Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan
metode survei melalui penyebaran kuesioner. Disain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini bersifat penjelasan (explanatory research) yaitu menjelaskan
hubungan kausalitas antara variabel independen dan variabel dependen. Jenis data
dalam penelitian ini adalah data subyek yaitu jenis data penelitian yang berupa
opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang
yang menjadi subyek penelitian (responden) (Indriantoro dan Supomo, 2002),
sedangkan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data
primer. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (Indriantoro dan Supomo, 2002).

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap terhadap penggunaan
software akuntansi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kemudahan
penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use) dan kemanfaatan yang
dirasakan (perceived usefulness). Pengukuran variabel dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian-penelitian sebelumnya
dengan menggunakan skala Likert 5 poin yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju,
netral, setuju dan sangat setuju. Berikut ini dijelaskan definisi operasional dan
pengukuran untuk ketiga variabel tersebut :
1) Kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use)

32

Menurut

Davis

(1989)

kemudahan

penggunaan

yang

dirasakan

didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu


teknologi akan bebas dari usaha. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem
informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika
seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka
dia tidak akan menggunakannya.
Kemudahan penggunaan yang dirasakan diukur dengan menggunakan 6
item pertanyaan yang dikembangkan oleh Davis (1989) dan telah digunakan
dalam penelitian Venkatesh dan Davis (2000) dan Venkatesh et al. (2003). Skala 1
sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari enam indikator tersebut (1sangat tidak setuju sampai 5-sangat setuju). Jika responden menjawab dengan
skor 1 atau 2, berarti mereka menilai software akuntansi yang digunakan sulit
untuk dipahami dan tidak gampang untuk digunakan. Jika responden menjawab
dengan skor 3, maka mereka menilai kemudahan penggunaan software ini pada
tingkatan sedang. Apabila responden menjawab dengan skor 4 atau 5, maka
mereka menilai software akuntansi yang digunakan mudah untuk dipahami dan
tidak sulit untuk digunakan.

2) Manfaat yang dirasakan (perceived usefulness)


Manfaat yang dirasakan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaan
(Davis, 1989). Jika seseorang merasa percaya bahwa teknologi informasi berguna

33

maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya, jika seseorang merasa percaya


bahwa teknologi informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya.
Dalam mengukur dimensi konstruk manfaat yang dirasakan ini, peneliti
menggunakan 6 (enam) pertanyaan yang dikembangkan oleh Davis (1989) dan
telah digunakan dalam penelitian Davis et al. (1989); Venkatesh dan Davis (2000)
dan Venkatesh et al. (2003) yang diukur dengan lima skala Likert (1-sangat tidak
setuju sampai 5-sangat setuju). Jika responden menjawab dengan skor 1 atau 2,
berarti mereka menilai software akuntansi yang digunakan kurang bermanfaat dan
tidak meningkatkan kinerja dan efisiensi kerja mereka. Jika responden menjawab
dengan skor 3, maka mereka menilai kemanfaatan software ini pada tingkatan
sedang. Apabila responden menjawab dengan skor 4 atau 5, maka mereka menilai
software akuntansi yang digunakan bermanfaat dalam meningkatkan kinerja,
efisiensi kerja dan produktivitas.

3) Kepuasan Pengguna
Kepuasan pemakai (user satisfaction) merupakan salah satu indikator dari
keberhasilan pengembangan sistem informasi (Bailey, 1983) dalam Sekundera
(2006). Menurut Doll dan Torkzadeh (1998) melakukan pengukuran terhadap
kepuasan pemakai akhir sistem (End User Computing Satisfaction) dengan
mengembangkan instrumen yang terdiri dari 5 komponen yaitu: isi (content),
akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu
(timeliness), yang meliputi 12 item pertanyaan yang diukur dengan lima skala
likert (1-sangat tidak setuju sampai 5-sangat setuju).

34

4) Sikap terhadap penggunaan (attitude toward using)


Sikap terhadap penggunaan teknologi dalam TAM dikonsepkan sebagai
sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan
sebagai

dampak

bila

seseorang

menggunakan

suatu

teknologi

dalam

pekerjaannya. Dimensi konstruk sikap terhadap penggunaan teknologi terdiri atas


rasa menerima atau rasa penolakan dan perasaan (afektif).
Dalam mengukur dimensi konstruk ini, peneliti menggunakan empat
pertanyaan yang dikembangkan oleh Davis et al. (1989) dan telah digunakan
dalam penelitian Taylor dan Todd (1995) dan Venkatesh et al. (2003), yang diukur
dengan lima skala Likert (1-sangat tidak setuju sampai 5-sangat setuju). Jika
responden menjawab dengan skor 1 atau 2, berarti mereka cenderung bersikap
menolak software akuntansi dan mempunyai perasaan yang kurang senang dalam
menggunakan software tersebut. Jika responden menjawab dengan skor 3, maka
mereka cenderung bersikap netral. Apabila responden menjawab dengan skor 4
atau 5, maka karyawan bersikap menerima software akuntansi dan mempunyai
perasaan senang dalam menggunakannya.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian
akuntansi pada perusahaan dagang yang bergerak di bidang penjualan kendaraan
bermotor. Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi (Indriantoro dan

35

Supomo, 2002). Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi
yang dalam menjalankan tugas mereka dibantu software akuntansi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non
probability sampling, dengan purposive sampling yaitu sampel yang dipilih
berdasarkan pertimbangan atau karakteristik yang tertentu, sehingga semua
populasi yang memenuhi karakteristik yang telah ditentukan akan memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Indriantoro dan Supomo,
2002). Untuk penelitian ini, kriteria yang ditetapkan dalam pemilihan sampel
adalah karyawan bagian akuntansi pada perusahaan dagang yang bergerak di
bidang penjualan kendaraan bermotor yang bertugas melakukan proses
pengumpulan data dan pengolahan transaksi dengan bantuan software akuntansi.
Karyawan bagian akuntansi yang tidak menggunakan software akuntansi dalam
membantu mereka memproses transaksi, bukan merupakan responden dalam
penelitian ini. Kriteria ini digunakan karena penelitian ini akan menguji pada
tingkat penggunaan software yang sesungguhnya dari karyawan bagian akuntansi.

3.4 Jenis dan Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dimana data yang
diperoleh dari sumber pertama yaitu karyawan bagian akuntansi. Data primer
disini berupa kuesioner yang dibagikan kepada karyawan bagian akuntansi pada
perusahaan dagang yang bergerak dalam usaha jual beli kendaraan bermotor.
Data yang diinginkan dalam penelitian ini yang terdapat pada kuesioner penelitian
berupa:

36

1) Karakteristik responden yaitu jenis kelamin, umur, jabatan, pendidikan


terakhir dan lama bekerja.
2) Tanggapan responden terhadap keempat variabel penelitian yaitu kemudahan
penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use), manfaat yang dirasakan
(perceived usefulness), kepuasan pengguna dan sikap terhadap penggunaan
(attitude toward using).

3.5 Metode Analisis Data


3.5.1 Statistik Deskriptif
Stastistik deskriptif merupakan transformasi tabulasi data responden yang
diperoleh dari kuesioner sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan.
Analisis statistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran umum
mengenai demografi responden. Gambaran tersebut meliputi jenis kelamin,
pendidikan, masa kerja dan jabatan responden. Ukuran yang digunakan dalam
statistik deskriptif antara lain ukuran nilai pusat, ukuran dispersi dan ukuran
lainnya.
3.5.2 Uji Kualitas Data
Meskipun instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur variabelvariabel yang diteliti dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitas oleh
peneliti terdahulu, namun pengujian validitas dan reliabilitas instrumen tersebut
masih perlu dilakukan karena penelitian ini diterapkan pada unit analisis yang
berbeda, sehingga mungkin dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian tertentu.

37

a. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat validitas
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas dilakukan dengan melihat Pearson Correlation dengan
menunjukkan pearson correlation di atas 0,30 dan melakukan korelasi antara skor
butir pertanyaan dengan total skor konstuk atau variabel dengan kriteria sebagai
berikut: (Ghozali, 2005)
a. Jika korelasi antara skor masing-masing item pertanyaan terhadap skor total
signifikan (p<0,05) maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid
b. Jika korelasi antara skor masing-masing item pertanyaan terhadap skor total
tidak signifikan (p>0,05) maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan tidak
valid
b. Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana responden dalam
memberikan jawaban secara konsisten atas pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan. Untuk mengetahui reliable atau tidaknya suatu variabel dilakukan
uji statistik dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Kriteria yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut: (Ghozali, 2005)
a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur
variabel-variabel yang diamati reliabel
b. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur
variabel-variabel yang diamati tidak reliabel

38

3.5.3 Uji Asumsi Klasik


Secara teoritis, model yang digunakan dalam penelitian ini akan
menghasilkan nilai parameter model praduga yang sahih bila dipenuhi uji asumsi
klasik regresi. Dalam penelitian uji asumsi klasik yang dilakukan sebanyak tiga
macam

uji

asumsi

heteroskedastisitas

klasik

yaitu

dikarenakan

uji

normalitas,

pengambilan

data

multikolinearitas
pada

penelitian

dan
ini

menggunakan data kuesioner murni.


a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang
digunakan dalam penelitian memiliki variabel pengganggu atau residual yang
terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi
data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005). Uji normalitas yang
digunakan adalah uji statistik non-parametrik One Sample Kolmogorav-Smirnov
Test. Nilai sigifikansi dari residual yang terdistribusi secara normal jika nilai
Asymp.Sig (2-tailed) dalam uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test lebih besar
dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam regresi terdapat variabel
residual atau pengganggu yang terdistribusi secara normal (Ghozali, 2005).

b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-varabel ini tidak ortogonal. Variabel

39

ortogonal adalah varibel-varibel independen yang nilai korelasi antar sesama


variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005). Untuk menditeksi gejala
multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat besaran VIF (Variance Inflation
Factor) dan Toleransi.
Pedoman suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah:
a. Mempunyai nilai VIF di sekitar angka kurang dari 10.
b. Mempunyai angka Toleransi lebih besar dari 0,10.

c. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah nilai dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians sama dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain
maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Kebanyakan data Cross Section mengandung situasi
heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai
ukuran (kecil, sedang dan besar).
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari hasil uji
glejser.

Apabila

hasil

perhitungan

mengindikasikan

nilai

probabilitas

signifikansinya di bawah tingkat kepercayaan 5%, yang berarti dapat disimpulkan


bahwa model regresi yang digunakan mengandung adanya heteroskedastisitas.
Sebaliknya,

jika

hasil

perhitungan

mengindikasikan

nilai

probabilitas

signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, yang berarti dapat disimpulkan


bahwa

model

regresi

yang

heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

digunakan

tidak

mengandung

adanya

40

3.5.4 Model Regresi


Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
berganda yang digunakan untuk melihat indikator pemanfaatan teknologi
informasi terhadap kinerja individual pegawai. Data diolah dengan bantuan
software SPSS seri 16.00. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
model analisis regresi variabel independen terhadap variabel dependen:
Y1= + 1 X1 + 2X2+ 3X3 + e
dimana:
Y1 = Sikap terhadap Penggunaan Software Akuntansi
X1 = Kemudahan Penggunaan yang Dirasakan (perceived ease of use)
X2 = Kemanfaatan yang Dirasakan (perceived usefulness)
X3 = Kepuasan Pengguna
1 = Koefisien regresi untuk perceived ease of use
2 = Koefisien regresi untuk perceived usefulness
3 = Koefisien regresi untuk Kepuasan Pengguna
e = error
3.5.5 Uji Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari goodness of fitnya (Ghozali, 2005). Secara statistik, setidaknya ini dapat
diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik t dan nilai statistik F. Apabila
perhitungan nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima disebut
signifikasi secara statistik. Sebaliknya apabila nilai uji statistiknya berada dalam
daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak) disebut tidak signifikan.
a. Koefisien Determinasi (R)

41

Koefisien Determinasi (R) pada intinya mengukur seberapa jauh


kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2005). Nilai koefisienan determinasi adalah antara nol sampai satu. Nilai R yang
kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Jika nilai R sama dengan satu, maka
pendekatan tersebut terdapat kecocokan sempurna dan jika R sama dengan nol,
maka tidak ada kecocokan pendekatan.
b. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Jika maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi hubungan variabel atau hipotesis
diterima dan apabila maka hipotesis ditolak (Ghozali, 2005).
c. Uji Statistik t
Uji signifikan parameter individual (uji statistik t) pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini
bisa dilakukan dengan melihat p-value dari masing-masing variabel. Apabila
pvalue < 5% maka hipotesis diterima dan apabila p-value > 5% maka hipotesis
ditolak (Ghozali, 2005).

42

DAFTAR PUSTAKA

43

Adams, D. A., R. R. Nelson, dan P. A. Todd. 1992. Perceived usefulness, ease of


use, and usage of information technology: a replication. MIS Quarterly,
Vol.16, No.2, pp.227-247.
Adamson, Ivana and John Shine. 2003. Extending the New Technology
Acceptance Model to Measure the End User Information Systems
Satisfaction in a Mandatory Environment: A Banks Treasury.
Technology Analysis and Strategic Management, Vol. 15 No. 4.
Bodnar, H. G. dan S. Hopwood. 2006. Accounting Information System, edisi
Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M
Tambunan, buku satu edisi keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Brown S.A., A.P. Massey, M.M. Montoya-Weiss and J.R. Burkman. 2002. Do I
really have to? User acceptance of mandatory technology. European
Journal of Information Systems, 2002, Vol. 11, 283-295.
Chau, P. Y. K. 1996. An Empirical Assessment of a Modified Technology
Acceptance Model. Journal of Management Information System, Vol.
13, No. 2, pp. 185-204.
Chin, W. W. dan P. A. Todd. 1995. On The Use, Usefulness, and Ease of
Structural Equation Modeling in MIS Research: A Note of Caution. MIS
Quartely, Vol.19, No.2, pp. 237-246
Davis, F. D. 1989, Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, Vol. 13, No. 3,
pp. 319-340.
Davis, F. D., R. P. Bagozzi, dan P. R. Warshaw. 1989. User Acceptance of
Computer Technology: A Comparison of Two Theoritical Models.
Management Science, Vol. 35, No. 8, pp. 982-1003.
Doll, W.J., dan Torkzadeh, G., The Measurement of End-User Computing
Satisfaction, Management Information System Quarterly 12(2) , June
1998, pp. 259-274
Ferguson, C. 1997. The Effect of Computer Micro on The Works of Profesional
Accountant. Accounting Journal, No. 37, USA
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hall, J. A. 2009. Accounting Information System ed.6. South-Western Collage
Publisher.
Hatta, Madani. 2011. Analisis Penerimaan dan Penggunaan Software Analisis
Kredit. Tesis tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.

44

Igbaria M. 1994. An Examination of the Factors Contributing to Micro


Computer Technology Acceptance, Jurnal of Information System,
Elsiever Science, USA.
Igbaria, M., T. Guimaraes, dan G. B. Davis. 1995. Testing the Determinants of
Microcomputer Usage via A Structural Equation Model. Journal of
Management Information System, Vol. 11, No. 4, pp. 87-114.
Igbaria, M., N. Zinatelli, P. Cragg, dan A. Cavaye. 1997. Personal Computing
Acceptance Factors in Small Firms: a Structural Equation Model. MIS
Quartely, Vol. 21, No. 3, pp. 279-302.
Indriantoro, N. dan Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis; Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto, H. M. 2007, Sistem Informasi Keperilakuan. Andy Offset.
Jogiakarta.
Kadir, A. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Andi Publisher. Jakarta.
Laudon, K.C., dan J. P. Laudon. 2006. Management Information Systems. 8th
edition. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.
Morris, M., dan A. Dillon. 1997. How User Perceptions Influence Software
Use. IEEE Software, Vol. 14, No. 4, pp. 58-65.
Purnama, F. W. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan dan
Penggunaan Online Sistem Informasi BRI (BRINET): dengan
Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Skripsi
Tidak Dipublikasikan, FE Universitas Diponegoro, Semarang.
Prasojo, Gandi. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Individual Dalam Pemanfaatan Software Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak. Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas Bengkulu.
Rawstorne.P, R Jayasuriya, P Caputi. 1998. An integrative model of information
systems use in mandatory environments, International Conference on
Information Systems, Pages: 325 330.
Sekundera, Charlesto. 2006. Analisis Penerimaan Pengguna Akhir dengan
Menggunakan Technology Acceptance Model dan End User Computing
Satisfaction terhadap Penerapan Sistem Core Banking pada Bank ABC.
Tesis tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Syam, B. Z. 1999. Dampak Kompleksitas Teknologi informasi bagi strategi dan
kelangsungan usaha. Jurnal Akuntansi dan Auditing (JAAI), Vol. 3,
No.1, FE. UII Yogyakarta.

45

Tangke, N. 2004. Analisa Penerimaan Penerapan TABK dengan Menggunakan


TAM pada BPK-RI, http://puslit.petra.ac.id. diakses 14 Mei 2011.
Taylor, S., dan P. A. Todd. 1995. Understanding Information Technology Usage:
A Test of Competing Models. Information Systems Research, Vol. 6,
No. 4, pp. 144-176.
Teo, T., L. W. Su, dan C. C. Sing. 2008. A Cross-Cultural Examination of The
Intention to Use Technology between Singaporean and Malaysia Preservice Teachers: An Application of the Technology Acceptance Model
(TAM). Educational Technology and Society, Vol. 11, No. 4, pp. 265280.
Thompson, R. L., C. A. Higgins, dan J. M. Howell. 1991. Personal Computing:
toward A Conceptual Model of Utilization. MIS Quartely, Vol. 15, No.
1, pp. 125-143.
Trisnawati, R. 1998. Pertimbangan Prilaku dan Faktor Penentu Keberhasilan
Pengembang Sistem Informasi. Jurnal Kajian Bisnis, edisi September,
Yogyakarta.
Vandi, Analde. 2012. Pengaruh Faktor Individu dalam Penerimaan dan
Penggunaan Software Akuntansi dengan Pendekatan Technology
Acceptance Model (TAM). Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas
Bengkulu
Venkatesh, V., F. D. Davis. 2000. A Theoretical Extension of The Technology
Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies. Management
Science, Vol. 45, No. 2, pp. 186-204.
Venkatesh V., dan M.G. Morris. 2000. Why Don't Men Ever Stop to Ask for
Directions? Gender, Social Influence, and Their Role in Technology
Acceptance and Usage Behavior. MIS Quartely, Vol. 24, No. 1, pp. 115139.
Venkatesh, V., M. G. Morris, dan F. D. Davis. 2003. User Acceptance of
Information Technology: Toward a Unified View. MIS Quarterly, Vol.
27, No. 3, pp. 425-478.
Wilkinson, J.W. 2000. Accounting Information Systems, 3th Ed, John Willey and
Sons, New York.

Anda mungkin juga menyukai