5 SEPTEMBER 2009
ISSN. 0852-5426
150
ISSN. 0852-5426
151
ISSN. 0852-5426
152
ISSN. 0852-5426
Gambar 1. Pengaruh jenis tumbuhan terhadap rerata kadar Hg pada air limbah tambang
emas rakyat di kecamatan Dimembe, dibandingkan dengan data awal sebelum
perlakuan pada pengamatan hari ke 15.
153
ISSN. 0852-5426
154
ISSN. 0852-5426
Gambar 2. Pengaruh jenis tumbuhan terhadap rerata kadar Hg pada air limbah tambang
emas rakyat di kecamatan Dimembe, dibanding dengan data awal sebelum
perlakuan pada pengamatan hari ke 30.
Selanjutnya karena pengaruh jenis
tumbuhan terhadap konsentrasi Hg dalam
air limbah berpengaruh bermakna maka
dilanjutkan dengan dengan uji beda nyata
terkecil (BNT) dengan hasil uji. Hasil uji
BNT pengaruh jenis tumbuhan terhadap
konsentrasi merkuri menunjukkan bahwa
antara kontrol dengan tumbuhan kangkung
air (I.aquatica) terdapat perbedaan dengan
nilai 1,064* signifikan p 0,000 < 0,05,
kontrol dengan tumbuhan teratai dengan
rerata 1,057* dan signifikan p 0,000 <
0,05, kontrol dengan tumbuhan eceng
gondok dengan nilai 1,064* siginifikan p
0,000 < 0,05. Tumbuhan kangkung air
dengan tumbuhan teratai tidak terdapat
perbedaan rerata 9,5060 dengan signifikan
p 0,96> 0,05, tumbuhan kangkung air
dan tumbuhan eceng gondok tidak terdapat
perbedaan dengan rerata (mean) 0,2133
155
ISSN. 0852-5426
Jenis tumbuhan
Kangkung air
Teratai
Eceng gondok
156
ISSN. 0852-5426
merkuri
157
ISSN. 0852-5426
158
dan
pertumbuhan
mulai
subur.
Kemampuan pertumbuhan ini berkaitan
dengan
ketersediaan
nutrisi
yang
terkandung di dalam limbah.
Pengaruh
biomassa
tumbuhan
terhadap persentase IBR hari 15
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara satu dengan yang
lain. Tumbuhan dengan biomassa 5 kg
ternyata mempunyai IBR 92,33%, 15 kg
dengan IBR 90,11%, dan 30 kg dengan
IBR 71,66%, sedangkan pada hari ke 30
biomassa tumbuhan tidak berpengaruh
secara signifikan dengan rerata persentase
IBR adalah 5 kg adalah 81,22%, 15 kg
adalah 80,66%, dan 30 kg adalah 81,22%.
Kombinasi antara jenis tumbuhan dan
biomassa tidak berpengaruh nyata pada
IBR limbah. Kombinasi dipengaruhi oleh
tingkat kepadatan tumbuhan dalam kolam
perlakuan. Sparling (1966) mengemukakan
bahwa beberapa faktor yang berpengaruh
pada distribusi spesies dan pertumbuhan di
lahan basah adalah kedalaman air yang
berhubungan dengan oksigen dan cahaya,
laju aliran air yang berpengaruh pada
ketersediaan oksigen dan hara.
Chaney et al. (1997) merekomendasikan kriteria penting tumbuhan
yang digunakan sebagai agen bioremediasi
adalah harus bersifat hipertoleran agar
dapat mengakumulasi sejumlah besar
logam berat di dalam batang dan akar,
tumbuhan harus mampu menyerap logam
berat dari dalam larutan tanah dengan laju
yang sangat tinggi, tumbuhan harus
mampu mentranslokasi logam berat yang
diserap akar ke bagian batang serta daun.
Berdasarkan perhitungan IBR nampaknya
secara keseluruhan ketiga jenis tumbuhan
ini mempunyai kemampuan yang berbeda.
Namun secara umum ketiga jenis
tumbuhan air ini layak untuk digunakan
sebagai agen bioremediasi. Dengan nilai
IBR yang sangat tinggi yaitu antara 71% 96% menunjukkan bahwa tumbuhan layak
untuk digunakan sebagai agen bioremediasi limbah merkuri. Selain itu ketiga
jenis tumbuhan ini merupakan tumbuhan
yang mudah tumbuh dan daya adaptasinya
yang tinggi.
ISSN. 0852-5426
159
10.000 mg/BK. Tumbuhan dapat ditentukan tingkat kelayakan untuk fitoremediasi berdasarkan pada ketentuan
FBK. Nilai FBK yang melebihi 1000
secara keseluruhan dapat digunakan
sebagai
agen bioremediasi. Secara
keseluruhan apabila konsentrasi logam di
dalam air bertambah, maka jumlah
akumulasi logam dalam tumbuhan
bertambah pula, dengan demikian nilai
FBK berkurang. Kandungan konsentrasi
logam di dalam air merupakan faktor
utama yang mempengaruhi efisiensi
penyerapan
logam.
Terakumulasinya
logam di dalam tumbuhan memungkinkan
untuk dilakukan tindakan lanjutan terhadap
logam yang terdapat di dalam tumbuhan.
Pemanfaatan tumbuhan dengan tingkat
akumulasi yang tinggi akan lebih
mempermudah perlakuan selanjutnya
sehingga tingkat pencemaran dapat ditekan
dengan biaya dan volume kerja yang
minimal.
Berdasarkan pada perhitungan di atas
menunjukkan bahwa bioremediasi limbah
merkuri dengan menggunakan tumbuhan
air yang efisiensi. Dalam hubungan dengan
pelaksanaan bioremediasi secara efisien,
Budhi dan Joko (2004) mengemukakan
bahwa untuk mencapai fitoremediasi yang
efisien dapat dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu menggunakan tumbuhan
yang hiperakumulator yang sesuai, dan
teknik budidaya serta manipulasi partumbuhan yang tepat. Dengan usaha memanipulasi genetika serta agronomi,
biomassa tumbuhan hiperakumulator dapat
ditingkatkan, demikian pula tumbuhan
yang menghasilkan biomassa banyak dapat
ditingkatkan daya akumulasi logamnya
dengan memanipulasi agronomi.
Tumbuhan air yang digunakan sebagai agen bioremediasi akan mengakumulasi logam di dalam tubuhnya. Kemampuan tumbuhan untuk mengakumulasi
bahan pencemar berbeda sesuai dengan
jenis dan sifat logam yang akan diserap
(absorbsi). Menurut Budhi
dan Joko
(2004) bahwa produktifitas tumbuhan air
bergantung pada tersedianya sumber daya,
cekatan lingkungan dan adaptasi terhadap
ISSN. 0852-5426
160
ISSN. 0852-5426
DAFTAR PUSTAKA
161
EPA.,
1992.
Manual
Wastewater
Treatment/Disposal
for
Small
Communities. Washington DC
Eldowney Mc, S., Hardman, D.J. Waite, S.
1993. Ecology and Biotreatment,
pp 48-58. Longman Singapore
Publisher Pte.Ltd.: Singapore
Gary, N.F. 1989. Biology of Wastewater
Treatment.
Oxford
University
Press: Oxford
Gwozdz, E.A., R. Przymusinski, R.
Rucinska, and J. Deckert. 1997.
Plant Cell Responses to Heavy
Metals: Molecular and Physiological Aspects. Acta Physiol
Plant. 19: 459-465
Jenie, B.S.L., Rahayu, W, P.
1990.
Penanganan
Limbah
Industri
Pangan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Kamagi W.A. Potensi dan Permasalahan
Pertambangan Emas Rakyat di
Sulawesi Utara. Makalah: Seminar
Pertambangan Rakyat Tingkat
Nasional. Jakarta, 28-29 Juni 1989
Kambey, J.L. 2002. Influence of Illegal
Gold Mining on Mercury Level in
Fish of Tatelu Area, North
Sulawesi, Indonesia. Thesis. Universitas Sam Ratulangi, Manado
Gardner.,
1998.
Phytoremediation.
(Online)
(http://www.rr.ualberta.ca/courses/r
enr575/ phyto.htm 18 Oktober
1998, diakses 24 Juni 2000)
Langkubi, O. 2004. Usaha Pemerintah
Dalam
Mengatasi
Dampak
Pencemaran Pertambangan Rakyat
Di Kecamatan Dimembe. Makalah.
Seminar Masalah dan Solusi
Penembangan emas Di Kematan
Dimembe September 2004.
Limbong, D. 2004. Dampak Potensial
Aktivitas Penambangan Emas
Rakyat di Kecamatan Dimembe
Terhadap Kesehatan Masyarakat.
Makalah. Seminar Masalah dan
Solusi Penembangan emas Di
Kecamatan Dimembe September
2004.
ISSN. 0852-5426
162
Bioleaching.
Thesis,
Program
Pascasarjana,
Universitas
Airlangga: Surabaya
Surtiningsih T., 1997. Bioremediasi Cd dan
Ketersediaan P Batuan Fosfat oleh
Cendawan
Ektomikorhiza
(Pisolithus tinctorius dan Suillus
granulatus) Dalam Kultur Murni.
Jurnal. Penelitian Hayati Vol. 3.
No. 2 Thn 1997: Surabaya
ISSN. 0852-5426
163