Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN LABORATORIUM

BIDANG STUDI
PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES

KELOMPOK 2 A:
1. Khadeejah Aswi Akbar
2. Joana Bernice Helga

13050394007
13050394019

S1 Pendidikan Tata Boga 2013


Jurusan PKK
Universitas Negeri Surabaya

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Tuhan YME. Karena berkat bantuan-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah statistika sesuai dengan tenggang waktu yang telah diberikan
oleh dosen mata kuliah statistika. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah banyak membantu dan membimbing, khususnya kepada Dra. Hj. Sri Achir dan
Nugrahani Astuti, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah pengelolaan laboratorium bidang
studi.
Makalah ini berisi materi pendekatan keterampilan proses. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi teman teman untuk menambah pengetahuan dan pemahaman agar dapat
diaplikasikan pada mata kuliah pengelolaan laboratorium bidang studi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
walaupun penulis masih berusaha untuk menyelesaikan sebaik-baiknya. Kritik dan saran
sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang memerlukan.

19 September 2015,

Penulis

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Pembelajaran yang diselenggarakan di SMK adalah pembelajaran yang mendidik,
yakni pembelajaran yang secara serentak berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran
untuk mewujudkan indikator/kompetensi, tetapi juga berupaya mewujudkan tujuan
pendidikan yang lebih umum yakni pembentukan jati diri dan kepribadian murid.
Pembelajaran yang mendidik bertujuan untuk pengembangan ranah kognitif (pengetahuan
dan atau pemahaman), ranah psikomotorik (ketrampilan fisik, sosial, dan atau intelektual),
serta ranah afektif (nilai dan sikap) secara seimbang dan selaras. Menurut Conny Semiawan,
dkk (1985: vii) inti pendidikan yang bertujuan pengembangan seluruh kepribadian adalah
kreativitas, dan pengembangan kreativitas itu dapat terlaksana jika diterapkan pendekatan
ketrampilan proses Dengan kata lain, penerapan PKP dalam pembelajaran akan memberi
peluang tumbuh-kembangnya kepribadian murid secara optimal.
PKP perlu diterapkan dalam proses pembelajaran agar dapat mengasah kemampuan
peserta didik. Hal itu sangat diperlukan karena lulusan SMK diharapkan dapat bekerja sesuai
dengan kemampuan dan minatnya. PKP bertujuan agar peserta didik mampu menguasai
keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja ataupun melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi.

Rumusan Masalah
1.
2.
3.

Apa dasar dari pendekatan keterampilan proses dan pengertiannya ?


Bagaimana pentingnya pendekatan keterampilan proses ?
Apa saja komponen komponen pendekatan keterampilan proses ?

Tujuan
1. Menjelaskan konsep pendekatan keterampilan proses.
2. Menjelaskan pentingnya pendekatan keterampilan proses.
3. Menjelaskan komponen komponen pendekatan keterampilan proses.

II. PEMBAHASAN

KONSEP PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES


Dasar
Pendekatan Ketrampilan Proses adalah pendekatan yang menekankan penggunaan
ketrampilan memproseskan perolehan dalam pembelajaran yang dikembangkan sebagai
konsep terlaksana untuk menerapkan Pendekatan CBSA. Oleh karena itu, alasan
dikembangkannya PKP ini tidak berbeda secara prinsip dengan rasional Pendekatan CBSA.
Rasional penerapan PKP dalam pembelajaran (Conny Semiawan, dkk,1985: 14-16;
Moedjiono dan Moh. Dimyati, 1992/1993: 12-14) sebagai berikut:
1. Percepatan perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan bahan ajar, yang
bersumber dari ilmu pengetahuan itu makin banyak (makin luas dan atau mendalam)
sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep itu kepada
muridnya dalam pembelajaran di sekolah. Kalau guru tetap berusaha mengajarkan
semua fakta dan konsep itu, maka guru biasanya memilih cara praktis dengan metode
ceramah. Akibatnya, murid mengetahui banyak fakta dan konsep yang diajarkan itu,
tetapi murid tidak dilatih untuk menemukan dan atau mengembangkan fakta, konsep,
dan atau prinsip, dengan kata lain, tidak dilatih untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.
2. Penemuan ilmu pengetahuan hanyalah suatu kebenaran relatif yang masih tetap
terbuka untuk dikaji dan diuji kembali. Hal tersebut menuntut suatu sikap ilmiah dari
para ilmuwan yakni mampu dan mau mengkaji dan menguji kembali sesuatu yang
telah dianggap benar. Sikap ilmiah itu seharusnya mulai ditanamkan pada setiap
murid SMK. Dari sisi lain, murid mulai dibiasakan untuk mempertanyakan dan
mencari kemungkinan-kemungkinan lain, dengan kata lain, murid dibiasakan untuk
berpikir dan bertindak kreatif.
3. Setiap pembelajaran harus tetap berusaha untuk mengembangkan kepribadian murid
secara holistik. Meskipun suatu pembelajaran berada dikawasan ranah kognitif, tetapi
pembelajaran itu tidak boleh dilepaskan dari ranah afektif dan atau psikomotorik. PKP
yang menekankan pengembangan ketrampilan memproseskan perolehan (kawasan
psikomotorik: ketrapilan fisik/intelekual) akan berperan sebagai wahana penyatukait
antara pengembangan konsep (ranah kognitif) dan pengembangan sikap dan nilai
(ranah afektif).
Demikianlah beberapa alasan yang mendorong dikembangkannya PKP sebagai konsep
terlaksananya penerapkan Pendekatan CBSA, namun bukanlah pengaktifan murid yang
..tanpa isi, tanpa pesan, tanpa rancangan, dan tanpa arah. ..[Tetapi] yang
dipraktekkan adalah cara belajar siswa aktif yang mengembangkan ketrampilan proses
perolehan. (Conny Semiawan, dkk, 1985: 16). Pembelajaran aktif dan bermakna itu
menuntut aktivitas murid yang bukan hanya bersifat fisik, melainkan yang utama adalah
keterlibatan mental (intelektual dan atau emosionl). Pembelajaran yang bermakna itu akan

menumbuhkan prakarsa dan kreativitas murid dalam pembelajaran, serta akan mendorong
perkembangan mental yang kadarnya tinggi dalam 2 (dua) komponen penting yakni (1)
berpikir kritis dalam mencari kebenaran fakta, konsep, prinsip, dan atau teori, dan (2)
kreativitas dalam mencari kebermaknaan (Siler, 1990, dan Lipman, 1991, dari Conny
R.Semiawan, 1993:17-19). Seperti diketahui, proses berpikir dapat dibedakan dalam 2 (dua)
fungsi utama, yakni (1) berpikir kritis, rasional logis, konvergen (memusat) sebagai fungsi
utama dari belahan otak kiri, dan (2) berpikir kreatif, divergen (memencar) sebagai fungsi
utama dari otak kanan.
Pengertian
Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP) adalah pendekatan pembelajaran yang
mengutamakan penerapan berbagai ketrampilan memproseskan perolehan dalam
pembelajaran itu Ketrampilan memproseskan perolehan adalah suatu konsep terlaksana
yang dapat membantu kita untuk menerapkan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) (Conny
Semiawan, 1985: 3). Penerapan PKP dalam pembelajaran memberi penekanan agar dalam
pembelajaran itu para murid dilatihkan ketrampilan-ketrampilan mendasar yang biasa
dipergunakan para ilmuwan dalam menghasilkan penemuan-penemuan besar dalam ilmu
pengetahuan, seperti: mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan sebagainya.
Ketrampilan mendasar itu yang telah menghasilkan penemuan besar dalam ilmu
pengetahuan. Penemuan-penemuan besar itu dilakukan karena para ilmuwan tersebut
menguasai berbagai ketrampilan mendasar (fisik dan atau mental), meskipun penguasaan
fakta, konsep, prinsip dan atau teori dalam bidangnya mungkin masih terbatas.
Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran, murid dengan memproseskan
perolehannya akan mampu menemukan sendiri fakta, konsep, dan atau prinsip
(pengembangan pengetahuan-pemahaman dalam ranah kognitif), dan seiring dengan itu,
pembelajaran itu secara berangsur tapi berlanjut akan mengembangkan sikap dan nilai pada
siswa yang relevan seperti cermat, teliti, jujur, dan sebagainya. Dengan kata lain,
pembelajaran yang semula menggunakan berbagai ketrampilan proses (fisik, social, dan atau
intelektual dalam ranah psikomotorik), akan menghantar murid pada suatu pengetahuanpemahaman (dalam ranah kognitif), serta seiring dengan itu menumbuhan pula sikap dan
nilai yang relevan (dalam ranah afektif). Seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses
belajar-mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif. Inilah
sebenarnya yang dimaksudkan dengan pendekatan proses (Conny Semiawan, dkk, 1985:
18). Pendekatan proses itu akan mengembangkan kreativitas murid, yang pada gilirannya,
akan menjadi landasan untuk pegembangan kepribadiannya secara keseluruhan.

PENTINGNYA PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES


Menurut Dimiyati, bahwa pendekatan keterampilan proses (PKP) perlu diterapkan
dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi;

2. Pengalaman intelektual emosional dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar
yang optimal;
3. Penerapan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ini. (Dimiyati,
2002: 137).
Pembinaan dan pengembangan kreatifitas berarti mengaktifkan murid dalam kegiatan
belajarnya. Untuk itu cara belajar siswa aktif (CBSA) yang mengembangkan keterampilan
proses yang dimaksud dengan keterampilan di sini adalah kemampuan fisik dan mental yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan lain dalam individu. Sedangkan
Conny (1990 : 14), mengatakan bahwa ada beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkan
pendekatan keterampilan proses (PKP) dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin
lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa;
2. Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak mudah memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkrit;
3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus persen penemuannya
bersifat relatif;
4. Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

KOMPONEN KOMPONEN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES


Dengan menggunakan keterampilan proses menghendaki siswa terlibat dalam
eksplorasi, mengungkapkan, menemukan selain itu juga merasakan dan menghayati sebagian
dari perasaan dan kepuasan ilmuwan, sambil mengembangkan keterampilanketerampilan
proses yang sesuai dengan bidangnya. Pengajaran seharusnya sudah berubah menjadi
berpusat pada siswa/mahasiswa dan berorientasi pada penemuan, penyelidikan, pemecahan
masalah dengan menggunakan atau sambil mengembangkan keterampilan proses.
Peranan guru/dosen adalah sebagai pembimbing. Guru/dosen berusaha menjadi
pendengar yang baik, menerima pernyataan siswa/mahasiswa, dan membimbingnya dengan
cara mengajukan pertanyaan, mengajak dan memberikan pengalaman-pengalaman yang lebih
banyak lagi. Keterlibatan siswa dalam setiap pengalaman adalah penting. Pengalaman
merupakan dasar pembentukan konsep, pengembangan konsep, pengembangan keterampilan
proses dan pembentukan kepribadian. Oleh karena itu, peran guru/dosen adalah mendorong
siswa/mahasiswa terlibat aktif dalam setiap pengalaman.

BENTUK DAN PELAKSANAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES


Funk (dalam Trianto, 2008:73) membagi keterampilan proses menjadi dua tingkatan,
yaitu Keterampilan Proses Tingkat Dasar (Basic Science Process Skill) dan Keterampilan
Proses Terpadu (Integrated Science Process Skill).

1. Keterampilan Proses Tingkat Dasar (Basic Science Process Skill)


a. Observasi/Mengamati
Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk
memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan mengamati dapat
dilakukan peserta didik melalui kegiatan belajar, melihat, mendengar,
meraba, mencicipi, dan mengumpulkan informasi. Pada dasarnya
mengamati dan melihat merupakan dua hal yang berbeda, walaupun
sekilas mengandung pengertian yang sama. Kegiatan melihat belum tentu
mengamati. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh
panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal
yang diamati, kemudian mencatat apa yang diamati, memilah-milah
bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan
pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.
b. Klasifikasi
Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilih
berbagai obyek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya. Kemampuan
mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau
menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan.
Pengelompokan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama
dalam tujuan tertentu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Komunikasi
Kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang juga harus
dikuasai siswa. Komunikasi di dalam keterampilan proses berarti
menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses lainnya baik secara
lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik,
tabel, gambar, poster dan sebagainya. Dalam Keterampilan berkomunikasi
ini, siswa perlu dilatih untuk mengkomunikasikan hasil penemuannya
kepada orang lain dalam bentuk laporan penelitian, paper, atau karangan
agar siswa terbiasa mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan
umum.
d. Pengukuran
Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran adalah penemuan ukuran dari
suatu obyek. Dasar dari kemampuan ini adalah perbandingan.
e. Prediksi (Ramalan)
Ramalan yang dimaksud di sini bukanlah sembarang perkiraan, melainkan
perkiraan yang mempunyai dasar atau penalaran. Kemampuan membuat
ramalan atau perkiraan yang didasari penalaran, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat
ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang,

berdasarkan perkiraan atas pola atau kecenderungan tertentu, atau


keterhubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.
f. Inferensi
Menurut Esler, keterampilan menginferensi dapat dikatakan juga sebagai
keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menurut Abruscato,
menginferensi/menduga/menyimpulkan
secara
sementara
adalah
menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang
diobservasi.
2. Keterampilan Proses Terpadu (Integrated Science Process Skill)
a.Menentukan variabel
Keterampilan menentukan variabel yaitu mengenal ciri khas dari faktor
yang ikut menentukan perubahan.
b. Menyusun Tabel Data
Keterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk mempermudah
pembacaan hubungan antar komponen (penyusunan data menurut lajurlajur yang tersedia).
c. Menyusun Grafik
Keterampilan penyajian dengan garis tentang turun naiknya sesuatu
keadaan.
d. Memberi Hubungan Variabel
Keterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan faktor-faktor yang
menentukan perubahan.
e. Memproses data
Keterampilan melakukan langkah secara urut untuk meperoleh data.
f. Menganalisis penelitian
Keterampilan menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian dan
terpecahkannya permasalahan berdasarkan metode yang konsisten untuk
mencapai pengertian tentang prinsip -prinsip dasar.
g. Menyusun Hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang
merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel
manipulasi terdapat variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk
pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam
merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat
dirumuskan secara induktif dan secara deduktif. Perumusan secara
induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan
masalah.
h. Menentukan Variabel secara Operasional
Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan
bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah
definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi
ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan
apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan
komponen keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu
harus sering diulang-ulang.

i. Merencanakan Penelitian
Seperti kita ketahui, ilmu pengetahuan dan teknologi terlahir dari
sejunmlah penelitian yang mendahuluinya. Hasil-hasil penelitian boleh
jadi mengkonstruksikan suatu ilmu pengetahuan, atau merekonstruksi
ilmu pengetahuan. Agar suatu penelituian dapat dilaksanakan secara baik
dan menghasilkan sesuatu yang berguna dan bermakna, maka
diperlukannya adanya rancangan penelitian.
Rancangan penelitian ini, diharapkan selalu dibuat pada setiap kegiatan
penelitian. Berdasarkan pentingnya rancangan penelitian terhadap
perolehan penelitian itu sendiri, maka keterampilan merancang penelitian
perlu diberikan sejak dini. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang
dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara operasional,
kemungkinan dikontrolnya variabel, hipotesis yang diuji dan cara
mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan
dilaksanakan.
j. Melakukan Eksperimen
Keterampilan melakukan percobaan untuk membuktikan suatu
teori/penjelasan berdasarkan pengamatan dan penalaran. Eksperimen
dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu
hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi
dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu
hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat.
Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang dulu
kemudian diuji coba. Melatih merencanakan eksperimen tidak harus selalu
dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatih dengan menguji
hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam
GBPP, kecuali untuk melatih khusus siswa-siswa dalam kelompok
tertentu. Contohnya: Kelompok Ilmiah Remaja.

TUJUAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES


Hal ini sejalan dengan tujuan pendekatan keterampilan proses itu sendiri yang
meliputi:
1. Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses siswa
dipacu untuk senantiasa bepartisipasi aktif dalam belajar;
2. Untuk lebih memperdalam konsep pengertian dan fakta yang dipelajari siswa karena
hakekatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut;
3. Untuk mengembangkan pengetahuan atau teori dengan kenyataan hidup dalam
masyarakat sehingga antara teori dan kenyataan hidup akan serasi;
4. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi hidup di dalam masyarakat sebab
siswa telah dilatih untuk berpikir logis dalam memecahkan masalah;

5. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan


sosial dalam menghadapi berbagai masalah.
Pada dasarnya keterampilan proses ini dilaksanakan dengan menekankan pada
begaimana siswa belajar, begaimana siswa mengolah problemnya sehingga menjadi miliknya.
Yang dimaksud dengan perolehan itu adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari
pengalaman dan pengamatan lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang diperoleh
dengan jalan belajar secara aktif melalui keterampilan proses.

KETERKAITAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN TEORI


PEMBELAJARAN
Pendekatan keterampilan proses lebih mengarah pada teori pembelajaran
konstruktivisme dan kognitivisme serta humanisme dimana pada ketiga teori ini lebih
mengutamakan model dan panca indera dalam prosesnya. Dimana siswa lebih mandiri, lebih
aktif, siswa mampu menemukan sendiri dan mengembangkan sendiri apa yang didapat
dengan menggunakan panca indera. Suatu prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran
ialah belajar melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar yang
bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan
lingkungannya. Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar yang
menarik dan bermakna bagi dirinya. Hal ini berarti bahwa peranan pendekatan belajar
mengajar sangat penting dalam kaitannnya dengan keberhasilan belajar. Salah satunya
pendekatan keterampilan proses.

PKP DENGAN RASIONAL KEBUTUHAN LABORATORIUM BIDANG STUDI


Telah dikatakan sebelumnya Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP) adalah
pendekatan pembelajaran yang mengutamakan penerapan berbagai ketrampilan
memproseskan perolehan dalam pembelajaran. Penerapan PKP dalam pembelajaran memberi
penekanan agar dalam pembelajaran itu para murid dilatihkan ketrampilan-ketrampilan
mendasar sehingga menguasai berbagai ketrampilan mendasar (fisik dan atau mental),
meskipun penguasaan fakta, konsep, prinsip dan atau teori dalam bidangnya mungkin masih
terbatas.
Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran, murid dengan memproseskan
perolehannya akan mampu menemukan sendiri fakta, konsep, dan atau prinsip
(pengembangan pengetahuan-pemahaman dalam ranah kognitif), dan seiring dengan itu,
pembelajaran itu secara berangsur tapi berlanjut akan mengembangkan sikap dan nilai pada
siswa yang relevan seperti cermat, teliti, jujur, dan sebagainya. Dengan kata lain,
pembelajaran yang semula menggunakan berbagai ketrampilan proses (fisik, social, dan atau
intelektual dalam ranah psikomotorik), akan menghantar murid pada suatu pengetahuanpemahaman (dalam ranah kognitif), serta seiring dengan itu menumbuhan pula sikap dan
nilai yang relevan (dalam ranah afektif). Pendekatan proses itu akan mengembangkan

kreativitas murid, yang pada gilirannya, akan menjadi landasan untuk pegembangan
kepribadiannya secara keseluruhan.
Untuk dapat menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar
mengajar diperlukan sebuah laboratorium yang dapat menunjang kebutuhan siswa dan sesuai
dengan bidang studi yang dipelajari, sehingga para siswa dapat mengembangkan kemampuan
yang dimiliki pada bidang boga. Tidak hanya menguasai Keterampilan Proses Tingkat Dasar
(Basic Science Process Skill) tetapi siswa juga diharapkan dapat menguasai Keterampilan
Proses Terpadu (Integrated Science Process Skill) yang meliputi menentukan variabel,
menyusun tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data,
menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara operasional,
merencanakan penelitian, dan melakukan eksperimen. Dalam hal ini peranan laboratorium
sangatlah penting karena pembejalaran di SMK menekankan pada kemampuan proses
(praktek) dibandingkan hasil akhir selain itu pembelajaran juga lebih tertuju pada siswa
(student center), agar lulusan SMK dapat berkembang di dunia kerja.
Contoh :
Pada pembelajaran bakery and pastry tentang roti. Siswa diberi penjelasana dasar
tentang bahan bahan dalam pembuatan roti beserta fungsinya dan cara pembuatan roti.
Kemudian, guru memberikan contoh proses membuat roti
Perlu
adanya
laboratorium bakery and pastry, karena dengan hanya menjelaskan tanpa praktek akan sulit
bagi siswa untuk memahami dibandingkan jika dipraktekkan langsung. Dengan mengamati
proses (praktek) yang dilakukan oleh guru, siswa akan memahami bagaimana proses
pembuatan roti. Selain itu siswa juga menjadi lebih aktif dan dapat mempraktekkan apa yang
telah dipraktekkan oleh guru.

III. PENUTUP

Simpulan
Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP) adalah pendekatan pembelajaran yang
mengutamakan penerapan berbagai ketrampilan memproseskan perolehan dalam
pembelajaran. Penerapan PKP dalam pembelajaran memberi penekanan agar dalam
pembelajaran itu para murid dilatihkan ketrampilan-ketrampilan mendasar sehingga
menguasai berbagai ketrampilan mendasar (fisik dan atau mental), meskipun penguasaan
fakta, konsep, prinsip dan atau teori dalam bidangnya mungkin masih terbatas.
beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkan pendekatan keterampilan proses
(PKP) dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin
lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa;
2. Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak muda memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkrit;
3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus persen penemuannya
bersifat relatif;
4. Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
Dengan menggunakan keterampilan proses menghendaki siswa terlibat dalam
eksplorasi, mengungkapkan, menemukan selain itu juga merasakan dan menghayati sebagian
dari perasaan dan kepuasan ilmuwan, sambil mengembangkan keterampilanketerampilan
proses yang sesuai dengan bidangnya. Keterlibatan siswa dalam setiap pengalaman adalah
penting. Pengalaman merupakan dasar pembentukan konsep, pengembangan konsep,
pengembangan keterampilan proses dan pembentukan kepribadian. Oleh karena itu, peran
guru/dosen adalah mendorong siswa/mahasiswa terlibat aktif dalam setiap pengalaman.

Saran
Pendekatan keterampilan proses dapat diterapkan dalam pembelajaran jika ditunjang
dengan laboratorium yang memadai dan mampu menjadikan siswa lebih aktif dan
memberikan pengalaman belajar yang lebih pada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Sulo
Lipu
La
Sulo.
Strategi
Pembelajaran
Unit
5,
(https://www.academia.edu/3600224/PENDEKATAN_KETRAMPILAN_PROSES_PKP,
diakses pada tanggal 16 September 2015)
Safnowandi.
2012.
Pembelajaran
Keterampilan
(https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/15/pembelajaran-keterampilan-proses/,
pada tanggal 16 September 2015)

Proses,
diakses

Anda mungkin juga menyukai