Anda di halaman 1dari 3

Nama Jurnal

: Efek Terapi Pemberian Zinc Secara Oral Pada Diare Akut dan Diare
Persisten : Meta- Analisis

Penulis

: Marek Lukacik, Ronald L. Thomas and Jacob V. Aranda

Nama Jurnal, Volume, Nomor dan Tahun Terbit :


Official Journal Of The American Academy Of Pediatrics, Pediatrics 2008;121;326
Pengantar
Diare merupakan suatu masalah kesehatan yang cukup berkembang secara global
terutama di negara-negara berkembang. Diperkirakan terjadi 1,5 miliar kasus pertahun dan
menyebabkan angka kematian sebesar 21 % atau sekitar 2,5 juta per tahun pada anak usia
dibawah 5 tahun. Dengan melihat data surveilen dari hasil penelitian pada tahun 1950, 1960,
1970 didapatkan bahwa sekitar 4,6 juta anak meninggal akibat diare. Menurut data WHO
diare merupakan penyakit penyebab kematian sebesar 18% atau 10,6 juta pada anak usia
dibawah 5 tahun. Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian menurut WHO adalah
pemberian rehidrasi secara oral (ORS), namun pemberian rehidrasi secara oral ini tidak
signifikan dalam menurunkan produksi feses dan lama diare, maka dari itu mulai digalakkan
penambahan zinc pada rejimen pengobatan. Zinc merupakan sebuah mikronutrien penting
untuk melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif, zinc tidak disimpan dalam tubuh
sehingga tingkat zinc dalam tubuh ditentukan oleh keseimbangan asupan makanan dan proses
penyerapan. Data-data yang telah di publikasikan sebelumnya menunjukan keuntungan
pemberian zinc baik pada diare akut maupun kronis. Jurnal ini berisi tentang uji meta-analisis
terhadap studi-studi kasus yang telah diterbitkan dengan tujuan untuk melihat kembali
efikasi dan keamanan terapi zinc selama pemulihan dari diare akut ataupun persisten.
Metode
Kriteria inklusi yang digunakan pada penelitian ini adalah
Semua studi kasus yang mempunyai hipotesis sama akan dilakukan pengujian dengan durasi
rata-rata diare pada hari 1, 3 dan 5. Karakteristik pasien adalah anak-anak dengan usia 1-60
bulan dengan diare akut maupun diare persisten. Diare akut adalah diare yang terjadi kurang
dari 14 hari, sedangkan diare persisten adalah diare yang terjadi lebih dari 14 hari. Dari 22
studi kasus didapatkan 16 studi dengan kasus diare akut dan 6 studi dengan diare persisten
yang memenuhi kriteria inklusi akan dilakukan uji meta-analisis

Analisis Statik
Sebuah program meta-analisis menggunakan perangkat lunak yang akan
menghasilkan plot forrest sebagai gambaran skematis terhadap hasil meta-analisis yang
digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari 22 percobaan yang telah diidentifikasi,
yaitu 16 kasus pada diare akut dan 6 kasus pada diare persisten. Secara keseluruhan 56,3% (9
dari 16 percobaan pada diare akut) dilakukan perawatan rawat inap di rumah sakit dan 43,7%
(7 dari 16 pada kasus diare akut) dilakukan rawat jalan di ruamh. Dari 6 percobaan diare
persisten 66.7% ( 4 dari 6 kasus pada diare persisten) dilakukan rawat inap di rumah sakit dan
33.3% (2 dari 6 kasus diare persisten) dilakukan perawatan di rumah.
Angka Kematian
Dari hasil percobaan pada diare akut dan persisten didapatkan pada diare akut yang
dilakukan terapi rawat jalan didapatkan nilai trial (n = 8070), 33 anak (0.0008% 33 dari 3974)
meninggal pada kelompok diare yang diobati menggunakan zinc, sedangkan pada kelompok
yang menerima plasebo didapatkan angka kematian sebesar 37 (0.0009% dari 3974)
Hasil
Hasil Trial Untuk Diare Akut
Dari 16 percobaan didapatkan (n=15 231), hal ini menunjukkan bahwa pasien yang
menerima rejimen pengobatan menunjukkan durasi diare yang lebih pendek 15% dibanding
pasien yang hanya menerima plasebo.
Kejadian Muntah
Pada 11 trial didapatkan proporsi pasien yang mengalami muntah pada saat pemberian
zinc lebih tinggi (278 (12,7%) dari 2196) dibandingkan pada kelompok yang menerima
placebo 171 ( 7,6 %) dari 2196). Pada pemberian zinc glukonat proporsi kelompok lebih
tinggi (160 (14,6%) dari 1095) dibandingkan dengan pemberian terapi seng sulfat (118
(10,7%) dari 1095).
Pemendekan Durasi Diare
Terjadi pemendekan durasi diare sebesar 15% pada pasien yang diberi pengobatan
dengan penambahan rejimen zinc.

Penurunan Frekuensi BAB


Terjadi pengurangan frekuensi BAB sebesar 22,2% dengan pemberian zinc
dibandingkan dengan terapi plasebo. Tiga uji coba akut diare 24, 26,30 menemukan rata-rata
menurunkan output tinja dari 30,3%. Probabilitas pengurangan diare akut trials mengukur
probabilitas pengurangan diare dan menemukan 17,9% pengurangan menggunakan zinc
dibandingkan dengan plasebo.
Hasil Trial Untuk Diare Persisten
Pada 5 diare persisten trials 3 didapatkan (n = 489) Mereka yang menerima zinc juga
mengalami rata-rata durasi diare yang lebih rendah dibandingkan pada kelompok plasebo.
Kejadian Muntah
Pada 4 diare persisten trials18 (n = 2.969). Secara signifikan proporsi kelompok yang
lebih tinggi mengalami muntah adalah kelompok pada penerima rejimen pengobatan seng (41
[2,8%] dari 1482) dibandingkan dengan kelompok plasebo (2 [0,001%] dari 1.487; RR: 3,64,
95% CI: 1,02-13,02; P? 0,047; Q 5.91, P .116). Pada 4 percobaan diare persisten mereka yang
menerima zinc gluconate mengalami muntah lebih sering (41 [3%] dari 1.367) dibandingkan
dengan mereka yang menerima seng sulfat / asetat (0 [0%] dari 115, RR: 1,09; CI 95%: 0,941,09, P .07).
Pemendekan Durasi Diare
Pada percobaan 4 diare persisten mereka yang menerima zinc mengalami
pemendekan rata 15,5% durasi diare daripada mereka yang mendapat plasebo.
Penurunan Frekuensi BAB
Pada empat percobaan diare persisten menemukan bahwa mereka yang menerima zinc
mengalami penurunan frekuensi rata-rata 9,8% Probabilitas Pengurangan Diare menemukan
pengurangan frekuensi BAB 18,0% ketika penggunaan zinc pada pengobatan dibandingkan
plasebo.

Anda mungkin juga menyukai