Anda di halaman 1dari 21

Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa

Dengan Metode Ekspositori Pada

Pembelajaran Matematika Kelas Iv Sdn 19 Koto Tuo Sulit Air


Agusrita, NIM : 819488556
Kata Kunci : Belajar, Metode, Ekspositori

ABSTRAK
Penelitian ini di buat oleh Agusrita, NIM : 819488556 dengan judul :
Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa

Dengan Metode Ekspositori Pada

Pembelajaran Matematika Kelas Iv Sdn 19 Koto Tuo Sulit Air Kecamatan X Koto
Diatas Kabupaten Solok, Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),
Tahun : 2014
Penelitian ini dilatar belakangi oleh Untuk meningkatkan kwalitas hasil
belajar adalah sebuah mata pelajaran di sekolah dasar (SD).Salah satu pelajaran
yang mendapat perhatian adalah Matematika, karena Matematika merupakan salah
satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat mempengaruhi perkembangan
teknologi. Besarnya peranan Matematika menjadi keilmuan matematika dipelajari
secara luas mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Mengingat begitu
pentingnya peranan matematika, pemerintah melakukan peningkatkan mutu
pendidikan melalui latihan-latihan, KKG, dan meningkatkan sarana dan prasarana,
namun belum menunjukkan hasil yang maksimal di SD Negeri 19 Koto Tuo Sulit
Air Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk (1)Untuk mendeskripsikan proses hasil perbaikan / memperbaikan
proses hasil belajar siswa. (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV
SDN 19 koto tuo melalui ekspositori dalam bangun datar dengan simetri lipat dan
simetri putar. (3) Siswa dapat menerjakan tugas dan latihan tentang bangun datar
yang mempunyai sumbu simetri lipat dan simetri putar. (4) Mengaktifkan siswa
dalam belajar dengan media peraga. (5) Memenuhi tugas mata kuliah PKP di
Universitas Terbuka.
1

Berdasarkan uraian di atas yang telah dikemukakan dan rencana pemecahan


yang akan dilakukan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
Bagaimana meningkatkan kreatifitas siswa kelas IV SD N 19 Koto Tuo melalui
metode ekspositori pada bangun datar. Kemampuan siswa dalam hal ini berkaitan
dengan proses belajar dan hasil belajar. Apakah siswa dengan menggunakan media
pembelajaran seperti ini dapat meningkatkan proses belajar di Sekolah SD N 19
Koto Tuo.
Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah Metode ekspositori ini
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan guru dalam menjelaskan dan
menyampaikan informasi, pesan, atau konsep kepada seluruh siswa dalam kelas.
Walaupun metode ekspositori dari guru dalam memilih materi yang akan disajikan.
Tujuan dari metode ini adalah untuk menciptakan landasan pemikiran yang
mendorong dengan mengarahkan anak untuk lebih banyak mempelajari isi
pelajaran melalui media tertulis.
Kesimpulan hasil karya ilmiah menunjukkan bahwa peningkatan
Sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran terlihat rendahnya nilai siswa, yang
tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) mencapai setengah dari 29
siswa. Tetapi setelah diadakan perbaikan sikap, pervoma maupun hasil belajar yang
di tunjukkan oleh siswa.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan kwalitas hasil belajar adalah sebuah mata pelajaran di
sekolah dasar (SD).Salah satu pelajaran yang mendapat perhatian adalah
Matematika, karena Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan
yang sangat mempengaruhi perkembangan teknologi. Besarnya peranan
Matematika menjadi keilmuan matematika dipelajari secara luas mulai dari
sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Mengingat begitu pentingnya peranan
matematika, pemerintah melakukan peningkatkan mutu pendidikan melalui
latihan-latihan, KKG, dan meningkatkan sarana dan prasarana, namun belum
menunjukkan hasil yang maksimal.
Dalam rencana pembelajaran mata pelajaran matematika pada kompetensi
dasar Mengenal Bangun Datar Dengan Simetri Lipat Dan Simetri Putar
menunjukkan kreatifitas belajar siswa dalam belajar matematika sangat rendah,
hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman siswa pada mengenal bangun datar
dalam belajar dan kurang diberikan contoh konkret yang mudah dipahami siswa.
Sewaktu proses pembelajaran berlansung diperkirakan siswa yang aktif bekerja
dan mengikuti pelajaran dari 24 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi
hanya 17 siswa. Kegiatan siswa tersebut hanya sebagian kecil yang mampu
mengerjakan tugas dengan benar dan jika diberikan beberapa contoh dan bangun
datar siswa baru mampu menjawab dengan benar. Mungkin siswa harus diberi
beberapa bentuk dan contoh bangun datar baru siswa bias mengerjakan tugas
dan menjawab pertanyaan dengan benar. Guru harus berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing dengan model-model yang mudah dipahami dengan siswa.
Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau dan mampu mengemukakan
pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami, berinteraksi secara positif
antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru apabila ada kesulitan.

1. Identifikasi Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah tersebut maka terdapat beberapa cara
diantaranya sebagai berikut ;
1. Kurang aktifnya siswa dalam bertanya jawab dengan guru yang
bersangkutan walupun sudah diberi kesempatan untuk bertanya.
2. Kurang mampunya siswa menjawab dengan benar bila diberi
pertanyaan oleh gurunya.
3. Pada saat guru memberikan penjelasan melalui ceramah kurangnya
reaksi dan semangat dari siswa.
4. Siswa lebih cenderung menerima dan mendengarkan saja apa yang
disampaikan oleh guru.
5. Kurangnya inisiatif dan kreatif siswa dalam belajar.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah pada pembelajaran Matematika diatas,
terlihat nilai siswa yang masih rendah, dan proses belajar mengajar yang tidak
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dapat kita lihat penyebabnya
adalah, sebagai berikut :
1. Sulitnya pelajaran Matematika bagi siswa, sehingga siswa sulit untuk
memahami materi.
2. Tidak adanya media pembelajaran yang mudah dipahami siswa sebagai
bentuk miniatur dalam bangun datar.
3. Guru kurang memberikan dan menggunakan berbagai macam bentuk
metode pembelajaran.
4. Metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan siswa.
5. Kurangnya motivasi guru untuk memberikan semangat dan penguatan
materi dalam pembelajaran.
6. Guru terlalu cepat menerangkan materi.
Jadi dari beberapa analisa tersebut dapat disimpulkan untuk mendapatkan
kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran maka kita dapat membutkan media
4

pembelajaran, karena media pembelajaran dapat dijadikan sebagai perantara, alat


dan sarana dalam penyampaian pelajaran keapada siswa. Agar siswa mempunyai
daya tarik dan semangat belajar kita buatkan media tersebut sebagus mungkin.
Agar siswa bias lebih cepat paham dan maksud dari apa yang disampaikan.
3. Alternatif Masalah
Dari sekian banyak metode dan media yang digunakan penulis mencoba
untuk membuat sebuah media pembelajaran, diantaranya sebagai berikut :
1. Membuat miniatur bangun datar dari kertas berwarna-warni biar
kelihatan lebih menarik.
2. Guru

harus

megunakan

lansung

dihadapan

siswa

serta

mempraktekkannya.
3. Pemberian Lembaran Kerja Siswa.
4. Membentuk siswa atas beberapa kelompok dan masing-masing
kelompok harus melakukannya.
5. Tiap kelompok diberi penilaian perkelompok dan persiswa.
6. Kelas harus dikelolah sebaik mungkin serta memberi motivasi kepada
siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas yang telah dikemukakan dan rencana pemecahan
yang akan dilakukan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
Bagaimana meningkatkan kreatifitas siswa kelas IV SD N 19 Koto Tuo melalui
metode ekspositori pada bangun datar. Kemampuan siswa dalam hal ini berkaitan
dengan proses belajar dan hasil belajar. Apakah siswa dengan menggunakan media
pembelajaran seperti ini dapat meningkatkan proses belajar di Sekolah SD N 19
Koto Tuo.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan proses hasil perbaikan / memperbaikan proses
hasil belajar siswa.
5

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 19 koto tuo


melalui ekspositori dalam bangun datar dengan simetri lipat dan simetri
putar.
3. Siswa dapat menerjakan tugas dan latihan tentang bangun datar yang
mempunyai sumbu simetri lipat dan simetri putar.
4. Mengaktifkan siswa dalam belajar dengan media peraga.
5. Memenuhi tugas mata kuliah PKP di Universitas Terbuka.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun manfaat dilakukan penelitian ini adalah :
1.

Bagi Penulis
a. Menambah strategi pembelajaran, metode dan media pembelajran
Matematika.
b. Dapat melihat sejauh mana siswa dapat menerima pelajaran
matematika dengan menggunakan media.

2. Bagi Siswa.
a. Meningkatnya motivasi siswa dalam belajar.
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam proses tanya jawab dengan
guru bersangkutan.
c. Terciptanya suasana belajar yang aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan.
d. Siswa mempunyai pengalaman tentang media pembelajaran.
3. Bagi Sekolah.
a. Terciptanya kerjasama yang baik sesama guru.
b. Guru lebih cepat dalam menyampaikan pelajaran.
c. Tercapainya tujuan sekolah yang baik untuk mendukung program
Pendidikan Nasional.
4. Bagi Dunia Pebdidikan.
6

Sebagai acuan untuk Pendidikan Nasional dalam menyusun dan membuat


program atau silabus kedepan dalam pelajaran Matematika.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Hakikat Belajar
Metode ekspositori ini merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
guru dalam menjelaskan dan menyampaikan informasi, pesan, atau konsep kepada
seluruh siswa dalam kelas. Walaupun metode ekspositori dari guru dalam memilih
materi yang akan disajikan. Tujuan dari metode ini adalah untuk menciptakan
landasan pemikiran yang mendorong dengan mengarahkan anak untuk lebih
banyak mempelajari isi pelajaran melalui media tertulis.
Hakikat pekerjaan mengajar bukanlah melakukan sesuatu bagi siswa tetapi
lebih berupa menggerakkan siswa melakukan hal-hal yang dimaksud menjadi tuuan
Pendidikan Nasional. Tugas utama guru bukanlah menerangkan hal-hal yang
terdapat pada buku, tetapi mendorong, memberikan inspirasi, serta motif-motif
dalam membimbing siswa agar tercapai tujuan yang diinginkan.
Dari pengertian belajar diatas jelaslah bahwa pusat dari kegiatan belajar
terletak pada siswa, guru hanya menuntun. Jadi dengan metode simulasi sangat
cocok sekali untuk melatih siswa untuk berinspirasi untuk dapat bersimulasi sesuai
dengan konsep yang ingin diperankan.

B. Hasil Belajar
Dalam proses belajar Matematika, Bruner(1982) menyatakan pentingnya
tekanan pada kemampuan siswa dalam berfikir inkuitif dan analitik akan
mencerdaskan siswa membuat prediksi dan terampil dalam menentukan pola dan
7

hubungan / keterkaitan. Pembaharuan dalam proses belajar ini,dari proses drill &
practice ke proses bermakna, dan dilanjutkan proses berfikir intuitif dan analitik,
merupakan untuk meningkatkan mutu pelajaran matematika.
Banyak ragam kegiatan dan pendapat tentang penjabaran makna pemecahan
masalah, anatara lain soal tidak rutin, soal cerita, soal penerapan dan soal yang
memerlukan pemikiran tingkat tinggi. Dan sebagai strategi atau serangkaian
langkah terencana dalam menjawab soal, dan menyelesaikan soal yang terkait
bantuan kalkulator, grafik, dan diagram.
Dalam

penanaman

konsep-konsep,

fakta-fakta,

guru

harus

bias

memperhatikan dan melihat pada diri anak. Smapai dimana kemampuan kognitif
siswa untuk menampung konsep yang baru. Karena pemilihan terhadap konsepsi
yang baru diterima di diri seorang anak dipengaruhi oleh struktur kognitif yang
telah ada.
Dengan kata lain, akan terjadi perubahan konsepsi pada diri setelah
pembelajaran, dari yang diterimanya dikeluarga dan masyarakat. Hal itu harus
diperhatikan oleh guru dalam pelajaran Matematika. Oleh sebab itu guru harus bisa
menciptakan konsep baru yang dimengerti, masuk akal dan memberi suatu
kegunaan. Makanya media pembelajaran sangat berperan penting disini.
Menurut Bruner agar proses belajar berjalan lancer ada tiga factor yang
sangat ditekankan dan harus menjadi perhatian para guru didalam penyelenggaraan
pembelajaran yaitu :
a. Pentingnya memahami struktur pembelajaran.
b. Pentingnya belajar aktif supaya seorang dapat menemukan sendiri
konsep-konsep sebagai dasar untuk memahami dengan benar.
c. Pentingnya nilai dari berfikir induktif.
C. Hakikat Matematika Dan Tujuan Matematika
1.Hakikat Matematika.
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak
dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan


dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
2.Tujuan Pembelajaran Matematika
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan
masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat komunikasi
melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan (Dinas
Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, 2005).
Pembelajaran Matematika bertujuan melatih cara berfikir dan bernalar,
mengembangkan aktivitas kreatif, mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah, dan mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi dan
mengkomunikasikan gagasan (Mohamad Nur, 2003)
Pembelajaran Matematika akan bermakna bagi siswa apabila mereka aktif
dengan

berbagai

cara

untuk

mengkonstruksi

atau

membangun

sendiri

pengetahuannya. Dengan demikian suatu rumus, konsep, atau prinsip dalam


matematika, seyogyanya ditemukan kembali oleh siswa di bawah bimbingan guru.
Secara khusus, pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran matematika. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (cotextual
problem).
D. Media Pembelajaran
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada segala
sesuatu yang dapat meliputi berbagai macam bentuk. Adapun jenis-jenis dari media
adalah sebagai berikut :
a. Benda asli yang ada di sekitar lingkungan..
b. Model bangun datar.
c. Papan paku.
d. Cermin.
e. Model bangun ruang.
f. Kertas Milimeter.
9

Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Agar


penulisan laporan ini lebih terarah nantinya maka penulis akan membatasi tentang
media bangun datar.

III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V SDN 19 koto tuo,
Kecamatan X koto diatas Kabupaten Solok, mulai tanggal 11 Mei 2014 sampai 24
Mei 2014 yang diamati oleh guru sesame mengajar ditempat melakukan penelitian
dan supervisor.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan jenis Penelitian Tindakan
Kelas. Sesuai dengan tujuan perbaikan kenerja sebagai guru didalam kelasnya
sendiri dengan refleksi diri, dengan tujuan perbaikan kinerja sebagai guru, sehingga
hasil belajar sesuai meningkat. Maka proses penelitian mengaku kepada siklus PTK
yang disampaikan disampaikan Wardani, dkk ( 2004; 2-4 ) sebagai berikut :

MERENCANAKA
N
REFLEKSI

REFLEKSI

OBSERVASI

1. Pra Siklus

10

a. Perencanaan
-

Menetukan indikator

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menyampaikan karakter siswa yang diharapkan

Menjelaskan teknik menggambar dan pencerminan bangun


datar

Pemberian latihan

Melakukan Tanya jawab

Menyimpulkan pelajaran

b. Pelaksanaan
Setelah guru menetapkan dan menyusun rencana pembelajaran maka dalam
proses pelaksanaan pembelajaran guru melakukan apersepsi sesuai dengan
materi dan menulis topik. Dalam kegiatan inti guru menyampaikan sifat
bayangan benda yang dibentuk oleh cermin kemudian Tanya jawab.
2. Siklus I
a. Perencanaan
-

Menetukan indicator

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menyampaikan karakter siswa yang diharapkan

Membimbing siswa menemukan sifat bayangan benda yang


dibentuk oleh cermin

Menjelaskan teknik menggambar dan pencerminan bangun


datar

Pemberian latihan secara klasikal

Melakukan Tanya jawab


11

Menyimpulkan pelajaran

Membagikan LKS

Tanya jawab

Menyimpulkan pelajaran

Evaluasi

DEMONTRA
SI

EKSPOSITO
RI

TANYA
JAWAB

PENUGASA
N

b. Pelaksanaan
Guru mengajarkan tentang sifat benda yang dibentuk oleh cermin dan langkahlangkahnya. Dalam pembelajaran guru melakukan apersepsi sesuai materi dan
menulis topik, kemudian siswa yang dituntut menemukan sifat bayangan dalam
pencerminan. Dalam kegiatan ini guru menjelaskan teknik menggambar dan
pencerminan bangun datar melalui media model dan mengerjakan LKS.

3. Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus ini semua rencana perbaikan sudah disiapkan mulai dari menyusun
RPP berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran Matematika kelas IV
dengan kompetensi dasar : Menentukan hasil pencerminan bangun datar. Dalam
RPP dijabarkan langkah-langkah apa saja yang akan dilaksanakan dalam proses
peningkatan hasil belajar siswa, menggunakan metoda yang tepat untuk
pembelajaran. Mempersiapkan berbagai contoh gambar pencerminan yang
sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan mempersiapkan media
pembelajaran, alat evaluasi yang akan diberikan kepada siswa.

Menyusun

lembaran obsevasi bersama supevisor agar dapat terlihat aktifitas guru dan
siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas.

12

Demontrasi
tentang
bangun datar

Ekspositori
pencermina
n bangun
datar

Penugasan
dalam LKS

Penjelasan
tentang
pencermina
n

Kesimpulan
materi

b. Pelaksanaan
Setelah guru dilakukan rencana perbaikan dari dua siklus maka, dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan apa yang direncanakan.
Mulai dari mengkondisikan kelas sampai menutup pelajaran.
Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebagai berikut
No
1
2
3

MATA PELAJARAN
Matematika
Matematika
Matematika

HARI/ TANGGAL
Senen/ 12-05-2014
Kamis / 15-05-2014
Kamis / 22-05-2014

SIKLUS
Pra Siklus
Siklus I
Suklus II

C. Teknik Analisa Data


Menganalisis data bentuknya beragam dan tidak ada konsensus tentang
menganalisis data. Akan tetapi analisis data merupakan tugas yang besar bagi
peneliti kualitatif.
Data yang di peroleh dalam penelitian di analisis dengan menggunakan
model analisis data kualitatif dan kuantitatif yakni analisis data di mulai dengan
menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Tahap
analisis tersebut di mulai dari menelaah data yang terkumpul, reduksi data
meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Menyajikan data di lakukan
dengan cara mengorganisasikan informasi yang sudah direduksi dan
menyimpulkan hasil penelitian.

13

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Hasil penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran terlihat rendahnya nilai
siswa, yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) mencapai
setengah dari 29 siswa. Tetapi setelah diadakan perbaikan sikap, pervoma
maupun hasil belajar yang di tunjukkan oleh siswa.
Hal tersebut tergambar pada table berikut.
Rekapitulasi Nilai Matematika dari 2 Siklus

No

Hasil yang diperoleh

Nama Siswa

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

IGO KURNIA

70

80

80

JAFRI

70

70

100

PUTRI WAHYU NINGSIH

100

100

100

14

RANDA YULIANDA

60

80

100

IRVAN

80

100

90

ANDIKA PUTRA

90

100

100

IQBAL

100

100

100

RAHMA DENI

60

80

80

ARIF FIRMANSYAH

10

50

80

10

AULIA ASMARA

100

100

100

11

DENI MULYANI

100

100

100

12

PADLI DWI BERNANDA

100

100

100

13

FITRIA DITA

100

100

100

14

M. ILHAM

60

60

70

15

RHOMA DONI AKBAR

90

100

100

16

SRI REVI NURAINI

100

100

100

17

AGUSTIA RANI

90

100

100

18

ANNISA

100

100

100

19

DINI RAMADHANI

70

90

100

20

FANI A. SUNDARI

100

100

100

21

FEBRI ADTYA PUTRA

80

80

90

22

RISKA ADESTIN

90

100

100

23

SINTA ARIANIS

60

80

80

24

WALDI YANDRA

20

50

80

25

SATRIA AKRI

70

90

90

26

M. RISKI

80

70

90

27

WINDA LISKA

100

100

100

28

FADLAN AHMAD

50

50

70

29

WIGI ZAHWA AZZAHRA

100

100

100

Jumlah

2300

2530

2700

Rata-rata

79,31

87,24

93,10

Nilai tertinggi

100

100

100

Nilai terendah

10

50

70

15

Tabel Nilai Matematika dari 29 siswa kelas IV SDN 19 koto tuo

NO

Nilai

Jumlah Siswa
Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

0 - 54

55 - 64

65 - 74

75 - 84

85 - 94

95 100

11

16

19

29

29

29

Jumlah

B. Pembahasan Tiap Siklus


Dalam kegiatan ini perbaikan pembelajaran Matematika kelas IV dengan
sifat sifat pencerminan diperlukan suasana yang kondusif, yang dapat mencapai
hasil optimal.
Dari uraian di atas setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan,
peningkatan yang signifikan ini terjadi karena guru telah memperbaiki kinerja
secara sistematis dan bekelanjutan dari siklus I sampai siklus II.
Pada siklus I kinerja guru yang yang telah bagus adalah metode mengajara
yangdigunakan sudah tepat, guru sudah menggunakan alat peraga yang sesuai
dengan materi, strategi pembelajaran yang menggunakan metode ekspositori
sehingga anak terlihat aktif dan cepat mengerti dalam pembelajaran.
Pada siklus II guru dalam menanamkan konsep pencerminan menggunakan
beberapa metoda bervariasi. Pada perbaikan ini terlihat pula peningkatan hasil
belajar siswa dari pra siklus sampai suklus II. Pada siklus I rata-rata hasil belajar
siswa hanya mencapai 79,31 sedangkan pada siklus I rata-rata siswa 87,24 dan
siklus II sudah mencapai rata-rata 93,10. sehingga ketentuan belakar minimal
menjadi 100 %. Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II
terjadi karena guru telah memperbaiki kinerjanya dalam proses pembelajaran yaitu
dengan metode yang tepat pada pembelajaran pencerminan.
Metoda yang digunakan guru dalam interaksi belajar mengajar merupakan
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses belajar
mengajar. Oleh sebab itu metode mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan
dengan keperluan dan situasi yang sedang berlangsung agar tujuan pembelajaran
berhasil dengan baik.

16

17

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melaksanakan penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam penyusunan rencana pembelajaran guru hendaknya memulai dengan
mempedomani kurikulum yang berlaku serta komponen yang akan
dikembangkan.
2.

Sebelum penyajian rencana pembelajaran harus dirancang dengan jelas dan


langka yang akan dilakukan.
18

3. Dalam proses pembelajaran siswa hendakanya terlibat secara emosional


maupun intelektual agar terciptanyasuasana belajar yang kondusif sehingga
anak menjadi kreatif dan menyenangkan.
4. Menggunakan alat bantu atau media yang konkrit relevan dengan materi
yang disampaikan.
5. Pemberian latihan siswa bertahap dapat meningkatkan pemahaman, hasil
belajar, kemandirian, rasa percaya diri, kedisiplinan siswa dalam
mengerjakan latihan.
6. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.

5.2 Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan saran-saran
sebagai berikut :
1. Dalam setiap pembelajaran matematika guru sebaiknya menggunakan
metode bervariasi, agar dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar
matematika siswa yang baik.
2.

Kegiatan perbaikan hendaknya setiap saat dengan arti kata pada waktu guru
menemukan permasalahan dalam proses pembelajaran diusahakan untuk
lansung melakukan perbaikan.

19

3.

Diharapkan guru harus aktif meningkatkan minat siswa agar pembelajaran


lebih menyenangkan.

4.

Diharapkan guru mengajar materi mengenal bangun datar serta menerapkan


strategi belajar dengan menggunakan gambar, alat bantu karena dapat
meningkatkan minat, motivasi, dan hasil belajar siswa.

5.

Sebaiknya guru menguasai dan mengontrol siswa dalam mengerjakan


latihan dalam rangka meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri. 2007. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Ciputat
PT. Ciputat Press
BSNP.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta : Dirjen
Pendidikan Tinggi
E. Mulyasa.2004. Implementasi kurikulum 2004, panduan Pembelajaran
KBK.Bandung : PT. Remaja Rusda Karya.
Etin Solihatiin. 2006. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara
Rusyan. Tabrani 2008. Media Pembelajaran. Jakarta
Suciati,dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2 hal 4.2 dan 4.26.
20

Suharsimi, dkk. 2008.Penelitian Tindakan Kelas.jakarta : Bumi Aksara


Depdiknas
Udin S. Winataputra,dkk.2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta :
Universitas Terbuka

21

Anda mungkin juga menyukai