Anda di halaman 1dari 28

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian

1. Tujuan Percobaan
a. Mampu mengetahui penggunaan alat ukur dasar
b. Mampu melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur dasar dengan baik
dan benar
c. Mampu menyampaikan hasil pengukuran dengan memperhatikan angka penting
dan ketidakpastian

2. Alat dan Bahan


a. Mistar 6. Amperemeter
b. Jangka sorong 7. Benda yang diukur
c. Mikrometer sekrup 8. Resistor
d. Neraca ohaus
e. Sumber tegangan (baterai)
f. Voltmeter 10. Kabel penghubung

3. Dasar Teori

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran standar.


Misalnya untuk mengukur panjang meja, kita membandingkan panjang meja dengan
besaran standar, yaitu satu meter pada meteran gulung. Cara melaporkan data hasil
pengukuran adalah:
(𝑥±Δ𝑥) 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
Misal hasil pengukuran panjang meja adalah (1,2±0,3) 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟. Cara penulisan diatas
memberitahu kita bahwa nilai yang terukur adalah 1,2 𝑚 dengan ketidakpastian 0,3 𝑚.
Sehingga penulisan 𝑥±Δ𝑥 berarti:
a) Dugaan terbaik hasil pengukuran adalah 𝑥.
b) Namun nilai tepatnya (eksak) tidak diketahui.
c) Nilai tepatnya berada diantara rentang 𝑥−Δ𝑥 dan 𝑥+Δ𝑥
Jika pengukuran hanya dilakukan satu kali, maka ketidakpastian ditetapkan sebagai
setengah dari nilai skala terkecil alat ukur tersebut.

III.1. Analisis ketidakpastian pengukuran berulang

Pengukuran yang hanya dilakukan satu kali berpeluang menimbulkan kesalahan yang
cukup besar, sehingga dilakukan pengukuran berulang, sebanyak 𝑛, dan nilai yang
dilaporkan adalah nilai rata-rata, 〈𝑥〉:
∑𝑛 𝑥𝑛
〈𝑥〉 = 𝑖=1
𝑛
Kesalahan dari nilai rata-rata terhadap nilai sebenarnya dinyatakan oleh standar deviasi :
2
∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − (𝑥))2
〈𝜎 〉 =
𝑛
Maka, hasil pengukuran dapat ditulis dengan :
(〈𝑥〉 ± 𝜎) 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛

III.2. Tata aturan penulisan hasil pengukuran


1. Hasil pengukuran selalu dilaporkan dalam format berikut:

Nilai terukur besaran x = xterbaik ± Δx

xterbaik adalah perkiraan terbaik terhadap hasil pengukuran, sementara Δx adalah


besar ketidakpastian. Artinya besaran x dapat memiliki nilai antara x- Δx dan x+
Δx.

2. Tuliskan nilai ketidakpastian (Δx) dengan 1 angka penting, kecuali yang


bernilai 1 (satu). Contoh:
Percepatan gravitasi (g) = 9,82 ± 0,0238 m/s2
dituliskan menjadi g = 9,82 ± 0,02 m/s2.
Kecuali jika ketidakpastian memiliki angka 1 (satu), tetap dituliskan dengan dua angka
penting:
g = 9,82 ± 0,0145 m/s2 dituliskan menjadi
g = 9,82 ± 0,014 m/s2

3. Jumlah desimal nilai terukur disesuaikan dengan jumlah desimal ketidakpastian.


Contoh : Nilai pengukuran 92,81 dengan ketidakpastian 0,3, dituliskan menjadi:

92,8 ± 0,3
Jika ketidakpastian bernilai 3, maka dituliskan menjadi:
93 ± 3
Jika ketidakpastian bernilai 30, maka dituliskan menjadi:
90 ± 30
4. Penulisan orde dan satuan besaran, antara nilai terukur dan ketidakpastiannya, harus
disamakan. Contoh:

Hasil pengukuran muatan = 1,61 × 10-19 Coulomb


Ketidakpastian pengukuran = 5 × 10-21 Coulomb
Ditulis menjadi:
(1,61 ± 0,05) × 10-19 Coulomb

4. Percobaan

IV.1. Mistar

a. Sebelum praktikum, pastikan mistar dalam keadaan bersih dan baik


b. Tempelkan mistar pada benda yang akan diukur panjangnya. Titik nol pada mistar harus
tepat dengan ujung awal benda yang akan diukur
c. Nilai ukur benda ditunjukkan oleh garis pada skala mistar yang bertepatan dengan ujung
akhir panjang benda. Catat hasil pengukuran pada tabel
d. Ulangi langkah b dan c sebanyak 5 kali
e. Setelah praktikum, pastikan mistar dalam keadaan bersih dan baik.

IV.2. Jangka sorong

IV.2.1. Panjang
a. Sebelum praktikum, pastikan rahang tetap bawah dan rahang sorong bawah dalam
keadaan tertutup
b. Putar tombol kunci dan letakkan benda yang akan diukur panjangnya antara rahang tetap
bawah dan rahang sorong bawah
c. Putar tombol kunci agar rahang sorong bawah tidak bergerak
d. Baca skala utama dengan membaca garis sebelum angka nol pada skala nonius. Catat
hasilnya pada tabel
e. Baca skala nonius dengan membaca garis ke berapa dari skala nonius yang paling lurus
dengan garis skala utama. Catat hasilnya pada tabel
f. Ulangi langkah b-e sebanyak 5 kali
g. Setelah selesai praktikum, pastikan keadaan jangka sorong bersih dan dalam keadaan nol
serta terkunci.

IV.2.2. Diameter
a. Sebelum praktikum, pastikan rahang tetap atas dan rahang sorong atas dalam keadaan
tertutup
b. Putar tombol kunci dan letakkan benda yang akan diukur diameternya antara rahang tetap
atas dan rahang sorong atas
c. Putar tombol kunci agar rahang sorong atas tidak bergerak
d. Baca skala utama dengan membaca garis sebelum angka nol pada skala nonius. Catat
hasilnya pada tabel
e. Baca skala nonius dengan membaca garis ke berapa dari skala nonius yang paling lurus
dengan garis skala utama. Catat hasilnya pada tabel
f. Ulangi langkah b-e sebanyak 5 kali
g. Setelah selesai praktikum, pastikan keadaan jangka sorong bersih dan dalam keadaan nol
serta terkunci.

IV.2.3. Kedalaman
a. Sebelum praktikum, pastikan rahang tetap atas dan rahang sorong atas dalam keadaan
tertutup
b. Putar tombol kunci dan letakkan benda yang akan diukur kedalamannya pada tungkai
ukur kedalaman
c. Putar tombol kunci agar tungkai ukur kedalaman tidak bergerak
d. Baca skala utama dengan membaca garis sebelum angka nol pada skala nonius. Catat
hasilnya pada tabel
e. Baca skala nonius dengan membaca garis ke berapa dari skala nonius yang paling lurus
dengan garis skala utama. Catat hasilnya pada tabel
f. Ulangi langkah b-e sebanyak 5 kali
g. Setelah selesai praktikum, pastikan keadaan jangka sorong bersih dan dalam keadaan nol
serta terkunci.

IV.3. Mikrometer sekrup


a. Sebelum praktikum, pastikan poros tetap dan poros geser dalam keadaan tertutup
b. Letakkan dan jepit benda yang akan diukur diantara poros tetap dan poros geser dengan
memutar pemutar hingga terjepit sempurna
c. Baca skala utama yang terdekat dengan tepi skala nonius. Catat hasilnya pada tabel
d. Baca skala nonius dengan membaca garis ke berapa dari skala nonius yang paling lurus
dengan garis horizontal skala utama. Catat hasilnya pada tabel
e. Ulangi langkah b-e sebanyak 5 kali
f. Setelah selesai praktikum, pastikan keadaan mikrometer sekrup bersih dan dalam
keadaan nol

IV.4. Neraca ohaus


a. Sebelum praktikum, pastikan semua skala dalam keadaan nol dan setimbang
b. Letakkan benda yang akan diukur ke atas piringan sebelah kiri
c. Geser ketiga petunjuk ke kanan dimulai hingga setimbang. Catat hasilnya pada tabel
d. Ulangi langkah a-c sebanyak 5 kali
e. Setelah selesai praktikum, pastikan tidak ada beban di atas piringan, bersih, semua skala
dalam keadaan nol dan setimbang

IV.5. Voltmeter
a. Pasang peralatan seperti gambar 1.4, dimana voltmeter dipasang secara paralel.
b. Catat maksimal kutub positif yang dipakai di tabel
c. Jika skala menunjukkan angka negatif, maka kutub terpasang terbalik
d. Catat nilai tegangan kapasitor yang ditunjukkan skala pada tabel
e. Ulangi langkah a dan c sebanyak 5 kali
f. Setelah selesai praktikum, kembalikan peralatan seperti semula

IV.6. Amperemeter
a. Pasang peralatan seperti gambar 1.5, dimana voltmeter dipasang secara paralel dan kutub
positif yang dipakai 3A.
b. Jika skala menunjukkan angka negatif, maka kutub terpasang terbalik
c. Catat nilai yang ditunjukkan skala pada tabel
d. Ulangi langkah a dan b sebanyak 5 kali
e. Setelah selesai praktikum, kembalikan peralatan seperti semula

Mistar
Ketelitian mistar = ______________ mm = _____________ m

Tabel 4.1 Panjang benda menggunakan mistar


No. Skala(x) x(m)
Jangka Sorong
Ketelitian jangka sorong = ______________ mm = _____________ m

Tabel 4.2 Panjang benda menggunakan jangka sorong


No. Skala Utama (x) Skala Nonius (Δx) 𝐿 = 𝑥 + (𝛥𝑥(0.05)) L (m)
1
2
3
4
5

Tabel 4.3 Diameter benda menggunakan jangka sorong


No. Skala Utama (x) Skala Nonius (Δx) 𝐿 = 𝑥 + (𝛥𝑥(0.05)) d (m)
1
2
3
4
5

Tabel 4.4 Kedalaman benda menggunakan jangka sorong


No. Skala Utama (x) Skala Nonius (Δx) 𝐿 = 𝑥 + (𝛥𝑥(0.05)) h (m)
1
2
3
4
5

Mikrometer Sekrup
Ketelitian mikrometer sekrup = ______________ mm = _____________ m

Tabel 4.5 Tebal benda menggunakan mikrometer sekrup


No. Skala Utama (x) Skala Nonius (Δx) 𝐿 = 𝑥 + (𝛥𝑥(0.05)) y (m)
1
2
3
4
5

Neraca Ohaus
Sensitivitas = ______________ gram
Bentuk benda = _______________
Tabel 4.6 Massa benda menggunakan neraca ohaus
Skala Skala
Skala Skala
No. Pertama Keempat m = a+b+c+d m (kg)
Kedua (b) Ketiga (c)
(a) (d)

Multimeter

Tabel 4.7 Tegangan kapasitor Tabel 4.8 Arus kapasitor


Tegangan
Arus (I)
No. (V) No.
( )
( )

5. Tugas Pendahuluan

Sebutkan fungsi dari mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca ohaus, voltmeter, dan
amperemeter
Tetapan Pegas
1. Tujuan Percobaan
Mampu mengukur besaran tetapan pegas dan ketidakpastiannya

2. Alat dan Bahan


a. Statip 1 (satu) set
b. Anak timbangan 1 (satu) set
c. Pegas 2 (dua) buah
d. Stopwatch 1 (satu) buah
3. Dasar Teori

III.1. Pegas dalam keadaan setimbang (statis)

Suatu pegas yang ditarik salah satu ujungnya dengan gaya sebesar F akan mengalami
pertambahan panjang sebesar x yang memenuhi persamaan berikut :
𝐹=𝑘∙𝑥
Dimana k adalah tetapan pegas. Persamaan tersebut hanya berlaku apabila nilai x cukup
kecil. Pada pegas yang digantungkan vertikal dan diberi beban, maka gaya yang
menarik pegas tersebut sama dengan gaya berat dari beban apabila sistem dalam
keadaan setimbang.

III.2. Beban dengan Gerak Harmonik Sederhana (dinamis)

Suatu pegas yang digantung secara vertikal dan diberikan beban akan berada dalam
keadaan setimbang dengan simpangan sejauh x dibandingkan tanpa pembebanan.
Apabila beban tersebut diberikan simpangan lagi sejauh Δy kemudian dilepaskan, maka
beban tersebut akan mengalami Gerak Harmonik Sederhana. Setiap partikel yang
mengalami gerak harmonik sederhana (getaran selaras) dan berlaku persamaan berikut:
𝑘
𝜔= √
𝑚
Dengan ω adalah frekuensi getaran dan m massa beban.

4. Prosedur Percobaan
1. Cara statis
a. Gantungkan beban pada pegas sehingga menunjukkan skala nol
b. Tambahkan beban yang ada satu persatu dan catat massa beban dan kedudukan
ember untuk setiap penambahan beban
c. Keluarkan beban satu persatu dan catat massa beban dan kedudukan ember untuk
setiap pengurangan beban.
d. Lakukan langkah sepertipon a-c untuk pegas yang lain
1. Cara dinamis

a. Gantungkan ember pada pegas, berikalah simpangan pada ember lalu lepaskan.
Catat waktu yang diperlukan untuk 15 getaran dan untuk menghitung periode
menggunakan persamaan (4) :

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑇=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛

b. Tambahkan sebuah beban pada ember, lalu catat waktu yang diperlukan untuk 15
getaran. Dan kerjakan langkah ini dengan menambahka beban. Usahakan langkah pada
poin a-b dengan memberi simpangan yang sama.
c. Lakukan langkah a-b untuk pegas yang lain.

Perhitungan
Tabel 4.1 Data Masa Beban
Massa (Kg)
𝑀0
𝑀1
𝑀2
𝑀3
𝑀4

Tabel 4.2 Data Penambahan Massa Cara Statis


Pengulangan Massa Beban 𝑦0 y

Tabel 4.3 Data Percobaan Penambahan Massa Simpangan ... cm secara Dinamis
Pengulangan Massa Beban n t
𝑘
𝜔= √
𝑚

2𝜋 𝑘
= √
𝑇 𝑚
4𝜋 2 𝑘
2
=
𝑇 𝑚
4𝜋 2
𝑘= 2 𝑚
𝑇
4𝜋 2
𝑘= 𝑡 𝑚
(𝑛 )2

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Penambahan Massa Cara Statis


Pengulangan Massa 𝑦0 y K
Beban

𝐹 = 𝑘 ∆𝑦
𝐹
𝑘=
∆𝑦
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑦
𝑚𝑔
𝑘=
𝑦 − 𝑦0

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Percobaan Penambahan Massa Simpangan ... cm secara
Dinamis
Pengulangan Massa Beban T k

Rata-rata konstanta pegas

5. Tugas Pendahuluan
1. Buktikan persamaan (1) dan (2) !
2. Turunkan persamaan pegas gabungan bila terdapat 2 pegas dihubungkan seri parallel !
3. Apa yang dimaksud dengan getaran selaras ?
Percepatan Gravitasi Bumi
I. 1. Tujuan Percobaan
II. Menentukan nilai percepatan gravitasi bumi menggunakan metode bandul matematis.
III.
2. Alat dan Bahan
a. Bandul matematis
b. Beban setangkup 1 (satu) set
c. Rolmeter 1 (satu) buah
d. Stopwatch 1 (satu) buah

3. Dasar Teori
Sebuah bandul yang disimpangkan dengan sudut cukup kecil terhadap posisi setimbang (θ<10°)
dan kemudian dilepaskan akan berayun dalam mode getaran harmonik sederhana sehingga
berlaku persamaan
2𝜋 𝑔
𝜔= =√
𝑇 𝐿
dengan 𝜔 adalah frekuensi sudut (rad/detik), 𝑇 adalah periode getaran (detik), 𝐿 adalah panjang
tali (meter), dan 𝑔 adalah percepatan gravitasi bumi (m/s2).

4. Prosedur Percobaan :
a. Ikuti pengarahan dari asisten mengenai bagaimana memasang bandul dan bagaimana
memberikan simpangan.
b. Berikan simpangan sebesar 𝜃=10o.
c. Catat waktu tempuh yang dibutuhkan bandul untuk mengalami lima kali getaran (satu
getaran : dari titik awal kembali ke titik awal).
d. Lakukan pengukuran waktu tempuh di atas sebanyak lima kali.
e. Ulangi langkah (b) – (d) sebanyak 3 kali masing-masing dengan panjang bandul yang
berbeda (L1,L2,…,L5).
f. Hasil pengukuran dituliskan dalam tabel berikut:

Perhitungan

Tabel 4.1 Hasil data


No L 𝜃 n t
1

3
𝑡
𝑇=
𝑛
𝑡
𝑇 2 = ( )2
𝑛
4𝜋 2
𝑔= 2 𝑙
𝑇

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan


Pengulangan t T 𝑇2 𝑇̅ 2 M G

5. Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan dan turunkan bagaimana persamaan berikut didapatkan:


4𝜋 2
𝑔=
𝑀
dengan M adalah gradien/kemiringan grafik T2 sebagai fungsi panjang tali L.
𝑔
2. Berdasarkan persamaan 𝜔 = √ 𝐿 :
a. Bagaimana pengaruh panjang kawat terhadap periode (T)?
b. Bagaimana pengaruh massa bandul terhadap periode (T)?

3. Seandainya percobaan ini dilakukan di bulan, apa yang akan terjadi dengan nilai
percepatan gravitasinya dibandingkan dengan nilai percepatan gravitasi hasil percobaan
di bumi? Jelaskan!
Momen Inersia
1. Tujuan Percobaan

a. Memperkenalkan penggunaan Hukum Newton II pada gerak rotasi.

b. Menentukan momen inersia sistem benda berwujud bandul fisis

2. Alat dan Bahan

1. Satu set peralatan bandul fisis :


a. Statif
b. Poros
c. Beban silinder
d. Batang berlubang
e. Pen
f. Baut kupu-kupu
2. Mistar yang digunakan untuk menentukan jarak antar poros ke beban, dan sudut,
3. Stopwatch,
4. Kertas grafik (milimeterblok)
5. Set peralatan bandul fisis

3. Dasar Teori

Pada dasarnya menentukan momen inersia benda berwujud tertentu seperti silinder
pejal, bola dll adalah mudah. Namun untuk benda yang berwujud tak beraturan menjadi
sulit. Dalam hal ini kita gunakan hukum Newton II pada gerak rotasi benda tersebut.
Dalam percobaan kali ini momen inersia diterapkan dalam bandul fisis. Bandul fisis
adalah bandul yang berosilasi secara bebas pada suatu sumbu tertentu dari suatu benda
rigid (kaku) sembarang. Berbeda dengan bandul matematis, pada bandul fisis tidak bisa
mengabaikan bentuk, ukuran dan massa benda. Jika sebuah benda digantungkan pada
suatu poros O, kemudian diberi simpangan θ dan dilepaskan, maka benda itu akan
berosilasi karena adanya torka pulih sebesar –mgh sin θ dengan :

mg : gaya berat,
h sin θ : lengan,
h : jarak antara poros ke pusat massa PM

Jika redaman diabaikan, mka persamaan gerak dari system bandul fisis ini adalah :
𝑑2𝜃
𝐼 2 = −𝑚𝑔ℎ𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑑𝑡
Dengan I : momen inersia benda pejal dihitung terhadap titik poros.

Jika benda itu diberi simpangan kecil θ , maka sin θ ≈ θ , sehingga persamaan gerak
berubah menjadi :

𝑑 2 𝜃 𝑚𝑔ℎ
+ 𝜃=0
𝑑𝑡 2 𝐼

Solusi dari persamaan ini adalah : 𝜃=𝜃0sin𝜔𝑡 , dengan 𝜔=√𝑚𝑔ℎ𝐼 atau perioda osilasi
adalah sebesar :

𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝑚𝑔ℎ

Dengan melakukan percobaab bandul fisis, ada beberapa hal yang bisa didapatkan,
antara lain :

1. Dapat menentukan momen inersia benda


2. Dapat mempelajari dalil sumbu sejajar momen inersia
3. Dapat menentukan momen inersia di pusat massa

Menurut dalil sumbu sejajar, momen inersia benda adalah :

𝐼 = 𝐼𝑝𝑚 + 𝑚ℎ2 , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎𝐼𝑝𝑚 = 𝑚ℎ2 ,

Dengan 𝐼𝑝𝑚 : momen inersia terhadap pusat massa, 𝐼𝑝𝑚= 1/12𝑚𝑙2 untuk batang
homogen

k : jari-jari girasi terhadap titik pusat massa.

Catatan
a. Pastikan bahwa alat yang anda terima merupakan peralatan bandul fisis secara
komplit. Jika menemukan ada kekurangan, segera beritahu ke asisten Anda
b. Dalam melakukan percobaan ini, anda harus cernat dalam menempatkan dudukan
bandul fisis dan porosnya. Perhatikan bandul fisis saat berayun harus dengan
redaman yang minimal, yaitu dengan ayunan sebanyak 20 kali. Semua peralatan ini
sudah dicoba kelayakannya, namun jika Anda mendapat alat yang tidak berayun
dengan baik, maka Anda minta ganti ke Asisten Lab, namunAnda tidak diberikan
tambahan waktu.
Bandul Fisis Tanpa Beban
Dalam eksperimen ini anda diminta mengayunkan batang berlubang (ada 17 lubang)
untuk berbagai posisi poros. Batang pada satu poros jika diberi simpangan akan
berosilasi dengan perioda sebesar T = 2π √𝑘2+ ℎ2𝑔ℎ

Jika perioda bandul fisis ekivalen dengan bandul matematis T = 2π √𝑙𝑔 , maka panjang
ekivalen bandul fisis adalah 𝑙=ℎ+ 𝑘2/ℎ. Persamaan ini dapat diganti menjadi persamaan
kuadrat, yaitu :
ℎ2−ℎ𝑙+ 𝑘2=0 (5)
Solusi dari persamaan kuadrat ini memiliki 2 nilai h (yaitu h = ℎ1 dan h = ℎ2) yang
artinya perioda osilasi untuk kedua nilai h bernilai sama.
Dari persamaan kuadrat ditunjukkan bahwa l = ℎ1 + ℎ2 dan ℎ1ℎ2= 𝑘2 . jika titik O’
berjarak ℎ1= 𝑘2ℎ , dar pusat massa, maka akan memiliki perioda osilasi yang sama untuk
titik poros O yang berjarak ℎ1, sehingga jarak OO’ merupakan panjang ekivalen bandul
matematis (l). momen inersia bandul di titik pusat massa dapata dicari 𝐼𝑝𝑚= 𝑚𝑘2 dan
percepatan gravitasi juga dapat dicari, g = 4𝜋2𝑙/𝑇.

Catatan
Dengan menganggap batang adalah homogen, maka letak titik pusat massa berada di
tengah- tengah batang. Jika poros bandul berada di pusat massa, maka perioda osilasi =
∞, untuk itu disarankan jangan melakukan eksperimen di sekitar pusat massa.

Bandul Fisis Dengan Beban


Pada dasarnya eksperimen ini sama dengan ekperimen sebelumnya (I), hanya cara
perhitungannya saja yang diubah. Sama seperti pada eksperimen sebelumnya, anda
diminta mengayunkan batang berlubang yang telah diberi tambahan beban pada satu
lubang (lubang terluar). Perioda osilasinya tetap menggunakan persamaan yang sama,
yaitu:
𝐼
𝑇 = 2𝜋√
(𝑚 + 𝑀)𝑔ℎ
Hanya saja letak titik pusat massa berubah, menjadi:
1
𝑚𝑥 2 𝑙 + 𝑚𝑎
𝑋𝑝𝑚 =
𝑚+𝑀
dengan a : jarak ujung batang ke pusat massa beban tambahan,
M: massa beban tambahan.
Dengan mengukur perioda pada dua titik poros berbeda dapat dicari percepatan gravitasi
g, yaitu ,
4𝜋 2 (ℎ12 −ℎ22 )
𝑔 = , dengan 𝑇1 dan 𝑇2 adalah perioda osilasi pada banduk fisis dengan
𝑇12 ℎ1 −𝑇22 ℎ2
masing-masing jarak ℎ1 dan ℎ2 dari pusat massa.

5. Prosedur Percobaan
1. Bandul Fisis Tanpa Beban
Aturlah peralatan bandul fisis agar kokoh/stabil, jaga letak statif (Berpindah) agar tidak
terjadi osilasi tambahan.

1.1. Catat massa batang dan jarak lubang dari salah satu ujung batang. Namakan
masing-masing lubang itu di titik A, B, C, … .
1.2. Pasangkan lubang terluar (titik A) dari batang pada poros. Perhatikan cara
menghubungkan poros dengan batang yaitu dengan memutar bautnya dan masukkan pen
ke lubang drat poros
1.3. Rentangkan batang dengan sudut simpangan kecil (usahakan tidak lebih dari 30o)
dan lepaskan batang tersebut. Biarkan batang berosilasi.
1.4. Setelah berosilasi cukup stabil, lalu lakukan pencatatan waktu untuk 20 kali osilasi
(ayunan) dan hitung perioda osilasinya (T ).
1.5. Ulangi pengukuran perioda untuk titik lainnya (jarak d yang berbeda) dan catat
hasil pengukuran anda dalam format tabel yang tersedia.
1.6. Buat plot kurva perioda terhadap jarak. Buatlah plot itu secara smooth (mulus,
tidak patah-patah).
1.7. Tentukan perioda minimum, yaitu pada saat h = k = jari-jari girasi. Selanjutnya
tentukan jarak antar perioda minimum, jari-jari girasi dan momen inersia pada pusat massa.

1.8. Dari plot kurva ini, tentukan panjang ekivalen bandul matematis dari sistem ini.
Jelaskan cara anda menentukan panjang ekivalen tsb (untuk satu perioda yang sama
terdapat dua nilai), kecuali untuk perioda yang minimum.
1.9. Buat tabel perioda (format tabel tersedia) terhadap panjang ekivalen l (minimum 7
nilai yang berbeda) dan perhitungan percepatan gravitasi (berikut error-nya)
1.10. Selanjutnya tentukan percepatan gravitasi dengan metoda ini.
2. Bandul Fisis Dengan Beban
2.1. Catat massa batang dan massa beban tambahan.
2.2. Pasang beban pada batang di lubang terjauh (titik Q), dan tentukan titik pusat
massa sistem.
2.3. Pasangkan lubang terluar (titik A) dari batang pada as poros dan ukur jarak dari
poros ke titik pusat massa ( h ). Simpangkan bandul itu (kurang dari 30o) dan catat waktu
yang diperlukan untuk 20 kali osilasi. Hitung momen inersia sistem ( I ), dan momen
inersia pusat massa ( I pm ).
2.4. Ulangi langkah II.3 untuk lubang lainnya dan hitung percepatan gravitasi. Catat
hasil pengukuran dan perhitungan pada format tabel yang tersedia.
2.5. Hitung momen inersia pusat massa dan percepatan gravitasi (berikut error-nya)
Perhitungan

Tabel 4.1 Hasil Data Percobaan Tanpa Beban

Pengulangan Poros Simpangan n T

Tabel 4.2 Hasil Data Percobaan dengan Beban

Pengulangan Poros Simpangan n T

1
I teori tanpa beban = 12 𝑚1 (𝑎2 + 𝑏 2 ) + 𝑚1 𝑑 2

𝑚1 𝑔𝑑𝑇 2
I percobaan tanpa beban = 4𝜋 2

1 1
I teori dengan beban = 12 𝑚1 (𝑎2 + 𝑏 2 ) + 2 𝑚2 𝑟 2 (𝑚1 + 𝑚2 )𝑑2

(𝑚1 +𝑚2 )𝑔𝑑𝑇 2


I percobaan dengan beban = 4𝜋 2

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Tanpa Beban

Pengulangan Poros Simpangan n t T d I I


Teori Percobaan
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Dengan Beban

Pengulangan Poros Simpangan n t T d I I


Teori Percobaan

5. Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan Pengertian Momen Inersia!


2. Sebutkan Rumus Moment Inersia Benda Pejal!
3. Apa hubungan Hukum Newton II dengan Momen Inersia!
4. Apa yang dimaksud Dalil Sumbu Sejajar!
Gerak Jatuh Bebas
1. Tujuan Percobaan

Menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi di suatu tempat

2. Alat dan Bahan

1. Stop clock (timer) 1 buah


2. Bola besi (gotri) 2 buah
3. Kelereng 2 buah
4. Karet Penghapus 1 buah
3. Dasar Teori :
Apabila sebuah benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu maka benda tersebut akan
mengalami percepatan sebesar : a = g dimana (g) adalah percepatan gravitasi bumi di
tempat tersebut. Jika benda dijatuhkan tanpa kecepatan awal, maka jarak yang ditempuh
(S) :
1
𝑆 = 𝑔𝑡 2
2
dengan mengetahui jarak yang ditempuh (S) serta waktunya (t), maka harga (g) akan kita
dapatkan.
4. Prosedur Percobaan

1. Tentukan jarak h, untuk mengatur variasi ketinggian.

2. Jatuhkan benda uji dan catat waktu yang terbaca pada stop-clock.

3. Lakukan langkah 1-2 untuk ketinggian dan bola yang lain.

Perhitungan

Tabel 4.1 Hasil data pada ........ dengan ketinggian ....cm

Pengulangan T

2ℎ
𝑔=
𝑡2
Tabel 4.2 Perhitungan pada ... dengan ketinggian .... cm

Pengulangan T g

Rata-rata percepatan gravitasi (𝑔̅ )

5. Tugas Pendahuluan :

1. Buktikan bahwa untuk benda jatuh bebas dipenuhi persamaan S = ½ gt2.

2. Bagaimana kecepatan jatuh bola bila massa bola berlainan sedangkan selang waktu
jatuh sama.

3. Sebutkan hal-hal yang mempengaruhi percepatan gravitasi.


Viskositas Zat Cair
1. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui pengaruh viskositas terhadap gerak bola dalam cairan.

2. Mengetahui nilai viskositas dengan kecepatan bola dalam cairan.

2. Alat dan Bahan

1. Tabung stokes beserta zat cair


2. Mistar
3. Mikrometer skrup
4. Gelas ukur
5. Timbangan
6. Bola pejal
7. Stopwatch
8. Karet gelang
3. Dasar Teori

Bila sebuah benda yang bergerak di dalam zat cair akan mengalami gesekan. Gaya gesekan
pada permukaan benda dengan zat cair dipengaruhi oleh kekentalan zat cair tersebut. Gaya
gesekan dalam zat cair dapat diketahui dari kecepatan benda dalam zat cair tersebut.
Menurut hukum stokes, gaya gesekan yang dialami permukaan bola yang bergerak dalam
zat cair yang kental diformulasikan sebagai berikut: 𝑓𝑠=−6𝜋𝜂𝑟𝑣

Di mana

𝑓𝑠 = gaya gesek zat cair (kg ms-2)

𝜂 = viskositas (Nm-2 s)

𝑟 = jari-jari bola (m)

𝑣 = kecepatan konstan bola (m3)

Pada saat bola tenggelam dalam suatu cairan maka bola tidak hanya mengalami gaya
gesekan, namun juga mengalami gaya ke atas (𝐹𝑎) dan gaya berat (W).

Sehingga hubungan ketiga gaya tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:

Σ = −W + Fa + fs
Apabila total gaya yang bekerja pada bola adalah nol, maka bola dalam cairan bergerak
dengan kecepatan konstan (gerak lurus beraturan). Besar kecepatan bola saat total gaya
bernilai nol dapat ditentukan dengan persamaan berikut :

2𝑔𝑟 2 (𝑝 − 𝑝𝑜 )
𝑣=
9𝜂

Keterangan :

v = kecepatan bola (ms-1 )

g = percepatan gravitasi (ms-2 )

𝜌 = massa jenis bola (kgm-3 )

𝜌𝑜 = massa jenis zat cair

4. Prodesur Percobaan

Pilih salah satu bola pejal yang akan digunakan, ukur dan catat diameter bola dengan
mikrometer skrup, lakukan pengulangan dengan posisi yang berbeda sebanyak 5 kali.
Timbang massa bola pejal yang akan digunakan dalam percobaan dan catat data hasil
pengukuran massa.

Ukur volume bola menggunakan gelas ukur yang telah diisi dengan air. Catat perubahan
volume air setelah bola dimasukkan ke dalam gelas ukur.

Masukkan bola ke dalam tabung yang berisi oli. Perhatikan saat bola mulai bergerak
dengan kecepatan konstan. Beri tanda saat bola pertama kali mulai bergerak konstan
dengan gelang karet. Pasang gelang karet kedua dengan jarak h yang diinginkan di bawah
karet pertama. Ambil bola dengan saringan. Masukkan bola kedalam tabung, pada saat
bola melewati gelang karet pertama nyalakan stopwatch, hitung waktu yang dibutuhkan
bola untuk sampai di gelang karet kedua. Ulangi langkah ini untuk sembilan jarak h yang
berbeda dengan ∆h = 10 cm.

Perhitungan

Tabel 4.1 Hasil Data Percobaan .... pada .....

Bola ke- Massa Diameter Pengulangan Jarak Waktu


𝑠
𝑣=
𝑡
𝑚
𝑝𝑏 =
𝑣
𝑓𝑎 = 𝑊 − 𝑓𝑠

4𝜋 4𝜋 3
𝑝𝑏 𝑔 = 𝑝𝑓 𝑟 + 6𝜋𝑟𝜂𝑣
3 3
Tabel 4.2 Hasil Data Perhitungan .... pada .....

Bola ke- Massa Diameter Pengulangan Jarak Waktu Viskositas

5. Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan viskositas zat cair

2. Jelaskan manfaat viskositas dalam kehidupan

3. Turunkan persamaan 1 hingga persamaan 2 di dapatkan


Gaya Archimedes

1. TUJUAN

1. Memahami hukum Archimedes melalui kajian eksperimental

2. Memahami perbedaan prinsip terapung, melayang dan tenggelam

3. Menentukan massa jenis benda

2. ALAT DAN BAHAN

1. Neraca Pegas
2. Gelas Ukur
3. Berbagai macam beban
4. Air
5. Benang
3. Dasar Teori

Hukum Archimedes

Hukum Archimedes: Setiap benda yang berada di dalam suatu fluida, maka benda itu akan
mengalami gaya ke atas (yang disebut gaya apung) seberat zat cair yang dipindahkan.
Dalam persamaan:

FA = Wb

Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara
karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki
berat yang sesungguhnya.

Dalam Persamaan:

Wb = mb.g

Ketika dalam air, dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan:

Wdf = Wb – FA

Keterangan:

Wdf: berat dalam fluida, dikatakan juga berat semu (N)


Wb: berat benda sesungguhnnya, atau berat di udara (N)

FA: gaya angkat ke atas (N).

Gaya angkat ke atas ini yang disebut juga gaya apung.

Defenisi I gaya apung

Gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih gaya hidrostatik yang di
kerjakan fluida antara permukaan bawah dengan permukaan atas.

Defenisi II gaya apung

Selisih berat benda di udara dengan berat benda di fluida yang memiliki gaya apung
tersebut. Dapat dilihat bahwa besarnya gaya ke atas yang dialami benda di dalam fluida
bergantung pada massa jenis fluida, volume fluida yang dipindahkan, dan percepatan
gravitasi Bumi.

a. Terapung

Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan terapung jika massa jenis benda lebih kecil
daripada massa jenis fluida (ρb < ρf).

b. Melayang

Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan melayang jika massa jenis benda sama dengan
massa jenis fluida (ρb= ρf).

c. Tenggelam

Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar
daripada massa jenis fluida (ρb > ρf).

4. Prosedur Percobaan

1.Ikat beban dengan benang

2.Timbang batu dengan neraca pegas

3.Masukkan batu ke dalam gelas yang berisi air

4.Perhatikan perubahan dalam neraca pegas

5.Hitung perubahan volume air


Perhitungan

Tabel 4.1 Hasil Data dari percobaan dengan kayu

Pengulangan mudara mair vawal vakhir Δ𝑉 𝑉𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎

Tabel 4.2 Hasil Data dari percobaan dengan besi

Pengulangan mudara mair vawal vakhir Δ𝑉 𝑉𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎

𝑚
𝑝=
𝑣
Tabel 4.3 Hasil Data dari perhitungan dengan kayu

Pengulangan m vawal vakhir Δ𝑉 𝑉𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 PkTeori PkPercobaan

Tabel 4.4 Hasil Data dari percobaan dengan besi

Pengulangan m vawal vakhir Δ𝑉 𝑉𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 PkTeori PkPercobaan


5. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan perbedaan terapung, melayang dan tenggelam
2. Sebutkan contoh untuk soal nomer 1
3. Mengapa sebuah kapal laut bisa terapung
4. Sebutkan hal apa saja yang menentukan sebuah benda terapung, melayang dan
tenggelam

Anda mungkin juga menyukai