PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hemostasis
merupakan
suatu
keadaan
tubuh
untuk
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui mekanisme pembekuan darah
2. Agar mahasiswa mampu memahami factor factor pembekuan darah
3. Agar mahasiswa mampu memahami diagram proses pembekuan darah
4. Agar mahasiswa mampu memahami Tempat produksi dan ciri dari trombosit
5. Agar mahasiswa mampu memahami Kelainan apa saja yang terjadi pada trombosit
6. Kompensasi tubuh pada saat terjadi pendarahan
7. pemeriksaan hemeostatis
C. Terminologi
Hemeostatis
D. Rumusan masalah
1. Mekanisme pembekuan darah
2. Diagram proses pembekuan darah
3. Factor factor pembekuan darah
4. Tempat produksi dan ciri dari trombosit
5. Kelainan apa saja yang terjadi pada trombosit
6. Kompensasi tubuh pada saat terjadi pendarahan
7. pemeriksaan hemeostatis
BAB II
PEMBAHASAN
1. Skenario
KELUAR DARAH
Adi, seorang anak berusia 7 tahun sangat aktif dan senang berlari-lari. Suatu hari,
dia terjatuh dan lututnya berdarah. Kemudian dia berlari menghampiri akaknya dan
menanyakan apaah lututnya akan terrus keluar darah seperti temannya, arik. Arik juga
pernah terjatuh saat berlari dan haris dibawa ke rumah sakit karena darahnya terus keluar.
Sambil membersihkan luka adi, kakanya menjelaskan bahwa tidak semua orang seperti
arik, dia mempunyai kelainan pembekuan darah, sedangkan luka adi akan sembuh karena
dalam tubuh orang normal terdapat hemeostatis. Adi senang mendengarkan penjelasan
kakanya yang baru setahun menjadi mahasiswa kedokteran.
2. Terminologi
hemostasis :
- penghentian perdarahan, oleh sifat fisiologis vasokontriksi dan koagulasi atau secara
bedah.3
-
hambatan aliran darah melalui pembuluh darah atau menuju suatu bagian.3
3. Rumusan masalah
3.1 MEKANISME PEMBEKUAN DARAH
Teori dasar. lebih dari 50 macam zat penting yang menyebabkan atau memengaruhi
pembekuan darah telah ditemukan dalam darah dan jaringan beberapa diantaranya
mempermudah terjadinya pembekuan, disebut prokoagulan, dan yang lain
menghambat pembekuan, disebut antikoagulan. Apakah pembekuan akan terjadi atau
tidak, bergantung pada keseimbangan antar kedua golongan zat ini. Pada aliran darah,
dalam keadan normal, antikoagulan lebih dominan sehingga darah tidak membeku
saat bersirkulasi didalam pembuluh darah. Tetapi bila pembuluh darah mengalami
rupture, prokoagulan dari daerah yang rusak menjadi teraktivasi dan melebihi
aktivitas antikoagulan, dan bekuanpun terbentuk.1
Mekanisme secara umum. Semua peneliti-peneliti dalam bidang pembekuan darah
setuju bahwa pembekuan terjadi melalui tiga langkah utama: (1) sebagai responns
3
terhadap rupturnya pembuluh darah atau kerusakan darah itu sendiri, rangkaian reaksi
kimiawi yang kompleks terjadi dalam darah yang melibatkan lebih dari selusin faktor
pembekuan darah. Hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu kompleks subtansi
teraktivasi yang secara kolektif disebut activator protrombin. (2) activator protrombin
mengatalisis pengubahan protrombin menjadi thrombin. (3) thrombin bekerja sebagai
enzim untuk mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin untuk merangsai trombosit,
sel darah, dan plasma untuk membentuk bekuan.1
Marilah kita mula-mula membahas mekanisme terbentuknya bekuan darah itu
sendiri, mulai dari perubahan protrombin menjadi thrombin; kemudian kita kembali
kelangkah
activator protrombin.1
Perubahan protrombin menjadi thrombin
Pertama, activator protrombin terbentuk sebagai akibat rupturnya pembuluh
darah atau sebagai akibat kerusakan pada zat-zat khusus dalam darah. Kedua,
activator protrombin, dengan adanya ion Ca++ dalam jumlah yang mencukupi, akan
menyebabkan
perubahan
protrombin
menjadi
thrombin.
Ketiga,
trombin
sampai
sedemikian
rendahnya
sehingga
timbul
kecenderungan
perdarahan.1
Perubahan fibrinogen menjadi fibrin-pembentukan bekuan
Fibrinogen adalah protein dengan berat molekul yang besar (BM=340.000)
yang terdapat dalam plasma dengan kadar 100 samapi 700 mg/dl. Fibrinogen dibentuk
dalam hati, dan penyakit hati dapat menurunkan kadar fibrinogen yang bersirkulasi,
juga konsentrasi protrombin, yang pernah diuraikan diatas.1
Karna ukuran molekulnya yang besar, dalam keadaan normal hanya sedikit
5
fibrinogen yang bocor dari pembuluh darah kedalam cairan interstisial; dan karna
fibrinogen merupakan satu faktor yang pokokdalam proses pembekuan, cairan
interstisial biasanya tidak dapat membeku. Namun bila permeabilitas kapiler
meningkat secara patologis, fibrinogen akan bocor ke dalam cairan jaringan dalam
jumlah yang cukup untuk menimbulkan pembekuan cairan ini dengan cara yang
hampir sama seperti plasma dan darah yang dapat membeku.1
Kerja thrombin dalam mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Thrombin adalah
enzim protein dengan kemampuan proteolitik yang lemah. Ia bekerja pada fibrinogen
dengan cara melepaskan empat peptida dengan berat molekul rendah dari setiap
molekul fibrinogen, sehingga membentuk satu molekul fibrin monomer yang
mempunyai kemampuan otamatis untuk berpolimerisasi dengan molekul fibrin
monomer yang lain untuk membentuk benang fibrin. Dengan cara demikian, dalam
beberapa detik banyak molekul fibrin monomer berpolimerisasi menjadi benangbenang fibrin yang panjang, yang merupakan reticulum bekuan darah.1
Pada tingkat awal olimerisasi, molekul fibrin monomer saling berikatan
melalui ikatan hydrogen nonkovalen yang lemah, dan benang-benang yang baru
terbentuk ini tidak berikatan silang yang kuat antara satu dengan lainya;oleh karna itu,
bekuan yang dihasilkan tidaklah kuat dan mudah dicerai beraikan. Teteapi proses lain
terjadi pada beberapa menit berikutnya yang akan sangat memperkuat jalinan fibrin
tersebut. Proses ini melibatkan satu zat yang disebut faktor stabilisasi fibrin, yang
terdapat dalam jumlah kecil dalam bentuk globulin plasma yang normal, tetapi juga
dilepaskan dari trombosit yang terperangkap dalam bekuan. Sebelum faktor stabilisasi
fibrin ini dapat bekerja terhadap benang-benang fibrin, ia sendiri harus diaktifkan
terlebih dahulu. Thrombin yang sama yang menyebabkan pembentukan fibrin juga
mengaktifkan faktor stabilisasi fibrin. Kemudian zat yang telah aktif ini bekerja
sebagai enzim untuk menimbulkan ikatan kovalen anatara molekul fibrin monomer
yang semakin banyak, dan juga ikatan saling antara benang-benang fibrin yang
berdekatan, sehingga sangat menambah kekuatan jaringan fibrin secara tiga dimensi.1
Bekuan darah.Bekuan darah terdiri dari jaringan benang fibrin yang berjalan
kesegala arah dan menjerat sel-sel darah, trombosit, dan plasma. Benang-benang
fibrin juga melekat pada permukaan pembuluh darah yang rusak; oleh karna itu,
bekuan darah menempel pada lubang dipembuluh dan denagan demikian mencegah
kebocoran darah berikutnya.1
Retraksi bekuan-serum. Dalam waktu beberapa menit setelah bekuan terbentuk,
bekuan mulai menciut dan biasanya memeras keluar hampir seluruh cairan dari
bekuan itu dalam waktu 20 sampai 60 menit. Cairan yang terperas keluar disebut
serum, sebab seluruh fibrinogen dan sebagian besar faktor-faktor pembekuan lainya
telah dikeluarkan; dan dengan demikian, serum berbeda dengan plasma. Serum tidak
dapat membeku karna serum tidak mengandung faktor-faktor pembekuan.1
Trombosit diperlukan untuk terjadinya retraksi bekuan. Oleh sebab itu,
kegagalan pada proses retraksi merupakan tanda bahwa jumlah trombosit yang
beredar dalam darah kurang. Mikrofag electron dari trombosit dalam bekuan darah
memperlihatkan bahwa trombosit-trombosit tersebut sebenarnya melekat pada
benang-benang fibrin dengan caramengikat benang-benang itu sehingga menjadi satu.
Selain itu, trombosit yang terperangkap dalam bekuan terus melepaskan zat-zat
prokoagulan , salah satu yang paling penting ialah faktor stabilisasi fibrin, yang
menyebabkan terjadinya ikatan silang yang semakin banyak antara benang-benang
fibrin yang berdekatan. Selain itu, trombosit sendiri memberi dukungan langsung
untuk terjadinya retraksi bekuan dengan cara mengaktifkan molekul aktin myosin,
dan trombostenin trombosit, yang semuanya merupakan protein kontraktil dalam
trombosit dan dapat menimbulkan kontraksi kuat pada tonjolan-tonjolan runcing dari
trombosit yang melekat pada fibrin. Peristiwa ini juga akan menciutkan jaringan fibrin
menjadi massa yang lebih kecil. Kontraksi diaktifkan dan dipercepat oleh thrombin,
dan juga oleh ion kalsium yang dilepaskan oleh gudang kalsium dalam mitokondria,
reticulum endoplasma, dan apparatus golgi pada trombosit.1
Dengan terjadinya retraksi bekuan, ujung-ujung pembuluh darah yang robek
akan ditarik saling mendekat, sehingga memungkinkan berlanjut sampai ketahap akhir
hemostasis.1
dijelaskan diatas. Pada tahap permulaan, factor V yang terdapat dalam kompleks
activator prothrombin bersifat inaktiv, tetapi sekali proses pembekuan ini dimuli
8
kolagen dinding pembuluh darah akan mengubah dua factor pembekuan penting
dalam darah : factor XII dan trombosit. Bila factor XII terganggu, misalnya
karena berkontak dengan permukaan yang basah seperti gelas, ia akan berubah
menjadi bentuk molekul baru yaitu sebagai enzim pro-teolitik yang disebut
factor XII yang teraktivasi. Pada saat yang bersamaan, trauma terhadap darah
juga akan merusak trombosit akibat bersentuhan dengan kolagen atau dengan
permukaan basah (atau rusak karena cara lain), dan ini akan melepaskan
berbagai fosfolipid trombosit yang mengandung lipoprotein, yang disebut factor
3 trombosit, yang juga memegang peranan penting dalam proses pembekuan
selanjutnya.1
2. Pengaktifan factor XI.Factor XII yang teraktivasi bekerja secara enzimatik
terhadap factor XI dan juga mengaktifkannya. Ia merupakan langkah kedua
dalam jalur intrinsic. Reaksi ini juga memerlukan kininogen HMW (berat
molekul tinggi), dan dipercepat oleh prekalikrein.1
3. Pengaktifan factor IX olef factor XI yang teraktivasi.faktor XI yang teraktivasi
bekerja secara enzimatik terhadap factor IX dan mengaktifkannya.1
4. Pengaktifan factor X-peranan factor VIII. Factor IX yang teraktivasi, yang
bekerja sama dengan factor VIII teraktivasi dan dengan fosfolipid trombosit dan
factor 3 dari trombosit yang rusak, mengaktifkan factor X.1
5. Kerja factor X teraktivasi dalam pembentukan activator prothrombin-peranan
factor V. langkah dalam jalur intrinsic ini pada prinsipya sama dengan langkah
terakhir dalam jalur ekstrinsik. Artinya, factor X yang teraktivasi bergabung
dengan factor V dan trombosit atau fosfolipid jaringan untuk membentuk suatu
kompleks yang disebut activator prothrombin. Activator prothrombin dalan
beberapa detik mengawali pemecahan prothrombin menjadi thrombin, dan
dengan demikian proses pembekuan selanjutnya dapat berlangsung seperti yang
telah diuraikan terdahulu.1
10
11
ke
bentuk
aktif
fibrin.Kekurangan
faktor
menyebabkan
hypoprothrombinemia.4
Faktor III
Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang
berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting
dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur
koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.4
Faktor IV
Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan
12
darah.4
Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas,
yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik
dan
ekstrinsik
koagulasi
jalur.
Proaccelerin
mengkatalisis
pembelahan
pada
kecenderungan
berdarah
yang
langka
yang
disebut
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan
mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan,
membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut
prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk
trombin.Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi
sistemik.Disebut juga Prower Stuart-faktor.Bentuk yang diaktifkan disebut juga
thrombokinase.4
Faktor XI
Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam
jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX.Lihat
juga kekurangan faktor XI.Disebut juga faktor antihemophilic C.4
Faktor XII
Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan
kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi
dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan
kecenderungan trombosis.4
Faktor XIII
Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin
monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam
urea,
fibrin
yang
memungkinkan
untuk
membentuk
pembekuan
14
15
sel yang berinti dua sampai empat. Sitoplasma tanpak basofilik kuat, terbebas
dari granulasi, dan di bagian tepikadang-kadang sedikit terjuntai. Sering
terdapat trombosit yang melekat.2
Promegakariosit (Megakariosit yang setengah matang)
Produk poliploidisasi megakarioblas yang berdimensi besar. Inti sel
sangat besar dan sedikit berlobus selain bentuk dengan kecenderungan
segmentasi (berlobus) yang dapat dikenali dengan jelas. Kromatin inti sebagian
besar teranyam rapat, nucleolus yang ada kebanyakan terselubungi. Sitoplasma
tampak basofilik dengan beberapa area azurofilik yang menunjukan permulaan
aktivitas trombopoiesis. Luas sitoplasma bertambah secara nyata. Di tepi sel,
terdapat trombosit yang melekat.2
Megakariosit yang matang
Sel terbesae yang dijumpai pada hemopoiesis di sumsum tulang dalam
kondisi normal. Serangkaian gumpalan (haustra) inti yang khas terbentuk dan
sitoplasma azurofilik ditutupi bintik-bintik halus, sebagai perwujudan teraktik
pembentukan trombosit yang aktif. Perluasan dan penonjolan bagian sitoplasma
azurofilik menandakan suatu persiapan pelepasan trombosit.2
Sebagian kecil megakariosit (dibawah 10%) menunjukkan inti tunggal
atau ganda yang berbentuk bulat-oval dan kecil (yang dikenal sebagai
mikromegakariosit) pada pengecilan diameter sel. Elemen-elemen ini juga
memiliki aktivitas trombopoietik. Suatu fenomena yang istimewa adalah
fenomena yang dikenal sebagai emperipolesis, yaitu pengembaraan granulosit
matang melalui sitoplasma megakariosit tanpa mengganggu integritas sel, yang
juga tidak mengindikasikan suatu proses fagositosis.2
16
17
3.4.2 TROMBOSIT
Produksi trombosit
18
proses
mengalami
diferensiasi
pematangan
dari
dengan
sel
induk
replikasi
hemopoietik.megakariosit
inti
endometotik
yang
dipecahkan.
Produksi
trombosit
mengikuti
pembentukan
trombosit.
Tiap
megakariosit
bertanggung
jawab
untuk
109 /l) dan lama masa hidup trombosit normal adalah 7-10 hari hari.
Morfologi Trombosit
Dalam keadaan inaktif trombosit bentuknya seperti cakram bikonveks
dengan diameter 2 4 m. Dengan mikroskop elektron, trombosit dapat dibagi
menjadi 4 zone dengan masing-masing zone mempunyai fungsi khusus.
19
Keempat zone adalah zone perifer yang berguna untuk adhesi dan agregasi,
zone sol gel menunjang struktur dan mekanisme kontraksi, zone organel yang
berperan dalam pengeluaran isi trombosit serta zone membran yang keluar dari
isi granola saat pelepasan.2
20
pada
trombosit
ada
dua
macam
yaitu
tromositosi
dan
tiga trobosit, penting untuk mengawali sistem pembekuan. Kelainan jumlah atau
jumlah trombosit atau keduanya dapat mengganggu koalisi darah. Trombosit yang
terlalu banyak atau sedkit mengganggu koalisi darah. Keadaan yang ditandai dengan
trombosit yang berlebihan dinamakan trombositosis atau trombositemia istilah-isttilah
ini sering tertukar. Trombositosis umumnya didefinisikan sebagai peningkatan jumlah
trombosis lebih dari 400.000 m dan dapat primer atau sekunder. Trombositosis primer
timbul dalam bentuk trombositipenia primer, yang terjadi poliperasi abnormal
megakaryosit dengan jumlah trombosit lebih dari satu juta. Trombositosis primer juga
ditemukan dengan gangguan mieloproliperatif lain, seperti polisitemiapera atau
leukimia granulositik kronis.2
Jika jumlah trombosit melebihi satu juta, atau pasien simptomatik, pengobatan
dimulai dan di tujukan untuk mengurangi aktifitas sum-sum tulang melalui
penggunaan agen-agen sitotoksik seperti hidroksiurea yang secara dramatis
menurunkan semua jenis sel. Trombositosis sekunder terjadi sebagai akibat adanya
penyebab-penyebab lain, baik secara sementara setelah setres atau setelah olah raga
pelepasan trombosit dari sumber cadangan atau dapat menyertai keadaan peningkatan
sum-sum tulang seperti pada perdarahan anemia hemolitik atau anemia defisiensi
besi. Peningkatan tajam jumlah trombosit terjadi pada pasien-pasien yang lienya
sudah dibuang secara pembedahan. Kerna lien merupakan primer penyimpanan dan
penghancuran trombosit maka pengangkatan tanpa disertai pengurangan produksi
didalam sum-sum tulang akan mengakibatkan trombosistosis yang sering melebihi
satu juta. Pengobatan trombositosis sekunder atau reaktif umumnya tidak
diindikasikan.2
mengalami cedera atau rupture, hemostasis terjadi melalui beberapa cara : (1)
konstriksi pembuluh darah, (2) pembentukan sumbat platelet, (3) pembentukan
bekuan darah sebagai hasil dari pembekuan darah, dan (4) akhirnya terjadi
pertumbuhan jaringan fibrosa kedalam bekuandarah untuk menutup lubang pada
pembuluh secara permanen.1
Konstriksi Pembuluh Darah
Segera setelah pembuluh darah terpotong atau rupture, dinding pembuluh
darah yang rusak itu sendiri menyebabkan otot polos dinding pembuluh berkontraksi,
sehingga dengan segera aliran darah dari pembuluh yang rupture akan berkurang.
Kontraksi terjadi sebagai akibat dari (1) spasmemiogeni klokal, (2) factor autacoid
lokal yang berasal dari jaringan yang terkena trauma dan platelet darah, dan (3)
berbagai reflex saraf. Refleks saraf dicetuskan oleh impuls saraf nyeri atau oleh
impuls impuls sensorik lain dari pembukuh yang rusak atau dari jaringan yang
berdekatan. Namun, vasokonstriksi yang lebih lagi kemungkinan hasil dari kontraksi
miogenik setempat pada pembuluh darah. Kontraksi ini terjadi karena kerusakan pada
dinding pembuluh darah. Untuk pembuluh darah yang lebih kecil, platelet
mengakibatkan sebagian besar vasokonstriksi dengan melepaskan sebuah substansi
vasokonstriktor, tromboksan A2.1
Semakin berat kerusakan yang terjadi, semakin hebat spasmenya. Spasme
pembuluh local ini dapat berlangsung beberapa menit bahkan beberapa jam, dan
selama itu berlangsung proses pembentukan sumbat platelet dan pembekuan darah.1
Pembentukan Sumbat Platelet. Bila luka pada pembuluh darah berukuran sangat
kecil di seluruh tubuh lubang itu biasanya ditutup oleh sumbat platelet, bukan oleh
bekuan darah.1
Mekanisme sumbat Trombosit
Trombosit melakukan perbaikan terhadap pembuluh yang rusak didasarkan
pada beberapa fungsi penting dari trombosit itu sendiri : pada waktu trombosit
bersinggungan dengan permukaan pembuluh yang rusak, terutama dengan serabut
kolagen di dinding pembuluh, sifat sifat trombosit segera berubah secara drastis.
23
Tujuan
Nilai normal
Menilai fungsi 2-91/2 menit
Makna klinis
Memanjang
perdarahan
trombosit dan
trombositopenia,
vaskular
trombositopati,
von
Willebrand,
pada
penyakit
ingesti
Hitung
Menilai
trombosit
150.000-
konsentrasi
400.000/mm
trombosit
sum-sum
tulang.4
Obat-obatan, khususnya
agen
kemoterapeutik,
dapat
menyebabkan
masa
perdarahan
memanjang.4
Meningkat
pada
permulaan
gangguan
mieloproliferatif.4
Sesudah
splenektomi,
dapat
merupakan
predisposisi
terjadinya
episode trombotik.4
akan Retraksi bekuan buruk pada
Reaksi
Menilai
Bekuan
pembekuan
kecukupan
beretraksi
trombosit
menjadi
untuk
membentuk
dalam
bekuan fibrin
menjadi
sampai trombositopenia
setengah polisitemia,
1
lisis
dan
bekuan
jam,
bekuan
Waktu
Menilai
pembekuan
mekanisme
Lee
White koagulasi
(koagulasi)
waktu
yang
Memanjang
defisiensi
pada
faktor-faktor
diperlukan
oleh
antikoagulan
darah
yang
untuk
membentuk
antibiotic tertentu.4
bekuan padat
setelah
terpajan
25
International
dengan gelas
Standardisasi
Pencegahan
Normalized
waktu
pengobatan
Ratio (INR)
protrombin
Waktu
Mengukur
3,0
11-16 detik
protrombin
jalur
(PT)
pembekuan
ekstrinsik dan
biasa
Waktu
Mengukur
vitamin K.4
Memanjang
tromboplastin
jalur
defisiensi
factor
VIII
parsial
pembekuan
sampai
XII
dan
teraktivasi
intrinsik
(APTT)
bersama
26-42 detik
dan Digunakan
penuntun
sebagai
untuk
terapi
oral
yang
diresepkan.4
Memanjang pada defisiensi
dan
pada
antikoagulan
didalam
dan
DIC,
dan
Memendek
pada
keganasan
Waktu
Mengukur
10-13 detik
hati).4
Memanjang
(kecuali
pada
kadar
atau
n fibrin dari
penyakit
pembekuan
fibrinogen
antikoagulan,
hati,
terapi
dan
disproteinemia.4
atau Memanjang
pada
trombositopeni,
dengan
thrombin
Tes
Mengukur
12
pembentukka
kemampuan
kurang
membentuk
tromboplastin
tromboplastin
XII,
Mengukur
didalam sirkulasi.4
Meningkat
pada
(TGT)
Tes D-Dimer
< 500
detik
dan
antikoagulan
DIC,
pemecahan
produk-
trombolitik,
pembedahan,
26
trauma.4
produk
bekuan fibrin
Tes
plasma
agregasi Tes
fungsi Trombosit
trombosit
trombosit
Agregasi
mengalami
berkurang
atau
agregasi
penyakit
terpajan
zat-zat
adenine
difosfat
(ADP),
kolagen,
epinefrin
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hemostasis m e r u p a k a n s u a t u k e a d a a n t u b u h u n t u k m e mp e r t a h a n k a n
keseimbangan
dalam
mempertahankan
kondisi
yang
dialaminya.
Dalam
(megakariosit yang setengah matang), dan megakariosit yang matang. Dalam trombosit
terdapat kelainan yang terjadi seperti hemofillia, trombositosis atau trombositemia.1
Kompensasi tubuh pada saat terjadi perdarahan ada hubungannya dengan hemostasis
dimana hemeostatis ini yang berarti pencegahan hilangnya darah, bila pembuluh darah
mengalami cedera atau rupture, hemostasis terjadi melalui beberapa cara : (1) konstriksi
pembuluh darah, (2) pembentukan sumbat platelet, (3) pembentukan bekuan darah sebagai
hasil dari pembekuan darah, dan (4) akhirnya terjadi pertumbuhan jaringan fibrosa kedalam
bekuandarah untuk menutup lubang pada pembuluh secara permanen.1
DAFTAR PUSTAKA
28
29