Anda di halaman 1dari 24

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1.

Definisi Air Bersih


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan

menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih
adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan airminum. Adapun
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segikualitas air yang meliputi
kualitas fisik,

kimia, biologi dan radiologis, sehinggaapabila dikonsumsi tidak

menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990.

2.2.

Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih


Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat

utama.Persyarakat tersebut meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan


persyaratan kontinuitas.

2.2.1. Persyaratan Kualitatif.


Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air
bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan
biologis dan persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan Permenkes

9
Universitas Sumatera Utara

10

No.416/Menkes/PER/IX/1990dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah


sebagai berikut:
1. Syarat-syarat fisik.
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain
itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang
lebih 25oC, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan
adalah 25oC 3oC.
2. Syarat-syaratKimia.
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH,
total solid, zat organik, CO2agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe),
mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F),
serta logam berat.
3. Syarat-syaratbakteriologis danmikrobiologis.
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang
mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan
tidak adanya bakteri E. coli atau Fecal coli dalam air.
4. Syarat-syarat Radiologis.
Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh
mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung
radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

Universitas Sumatera Utara

11

2.2.2. Persyaratan Kuantitatif (Debit).


Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang
akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih
yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih.

2.2.3. Persyaratan Kontinuitas.


Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi
debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan.
Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau
setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisiideal tersebut
hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk
menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara
pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air.Prioritas pemakaian
air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan,
yaitu pada pukul 06.00 18.00 WIB.
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek.Pertama adalah
kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan
dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada
waktu yang tidak ditentukan.Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas
energi yang siap setiap saat.

Universitas Sumatera Utara

12

Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran


tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,61,2 m/dt. Ukuran pipa harus
tidak melebihi dimensi

yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus

tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau
ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan
agar kuantitas aliran terpenuhi.

2.3.

Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih

2.3.1. Sistem Distribusi Air Bersih.


Menurut Damanhuri, E., (1989) sistem distribusi adalah sistem yang langsung
berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air
yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan.Sistem ini meliputi unsur
sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem
pemompaan, dan reservoir distribusi.
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa
yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menujupemukiman,
perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini
adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoirdistribusi), yang
digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk
menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah
tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas

Universitas Sumatera Utara

13

pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi
pengolahan.
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor
kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang
didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu.
Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem menurut Kamala,
K. R., (1999), adalah sebagai berikut:
a. Continuous system.
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus
menerus selama 24 jam.Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap
saat dapat memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi
pipa manapun. Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan
lebih boros dan bila terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang
hilang akan sangat besar jumlahnya.
b. Intermitten system.
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam
pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat
mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila
terjadi kebocoran maka air untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan
sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena
kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam saja.

Universitas Sumatera Utara

14

Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan juga


sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.

2.3.2. Sistem Pengaliran Air Bersih.


Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan
tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan
dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi
topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada. Menurut Howard, S.P.,
et.al (1985) sistem pengaliran yang dipakai adalah sebagai berikut:
a. Cara Gravitasi.
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air
mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan,
sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap
cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
b. Cara Pemompaan.
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke
konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau
instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan
tekanan yang cukup.

Universitas Sumatera Utara

15

c. Cara Gabungan.
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan
yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi
darurat,misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama
periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam
reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai
cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak,
maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.

2.3.3. Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih.


Martin,D., (2004) mengkategorikan kegiatan perencanaanuntuk sistem
distribusi air bersih/minum pada dua kategori yaitu:
1. Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaansama
sekali atau biasa disebut sebagai Green Area.
2. Perencanaan pada daerah yang sudah ada sistem distribusi sebelumnyadan
sifat perencanaan adalah mengembangkan sistem yang sudah ada.
Secara

umum

perbedaan

langkah-langkah

dalam

perencanaan

dari

keduakategori tersebut adalah pada perencanaannya, dimana sistem sudah


adaperencana

harus

kapasitas,kemudian

mengevaluasi
beranjak

dari

sistem

yang

kapasitas

sudah

ada

yang

ada

terutama

dari

direncanakan

pengembangannya.

Universitas Sumatera Utara

16

Ada dua hal penting yang harus dikaji dalam merancang sistem air
bersihyaitu:
1. Kajian dari sisi kebutuhan air.
2. Kajian dari sisi pasokan air.
Dengan mengkaji kedua hal ini dengan baik maka dapatlah dirancang
sistemdistribusi yang optimal.

2.3.4. Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Bersih di Green Area.


Pada kondisi ini pelayanan air minum dengan perpipaan diasumsikanbelum
ada sehingga perencana mempunyai keleluasaan untuk membentuk jaringanpipa
sesuai dengan kebutuhan air dilapangan.
1. Kajian dari Sisi Kebutuhan Air.
Tahapan mengkaji kebutuhan air meliputi:
a. Kajian terhadap peta.
b. Pembuatan zone pelayanan.
c. Perhitungan kebutuhan air zone pelayanan tersebut.
2. Kajian Terhadap Peta.
Kajian terhadap topografi lokasi perencanaan, kajian ini dilakukandengan
menggunakan peta kurang lebih 1:10.000 sampai 1:25.000.Sumber peta dapat
diperoleh di Bakosurtanal sementara sampai tahun2004 baru sebagian dari Indonesia
yang sudah dipetakan dengan skala1:25.000.
Adapun yang harus diamati pada peta ini adalah:

Universitas Sumatera Utara

17

1. Lokasi pemukiman dan daerah.


2. Jalur jalan.
3. Elevasi tanah.
2.4.

Proyeksi Jumlah Penduduk


Menurut Anonimus, (1990), dalam Standar Kriteria Desain Sistem

Penyediaan Air Bersih, proyeksi jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat
diprediksikan berdasarkan laju pertumbuhan penduduk yang direncanakan relatif naik
setiap tahunnya. Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih memberi
rumusan untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk dengan metode Geometrik
yaitu:
Pn = Po ( 1 + r )n ........................................................... (2.1)
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n perencanaan (jiwa).
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa).
r

= Ratio angka pertumbuhan tiap tahun (%).

= Periode tahun perencanaan.

2.5.

Kebutuhan Air Bersih


Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani

penduduk yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan
domestik (rumah tangga) dan non domestik.Target pelayanan harus mengacu pada
Millenium Development Goals (MDGs) Kabupaten Aceh Barat di mana daerah

Universitas Sumatera Utara

18

perkotaan harus sudah terlayani 60% dari jumlah penduduk. Dalam melayani jumlah
cakupan pelayanan penduduk akan air bersih sesuai target, maka direncanakan
kapasitas sistem penyediaan air bersih yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian
air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik.

2.5.1. Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik (Rumah Tangga).


Menurut Anonimus, (1990) menyatakan bahwa kebutuhan domestik
dimaksudkan adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi keperluan rumah
tangga yang dilakukan melalui Sambungan Rumah (SR) dan kebutuhan umum yang
disediakan melalui fasilitas Hidran Umum (HU). Pada Tabel 2.1 dibawah ini
menunjukkan besar debit domestik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
domestik diperhitungkan terhadap beberapa faktor:
a. Jumlah penduduk yang akan dilayani menurut target tahapan perencanaan
sesuai dengan rencana cakupan pelayanan.
b. Tingkat pemakaian air bersih diasumsikan tergantung pada kategori
daerah dan jumlah penduduknya.
Tabel 2.1 Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah Penduduk.
Jumlah Penduduk
Pemakaian Air
No
Katagori
(Jiwa)
(ltr/hari/jiwa)
1.
Metropolitan
>1.000.000
150
2.
Kota Besar
500.000-1.000.000
120
3.
Kota Sedang
100.000-500.000
100
4.
Kota Kecil
25.000-100.000
90
5.
Ibukota Kecamatan
10.000-25.000
60
6.
Pedesaan
<10.000
50
Sumber: Anonimus, 1990.

Universitas Sumatera Utara

19

2.5.2. Kebutuhan Air Bersih Untuk Non Domestik.


Menurut Anonimus, (1990), kebutuhan air bersih non domestik dialokasikan
pada pelayanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih berbagai fasilitas sosial dan
komersial yaitu fasilitas pendidikan, peribadatan, pusat pelayanan kesehatan, instansi
pemerintahan dan perniagaan. Besarnya pemakaian air untuk kebutuhan non
domestik diperhitungkan 20% dari kebutuhan domestik.

2.5.3. Kebutuhan Air Rata-Rata.


Menurut Anonimus, (1990), dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan
Air Bersih menyatakan bahwa kebutuhan rata-rata distribusi air bersih perharinya
adalah jumlah kebutuhan air untuk keperluan domestik (rumah tangga) ditambahkan
dengan kebutuhan air untuk keperluan non domestik.
Qr = Qd + Qnd ............................................................. (2.2)
Keterangan:
Qr

= Kebutuhan air rata-rata (ltr/dtk).

Qd

= Kebutuhan air untuk keperluan domestik (ltr/dtk).

Qnd = Kebutuhan air untuk keperluan non domestik (ltr/dtk).


Berdasarkan Anonimus, (1990) dalam Standar Kriteria Desain Sistem
Penyediaan Air Bersih, kebutuhan air pada hari maksimum (Qm) adalah pemakaian
air harian rata-rata tertinggi dalam satu tahun yang diasumsikan sebesar 110% dari
kebutuhan rata-rata.

Universitas Sumatera Utara

20

2.6.

Kebutuhan Sistem dan Kapasitas Desain


Menurut Anonimus, (1990) dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan

Air Bersih, kapasitas desain adalah kapasitas produksi yang dibutuhkan oleh sistem
penyediaan air yang direncanakan terhadap kebutuhan air di daerah perencanaan.
Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih, memberikan rumusan
untuk menghitung kapasitas produksi yaitu:
Qprod = Qm + Qh ........................................................ (2.3)
Keterangan:
Qprod

= Kapasitas produksi (ltr/dt).

Qm

= Kapasitas air hari maksimum (ltr/dt).

Qh

= Kehilangan air (ltr/dt).

2.7.

Definisi Kehilangan Air


Menurut Anonimus, (1990) dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan

Air Bersih, kehilangan air adalah tidak sampainya air yang diproduksi kepada
pelanggan atau konsumen. Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih
memberikan batasan faktor kehilangan air yang diperbolehkan tidak melebihi angka
toleransi sebesar 20% dari kapasitas debit produksi.
Kehilangan air merupakan faktor yang dapat menyebabkan kerugian pada
suatu

sistem

penyediaan

air,

baik

terhadap

PDAM

maupun

terhadap

konsumen.dengan adanya kehilangan maka PDAM akan menderita kerugian secara

Universitas Sumatera Utara

21

ekonomisdan finansial, sedangkan kerugian yang diderita pihak konsumen adalah


terganggu kapasitas dan kontinuitas pelayanan.
Menurut Djamal, Z., dkk (2009)kehilangan air bersih perpipaan atau air PAM
sering disebut sebagaiNon-Revenue-Water (NRW), atau ada juga yang menggunakan
istilahUnacounted For Water (UFW) terutama jika komponen air yang sah
dipakaiatau digunakan oleh pemakai tetapi tidak tertagih (unbilled authorized
consumption) dapat diabaikan karena tidak terlalu signifikan besarnya.Sederhananya
adalah air bersih hasil olahan yang tidak menjadipendapatan (revenue) pengelola
karena kesalahan pengelolaan dansebab-sebab lain disebut secara umum sebagai
kebocoran.
Selanjutnya Djamal, Z., dkk (2009)kehilangan Air (Water Losses) adalah
selisih antara jumlah air yang dipasok kedalam jaringanperpipaan air dan jumlah air
yang dikonsumsi.
Kehilangan Air = Jumlah Air yang dipasok - Jumlah Air yang dikonsumsi......... (2.4)

Sedangkan Tingkat Kehilangan Air adalah persentase perbandingan


antarakehilangan air dan jumlah air yang dipasok ke dalam jaringanperpipaan air.
 

Tingkat Kehilangan Air     

!"

x 100% ......................... (2.5)

Menurut Richard G., et al (2000) Secara umum, air yang tidak


terhitungUnaccounted-For Water (UFW) adalah perbedaan antara air yang dipasok
ke sistemdistribusi danairyang meninggalkansistem melaluipenggunaandimaksud.

Universitas Sumatera Utara

22

Selanjutnya MWAC, (1999) UFW dapat didefinisikan sebagai persentase air


yang

dihasilkan

dari

sumber

air

baku

yang

tidak

diperhitungkan.

Sedangkan Yepes, (1995) UFW didefinisikan perbedaan antara air yang diantar ke
sistem distribusi dan air yang dijual.
Battermann, A., (2001) Unaccounted-For Water didefinisikan sebagai
hilangnya air dihitung sebagai perbedaan antara kuantitas air diumpankan kedalam
sistem distribusi (produksi air minum) dan kuantitas air dimanfaatkan dengan sah,
yang telah dimeterkan atau dapat diperkirakan. Kuantitas air dimasukkan yang sah
belum termasuk pemakaian masyarakat yang tidak dimeterkan.
Menurut Djamal, Z., dkk (2009)kehilangan air atau NRW berbeda dengan
Kebocoran Air (Water Leakage). Pengertian kebocoran air dapat dikatakan lebih
sempit darikehilangan air.Water leakage, yang diartikan kebocoran air dan
biasanyaistilah water leakage sering diilustrasikan dengan gambar pipabocor.Oleh
sebab itu water leakage atau kebocoran air lebih tepatdigunakan untuk kehilangan air
secara fisik/teknis saja.
Berdasarkan hasil seminar Perpamsi 2005 menyatakan bahwa Air yang Tak
Bisa Direkeningkan (ATBD) adalah input sistem dikurangi konsumsi rekening
sehingga dapat ditulis persamaan sebagai berikut:
ATBD = Input Sistem Konsumsi Berekening ............................. (2.6)
Sehingga kehilangan air dapat didefinisikan sebagai selisihantara volume yang
masuk ke dalam sistem dan konsumsi resmi denganvolume air yang ditagihkan
kepada pelanggan. Kehilangan air harusbenar-benar dipertimbangkan sebagai bagian

Universitas Sumatera Utara

23

dari volume total untuksemua sistem, atau untuk sebagian sistem seperti pipa induk
air baku,transmisi dan distribusi.

2.8.

Fluktuasi Kebutuhan Air


Jumlah pemakaian air oleh masyarakat untuk setiap waktu tidak berada dalam

nilai yang sama. Aktivitas manusia yang berubah-ubah untuk setiap waktu
menyebabkan pemakaian air selama satu hari mengalami perubahan naik dan turun
atau dapat disebut berfluktuasi. Fluktuasi Pemakaian air terbagi menjadi dua jenis
yaitu:
1. Faktor hari maksimum.
Pemakaian hari maksimum merupakan jumlah pemakaian air terbanyak
dalam satu hari selama satu tahun. Debit pemakaian hari maksimum
digunakan sebagai acuan dalam membuat sistem transmisi air bahan baku
air minum. Perbandingan antara debit pemakaian hari maksimum dengan
debit rata-rata akan menghasilkan faktor maksimum, fm. Besarnya faktor
hari maksimum untuk kota Meulaboh adalah sebesar 1,1.
2. Pemakaian jam puncak.
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbesar dalam
24 jam. Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbalik dengan
jumlah penduduk. Semakin tinggi jumlah penduduk maka besarnya faktor
jam puncak akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena dengan

Universitas Sumatera Utara

24

bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut juga


akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin kecil.

Nilai faktor hari maksimum dan faktor jam puncak telah ditetapkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya. Nilai-nilai tersebut seperti
terdapat pada Tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2Nilai Faktor Hari Maksimum dan Faktor Jam Puncak.
Jumlah Penduduk Faktor Hari
Faktor Jam
No
Katagori
(Jiwa)
Maksimum
Puncak
1.
Metropolitan
>1.000.000
1,1
1,5
2.
Kota Besar
500.000-1.000.000
1,1
1,5
3.
Kota Sedang
100.000-500.000
1,1
1,5
4.
Kota Kecil
25.000-100.000
1,1
1,5
5.
Ibukota Kecamatan
10.000-25.000
1,1
1,5
6.
Pedesaan
<10.000
1,1
1,5
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya, 1998.

2.9.

Perencanaan Produksi

Perencanaan

produksi

merupakan

perencanaan

tentang

produk

dan

merencanakan jumlah produk yang akan diproduksi oleh perusahaan yang


bersangkutan dalam satu periode yang akan datang. Perencanaan produksi merupakan
bagian dari perencanaan operasional di dalam perusahaan. Dalam penyusunan
perencanaan produksi, hal yang perlu dipertimbangkan adalah adanya optimasi
produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk
pelaksanaan proses produksi tersebut.

Universitas Sumatera Utara

25

Menurut Sinulingga, S., (2007) Perencanaan produksi ialah suatu kegiatan


yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak
diproduksi, kapan diproduksi dan apa sumberdaya yang dibutuhkan untuk
mendapatkan produk yang telah ditetapkan.
Selanjutnya Menurut Sinulingga, S., (2007) perencanaanproduksi memiliki
fungsi:
a. Mempersiapkan rencana produksi tingkat agregat untuk seluruh pabrik.
b. Membuat jadwal penyelesaian setiap produk.
c. Merencanakan produksi dan pengadaan komponen yang dibutuhkan dari
luar (boughout items) dan bahan baku.
d. Menjadwalkan proses operasi setiap order pada stasiun kerja terkait.
e. Menyampaikan jadwal penyelesaian setiap order kepada para pemesan.

2.10. Kapasitas
Kapasitas adalah kemampuan berproduksi dari suatu stasiun kerja,
departemen atau fasilitas yang berhubungan dengan pekerja dan peralatan dan
dinyatakan dalam satuan unit pengukuran (unit, ton, meter, waktu standar dan lainlain) per satuan waktu. Beberapa definisi kapasitas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kapasitas Teoritis (theoritical capacity), merupakan kapasitas maksimum
yang mungkin digunakan dari suatu sistem manufaktur dengan
mengasumsikan kondisi ideal.

Universitas Sumatera Utara

26

b. Kapasitas Aktual (actual capacity), merupakan tingkat output yang dapat


diharapkan berdasarkan pada pengalaman, pengukuran produksi secara
aktual dari pusat kerja di saat waktu yang lalu, yang biasanya diukur
menggunakan angka rata-rata berdasarkan beban kerja normal.
c. Kapasitas Normal (normal capacity), merupakan kapasitas yang
ditetapkan sebagai sasaran bagi manajemen, supervisor dan para operator
mesin yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan anggaran.
Utilisasi merupakan pecahan yang menggambarkan persentase jam kerja yang
tersedia dalam pusat kerja yang secara aktual digunakan untuk produksi berdasarkan
pengalaman masa lalu. Utilisasi dapat ditentukan untuk mesin, tenaga kerja ataupun
keduanya tergantung situasi dan kondisi aktual perusahaan dan angka utilisasi
tidaklebih dari 1,0 (100%). Efisiensi merupakan faktor yang mengukur performansi
aktual dari pusat kerja relatif terhadap standar yang ditetapkan.
Pengukuran kapasitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pengukuran laju output per unit waktu, merupakan keadaan dimana
pengukuran dilakukan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan dan
hanya untuk satu jenis produk dan dinyatakan dalam jumlah produk per
unit waktu.
b. Pengukuran laju input per unit waktu, merupakan suatu keadaan dimana
pengukuran dilakukan berdasarkan jumlah bahan baku yang masuk ke
dalam proses produksi per unit waktu.

Universitas Sumatera Utara

27

2.11. Perencanaan Kapasitas


Strategi operasi jangka panjang suatu organisasi sampai tingkat tertentu
dinyatakan dalam rencana kapasitas.Dalam hubungannya dengan rencana kapasitas
hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan.Bagaimana kecenderungan pasarnya, baik
dalam ukuran, lokasi pasar maupun inovasi teknologi.Sejauh mana faktor ini dapat
diperkirakan. Apakah terlihat adanya inovasi dalam proses di masa depan yang akan
memberikan dampak pada rancangan produk dan jasa. Bagaimana pengaruh produk
baru pada kebutuhan kapasitas. Apakah terlihat adanya inovasi dalam proses dimasa
depan yang akan mempengaruhi metode produksi. Apakah sistem produksi yang
kontinyu cocok di masa depan.
Bagaimana kebutuhan kapasitas dipengaruhi oleh inovasi dalam proses
produksi. Apakah akan menguntungkan untuk melakukan integrasi secara vertikal
selama jangka waktu perencanaan. Dalam merencanakan kapasitas baru, apakah kita
mengembangkan fasilitas yang sudah ada atau akan membangun pabrik baru.
Berapakah ukuran pabrik yang optimal.Apakah serangkaian unit kecil ditambahkan
apabila dibutuhkan, atau unit yang lebih besar ditambahkan secara periodik.Apakah
kebijakannya adalah menyediakan kapasitas sedemikian hingga dimungkinkan
adanya kehilangan penjualan dalam jumlah tertentu, ataukah seluruh permintaan
harus dipenuhi.
Masalah-masalah strategis itu harus dipecahkan sebagai bagian perencanaan
kapasitas.Dalam menilai alternatif-alternatif, maka pendapatan, biaya modal, dan
biaya operasi dapat diperbandingkan, tetapi manager mungkin harus menimbang

Universitas Sumatera Utara

28

akibat yang mungkin dari masalah strategis itu terhadap keuntungan dan kerugian
ekonomis.
Perencanaan kapasitas produksi adalah kemampuan pembatas dari unit
produksi untuk dapat berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan
dalam bentuk output per satuan waktu. Yang dimaksud dengan unit produksi adalah
tenaga kerja, mesin, unit stasiun kerja, proses produksi, perencanaan dan organisasi
produksi. Tujuan perencanaan kapasitas adalah melihat apakah pabrik mampu
memenuhi permintaan pasar yang diramalkan atau tidak. Manfaat dari perhitungan
kapasitas produksi ini adalah:
a. Dapat meminimalkan keterlambatan pengiriman produk karena kesalahan
perhitungan.
b. Menjembatani ketidakharmonisan antara kapasitas yang ada dengan
kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
c. Sebagai pertimbangan pihak perusahaan dalam penempatan operator,
mesin ataupun perubahan jam kerja (shift).
d. Dapat meminimalkan biaya produksi dan harga pokok penjualan unit
produk.

2.12. Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerencanaan Kapasitas Produksi


Menurut Krajewzki, et al dalam Yamit, (2003), ada 5 cara yang dapat
digunakan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek:
1. Meningkatkan jumlah sumber daya:

Universitas Sumatera Utara

29

a. Penggunaan kerja lembur.


b. Penambahan regu kerja.
c. Memberikan kesempatan kerja secara part-time.
d. Sub-kontrak.
e. Kontrak kerja.
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya:
a. Mengatur regu kerja.
b. Menetapkan jadwal.
3. Memodifikasi produk:
a. Menentukan standar produk.
b. Melakukan pengawasan kualitas.

4. Memperbaiki permintaan:
a. Melakukan perubahan harga.
b. Melakukan perubahan promosi.
5. Tidak memenuhi permintaan: tidak mensuplai semua permintaan.
Kapasitas produksi ditentukan oleh kapasitas sumberdaya yang dimiliki
seperti:
1. Kapasitas mesin.
Jam kerja normal mesin yang mampu disediakan untuk melaksanakan
kegiatan produksi.
2. Kapasitas tenaga kerja.
Jumlah jam tenaga kerja normal yang mampu disediakan yang
dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja dan jam kerja yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

30

3. Kapasitas bahan baku.


Jumlah bahan baku yang mampu disediakan dalam waktu tertentu.
4. Kapasitas modal.
Kemampuan penyediaan dana untuk melaksanakan proses produksi.

2.13. Perencanaan Strategi


Managemen
sebagaiusaha

strategis

manajerial

menurut

Suwarsono,

menumbuhkembangkan

(1994)

dapat

kekuatan

diartikan
perusahaan

untukmengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan


yangtelah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan. Komponen pokok
darimanajemen strategis adalah:
1. Analisis lingkungan yang diperlukan untuk mendeteksi peluang dan
ancaman.
2. Analisis profil perusahaan untuk

mengidentifikasi kekuatan

dan

kelemahan.
3. Strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan
misi.
Menurut Salusu,J., (1996) menawarkan rumusan yangkomprehensif tentang
strategi sebagai berikut:
1. Strategi adalah suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral.
2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran
jangkapanjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya.

Universitas Sumatera Utara

31

3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi.


4. Mencoba

mendapatkan

keuntungan

yang

mampu

bertahan lama,

denganmemberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari


lingkunganeksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya.
5. Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi.
Manajemen

strategis

di

lingkungan

pemerintahan

akan

banyak

berkaitandengan pengalokasian kekuasaan dan sumber daya, pendelegasian


wewenangmengambil keputusan, penggalian sumber-sumber keuangan pemanfaatan
dana yangdiperoleh dari rakyat berupa pajak dengan cara yang paling efisien dan
paling efektif.
Menurut Bryson, J., (1988) manajemen strategis tidak terlepas dari strategi itu
sendiri. Strategi secara luas dapatdipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program,
tindakan, keputusan atau alokasisumber daya yang mendefinisikan bagaimana
organisasi itu, apa yang dikerjakanorganisasi, dan mengapa organisasi itu
melakukannya.
Menurut Salusu,J., (1996) strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan
dansumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya
yangefektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Oleh
karenaitu strategi dapat dikatakan sebagai perluasan misi guna menjembatani
organisasi danlingkungannya dalam pencapaian tujuan.Strategi dikembangkan untuk
mengatasi isustrategis, strategi menjelaskan tentang respon organisasi terhadap
pilihan kebijakanpokok.

Universitas Sumatera Utara

32

Menurut Salusu,J., (1996) manfaat dari penggunaan manajemen strategi:


1. Manajemen

strategi

mampu

memberikan

petunjuk

bagaimana

mengantisipasimasalah-masalah dan peluang di masa yang akan datang.


2. Memungkinkan para karyawan memahami tujuan dan sasaran organisasi.
3. Meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan.
4. Menyediakan informasi kepada para pengambil keputusan tepat pada
waktunya.
5. Mempercepat pengambilan keputusan yang bermutu dan bisa menghemat
biaya.

2.14. Strategi Perencanaan Kapasitas Produksi


Perencanaan kapasitas yang tepat ini penting untuk menghindari kehilangan
keuntungan karena kekurangan kapasitas atau utilitas yang rendah karena kelebihan
kapasitas. Didalam perencanaan kapasitas terdapat tiga strategi yaitu:
a. Capacity lead strategy yaitu kapasitas berada didepan permintaan. Strategi
ini cocok untuk untuk pasar yang ada berkembang saat ini.
b. Capacity lag strategy yaitu kapasitas berada dibawah permintaan. Strategi
ini berpeluang untuk mengalami kerugian.
c. Average lead strategy yaitu kapasitas berada sejajar dengan permintaan
dimana kapasitas yang ada jumlahnya yang tersedia hanya sebanyak
permintaan yang ada.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai