Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KEPERAWATAN / TINJAUAN KEPERAWATAN
1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan isinya (Wartonah, 2006).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh (Hidayat, 2012).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Nutrisi
adalah kumpulan dari zat gizi yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit serta proses metabolisme dalam tubuh manusia yang memiliki
tujuan untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk beraktivitas
sehari-hari.
2. Pengertian Nutrien
Nutrien merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan meliputi
karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi
dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4
kilokalori. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk
glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Gikogen adalah sintesis
dari glukosa, pemecah energi selama puasa. Kelebihan energi
karbohidrat berbentuk asam lemak (Wartonah, 2006).
1) Jenis karbohidrat

a) Monosakarida
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang paling sederhana dan
merupakan molekul yang paling kecil.
b) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa
dan maltosa banyak ditemukan di makanan nabati, sedangkan
laktosa yaitu jenis gula dalam susu baik susu ibu maupun susu
hewan.
c) Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis
polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
2) Fungsi Karbohidrat
a) Sumber energi yang murah.
b) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
c) Membuat cadangan tenaga tubuh.
d) Pengaturan metabolisme lemak.
e) Untuk efisiensi penggunaan.
f) Memberikan rasa kenyang.
3) Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya
berasal dari tumbuh - tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu,
singkong. Sedangkan karbohidat hewani berbentuk glikogen.
4) Metabolisme Karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui
pencernaan, absorpsi, dan metabosme.
5) Masalah-masalah yang terkiat dengan karbohidrat
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Energi
Malnutrisi

(PEM)

dan

penyakit

kegemukan

karena

ketidakseimbangan antara asupan dengan energi yang dibutuhkan.


Penyakit gangguan metabolisme ini tampak pada penyakit Diabetes
Mellitus (Wartonah, 2006).
b. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk
sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam

jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Asam amino esensial tidak
dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dari makanan. Jenis
asam amino esensial adalah lisin, triptofan, fenilalanin, leusin.
1) Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat terbagi menjadi tiga
golongan yaitu:
a) Protein sederhana
Jenis protein ini tidak berkaitan dengan yang lain, misalnya albumin
b)

dan globulin.
Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dnegan zat lain seperti dengan
glikogen membentuk glikoprotien, dengan hemoglobin membentuk

c)

kromoprtein.
Turunan atau derivat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton, dan

gelatin.
2) Fungsi protein
a) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan
tekanan osmotik koloid, keseimbangan asam.
b) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
c) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon.
d) Sumber energi disamping karbohidrat dan lemak
e) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat
menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk
genes.
3) Sumber protein
a) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu,
hati, udang, ikan, kerang, ayam.
b) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti
jagung, kedelai, kacang hijau, terigu.
c) Metabolisme protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan
dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein
menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam
usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim

tripsin dari pankreas dan selanjutnya diserap atau ke aliran darah


menuju ke hati.
Asam asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh
untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagian untuk membuat
protein darah. Karena protein dapat larut dalam air sehingga
umumnya dapat dicerna secara sempurna hingga hampir tidak
tersisa protein dalam feses (Wartonah, 2006).
4) Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein:
a) Berat bdan individu
b) Aktivitas
c) Keadaan pertumbuhan
d) Pada wanita hamil ditambah 10 gr/hari.
e) Pada ibu menyusui ditambah 20 gr/hari
f) Keadaan atau kondisi kesehatan (Wartonah, 2006).
c. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang paling besar.
1) Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi:
a) Lemak murni yaitu lemak yang etrdiri atas asam lemak dan gliserol.
b) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan
lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan
glikogen.
2) Fungsi lemak
a) Memberikan kalori, dimana setiap 1gram lemak dala peristiwa
oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 8 kkal.
b) Melarutakan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
c) Memberikan asam-asam lemak esensial.
3) Sumber lemak
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh
seperti yang terdapat pada kacang-kacangan dan kelapa. Lemak
hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dangan rantai panjang
seperti pda daging sapi dan kambing.
4) Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim
lipase yang berasal dari pankreas. Didalam duodenum trigliserida
dipecah menjadi digliyserida, monogliserida, dan asam lemak bebas
dengan bantuan lipase. Asam lemak bebas dengan rantai panjang tidak

larut dalam air tetapi berikatan dengan garam-garam empedu dan dapat
larut (emulsi). Lemak kemudian diserap darah ke hati, dihati sebagian
digunakan untuk energi, sebagian diubah menjadi zat keton, dan
sebagian disimpan dalam bentunk lemak badan (Wartonah, 2006).
d. Mineral
Mineral adalah element anorganik esensial unutk tubuh karena
peranya

sebagai

katalis

dalam

reaksi

biokimia.

Mineral

dapat

diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu kebutuhan tubuh 100 mg atau


lebih, dan makromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100 mg.
Termasuk

dalam

makromineral

adalah

kalsium,

magnesium

fosfat,sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida,


yodium, iron, zinc.
1) Fungsi mineral
a) Membangun jaringan tulang.
b) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
c) Memberikan elektrolit keperluan otot-oto dan saraf.
d) Membuat berbagi enzim (Wartonah, 2006).
e. Vitamin
Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada
makanan dan tidak dapat diubah dlam tubuh. Vitamin sangat berperan
dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator.
1) Klasifikasi vitamin
a) Vitamin yang larut dalam air : Vitamin B komplik, B1,B2,B3, B12, folic
acid, serta Vitamin D.
b) Vitamin yang larut dalam lemak: vitamin A, D,E, K
2) Fungsi utama vitamin
Untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan
(Wartonah, 2006).
3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
a. Pengetahuan, pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan
bergizi dapat memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan
dalam memahami kebutuhan gizi.

b. Prasangka, prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan


bergizi tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya
dibeberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling
murash, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan.
c. Kebiasaan, kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu juga dapt mempengaruhi status gizi. Misalnya
dibeberapa daerah, terdapat larangan memakan pisang dan pepaya
bagi para remaja. Padahal makanan tersebut merupakan sumber
vitamin yang baik.
d. Kesukaan, kesukaan yang brlebihan terhadap suatu jenis makanan,
sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat ynag dibutuhkan secara
cukup. Para remaja sekarang suka mengkonsumsi makanan siap saji
seperti (junkfood) dan bakso. Makanan-makanan ini tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering
dan berlebih kerena tidak memiliki asupan gizi yang baik.
e. Ekonomi, status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi
karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang
tidak sedikit (Hidayat, 2012).
4. Pengertian Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah dimana asupan nutrisi yang
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (Blackwell, 2014).
5. Pengertian Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Nutrisi lebih dari kebutuhan adalah suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih (Hidayat, 2012).
6. Etiologi
1) Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
a) Kelemahan ekonomi
b) Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrisi
c) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
d) Ketidakcukupan intake makanan (diet)
e) Kelainan psikologi
2) Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

a) Perubahan pola makan


b) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
7. Manifestasi Klinis
1) Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a) Berat badan 10-20% dibawah normal.
b) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
c) Adanya penurunan transferin.
d) Nafsu makan menurun.
e) Bising usus yang hiperakaktif.
f) Membran mukosa pucat (Blackwell, 2014).
2) Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
a) Berat badan lebih dari 10% berat badan
b) Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
c) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita.
d) Adanya jumlah asupan yang berlebih
e) Aktivitas menurun atau monoton (Hidayat, 2012).
8. Patofisiologi
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kebutuhan nutrisi

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti gaya hidup (kebiasaan, kesuakaan), penyakit, pengetahuan.


Apablia dalam tubuh tidak terjadi keseimbangan antara asupan nutrisi
dan pengeluaran maka proses metabolisme akan terganggu sehingga
sari makanan tidak dapat diserap oleh tubuh maka asupan gizi yang
dibutuhkan tubuh kurang seperti karbohidrat yang merupakan sumber
energi utama akan berkurang selain itu vitamin yang berperan dalam
pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan tidak dapat
diserap oleh tubuh sehingga tubuh mengalami kekurangan vitamin
selain itu protein yang berfunsi untuk mempertahankan dan mengganti
jaringan

tubuh

dalam

proses

penyerapan

juga

terganggu

dan

menyebabkan intake makanan menurun.


Penurunan kebutuhan nutrisi dapat terjdai apabila intake yang
masuk tidak adekuat sehingga menyebabkan kekosongan pada

lambung. Kekosongan ini menyebabkan produksi HCL dilambung


meningkat sehingga asam lambungpun ikut meningkat asam lambung
yang

meningkat

menyebabkan

timbul

rangsangan

mual

dan

menyebabkan anoreksia ( penurunan nafsu makan ) sehingga intake


dalam tubuh menurun dan menyebabkan timbul masalah nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh (Asmadi, 2008).
b. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh memiliki beberapa faktor
prediposisi seperti kurangnya aktivias fisik atau kegiatan fisik ini dapat
dijumpai pada orang yang tidak aktif, sehingga pusat nafsu makan
dihipotalamus cenderung berfungsi pada tingkat yang rendah dan
keseimbangan yang normal. Antara pemasukan dan pengeluaran energi
tidak dapat dipertahankan. Kebiasaan makan yang berlebih terutama
untuk makan yang lezat dan kaya akan gula, seperti coklat dan es krim
yang mempunyai nilai energi yang tinggi.
Kebiasaan makan pada awal kehidupan mempunyai dampak pada
waktu dewasa. Bila sejak bayi dan anak-anak melebihi kebutuhan,
jumlah sel-sel jarinagn lemak akan meningkat guna menyimpan
kelebihan lemak. Sekali sel lemak terbentuk dalam jumlah yang besar,
akan

terjadi

kecenderungan

penambahan

berat

badan.

Faktor

psikologis, seperti halnya stres yang terjadi pada individu cenderung


melipur lara didalam makan. Karena mereka seringkali makan secara
berlebihan.

Faktor endokrin yaitu didalam sistem endokrin terdapat kelenjar


tiroid yang berfunsi sebagai mengatur metabolisme dalam tubuh.
Apabila

kelenjar

tirod

mengalami

disfungsi

kelenjar

ini

dapat

menyebabkan fluktasi berat badan. Sehingga terjadi perubahan


kenaikan berat badan dalam waktu yang singkat. Menyebabkan terjadi
gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh (Wahid Iqbal Mubarak,
2007).

9. Pathway
a. Pathway nutrisi kurang dari kebutuhan
Faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi
Gaya hidup
(kebiasaan, kesukaan)

Terganggunya proses
Metabolisme

Tidak dapat menyerap

Penyakit

Pengetahuan

berkurangnya
pemasukan makanan

kekosongan pada

sari makanan

lambung

Gizi yg dibutuhkan kurang


(karbohidrat, vitamin, protein)

Produksi HCL
Meningkat

Intake makanan menurun

asam lambung meningkat


Anoreksia
Mual muntah
Intake makanan menurun

b. Pathway Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh


Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Faktor
prediposisi
kelebihan
nutrisi
Kurang kegiatan

kebiasaan makan

faktor psikologis

faktor
endrokrin

Nafsu makan meningkat

Lezat & kaya gula koping stres

kelenjar tiroid

fluktuasi BB
Penurunan fungsi peningkatan energi makan yg berlebih ketidakseimbangan
Hipotalamus

Jumlah sel lemak ( ) peningkatan BB

Intake&output

Ketidakseimbangan peningkatan BB
intake & output

Ketidakseimbangan Nutrisi Lebih dari Kebutuhan Tubuh

10.
Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a) Pada keadaan ini memerlukan diit yang berisi jumlah cukup protein
yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan
protein.
b) Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
c) Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare
berat.
d) Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan,
pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil
laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
2) Penatalaksanaan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
a) Prinsip penatalaksanaan nutrisi lebih dari kebutuhan ini adalah
dengan mengurangi asupan kalori dan meningkatkan keluaran energi
dengan cara pengaturan diet, peningkatan aktivitas fisik, dan
mengubah atau memodifikasi pola hidup.
b) Menyadarkan tentang pola makan yang berlebih dan aktivitas yang
kurang serta memberikan motivasi untuk memodifikasi remaja dan
orang tua (Budiwarti, 2012).
11.Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang

yang

digunakan

untuk

mengetahui

masalah nutrisi antara lain nilai yang umum digunakan dalam pemeriksaan
ini adalah kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum,
kreatinin, hemoglobin, hemetokrit, keseimbangan nitrogen, dan tes antigen
kulit. Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan masalah nutrisi
adalah penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit,

albumin serum kurang dari 3,5 gr/dL, dan peningkatan atau penurunan
kadar kolesterol (Wahid Iqbal Mubarak, 2008)

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identifikasi tanda dan gejala yang berhubungan dengan perubahan
nutrisi.
b. Mengumpulkan data dari klien yang berhubungan dengan praktik nutrisi.
c. Menentukan kebutuhan energi nutrisi klien (REE X faktor aktivitas atau
penyakit).
d. Mendapatkan riwayat diet klien.
e. Skrining
Skrining merupakan metode untuk mengidentifikasi malnutrisi. Alat
skrining nutrisi harus dapat mengumpulkan data berdasrkan empat
prinsip utama yaitu : apa keadaan saat ini ? apakah keadaannya stabil?
Apakah keadaanya semakin memburuk? Apakah penyakit mempercepat
masalah nutrisi ?
Alat ini khususnya meliputi penghitungan obyek seperti tinggi badan,
perubahan berat badan, diagnosis primer, dan kehadiran kormoditas
lainnya. Pengkajian subyektif global (subjective Global Assessment /

SGA ) adalah metode klinis yang telah divalidasi yang menggunakan


riwayat klien. Pengkajian nutrisi mini (Mini Nutrisional Assessment /
f.

MNA) digunakan pada skrining lansia (Perry, 2009).


Antropometri
Antropometri adalah sistem pengukuran dan yang membentuk tubuh.
Bandingkan berat badan dan tinggi badan dengan hubungan antara
berat badan dan tinggi badan yang yang terstandarisasi. Pengukuran
antropometri lain yang membantu mengidentifikasi masalah nutrisi
meliputi rasio berat badan dengan lingkar pergelangan tangan, lingkar
lengan atas (LLA), lipatan kulit trisep, dan lingakr otot lengan atas.
Berat badan ideal (IBW) memberikan perkiraan apakah berat badan
seseorang harus diukur (Perry, 2009).
Indeks Massa Tubuh (IMT) mengukur berat badan yang sesuai dengan
tinggi badan dan berat badan. Hitung IMT denag membagi berat badan
klien dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadran (Perry,

2009).
g. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium digunakan umumnya untuk mempelajari
status nutrisi meliputi mengukur protein plasma, seperti albumin,
transferin, prealbumin, protein pengikat retinol, kapasitas pengikat zat
besi total, kolestrol, trigliserida dan hemoglobin (Perry, 2009).
h. Riwayat Diet dan Kesehatan
Selain riwayat keperawatan umum, gunakan data dari riwayat diet yang
lebih spesifik untuk mengkaji kebutuhan aktual dan potensial klien.
Untuk mengetahui riwayat diet seseorang kita bisa melakukan
wawancara status gizi, kesehatan, sosial ekonomidan budaya orang
tersebut, yang berpengaruh terhadap nutrisinya. Pengkajian riwayat diet
dilakukan dengan mengkaji jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi
pasien selama 24 jam yang meliputi karbohidrat, jumlah protein, lemak,

sayur, buah-buahan, air, dan mineral. Pengkajian asupan makanan dan


pola makan meliputi pengkajian dan informasi mengenai makanan yang
biaasa dikonsumsi, persiapan makanan, dan kebiasaan makan (Perry,
i.

2009).
Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik adalah salah satu aspek pengkajian nutrisi yang paling
penting. Karena nutrisi yang tidak tepat memengaruhi seluruh sisitem
tubuh
a) Keadaan fisik : apatis, lesu
b) Berat badan : obesitas, kurus (underweigth)
c) Otot : flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
berkerja.
d) Sistem Respirasi : nafas pendek saat berjalan, RR abnormal
e) Sistem saraf : bingung rasa terbakar, paresthesia, reflek
menurun.
f) Fungsi gastrointestinal : abdomen besar, anoreksia,
konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran liver/lien
Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama
abnormal, tkanan darah rendah/tinggi
h) Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis,
pecah/patah-patah
i)
Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak
ada.
j)
Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis,
membran mukosa pucat.
k) Gusi : pendarahan, peradangan
l)
Lidah : edema, hiperemis.
m) Gigi : karies, nyeri, kotor.
n) Mata : konjungtiva pucat, kering, acotalmus, tanda-tanda
Infeksi.
o) Kuku : mudah patah
p) Kapilari Refile : kembali lebih dari 2 detik
q) Pengukuran Antropometri :
g)

IMT : BB/TB (m2)


Nilai normal : 18-24
Berat badan ideal : (TB - 100) 10%
Lingkar pergelangan tangan
Lingkar lengan atas (MAC) :
Nilai Normal Wanita
: 28,5 cm
Pria
: 28,3 cm
Lipatan kulit otot trisep (TSF) :
Nilai normal Wanita
: 16,5 18 cm

Pria
: 12,5 16,5 cm
Laboratorium
Albumin
: 4-5,5 mg/100ml
Transferin
: 170 25 mg/100ml
Hemoglobin : 12 mg%
BUN
: 10 - 20 mg/100ml
Ekskresi kreatinin untuk 24 jam Pria : 0,6 1,3 mg/100 ml
Wanita : 0,5 1,0 mg/100ml

r)

Kolestrol

: < 200 mg/dL

Trigleserida

: < 150 mg/dL

2. Diagnosa keperawatan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah dimana asupan nutrisi
yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (Blackwell,
2014). Pada pasien yang mengalami gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh ini biasanya memiliki tanda klinis. Seperti berat badan 1020% dibawah normal, adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot,
adanya penurunan transferin, nafsu makan menurun, bising usus yang
hiperakaktif, membran mukosa pucat (Blackwell, 2014).
Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan yang
dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan

kebutuhan

metabolisme

secara

berlebih

(Hidayat,

2012).

Pemenuhan kebutuhan nutrisi. Berat badan lebih dari 10% berat badan
Obesitas (lebih dari 20% berat ideal), Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm
pada pria dan 25 mm pada wanita, Adanya jumlah asupan yang berlebih,
Aktivitas menurun atau monoton (Hidayat, 2012).
3. Intervensi / Rencana Tindakan

Intervensi

atau

perencanaan

adalah

kategori

dari

perilaku

keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang
diperkirakan ditetapkan. Pada masalah keperawatan nutrisi ini intervevsi
yang akan dibahas adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan nutrisi
lebih dari kebutuhan tubuh.
Pada nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh kita dapat menulis
intervensi seperti Managemen nutrisi : menentukan status gizi pasien dan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, menganjurkan pasien
tentang kebutuhan diet yang tepat. Menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang perlu unutk memenuhi kebutuhan gizi, berkolaborasi dengan
keluarga pasien untuk membantu pasien melakukan perawatan gigi dan
mulut (Gloria M. Bulechek, 2013).
Nutrisi terapi adalah menyelesaikan kajian gizi yang sesuai untuk
pasien yaitu: monitor makanan atau cairan yang tertelan dan menghitung
asupan kalori harian. Pantau kesesuaian terapi diet untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan terapi
diit yang sesuai dan jumlah kalori. Dorong pasien untuk memenuhi asupan
makanan dan cairan tinggi kalsium yang sesuai, pilih suplemen gizi untuk
mendorong

asupan

tinggi

kalsium,

berikan

makanan

yang

tinggi

kandungan serat, berikan makanan dan carian untuk untuk mendukung


proses metabolisme dari pasien yang kekurangan gizi atau beresiko tinggi
untuk jadi kurang gizi (Gloria M. Bulechek, 2013).
Monitoring
nutrisi
adalah
mementau

pertumbuhan

dan

perkembangan nutrisi pada pasien. Antara lain: ukur antropometri pada


pasien, identifikasi perubahan berat badan terbaru. Pantau turgur kulit dan
mobilitas pasien, identifikasi abnormalitas pada rambut pasien, pantau
mual

dan

muntah

pada

pasien.

Identifikasi

abnormalitas

kulit

pasien,identifikasi abnormalitas eliminasi usus pada pasien. Monitor trens


dalam penuruanan berat badan (Gloria M. Bulechek, 2013).
Pemantauan tanda-tanda vital adalah pengumpulan dan analisis
kardiovaskuler, repiratory, dan data suhu tubuh untuk menentukan dan
mencegah komplikasi. Meliputi monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan
status pernafasan, yang sesuai. Monitor tekanan darah saat pasien
berbaring, duduk, dan berdiri di depan setelah perubahan posisi,
monitor tekanan darah setelah pasien telah mengambil obat, monitor
pernapasan dan irama, memonitor pola pernapasan yang abnormal,
monitor pulse oximetri (Gloria M. Bulechek, 2013).
Manajemen cairan adalah promosi keseimbangan cairan dan
pencegahan komplikasi yang dihasilkan dari tingkat cairan abnormal atau
undersired, berat badan harian dan monitir tren. Hitung atau berat popok,
yang sesuai, monitor perubahan berat badan pasien sebelum dan setelah
dialisis,monitor status nutrisi pasien (Gloria M. Bulechek, 2013).
Pemantauan cairan adalah pengumpulan dan analisis data pasien
untuk mengatur keseimbangan cairan. Tindakan yang dapat dilakukan
antara lain :Tentukan sejarah jumlah dan jenis asupan cairan dan
kebiasaan eliminasi, Periksa kapiler refill pasien. Periksa turgor kulit
dengan cara mencubit kulit dengan lembut. Pantau berat badan
pantau asupan dan output. pantauan serum albumin dan kadar total protein
(Gloria M. Bulechek, 2013).
Pada nutrisi lebih dari kebutuhan kita dapat melakukan intervensi
antara lain: mangajarkan resep diet adalah mempersiapkan pasien untuk
mengikuti diet yang benar yang telah ditentukan. Tindakan yang dapt
dilakukan antara lain menilai tingkat pengetahuan pasien tentang diet yang
telah diresepkan, menilai pola makan pasien pada masa lalu dan makanan
yang disukai serta kebiasaan makan saat ini, tentukan perspektif keluarga

pasien, latar belakang budaya, dan faktor lain yang dapat memengaruhi
kesediaan pasien untuk mengikuti diet, instruksikan pasien pada nama
yang tepat dari diet yang ditentukan (Gloria M. Bulechek, 2013).
Nutrisi konseling adalah penggunaan prose untuk membantu
interaktif berfokus paada kebutuhan untuk diet pasien tindakan yang
dilakukan adalah mambangun hubungan terapi berdasarkan kepercayaan
dan rasa hormat. Tentukan asupan makanan pasien dan kebiasaan makan,
berikan informasi yang diperlukan tentang perlunya kesehatan untuk diet
seperti: penurunan berat badan, berat badan ideal, pembatasan natrium,
kolesterol, pembatasan cairan. edukasi pasien tentang empat dasar
mkanan, serta persepsi tentang diet yang dibutuhkan (Gloria M. Bulechek,
2013).
Manajemen berat badan adalah memfasilitasi pemeliharaan berat
badan yang optimal dan persen lemak tubuh. Tindakan yang dapat
dilakuka antara lain: diskusikan dengan individu hubunagn antara asupan
makanan, olahraga, berat badan dan penurunan berat badan. Diskusikan
dengan individu kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan,
tentukan motivasi individu untuk mengubah kebiasaan makan,tentukan
berat badan ideal untuk pasien, beri edukasi kepada pasien tentang
bahaya kelebihan berat badan (Gloria M. Bulechek, 2013).
Monitoring
nutrisi
adalah
mementau
pertumbuhan

dan

perkembangan nutrisi pada pasien. Antara lain: ukur antropometri pada


pasien, identifikasi perubahan berat badan terbaru. Managemen nutrisi :
menentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi, menganjurkan pasien tentang kebutuhan diet yang tepat.
Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang perlu unutk memenuhi
kebutuhan gizi (Gloria M. Bulechek, 2013).

Manajemen cairan adalah promosi keseimbangan cairan dan


pencegahan komplikasi yang dihasilkan dari tingkat cairan abnormal atau
undersired, berat badan harian dan monitir tren. Hitung atau berat popok,
yang sesuai, monitor perubahan berat badan pasien sebelum dan setelah
dialisis,monitor status nutrisi pasien (Gloria M. Bulechek, 2013).
Pemantauan cairan adalah pengumpulan dan analisis data pasien
untuk mengatur keseimbangan cairan. Tindakan yang dapat dilakukan
antara lain :Tentukan sejarah jumlah dan jenis asupan cairan dan
kebiasaan eliminasi, Periksa kapiler refill pasien. Periksa turgor kulit
dengan cara mencubit kulit dengan lembut. Pantau berat badan
pantau asupan dan output. pantauan serum albumin dan kadar total protein
(Gloria M. Bulechek, 2013).
4. Implementasi / Catatan Keperawatan
Implementasi adalah
tahap ketika perawat mengaplikasikan
rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan
guna membantu klien mencapai tjuan yang ditetapkan. Kemampuan yang
harus dimiliki perawat implementasi adalah kemampuan komunikasi yang
efektif, kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan
membantu, kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan
melakukan observasi sistematis, kemampuan memberikan pendidikan
kesehatan, kemampuan advokasi, dan kemampuan evaluasi.
Intervensi keperawatan berlangsung dalam tiga tahap. Fase
pertama merupakan fase persiapan yang mencakup pengetahuan tentang
validasi rencana, implementasi rencana, persiapan klien dan keluarga.
Fase

kedua

merupakan

puncak

implementasi

keperawatan

yang

berorientasi pada tujuan. Pada fase ini, perawat berusaha menyimpulkan


data yang dihubungkan dengan reaksi klien. Fase ketiga merupakan

terminasi

perawat-klien seletah implementasi keperawatan dilakukan.

Langkah selanjutnya adalah menyimpulkan hasil perencanaan intervensi


tersebut.
Implementasi tindakan keperawatan dibedakan menjadi tiga kategori yaitu
independent, interdependent, dan dependent .
a. Independent, yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk perawat
tanpa petunjuk dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Lingkup
tindakan keperawatan independen adalah
1) Mengkaji klien atau keluarga melalui riwayat keperawattan dan
pemeriksaan fisik untuk mengetahui status kesehatan klien.
2) Merumuskan diagnosis keperawatan sesuai reson klien yang
memerlukan intervensi keperawatan.
3) Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau
memulihakn kesehatan klien
4) Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan
medis.
b. Interdependent, yaitu suatu kegiatan yang memerlukan kerjasama dari
tenaga kesehatan lainmisalnya ahli gizi,fisioterapi,dan dokter.
c. Dependent berhubungan dengan pelaksanaan rencana

tindakan

medis/instruksi dari tenaga medis.


Hal ini yang tidak kalah penting pada tahap implementasi ini adalah
mengevaluasi respon atau hasil dari tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien serta mendokumentasikan semua tindakan
yang telah dilaksanakan (Asmadi, 2008).
5. Evaluasi
Keberhasilan rencana asuhan keperawatan untuk pasien yang
mengalami potensi atau telah mengalami gangguan dalam status nutrisi
sangat bergantung pada tujuan realistis dan dikembangkan seraca mutual
yang dibuat selama fase perencanaan, suatu tugas bahwa dalam banyak
kasus lebih mengatakan daripada melakukan. Karena itu, lebih penting
untuk

memulai

proses

evaluasi

lebih

awal

dan

secara

kontinu

mengevaluasi

kesesuaian

tujuan,

hasil

yang

diharapkan,

dan

intervensi(Bennita W Vaughans, 2013).


Tujuan dan kriteria hasil yang dapat dicapai dalam melakukan
evaluasi tindakan adalah pada diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh antara lain: status gizi dalam batas normal (skala 5) meliputi asupan
gizi, asupan makanan, asupan cairan, energi, perbandingan berat / tinggi,
hidrasi. Status gizi dalam batas normal (skala 5) : asupan gizi meliputi
asupan kalori, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan
serat,asupan vitamin, asupan mineral, asupan zat besi, asupan kalsium,
asupan natrium (Sue Moorhead, 2013) .
Nafsu makan pasien meningkat (skala 5) meliputi keinginan
keinginan untuk makanan, kenikmatan makanan, rasa makanan, energi
untuk makan, asupan makanan, asupan gizi, asupan cairan, stimulus untuk
makan. Eliminasi pasien teratur (skala 5) meliputi pola eliminasi
dapat mengontrol buang air besar, warna tinja, Jumlah bangku untuk diet,
bangku lembut dan terbentuk, kemudahan bangku bagian, nada sfingter,
otot untuk mengevakuasi tinja, bagian dari tinja tanpa bantuan, suara
mangkuk, lemak dalam tinja, darah dalam tinja, lendir dalam tinja, sembelit,
diare (Sue Moorhead, 2013).
Status gizi : status biochemical dalam rentan normal (skala 5)
antara lain: serum albumin, serum prealbumin, serum creatinin,
hematokrit, hemoglobin, serum transferrin, kapasitas total zat besi,
lympcyte count. Status gizi : kebutuhan energi pasien dapat terpenuhi
dengan (skala 5) yang terdiri dari : daya tahan, ketahanan, tangan
kekuatan cengkeraman, bentuk otot, penyembuhan jaringan, resistensi

infeksi, pertumbuhan (anak). Status gizi : makanan dan asupan cairan


adekuat dengan skala 5 yang terdiri dari : asupan makanan lisan,

asupan makan tabung, asupan cairan oral, asupan cairan


intravena, asupan nutrisi parenteral (Sue Moorhead, 2013).
Pengetahuan tentang diet pada pasien semakin luas yang meliputi
tujuan diet dicapai, optimal kisaran berat badan pribadi. Hubungan antara
diet, olahraga dan berat badan, cairan asupan yang tepat untuk
kebutuhan metabolik. Kalori asupan yang tepat untuk kebutuhan
metabolik, nutrisi asupan yang tepat untuk kebutuhan individu. Pedoman
gizi

direkomendasikan,

konsisten

makanan

dengan

pedoman

nunutritional. Jumlah harian yang disarankan vitamin, jumlah harian yang


disarankan mineral, recomendasi diet lemak kesehatan, protein, dan
karbohidrat.

Rekomendasi diet untuk sodium, pedoman untuk porsi

makanan, mampu membaca interpretasi informasi gizi pada label


makanan (Sue Moorhead, 2013).
Berat : massa tubuh dalam rentan noraml (skala 5) ketebalan
lipatan kulit trisep, subskapularis ketak ketebalan,

pinggang / pinggul

rasio lingkar, leher / pinggang rasio lingkar, persentase lemak tubuh.


Status

menelan

pasien

tidak

terganggu

(skala

5)

antara

lain:

mempertahankan makanan di mulut, menangani sekresi lisan, air liur


produktif. Kemampuan mengunyah, pengiriman bolus ke hipofaring
adalah waktu dengan refleks menelan, kemampuan untuk membersihkan
rongga mulut. Pembentukan bolus tepat waktu, jumlah menelan sesuai
untuk lobus ukuran / tekstur. Durasi makan sehubungan dengan jumlah

yang dikonsumsi, tepat waktu menelan refleks, mempertahankan kepala


netral dan posisi batang, penerimaan makanan, mempelajari temuan
menelan (Sue Moorhead, 2013).
Tujuan dan kriteria hasil yang dapat dicapai dalam melakukan
evaluasi tindakan adalah pada diagnosa nutrisi lebih dari kebutuhantubuh
adalah Status gizi : makanan dan asupan cairan adekuat dengan skala 5
yang terdiri dari : asupan makanan lisan, asupan makan tabung,

asupan cairan oral, asupan cairan intravena, asupan nutrisi


parenteral (Sue Moorhead, 2013).
Status gizi dalam batas normal (skala 5) : asupan gizi meliputi
asupan kalori, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat,
asupan serat,asupan vitamin, asupan mineral, asupan zat besi, asupan
kalsium, asupan natrium (Sue Moorhead, 2013). Berat : massa tubuh
dalam rentan noraml (skala 5) ketebalan lipatan kulit trisep, subskapularis
ketak ketebalan, pinggang / pinggul rasio lingkar, leher / pinggang rasio
lingkar, persentase lemak tubuh. Status menelan pasien tidak terganggu
(skala 5) antara lain: mempertahankan makanan di mulut, menangani
sekresi lisan, air liur produktif. Kemampuan mengunyah, pengiriman bolus
ke hipofaring adalah waktu dengan refleks menelan, kemampuan untuk
membersihkan rongga mulut. Pembentukan bolus tepat waktu, jumlah
menelan sesuai untuk lobus ukuran / tekstur (Sue Moorhead, 2013).
Durasi makan sehubungan dengan jumlah yang dikonsumsi, tepat
waktu menelan refleks, mempertahankan kepala netral dan posisi batang,
penerimaan makanan, mempelajari temuan menelan (Sue Moorhead,

2013). Status gizi : kebutuhan energi pasien dapat terpenuhi dengan


(skala 5) yang terdiri dari : daya tahan, ketahanan, tangan kekuatan
cengkeraman, bentuk otot, penyembuhan jaringan, resistensi infeksi,
pertumbuhan anak (Sue Moorhead, 2013).
Pengetahuan tentang diet pada pasien semakin luas yang meliputi
tujuan diet dicapai, optimal kisaran berat badan pribadi. Hubungan antara
diet, olahraga dan berat badan, cairan asupan yang tepat untuk
kebutuhan metabolik. Kalori asupan yang tepat untuk kebutuhan
metabolik, nutrisi asupan yang tepat untuk kebutuhan individu. Pedoman
gizi

direkomendasikan,

konsisten

makanan

dengan

pedoman

nunutritional. Jumlah harian yang disarankan vitamin, jumlah harian yang


disarankan mineral, recomendasi diet lemak kesehatan, protein, dan
karbohidrat.

Rekomendasi diet untuk sodium, pedoman untuk porsi

makanan, mampu membaca interpretasi informasi gizi pada label


makanan (Sue Moorhead, 2013).
Tingkat kegelisahan hilang (skala 5) antara lain: mondar-mandir,
meremas-remas

tangan,

distres.

Rasa

gelisah,

ketegangan

otot,

ketegangan wajah, sifat lekas marah, keraguan, amarah, masalah


perilaku, belajar kesulitan, pemecahan masalah kesulitan, serangan
panik, ketakutan verbalized. Kecemasan verbal, kekhawatiran berlebihan
tentang enents kehidupan. Meningkat tekanan darah, peningkatan denyut
nadi, meningkatkan laju pernapasan, dilatasi pupil, berkeringat, pusing,
kelelahan,

produktivitas

menurun,

menurunya

prestasi

sekolah

penarikan, gangguan tidur, perubahan pola buang air besar, perubahan


pola makan (Sue Moorhead, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.


Bennita W Vaughans. (2013). Keperawatan Dasar Demystified. Yogjakarta: Rapha.
Blackwell, W. (2014). Nursing Diognoses Definitions and Classification 2015-2017. India:
Pondicherry.
Gloria M. Bulechek, H. K. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC). America:
Elsiever.
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Perry, P. (2009). Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan. Jogjakarta:
Salemba Medika.

Sue Moorhead, M. J. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). America: Elsiever.


Wahid Iqbal Mubarak, N. C. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi
Dalam Praktek. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Wartonah, T. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai