BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu masalah utama
dalam kesehatan masyarakat di dunia dan di
Indonesia.
Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi
masyarakat saat ini memicu naiknya prevalensi
penyakit degeneratif, seperti hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang memiliki
angka morbiditas dan mortalitas tinggi -> dapat
meningkatkan risiko untuk terkena penyakit
kardiovaskular, penyakit ginjal kronis, dan stroke
(Rasmaliah., Siregar, F.A., Jemadi. 2000, Gambaran epidemiologi penyakit
hipertensi di wilayah kerja puskesmas pekan labuhan kecamatan medan
labuhan kota medan provinsi sumatera utara. Medan : Fakultas Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
Antara tahun 2000 hingga tahun 2025 -> di
negara sedang berkembang terjadi kenaikan
prevalensi hipertensi sebesar 80% dari 639 juta
menjadi 1.15 miliar, sehingga negara sedang
berkembang secara total akan menyumbang tiga
per empat dari prevalensi hipertensi dunia
Hipertensi bisa dikontrol melalui pengendalian
faktor risiko -> faktor risiko yang dapat diubah
BAB I
PENDAHULUAN
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang
diatas maka peneliti ingin mengetahui
bagaimanakah
karakteristik
pasien
hipertensi
di
Puskesmas
Ngasem
Bojonegoro periode September Oktober
2015.
Berdasarkan usia, jenis kelamin, desa
tempat
tinggal,
derajat
hipertensi,
kebiasaan merokok dan obesitas.
BAB I
PENDAHULUAN
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat untuk Instansi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau masukan
mengenai gambaran hasil faktor risiko hipertensi yang nantinya dapat
diterapkan sebagai cara untuk pencegahan primer dan meminimalkan
risiko komplikasi dari kejadian hipertensi. Dapat menjadi bahan masukan
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam upaya
preventif untuk mengendalikan faktor risiko demi menurunkan angka
kejadian hipertensi melalui edukasi dan promosi kesehatan.
Manfaat untuk Masyarakat
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai faktor risiko
hipertensi dan komplikasinya. Sehingga diharapkan masyarakat dapat
termotivasi untuk melakukan pengendalian faktor risiko hipertensi secara
tepat dan berkesinambungan.
Manfaat untuk Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan atau referensi
untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI
Hipertensi berasal dari kata Hyper dan
tension yang berarti suatu keadaan
tekanan darah yang tinggi atau diatas
normal
(Dorland,
2002).
Hipertensi
menurut WHO (2001) adalah suatu
keadaan dimana dijumpai tekanan darah
lebih dari atau sama dengan 140/90
mmHg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kategori
Sistolik
(mmHg)
Normal
Diastolik
(mmHg)
< 120
dan
<80
Pre-hipertensi
120-139
atau
80-89
Hipertensi
140-159
atau
90-99
>160
atau
>100
derajat I
Hipertensi
derajat 2
Klasifikasi Hipertensi
Menurut JNC VII
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko yang dapat di kontrol.
a) Overweight/ obesitas
b) Dislipidemia
c) Kurangnya aktifitas fisik
d) Stress
e) Pola makan dan kebiasaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor risiko yang tidak dapat
dikontrol
a) Usia
b) Jenis Kelamin
c) Ras / Etnik
d) Faktor Genetik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
OBESITAS
Suatu keadaan kelebihan berat badan pada
suatu individu. Obesitas merupakan hasil
dari akumulasi jaringan lemak (adipose
tissue) berlebih di dalam tubuh, yang
disebabkan karena konsumsi lebih banyak
kalori daripada yang energi dibutuhkan
untuk aktivitas sehari-hari, sehingga terjadi
ketidak-seimbangan energi antara input dan
output
Maguire, T., Haslam, D. 2010, The Obesity Epidemic and Its
Management. London : Pharmaceutical Press.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Banyak teknik yang digunakan untuk
menentukan distribusi lemak dalam
tubuh seseorang, yaitu diantaranya
dengan mengukur tinggi dan berat
badan untuk menentukan Body
Mass Index (BMI) , mengukur
lemak
subkutan
dengan
cara
pengukuran
tebal
lipatan
kulit,
variasi
lingkar
badan
dengan
Maguire, T., Haslam,
D. 2010, The Obesity
Epidemic and Its
menggundakan
lingkar
pinggang
Management. London : Pharmaceutical Press.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mekanisme terjadinya hipertensi yang diinduksi oleh
obesitas menurut
Aktivasi Sistem Saraf Simpatis
Aktivasi jangka panjang sistem saraf simpatis ->
dapat
meningkatkan
tekanan
arteri
dengan
menyebabkan
vasokonstriksi
perifer
dan
meningkatkan reabsorpsi sodium tubular ginjal.
Aktivasi Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
Adipocyte-derived
angiotensinogen
->
Dengan
adanya bukti bahwa angiotensin yang diproduksi oleh
adiposit dapat diskresikan ke dalam aliran darah ->
peningkatan tekanan darah.
Rahmouni, K., Marcelo L.G., Haynes, W.G. & Mark, A.L. 2005, Obesityassociated hypertension : new insights into mechanisms. Journal of the
American Heart Association 45:9-14.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ROKOK
Definisi Rokok
Rokok
adalah
silinder
dari
kertas
berukuran panjang antara 70-120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daundaun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan
dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
NIKOTIN adalah zat adiktif yang
mempengaruhi syaraf dan peredaran
darah.
Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu
memicu kanker paru yang mematikan.
Nikotin juga dapat memacu pengeluaran
zat katekolamin tubuh seperti hormon
adrenalin
Zat ini juga menimbulkan rasa ketagihan
untuk terus merokok.
BAB III
METODE
WAKTU DAN TEMPAT
Mini Project dilaksanakan selama
bulan September hingga Oktober
2015 pada saat jam kerja
Puskesmas Ngasem di Poli Gizi,
dan hari Jumat tanggal 16
Oktober 2015
BAB III
METODE
PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
DILAKUKAN SAAT JAM KERJA PUSKESMAS NGASEM (JAM 08.00
12.00)
Pasien rawat jalan hipertensi yang berobat ke
Puskesmas Ngasem
Periode September - Oktober 2015
Saat di POLI GIZI :
1. Dilakukan anamnesis singkat (nama, umur, alamat,
tekanan darah, perilaku merokok).
2. Dilakukan pengukuran TB dan BB untuk mengukur
BMI.
3. Memberikan edukasi singkat mengenai hipertensi
dan penjelasan minum obat.
Pasien pulang
BAB III
METODE
Posyandu Lansia mulai pukul 09.00 pagi
Lansia yang sudah datang dilakukan pemeriksaan kesehatan
(tekanan darah) dan diberikan resep untuk ditukarkan dengan obat
setelah selesai dilakukan penyuluhan
Lansia yang masih menunggu pemeriksaan kesehatan dan yang
sudah mendapat resep, diberi penyuluhan mengenai hipertensi
dengan bantuan leaflet
Dilakukan sesi tanya-jawab singkat dan review ulang materi
penyuluhan hipertensi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL MINI PROJECT DI PUSKESMAS
Frekuensi
Prosentase
< 30 tahun
0 orang
0%
30 39 tahun
2 orang
2,70 %
40 49 tahun
9 orang
12,17 %
50 59 tahun
19 orang
25,68 %
60 69 tahun
33 orang
44,59 %
70 79 tahun
11 orang
14,86 %
> 80 tahun
0 orang
0%
Total
74 orang
100 %
1. Karakteristik Usia
11/ 1
2/ 1
9/ 1
19/ 1
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
tahun
tahun
tahun
tahun
tahun
33/ 1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tekanan darah cenderung meningkat sesuai
dengan bertambahnya usia. Laki-laki usia >45
tahun dan perempuan usia >55 tahun memiliki
risiko hipertensi yang lebih tinggi.
Pada usia diatas 45 tahun, dinding pembuluh
darah akan mulai mengalami proses penebalan
akibat adanya penumpukan zat kolagen pada
lapisan otot.
Sehingga pembuluh darah akan menjadi kaku dan
menyempit. Pada orang yang sudah tua juga
terjadi penurunan fungsi dari refleks baroreseptor.
Sutton, A.L. 2010, Cardiovascular Disorders
Sourcebook. United States : Omnigraphics.
Jenis
Frekuens Prosenta
Kelamin
Laki - Laki
i
32 orang
se
43,24 %
Perempuan
42 orang
56,76 %
Total
74 orang
100 %
32
Laki - Laki
perempuan
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada saat sebelum menopause, perempuan lebih
terlindung dari risiko hipertensi dan penyakit
kardiovaskular, adanya hormon estrogen
berperan dalam meningkatkan kadar HDL dalam
darah. Kadar HDL yang tinggi dalam darah akan
mencegah proses aterosklerosis di pembuluh darah.
Setelah perempuan mengalami menopause, kadar
hormon estrogen akan menurun sehingga risiko
untuk terkena hipertensi antara laki-laki dan
perempuan menjadi sama
Sutton, A.L. 2010, Cardiovascular Disorders
Sourcebook. United States : Omnigraphics.
Frekuensi
Prosentase
(desa)
Ngasem
18 orang
24,32 %
Dukoh kidul
14 orang
18,91 %
Sendangharjo
15 orang
20,26 %
Bareng
5 orang
6,75 %
Jampet
4 orang
5,40 %
Kolong
8 orang
10,81 %
Trenggulunan
4 orang
5,40 %
Ngadiluwih
4 orang
5,40 %
Setren
1 orang
1,35 %
Ngantru
1 orang
1,35 %
Total
74 orang
100 %
4 11
18
8
4
5
14
15
Ngasem
Dukohkidul
Sendangharjo
Bareng
Jampet
Kolong
Trenggulunan
Ngadiluwih
Setren
Ngantru
Derajat
Frekuensi
Prosentase
Hipertensi
I
31 orang
41,89 %
II
43 orang
58,11 %
Total
74 orang
100 %
31
derajat 1
derajat 2
43
Kategori merokok
Frekuensi
Prosentas
Tidak merokok
5 orang
e
15,63 %
Ringan (<10
15 orang
46,88 %
batang/hari)
9 orang
28,13 %
Sedang (10 20
3 orang
4,06 %
32 orang
100 %
batang/hari)
Berat (>20
batang/hari)
Total
15
tidak merokok
perokok
ringan
perokok
sedang
perokok berat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan NIKOTIN dalam rokok dapat
menyebabkan meningkatnya denyut jantung
dan menyebabkan vasokonstriksi perifer.
Apabila merokok berlangsung dalam jangka
waktu yang lama akan menyebabkan
perubahan struktur yang permanen dalam
pembuluh darah. Dalam penelitian juga
menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara merokok dengan kejadian hipertensi
Primatesta, P., Falaschetti, E., Gupta, S. Association Between
Smoking and Blood Pressure. Journal of the American Heart
Association 2001; 37: 187-193.
.
Kategori
Frekuensi
Prosentase
Underweight (<
9 orang
12,17 %
18,5)
32 orang
43,24 %
27 orang
36,49 %
6 orang
8,10 %
74 orang
100 %
Obesitas ( 25)
Total
karakteristik obesitas
underweight
normal
overweight
obesitas
27
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mekanisme terjadinya hipertensi yang diinduksi
oleh obesitas menurut
Aktivasi Sistem Saraf Simpatis
Aktivasi jangka panjang sistem saraf simpatis ->
dapat meningkatkan tekanan arteri dengan
menyebabkan
vasokonstriksi
perifer
dan
meningkatkan reabsorpsi sodium tubular ginjal.
Aktivasi
Sistem
Renin-AngiotensinAldosteron
Adipocyte-derived angiotensinogen -> Dengan
adanya bukti bahwa angiotensin yang diproduksi
oleh adiposit dapat diskresikan ke dalam aliran
darah -> peningkatan tekanan darah.
Rahmouni, K., Marcelo L.G., Haynes, W.G. & Mark, A.L. 2005, Obesityassociated hypertension : new insights into mechanisms. Journal of the
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL MINI PROJECT PENYULUHAN HIPERTENSI
JENIS KELAMIN PESERTA POSYANDU
10
23
Laki-Laki
Perempua
n
11
15
Tidak
hipertensi
Hipertensi I
hipertensi II
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Karakteristik perilaku merokok pada pasien hipertensi
laki-laki di Puskesmas Ngasem Bojonegoro bulan
September Oktober 2015 lebih dominan pada kategori
perokok ringan ( < 10 batang/ hari ) yaitu sejumlah
15 orang (46,87%).
Karakteristik obesitas yang diukur dengan BMI (Body
Mass Index) pada pasien hipertensi di Puskesmas
Ngasem Bojonegoro bulan September Oktober 2015
lebih dominan pada kategori BMI normal (18,5-22,9)
yaitu sejumlah 37 orang (50%).
Sebagian besar lansia (22 orang) peserta posyandu di
desa sendangharjo memiliki penyakit hipertensi, dan
tidak berobat rutin untuk penyakitnya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA