Tujuan
ABSTRAK
Hasil
Dari mereka
setelah diskrining, 76,29,0% dari guru memiliki
kesalahan pembiasan dan 57,17,6% memiliki refraksi yang sudah
dikoreksi.
Secara keseluruhan jarak tidak dikoreksi kesalahan pembiasan yang
berpengaruh yaitu masing-masing 44,23,7% dan 36,03,6%.
Presbiopia yang tidak dikoreksi berpengaruh yaitu masing-masing
66,48,1% dan 41,0 6,6%.
Kesimpulan
PENDAHULUAN
Uncorrected refractive error (URE) didefinisikan sebagai penurunan visual
acuity (VA) yang dapat ditingkatkan oleh koreksi refraksi atau pinhole.1
URE merupakan penyebab signifikan tunanetra di seluruh dunia. Pada tahun
2004, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 153 juta
orang di seluruh dunia memiliki URE1 dan hilangnya produktivitas global yang
terkait dengan URE adalah antara $ 121 dan 427 miliar.2
Presbiopia adalah hilangnya daya akomodasi berkaitan dengan usia lensa kristal
mata yang menghasilkan ketidakmampuan untuk fokus pada objek jarak dekat.
Setelah sekitar 50 tahun, hampir semua individu akan mengalami beberapa
derajat presbyopia.3
WHO telah mengakui bahwa presbiopia yang tidak dikoreksi akan berdampak
pada kualitas hidup dan produktivitas ekonomi yang buruk, tapi penelitian
lanjutan lebik baik diperlukan untuk mengetahui terpenuhinya koreksi
presbiopia secara global.1,2
Sampel
Seorang guru yang telah dilatih di sekolah masing-masing dipilih dari beberapa
guru. Menggunakan grafik Snellen dan dengan jarak VA 6m diperiksa
menggunakan penerangan lampu kamar dan tidak mengenakan kacamata .
Alur Penelitian
Analisis statistik
Tabel kontingensi digunakan untuk menguji frekuensi dan asosiasi
mentah. The X2 atau Fisher Tes yang tepat digunakan untuk data
kategori dan t-test
atau uji Mann-Whitney U digunakan untuk membandingkan data
kontinu, seperti yang ditunjukkan.
HASIL
Sebagian besar guru (88.8%) gagal dilakukan screening dan mereka yang
lulus secara signifikan lebih muda dari mereka yang gagal (33.9 + 6.6 vs
45.6 + 8.2 ). 275 (36,1%) gagal dalam pemeriksaan jarak dan VA dekat.
239 (31,4%) gagal dalam pemeriksaan jarak dan 248 (32,5%) gagal dalam
pemeriksaan VA dekat.
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian, kesalahan bias dan presbyopia sering terjadi
pada guru-guru sekolah perkotaan di Indonesia dan sering tidak diobati.
Lebih dari 30% merasa bahwa menggunakan kacamata itu tidak nyaman
atau tidak menarik. Hasil juga menunjukkan adanya kesadaran yang
rendah kesehatan antar guru. Sebagai contoh, sekitar 10% guru percaya
bahwa kacamata bisa membuat mata seseorang lebih buruk.
Keterbatasan Penelitian
Ada beberapa keterbatasan penelitian ini yang mungkin telah mempengaruhi
temuan kami. Pertama, refractionists mengunjungi sekolah masing-masing
hanya pada satu hari, jadi tidak ada kesempatan bagi guru yang lupa
membawa kacamatanya untuk diperiksa ulang dengan korektif lensa mereka
dan ini mungkin bias frekuensi kami perhitungan atas.
Selain itu, karena ini bukan survei prevalensi, tidak menggunakan sistematis
sampling, dan menggunakan kerangka sampel yang sempit, frekuensi
disajikan mungkin tidak digeneralisasikan untuk orang luar dari penduduk
Indonesia. Sebagai catatan, populasi sekolah yang kita pelajari itu condong
ke lingkungan perkotaan miskin.
REFERENCE
1. Resnikoff S, Pascolini D, Mariotti SP, Pokharel GP.
Global
magnitude of visual impairment caused by uncorrected
refractive errors in 2004. Bull World Health Organ 2008;
86(1):6370.
2. Smith T, Frick K, Holden B, et al. Potential lost
productivity resulting from the global burden of uncorrected
refractive error. Bull World Health Organ 2009;
87(6):431437.
3. Truscott RJ. Presbyopia. Emerging from a blur towards
an understanding of the molecular basis for this
most common eye condition. Exp Eye Res 2009;
88(2):241247.
4. Laviers HR, Omar F, Jecha H, et al. Presbyopic
spectacle
coverage, willingness to pay for near correction, and the
impact of correcting uncorrected presbyopia in adults in
Zanzibar, East Africa. Invest Ophthalmol Vis Sci 2010;
51(2):12341241.
5. Burke AG, Patel I, Munoz B, et al. Population-based
study
of presbyopia in rural Tanzania. Ophthalmology 2006;
113(5):723727.
6. Brian G, Pearce MG, Ramke J. Refractive error and
presbyopia among adults in Fiji. Ophthalmic Epidemiol
2011;18(2):7582.
7. Nirmalan PK, Krishnaiah S, Shamanna BR, et al. A
population-based assessment of presbyopia in the state of
Andhra Pradesh, south India: the Andhra Pradesh Eye
TERIMAKASIH