Anda di halaman 1dari 47

KARAKTERISTIK PASIEN HIPERTENSI DI

PUSKESMAS NGASEM BOJONEGORO


PERIODE SEPTEMBER OKTOBER 2015

Oleh : dr. Andica Yoga Artanto


Dokter internsip Puskesmas Ngasem
periode Juni Oktober 2015

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu masalah utama
dalam kesehatan masyarakat di dunia dan di
Indonesia.
Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi
masyarakat saat ini memicu naiknya prevalensi
penyakit degeneratif, seperti hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang memiliki
angka morbiditas dan mortalitas tinggi -> dapat
meningkatkan risiko untuk terkena penyakit
kardiovaskular, penyakit ginjal kronis, dan stroke
(Rasmaliah., Siregar, F.A., Jemadi. 2000, Gambaran epidemiologi penyakit
hipertensi di wilayah kerja puskesmas pekan labuhan kecamatan medan
labuhan kota medan provinsi sumatera utara. Medan : Fakultas Kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN
Antara tahun 2000 hingga tahun 2025 -> di
negara sedang berkembang terjadi kenaikan
prevalensi hipertensi sebesar 80% dari 639 juta
menjadi 1.15 miliar, sehingga negara sedang
berkembang secara total akan menyumbang tiga
per empat dari prevalensi hipertensi dunia
Hipertensi bisa dikontrol melalui pengendalian
faktor risiko -> faktor risiko yang dapat diubah

Chen, J. 2010, Epidemiology of hypertension and chronic kidney disease in


China. Current Opinion Nephrology Hypertension. 19(3): 278282.

BAB I
PENDAHULUAN
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang
diatas maka peneliti ingin mengetahui
bagaimanakah
karakteristik
pasien
hipertensi
di
Puskesmas
Ngasem
Bojonegoro periode September Oktober
2015.
Berdasarkan usia, jenis kelamin, desa
tempat
tinggal,
derajat
hipertensi,
kebiasaan merokok dan obesitas.

BAB I
PENDAHULUAN
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat untuk Instansi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau masukan
mengenai gambaran hasil faktor risiko hipertensi yang nantinya dapat
diterapkan sebagai cara untuk pencegahan primer dan meminimalkan
risiko komplikasi dari kejadian hipertensi. Dapat menjadi bahan masukan
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam upaya
preventif untuk mengendalikan faktor risiko demi menurunkan angka
kejadian hipertensi melalui edukasi dan promosi kesehatan.
Manfaat untuk Masyarakat
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai faktor risiko
hipertensi dan komplikasinya. Sehingga diharapkan masyarakat dapat
termotivasi untuk melakukan pengendalian faktor risiko hipertensi secara
tepat dan berkesinambungan.
Manfaat untuk Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan atau referensi
untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI
Hipertensi berasal dari kata Hyper dan
tension yang berarti suatu keadaan
tekanan darah yang tinggi atau diatas
normal
(Dorland,
2002).
Hipertensi
menurut WHO (2001) adalah suatu
keadaan dimana dijumpai tekanan darah
lebih dari atau sama dengan 140/90
mmHg

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kategori

Sistolik

(mmHg)
Normal

Diastolik
(mmHg)

< 120

dan

<80

Pre-hipertensi

120-139

atau

80-89

Hipertensi

140-159

atau

90-99

>160

atau

>100

derajat I
Hipertensi
derajat 2

Klasifikasi Hipertensi
Menurut JNC VII

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko yang dapat di kontrol.
a) Overweight/ obesitas
b) Dislipidemia
c) Kurangnya aktifitas fisik
d) Stress
e) Pola makan dan kebiasaan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor risiko yang tidak dapat
dikontrol
a) Usia
b) Jenis Kelamin
c) Ras / Etnik
d) Faktor Genetik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
OBESITAS
Suatu keadaan kelebihan berat badan pada
suatu individu. Obesitas merupakan hasil
dari akumulasi jaringan lemak (adipose
tissue) berlebih di dalam tubuh, yang
disebabkan karena konsumsi lebih banyak
kalori daripada yang energi dibutuhkan
untuk aktivitas sehari-hari, sehingga terjadi
ketidak-seimbangan energi antara input dan
output
Maguire, T., Haslam, D. 2010, The Obesity Epidemic and Its
Management. London : Pharmaceutical Press.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Banyak teknik yang digunakan untuk
menentukan distribusi lemak dalam
tubuh seseorang, yaitu diantaranya
dengan mengukur tinggi dan berat
badan untuk menentukan Body
Mass Index (BMI) , mengukur
lemak
subkutan
dengan
cara
pengukuran
tebal
lipatan
kulit,
variasi
lingkar
badan
dengan
Maguire, T., Haslam,
D. 2010, The Obesity
Epidemic and Its
menggundakan
lingkar
pinggang
Management. London : Pharmaceutical Press.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mekanisme terjadinya hipertensi yang diinduksi oleh
obesitas menurut
Aktivasi Sistem Saraf Simpatis
Aktivasi jangka panjang sistem saraf simpatis ->
dapat
meningkatkan
tekanan
arteri
dengan
menyebabkan
vasokonstriksi
perifer
dan
meningkatkan reabsorpsi sodium tubular ginjal.
Aktivasi Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
Adipocyte-derived
angiotensinogen
->
Dengan
adanya bukti bahwa angiotensin yang diproduksi oleh
adiposit dapat diskresikan ke dalam aliran darah ->
peningkatan tekanan darah.
Rahmouni, K., Marcelo L.G., Haynes, W.G. & Mark, A.L. 2005, Obesityassociated hypertension : new insights into mechanisms. Journal of the
American Heart Association 45:9-14.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ROKOK
Definisi Rokok
Rokok
adalah
silinder
dari
kertas
berukuran panjang antara 70-120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daundaun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan
dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lain.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
NIKOTIN adalah zat adiktif yang
mempengaruhi syaraf dan peredaran
darah.
Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu
memicu kanker paru yang mematikan.
Nikotin juga dapat memacu pengeluaran
zat katekolamin tubuh seperti hormon
adrenalin
Zat ini juga menimbulkan rasa ketagihan
untuk terus merokok.

BAB III
METODE
WAKTU DAN TEMPAT
Mini Project dilaksanakan selama
bulan September hingga Oktober
2015 pada saat jam kerja
Puskesmas Ngasem di Poli Gizi,
dan hari Jumat tanggal 16
Oktober 2015

pada saat posyandu lansia di


desa Sendangharjo jam 09.00
selesai di rumah kepala desa.

BAB III
METODE
PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
DILAKUKAN SAAT JAM KERJA PUSKESMAS NGASEM (JAM 08.00
12.00)
Pasien rawat jalan hipertensi yang berobat ke
Puskesmas Ngasem
Periode September - Oktober 2015
Saat di POLI GIZI :
1. Dilakukan anamnesis singkat (nama, umur, alamat,
tekanan darah, perilaku merokok).
2. Dilakukan pengukuran TB dan BB untuk mengukur
BMI.
3. Memberikan edukasi singkat mengenai hipertensi
dan penjelasan minum obat.

Pasien pulang

BAB III
METODE
Posyandu Lansia mulai pukul 09.00 pagi
Lansia yang sudah datang dilakukan pemeriksaan kesehatan
(tekanan darah) dan diberikan resep untuk ditukarkan dengan obat
setelah selesai dilakukan penyuluhan
Lansia yang masih menunggu pemeriksaan kesehatan dan yang
sudah mendapat resep, diberi penyuluhan mengenai hipertensi
dengan bantuan leaflet
Dilakukan sesi tanya-jawab singkat dan review ulang materi
penyuluhan hipertensi

Peserta posyandu lansia menukarkan resep dengan obat dan pulang

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL MINI PROJECT DI PUSKESMAS

Selama kurun waktu mini project


dilakukan yaitu bulan september hingga
Oktober 2015 didapatkan data sebanyak
74 responden pasien hipertensi rawat
jalan di Puskesmas Ngasem. Berikut
disajikan hasil distribusi frekuensi
karakteristik responden dari total 74
pasien hipertensi

1. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN USIA DI


PUSKESMAS NGASEM KEC. NGASEM KAB. BOJONEGORO PADA
BULAN SEPTEMBER-OKTOBER 2015
Umur

Frekuensi

Prosentase

< 30 tahun

0 orang

0%

30 39 tahun

2 orang

2,70 %

40 49 tahun

9 orang

12,17 %

50 59 tahun

19 orang

25,68 %

60 69 tahun

33 orang

44,59 %

70 79 tahun

11 orang

14,86 %

> 80 tahun

0 orang

0%

Total

74 orang

100 %

1. Karakteristik Usia
11/ 1

2/ 1
9/ 1

19/ 1

30-39
40-49
50-59
60-69
70-79

tahun
tahun
tahun
tahun
tahun

33/ 1

Dari pengumpulan data sebanyak 74 responden


yang telah ditetapkan, menunjukkan bahwa jumlah
responden yang berusia 30-39 tahun sejumlah 2 orang
(2,70%), usia 40-49 sejumlah 9 orang (12,16 %), usia
50-59 tahun sejumlah 19 orang (25,67%), usia 60-69
tahun sejumlah 33 orang (44,59%) merupakan
kelompok umur yang paling banyak, dan usia 70-79
tahun sejumlah 11 orang (14,86%). Dari pengumpulan
data juga didapatkan bahwa usia responden paling
muda adalah 34 tahun, sedangkan usia paling tua

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tekanan darah cenderung meningkat sesuai
dengan bertambahnya usia. Laki-laki usia >45
tahun dan perempuan usia >55 tahun memiliki
risiko hipertensi yang lebih tinggi.
Pada usia diatas 45 tahun, dinding pembuluh
darah akan mulai mengalami proses penebalan
akibat adanya penumpukan zat kolagen pada
lapisan otot.
Sehingga pembuluh darah akan menjadi kaku dan
menyempit. Pada orang yang sudah tua juga
terjadi penurunan fungsi dari refleks baroreseptor.
Sutton, A.L. 2010, Cardiovascular Disorders
Sourcebook. United States : Omnigraphics.

2. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS


KELAMIN DI PUSKESMAS NGASEM KEC. NGASEM KAB.
BOJONEGORO PADA BULAN SEPTEMBER-OKTOBER 2015

Jenis

Frekuens Prosenta

Kelamin
Laki - Laki

i
32 orang

se
43,24 %

Perempuan

42 orang

56,76 %

Total

74 orang

100 %

2. KARAKTERISTIK JENIS KELAMIN

32

Laki - Laki
perempuan

42

Dari pengumpulan data sebanyak 74


responden yang telah ditetapkan, didapat
bahwa total responden dengan jenis kelamin
laki-laki adalah 32 orang (43,24%)
sedangkan jenis kelamin perempuan
sejumlah 42 orang (56,76%).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada saat sebelum menopause, perempuan lebih
terlindung dari risiko hipertensi dan penyakit
kardiovaskular, adanya hormon estrogen
berperan dalam meningkatkan kadar HDL dalam
darah. Kadar HDL yang tinggi dalam darah akan
mencegah proses aterosklerosis di pembuluh darah.
Setelah perempuan mengalami menopause, kadar
hormon estrogen akan menurun sehingga risiko
untuk terkena hipertensi antara laki-laki dan
perempuan menjadi sama
Sutton, A.L. 2010, Cardiovascular Disorders
Sourcebook. United States : Omnigraphics.

3. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN DESA


DI PUSKESMAS NGASEM KEC. NGASEM KAB. BOJONEGORO
PADA BULAN SEPTEMBER-OKTOBER 2015
Tempat tinggal

Frekuensi

Prosentase

(desa)
Ngasem

18 orang

24,32 %

Dukoh kidul

14 orang

18,91 %

Sendangharjo

15 orang

20,26 %

Bareng

5 orang

6,75 %

Jampet

4 orang

5,40 %

Kolong

8 orang

10,81 %

Trenggulunan

4 orang

5,40 %

Ngadiluwih

4 orang

5,40 %

Setren

1 orang

1,35 %

Ngantru

1 orang

1,35 %

Total

74 orang

100 %

3. KARAKTERISTIK DESA TEMPAT TINGGAL

4 11
18

8
4
5

14
15

Ngasem
Dukohkidul
Sendangharjo
Bareng
Jampet
Kolong
Trenggulunan
Ngadiluwih
Setren
Ngantru

Responden berasal dari 10 desa dari total 17 desa yang


ada di Kecamatan Ngasem.
Urutan dari yang paling banyak adalah desa Ngasem
sejumlah 18 orang (24,32%), desa Sendangharjo
sejumlah 15 orang (20,27%), desa Dukoh Kidul sejumlah
14 orang (18,91%), desa Kolong sejumlah 8 orang (10,81%),
desa Bareng sejumlah 5 orang (6,75 %), desa Jampet,
Trenggulunan, Ngadiluwih masing-masing sejumlah 4 orang
(5,40%), dan desa Setren, Ngantru masing-masing sejumlah 1
orang (1,35%). Sedangkan 7 desa lain seperti desa
Bandungrejo, desa Butoh, desa Jelu, desa Mediyunan, desa

4. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN


DERAJAT HIPERTENSI DI PUSKESMAS NGASEM KEC. NGASEM
KAB. BOJONEGORO PADA BULAN SEPTEMBER-OKTOBER 2015

Derajat

Frekuensi

Prosentase

Hipertensi
I

31 orang

41,89 %

II

43 orang

58,11 %

Total

74 orang

100 %

KARAKTERISTIK DERAJAT HIPERTENSI

31

derajat 1
derajat 2

43

Dari pengumpulan data sebanyak 74


responden
yang
telah
ditetapkan,
didapat bahwa total responden dengan
hipertensi derajat I adalah sejumlah 31
orang (41,89%) sedangkan hipertensi
derajat II
sejumlah 43 orang
(58,11%).

5. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN


KEBIASAAN MEROKOK DI PUSKESMAS NGASEM KEC. NGASEM
KAB. BOJONEGORO PADA BULAN SEPTEMBER-OKTOBER 2015

Kategori merokok

Frekuensi

Prosentas

Tidak merokok

5 orang

e
15,63 %

Ringan (<10

15 orang

46,88 %

batang/hari)

9 orang

28,13 %

Sedang (10 20

3 orang

4,06 %

32 orang

100 %

batang/hari)
Berat (>20
batang/hari)
Total

karakteristik kebiasaan merokok

15

tidak merokok
perokok
ringan
perokok
sedang
perokok berat

Dari hasil pengumpulan data tentang kebiasaan


merokok dari 32 responden laki-laki di Puskesmas
Ngasem, didapatkan data bahwa sebanyak 5 orang
tidak merokok (15,62%), 15 orang merupakan perokok
ringan (46,87%), 9 orang perokok sedang (28,12%),
dan 3 orang merupakan perokok berat (4,05%).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan NIKOTIN dalam rokok dapat
menyebabkan meningkatnya denyut jantung
dan menyebabkan vasokonstriksi perifer.
Apabila merokok berlangsung dalam jangka
waktu yang lama akan menyebabkan
perubahan struktur yang permanen dalam
pembuluh darah. Dalam penelitian juga
menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara merokok dengan kejadian hipertensi
Primatesta, P., Falaschetti, E., Gupta, S. Association Between
Smoking and Blood Pressure. Journal of the American Heart
Association 2001; 37: 187-193.
.

6. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN


OBESITAS DI PUSKESMAS NGASEM KEC. NGASEM KAB.
BOJONEGORO PADA BULAN SEPTEMBER-OKTOBER 2015

Kategori

Frekuensi

Prosentase

Underweight (<

9 orang

12,17 %

18,5)

32 orang

43,24 %

Normal (18,5 - 22,9)

27 orang

36,49 %

Overweight (23 - 25)

6 orang

8,10 %

74 orang

100 %

Obesitas ( 25)
Total

karakteristik obesitas

underweight
normal
overweight
obesitas

27
32

Dari 74 responden didapatkan hasil


bahwa 9 orang masuk kedalam kategori
underweight (12,17%) , 37 orang kategori
normal
(50%),
22
orang
kategori
overweight
(29,73%),
dan
6
orang
termasuk kategori obesitas (8,10%).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mekanisme terjadinya hipertensi yang diinduksi
oleh obesitas menurut
Aktivasi Sistem Saraf Simpatis
Aktivasi jangka panjang sistem saraf simpatis ->
dapat meningkatkan tekanan arteri dengan
menyebabkan
vasokonstriksi
perifer
dan
meningkatkan reabsorpsi sodium tubular ginjal.
Aktivasi
Sistem
Renin-AngiotensinAldosteron
Adipocyte-derived angiotensinogen -> Dengan
adanya bukti bahwa angiotensin yang diproduksi
oleh adiposit dapat diskresikan ke dalam aliran
darah -> peningkatan tekanan darah.
Rahmouni, K., Marcelo L.G., Haynes, W.G. & Mark, A.L. 2005, Obesityassociated hypertension : new insights into mechanisms. Journal of the

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL MINI PROJECT PENYULUHAN HIPERTENSI
JENIS KELAMIN PESERTA POSYANDU

10

23

Laki-Laki
Perempua
n

Tekanan darah peserta posyandu

11
15

Tidak
hipertensi
Hipertensi I
hipertensi II

Dari 33 peserta posyandu lansia, didapatkan 22 lansia yang


menderita hipertensi, 15 diantaranya merupakan hipertensi
derajat II
Sebagian besar lansia tidak mendapatkan pengobatan rutin
untuk hipertensi-nya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Karakteristik usia pada pasien hipertensi di Puskesmas


Ngasem Bojonegoro bulan September Oktober 2015 lebih
dominan pada kelompok usia 60-69 tahun yaitu sebanyak
33 orang (44,59%).
Karakteristik jenis kelamin pada pasien hipertensi di
Puskesmas Ngasem Bojonegoro bulan September Oktober
2015 lebih dominan pada jenis kelamin perempuan
sejumlah 42 orang (56,75%).
Karakteristik desa tempat tinggal pada pasien hipertensi di
Puskesmas Ngasem Bojonegoro bulan September Oktober
2015 lebih dominan berasal dari desa Ngasem yaitu
sejumlah 18 orang (24,32%).
Karakteristik derajat hipertensi pada pasien hipertensi di
Puskesmas Ngasem Bojonegoro bulan September Oktober
2015 lebih dominan pada hipertensi derajat II yaitu
sejumlah 43 orang (58,11%).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Karakteristik perilaku merokok pada pasien hipertensi
laki-laki di Puskesmas Ngasem Bojonegoro bulan
September Oktober 2015 lebih dominan pada kategori
perokok ringan ( < 10 batang/ hari ) yaitu sejumlah
15 orang (46,87%).
Karakteristik obesitas yang diukur dengan BMI (Body
Mass Index) pada pasien hipertensi di Puskesmas
Ngasem Bojonegoro bulan September Oktober 2015
lebih dominan pada kategori BMI normal (18,5-22,9)
yaitu sejumlah 37 orang (50%).
Sebagian besar lansia (22 orang) peserta posyandu di
desa sendangharjo memiliki penyakit hipertensi, dan
tidak berobat rutin untuk penyakitnya tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong. 1995. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan.


Jakarta:Arcan
Chandrasoma, P. 2005, Ringkasan Patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta
: EGC.
Chen, J. 2010, Epidemiology of hypertension and chronic kidney
disease in China. Current Opinion Nephrology Hypertension. 19(3):
278282.
Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black, H.R., Cushman, W.C., Green,
L.A., Izzo, J.L., Jones, D.W., Materson, B.J., Oparil, S., Wright, J.T. &
Roccella, E.J. 2003, The seven report of the joint national
committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of
high blood pressure : the JNC 7. JAMA 289: 2560-2571.
Danu Santoso, Halim. 1993. Rokok dan Perokok. Jakarta:Arcan
Davy, K.P., Hall, J.E. 2004, Obesity and hypertension: two
epidemics or one?. American Journal of Physiology 286 : 46-64.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Teknis Penemuan Dan
Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta : direktorat pengendalian
penyakit tidak menular.
Dinas Kesehatan Jawa Timur. Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas


2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI.
Lerma, E.V., Berns, J.S., Nissenson, A.R. 2009, Current diagnosis
and Treatment, Nephrology and hypertension. New York : Mc-Graw
Hill.
Maguire, T., Haslam, D. 2010, The Obesity Epidemic and Its
Management. London : Pharmaceutical Press.
Mathieu, P., Poirier, P., Pibarot, P., Lemieux, I., Despres, J.P. 2009,
Visceral obesity : the link among inflammation, hypertension, and
cardiovascular disease. Journal of the American Heart Association
53:577-584.
Miswar, 2004, Faktor-faktor risiko terjadinya hipertensi esensial di
Kabupaten Klaten. Tesis. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran, UGM.
Rahmouni, K., Marcelo L.G., Haynes, W.G. & Mark, A.L. 2005,
Obesity-associated hypertension : new insights into mechanisms.
Journal of the American Heart Association 45:9-14.
Primatesta, P., Falaschetti, E., Gupta, S. Association Between
Smoking and Blood Pressure. Journal of the American Heart
Association 2001; 37: 187-193.

Rasmaliah., Siregar, F.A., Jemadi. 2000, Gambaran epidemiologi


penyakit hipertensi di wilayah kerja puskesmas pekan labuhan
kecamatan medan labuhan kota medan provinsi sumatera utara.
Medan : Fakultas Kesehatan masyarakat USU.
Sadewantoro, 2004. Penyakit jantung koroner dan faktor risikonya.
Seminar sehari penyakit jantung koroner dan hipertensi. Surabaya
: TNI AL, FK Univ. Hang Tuah, RS dr. Ramelan.
Sutton, A.L. 2010, Cardiovascular Disorders Sourcebook. United
States : Omnigraphics.
Tortora, G.J., Derrickson, B. 2011, Principles of Anatomy and
Physiology. Ed.13. Jakarta : EGC.
World Health Organization, 1998. Obesity: preventing and
managing the global epidemic. Report of a WHO consultation.
WHO Technical Report Series 894. Geneva.
World Health Organization, 2001. Integrated management of
cardiovascular risk noncommunicable disease and mental health.
WHO report meeting. Geneva.
Zamhir, S, 2004. Prevalensi Dan Determinan Hipertensi Di
Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 1, No.2

Anda mungkin juga menyukai