga pada tahun 2000 sampai 2004 sebesar 12%, tahun 2005 dan 2006 sebesar 10%, tahun 2007 sampai 2009 sebesar 8%, dan tahun 2010 dan 2011 sebesar 10%, dengan menggunakan data pada Soal 4-24, hitung nilai ekuivalen dari total biaya operasional selama periode 2000 2011 pada titik waktu sebagai berikut: a) b) c) 4-26. Pada Awal tahun 2000 (present value, P) Akhir tahun 2011 (future value, F) Setiap tahun (uniform annual value, A) Tahun 2000, Phinisi Chocolate Industry membeli seperangkat mesin
untuk mengolah biji kakao menjadi permen coklat. Total harga mesin-mesin tersebut Rp 7,5 milyar dan biaya operasionalnya sebesar Rp 75 juta per tahun pada lima tahun pertama dan setelah itu meningkat sebesar Rp 25 juta setiap tahun hingga umur ekonomisnya habis pada akhir tahun ke-15. Gambarkan
158
diagram aliran kas untuk pembiayaan mesin-mesin tersebut dan hitung nilai ekuivalen pada awal Tahun 2000 dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan. 4-27. Seorang pengusaha menginvestasikan Rp 5 milyar pada tahun 2002 pada
sebuah pabrik yang mengolah kelapa sawit menjadi CPO (crude palm oil). Pabrik tersebut mulai berproduksi pada tahun 2003 dan keuntungan bersih yang diperoleh pada tahun tersebut sebesar Rp 600 juta. Apabila tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun dan keuntungan bersih pabrik tersebut mengalami
peningkatan sebesar 20% per tahun dari tahun 2003 hingga 2011, hitung nilai ekuivalen dari keuntungan bersih yang diperoleh selama periode tersebut pada titik waktu sebagai berikut: a) Awal tahun 2003 (present value, P) b) Akhir tahun 2011 (future value, F) c) Setiap tahun (uniform annual value, A) 4-28. Sun Shine Manufacturing penjualan yang (SSM) relatif yang stagnan memproduksi (tidak berubah) sepatu dari olah tahun raga 1996
mengalami
sampai tahun 2000. Selama periode tersebut, nilai penjualan yang diperoleh sebesar Rp 8 milyar per tahun. Sejak tahun 2001, SSM berhasil
memperkenalkan produk-produk baru dan menerapkan strategi pemasaran yang lebih efektif sehingga nilai penjualan meningkat sebesar 25% per tahun. Pada tingkat suku bunga 14% per tahun, hitung nilai ekuivalen dari nilai penjualan yang diperoleh dari tahun 1996 sampai tahun 2010 pada titik waktu sebagai berikut: a) Awal tahun 1996 (present value, P) b) Akhir tahun 2010 (future value, F) c) Setiap tahun (uniform annual value, A) 4-29. DTM Industries membeli mesin-mesin baru pada tahun 2000 seharga Rp 15 milyar dan biaya operasional mesin-mesin tersebut pada Tahun 2000 sebesar Rp 350 juta. Pengalaman menunjukkan bahwa total biaya operasional mesinmesin tersebut cenderung meningkat sebesar 5% per tahun hingga tahun 2011.
Pada awal tahun 2012, mesin tersebut dijual dengan harga Rp 2,7 milyar. Tentukan keuntungan bersih minimal yang harus diperoleh setiap tahun agar operasional mesin-mesin tersebut menguntungkan. Asumsikan tingkat suku
160
LAMPIRAN A
Tabel Faktor Bunga Untuk Pembayaran Tunggal (Single Payment) dan Pembayaran Seragam Setiap Periode (Uniform Payment Series).
Nilai-nilai faktor dalam tabel faktor bunga dihitung dengan menggunakan persamaan pada dibawah.
161
Lampiran A-1. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 0,25%.
162
Lampiran A-2. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 0,5%.
163
Lampiran A-3. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 0,667%.
164 Lampiran A-4. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 0,75%.
165
Lampiran A-5. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 0,833%.
166
Lampiran A-6. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 1%.
167
Lampiran A-7. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 1.25%.
168
Lampiran A-8. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 1.5%.
169
Lampiran A-9. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 1.75%.
170
Lampiran A-10. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 2%.
170
Lampiran A-11. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 2.5%.
171
Lampiran A-12. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 3%.
172
Lampiran A-13. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 3.5%.
173
Lampiran A-14. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 4%.
174
Lampiran A-15. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 4.5%.
175
Lampiran A-16. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 5%.
176
Lampiran A-17. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 6%.
177
Lampiran A-18. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 7%.
178
Lampiran A-19. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 8%.
179
Lampiran A-20. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 9%.
180
Lampiran A-21. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 10%.
181
Lampiran A-22. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 12%.
182
Lampiran A-23. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 14%.
183
Lampiran A-24. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 15%.
184 Lampiran A-25. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 16%.
185
Lampiran A-26. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 18%.
186 Lampiran A-27. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 20%.
187
Lampiran A-28. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 25%.
188
Lampiran A-29. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 30%.
189
Lampiran A-30. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 35%.
190
Lampiran A-31. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 40%.
191
Lampiran A-32. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 45%.
192
Lampiran A-33. Nilai Faktor Bunga pada tingkat suku bunga (i) 50%.
194
LAMPIRAN B
Tabel Faktor Bunga untuk Arithmatic Gradient.
Nilai-nilai faktor dalam tabel faktor bunga pada Lampiran B dihitung dengan menggunakan persamaan pada dibawah.
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206