I.
II.
Identitas Penderita
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Agama
Alamat
Tanggal MRS
Tanggal Pemeriksaan
: Tn. R
: 22 tahun
: Laki-laki
: Akuntan
: Islam
: Gunung Sari Indah
: 27 Oktober 2015
: 28 Oktober 2015
Anamnesis
a. Keluhan Utama
Kemeng pada testis kiri dan kanan
b. Keluhan Tambahan
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh kemeng pada testis sebelah kiri sejak 2 tahun yang lalu.
Rasa kemeng dirasakan pada saat pasien melakukan aktivitas berat seperti
berlari. Kemeng tersebut menjalar hingga ke pantat namun setelah pasien
istirahat, kemeng tersebut menghilang. Kemeng tidak hanya dirasa pada
testis kiri, namun testis kanan juga tetapi pasien lupa kapan tepatnya testis
kirinya mulai terasa kemeng seperti testis kiri pasien. Kemeng lebih berat
pada testis kiri daripada testis kanan. Dua minggu yang lalu, kemeng
dirasa terus-terusan baik itu saat pasien sedang beraktivitas berat maupun
tidak.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien tidak pernah mengalami ini sebelumnya.
- Riwayat trauma pada testis (-)
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien pernah mengalami keluhan yang sama seperti pasien hingga
lama tidak memiliki anak dan kemudian didiagnosa varicocele.
III.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
- Kesadaran
: compos mentis
- Gizi
: cukup
- Vital sign
: tensi : 110/70 mmHg
nadi : 76x/menit
suhu
RR
: 36c
: 20x/menit
b. Status Generalis
- Kepala Leher : A/I/C/D: -/-/-/Pembesaran KGB (-)
Pembesaran tiroid (-)
-
Thorax
o Pulmo
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: normochest
: fremitus raba normal
: sonor | sonor
: vesikuler | vesikuler, wheezing (-)
rhonki (-)
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
o Cor
Abdomen
:
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas :
Akral hangat
: datar, simetris
: bising usus (+) normal
: hepar/lien/ginjal tidak teraba
: timpani
+
+
c. Status Urologis
- Ginjal
+
+
Edema
Vesica urinaria
Genitalia eksterna
o Penis
Sirkumsisi
: Tidak teraba
:
: (+)
2
o MUE
Letak
Stenosis
Tanda radang
: normal
: (-)
: (-)
o Skrotum
Testis kanan
Pembesaran testis (-)
Posisi berdiri
:
- Inspeksi : tidak tampak pelebaran plexus
pampiniformis, hiperemi (-), warna seperti
-
kulit
Palpasi
maupun dasar
Manuver valsava
:
- Palpasi
: teraba
pelebaran
plexus
maupun dasar
Posisi berbaring
:
- Inspeksi : tidak tampak pelebaran plexus
pampiniformis, hiperemi (-), warna seperti
-
kulit
Palpasi
Testis kiri
Pembesaran testis (+)
Posisi berdiri
:
- Inspeksi : tampak
pelebaran
plexus
pelebaran
plexus
maupun dasar
Manuver valsava
:
- Palpasi
: teraba
pelebaran
plexus
maupun dasar
Posisi berbaring
:
- Inspeksi : tampak
pelebaran
plexus
kulit
Palpasi
teraba
pelebaran
plexus
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
b. Kimia Klinik
- Kreatinin
- SGPT
- SGOT
5.36x106/L
16.8 g/dL
47.5%
281 x103/L
1.0 mg/dL
10 U/L
24 U/L
c. Faal Hemostasis
- Masa Pendarahan
- Masa Pembekuan
- PT
- APTT
320
12
12.3
30.7
d. Analisa Sperma
- Fisik
o Bau
: Khas
o Warna
: Putih
o pH
: 7,6
(N = 7.2-7.8)
o Viskositas
: 1.9 detik
(N = < 2 detik)
o Likuifaksi sempurna : < 20 menit (N = < 60 menit)
- Kuantitas
o Volume
: 2 ml
o Jumlah sperma
: 4-6 per lapangan pandang (400x)
o Konsentrasi sperma : 1 juta/ml
(N = > 20 juta/ml)
o Jumlah total sperma : 2 juta/ej
(N = > 40 juta/ej)
- Persentase Motilitas
o Diperiksa
: 30
o Sangat baik
: (-)
o Baik
: 20
o Kurang baik
: 30
o Tidak bergerak
: 50
o Motilitas total
: 20
(N = > 50%)
- Morfologi
o Aglutinasi
: (-)
o Sel bulat
: 3-5
- Kesimpulan
Extremeoligoasthenozoospermia
V.
Resume
- Anamnesa
Laki-laki, usia 22 tahun, kemeng pada testis kiri dan kanan sejak 2
-
Testis kanan
Posisi berdiri
o Inspeksi
:
: tidak tampak pelebaran plexus pampiniformis,
dasar
Manuver valsava :
o Palpasi
:
teraba
pelebaran
plexus
pampiniformis,
Posisi berbaring
o Inspeksi
:
: tidak tampak pelebaran plexus pampiniformis,
pampiniformis,
dasar
Manuver valsava :
o Palpasi
:
teraba
pelebaran
plexus
pampiniformis,
dasar
Posisi berbaring
o Inspeksi
:
: tampak pelebaran plexus
plexus
pampiniformis,
pampiniformis,
Pemeriksaan Penunjang
Analisa sperma
VI.
: Extremeoligoasthenozoospermia
Diagnosis
Varicocele gr. III S + gr. I D + Extremeoligoasthenozoospermia
VII.
Planning
Planning Edukasi
-
Planning Terapi
-
Pro Operasi :
o Puasa 6-8 jam
o Cukur pubis
o Ceftriaxone 1 gram i.v
Operasi
:
Planning Monitoring
-
Keluhan pasien
Vital sign
Luka bekas operasi 7 hari post operasi
Analisa sperma 3 bulan post operasi
Temuan Operasi
Tindakan Operasi
: minimal
Subjektif
kemeng (-), nyeri luka operasi (+)
Objektif
Vital Sign
: Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36C
RR : 20 x/menit
Status generalis
: dbn
Status urologis
:
Ginjal
: Flank mass -/Nyeri Ketuk CVA -/Vesica urinaria: Tidak teraba
Genitalia eksterna
:
o Penis
Sirkumsisi
: (+)
Kelainan kongenital : (-)
Kateter
: (-)
Tanda radang
: (-)
o MUE
Letak
: normal
Stenosis
: (-)
Tanda radang
: (-)
o Scrotum
Testis kanan
Pembesaran testis (-)
Posisi berbaring
- Inspeksi : tidak tampak pelebaran plexus
pampiniformis, hiperemi (-), warna seperti
-
kulit
Palpasi
pampiniformis
Testis kiri
Pembesaran testis (-)
Posisi berbaring
- Inspeksi : tidak tampak pelebaran plexus
-
pampiniformis
Palpasi
: teraba
pelebaran
plexus
pampiniformis
9
Assessment
Varicocele gr. III S + gr. I D post palomo S
Planning
Cefixime tab 2 x 100 mg
Asam tranexamat tab 3 x 500 mg
Asam mefenamat tab 3 x 500 mg
Ranitidin tab 2 x 1
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi dan Histologi Testis
Testis merupakan suatu organ berbentuk oval yang terletak dalam skrotum.
Berat masing-masing testis kira-kira 10-12 gram, dengan panjang 4cm, lebar 2cm,
dan ukuran anteroposterior 2,5 cm1. Fungsi testis yaitu menghasilkan spermatozoa
dan hormon, terutama testosterone2.
10
vena komunikata yang dinamakan pleksus pampiniformis. Drainase dari pleksus ini
melalui trunkus vena spermatica atau vena testikuler, vena pudendus, dan vena
kremaster. Pleksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal dengan
nama varikokel. Sekitar 90% kasus varikokel terjadi pada sisi kiri. Hal ini terjadi
karena terdapat perbedaan dalam konfigurasi vena spermatikus internus kiri dan
kanan. Vena spermatikus sinistra masuk ke vena renalis dextra sedangkan vena
spermatikus internus masuk ke vena cava inferior secara oblik. Insersi vena renalis
kiri ke vena cava 8-10cm lebih cranial dari insersi vena spermatikus internus. Oleh
karena itu, vena spermatikus internus kiri mempunyai tekanan 8-10cm lebih besar
sehingga aliran darah relative lebih lambat1,3,4.
2. Definisi Varikokel
Varikokel adalah dilatasi abnormal, pemanjangan, dan berkelok-keloknya
pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna 4.
Kelainan ini terdapat pada 15% pria. Varikokel ternyata merupakan salah satu
penyebab infertilitas pada pria dan didapatkan 21-41% pria yang mandul menderita
varikokel1.
12
3. Etiologi
- Dilatasi atau hilangnya mekanisme pompa otot atau kurangnya struktur
-
4. Diagnosa
Anamnesa
Varikokel biasanya bersifat asimptomatis sehingga dibutuhkan pemeriksaan
fisik. Biasanya pasien datang dengan keluhan adanya benjolan di atas testis yang
terasa kemeng atau nyeri terutama saat beraktivitas. Selain itu, pasien juga datang
ke dokter karena mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun
menikah dengan frekuensi coitus normal dan pasangannya telah diperiksa dan
dinyatakan normal3,5,6
Pemeriksaan
-
Inspeksi
Pemeriksaan dilakukan dengan posisi pasien berdiri tegak untuk mencegah
kontraksi dari muskulus dartos dan kremaster. Pada varikokel derajat berat,
tampak konsistensi dengan bag of worm
- Palpasi
13
Jika varikokel tidak terlihat secara visual, struktur vena harus dipalpasi
dengan maneuver valsava ataupun tanpa maneuver valsava. Prinsip pemeriksaan
adalah meningkatkan tekanan intraabdominal. Valsava maneuver adalah ekspirasi
paksa dengan menutup bibir dan hidung dengan tujuan untuk meningkatkan
tekanan intra abdominal, bisa juga dengan membungkuk dan mengerahkan
tekanan ke bawah seolah-olah memaksa untuk membuang air besar, batuk,
jongkok berdiri, ataupun naik turun tangga. Varikokel yang dapat diraba dapat
dideskripsikan sebagai bag of worms
Bagian penting pada pemeriksaan fisik pada semua laki-laki dengan varikokel
adalah penilaian yang akurat tentang volum, konsistensi, dan ukuran testis,
dengan membandingkan testis kanan dan testis kiri4,5,6,7.
Klasifikasi
Grade
I
II
III
Penatalaksanaan
Tindakan operasi pada varicocele dapat dilakukan dengan cara
1. Modified Palomo atau Ligasi Tinggi
Ligasi pada teknik ini bertujuan untuk mengeliminasi refluks dari vena testis
dengan cara meligasi vena spermatika interna. Jika terjadi varikokel bilateral,
yang divasoligasi adalah salah satunya, yang paling sering adalah meligasi
sebelah kiri. Hal ini disebabkan karena 90% penyebabnya berasal dari sebelah
kiri, kemudian adanya anastomonse kolateral antara pleksus pampiniformis
kanan dan kiri.
2. Ligasi Tinggi dengan Microsurgery
14
Komplikasi
Komplikasi
varicocele
dapat
disebabkan
akibat
adanya
kegagalan
pertumbuhan testis, cairan semen yang abnormal, disfungsi sel leydig, dan perubahan
histologi diantaranya penebalan tubular, fibrosis interstitial, dan dapat menimbulkan
gangguan proses spermatogenesis serta gagalnya maturasi sperma. Sedangkan
komplikasi utama dari varicocelectomy yaitu adanya pembentukan hidrokel yang
disebabkan karena ketidaksengajaan terikatnya pembuluh limfatik dan kambuhnya
varicocele kembali karena vena-vena kecil lain yang tidak teridentifikasi dan
terlewatkan selama operasi4.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo, Basuki B. 2012. Dasar-Dasar Urologi. Edisi 3. EGC. Jakarta.
2. Moore, KL., Dalley, AF., Agur, AMR. 2009. Clinically Oriented Anatomy. 6 th
Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
3. Schneck FX, Bellinger MF. 2007. Campbell-Walsh Urology. 9th Edition. Surgical
Management. Saunder Elsevier.
4. Tanagho, EA., McAnich JW. 2008. Smiths General Urology. 17th Edition.
McGraw-Hill Companies
5. Graham, Sam D., Keane, Thomas E., Glenn, James F. 2004. Glenns Urologic
Surgery. 6th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
6. Basu, SC. 2005. Male Reproduction Dysfunction. 1st Edition. Jaypee Brothers.
7. Kandell, Fouad R. 2007. Male Reproduction Dysfunction, Pathophysiology and
Treatment. Informa Healthcare USA.
16