Anda di halaman 1dari 39

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

BAB I
PENDAHULUAN
HAIs(Healthcare Associated Infections) masih banyak terjadi di rumah sakit.
Beberapa faktor yang sering menimbulkan HAIs antara lain:

Banyaknya pasien yang dirawat di rumah sakit yang dapat menjadi sember infeksi bagi

lingkungan dan pasien lainnya.


Kontak langsung antara pasien sumber infeksi dengan pasien lainnya
Kontak langsung antara petugas yang terkontaminasi kuman dengan pasien
Penggunaan alat/peralatan kedokteran yang telah terkontainasi oleh kuman
Kondisi pasien yang lemah akibat penyakit yang sedang siseritanya.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan medis di rumah sakit, salah satu

upaya yang dapat dilaksanakan ialah pengendalian HAIs. Kegiatan pengendalian HAIs sangat
majemuk dan meyangkut berbagai sasaran antara lain personil rumah sakit, pasien,
alat/peralatan medis, ruang perawatan, kamar bedah, dan lingkungan.
Oleh karena itu kegiatan tersebut harus dilasanakan secara terpadu oleh semua pihak
termasuk semua petugas rumah sakit, baik dokter, perawat, petugas kesehatan lainnya,
petugas kebersihan, petugas pemeliharaan sarana rumah sakit. Agar seluruh personil rumah
sakit dalam melaksanakan pengendalian HAIs mempunyai pola pikir dan perilaku yang sama.
Maka sebagai pelengkap buku pedoman pengendalian HAIs di Rumah Sakit Umum Permata
Madina Panyabungan disusunlah petunjuk teknis pengendalian HAIs.
Petunjuk teksnis ini disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang
teknis pelaksanaan pengendalian HAIs di Rumah Sakit Umum Permata Madina Panyabungan
dengan tujuan agar kegiatan pengendalian HAIs di Rumah Sakit Umum Permata Madina
Panyabungan dapat berhasil dengan baik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
medis.

BAB II
PENCEGAHAN
1

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Pencegahan terhadap terjadinya HAIs di rumah sakit dimaksudkan untuk menghindari


terjadinya infeksi selama pasien dirawat di rumah sakit. Pelaksanaan upaya pencegahan HAIs
debedakan sebagai berikut :
1. Tindakan Incasif
Tindakan invasif adalah suatu tindakan memasukan alat kesehatan kedalam tubuh
pasien, sehingga memungkinkan mikroorganisme bersama masuk kedalam tubuh pasien,
sehingga memungkinkan mikroorganisme bersama masuk kedalam tubuh pasien dan
menyebar kejaringan.
Contoh : Suntikan pungsi (vena, lumbal, perikardinal, pleura, suprapubik) bronkoskopi,
angiografi, pemasangan alat (kontrasepsi, kateter intravena, kateter urin, kateter
jantung, pipa endotrakeal, pipa nasogastrik, pacu jantung).
1.1.
Sumber Infeksi
1.1.1. Petugas
Tidak memahami cara penularan penyebaran kuman pathogen
Tidak memperhatikan hygiene perorangan
Menderita penyakit menular/infeksi/karier
Bekerja yanpa memperhatikan teknis aseptik dan antiseptik
Tidak mencuci tangan
1.1.2. Alat
Kotor
Tidak steril
Rusak atau karatan
Penyimpanan tidak baik
Untuk pemakaian berulang tanpa disterilkan lagi
Diluar batas waktu yang ditetapkan (kadarluarsa)
1.1.3. Pasien
Hygiene pasien tidak baik
Keadaan gizi tidak baik
Menderita penyakit kronis
Menderita penyakit menular/infeksi/karier
Sedang mendapatkan pengobatan immunosupresif
1.1.4. Lingkungan
Penerangan/sinar matahari tidak cukup
Sirkulasi udara tidak lancar
Lembab
Air tergenang
2

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Kotor
Banyak serangga
1.2.
Pencegahan
1.2.1. Petugas
Bekerja hanya pada waktu sehat
Memeriksakan kesehatan minimal satu tahun sekali
Tidak bekerja bila menderita penyakit infeksi/menular, dan segera

berobat, untuk karier perlu perhatian khusus


Bekerja sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptic bekerja sesuai

denga prosedur kerja yang benar


Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien mencuci tangan dengan

teknik yang benar


Memperhatikan hygiene perorangan yang baik
Menjaga kebersihan lingkungan
Melaksanakan barter nirsing pada saat tertentu seperti memakai pakaian

khusus
Melaksanakan isolasi pada keadaan tertentu (lampiran 2)

1.2.2. Alat
Selalu disimpan dalam keadaan kering dan bersih
Selalu dalam keadaan steril dan disimpan ditempat khusus
Tidak memakai alat rusak/karatan/sibek/tumpul
Tidak memakai alat yang diragukan kesterilannya
Alat tenun yang dipakai pasien harus bersih, kering dan licin
Satu set untuk satu kali tindakan
Alat setelah dipakai segera dibersihkan, dikeringkan dan disterilkan

kembali
Tidak memakai alat yang sudah melampaui batas waktu pemakaian

yang ditetapkan.
1.2.3. Pasien
Merawat hygiene pasien, meliputi kebersihan kulit, rambut, mulut,

kuku dan sebagainya


Pakaian yang dipakai pasien harus selalu dalam keadan bersih dan

kering
Memperbaiki gizi pasien
3

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Memberikan perhatian khusus pada pasien dengan penyakit kronis atau

sedang mendapatkan pengobatan immunosupresif


Melakukan isolasi pasien yang menderita penyakit menular
1.2.4. Lingkungan
Penerangan/sinar matahari harus cukup
Sirkulasi udara cukup
Dijaga kebersihannya
Menghindari serangga
Mencegah air tergenang
Tempat sampah selalu dalam keadaan tertutup

2. Tindakan Invasive Operatif


Tidakan invasive operatif adalah suatu tindakan yang membutuhkan penyayatan
pada tubuh pasien dan dengan demikian memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam
tubuh dan menyebar ke jaringan.
2.1.
Sumber Infeksi
2.1.1. Petugas
2.1.1.1.
Petugas umum adalah semua petugas yang bekerja didalam
kamar operasi.
Mempunyai penyakit menular/karier
Titak mematuhi tata tertib di kamar operasi
Tidak memperhatikan teknik aseptik/antiseptik
Bekerja ceroboh dan masa bodoh terhadap lingkungan
Tidak meguasai tindakan yang dilakukan
2.1.1.2.
Petugas khusus adalah petugas yang langsung menangani
tidakan operasi.
Tidak memperhatikann kebersihan perorangan
Mempunyai penyakit infeksi/menular/karier
Tidak mematuhi tatatertib di kamar operasi
Tidak memperhatikan teknik aseptik/antiseptik
Ceroboh dalam bekerja
Tidak memperhatikan hygiene perorangan
Kuku panjang
Mencuci tangan dengan cara yang tidak benar

2.1.2. Alat
Kotor

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Tidak steril
Rusak atau karatan
Penyimpanan tidak baik

2.1.3. Pasien
Persiapan pasien dari ruang rawat tidak baik
Menderita penyakit kronis
Menderita penyakit infeksi/menular/karier
Hygiene pasien tidak baik
Keadaan gizi tidak baik
Sedang mendapatkan pengobatan immunosupresif
2.1.4. Lingkungan
Penerangan/sinar matahari tidak cukup
Sirkulasi udara tidak lancar
Lembab
Air tergenang
Kotor
Ada serangga
Terlalu banyak peralatan di kamar
Peralatan tidak beroda
Ruangan bersudut tajam
Dinding sulit dibersihkan
Lantai berlubang dan tidak rata
Petugas banyak mondar-mandir kekamar operasi
2.2.
Pencegahan
2.2.1. Petugas
2.2.1.1. Petugas umum
Bekerja hanya pada waktu sehat
Menjaga hygiene perorangan
Kuku pendek
Tidak menderita penyakit infeksi/menular/kerier, perlu perhatian khusus
Bekerja sesuai dengan prinsip aseptik/antiseptik
Mencuci tangan sebelum dan sesudah keluar dari kamar operasi
Bekerja sesuai dengan peraturan dan tatatertib yang berlaku (lampiran
1)
2.2.1.2. Petugas khusus
Sesuai dengan ketentuan petugas umum
Mencuci tangan sesuai dengan peraturan di kamar operasi (lampiran 1)
5

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Mempertahankan tangan yang sudah dicuci, posisi tangan dengan dada


Sebelummemakai jas steril supaya memeriksa keutuhannya
Sarung tangan dipakai steril setelah memakai jas steril
Tangan dikeringkan dahulu sebelum memakai sarung tangan
Sarung tangan sesuai dengan ukuran tangan
Pada saat dan selama memakai sarung atangan tidak menyentuh benda

kotor
Sebelum bekerja supaya diteliti dulu ada tidaknya kebocoran sarung

tangan
Mempertahankan kesterillan daerah depan dan punggung badan
Posisi tangan paling rendah sebatas pinggang dengan cara melipat

kedua tangan didepan dada


Jika bersisipan jalan posisi badan harus saling membelakangi
Harus menjaga jarak yang amam dari alat yang belum steril
Instrumentator harus menghadap daerah steril
Petugas lain tidak boleh melintas didepan operasi yang sudah memakai

baju steril
Setiap penggantian operasi harus ganti baju operasi dan sarung tangan
Dikamar operasi hanya bicara seperlunya
2.2.2. Alat
Alat yang ada dikamar operasi siatur secukupnya dan bersih
Penempatan secara sistematis
Instrumen operasi selalu steril dan siap pakai
Penyimpanan alat steril ditempat khusus
Satu set instrumen untuk satu kali tindakan
Tidak memakai instrumen yang sudah rusak/berkarat/tumpul
Tidak menggunakan instrumen yang diragukan sterilnya
Alat yang ada dikamar operasi seharusnya terbuat dari bahan yang
mudah dibersihkan dan beroda
2.2.3. Pasien
Persiapan untuk tindakan pembedahan di ruang rawat inap
Jenis persiapan sesuai dengan jenis tindakan yang akan dilakukan

berdasarkan pedoman
Perlakuan
khusus

untuk

pasien

yang

berpenyakit

kronis/infeksi/menular/karier

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Mencukur rambut daerah pembedahan 2 jam sebelum operasi dengan cara


searah tumbuhnya rambut dan mencegah terjadinya luka, kemudian

2.2.4.

menutup dengan kain kasa steril


Mengganti baju pasien dengan baju khusus operasi
Lingkungan
Permukaan lantai harus rata dan tidak berlubang
Ruangan bersih, kering dan tidak berbau
Dinding kamar operasi harus licin mudah dibersihkan
Sudut ruangan operasi tidak tajam
Mengatur sistem sirkulasi udara dalam ruangan operasi
Mempertahankan kelembaban udara dan suhu kamar operasi
Cahaya cukup terang
Dipisahkan lalulintas untuk petugas, pasien, barang bersih dan kotor
Jumlah petugas keluar masuk ruang operasi dibatasi
Ruangan dibersihkan secara rutin mingguan atau pada kasus infeksi
tertentu.

3. Tidakan Non Infasif


Tindakan non invasif adalah suatu tindakan medis dengan menggunakan alat
kesehatan tanpa memasukan kedalam tubuh yang memungkinkan mikroorganisme masuk
kejaringan.
Contoh : Tindakan EKG, USG, pengukuran suhu tubuh, pengukuran tekanan darah,
pengukuran nadi, pemeriksaan reflek tonus, treadmiltest, pemasangan holter
dan lain-lain.
Sumber Infeksi
Infeksi pada tindakan non invasive dapat terjadi karena kontak langsung antara lain:
3.1.1. Pasien dengan pasien
Pasien yang menderita penyakit menular/karier dapat menularkan penyakit

3.1.

yang dideritanya pada pasien lain.


3.1.2. Pasien dengan petugas
Petugas yang menderita penyakit infeksi/menular/karier dapat menularkan
penyakit yang dideritanya kepada pasien atau sebaliknya
Petugas dapat menjadi perantara penularan penyakit
3.1.3. Pasien dengan pengunjung

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Pasien dapat menularkan penyakit yang dideritanya kepada pengunjung atau


sebaliknya.
3.1.4. Pasien dengan alat
Pasien dapat menularkan kuman penyakit yang dideritanya ke alat yang
telah digunakan atau sebaliknya.
3.1.5. Pasien dengan lingkungan
Pasien dapat menularkan kuman penyakit yang dideritanya ke lingkungan
sekitar atau sebaliknya.
3.1.6. Pasien dengan air
Pasien dapat menularkan kuman penyakit yang dideritanya ke air yang
digunakan atau sebaliknya.
3.1.7. Pasien dengan makanan
Pasien dapat menularkan penyakit yang dideritanya ke makanan yang
dipergunakanatau sebaliknya.
3.2.
Pencegahan
3.2.1. Pasien
Isolasi pasien yang diduga menderita penyakit infeksi/menular.
3.2.2. Petugas
Mencuci tangan lebih dahulu sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
3.2.3. Pengunjung
Yang sedang menderita sakit tidak diperkenankan mengunjungi pasien.
Menggunakan barier nursing sewaktu mengunjungi pasien yang berpenyakit
infeksi/menular
3.2.4. Alat
Yang digunakan harus bersih dan kering
Yang telah terkontaminasi segera dibersihkan dengan bahan desinfektan dan

kemudian disterilkan
Yang terkontaminasi oleh pasien dengan penyakit tertentu (misalnya gas

ganggren) dimusnahkan
3.2.5. Lingkungan
Lingkungan pasien/kamar dijaga selalu dalam keadaan bersih dan kering
Sirkulasi udara dalam kamar harus lancar
Penerangan/sinar matahari dalam kamar harus cukup
Tidak ada serangga didalam kamar
Tempat sampah selalu dalam kamar pasien
Untuk penyakit tertentu (misalnya gas ganggren) ruangan disucihamakan
sebelum kembali dipakai
3.2.6. Air

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Kualitas air yang tersedia memenuhi syarat kesehatan yaitu bebas kuman,

tidak berbau, tidak berwarna, jernih dan bersih


Jumlah air yang tersedia memenuhi kebutuhan pasien
Air minum harus dimasak sampai mendidih
Bak tempat penampungan air bersih secara rutin minimal 2 kali seminggu
Cegah adanya genangan air
3.2.7. Makanan
Selalu dalam keadaan tertentu
Yang sudah rusak/terkontaminasi dibuang
Diberikan sesuai dengan diet yang dianjurkan
Pemberian dari luar rumah sakit harus dicegah
4. Tidandakan Pada Anak dan Neonatus
Tindakan pada anak/neonatus dapat berupa tindakan invasive, invasive operasi,
maupun tindakan non invasive. Pencegahan infeksi pada tindakan terhadap anak/neonatus
meliputi :
4.1.
Petugas
Harus dalam keadaan sehat
Tidak menderita penyakit menular seperti : tuberkulosa, influenza, penyakit
saluran pernafasan lainnya, penyakit gastro intestinal, penyakit kulit atau

mukokutaneus seperti herpes dan lain-lain


Pakaian petugas yang bekerja di bangsal anak/neonatus berlengan pendek agar

mudah untuk mencuci tangan


Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien harus mencuci tangan dengan

antiseptik atau sabun serta air yang mengalir


Khusus dengan kontak neonatus tangan harus dicuci sampai siku dengan sabun
atau air yang mengalir serta digosok dengan sikat (pertama kali masuk bangsal),

kemudian dapat dipakai larutan antiseptik


Sebelum masuk ke bangsal neonatus, topi, masker, dan sarung tangan hanya
dipakai pada waktu melakukan tindakan invasive seperti fungsi lumbal, ganti

darah, kateterisasi umbilical/jantung


Kuku harus pendek, memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan
4.2.
Alat
Semua alat yang dipakai selalu dalam keadaan bersih dan kering
Harus dalam keadaan steril, kalau mungkin alat disterilkan dengan otoklaf atau
dapat juga dengan menggunakan desinfektan setelah alat dibersihkan

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Inkubator/tempat tidur bersih dan kering, kalau mungkin disterilkan dengan


desinfektan/deterjen. Tempat tidur/inkubator dibersihkan setiap bayi/anak

dipulangkan/pindah/meninggal
Tempat tidur tidak boleh dibersihkan selama anak berada di tempat tidur
4.3.
Pasien anak/neonatus
Kulit harus dalam keadaan bersih dan kering, demikian juga tali pusat
Kulit tempat tindakan invasive (pengambilan darah, infuse, lumbal pungsi) harus

dibersihkan dulu dengan zat antiseptik


Isolasi/memisahkan bayi yang sehat dari bayi yang diduga ada infeksi
Bayi/anak masing-masing harus mempunyai perlengkapan sendiri dan sebaiknya

dicuci di bangsal bayi


Susu, dot, botol susu sebaiknya disterilkan diotoklaf sub atmospheric pressure

(proses pasteurisasi) yang khusus dipakai di dapur susu


Pakaian/alas tempat tidur, selimut bayi/anak sebaiknya disediakan setiap 8 jam

untuk sekali pakai


Pakaian kotor harus dikumpulkan dalam plastik tertutup dan di ganti dengan yang

bersih setiap 8 jam


Bahan/zat yang dipakai untuk membersihkan pakaian bayi harus diketahui oleh
dokter ruangan bayi/anak untuk mencegah kelainan yang mungkin timbul

terhadap bayi
4.4.
Lingkungan
Kamar/ruang peralatan cukup sinar matahari yang masuk kedalam tempat
perawatan, sehingga secara tidak langsung bayi yang kuning mendapatkan terapi

sinar
Kamar/ruang harus ada penerangan/sinar yang diperlukan untuk menghangatkan

ruangan
Penyediaan air bersih untuk keperluan pasien
Lantai, dinding dan jendela dibersihkan dengan desinfektan/deterjen atau
penghisap debu kering yang diikuti dengan wet vaccum pick up machine. Bagian
yang harus dibersihkan adalah sekitar pasien lingkungan tempat perawatan.
BAB III
SURVEILANS

10

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Meskipun berbagai upaya pencegahan HAIs di rumah sakit telah dilaksanakan secara
optimal, agaknya infeksi ini akan tetap terjadi, namun dengan jumlah yang sedikit. Oleh
karena itu untuk mengadakan evaluasi terhadap keberhasilan program pengendalian HAIs
serta upaya penanggulangannya bila terjadi wabah atau kejadian luar biasa, perlu
dilaksanakan surveilans HAIs di rumah sakit.
Surveilans adalah pengamatan yang sistematis aktif dan terus-menerus terhadap
timbulnya dan penyebaran penyakit pada suatu populasi serta terhadap keadaan atau peristiwa
yang menyebabkan meningkat atau menurunnya resiko untuk terjadinya penyebaran penyakit.
Analisa data dan penyebaran data yang teratur merupakan bagian penting dalam proses ini.
Kegiatan surveilans meliputi :
1. Merumuskan Kasus/Kriteria Diagnostik
Kasus yang akan disurvei perlu dirumuskan atau dibuat suatu kriteria diagnistik
yang jelas dan teliti perlu ditaati secara konsisten dalam proses pengumpulan data,
terutama beberapa rumusan kasus/kriteria diagnostik yang akan dibicarakan di bawah ini:
1.1.
Infeksi Luka Operasi
Infeksi lika operasi nosokomial adalah infeksi yang terjadi pada luka operasi bersih
atau operasi bersih tercemar, atau pada infeksi luka operasi dapat dikultur kuman
yang berasal dari rumah sakit.
Infeksi luka operasi dibedakan menjadi :
1.1.1. Luka operasi superficial
Infeksi terjadi dalam 30 hari setelah operasi
Infeksi terjasi pada luka insisi
Meliputi kulit, subkutan atau otot diatas fasia
Salahsatu kriteria sebagai berikut :
a. Pus dari luka atau dren diatas fasia
b. Biarkan mikroorganisme positif dari cairan luka
c. Ahli bedah membuka luka operasi karena ada tanda inflamasi
1.1.2. Luka operasi profunda
Infeksi terjasi dalam waktu 30 hari operasi bila tak ada implan/protesa

atau terjadi dalam satu tahun dipasang implan


Infeksi ada hubungannya dengan operasi tersebut
Meliputi jaringan atau rongga dibawah fasia
Salah satu kriteria sebagai berikut :
a. Pus dari dren dibawah fasia

11

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

b. Luka operasi dihisensi secara spontan atau dibuka oleh ahli bedah
sewaktu pasien demam 38OC dan/atau terdapat nyeri lokal
c. Abses atau tanda infeksi lain yang langsung terlihat waktu
pemeriksaan, waktu operasi atau secara hispatologis.
1.1.3. Infeksi luka operasi pada neonatus
Gejala timbul dalam 1-2 minggu berupa tanda-tanda radang
ditempat/sekitar luka operasi seperti panas, merah, bengkak, bernanah,
dan disertai gejala umum : malas minum, hipotermi/hipertemia,

takikardi/apnea, hipoglikemia, muntah dan sebagainya


Tanda-tanda infeksi terdapat dipermukaan atau lebih dalam sehingga

menimbulkan gejala sepsis


Biakan dari nanah didapat gram positif atau gram negatif.
1.1.4. Infeksi luka operasi pada anak
Ada radang seperti panas, bengkak, merah dan adanya pus ditempat
operasi, selulitis atau spsis pada infeksi yang lebih dalam dengan gejala
panas, muntah, anak gelisah
Biakan kuman gram positif atau gram negatif.
1.2.
Pneumonia
Kriteria diagnotic pneumonia :
1.2.1. Infeksi pada orang dewasa
Terdapat salah satu tanda physic diagnitic dibawah ini
Rochi basah nyaring dan pekak atau redup thympani pada paru dan
salah satu tanda berikut :
a. Sputum purulen yang baru atau perubahan perangai sputum
b. Ditemukan mikroorganisme pada biakan darah
c. Dapat diisolasi kuman penyakit infeksi dari sedian aspirasi
trantrakeal,apusan brinchial, atau biopi bronkus
d. Pemerikasaan radiology paru menunjukan adanya infitrate baru atau
progresif, konsolidasi paru, kavitasi atau efusi pleura dan salah satu
tanda berikut :
Sputum purulen yang baru atau perubahan perangai sputum
Ditemukan mikroorganisme pada biakan darah
Dapat diisolasi kuman penyakit infeksi dari sedian aspirasi
trantrakeal,apusan brinchial, atau biopi bronkus
1.2.2. Pneumoia pada pasien berumur kurang dari 12 bulan
Dua dari tanda berikut : apnea, tachypnea, bradikardi, rochi kering,
ronchi basah, atau batuk
12

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Dan salah satu tanda berikut :


a. Produksi sekresi respiratori bertambah
b. Spuktum purulen yang baru atau perangai sputum
c. Ditemukan mikroorganisme pada biakan darah
d. Dapat diisolasi kuman penyakit infeksi dari sedian aspirasi

trantrakeal,apusan brinchial, atau biopi bronkus


1.2.3. Pnemonia pada pasien berumur lebih dari 12 bulan
Kriteria diagnitic sama dengan orang dewasa
Catatan :
Biakan spuktum tidak berguna untuk alat diagnistic pneumonia tetapi
dapat membantu menentukan etiologi dan pemilihan antibiotika yang
sesuai
Pemeriksaan foto thorak yang serial akan membantu lebih informative
dari pemeriksaan satu kali saja

1.3.
Sepsis
1.3.1. Sepsisi pada dewasa
Kriteria diagnistic adalah sekurang-kurangnya satu kali dari tanda berikut :
Demam (>38O C)
Hipotensi (sistolik < 90 mmHg), oliguria (< 20 ml/jam)
Terdapat satu kuman pathogen yang diidentifikasikan dari biakan dari

satu atau lebih biakan darah


Mempunyai sedikitnya satu diantara gejala klinik :
a. Demam (>38O C)
b. Hipotermia (<35O C)
c. Dyspneu
d. tachykardi
Dan tanda/gejala serta hasil laboratorium tidak berhubungan dengan
infeksi pada tempat lain di badan
Dan mempunyai sedikitnya satu dari yang berikut ini :
a. Kuman pemapar kulit yang umum (diphteriae spp, bacillis spp,
propiobacterium spp, staphyloccus, atau micocci)
b. Kuman pemapar yang biasa (diphteriae spp, bacillis spp,
propiobacterium spp, staphyloccus, atau micocci) dibiakan dari
sedikitnya satu biakan darah dari seorang pasien dengan infus
intravena, dan dokter memberikan antimikroba yang sesuai

13

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

c. Mempunyai antigen test darah yang positif (seperti H. Influenza, S.


Pneumonia, N. Meningitis, atau Streptococcus group B)
Catatan : Dilaporkan phelebitis purulenta yang dibuktikan dengan
biakan semikuantitatif asal ujung kateter, sebagai : infeksi
pembuluh darah yang terbukti secartalaboratorium : infeksi
dengan biakan darah negatif atau tidak ada biakan darah
sebagai : infeksi system kadiovaskuler dari arteri atau vena

1.3.2. Sepsis pada neonatus


Gejala tidak spesifik : perfusi kulit buruk, latargi, malas minum,
kembung,

hepatossplenomegali,

merintih/tachipnea/apnea,

hipotensi,

kuning,
ruam

pada

kejang,
kulit,

serta

hipoglikemia
Laboratorium biakan darah dan urin, uji deteksi antigen pemeriksaan
darah tepi (netropeni, trombositopeni, anemi)

1.3.3. Sepsis pada anak


Panas, sesak nafas/snpea, bradikardi, oliguria, hipoglikemia
Biakan tidak dikerjakan atau tidak ditemukan mikroorganisme di dalam

darah, serta tidak ada infeksi ditempat lain


Apabila ada infeksi ditempat lain maka mikroorganismenya tidak sama

dengan yang ada didalam darah.


Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih nosokomial adalah infeksi saluran kemih yang pada saat

1.4.

pasien masuk rumah sakit belum ada atau tidak dalam masa inkubasi dan dapat
sewaktu dirawat atau sesudah dirawat.
Infeksi saluran kemih dibagi menjadi :
1.4.1. Infeksi saluran kemih simptomatik
Dengan salah satu kriteria dibawah ini :
Demam > 38O C
Disuria
Nikuria (urgency)
Polakisuria
Nyeri suprapubik
14

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Dan biakan urin > 100.000 kuman/ml dengan tidak lebih dua jenis
mikroorganisme.
Dua dari gejala :
Demam > 38O C
Disuria
Nikuria (urgency)
Polakisuria
Nyeri suprapubik
Dan salah satu tanda :
Tes carik celup (dipstick) positif untuk lekositesterase dan/atau nitrit
Piuria (>10 lekosit/ml atau >3 lekosit/LPB pada urin yang tidak
disentrifus
Biakan urin dua kali dengan hasil kuman uroptogen yang sama
jumlah >100.000 kuman/ml dari urin yang diambil secara steril
Biakan urin dengan hasil satu jenis kuman dengan jumlah >100.000

kuman/ml dan pasien diberi antibiotika yang sesuai


Diagnosis oleh dokter
Dokter memberikan terapi antibiotika yang sesuai
Pasien berumur < 12 bulan dengan salah satu gejala :
Demaam >38O C
Hipotermia < 37O C
Apneu
Brakikardi
Disuria
Letargi
Muntah
Dan biakan urin > 100.000 kuman/ml dengan tidak lebih dari dua
jenis kuman.
Dan salah satu tanda :
Tes carik celup (dipstick) positif untuk lekositesterase dan/atau nitrit
Piuria (>10 lekosit/ml atau >3 lekosit/LPB pda urin yang tidak
disentrifus
Biakan urin dua kali dengan hasil kuman uroptogen yang sama
jumlah >100.000 kuman/ml dari urin yang diambil secara steril
Biakan urin dengan hasil satu jenis kuman dengan jumlah >100.000

kuman/ml dan pasien diberi antibiotika yang sesuai


Diagnosis oleh dokter
Dokter memberikan terapi antibiotika yang sesuai
1.4.2. Infeksi saluran kemih asikptomatik
15

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Dengan salah satu kriteria dibawah ini :


Mamakai kateter dauer selama 7 hari sebelum biakan urin dan tak ada
gejala :
Demam > 38O C
Disuria
Nikuria (urgency)
Polakisuria
Nyeri suprapubik
Dan biakan urin > 100.000 kuman/ml dengan tidak lebih dua jenis

mikroorganisme.
Tidak memakai katetr dauer selama 7 hari sebelum biakan dengan dua
kali hasil biakan > 100.000 kuman/ml denagn mikroorganisme yang

sama yang tidak lebih dari dua jenis.


Dan tak ada gejala :
Demam > 38O C
Disuria
Nikuria (urgency)
Polakisuria
Nyeri suprapubik
1.4.3. Infeksi saluran kemih lain
Batasan (dari ginjal, ureter, kandung kemih, uretra, atau jaringan
retroperitoneal, atau rongga perinefrik) dengan salah satu kriteria dibawah
ini :
Biakan positif dari cairan atau jaringan yang diambil dari lokasi yang

dicurigai
Ditemukan abses atau tanda infeksi pada pemeriksaan atau operasi, atau
secara hispatologik
Dua dari gejala :
Demam > 38O C
Nyeri lokal pada daerah yang dicurigai
Nyeri tekan pada daerah yang bersangkutan
Dan salah satu dari tanda :
Drenase purulent dari daerah yang dicurigai
Biakan darah positif
Radiology terdapat tanda infeksi
Diagnosis dokter
Dokter memberikan terapi antibiatic yang sesuai
Pasien berumur < 12 bulan dengan salah satu gejala :
Demaam >38O C
16

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Hipotermia < 37O C


Apneu
Brakikardi
Disuria
Letargi
Muntah
Dan salah satu dari tanda :
Drenase purulent dari daerah yang dicurigai
Biakan darah positif
Radioligy terdapat tanda infeksi
Diagnosis dokter
Dokter memberikan terapi antibiatic yang sesuai
1.4.4. Infeksi saluran kemih pada neonatus
Bayi tampak tidak sehat, kuning, muntah, hipertemi/hipotermi, gagal

tubuh (gejala sama dengan spsis)


Infeksi ini dapat pula disebabkan oleh sepsis
Laboratorium : pemeriksaan mikroskopik dan biakan dari urin pungsi
suprapubik. Biakan urin positif kalau ditemukan kuman lebih dari

100.000 kuman/ml urin


1.4.5. Infeksi Saluran kemih pada anak
Dapat denagn ataua tanpa gejala. Makin muda usia anak makin tidak

khas
Gejala: panas, nafsu makan berkurang, gangguan pertumbuhan,

kadang-kadang diare, atau kencing yang sangat berbau


Pada usia pra sekolah gejala klinis berupa sakit perut, muntah, panas,
sering kencing dan ngompol. Pada anak yang lebih besar gejala spesifik
makin jelas seperti ngompol, sering kencing, sakit waktu kencing atau

nyeri pinggang
Gejala infeksi timbul sesudah dilakukan punksi suprapubik, kateterisasi

buli-buli
Apabila pada waktu masuk rumah sakit sudah ada infeksi traktus

urinarius maka HAIs ditegakkan


Apabila biakan kuman dalam urin yang diambil melalui suprapubik
dikatakan positif apabila jumlah kuman sama atau lebih dari 200/ml
urin. Dan apabila melalui urin pancaran tengah atau kateterisasi

17

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

kandung kemih maka jumlah kuman dalam urin 100.000 atau lebih/ml
urin
Pemeriksaan lainnya : sedimen urin terdapat pyuria
1.5.
Infeksi Superfisial pada Neonatus
1.5.1. Kulit
Gejala klinik berupa pustulen, kulit melepuh terutama di leher, ketiak,

selangkangan, paronikhia, abses putting susu


Umumnya disebabkan oleh kuman stapyloccus

1.5.2. Mukosa
Konjungtivitis Gonore :
a. Gejala klinik timul dalam 2 sampai 3 hari sesudah lahir (mata

bengkak, edema kelopak mata, dengan secret mata yang banyak)


b. Pemeriksaan laboratorium : diplococcus intra seluler, gram negative
Kandidiasis Mulut (oral thrush) :
a. Gejala klinik : bercak putih pada lidah, bibir, mukosa pipi dan
ginggiva
b. Kandidiasis dapat pula terjadi pada kulit terutama di selangkangan
dengan gejala plak erythematosa yang terbatas tegas dan dikelilingi
oleh pustule kecil-kecil
c. Pemeriksaan laboratorium : sediaan hapus dengan pewarnaan gram
menunjukan adanya mecellium dengan bentuk spora yang khas

untuk kandida
1.5.3. Tali pusat
a. Pangkal tali pusat yang terkena infeksi berwarna merah bengkak,
berair/nanah
b. Laboratorium : kuman staphylococcus atau kuman gram negative
1.6.
Infeksi pada Neonatus/Anak
1.6.1. Diare pada neonatus/anak
a. Buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan konsentrasi tinja berupa
cair/air, panas, perut kembung, muntah, anak gelisah
b. Diare yang berat dapat menyebabkan asidosis dan dehidrasi
c. Penyebab kuman gram negative atau gram positive, jamur virus, parasit
usus, dan lain-lain. Pada pemeriksaan tinja rutin mungkin ditemukan
lekosit dalam tinja
18

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

d. Neonatus yang pada waktu masuk rumah sakit tidak menderita diare dan
selama dirawat timbul diare, penyebabnya hampir selalu oleh HAIs
1.6.2. Infeksi pada saluran cerna pada neonatus/anak
a. Adalah infeksi saluran cerna yang terjadi selama pasien dirawat di
rumah sakit
b. Penyebabnya adalah berbagai macam mikroorganisme gram positive,
kuman gram negative, virus, ricketsia, protozoa, parasit dan jamur
c. Gejala kliniknya adalah :
Buang air besar lebih dari 3 kali dalam waktu 24 jam
Konsentrasi tinja berupa cair
Tinja mungkin bercampur darah(disentri)
Dapat disertai muntah, haus, kencing sedikit
Ubun-ubun besar cekung (terutama pada neonatus)
Mata cekung
Tonus dan turgor buruk
Pernafasan dalam dan cepat
Nadi mungkin normal/cepat
Suhu tinggi/normal/rendah
Berat badan turun lebih dari 25 gram/kilogram dari berat
sebelumnya
Perut kembung, bising usus meningkat/menurun, biakan tinja
terhadap mikroorganisme positif
Infeksi saluran cerna yang terjadi pada neonatus yang lahir di rumah
sakit adalah termasuk HAIs
Infeksi saluran cerna yang terjadi pada bayi yang lebih besar dari
neonatus disesuaikan dengan kriteria HAIs pada umumnya :
Sebelumnya tidak sedang masa inkubasi penyakit tersebut
Sebelumnya tidak pernah kontak dengan penyakit tersebut
Masa inkubasi penyakit tersebut lebih pendek dari pada masa
dirawat di rumah sakit
2. Pengumpulan Data Surveilan HAIs
Data minimal yang perlu dikumpulkan antara lain : nama pasien, umur, jenis
kelamin, nomor dokumen medik, nama ruang, lokasi infeksi, tanggal infeksi, hasil
biakan, dan pola kerentanan antimicrobial. Data lain dapat dikumpulkan hanya apabila
akan dilakukan analisis, kadang-kadang dicatat juga diagnosis primer pasien, nama
dokter/perawat yang menangani, jenis tindakan invasive yang dilakukan sebelum terjadi
infeksi dan antibiotika yang diberikan.
19

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Pelaksanaan pengumpulan data ini dapat dilaksanakan oleh :


2.1.
Perawat Pelaksana
Sertiap hari bila di ruang perawata ada pasien yang mempunyai tanda-tanda infeksi
seperti yang tercantum dalam kriteria diagnistic, maka perawat pelaksana diruangan
harus :
Mencatat kejadian pagi, siang, malam dibuku data nosokomial
Mencatat kejadian tersebut pada formulir pengendalian HAIs dengan lengkap
Formulir tersebut setelah diisi dengan lengkap segera diletakan pada berkas

rekam medis pasien


Bila mengetahui pertama kali tanda-tanda HAIs itu dokter, maka dokter akan
mengingatkan perawat pelaksana untuk mengingat perawat pelaksana untuk

2.2.

mengisi formulir.
Bila perawat pelaksana ragu-ragu dengan adanya HAIs maka perawat dapat

mendiskusikan dengan dokter ruangan


Kepala Ruangan sebagai IPCLN
Pada setiap operan pagi kepala ruangan memeriksa buku data nosokomial
Bila ditemukan HAIs segera mempelajari dan mengevaluasi apakah betul

terjadi HAIs, bila perlu mencari informasi lain untuk lebih meyakinkan
Setelah lengkap formulir tersebut dikembalikan ketempat atau melaporkan

kepada pelaksana HAIs


Pengumpulan data diruangan dapat diawasi oleh IPCN dan IPCLN yang ikut

duduk dalam tim PPIRS


Bila ada infeksi nisokomial, kepala ruangan (IPCLN) melaporkan kepada

IPCN.
IPCN
Menerima laporan dari kepala ruang tentang adanya HAIs
Memberikan formulir pemeriksaan kultur kepada kepala ruang
IPCN mencari penyebab terjadinya HAIs dan mencari pemecahan bersama-

2.3.

sama dengan dokter ruangan/dikter/pelaksana perawatan


Setiap awal bulan, minggu kesatu IPCN memasukan laporan HAIs ke PPIRS
2.4.
Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS)
Membuat laporan rekapitulasi HAIs setiap 3 bulan kepada Komite Medik dengan
tembusan ke KSMF.
2.5.
Komite Medis
Menerima laporan dari PPIRS dan menindaklanjuti laporan.
3. Kompulasi Dan Evaluasi Data

20

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Setiap hari tim HAIs instalasi Rumah Sakit Umum Permata Madina Panyabungan
mengkompulasikan kasus HAIs yang terjasi di semua ruangan kemudian mengolah data
yang dikumpulkan untuk menjadi bahan laporan.
Setuap dua minggu IPCN melaporkan data-data yang telah ditemukan serta
mengadakan evaluasi dengan PPIRS. Setiap sebulan sekali PPIRS meneruskan laporan
tersebut kepada komite kedik. Bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) Koordinator PINI
setiap saat harus segera melaporkan kepada Tim Pelaksana dan meneruskan kepada
PPIRS Rumah Sakit Umum Permata Madina Panyabungan.
Setiap tiga bulan sekali, setelah mendapatakan laporan dari IPCN, Ketua PPIRS
melaporkan data dan evaluasi pengendalian HAIs kepada Komite Medik beserta seluruh
Kepala KSMF dan Kepala Instalasi yang bersangkutan. Pada kesempatan tersebut
diadakan evaluasi umum tentang pelaksanaan pengendalian HAIs di Rumah Sakit Umum
Permata Madina Panyabungan, dan apabila dianggap perlu diadakan pengembangan
kebijakan pengandalian HAIs di Rumah Sakit Umum Permata Madina Panyabungan.
4. Penyebaran Data/Informasi
Data HAIs yang telah dikumpulkan sudah dianalisa oleh PPIRS dalam bentuk
laporan, table dan narasi dijadikan laporan/kwartal. Setiap tiga bulan data tersebut
disebarluaskan/informasikan kepada semua unit perawatan dan seluruh Kepala Instalasi
terkait/KSMF yang terkait.
Laporan kwartalan disajikan dalam rapat pimpinan Rumah Sakit Umum Permata
Madina Panyabungan oleh Panitia Pengendalian sebagai bahan pertimbangan.
BAB IV
PENANGGULANGAN HAIS
1. Pemakaian Antibiotik
Sebaiknya diarahkan oleh komisi terapautik/komisi antibiatika/panitia pengendalian
HAIs agar antibiotika dapat dipakai secara tepat. Usaha yang dapat dilakukan
komisi/panitia tersebut antara lain :
a. Melakukan monitoring penggunaan

antibiotika

misalnya

melaksanakan

drugutinzation study
b. Menyusun pedoman penggunaan obat antibiotika baik untuk terapi khususnya untuk
infeksi yang menjadi masalah setempat maupun untuk pencegahan

21

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

c. Melakukan pemantauan terhadap jenis dan pola kepekaan kuman penyebab HAIs
setempat
d. Mengusahakan terbitnya informasi yang teratur tentang penggunaan antibiotika yang
tepat
e. Membatasi penggunaan beberapa antibiotika tertentu yang dicanangkan untuk
menghadapi kasus HAIs yang resisten terhadap obat yang lazim dipakai
f. Pengawasan yang ketat terhadap pemakaian obat-obatan yang lainnya seperti
kortikosteroid, immunosupresif dan sitostika.
2. Infeksi Perorangan
Tindakan yang dilakukan bila ditemui adanya HAIs :
2.1.
Bila infeksi kontagius/menular
2.1.1. Terhadap penderita/pasien
Isolasi pasien
Bila pasien bersama penderita lain (>2 orang) dipindahkan ke kamar isolasi
Bila pasien dalam kamar dua orang, maka yang sehat dipindahkan dan

kamar tersebut menjadi kamar isolasi


Bila pasien sendiri kamar berubah menjadi kamar isolasi
Diambil bahan dari lokasi sumber infeksi untuk biakan dan antibiogram,

secara berkala minimal 1 (satu) kali seminggu


Semua linen yang dipakai dipisahkan dari linen pasien lain dalam kantung

plastik dengan tanda/label tertentu (merah)


Semua kotoran dari pasien, tinja/urine, dikumpulkan dan dibuang secara

terpisah
Semua alat bekas pakai yang habis pakai seperti kasa dan lain-lain

dipisahkan dan dibuang secara terpisah


Semua alat bekas pakai yang tidak habis pakai dicuci dan didesinfeksi dan

disterilkan secara terpisah


2.1.2. Terhadap lingkungan
Kamar diperlukan seperti butir 2.1.1. (isolasi pasien) dan kamar tersebut

2.2.

diberi tanda tertentu agar mudah diketahui sebagai kamar isolasi


Ditentukan perawat yang boleh masuk, demikian pula dokter dan petugas

lain
Pengunjung hanya diperbolehkan yang memang sangat perlu saja
Semua yang masuk harus selalu memakai baju khusus dan masker
Semua orang yang masuk (medik/nonmedik) harus mencuci tangan dengan

air mengalir dan desinfektan sebelum dan sesudah memasuki ruangan


Bila Infeksi Nonkontagius/Tak Menular
22

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

2.2.1. Terhadap penderita


Hilangkan sumber atau dugaan asal infeksi
Ambil bahan dari lokasi sumber infeksi untuk bahan dan antibiogram,

secara berkala 1 (satu) kali seminggu


Semua linen yang dipakai dipisahkan dari linen pasien lain dalam kantong

plastik dengan tanda/label tertentu (merah)


Semua kotoran dari pasien, tinja/urine, dikumpulkan dan dibuang secara

terpisah
Semua alat bekas pakai yang habis pakai seperti kasa dan lain-lain

dipisahkan dan dibuang secara terpisah


Semua alat bekas pakai yang tidak habis pakai dicuci dan didesinfeksi dan

disterilkan secara terpisah.


2.2.2. Terhadap lingkungan
Tempat tidur pasien diberi tanda khusus untuk menunjukan adanya

HAIs
Kamar/ruangan diberi tanda khusus
Semua yang masuk ruangan/kamar tersebut harus memakai baju khusus
Semua orang yang masuk (medik/non medik) harus mencuci tangan
dengan air mengalir dan desinfektan sebelum dan sesudah memasuki

ruangan
3. Kejadian Luar biasa
Tindakan yang dikakukan apabila ada kejadian luar biasa :
3.1.
Seperti pada infeksi perorangan atau lebih dengan catatan kamar isolasi dapat
berjumlah lebih dari satu kamar
Mencari sumber infeksi engan upaya pemeriksaan mikrobiologik
Panitia mengusulkan kepada Direktur, apabila diperlukan, untuk menutup

3.2.
3.3.

ruangan yang dianggap tercemar oleh infeksi.


4. Tindakan yang Dilakukan pada Waktu Isolasi
4.1.
Setiap pengunjung diharuskan melaporkan kepada perawat jaga, untuk
mendapatkan penjelasan mengenai isolasi yang berlaku untuk penderita
4.2.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pengunjung atau petugas yang merawat
pasien adalah :
Cuci tangan harus dikerjakan sebelum dan sesudah masuk ruang isolasi,
menyentuh bagian tubuh pasien yang menular atau menyentuh pakaian/alat
yang ada di ruang isolasi. Cuci tangan minimal harus menggunakan sabun atau
antiseptic dan dengan air bersih yang mengalir
23

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Sarung tangan khusus yang dipakai bagi mereka kontak langsung dengan
pasien atau bahan yang menular (bahan pemeriksaan laboratorium, pakaian

atau sorei bekas pakai)


Masker tidak diperlukan kecuali apabila pasien mengidap penyakit yang

ditularkan lewat udara, misalnya difteri


Jas khusus hanya dipakai bagi mereka yang kontak langsung dengan pasien
atau bahan menular
Untuk mempermudah pengunjung/petugas, maka dipintu ruang isolasi

4.3.

dipasang label berwarana, yang sesuai dengan derajat penularan penyakit yaitu :
Merah untuk isolasi ketat, yaitu penderita dengan penyakit sangat menular

4.4.

(difteri, variola)
Putih untuk isolasi proteksi, yaitu pasien dengan daya tahan tubuh sangat
menurun (misalnya agranulositisis)
Kuning untuk isolasi pasien hepatitis virus.
Selain itu ada label yang dipasang ditempat penampungan bahan pemeriksaan

laboratorium pasien penyakit menular, disertai perkataan : AWAS BAHAN


MENULAR.
Bagi petugas yang merawat pasien menular atau bertugas di ruang isolasi

4.5.

sebaiknya kebal atau sudah mendapatkan vaksinasi beberapa penyakit menular


tertentu misalnya variola, difteri

24

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

BAB V
PENUTUP
Dengan dilaksanakannya petunjuk teknis secara baik oleh semua petugas rumah sakit
dapat diharapkan hasil pengendalian HAIs dicapai secara optimal.
Perubahan perilaku petugas rumah sakit serta perbaikan sarana penunjang bertahap
dan berkesinambungan akan dapat menjamin tercapainya tujuan pengendalian HAIs yaitu
menurunkan angka kejadian dan kematian yang diakibatkan oleh HAIs. Selain itu jumlah hari
dan biaya perawatan dapat dikurangi, dengan demikian mutu pelayanan rumah sakit kepada
masyarakat dapat ditingkatakan.

Ditetapkan di : Panyabungan
Pada tanggal : 01 Februari 2016
Direktur

dr. Betti Hariani

25

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

LAMPIRAN 1
CUCI TANGAN
Hygiene tangan merupakan cara yang paling efektif untuk mematahkan mata rantai
infeksi. Oleh karena itu perlu diketahui tehnik yang sederhana tentang cuci tangan.
1. Siapa yang harus cuci tangan?
Setiap petugas yang langsung kontak dengan pasien, bertanggung jawab untuk mencegah
penyebaran kuman pathogen, dan harus cuci tangan dengan seksama.
2. Kapan waktu yang tepat untuk cuci tangan?
Pada waktu tiba di rumah sakit, untuk mencegah terbawanya kuman dari luar rumah
sakit
Sebelum masuk ruang rawat dan sesudah meninggalkan ruang rawat
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan kepada pasien
Sebelum dan sesudah memberikan obat-obatan atau makanan kepada pasien
Jika tangan tampak kotor
Sebelum dan sesudah minum/makan
Sebelum pulang ke rumah
Setelah petugas dari kamar kecil
3. Bagaimana cara mencuci tangan yang baik?
Cuci tangan biasa/rutin :
Dengan menggunakan air bersih dan mengalir
Dengan menggunakan sabun
Sela-sela jari tangan, kuku harus dibersihkan
Membilas dengan air bersih dan air mengalir sampai bersih
Kemudian dilap dengan menggunakan lap kering (lap sekali pakai)
4. Cuci tangan pembedahan (surgical scub)
Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan (gelang,cincin)
Menggunakan air bersih dan mengalir serta menggunakan antiseptic atau

antimikroba
Tangan dibasahi sampai siku
Mulai tangan kiri disikat kuku, sela jari, tapak tangan 5 kali, punggung tangan 5 kali,
setiap sisi lengan bawah sampai siku 5 kali, hingga bersih. Ganti tangan kanan
kerjaan yang serupa berulang-ulang sampai sepuluh menit

26

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Tangan dibilas dengan air bersih yang mengalir dengan posisi jari tangan lebih tinggi

dari posisi siku


Dihindarkan tangan yang sudah dicuci dicuci tersentuh benda sekitarnya
Lamanya cuci tangan lebih lama dari cuci tangan biasa/rutin

LAMPIRAN 2
ISOLASI
A. Pengetian Isolasi
27

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Isolasi adalah pencegahan penularan/penyebaran kuman pathogen dari sumber


infeksi (petugas ,pasien, karier, pengunjung) ke orang lain.
B. Syarat Kamar Isolasi
1. Lingkungan harus tenang
2. Sirkulasi udara harus cukup
3. Penerangan harus baik
4. Bentuk ruangan sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk observasi pasien dan
pembersihannya
5. Tersedianya WC dan kamar mandi
6. Kebersihan lingkungan harus dijaga
7. Tempat sampah harus tertutup
8. Bebas dari serangga
9. Tempat alat tenun kotor harus tertutup
10. Urinal dan pispot untuk pasienharus dicuci bersih dan memakai desinfektan.
C. Petugas yang Bertugas di Kamar Operasi
1. Harus sehat
2. Mengetahui prinsip aseptic/antiseptic
3. Pakaian rapi dan bersih
4. Tidak memakai perhiasan
5. Kuku harus pendek
6. Cuci tangan sebelum dan sesudah masuk kamar isolasi
7. Pergunakan barrier nursing seperti pakaian khusus, topi, masker, sarung tangan dan
sandal khusus
8. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak denga pasien
9. Berbicara seperlunya
10. Lepaskan barrier nursing sebelum keluar kamar isolasi
11. Cuci tangan sebelum meninggalkan kamar isolasi
D. Alat
1. Alat dibutuhkan tersedia
2. Selalu dalam keadaan steril
3. Dari bahan yang mudah dibersihkasn
4. Alat suntik bekas dibuang pada tempat tertutup dan dimusnahkan
5. Alat yang tidak habis pakai dicuci dan disterilkan kembali
6. Alat tenun bekas dimasukan kedalam tempat tertutup
E. Jenis Isolasi
Jenis isolasi yang dilakukan sesuai dengan patogenitas kuman dan cara
penularannya/penyebarannya.
1. Isolasi ketat
28

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Tujuan isolasi ketat adalah mencegah penyebaran semua penyakit yang sangat
menular, baik melalui kontak langsung maupun peredaran udara.
Teknik ini mengharuskan pasien berada dikamar tersendiri dan petugas yang
berhubungan dengan pasien harus memakai pakaian khusus, masker dan sarung
tangan serta mematuhi aturan pencegahan yang ketat misalnya pada pasien penyakit
cacar, difetri atau infeksi staphylococcus aureus karena luka bakar
2. Isolasi saluran pernafasan
Tujuan untuk mencegah penyebaran pathogen dari saluran pernafasan dengan cara
kontak langsung dan peredaran udara. Cara ini mengharuskan pasien dalam kamar
terpidah, memakai masker dan dilakukan tindakan pencegahan khusus terhadap
buangan nafas/sputum, misalnya pada pasien pertunis, campak, tuberkulosis pasu,
haemophilus influenzae
3. Isolasi enterik
Tujuannya untuk mencegah penyebaran oleh pathogen yang berjangkit karena kontak
langsung atau tidak langsung dengan buangan dubur/tinja yang mengandung kuman
penyakit menular. Pasien ini dapat bersama dengan pasien lain dalam satu kamar,
tetapi dicegah kontaminasi silang melalui mulut dan dubur. Msalnya pada pasien
kolera,

salmonellosis,

shigellosis,

dysentri

amuba,

enterokolitis

karena

staphylococcus.
4. Isolasi luka dan kulit
Tujuannya untuk mencegah infeksi oleh pathogen yang disebarkan karena kontak
langsung dengan luka, kulit dan atau benda yang terkontaminasi dengan pasien.
Pasien ini lebih baik ditempatkan dikamar tersendiri. Petugas yang berhubungan
langsung harus memakai harus pakaian khusus, masker dan sarung tangan, tindakan
pencegahan khusus harus dilakukan pada waktu penggantian balitan. Misalnya pda
pasien dengan gas gangrene, pes dan infeksi kulit yang menyeluruh/luka bakar.
5. Isolasi proteksi
Tujuannya untuk mencegah kontak antatra pathogen yang berbahaya dengan orang
yang daya tahannya rentannya semakin besar, atau melindungi seseorang tertentu
terhadap semua jenis pathogen yang biasanya dapat dilawannya. Pasien harus
ditempatkan dalam suatu lingkungan yang mempermudah terlaksananya tindakan
pencegahan yang perlu. Misalnya ada pasien laukimia, sedang menjalani pengobatan
immunosupresif.
29

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

6. Rindakan pencegahan terhadap buangan tubuh


Tujuannya untuk mencegah infeksi pathogen yang disebarkan karena kontak langsung
dengan sekresi, ekresi dan atau benda yang terkontaminasi. Misalnya pda pasien
gonore, scarlet fever.
7. Tindakan pencegahan terhadap darah dan cairan tubuh
Tujuannya mencegah penularan oleh organisme yang disebarkan karena kontak
dengan darah, cairan tubuh dan atau benda terkontaminasi. Tindakan khusus dilaukan
terhadap jarum dan sprit yang terkontaminasi. Misalnya pada pasien hepatitis, dan
AIDS.
F. Lama Isolasi
Lama isolasi tergantung pada jenis penyakit, kuman penyebab dan fasilitas laboratorium,
yaitu :
1. Sampai biakan negative
2. Sampai penyakit sembuh (khusus untuk luka atau penyakit kulit sampai tidak
mengeluarkan bahan menular)
3. Selama pasien dirawat di ruang rawat
4. Sampai 24 jam setelah dimulai pemberian antibiotika yang efektif.

30

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

LAMPIRAN 3
MASKER
A. Syarat Masker yang Baik
Masker terbuat dari kasa, minimalkan lima lapis dengan tali pengikat yang cukup.
B. Cara Memakai Masker
1. Memasang masker sambil bercermin, sehingga terpasang dengan tepat yaitu tengah
dan benar-benar menutupi hidung dan mulut
2. Tali diikat cukup kuat
3. Satu masker untuk satu kali pemakaian
4. Bila menjadi lembab masker diganti

31

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

LAMPIRAN 4
CARA PENGAMBILAN, PENYIMPANAN, PENGIRIMAN UNTUK PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGI
A. Persyaratan
Agar kuman pathogen dapat diisolasi, maka jenis bahan pemeriksaan, cara
pengambilan, waktu pengambilan, penyimpanan dan pengiriman bahan ke laboratorium
harus setepat-tepatnya. Disamping itu harus disertakan keterangan tentang keadaan
pasien dan penggunaan antibiotika.
B. Jenis Bahan Pemeriksaan
Jenis bahan pemeriksaan yang diambil tergantung dari kuman pathogen yang akan
diisolasi. Misalnya untuk N. Gonorrhoe dari seseorang wanita. Bahan pemeriksaan yang
paling baik adalah hapus servik dan bukan vagina. Demikian pula untuk isolasi kuman
pathogen paru-paru, bahannya adalah dahak dan bukan ludah.
C. Waktu Pengambilan
Waktu yang terbaik untuk urine dan dahak segera bagun tidur pagi karena
kumannya telah cukup waktu untuk berkembang biak. Untuk bahan darah biasanya waktu
terbaik adalah pada saat permulaan suhu badan pasien meningkat. Untuk sebagian besar
bahan pemeriksaan, waktu pengambilan tergantung dari keadaan pasien dari perjanjian
antara klinikus, perawat dan laboratorium. Harus diusahakan agar setirp bahan
pemeriksaan diambil sebelum pemberian obat antimikroba. Tetapi apabila antimikroba
32

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

telah diberikan supaya diberi keterangan tentang jenis antimikroba, dosis lamanya
pemberian.
D. Teknik Pengambilan Bahan
Bahan pemeriksaan dari tempat yang biasanya steril seperti darah, urine, liquor atau
cairan efusi harus diambil dengan cara aseptic. Cara aseptic ini adalah untuk menghindari
kontaminasi tetapi juga untuk melindungi pasien. Kapas lidi yang dipergunakan untuk
mengambil bahan pemeriksaan harus steril dan tidak mengandung bahan antibakteri.
Untuk bahan tinja dan dahak, wadah bersih cukup, tidak perlu (steril).
E. Label pada Pemeriksaan dan Surat Permohonan Pemeriksaan
1. Setiap pemeriksaan harus dilabeli yang jelas dengan nama pasien, nomor, ruangan
perawatan
2. Surat permohonan pemeriksaan harus tercantum :
Nama, umur, nomor dokumen medik, dan ruangan perawatan
Jenis bahan pemeriksaan, tanggal dan waktu pengambilan
Pemeriksaan yang diinginkan
Keterangan klinik, diagnosis kerja dan pengobatan antimikroba.
F. Penyimpanan dan Media Transport untuk Bahan Pemeriksaan
1. Umumnya berlaku ketentuan bahwa pengiriman bahan pemeriksaan ke laboratorium
secepat-cepatnya. Dengan demikian dapat dijamin bahwa kuman pathogen masih
tetap hidup setibanya di laboratorium.
2. Apabila terjadi keterlambatan didalam pengiriman maka harus digunakasn bahan
pengawet kimia atau medium transport. Hal akan mencegah kuman oleh enzim
sendiri, perubahan pH atau kekurangan makanan.
Contoh media transport :
Amies atau stuart untuk bahan emeriksaan yang diambil dengan lidi kapas

atau untuk N. Gonorrhoe


Carry Blair untuk tinja
Contoh pengawet kimia :
Asam borat untuk urine
Cetyl pyridium chlorida NaCl untuk dahak

33

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Bahan pemeriksaan juga dapat disimpan dalam suhu 4O-10O C untuk


mempertahankan hdup kuman neiseria, S. Pneumoniae dan Haemophillus

yang akan mati pda suhu rendah.


G. Detail Pengambilan, Penyimpanan dan Pengiriman Bahan Pemeriksaan
1. Urine
Saluran kemih biasanya steril, kecuali urethra yang mengandung kuman komensal
seperti Acinetobacter dan Diphteroid. Saluran urethra wanita dapat juga

ditemukan ragi.
Pada waktu pengambilan dapat terjadi kontaminasi dari kulit dengan kuman

staphylococcus, Diphteroid dan M. Segmentis


Pda pasien wanita dapat terjadi kontaminasi dengan flora normal vagina
Kontaminasi pada urine wanita dapat diketahui dengan adanya sel epitel atau

kuman campuran
Bahan urine dikumpulkan secara urine porsi tengah, pungsi suprapubik atau

kateter
Jumlah urine kira-kira 20 ml atau kurang untuk anak-anak atau pasien payah

ginjal
Segera kirim ke laboratorium dan disimpan 4 O C 20 jam atau tambah asam borat 1

%.
2. Darah
Darah selalu steril dan keadaan normal
Darah diambil dengan semprit steril sebanyak kira-kira 10 ml
Ganti jarum steril baru sebelum dimasukan kedalam medium : tryptone soya
diphasic medium dan thioglicollate broth dengan perbandingan bahan : medium
adalah 1 : 10, dieramkan pda suhu 30O C.
3. Nanah
Dapat diambil dari ulkus atau abses
Apabila dari abses, pengambilan dilakukan secara aspirasi dengan semprit steril
dan tutup ujung jarum dengan tutup botol karet atau bengkokoan jarum, dikirim

langsung ke laboratorium dalam waktu 1 jam


Apabila dari ulkus, nanah diambil dengan kapas lidi steril secara aseptik lalu
dimasukan kedalam media transport segera kirim ke laboratorium.

4. Tinja
Bahan diambil pada saat diare akut

34

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Jumlah yang diambil kira-kira satu sendok makan yang mengandung mucus,

nanah atau darah


Tempat penampungan cukup kalau bersih tidak perlu steril
Apabila tidak ada tinja dapat diambil dengan kapas lidi dari rectum dan

dimasukan kedalam media transport.


5. Dahak
Bahan yang terbaik adalah dahak pagi sewaktu banguntidur
Untuk anak kecil yang tidak dapat mengeluarkan dahak dapat diambil dari cairan

lambung (khusus untuk isolasi M. Tuberkulosis)


Dahak dapat pula diambil secara aspirasi melalui endotrkheal tube atau

transtrakheal
Bahan ditampung didalam wadah steril yang langsung dikirim ke laboratorium
Perhatikan apabila tersangka kuman penyebab S. Pneuminia atau H. Influezae

maka bahan tidak boleh disimpan pada suhu 4O C.


6. Liquor Cerebrospinallis
Dalam keadaan normal bahan liquor adalah steril
Ahan harus diperiksa secepat-cepatnya karena penundaan pemeriksaan akan

mengurangi keberhasilan isolasi


Pengambilan melalui pungti lumbal harus seaseptik-asepticnya
Jumlah bahan cukup 1-2 ml untuk kultur dan 2-3 ml untuk pemeriksaan lainnya.

H. Pengambilan Bahan Pemerikasaan dari Barang-Barang Lingkungan


1. Kateter Intravena
Gunting ujung kateter dan masukan secara aseptic kedalam botol heart infusion
(BHI)
Langsung dikirim ke laboratorium
2. Endotrakheal
Gunting ujungnya dan masukan kedalam kaldu BHI secara aseptic
3. Pressure Monitoring Device
Bilas kira-kira 20 ml cairan infus yang telah dibasahi dengan BHI steril untuk
kultur diafragma.
4. Alat lain
Kapas lidi steril yang telah dibasahi dengan BHI steril
Kirim segera ke laboratorium
5. Darah atau cairan infus
Ambil 20 ml secara aseptic
Masukan kedalam medium
TSB diphasic medium
Thioglycoliate broth
35

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Perbandingan 1 : 10 (bahan : medium)

Operasi bersih :

Operasi pada kasus non trauma


Operasi yang tak mengenal daerah dengan tanda inflamasi
Operasi yang tidak membuka tr. Digestivus, tr. Respiratorius, tr. Urinarius
Umumnya luka operasi ditutup primer dan tidak dipasang dren.

Operasi bersih tercemar :

Operasi membuka tr. Diestivus dengan tanda inflamasi


Operasi membuka tr. Billaris tanpa ada empedu yang infeksi
Operasi emmbuka tr. Urinarius tanpa ada urine yang terinfeksi
Operasi membuka tr. Respiratorius tanpa ada infeksi tr. Urinarius
Operasi membuka saluran genitalis wanita
Umumnya operasi luka karena trauma yang bersih dan kurang dari 6 jam.

Operasitercemar :
Operasi membuka tr. Diestivus dengan pencemaran nyata
Operasi membuka tr. Billaris dengan empedu yang infeksi
Operasi emmbuka tr. Urinarius dengan urine yang terinfeksi
Operasi membuka tr. Respiratorius dengan infeksi tr. Urinarius
Operasi luka karena trauma yang bersih dan kurang dari 6 jam.
Operasi kotor :

Operasi perforasi tr. Digestivus, tr. Respiratorius, tr. Urinarius, billaris


Operasi yang mengenai daerah inflamasi bacterial
Operasi melalui daerah bersih untuk membuka abses
Operasi luka trauma dengan ada jaringan yang non vital/benda asing/kontaminasi
faeses, kejadian ditempat yang kotor, pertolongan/operasi dilakukan 6 jam setelah
trauma.

36

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

LAMPIRAN 5
PROSEDUR OPTIMAL UNTUK PEMASANGAN
(INTERVASI DAN PEMELIHARAAN) INTRAVENA
Tindakan :

Cuci tangan dengan sabun, dengan air mengalir atau dalam larutan lodofon sedikitnya 2
menit
Gunakan kain alas dan sarung tangan yang steril
a. Pada insersi kam/nula sentral yang memerlikan vena seksi
b. Terutam pada orang dewasa, pilih lengan dari pda tungkai, kanula yang dipasang pada

tungkai pindahkan secepatnya pada lengan


c. Pada anak batasi intravena.
Bila tempat IV berambut, jangan cukur tapi digunting rambut tersebut
Tempat IV disiapkan dengan antiseptic denga efektivitas antibiotic yang unggul seperti

suatu apusan larutan lodoform atau Tinctur Iodium (1-2 %)


Apusan digosokan dengan gerakan melingkar dimulai dari titik pusat keluar kepinggir

yang luas
Dalam hal tidak tahan terhadap Preparat Iodium, dapat dipakai penggodokkan dengan
alkohol 70 % sedikitnya satu menit
37

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

Pada vena seksi diberikan salep antibiotika yang berspektrum luas pada tempat tusukan

jarum kateter
Tempatkan alas steril 2x 2 cm dibawah bagian jarum yang menjulur. Tempatkan alas
serupa menutupi tempat insersi dan rekat dengan plester yang kedap air. Hindarkan

balutan yang berlebihan


Tanggal, waktu, macam dan ukuran jarum kanul IV harus dicatat dalam catatan perawat

dan dibubuhkan juga data tersebut pada plester yang menjamin tetap steril
Awasi (pantau) tiap hari akan kemungkinan penyulit lain pada pemasangan IV. Caranya

anatara lain : palpitasi hati-hati tempat insersi jarum melalui balutan/tutup yang utuh
Tempat insersi IV harus dipantau, phlebitis, infiltrasi dan sumbatan atau kebocoran jarum

atau selang pada : tiap mengganti tutup/balut dan setiap menganti botol
Secara aseotik penggantian tutup/balut harus diganti tiap 24-48 jam dan bila tutup/balut

basah atau dicurigai terkontaminasi


Mengganti set
a. Ganti seluruh set IV meliputi botol IV sampai jarum atau kateter, tiap (72 jam) baik

cairan elektrolit maupun nutisi parenteral


b. Ganti seluruh set juga sesudah tranfusi darah atau unsur-unsur darah atau emulsi lipid.
Menganti tempat IV
Dilakukan tiap 48-72 jam. Kateter atau kanul tidak boleh ditinggal ditempet lebih dari 72 jam.
Memasang obat-obatan dan lain-lain kedalam selang dan botol harus melalui gerbang

gerbang injeksi yang telah didesinfeksi sebelum dimasukan


Irigasi maupun sepul selang untuk memperbaiki aliran harus dihindarkan
Bahanpemeriksaan darah tidak boleh disedot dari selang IV, kecuali dalam keadaan

darurat atau bila infuse kemudian akan dihentikan


Botol cairan infus harus diteliti vakum waktu dibuka jangan dipakai
Tiap botol harus diberi label yang jelas dengan nama OS. Obat-obatan yang ditambahkan

dan waktu dibuka


Bila dicurigai bakterimia atau tromboflebitis yang disebabkan set infuse (botol, selang,
jarum) yang terkontaminasi seluruh set harus dipindahkan secara aseptic dan dikirim ke
laboratorium klinik untuk dibiakan :
a. Secara aseptic, jarum atau kanul harus ditempatkan dalam wadah yang steril dan
b.

dikirim ke laboratorium klinik untuk dibiakan kwantitatif


Cairan botol harus dibiakan dan botol diamankan

38

RUMAH SAKIT UMUM

PERMATA MADINA
Jl.Merdeka No. 155 Panyabungan Kab. Mandailing Natal - SUMUT
Telp. (0636) 20279 Fax. (0636) 20712 Email : rspm155@gmail.com
STATUS AKREDITASI PENUH TINGKAT DASAR NOMOR : YM.01.10/III/1638/10

c.

Bila cairan tersebut terbukti tercemar maka botol yang bersangkutan dan seluruh
persediaan botol-botol yang sejenis harus diamankan dan nomor dari isi botol dan

obat-obatan yang diberikan harus dicatat.


Kepala Rumah Sakit Umum Permata Madina Panyabungan segera melaporkan ke Dirjen
Makanan dan Obat-obatan Depkes jika didapat pencemaran cairan infuse yang diduga

terjadi pada saat pembulatan


Semua jenis cairan parental yang sudah mulai diberikan harus diinfeskan dalam jangka

waktu 24 jam atau dibuang


Infuse dengan emulsilipid harus diselesaikan dalam 12 jam sesudah dimulai anak-anak :
a. Hindarkan pemasangan IV pada bayi
b. Pakai wing needle.

Ditetapkan di : Panyabungan
Pada tanggal : 27 Januari 2016
Direktur

dr. Betti Hariani

39

Anda mungkin juga menyukai