Anda di halaman 1dari 55

Sering disebut juga Reda Pump

Merupakan pompa dengan prinsip sentrifugal


(centrifugal pump) dimana impeller (bagian yang
berputar) akan melemparkan fluida ke samping
yang kemudian ditangkap oleh diffuser (bagian
yang diam) untuk diarahkan kembali ke bagian
tengah yang diterima oleh impeller berikutnya
(pada stage di atas nya) seterusnya hingga fluida
sampai ke permukaan.

Penampang 1 stage
pompa ESP

Centrifugal pump terdiri dari bagian yang bergerak , biasa disebut impeller
dan bagian yang tetap disebut diffuser. Impeller bergerak berputar dan
terkunci pada shaft dan bergerak bersama-sama shaft. Diffuser terpaku /
terkunci pada housing sehingga tidak bergerak . Setiap impeller dan diffuser
disebut satu stage., dan biasanya ESP terdiri dari beberapa stage / multi
stage. Pekerjaan impeller adalah untuk memutar fluida secara centrifugal
pada arah horizontal, dan kemudian oleh Diffuser diputar arahkan gerak
horizontal menjadi vertical searah dengan shaft nya masuk ke bagian
impeller atasnya . Proses ini diulang beberapa kali tergantung kepada jumlah
stage yang terpasang. Centifugal pump dibagi dua type stage . yaitu
radial flow dan mixed flow.

Terdapat 2 tipe pompa :


1. Radial flow : dimana impeller mengerakan fluida
pada sudut 90 dari shaftnya.
2. Mixed flow : sudut impeller mendekati 45 dari
shaftnya.
Mixed
flow
biasa
digunakan
untuk
menanggulangi flow rate yang tinggi.

TYPICAL PUMP
PERFORMANCE CURVE

PERFORMANCE CURVES FOR ESP

60 Hz

PERFORMANCE CURVES FOR


ESP

50 Hz

EFFECT OF FLUID SG ON PRESSURE HEAD


DEVELOPED
SG = 1.0
SG = 0.8
SG = 1.35

5000 FT

2165
PSI

1732
PSI

2922
PSI

KONFIGURASI
ESP WELL

TYPICAL
STANDARD
COMPLETE
PUMPING
SYSTEM

TYPICAL
ROUND
CABLE

TYPICAL
FLAT CABLE

Intake Curves for ESP in a Well

Possible Rates of ESP vs Stages or


HP Pump

Possible Impeller Position

FLAT CABLE
PROTECTOR

CABLE
PROTECTOR

PUMP

DOWNHOLE
EQUIPMENT
LOCATION

Contoh penggunaan pump shroud untuk


pompa ESP yang dipasang di bawah zona
perforasi

Injection Well

REDA

ILLUSTRATION OF INCREMENT
OF PRESSURE IN THE PUMP

Gambar 18. Kurva Kelakuan ESP

1. Centralizer
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa
agar tidak bergeser atau selalu ditengahtengah pada saat pompa beroperasi, sehingga
kerusakan kabel karena gesekan dapat
dicegah.

2. PSI UNIT (PRESSURE SENSING INSTRUMENT)


DISEBUT JUGA Downhole Monitoring Tool (DMT)
Downhole Monitoring Tool (DMT) adalah suatu alat
yang dipasang di bawah motor yang berfungsi
untuk memberikan informasi tekanan dan
temperature bawah sumur (BHP&BHT). Unit ini
terdiri dari dua bagian yaitu Down Hole Sensor
Equipment dan Surface Read Out, penggunaan alat
instrument ini paling banyak digunakan untuk
menentukan potensial produksi dari sumur yang
dipasang. Hal ini mudah yaitu dengan cara
mengukur tekanan static (SBHP) atau Ps dan
tekanan dinamis (FBHP) atau Pwf, dengan cara
mengkorelasikan antara perubahan tekanan (P)
dengan laju alir produksi (Q) yang bervariasi, maka
Inflow Performance Relationship (IPR) dapat
dihitung dengan akurat dan data ini memungkinkan
bagian teknik perencanaan (design) untuk dapat
menentukan atau memilih peralatan yang mampu
mengoptimalkan produksi sumur.

PSI Unit dipasang di bawah


motor .

3. DOWNHOLE MOTOR
Motor listrik ini sebagai tenaga penggerak (prime mover)
yang memutar pompa. Motor listrik tersebut menggunakan
squirrel cage induction, 3 phase dan 2 kutub. Kecepatan
putaran bisa mencapai 2900 RPM untuk 50 Hz dan
3500 RPM untuk 60 Hz, dengan menggunakan tegangan
listrik antara 230 - 5000 Volts, arus listrik antara 12 - 1100
Amperes, dengan efisiensi antara 80 % - 90 %.

DOWNHOLE MOTOR

MOTOR

Gambar 22. Bentuk Motor Listrik yang umum dipakai

Didalam motor terdapat refined mineral oil


yang berfungsi sebagai penyeimbang
tekanan, pelumasan terhadap bearing, dan
sistem pendingin terhadap motor. Untuk
itu motor ditempatkan di atas dari lubang
perforasi sehingga fluida yang mengalir
dapat sebagai pendingin motor.

4. Protector / Seal Section

Seal section atau protector adalah


unit mekanik yang dipasang
diantara unit motor dan pompa.

Adapun tujuan pemasangan protektor adalah sebagai


berikut:
Menghubungkan motor dan pompa dengan
menghubungkan poros motor ke poros pompa.
Sebagai tempat thrust bearing pompa untuk menahan
gerakan aksial dari pompa.
Memberikan ruangan untuk minyak pelumas motor
yang akan mengembang dan kontraksi karena adanya
pengaruh temperatur dari minyak pelumas motor.

PROTECTOR
CONFIGURATION

Gambar 23. Sealer Protector

Protector
Ada 2 jenis protector, yaitu :
Labyrinth Path Protector
(SG fluid > SG motor oil), not for
intermitten well, not good for high
deviation well)

Positive Seal / Bag Chamber


Protector/Modular type
Protector
(for BHT > 300 F ,
SG crude < SG motor oil, for
high deviation well)

5. Intake / Gas Separator


Intake merupakan saluran masuknya fluida dari dasar
sumur, ada beberapa jenis intake yang sering dipakai,
diantaranya :
Standard Intake :
dipakai untuk sumur dengan GLR rendah, jumlah gas
yang masuk ke intake ini sebaiknya harus kurang dari
10-15% dari total volume fluida. Intake jenis ini memiliki
lubang untuk jalan masuknya dan dilengkapi dengan
screen pada bagian luar untuk menyaring partikel yang
akan masuk ke pompa.
Rotary Gas Separator (KGS) : dapat memisahkan gas
sampai dengan 90% dan biasanya dipasang untuk sumursumur dengan GLR tinggi dan tipe ini tidak
direkomendasikan untuk sumur yang abrasive .
Static Gas Separator / Reverse Gas Separator : digunakan
untuk memisahkan gas sebanyak 20% dari total volume
fluida.

Gas
separator
pada
umumnya
tersambung diantara pompa dan
protector yang sekaligus sebagai intake
pompa.
Adapun
tujuan
pemasangan
gas
separator diantaranya:
untuk memisahkan gas agar tidak
terikut dalam pompa
mencegah terjadinya fluktuasi beban
pada motor
mencegah terjadinya aliran yang
tidak stabil
mencegah terjadinya gas lock

Intake / Gas Separator

Ada beberapa jenis intake yang sering dipakai, yaitu

Standart intake

Reverse flow gas separator

Rotary gas separator

Gambar 25. Diffuser dan Impeller

Gambar 24. Lubang Intake

6. ESP Pump / Pompa


Jenis

dan

ukuran

stage

menentukan besarnya volume yang

teproduksikan, sedangkan jumlah


stage menentukan total head dan
horse power yang dibutuhkan.

Pompa sangat sensitive terhadap rate fluida yang masuk,


jika beban cairan yang masuk ke pompa berkurang akan
menyebabkan arus listrik menurun.
Kondisi ini disebut Underload dan pompa akan mati,
penyebab Underload adalah masuknya gas yang
berlebihan sehingga beban pompa menjadi ringan (gas
locking).
Sebaliknya apabila beban fluida semakin berat (adanya
partikel
debris/kotoran)
akan
menjadi
Overload
disebabkan oleh naiknya laju produksi.

Impeller
berfungsi
untuk
menghisap
fluida
dan
dikeluarkan ke dalam diffuser
dengan gerakan radial dan
tangensial yang kombinasi
dari kedua gerakan ini akan
menghasilkan resultan gaya
dengan kecepatan tinggi.
Diffuser berfungsi merubah
arah aliran kembali ke
impeller bagian atasnya dan
merubah kecepatan aliran
yang tinggi menjadi kecepatan
yang relatif rendah akan tetapi
mempunyai tekanan tinggi

IMPELLER

DIFFUSER

TYPICAL IMPELLER
AND DIFFUSER

7. Electric Cable

Kabel berfungsi sebagai media


penghantar
arus
listrik
dari
switchboard sampai ke motor di
dalam sumur.
Jenis nya adalah conductor 3 phase
Ada dua jenis, yaitu : Flat cable dan
Round cable .

8. Check Valve
Check valve biasanya dipasang pada tubing (7 8 joint)
di atas pompa.
Bertujuan untuk menjaga fluida agar tetap berada di
atas pompa saat kondisi pompa off. Jika check valve
tidak dipasang maka kebocoran fluida dari tubing
(kehilangan fluida) akan melalui pompa yang dapat
menyebabkan terjadinya aliran balik dari fluida yang
naik ke atas ketika restart pompa.
Aliran balik (back flow) tersebut membuat putaran
impeller berbalik arah, dan dapat menyebabkan motor
terbakar atau rusak.
Jadi umumnya check valve digunakan agar tubing tetap
terisi penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan
mencegah supaya fluida tidak turun ke bawah.

9. Bleeder Valve
Bleeder valve dipasang 1 joint di atas
check valve. Pada saat pompa mati,
akan dilakukan well service, bleeder
valve ini akan dibuka yang berfungsi
sebagai jalan untuk mengalirkan
fluida yang semula ada di dalam
tubing dapat keluar menuju annulus,
hal ini untuk mencegah terjadinya
tumpahan minyak ke permukaan
(berceceran)
pada
saat
tubing
dicabut.

SURFACE EQUIPMENT OF ESP


1. Wellhead
ESP
well
head
berfungsi
sebagaimana
kepala
sumur
produksi yang dilengkapi dengan
tubing hanger dan mempunyai
keistimewaan
khusus,
yaitu
mempunyai
lubang
untuk
melewatkan penetrator / pack
off cable dari permukaan ke
dalam sumur.
Seal
pack
off
tergantung
kebutuhanya,
tahan
sampai
dengan 3000 Psig, memerlukan
sistem seal yang lebih canggih.
Misalnya Electric Feed Through
(EFT) mandrell, dimana kabel ESP
disambung menjadi semacam pig
tails. Dengan pig tail connectors
di sebelah atas dan bawah
disambungkan kepada mandrell
EFT di well head.

2. Junction Box

Sebagai ventilasi terhadap adanya


gas yang mungkin bermigrasi ke
permukaan melalui kabel agar terbuang
ke atmosfer.

Sebagai terminal penyambungan kabel


dari dalam sumur dengan kabel dari
switchboard

3. Switchboard

Untuk
mengontrol
kemungkinan
terjadinya downhole problem seperti
overload atau underload current.

Auto restart underload pada kondisi


intermittent well.

Untuk mendeteksi unbalance voltage

VSD (Variable Speed Drive)


Merupakan panel kontrol
kerja di permukaan saat
pompa
bekerja
yang
dilengkapi dengan motor
controller,
overload
dan
underload protection.

Secara umum Variable Speed Drive (VSD) merupakan


switchboard yang mempunyai kapasitas frekwensi yang dapat
dirubah mulai dari 30 Hz sampai dengan 70 Hz. Dengan
adanya range frekwensi tersebut, akan memberikan
keleluasaan dalam penentuan laju alir produksi yang
disesuaikan dengan kemampuan sumur melalui pengaturan
putaran pompa (rpm). Dengan pengaturan putaran
diharapkan akan didapatkan pemompaan yang optimum
dengan tanpa harus merubah perencanaan jumlah stage.
Penentuan besarnya frekwensi output dari VSD yang nantinya
merupakan frekwensi putaran pompa dapat ditentukan
melalui beberapa jenis pengontrol (control mode), yaitu :
Speed Mode, yaitu pengaturan berdasarkan speed sebagai
harga tetapan. Misal dengan Speed Mode pada 52 Hz,
berarti motor akan tetap pada putaran 52 Hz.
Current Mode, yaitu pengaturan berdasarkan running
ampere sebagai harga tetapan. Misal dengan Current Mode
pada 40 Amp, berarti VSD akan mengatur putaran
(frekwensi) untuk menyesuaikan running ampere (40 Amp)
Pressure Mode, yaitu pengaturan berdasarkan tekanan
bawah permukaan (PIP) sebagai harga tetapan. Misal
Pressure Mode pada 1000 psi, berarti VSD akan mengatur
putaran untuk menyesyaikan tekanan pada 1000 psi.

4. Transformer

Transformer merupakan alat untuk


mengubah tegangan listrik, bisa untuk
menaikan atau menurunkan tegangan.
Alat ini terdiri dari (core), dari lilitan
kawat tembaga. Baik core dan coil
direndam dalam minyak trafo yang
berfungsi sebagai pendingin dan
isolasi.

ESP dapat dipakai untuk laju produksi 300 sampai 60000


BPD.
Dapat dipakai untuk fluida viskositas tinggi.
Dapat dipakai untuk sumur-sumur air atau sumur injeksi air
pada proyek waterflood. Untuk sumur injeksi, arah
impeller harus dibalikkan ( bottom discharge).
Untuk sumur kepasiran, ESP dapat dipakai sampai derajat
kepasiran tertentu, yaitu dengan menggunakan impeller
atau diffuser khusus yang terbuat dari Ni-Resist.
Untuk sumur korosif perlu dipasang Ressistant Coning
Hausing khusus, sumbu as pompa dari bahan K-monel.
Apabila terdapat H2S gunakan kabel Al atau kabel biasa
dengan ditutup monel.
ESP menghasilkan panas sehingga dapat menurunkan
viskositas fluida produksi; hal mana akan membantu sumur
dengan masalah parafin.
Untuk sumur bersuhu tinggi (lebih 250F) perlu dipasang
Epoxy untuk melindungi kabel, O-ring, dan seal (gasket).
Untuk sumur miring atau tidak lurus (crooked well /
deviated well) perlu dipasang centralizer agar kabel tidak
terkelupas.

THANKS
ANY QUESTIONS???????

Anda mungkin juga menyukai