Anda di halaman 1dari 63

Perkembangan Anak.

Amelia Tristiana

DI INDONESIA
BERBEDA-BEDA TAPI MAKNANYA
SATU
SUDAH DEWASA
SIM C
16

UU
15
Tenaga
kerja

SIM A
KTP
17

17

Nikah
16

Pemilu
17

19
2

Reproduksi
Biologis
Singkat
Bulan

Reproduksi Sosial Budaya


Panjang
Tahun
3

KMS

KMS

PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
Pertumbuhan
Perubahan
Kuantitatif
Ukuran
Struktur

Perkembangan
Perubahan
Kuantitatif
Kualitatif

Koheren

Progresif
Berurutan

CONTINUITY
Pertumbuhan, gerak maju yang terus
menerus mulai dari embrio yang kecil
hingga menjadi orang yang besar.
Penekanan pada kuantitatif.

DISCONTUINUITY
Perkembangan gerak maju yang tidak
kontinu berupa lompatan-lompatan dari
satu tahap ke tahap lain. Penekanan pada
perbedaan kualitatif.
7

PRINSIP PERKEMBANGAN
Perkembangan melibatkan perubahan
Antagonistik (atrophy vs pertumbuhan) dan
Interelasi
Sikap terhadap perubahan menurut anak, orang
tua, masyarakat, budaya.

Perkembangan awal lebih kritis ketimbang


perkembangan berikutnya
Relasi interpersonal, keadaan emosi, metode
melatih anak, peran anak, struktur keluarga,
stimulasi lingkungan.
8

Perkembangan sinapsis pada otak


Lahir

6 bulan

2 tahun

Usia 3 tahun, otak anak dua kali lebih aktif dibanding


orang dewasa. Level aktifitas turun pada usia remaja.

Sinaps baru tumbuh dengan pengetahuan baru


IQ tinggi= Pembiasaan dengan cepat + belajar sesuatu
yang baru
9

PRINSIP PERKEMBANGAN (2)


Perkembangan adalah hasil dari :
Kematangan
(Maturity)
Perubahan yang
terjadi akibat
perkembangan
biologis. Faktor
konstitusional,
bawaan, build in.

Pembelajaran
(Learning)
Perubahan yang
terjadi sebagai hasil
usaha dan latihan,
hasil pengalaman,
sebagian juga
tergantung bawaan.

Fungsi phylogenetic fungsi yang tidak


memerlukan latihan. Lawannya fungsi
ontogenetic perlu latihan

10

Kriteria kesiapan belajar


Punya minat belajar
Kesinambungan minat
Improvement

11

Kinerja Anak di Sekolah Dasar


menggambarkan
Asuhan Dini Tumbuh Kembang Anak.
Data Nasional Indonesia menunjukkan
bahwa Angka Tidak Naik Kelas paling Tinggi
di Kelas 1 SD. (13.5%)

Apakah Anak sudah Siap


Sekolah ?
Apakah Sekolah siap untuk
Anak ?

12

PRINSIP PERKEMBANGAN (3)


Pola perkembangan dapat diramalkan
Pertumbuhan fisik : hukum cephalocaudal
(kepala ke kaki) dan hukum proximodistal
(dari dekat ke jauh/ axis ke ekstremitas).
Perkembangan mental juga dapat diramal.

Pola perkembangan mempunyai


karakteristik yang dapat diramalkan
Sama tapi beda dalam kecepatan
Umum ke khusus
Ada plateau dan bisa regresi

13

5 tahun

5 -6
tahun

4 tahun
3 tahun
3 tahun
2 tahun

2 tahun

DISEKUILIBRIUM

EKUILIBRIUM

4 tahun

18 bulan
14

PRINSIP PERKEMBANGAN (4)


Terdapat perbedaan individu dalam
perkembangan
Perkembangan fisik, motorik
Perkembangan intelektual
Perkembangan kepribadian
Ada periode dalam pola perkembangan
15

PRINSIP PERKEMBANGAN (4)


Ada harapan sosial dalam setiap periode
perkembangan
Setiap bidang perkembangan
mengandung bahaya yang potensial
Kebahagiaan bervariasi dalam berbagai
periode perkembangan

16

AN
G
N
BA
M
E
L
K
A
R
U
E
S
P
K
E
S
O
PSI K

PE R
KEM
B
PS I
KOS ANGA
N
O SI
AL

PERKEMBANGAN
MOTORIK
PERKEMBANGAN
KOGNITIF

PERKEMBANGAN
MORAL

PEMBELAJARAN
KOGNITIF SOSIAL

PEMBELAJARAN
BEHAVIORIS
17

Perkembangan Psikososial
Erik Erikson

18

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Berdasar teori Freud. Ada 8 tahapan yang berpengaruh lebih
melihat faktor lingkungan dibandingkan Freud.

Kepercayaan dasar Vs
Ketidakpercayaan (Masa bayi 0-2 thn)
Otonomi Vs Rasa malu dan ragu (Masa
kanak-kanak 2-3 tahun
Inisiatif Vs Rasa bersalah (Usia bermain
3-5 tahun
Industri Vs Inferioritas (Usia sekolah 612 tahun)

Erik Erikson
1902-1994

Identitas Vs Kebingungan peran (Usia


remaja 12-18 tahun)

Bawaan

Lingkungan
19

Tahap
Psikologis

Krisis Psikologis

Nilai Kebaikan

Relasi yang
signifikan

Masa bayi
0-2 tahun

Kepercayaan
dasar Vs
Ketidakpercayaan

Harapan

Orang yang
berperan
sebagai Ibu

Masa Kanakkanak awal


2-3 tahun

Otonomi
Vs
Rasa malu dan
ragu

Kemauan

Orang yang
berperan
sebagai
orangtua

Usia bermain
3-5 tahun

Inisiatif
Vs
Rasa bersalah

Tujuan

Keluarga dasar

Usia sekolah
6 12 tahun

Industri
Vs
Inferioritas

Kompetensi

Lingkungan
sekitar, sekolah

Tahap
Psikologis

Krisis
Psikologis

Nilai
Kebaikan

Relasi yang
signifikan

Remaja
12 18 tahun

Identitas
Vs
Kebingungan
peran

Kesetiaan

Teman
sepermainan,
tokoh-tokoh
pemimpin

Dewasa muda
19 35 tahun

Keintiman
Vs
Isolasi

Cinta

Pasangan dalam
pertemanan,
aktivitas seksual,
kompetisi

Masa dewasa
36-65 tahun

Generatifitas
Vs Stagnasi

Kepedulian

Pembagian kerja
dan pengaturan
rumah tangga

Usia Lanjut

Integritas vs
Keputus asaan

Kebijaksana
an

manusia
saya manusia

21

Tahap 1 : Kelahiran s/d 1 tahun


Kepercayaan dasar Vs. Ketidakpercayaan

Ketergantungan pada ibu atau orang


lain yang memelihara.

Kepuasan akan
menimbulkan
kepercayaan.
Kepercayaan akan
menumbuh kan
harapan dan harga
diri.

Perhatian pada
anak tidak
konsisten
menumbuhkan
rasa tidak percaya
pada orang lain.
22

Tahap 2 : 1 s/d 3 tahun


Otonomi Vs. Rasa Malu dan Ragu
Belajar mandiri
makan dan berpakaian sendiri
mulai memisahkan diri dengan orangtuanya.
mulai menyesuaikan diri dengan aturan sosial.
Keberhasilan akan
menimbulkan
kemandirian/
otonomi
perasaan disenangi
orang lain.

Kegagalan dapat
menjadikan anak
ragu akan
kemampuan
Kurang mengembangkan perasaan.

23

harus, mesti, patut, tuntutan, perintah


Anak menilai diri sendiri dan mempertahankannya
MENYALAHKAN DIRI,
MERENDAHKAN KONSEP DIRI
MENGEMBANGKAN IDE IRASIONAL
TENTANG DIRINYA
You feel the way you think (Ellis, 1974)

24

Tahap 3 : 3 s/d 6 tahun


Inisiatif Vs. Rasa Bersalah
Inisiatif untuk bermain dengan anak-anak lain
Menerima tanggung jawab mengerjakan tugastugas yang sederhana.
Membentuk kata hati.
Ajaran moral dan
disiplin ditanamkan
terlalu keras dan kaku
akan memudahkan
berkembangnya rasa
bersalah anak.

Rasa bersalah yang


berlebihan akan
membatasi inisiatif
Anak akan
menyeimbangkan
inisiatifnya dengan
permintaan orang lain
25

Tahap 4 : 7 s/d 11 Tahun


Industri Vs. Inferioritas
Belajar keterampilan-keterampilan yang sukar,
mulai berinteraksi sosial dengan kelompoknya
dan kesulitan bersikap di sekolah.
Keberhasilan akan
mengembangkan
rasa penguasaan
dan percaya diri.

Kegagalan anak akan


merasa inferior dan
kurang melakukan
aktivitas baru.
Anak perlu banyak
dukungan dari
orangtua dan
gurunya.
26

Tahap 5 : 12 s/d 18 Tahun


Identitas Vs. Kebingungan Peran
Masa remaja dibangun
dari pengalamanpengalaman awal
untuk mengembangkan identitas diri.

Kegagalan berakibat
kebingungan
identitas,
pemilihan pekerjaan
peran-peran ketika
dewasa kelak.

27

Tahap 6 : Dewasa Muda


Keintiman Vs. Isolasi
Keintiman
Berusaha untuk
membangun hubungan
pertemanan yang kuat,
menerima cinta dan
persahabatan dari
orang lain.

Isolasi/ Kesepian
Individu yang tidak
mengembangkan
identitas yang kuat pada
masa remajanya dapat
menemui kesulitan
untuk membangun
hubungan pertemanan
yang akrab
28

Tahap 7 : Masa Dewasa


Generatifitas Vs. Stagnasi
Generatifitas
dalam rumah tangga
termasuk tanggung
jawab seperti
membesarkan anak
berkarya di tempat
kerja.

Stagnasi
Orang dewasa yang
tidak dapat menjalankan
tugas-tugasnya akan
tidak berkembang.

29

Tahap 8 : Usia Tua


Integritas Vs. Keputusasaan
Integritas terjadi apabila memandang
kebelakang kehidupan dan melihat hidupnya
sangat produktif dan memuaskan.

Keputus asaan terjadi apabila memandang


hidup mereka mengecewakan.
30

Perkembangan Moral
Kohlberg

31

PERKEMBANGAN MORAL (KOHLBERG)


I. MORALITAS PRA KONVENSIONAL
Tahap 1 :
Mematuhi peraturan
Orientasi Hukuman untuk menghindari
hukuman.
Tahap 2 :
Memastikan akan
Orientasi Ganjaran
mendapat ganjaran/
balas budi.

32

PERKEMBANGAN MORAL (KOHLBERG)


II. MORALITAS KONVENSIONAL
Tahap 3:
Penghindaran rasa tidak setuju
Orientasi
dari orang lain,
good boy/ girl. mempertahankan hubungan
Tahap 4 :
Orientasi
Otoritas

Memegang teguh undangundang dan kaidah sosial


untuk menghindari ketidak
setujuan dari pemegang
otoritas serta perasaan
bersalah akibat tidak
melakukan tugas/ kewajiban.
33

PERKEMBANGAN MORAL (KOHLBERG)


III. MORALITAS POST KONVENSIONAL

Tahap 5:
Orientasi Kontrak
Sosial

asas-asas yang
biasanya disetujui
sebagai hal yang
penting bagi
kesejahteraan umum;

Tahap 6:
Orientasi Asas Etis

asas-asas yang
dijunjung tinggi untuk
mempertahankan
penghargaan (diri).
34

Perkembangan Kognitif
Jean Piaget

35

PERKEMBANGAN KOGNITIF

Perkembangan kognitif melalui tahapan-tahapan. Meski


orang dewasa berpengaruh akan tetapi anak sedang
membangun sistem berpikirnya sendiri.
SENSORIMOTOR

Lahir-2 tahun

PRA OPERASIONAL

2-7 tahun

OPERASIONAL KONKRET 7-12 tahun


OPERASIONAL FORMAL
ke atas
Bawaan

12 tahun
Jean Piaget
1896-1980

Lingkungan
36

PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET


Membedakan diri sendiri dengan setiap objek.
Menguasai keadaan tetap (permanen) dari sebuah objek.
Terikat pada dunia saat ini.

CAPAIAN
SENSORIMOTOR

Lahir-2 tahun

Benda bersifat permanen : Anak sadar bahwa benda di


sekitarnya bersifat permanen. Sesuatu tetap ada meski
menghilang dari pandangan anak.
Rasa tentang keruangan: Anak sadar benda-benda di
lingkungan memiliki hubungan-hubungan keruangan.
Sebab Akibat: Anak sadar ada kaitan antara tindakan dan
konsekuensinya.
Urutan Waktu: Anak sadar bahwa sesuatu muncul setelah
yang lainnya terjadi.
37

PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET

PRA OPERASIONAL

2-7 tahun

Operasi berpikir logis belum berkembang.


- To center, menjadi pusat dunia
- Irreversibility, tidak dapat menangkap jumlah.
- Egosentris, sulit menerima pandangan orang lain.
- Animism, segala sesuatu dalam dunia fisik hidup dan
dapat bergerak dengan kemauan mereka sendiri.
- Realism, berfikir mengenai simbol-simbol dan konsepkonsep sebagai obyek yang sebenarnya.
- Magic omnipotence, kemampuan magis dapat
mengontrol dunia.

38

39

Belum
menguasai
KONSERVASI
jumlah, panjang, cairan,
massa, berat, area, dan
volume.
40

PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET

7-12 tahun

OPERASIONAL KONKRET

Mampu berpikir logis mengenai obyek & kejadian


Cara berpikir lebih sistematis, fleksibel, dapat
menggabungkan.
Reversibility sudah membaik, menguasai
konservasi
Mengklasifikasikan obyek menurut beberapa tanda
dan mampu menyusunnya dalam suatu seri
berdasar satu dimensi, mis: ukuran.

12 Tahun ke atas

OPERASIONAL FORMAL

Mampu berpikir logis mengenai soal abstrak serta


menguji hipotesis secara sistematis.
Perhatian terhadap masalah hipotesis, masa depan
dan masalah ideologis.
41

Perkembangan Psikoseksual
Sigmund Freud

42

PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL

TAHAPAN ORAL

(Tahun pertama)

Berkaitan dengan issue penolakan dan


ketidakpercayaan

TAHAPAN ANAL

( 2-4 tahun)

Berkaitan dengan issue power selanjutnya

TAHAPAN PHALLIC

(4-6 tahun)

Berkaitan dengan sikap perilaku seksual


selanjutnya

TAHAPAN LATENCY (5-11 tahun)


Masa sosisalisasi

TAHAPAN GENITAL

(12-60 tahun)

Energi seksual diinvestasikan dalam


kehidupan.

Bawaan

Sigmund Freud
1857-1959

Lingkungan
43

BEHAVIORIS
Reinforcement (ganjaran) dan punishment
(hukuman) membentuk perilaku. Anak
dikondisikan melalui pengalamannya.

Reinforcement
Positif
Reinforcement
Negatif
Punishment/
Hukuman
Bawaan

B.F.Skinner
1904-1990

Lingkungan

44

PRINSIP REINFORCEMENT
Frekuensi terjadinya tingkah laku
tergantung dari konsekuensinya.

Reinforcement
positif

Misalnya anak yang


sedang belajar diberi
pujian (reinforcement
positif) akibatnya akan
meningkatkan
kemungkinan tingkah
laku belajar diulang di
kemudian hari.

45

Reinforcement positif
Anak baik, Bagus Spesifik, jelas dan
mudah diinternalisasi
sekali. Istilah
Kamu baik karena
penggembira, guru
senang pada siswa, telah menunjukkan
siswa baru tempat
tanpa memberi
duduknya. Ibu yakin
informasi spesifik
hal itu membuatnya
merasa diterima.

Segera tanggapi !
Jangan menunda reinforcement

46

Prinsip Reinforcement (2)

Reinforcement
negatif

Misalnya ibu memelototi


anak yang makan dengan
berantakan. Ibu akan
berhenti melotot kalau
anak makan dengan rapi.
Peristiwa menyakitkan (ibu
melotot) berakhir jika anak
meninggalkan perilaku
buruk. Negatif karena
tingkah laku menyebabkan
terhentinya peristiwa. Ada
perilaku baru (makan
dengan rapi) yang muncul.
47

Prinsip Reinforcement (3)

Punishment/
Hukuman

Bapak mengkritik anak


yang suka berlari-lari di
sekitar meja. Peristiwa
(bapak mengkritik)
menghentikan atau
menurunkan terjadinya
sebuah tingkah laku
(anak berlari di sekitar
meja) di lain waktu.
48

Ko
Se re
lat a
Am an
er
ika
Ka
na
da
Yu
na
ni
In
gg
ris
Fi
nla
nd
ia
Je
rm
an
M
ala
ys
ia
Ar
ge
nt
ina
Sp
an
yo
l
Sw
ed
ia

30

20

Socioemotional Dev in Childhood, Mc Graw Hill, 2006

65
63

2.05

69

1.96

71

Persentase mengingat
Sikap

80

62
56

35

Sikap terhadap hukuman fisik

2.90

70

2.34

73

1.35

40

2.68

80

3.14

100

2.18

50

83

2.26

60

89

3.13

90

3.00

Persentase mengingat
dihukum fisik saat masak
kanak-kanak

Hukuman Badan di Manca Negara


5

10

49

Bermasalah
Nakal

Negatif

Biang masalah
Sulit

Kebajikan
Bertujuan

Positif.

Disiplin diri
Unggul
50

ANAK BERMASALAH
Malas,
Bodoh,
Pengganggu,
Gampang
menyerah

Mempermalukan
Merendahkan
Mengata-ngatai
Nama panggilan /
label negatif

Hukuman berlebihan
Memukul
Mencubit
Menjewer
51

52

BAHASA MEMBENTUK KARAKTER


Melihat anak dalam kebajikan nya
berarti menanam jawara moral dalam
diri anak.
Melihat anak sebagai sebuah bundel
masalah dan kenakalan justru akan
menguatkan apa yang sudah menjadi
bagian negatif dari dirinya.
53

54

LIHAT

DENGAR

KATAKAN
BERTINDAK

55

PEMBELAJARAN KOGNITIF SOSIAL


Belajar melalui imitasi, modelling, keteladanan
Menekankan pada faktor motivasi internal anak.
Imitasi; meniru; pembelajaran
kognitif sosial
Belajar melalui observasi +
kondisi anak sendiri + tuntutan
situasi = kombinasi yang
menentukan tingkah laku.
Bawaan

Alfred Bandura
1925-

Lingk.
56

PEMBELAJARAN KOGNITIF
SOSIAL
TINGKAH
LAKU ANAK

LINGKUNGAN

SASARAN
Sesuai dengan
lingkungan dan
efektif mencapai
tujuan anak
persepsi, evaluasi dan regulasi

57

PEMBELAJARAN MELALUI
OBSERVASI
Tingkah laku baru
diperoleh tanpa hadirnya reinforcement.
diperoleh dengan melihat pengalaman orang
lain.

Modeling: seseorang mencontoh image


diri dari pengalaman orang lain.

58

PEMBELAJARAN MELALUI
OBSERVASI (2)
Efek pada observer setelah melihat model :
Acquisition /perolehan:
Observer akan mengulang respons pada waktu
lainnya. Misalnya : melihat ibu menulis huruf O,
anak mengulang menulis O di waktu lain.
Response facilitation/Kemudahan respons :
Respons-respons yang sudah ada dikeluarkan
setelah melihat model melakukan respons ini.
Misalnya seseorang akan menyumbang dana
setelah melihat model melakukan hal yang sama.
59

PEMBELAJARAN MELALUI
OBSERVASI (2)
Inhibisi : Seseorang yang melihat model
dihukum atas perilakunya akan kurang meniru
perilaku tersebut.
Disinhibisi : Perilaku yang dipelajari
sebelumnya, perilaku yang saat ini
terhambat/inhibisi menjadi terlepas saat melihat
model melakukan perilaku yang sama. Anak
yang belajar mengendalikan perilaku memukul,
setelah melihat temannya berkelahi, kembali di
rumah akan berteriak & memukul adik.
60

Perkembangan utamanya didorong melalui


bahasa, konteks sosial dan bimbingan
orang dewasa.
Zona perkembangan proksimal;
Zona perkembangan aktual,
konstruk sosial, bahasa,
internalisasi, bermain, konteks
sosial, kognisi constructivism

Bawaan

Lev Vygotsky
1896-1934

Lingk.

61

Terlalu banyak tugas yang


harus dipelajari sendiri.

anak
Konsep
tidak sistematis,
tidak terorganisir,
sifatnya spontan
Batas bawah
level pemecahan
jika seorang anak
bekerja sendiri

Tenaga
trampil
Konsep
sistematis,
dialog
logis
rasional
Batas atas
anak bekerja sama
pendamping atau
instruktur.
62

Terima
Kasih

63

Anda mungkin juga menyukai