1 Muhammad Djumhana dan R. Djubaidillah, 1997. Hak Milik Intelektual (Sejarah Teori dan Prakteknya di
Indonesia), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 16.
berbagai wilayah Indonesia, salah satunya di Desa Manding, Kabupaten Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta. Desa Manding merupakan desa wisata yang menjadi sentra
kerajinan kulit, seperti tas, sepatu, dompet, dan berbagai macam kerajinan kulit
lainnya. Kebanyakan produk Manding berasal dari kulit sapi dan masih diproduksi
secara rumahan. Kurang lebih terdapat 40 usaha kerajinan kulit di kawasan ini.
Di dalam pra penelitian masih banyak dijumpai desain industri atas kerajinan
kulit di Desa Manding yang telah dipasarkan selama ini belum didaftarkan. Kondisi
ini akan terasa lebih mengenaskan apabila produk tersebut diekspor di berbagai negara.
Hal demikian terjadi karena akar hukum Indonesia yang bersifat komunal dan
kegotongroyongan. Beberapa pendesain tidak begitu memperdulikan bila karyanya
ditiru orang lain, mereka merasa tidak dirugikan bahkan merasa bangga bahwa
karyanya mendapat perhatian.
II.
Rumusan Masalah
Bertolak dari uraian latar belakang masalah di atas muncul rumusan masalah yang
menarik untuk dilakukan penelitian, yaitu:
a. Bagaimana pelaksanaan pendaftaran desain industri kerajinan kulit di Desa
Manding, Kabupaten Bantul?
b. Apa faktor penghambat dari pelaksanaan pendaftaran desain industri kerajinan
kulit di Desa Manding, Kabupaten Bantul?
III.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Pelaksanaan pendaftaran desain industri kerajinan kulit di Desa Manding,
Kabupaten Bantul
2. Faktor penghambat dari pelaksanaan pendaftaran desain industri kerajinan kulit di
Desa Manding, Kabupaten Bantul.
IV.
Manfaat Penelitian
Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan dan internet diketemukan beberapa
penelitian dengan topik yang hampir sama dengan penelitian ini, yaitu :
a. Penelitian yang dilakukan oleh Novita Kusumasari mahasiswa Universitas Gadjah
Mada pada tahun 2011 dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Desain
Industri Rotan di Sentra Industri Rotan Tegalwangi Cirebon.
Permasalahan dari penelitian ini adalah penyebab pendesain rotan Tegalwangi
Cirebon sangat jarang mendaftarkan desain industrinya dan upaya yang dilakukan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam mengatasi jarangnya pendaftaran
hasil kreasi desain industri rotan di Tegalwangi Cirebon.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terkait permasalahan yang diangkat dimana
penelitian tersebut dilakukan atas desain rotan yang belum didaftarkan untuk
mengetahui alasan tidak didaftarkannya desain tersebut dan meneliti upaya
Pemerintah agar terciptanya kesadaran untuk mendaftarkan desain industri
Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual
Sebelum membahas mengenai hak desain industri, perlu dipahami terlebih
dahulu pengertian Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Hak kekayaan intelektual
merupakan terjemahan dari intellectual property rights. Istilah tersebut terdiri dari
3 kata kunci, yaitu hak, kekayaan, dan intelektual.2 Menurut Ismail Saleh,
Intellectual Property Rights dapat diterjemahkan sebagai hak pemilikan intelektual,
menyangkut hak cipta (copyright) dan hak milik perindustrian (industrial property
right).3
Abdulkadir Muhammad mengartikan HKI adalah hak yang berasal dari hasil
kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir manusia yang diekspressikan kepada
khalayak umum dalam berbagai bentuknya yang yang memiliki manfaat serta
berguna dalam menunjang kehidupan manusia dan memiliki manfaat ekonomi
yang berbentuk nyata biasanya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra.4
Di samping itu, HKI merupakan hak yang berasal dari kegiatan kreatif suatu
kemampuan daya pikir manusia yang diekpresikan kepada khalayak umum dalam
2 Adrian Sutedi, 2009, Hak atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 38.
3 Ismail Saleh, 1990, Hukum Ekonomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 45.
4 Abdulkadir Muhammad, 2001, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm. 15-16.
Metode Penelitian
A. Sifat Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan
pendekatan yang bersifat yuridis normatif dan empiris. Maksudnya adalah bahwa
penulis melakukan penelitian hukum normatif, yang mencakup penelitian
terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian
terhadap taraf sinkronisasi hukum, penelitian sejarah hukum dan penelitian
perbandingan hukum. Kemudian penulis juga melakukan penelitian hukum
empiris yang mencakup penelitian terhadap identifikasi hukum dan penelitian
terhadap efektivitas hukum.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini memadukan antara penelitian kepustakaan (library research) dan
penelitian lapangan.
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan ini, nantinya akan memperoleh suatu data sekunder,
yang mencakup :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri
dari norma atau kaidah dasar, peraturan dasar, peraturan perundangundangan, yurisprudensi, traktat dan sebagainya.15 Adapun bahan hukum
primer yang digunakan oleh penulis berupa peraturan perundang-undangan
yang terdiri dari:
a. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan
Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia);
b. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
b. Bahan hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang menjelaskan
bahan hukum primer, yang terdiri dari:
1) Buku-buku tentang HKI;
2) Buku-buku tentang Desain Industri;
3) Hasil penelitian dan karya akademisi maupun praktisi di bidang HKI
dan Desain Industri; dan
4) Jurnal dan artikel di Internet.
c. Bahan Hukum tersier
Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang menjelaskan lebih
lanjut bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang terdiri dari:
1)
15 Soerjono Soekanto, 2010, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, hlm. 52.
2)
3)
lebih
terhadap
suatu
yang
sedang
dibicarakan
atau
a. Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh baik dari teori maupun hasil penelitian di lapangan
dijabarkan dan diterangkan secara sistematis sebagai satu kesatuan sehingga
dapat menjawab permasalahan yang ada.
b. Analisis Kualitatif
Analisis data dilakukan secara kualitatif, yaitu data yang diperoleh atau
didapat dari hasil penelitian di lapangan kemudian diolah, dihubungkan satu
dengan yang lainnya dan dikaitkan dengan teori-teori yang ada menurut
kualitas dan kebenarannya, sehingga dapat memberikan uraian yang kualitatif
guna menjawab permasalahan yang ada.
VIII. Daftar Pustaka
Sumber Buku
Djaja, Ermansyah. 2009. Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: Sinar Grafika.
Djuhamna, Muhammad. 1999. Aspek-aspek Desain Industri Di Indonesia. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
Djumhana, Muhammad, Djubaidillah, R. 1997. Hak Milik Intelektual, Sejarah Teori
Dan Prakteknya Di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Fauza, Ranti Mayana. 2004. Perlindungan Desain Industri di Indonesia. Jakarta:
Grasindo
HKI, Ditjen. 2009. Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual. Banten: Dirjen HKI.
Muhammad, Abdulkadir. 2001. Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Saleh, Ismail. 1990. Hukum Ekonomi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Sembiring, Sentosa. Prosedur dan Tata Cara Memperoleh Hak Kekayaan Intelektual
di Bidang Hak Cipta,Paten dan Merek. Bandung: Yrama Widya.
Sutedi, Adrian. 2009. Hak atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Grafika.
Soekanto, Soerjono. 2010. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.
Sumber Internet