Oleh :
Tegar Putra Dovianta
01.211.6538
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITASISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Terdapat obat-obatan dislipidemia yang banyak memiliki efek
samping seperti flushin, hiperglikemi, hepatotoksik, hiperurisemia,
miopati, dan lain-lain(US Department of Health and Human Service,
2007). Dari obat-obat yang banyak terdapat efek samping perlu
dikembangkan kembali untuk meminimalisir efek samping, menjadikan
lebih murah dan mudah diperoleh.Banyak terdapat tanaman obat di
Indonesia. Dari sekitar 30.000 jenis tanaman di Indonesia, dari 940
diantaranya sebagai tanaman obat (Pramono, 2007). Dinatara tanaman
tersebut adalah tanaman tin sebagai obat dislipidemia (Joseph & Raj,
2011).Dari penelitian tanaman tin, terdapat kandungan yang bermanfaat
bagi tubuh seperti -sitosterol, saponin, tanin dan flavonoid(Joseph & Raj,
2011). Senyawa- senyawa tersebut bekerja dengan menurunkan low
density lipoprotein,trigliserid,kolesterol serta menaikkan kadar high
density lipoprotein dalam serum darah karena efek antioksidannya (Mawa
et al., 2013).
Dari penelitian MONICA (Monitoring Trends and Determinants of
Cardiovascular Disease)yang berada di Indonesia , penelitian ini
dilakukan di jakarta tahun 1998 dan hasil nya rata rata wanita yang diteliti
memiliki kadar kolesterol 206,6 mg/dldan pria 199,8 mg/dl. Dan
seiringnya
pertambahan
umur
prevalensi
dari
hiperkolesterolemia
meningkat (>6,5 mmol/l). Dan pada penelitian yang sama ditemukan juga
overweight (BMI 25-29,9 kg/m2) sekitar 12,5% pada responden dan
1
dengan BMI lebih dari 30 kg/m2 sekitar 4,9% responden. Dan 22,5%
responden melakukan olahraga dan latihan fisik dengan teratur seperti
jalan-jalan,
senam,
joging
merupakan
olahraga
yang
responden
kandungan
senyawa
psoralen,
bergapten,
metoksi-Z-vinil)-7metil-pyranocoumarindan
9,19-cycloarlane
1998),
penekan
kanker
antihelmith,
hypotriglyseridemia,
1.2.
Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak daun tin (Ficus carica) terhadap
kadar kolesterol total pada tikus putih galur wistar jantan yang diberi diet
tinggi kolesterol?
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian daun tin (Ficus carica)
terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih galur wistar jantan
yang diberi diet tinggi kolesterol.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat teroritis
informasi
dan
referensi
bagi
penelitian
selanjutnya.
1.4.2. Manfaat praktis
1.4.2.1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat akan manfaat
kandungan dari daun tin terhadap tubuh.
1.4.2.2. Menambah pengetahuan tentang manfaat daun tin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kolesterol
2.1.1. Pengertian
Kolesterol ( C27H45OH ) adalah alkohol steroid yang ditemukan
dalam lemak hewani / minyak, empedu, susu, kuning telur. Kolesterol
sebagian besar disintesiskan oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet.
Keberadaan kolesterol dalam pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan
membuat endapan / kristal lempengan yang akan mempersempit /
menyumbat pembuluh darah( SutejoA.Y. 2006 ).
Kolesterol ditemukan dalam sel darah merah, membran sel dan
otot. 70% kolesterol di esterifikasikan (dikombinasikan dengan asam
lemak) dan 30% dalam bentuk bebas. Kolesterol merupakan lemak yang
berwarna kekuningan dan seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh terutama
didalam hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting, namun jika
terlalu berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan. Kadar
kolesterol didalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. Apabila melampaui
batas
normal
maka
disebut
sebagai
hiperkolesterolemia.
sendiri,
dibedakan
menjadi
rangkaian
High Density
Kategori
Optimal
Diinginkan
Tinggi
yang
dinamai
kilomikron
bersama
fosfolipid
dengan
apolipoprotein(Adam, 2006).
Kilomikron ini akan diangkut melalui saluran limfe dan kemudian
melalui ductus thorasikus akan memasuki ke vaskuler. Tligliserida
dalam kilomikron akan di hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dan
di ubah menjadi asam lemak bebas yang disimpan kembali di jaringan
adiposa, pada saat trigliserida berlebihan di dalam tubuh sebagian akan
di olah kembali ke trigliserida hati. Kilomikron yang sudah kehilangan
sebagian besar akan menjadi kilomikron remnant mengandung
kolesterol ester yang akan dibawa ke hati(Adam, 2006).
2.1.2.2. Jalur metabolisme endogen
Di hepar terdapat trigleserida dan kolesterol yang akan
dieksresikan dalam vaskuler sebagai lipoprotein VLDL. Dalam
vaskuler, enzim lipoprotein lipase akan menghidrolisis VLDL menjadi
IDL dan selanjutnya dihidrolisis kembali menjadi LDL. LDL
merupakan lipoprotein yang kandungannya banyak kolesterol nya.
Sebagian LDL akan di sebarkan melalui vaskuler ke hepar, testis, dan
ovarium dan ditangkap oleh reseptor LDL. Sebagian dari LDL akan di
oksidasi menjadi sel busa. Jika terdapat banyak kolesterol LDL di
vaskuler maka akan di tangkap oleh sel makrofag(Adam, 2006):
a. Terlalu banyak nya jumlah small dense LDL contoh nya pada
penyakit sindroma metabolik dan diabetes militus.
menghambat
hidroksi-metilglutarilKoA
reduktase,
enzim
yang
Klasifikasi lipoprotein
10
diabetes
melitus,
hipertrigliseridemia,
dan
berat
badan,
olahraga
teratur,
dan
berhenti
merokok(Gandha, 2008).
Fungsi HDL antara lain:
a) Meningkatkan sintesis reseptor LDL
b) Diduga sebagai sumber bahan pembentukan prostasiklin
yang bersifat anti trombosis
c) Sebagai sumber apoprotein untuk metabolisme VLDL
remnant dan kilomikron remnant
11
2.1.6.
Riwayat
keluarga
dengan
dislipidemia
(genetik)
Faktor genetik merupakan salah satu penyebab dari
dislipidemia primer(Anwar, 2004).
2.1.6.1.2. Faktor usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ
tubuh semakin menurun, begitu juga dengan penurunan
aktivitas reseptor LDL sehingga bercak perlemakan dalam
tubuh
semakin
meningkat
dan
menyebabkan
kadar
dan
meningkat
kekerapannya
pada
usia
30
tahun(Anwar, 2004).
2.1.6.1.3. Faktor jenis kelamin
Distribusi lemak tubuh berbeda berdasarkan jenis
kelamin. Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih
besar daripada wanita. Hal tersebut karena pada wanita
produktif
terdapat
efek
perlindungan
terhadap
12
karena
hormon
testosteron
mempercepat
timbulnya
13
14
Ketersediaan
pangan
yang
semakin
baik
penyebab
yang
dapat
menjadikan
buruk
yaitu
tidak
bisa
takut,
cemas)
beberapa
orang
yang
adalah
kebiasaan
makan
yang
15
cepat
saji,
makanan
goreng-gorengan,
16
penting
yaitu
menjaga
kondisi
tubuh
tetap
sehat,
17
menyebabkan
peningkatan
rasio
18
pasien
hipotiroid,
meskipun
aktivitas
dari
hiperkolesterolemia
diamati
pada
hipotiroidisme(Liberopoulus, 2002).
Hipertrigliseridemia terkait dengan peningkatan
kadar VLDL dan chylomicronemia yang disebabkan oleh
penurunan aktivitas dari LPL(Liberopoulus, 2002). Pada
orang
pengidap
peningkatan
kadar
hipertiroid
high
biasanya
density
menunjukkan
lipoprotein
(HDL)
19
nefrotik
hiperkolesterolemia
terutama
lipoprotein
oleh
dan
total
(LDL)
biasanya
terkait
dengan
hipertrigliseridemia.
Ditandai
serum
tinggi
kolesterol.
dan
low-density
Peningkatan
produksi
20
HDL.
Efeknya
menjadi
terhadap
minimal.
Karena
kolesterol
LDL
alkohol
yang
toksisitas
hati,
kardiomiopati,
kecelakaan
21
22
: Eukaryota
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Urticales
Famili
: Moraceae
Genus
: Ficus
Spesies
23
Tanaman tin memiliki getah yang cukup banyak dan dahan yang kurang
kokoh. Buah tin mengandung sedikit air dan memiliki banyak biji
berwarna merah(Agung, 2014).
2.2.3. Asal dan penyebaran
Buah tin pertama dikenalkan pada daerah Arab. Dari bahasa
Inggris dikenal sebagai figs dan dalam bahasa Indonesia bernama buah
ara. Buah tin bermula pada daerah Asia Barat/ Timur Tengan dan
kemudian menyebar luas di Mediterania. Tumbuhan ini sudah di
budidayakan sejak ribuan tahun lalu. Buah tin ini juga terdapat pada
firman Allah SWT sebagai berikut :
hepatoprotektif,
antibacterial,
antipiretik,
antifungal,
24
25
Kandungan
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Zat besi
Potassium
Magnesium
Mangan
Vitamin C
Vitamin E
Fenol
Metanol
2.3.
Per 100 g
4,6 mg
0,9 mg
16,8 mg
1398,14 mg
75,7 mg
117,67 mg
396,36 mg
21,9 mg
21,78 mg
1,9 mg
6,909 mg
4,727 mg
Simvastatin
Pada
akhir
meningkat(Ma
et
akhir
al,
ini
2005).
penggunaan
Hal
tersebut
obat
simvastatin
dipengaruhi
oleh
penyakit
arterosklerosis
sebesar
24%
dengan
dosis
26
menimbulkan
respon
kompensasi
selular
seperti
peningkatan
Telur Puyuh
Pada telur puyuh dengan berat 100 g mengandung kadar
kolesterol sebesar 3640 mg(Dewi, 2009). Dengan ukuran nya kecil
tapi kandungan gizi dari telur puyuh sangat besar, tidak kalah dengan
gizi telur unggas lain seperti itik dan ayam ras.kandugan gizi telur
puyuh dengan protein 13,1% dan lemak 11,1% sedangkan telur
itikmempunyai kandungan protein 21,1% dan lemak nya lebih rendah
hanya 7,7%(Ayustaningwarno, 2012).
Pemberian pakan hiperkolesterol pada semua kelompok dapat
mempengaruhi peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
dan kolesterol HDL. Dalam penelitian sebelumnya dapat meningkat
mencapai 55,21 % untuk kolesterol total, pada kolesterol LDL 52%
serta 102,05% pada kolesterol HDL.Mekanisme telur puyuh dalam
meningkatkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL dipengaruhi
oleh kandungan kolesterol dan asam lemak jenuh yang terkandung
didalam nya yang sudah dicampurkan dalam pakan standar.
Kandungan dalam 100 g telur puyuh adalah 844 mg/dl kolesterol dan
3,56 g asam lemak jenuh(USDA, 2012). Konsumsi asam lemak jenuh
27
Per 100 g
158 kcal
13,05 g
11,09 g
0,41 g
64 mg
3,65 mg
13 mg
226 mg
132 mg
141 mg
Hewan coba
Hewan coba untuk penelitian dilakukan pada tikus galur wistar
sebanyak 20 ekor dengan kriteria inklusi tikus wistar jantan berumur
3-4 bulan dengan berat badan 250-300 gram, sehat, dan tidak terdapat
abnormalitas anatomi. Penelitian dimulai dengan aklimatisasi tikus
wistar selama satu minggu dengan diberi minum dan pakan standar,
kemdian sampel dibagi secara acak menjadi 4 kelompok perlakuan,
masing- masing terdiri dari 5 ekor tikus berdasarkan kriteria WHO
28
diantaranya -
sitosterol, saponin, tanin, dan flavonoid(Joseph & Raj, 2011). sitosterol merupakan senyawa yang mirip dengan kolesterol. sitosterol dapat membantu mengurangi kolesterol dengan cara
membatasi jumlah kolesterol yang dapat masuk ke dalam tubuh yang
diabsorbsi melalui usus (Law, 2008). -Sitosterol menurunkan
penyerapan lemak makanan di dalam usus. Triasilglieserol yakni
lemak utama dalam makanan yang kemudian di dalam usus
mengalami pemecahan menjadi asam lemak dan 2-monoasilgliserol
oleh enzim lipase yang dihasilkan dari pankreas, kemudian mengalami
emulsifikasi oleh garam empedu dan dikemas dalam bentuk misel.
Misel kemudian berpindah menembus lapisan air ke mikrovili pada
permukaan selepitel usus. Dengan adanya B-sitosterol maka asam
lemak bebas seperti triasilgliserol akan terikat dan tidak dapat diubah
menjadi asam lemak dan 2-monoasilgliserol pada emulsifikasi oleh
garam empedu menjadi misel,(Joseph ,2005).
Flavonoid bermanfaat sebagai antioksidan bekerja melalui
mekanisme penangkapan radikal bebas denga cara membebaskan
atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Manfaat lain dari Flavonoid
29
absorbsi
dan
dikeluarkan
bersama
30
-sitosterol
saponin
flavonoid
tanin
Telur puyuh
VLDL
Statin
LDL berlebih
Kolesterol bebas
Kolesterol ester
31
Bisa dimodifikasi:
Obesitas
asupan gizi
aktivitas fisik
merokok
hipotiroid sindroma
penyakit hepar kronis
alkohol
diabetes militus
Kolesterol Total
2.6.3. Hipotesis
Terdapatpengaruh pemberian ekstrak daun tin (Ficus carica)
terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih galur wistar jantan
yang diberi diet tinggi kolesterol.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang
bersifat analitikeksperimental dengan pendekatan post test only
control group design.
3.2. Variabel dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel dalam penelitian ini adalah :
3.2.1.1. Variabel Bebas
Ekstrak daun tin (ficus carica)
3.2.1.2. Variabel Tergantung
Kadar kolesterol total
3.2.2. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah
33
menggunakan
pelarut
1000 g
etanol
90%
Skala : Ordinal
3.2.2.2. Variabel Tergantung
3.2.2.2.1. Kolesterol total adalah diambil dari pleksus
retroorbitalis tikus menggunakan jarum suntik
dan dispo, kemudian ditampung didalam tabung
sampel darah yang disediakan dan ditetesi
heparin sebagai anti koagualan pada hari ke 15
setelah tikus dipuasakan setelah itu dibuat serum
dan diperiksa kadar kolesterol total.
Skala : Ratio
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Tikus
putih
galur
wistar
jantan
yang
berada
di
34
3.3.2. Sampel
Sampel diambil dari total populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi yaitu sebanyak 5 ekor perkelompok
menurut WHO dan ditambah 1 ekor untuk cadangan dengan
keseluruhan jumlah 30 ekor.
3.3.2.1. Kriteria Inklusi
3.3.2.1.1. Berumur 3-4 bulan
3.3.2.1.2. Berat badan 250-300 gram
3.3.2.1.3. Sehat
3.3.2.1.4. Jantan
3.3.2.2. Kriteria Eklusi
3.3.2.2.1. Drop out
3.3.3. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive
sampling yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria
pemilihan dimasuk kan dalam penelitian sampai jumlah subyek
yang diperlukan terpenuhi.
3.4. Instrumen dan Bahan Penelitian
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil eksperimen
pemberian ekstrak daun tin (Ficus Carica) pada tikus galur wistar yang
sudah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
3.4.2. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
3.4.2.1. Spuit disposable
35
3.4.2.2.Kolorimetrik Enzimatik
3.4.2.3.Kolorimetrik Enzimatik
3.4.2.4.Tabung sentrifuge
3.4.2.5. Sentrifuge
3.4.2.6. Tabung reaksi
3.4.2.7. Mikropipet 1000 l , 100 l , 10 l
3.4.2.8.Fotometer microlab 200.
3.4.2.9. Serum
3.5. Cara Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan cara sebagai berikut :
3.5.1. Perencanaan
Mulai dari perumusan masalah, mengadakan studi
pendahuluan,menentukan sampel dan populasi penelitian
serta rancangan penelitian.
3.5.2. Pembuatan pakan tikus
Tikus kemudian diberikan pakan standar sebanyak
20 gr/ekor/hari selama 14 hari. Jika ada sisa pakan sehari
berikutnya timbang sisa pakan.
3.5.3. Pembuatan larutan simvastatin
Obat untuk menurunkan kadar kolesterol yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah simvastatin 10
mg. Dengan dosis pada manusia dewasa adalah 10 mg/hari,
maka dosis simvastatin untuk tikus adalah 10 x 0,018 =
36
Simvastatin
diberikan
pada
tikus
dengan
menggunakan sonde.
3.5.4. Pembuatan ekstrak daun tin
Siapkan daun tin 500 g yang sudah dikeringkan
dan haluskan dengan blender, kemudian dimasukkan ke
dalam
kertas
jam
floading
menggunakan
alat ekstraksi
37
39
Randomisasi
Kelompok
Kontrol Positif
Kelompok Statin
Kelompok Tin I
Kelompok Tin II
Kelompok Tin
III
Dipuasakan 12 jam
- Kelompok tin II
- Kelompok statin
40
DAFTAR PUSTAKA
41
42
44
45
46