TESIS
Oleh
KARMILA
077033020/IKM
PA
K O L A
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
TESIS
Oleh
KARMILA
077033020/IKM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
Kekhususan
:
:
:
:
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Direktur,
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Anggota
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
PERNYATAAN
TESIS
Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
Juni 2009
KARMILA
NIM. 077033020
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
ABSTRAK
Demam berdarah dengue disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti sampai saat
ini masih menjadi masalah yang belum dapat ditanggulangi. Di seluruh wilayah
Sumatera Utara, kasus demam berdarah bermunculan dan memakan korban yang
sangat banyak. Kecamatan Helvetia merupakan daerah endemis demam berdarah
dan penyumbang korban yang cukup banyak pada tahun 2006.
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, pada keluarga dan petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran keluarga
dan petugas kesehatan dalam penanggulangan demam berdarah dengue. Tehnik
pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara mendalam.
Penelitian ini dilakukan selama Februari-April 2009, dengan subjek penelitian 4
keluarga, seorang petugas pemegang program penanggulangan demam berdarah
dan seorang kepala lingkungan. Penganalisisan data dilakukan dengan tehnik on
going analysis.
Hasil penelitian menunjukkan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
demam berdarah. Kebersihan rumah tangga dan sanitasi lingkungan mempunyai
kontribusi terjadinya demam berdarah. Kebersihan rumah tangga yaitu rumah dan
semua yang ada di dalamnya seperti kebersihan kamar mandi, bak mandi dan
wadah-wadah penampungan air. Ketersediaan air yang kurang menyebabkan
banyaknya wadah-wadah untuk menyimpan air yang dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk. Faktor penyebab yang lain yaitu sanitasi lingkungan yang
tidak memenuhi syarat.
Mengatasi hal di atas diharapkan petugas kesehatan memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dalam hal ini keluarga secara berkesinambungan sehingga
keluarga menjadi lebih proaktif dalam penanggulangan demam berdarah.
Kata Kunci: Peran Keluarga, Petugas Kesehatan, Penanggulangan, Demam Berdarah
Dengue.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
ABSTRACT
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, dengan judul Peran Keluarga
dan Petugas Puskesmas terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2008.
Dalam proses penelitian dan penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan,
dukungan dan doa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1.
Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan
juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
dengan sabar serta tulus hati membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis
ini.
3.
Ibu Ir. Indra Chahaya, M.Si., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang dengan
tulus dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
4.
Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK., selaku Dosen Pembanding yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan saran-saran dan perbaikan bagi tesis ini.
5.
Bapak Drs. Eddy Sahrial, M.Kes., selaku Dosen Pembanding yang telah
memberikan saran-saran dan perbaikan bagi tesis ini.
6.
Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.Si., yang telah banyak memberikan dukungan,
masukan dan saran dalam pelaksanaan tesis ini.
7.
Bapak Dr. Fikarwin Zuska., yang telah bersedia membagi ilmu kualitatifnya
kepada penulis dalam mengerjakan tesis ini.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
8.
Bapak dr. Edwin, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan yang telah
memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian.
9.
10.
11.
Ibunda (Alm) dan Abah tercinta yang senantiasa memberi semangat dan
dukungan serta doa kepada penulis.
12.
Abang tersayang yang memberikan doa, dukungan dan warna yang indah dalam
kehidupan penulis.
13.
Adikku yang telah memberikan dukungan dan semangat serta doa kepada
penulis.
14.
15.
Penulis
Karmila
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama
: Karmila
2. Jenis Kelamin
: Perempuan
3. Agama
: Islam
4. Tempat/Tgl lahir
5. Alamat
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD YPDP Pertamina Rantau
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Dosen Akademi Kebidanan Nusantara
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...................................................................................................
i
....
ABSTRACT..................................................................................................
ii
...
KATA
ii
PENGANTAR.........................................................................................
i
RIWAYAT
v
HIDUP...........................................................................................
DAFTAR
v
ISI......................................................................................................
i
DAFTAR
i
TABEL...............................................................................................
x
DAFTAR
x
GAMBAR...........................................................................................
x
DAFTAR
LAMPIRAN........................................................................................
i
BAB
PENDAHULUAN...................................................................
1
1
....
1.1.
Lat
1
Belakang........................................................................
1.2.
7
Permasalahan...........................................................................
7
1.3.
Tujua
Penelitian......................................................................
8
1.4.
Manfa
Penelitian...................................................................
BAB
TINJAUAN
9
2
PUSTAKA................................................................
2.1.
Pera
9
Keluarga........................................................................
9
2.1.1.
Pengertia
Keluarga.......................................................
2.1.2.
Peran
Petuga
1
Kesehatan...............................................
2
1
2.1.3.
Tanggung
Jawab
Petugas
terhada
DBD.....................
4
2.2.
Pengetahuan
dan
Sika
1
Masyarakat........................................
4
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
2.3.
Promo
Kesehatan..................................................................
2.3.1.
Strategi
Promo
Kesehatan..........................................
2.3.2.
Promosi
Kesehatan
ole
Puskesmas.............................
2.4.
Penyakit
Demam
Berdarah
Dengu
(DBD)............................
2.4.1.
Tanda-tanda
Penyak
DBD...........................................
2.4.2.
Vekto
Penular..............................................................
2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penulara
Penyakit DBD...............................................................
2.5.
Upaya
Penanggulanga
DBD..................................................
2.5.1.
Penemua
Penderita.....................................................
2.5.2. Pelaporan dan Tindak Lanjut Penanggulanga
DBD....
2.5.3.
Penataa
Lingkungan....................................................
2.6. Faktor-faktor yang Menyebabkan Sulitnya Penanggulanga
DBD........................................................................................
BAB
3
BAB
4
2.7.
Kerangka
Pik
Penelitian........................................................
METODE
PENELITIAN...............................................................
3.1.
Jen
Penelitian........................................................................
3.2.
Lokasi
Penelitian
dan
Wakt
Penelitian...................................
3.3.
Pemiliha
Informan.................................................................
3.4.
Metode
Pengumpula
Data.....................................................
3.5.
Metode
Pengolahan
dan
Analis
Data....................................
HASIL
PENELITIAN.....................................................................
4.1.
Gambara
1
6
1
6
1
8
1
9
2
2
2
3
2
5
2
6
2
6
2
9
3
1
3
3
3
5
3
6
3
6
3
6
3
7
3
8
4
2
4
4
4
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB
5
Umum....................................................................
4.1.1.
Kecamatan
Meda
Helvetia..........................................
4.1.2.
Kependudukan..............................................................
4.1.3.
Ma
Pencaharian..........................................................
4.1.4.
Penduduk
yan
Mutasi.................................................
4.2.
Subje
Penelitian.....................................................................
4.2.1.
Deskripsi
Subje
Penelitian..........................................
4.2.2.
Petugas
Penanggulangan
Demam
Berdarah.................
4.3. Penyebab Terjadinya Demam Berdarah pad
Keluarga...........
4.3.1.
Kebersihan
dalam
Ruma
Keluarga..............................
4.3.2.
Ketersediaa
Air............................................................
4.3.3.
Pengetahua
Keluarga...................................................
4.3.4.
Sanita
Lingkungan........................................................
4.4.
Peran
Petuga
Kesehatan..........................................................
4.5.
Penanggulangan
Demam
Berdarah
ole
Keluarga...................
4.5.1. Menjaga Kebersihan Rumah Tangga dan Kam
Mandi..
4.5.2.
Mengantisipasi
Ketersediaa
Air......................................
4.5.3.
Menjaga
Kebersihan
Sanita
Lingkungan.........................
4.6.
Perlindungan
Keluarga
terhada
DBD.....................................
4.7.
Penanggulangan
Demam
Berdarah
ole
Pemerintah..............
PEMBAHASAN......................................................................
.....
5.1. Pemberantasan Nyamuk Aedes aegypti ole
Keluarga............
4
4
4
4
4
4
5
4
6
4
6
4
6
5
5
6
1
6
1
6
2
6
3
6
4
6
6
6
8
6
8
6
9
7
1
7
2
7
4
7
7
7
7
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB
6
5.1.1.
Cara
Pemberantasan
Nyamuk
Aede
aegypti..................
5.1.2.
Sanita
Lingkungan........................................................
5.1.3.
Pengetahua
Keluarga....................................................
5.2.
Pera
Petugas...........................................................................
5.2.1.
Tanggung
Jawa
Petugas...............................................
5.2.2.
Promo
Kesehatan........................................................
5.2.3.
Pemberantasan
Saran
Nyamuk......................................
5.3.
Penanggulangan
terhada
DBD..............................................
5.4. Promosi Kesehatan dalam Pencegahan Demam
Berdarah.......
KESIMPULAN
DA
SARAN.......................................................
6.1.
Kesimpulan.............................................................................
6.1.1.
Pera
Keluarga..............................................................
6.1.2.
Peran
Petuga
Kesehatan................................................
6.1.3.
Penanggulanga
DBD...................................................
6.2.
Saran........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................
7
7
8
1
8
5
8
6
8
6
8
9
9
0
9
1
9
4
9
6
9
6
9
6
9
7
9
7
9
7
9
8
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR TABEL
No
mor
4.1.
4.2.
4.3.
Judul
Halaman
45
45
46
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
No
mor
2.1.
2.2.
Judul
Alur
Pelaporan
DBD...........................................................
Kerangka
Pikir
.............................................................
Halaman
Kasu
30
Penelitia
35
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
No
mor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Judul
Halaman
Lembaran
Wawancara..................................................................
Lembaran
Observasi
Sanitasi
Lingkunga
.................................
Lembaran Observasi Sanitasi Lingkungan Keluarg
Bapak
Sugi..................................................................................
101
102
104
106
108
110
Surat
Penelitan.....................................................................
Iz
112
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Demam berdarah dengue menjadi masalah kesehatan yang sangat serius
di Indonesia. Kejadian demam berdarah tidak kunjung berhenti walaupun telah
banyak program dilakukan oleh pemerintah. Keluarga dan petugas kesehatan
memegang peranan yang sangat penting dalam penanggulangan demam berdarah
sehingga dengan melihat upaya-upaya yang mereka lakukan untuk mencegah
demam berdarah dapat mengurangi terjadinya kejadian luar biasa (KLB) di
masyarakat pada saat ini.
Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever
(DHF) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan
dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung
meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas. Kerugian sosial yang
terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian
anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan hidup penduduk. Dampak
ekonomi langsung pada penderita adalah kehilangan waktu kerja, waktu sekolah
dan biaya lain yang dikeluarkan selain untuk pengobatan seperti transportasi dan
akomodasi selama perawatan penderita (Depkes RI, 2006).
Kejadian luar biasa atau KLB DBD di Indonesia terbesar terjadi pada
tahun 1998 yaitu dengan IR (Insident Rate) sebanyak 35,19 per 100.000 ribu
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
penduduk, lalu menurun pada tahun 1999 dengan IR 10,17 per 100.000 ribu
penduduk, mengalami peningkatan kembali pada tahun 2000 dengan IR 15,99 per
100.000 ribu penduduk dan kembali meningkat pada tahun 2001 dengan IR 21,66
per 100.000 ribu penduduk, kembali menurun pada tahun 2002 yaitu IR 19,24 per
100.000 ribu penduduk dan meningkat tajam kembali pada tahun 2003 yaitu IR
23,87 per 100.000 ribu penduduk. Data di atas menunjukkan bahwa penyakit
DBD di Indonesia menjadi fenomena yang sangat sulit diatasi di mana kejadian
DBD setiap tahunnya berfluktuasi (Depkes RI, 2004).
Penyakit DBD telah menyebar luas ke seluruh wilayah Provinsi Sumatera
Utara sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi.
Berdasarkan data di wilayah Propinsi Sumatera Utara terdapat 8 daerah endemis
DBD yaitu: Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten
Langkat, Kabupaten Asahan, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar dan
Kabupaten Karo. Daerah Sporadis DBD sebanyak 15 daerah, yaitu: Kota Sibolga,
Tanjung Balai, Simalungun, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Dairi, Tapanuli
Tengah, Mandailing Natal, Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Labuhan Batu,
Humbang Hasundutan, Pak-Pak Barat, Serdang Bedagai dan Kabupaten Samosir.
Daerah Potensial/Bebas DBD adalah Nias dan Nias Selatan dikarenakan daerah
tersebut berada di tempat dataran tinggi di mana suhu udara rendah sehingga tidak
memungkinkan nyamuk hidup dan berkembang biak (Dinkes Kota Medan, 2006).
Angka kejadian penyakit DBD di Sumatera Utara dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Tahun 2002 jumlah penderita (IR) adalah 3,6/100.000
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
penduduk (353 penderita), tahun 2003 sampai 2004 naik menjadi 8,79/100.000
penduduk (1093 penderita). Pada tahun 2005 terjadi ledakan kasus yang sangat
tajam yaitu 30,75/100.000 penduduk (3.657) penderita dan tahun 2006 terjadi
penurunan yaitu 17,58/100.000 penduduk (2.091 penderita), tahun 2007 terjadi
kembali peningkatan kasus yaitu menjadi 34,5/100.000 penduduk. Angka ini
masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 yaitu 2/100.000 penduduk.
Sebaliknya, walaupun jumlah penderita naik, tapi angka kematian DBD (CFR)
mengalami penurunan sejak tahun 2002 yaitu 2,84% menjadi 1,53% pada tahun
2006 dan menurun lagi menjadi 0,83% pada tahun 2007. Penurunan CFR ini
menunjukkan bahwa penanganan kasus di sarana pelayanan kesehatan sudah
mengalami peningkatan, namun tingginya IR menunjukkan masih banyak tempattempat berkembang biak (Breeding Places) dan tempat peristirahatan (Resting
Places) nyamuk Aedes aegypti di lingkungan penduduk (Dinkes Provinsi
Sumatera Utara, 2006).
Berdasarkan SK Menkes Nomor 581 Tahun 1992, kegiatan pokok upaya
penanggulangan penyakit DBD yang dilaksanakan dengan cara tepat guna oleh
pemerintah
adalah
pencegahan,
penemuan,
pertolongan
dan
pelaporan,
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
keluarga dalam pencegahan penyakit demam berdarah dan kurang aktif petugas
dalam menjalankan fungsinya.
Terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 3 Nopember
2008 pada keluarga yang salah seorang anggota keluarganya terkena penyakit
demam berdarah dengue didapat bahwa pada awalnya si ibu tidak tahu akan
pentingnya PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dikarenakan kurangnya petugas
memberi informasi dan penyuluhan. Petugas menjadi aktif apabila ada kasus dan
petugas kesehatan di Puskesmas Helvetia yang bertugas untuk menangani
pencegahan demam berdarah dengue hanya 1 (satu) orang.
Pengadaan kampanye kebersihan yang intensif dan penyebaran leaflet
merupakan upaya di tingkat masyarakat yang telah dilakukan oleh pemerintah,
tetapi hal ini sering gagal karena tidak adanya keterlibatan keluarga di dalamnya.
Peran keluarga sangat dibutuhkan untuk mendorong mereka mau melaksanakan
kegiatan 3M secara intensif di rumah dan juga melibatkan keluarga agar turut
serta dalam kegiatan PSN yang ada di lingkungannya (Depkes, 2005).
Petugas mempunyai peran yang juga tidak kalah pentingnya. Selama ini
petugas hanyalah sebatas penyuluh kesehatan yang bertugas memberikan
informasi. Padahal seorang petugas kesehatan bukan hanya memberikan
informasi tetapi juga harus membagi pengetahuan mereka di setiap kesempatan di
manapun petugas berada. Pada dasarnya pemeliharaan kesehatan dasar adalah
keterlibatan masyarakat. Hubungan yang erat antara petugas pelayanan kesehatan
dan masyarakat sangat penting dan harus merupakan proses dua arah. Petugas
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
1.2.
Permasalahan
Bagaimana
peran
keluarga
dan
petugas
Puskesmas
dalam
1.3.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran keluarga dan petugas
Puskesmas dalam upaya penanggulangan penyakit demam berdarah dengue,
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
1.4.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Dinas Kesehatan Kota Medan mendapat masukan bagaimana kinerja petugas
pelayan
kesehatan
dan
keberhasilan
program
penanggulangan
serta
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Peran Keluarga
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
keluarga
tersebut).
Misalnya
buang
air
besar
dijamban,
yang
mereka
miliki
tentang
keadaan
setempat.
Sebagai
Keterlibatan petugas dalam hal ini adalah petugas puskesmas adalah dengan
melaksanakan kunjungan rumah terhadap keluarga, yaitu keluarga dari individu
pengunjung Puskesmas, atau keluarga-keluarga lain yang berada di wilayah kerja
Puskesmas. Dalam kunjungan rumah ini dikumpulkan semua anggota keluarga
dan diberikan informasi berkaitan dengan perilaku yang diperkenalkan.
Pemberian informasi dilakukan secara sistematis sehingga anggota-anggota
keluarga itu bergerak dari tidak tahu ke tahu, dan dari tahu ke mau. Bila sarana
untuk melaksanakan perilaku yang bersangkutan tersedia, diharapkan juga sampai
tercapai fase mampu melaksanakan (Depkes RI, 2005).
Peran petugas kesehatan dan sektor terkait dalam penanggulangan demam
berdarah adalah sebagai berikut (Depkes RI, 1992):
1. Camat
dan
Lurah/Kepala
Desa
yang
menerima
laporan
rencana
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
2.2.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
(non
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
2.3.
Promosi Kesehatan
2.4.
ditandai dengan deman mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang
jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai dengan tanda-tanda
perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechiae), lembam (ecchymosis)
atau ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah,
kesadaran menurun/renjatan atau syok (Depkes, 2006).
Penyebab penyakit adalah virus Dengue. Virus ini termasuk kelompok
Arthropoda. Borne Viruses (Arbovirosis). Sampai saat ini dikenal ada 4 serotype
virus yaitu: (1). Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944 (2). Dengue 2
diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944 (3). Dengue 3 diisolasi oleh Sather (4).
Dengue 4 diisolasi oleh Sather
Keempat type virus tersebut telah ditemukan diberbagai daerah di Indonesia
dan yang terbanyak adalah type 2 dan type 3. Penelitian di Indonesia
menunjukkan dengue type 3 merupakan serotype virus yang dominan
menyebabkan kasus yang berat.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
c. Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar keseluruh
tubuh nyamuk, termasuk kelenjar liurnya.
d. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus akan
berpindah bersama air liur nyamuk.
e. Bila orang yang tertular itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-anak)
maka virus itu akan menyerang sel pembeku darah dan merusak dinding
pembuluh darah kecil (kapiler). Akibatnya terjadi pendarahan dan kekurangan
cairan yang ada dalam pembuluh darah orang itu.
f. Bila orang yang tertular mempunyai zat anti kekebalan yang cukup maka virus
tersebut dibuat tidak berdaya sehingga orang tersebut tidak sakit.
g. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu
lebih kurang satu minggu (Depkes RI, 2006).
Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan
sumber penular penyakit DBD. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari
mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular,
maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk kedalam lambung nyamuk.
Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaraingan
tubuh nyamuk termasuk dalam kelenjar liurnya (Depkes RI, 1992).
Penyakit Demam Berdarah dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit, mengisap darah orang
yang sakit demam berdarah dengue atau tidak sakit tetapi dalam darahnya
terdapat virus dengue. Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Bila keadaan berlanjut, akan terjadi renjatan (lemah lunglai, denyut nadi lemah
atau tidak teraba). Kadang-kadang kesadarannya menurun (Depkes, 1992).
Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat simtomatik dan suportif yaitu
pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak dapat
diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau neyeri perut yang
berlebihan, maka cairan intravena (biasanya cairan ringer laktat atau NaCL) perlu
diberikan. Transfusi darah diberikan kepada penderita yang mengalami
perdarahan yang membahayakan seperti hematemesis, melena, serta penderita
yang menunjukkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht) pada
pemeriksaan berkala. Indikasi pemberian transfusi pada penderita yaitu jika ada
perdarahan yang jelas secara klinis dan abdomen yang semakin tegang dengan
penurunan kadar Hb yang mencolok (Depkes RI, 2004).
Pada fase demam dianjurkan (Depkes RI, 2006): (1) Istirahat di tempat
tidur (bed rest) selama masih demam (2) Obat antipiretik atau kompres hangat
diberikan bila diperlukan (3) Memberikan minum sebanyak-banyaknya, karena
penderita DBD mengalami kekurangan cairan di dalam tubuh. Oleh sebab itu
pertolongan pertama yang paling penting adalah memberi minum sebanyakbanyaknya. Minuman dapat berupa jus buah, air teh manis, sirop, susu, serta
larutan oralit.
2.4.2. Vektor Penular
Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vektor
penularan virus dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitan. Nyamuk
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam waktu kurang dari 7 hari orang
tersebut dapat menderita sakit DBD. Virus DBD memperbanyak diri dalam tubuh
manusia dan akan ada dalam darah selama 1 minggu. Setelah nyamuk menggigit
dan menghisap darah penderita yang sedang dalam masa viremia, lalu dalam
tubuh nyamuk akan mangalami multiplikasi dan menyebar di berbagai jaringan
tubuh termasuk dalam kelenjar air liur. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap
darah penderita, nyamuk tersebut telah siap untuk menularkan virus kepada orang
lain dengan tenggang waktu itu disebut masa inkubasi ekstrinsik (Sumarmo,
1999).
Virus dengue akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya.
Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang menghisap virus dengue ini menjadi
penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan terjadi karena setiap kali nyamuk
menggigit, sebelum menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui salauran
alat tusuknya (probocis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air
liur itulah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. Nyamuk Aedes
aegypti hidupnya antara 1-2 bulan (Depkes RI, 1992).
2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penularan Penyakit DBD
Lingkungan merupakan tempat interaksi vektor penular penyakit DBD dengan
manusia yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit DBD. Hal-hal yang
diperhatikan di lingkungan yang berkaitan dengan vektor penularan DBD antara
lain:
a. Sumber air yang digunakan
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
panas tidak turun atau timbul tanda/gejala lanjut seperti perdarahan kulit (seperti
gigitan nyamuk), muntah-muntah, gelisah, mimisan dianjurkan segera dibawa
berobat ke dokter atau ke unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS) atau sarana
pelayanan kesehatan lain untuk segera mendapat pemeriksaan dan pertolongan
(Depkes RI, 2006).
Dokter atau petugas kesehatan yang menentukan penderita DBD maka wajib
dilaporkan dalam 1 kali 24 jam ke Puskesmas sesuai dengan tempat tinggal
penderita. Pelaporan resmi dilakukan dengan jalan mengirim formulir
pemeriksaan spesimen DBD atau tanpa spesimennya kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 4 Tahun
1984 dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 Tahun 1989 (Depkes RI, 1992).
Penanggulangan seperlunya adalah kegiatan untuk mencegah atau membatasi
penularan penyakit DBD di rumah penderita/tersangka DBD dan lokasi sekitarnya
yang diperkirakan dapat menjadi sumber penularan lebih lanjut.
Jenis kegiatan yang dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi
sebagai berikut (Depkes RI, 1992):
a. Bila ditemukan penderita/tersangka DBD lainnya atau ditemukan satu atau
lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan ditemukan jentik, dilakukan
penyemprotan (fogging focus) di rumah penderita dan sekitarnya dalam radius
200 meter, 2 siklus dengan interval 1 minggu (siklus 1 untuk mematikan
nyamuk Aedes aegypti yang ada dan siklus II untuk mematikan nyamuk Aedes
aegypti pada siklus 1 belum menjadi nyamuk atau masih berstadium pupa),
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Desa/Kelurahan rawan III (potensial) yaitu apabila dalam tiga tahun terakhir
tidak pernah terjangkit penyakit DBD tetapi penduduknya padat, mempunyai
hubungan transportasi yang ramai dengan wilayah lain dan persentase ditemukan
jentik lebih dari 5%, maka dilakukan:
i. Pemeriksaan Jentik Berkala di rumah dan tempat umum akan tetapi
pemeriksaan di rumah di lakukan jika ada Desa/Kelurahan rawan I atau II
di kecamatan yang sama.
ii. Penyuluhan kepada masyarakat.
masyarakat
untuk
PSN
secara
bersama-sama
yang
Dinas Kesehatan
Desa
Puskesmas dan
Penyelidikan Epidemiologi
Puskesmas Perawatan
Keluarga
2. Talang air/tangki air bawah tanah atau sumber air bawah tanah anti nyamuk:
Perindukan jentik Ae.aegypti termasuk di talang air/tangki air bawah tanah
bangunan dari batu (masonary), saluran pipa air, maka strukturnya harus
dibuat anti nyamuk.
Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan cara (Depkes RI, 2003):
1. Mengeringkan instalasi penampungan air: genangan air/kebocoran di ruang
berdinding batu, pipa penyaluran, katup, katup pintu air, kotak keran hidran,
meteran air dan lain-lain, akan dapat menampung air dan menjadi tempat
perindukan jentik Ae.aegypti bila tidak dirawat.
2. Tempat penampungan air di lingkungan rumah tangga: Sumber utama
perkembangbiakan Ae. Aegypti sebagian besar adalah wadah-wadah
penampungan air untuk keperluan rumah tangga, termasuk wadah dari
keramik, tanah liat dan bak semen, galon dan wadah-wadah yang lebih kecil
sebagai penampungan air bersih atau hujan. Wadah penampungan air harus
ditutup dengan penutup rapat atau kasa.
3. Jamban/vas
bunga
dan
perangkap
semut:
Merupakan
sumber
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
4. Diwadah tertentu lainnya: Alat pendingin air, wadah kondensasi air di bawah
kulkas, dan pendingin ruangan harus secara teratur diperiksa, dikeringkan dan
dibersihkan.
5. Pembuangan sampah padat: Sampah padat seperti kaleng, botol, ember atau
sejenisnya yang tersebar di sekitar rumah harus dipindahkan dan dikubur
di dalam tanah.
6. Pembuangan Ban: Ban bekas merupakan tempat perkembangbiakan utama
Aedes. Ban dapat didaur ulang untuk menghasilkan barang-barang.
7. Mengisi lubang pagar: Pagar atau pembatas pagar yang terbuat dari tanaman
berlubang seperti bambu harus dipotong pada ruasnya dan pagar beton harus
dipenuhi dengan pasir, pecahan gelas, atau semen untuk mengurangi
perindukan Aedes.
8. Botol, Kaca dan Kaleng: Semuanya merupakan wadah penampung air yang
harus dikubur di dalam tanah atau dihancurkan dan didaur-ulang untuk
keperluan industri.
Pengawasan kualitas lingkungan adalah cara pemberantasan vektor DBD
melalui pengawasan kebersihan lingkungan oleh masyarakat. Cara ini bertujuan
untuk menghilangkan tempat perindukan nyamuk Ae.aegypti dari daerah
pemukiman penduduk. Kegiatan yang dilakukan adalah: (1) Pengawasan
kebersihan lingkungan disetiap rumah termasuk sekolah, tempat-tempat umum
(TTU) dan tempat-tempat industri (TTI) oleh masyarakat seminggu sekali, (2)
Penyuluhan kebersihan lingkungan dan penggerakan masyarakat dalam
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
2.6.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
3. Sistem surveilans yang sangat penting belum dilakukan dengan baik, terlihat
dari beberapa perencanaan kegiatan surveilans yang tidak direalisasikan dan
minimnya dana operasional kegiatan surveilans.
4. Penentuan diagnosis yang cepat dan tepat sebagai deteksi dini kasus dan
pemutusan rantai penularan juga belum dilakukan secara optimal. Tidak
adanya peralatan untuk menghitung trombosit dan hematokrit, yang
merupakan penunjang diagnosis secara laboratorium di puskesmas sangat
mempengaruhi kecepatan penetapan diagnosis (Depkes RI, 2003).
2.7.
Pemberantasan
sarang
Nyamuk
Sanitasi Lingkungan
Penanggulangan
Terhadap
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang berupaya melihat sedalam mungkin
kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat. Dengan melihat fenomena
kehidupan pribadi individu dan kelompok, serta bagaimana kehidupan itu
mempengaruhi motif, tindakan, serta komunikasi mereka (Daymon, 2001).
Pendekatan dengan melihat fenomena yang ada di masyarakat ditujukan untuk
membantu memasuki sudut pandang orang lain, dan berupaya untuk memahami
bagaimana mereka menjalankan kehidupannya dengan cara mereka, serta
pemahaman bahwa realitas pemahaman setiap individu berbeda.
Penelitian ini, fenomena yang akan digali adalah faktor-faktor penyebab
terjadinya penyakit demam berdarah dengue dan upaya-upaya penanggulangan
yang telah dilakukan.
3.2.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
3.3.
Pemilihan Informan
Informan pada penelitian ini adalah keluarga yang dapat memberikan
informasi ataupun keterangan yang dibutuhkan yaitu keluarga baik itu ibu, bapak
maupun anggota keluarga yang lain yang tinggal dalam satu rumah baik yang
pernah menderita demam berdarah dengue maupun yang tidak menderita demam
berdarah dengue. Informan selanjutnya dan petugas penunjang lain yaitu kepala
lingkungan yang juga sebagai petugas Jumantik.
Informan atau keluarga yang menjadi subjek penelitian ini sebanyak 4
(empat) keluarga yang diambil dari warga Perumnas Helvetia. Dari kempat
keluarga yang menjadi subjek penelitian ini, ternyata secara kebetulan ada dua
keluarga yang anggota keluarganya pernah menderita penyakit demam berdarah
dan dua keluarga lagi belum pernah menderita demam berdarah. Walaupun
ternyata secara kebetulan terdapat jumlah yang sama antara yang pernah
menderita dan tidak pernah menderita demam berdarah bukanlah suatu
kesengajaan apalagi untuk membuat perbandingan perilaku keluarga dalam
penanggulangan penyakit demam berdarah.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
3.4.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
pada kenyataannya mereka merasa risih dan tidak bersedia menjawab pertanyaan
apalagi bila rumah mereka di lihat-lihat terutama kamar tidur, kamar mandi dan
dapur mereka. Walaupun begitu keluarga baru mau bekerjasama setelah saya
mengajak petugas Puskesmas untuk menemani pertama sekali kerumah keluarga
tersebut dan memperkenalkan saya merupakan bagian dari petugas Puskesmas
yang sedang melakukan pendataan penderita demam berdarah.
Dalam pengumpulan data di lapangan, saya lakukan dengan pengamatan atas
aktivitas yang dilakukan keluarga sehari-hari sedangkan kepada petugas
kesehatan selain saya mewawancarai mereka di Puskesmas, saya juga melakukan
pengamatan yang mereka lakukan di lapangan dengan mengikuti kegiatan mereka
sewaktu
melakukan
penyelidikan
Epidemiologi
serta
melakukan
penyemprotan/fogging
di rumah keluarga yang menderita demam berdarah. Aktivitas yang dilakukan
oleh keluarga maupun oleh petugas kesehatan dan petugas penunjang, cara-cara
penanggulangan demam berdarah yang dilakukan oleh objek menjadi catatan
lapangan peneliti.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh keluarga dan petugas kesehatan,
meliputi bagaimana cara keluarga melakukan pencegahan demam berdarah yaitu
3M, kebersihan rumah tangga dan sanitasi lingkungan serta penanggulangan
demam berdarah yang dilakukan petugas saya catat langsung ketika melakukan
pembicaraan. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya kelupaan yang
menyebabkan berkurangnya data yang saya peroleh. Selanjutnya data yang saya
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
3.5.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
metode yang digunakan untuk menemukan bingkai dari suatu perspektif untuk
melihat sebuah perspektif yang digunakan untuk melakukan pengamatan, analisis,
dan interpretasi terhadap sebuah realitas di masyarakat (Bungin, 2007).
Cara analisis bingkai yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
mengidentifikasi dan mengkategori penyebab masalah, faktor-faktor pendukung
yang menjadi kemungkinan masalah tersebut ada di masyarakat. Kemudian
dilakukan penilaian dan evaluasi terhadap penyebab-penyebab masalah.
Hal yang ingin dicapai dalam melakukan analisis data kualitatif adalah
menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena dan memperoleh gambaran
tuntas terhadap proses tersebut, serta menganalisis makna yang ada dibalik
informasi, data dan proses suatu fenomena.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1.
Gambaran Umum
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
4.1.2. Kependudukan
Berdasarkan data statistik maka jumlah penduduk pada Kecamatan Medan
Helvetia adalah sebesar 130.581 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar
65.548 jiwa dan perempuan sebesar 65.033 jiwa. Adapun luas kelurahan, jumlah
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
No
Kelurahan
Luas
Jumlah
Kepadatan
(Km2)
Pendudu
(Km2)
k
1
Helvetia
1,25
13.149
10.519
Helvetia Tengah
1,50
22.275
14.850
Helvetia Timur
1,82
22.094
12.140
Dwikora
2,00
23.137
11.568
Sei Sikambing
0,98
13.179
13.448
Cinta Damai
1,80
17.708
9.838
Tanjung Gusta
2,20
19.309
8.654
Jumlah
11.55
130.581
11.306
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Mata Pencaharian
PNS
No
Desa/Kelurahan
Helvetia
1
Helvetia Tengah
2
Helvetia Timur
Swa
Pet
Pedaga
Pensiun
sta
ani
ng
an
1.364
530
RI
1.23
14
1.93
2.48
24
758
496
840
661
45
607
15
1.085
91
Dwikora
460
76
536
24
377
105
Sei Sikambing
361
16
203
1.923
93
Cinta Damai
396
26
663
26
582
318
298
40
141
110
103
5.266
2.056
6
Tanjung Gusta
403
10
3
Jumlah
6.00
1.
4.99
30
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Pada Tabel 4.2. terlihat bahwa distribusi mata pencaharian penduduk yang
berada pada Kecamatan Medan Helvetia yang terbesar adalah sebagai PNS,
diikuti oleh Pedagang dan yang terkecil adalah petani. Pada penelitian ini
pekerjaan informan adalah Swasta dan PNS.
4.1.4. Penduduk yang Mutasi
Distribusi penduduk berdasarkan mutasi di wilayah kerja Puskesmas
Medan Helvetia, seperti yang terlihat pada Tabel 4.3:
Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mutasi pada Wilayah Kecamatan
Medan Helvetia
N
1
2
Kelurahan
Lahir
Mati
Helvetia
53
54
Helvetia
87
6
Tengah
3
Helvetia
94
44
Timur
4
Dwikora
78
23
5
Sei
5
29
Sikambing
6
Cinta Damai
34
26
7
Tanjung
58
52
Gusta
Jumlah
409
289
Sumber: Kantor Camat Medan Helvetia, 2007.
Datang
384
519
Pindah
274
317
689
204
734
428
156
136
441
456
190
87
8.054
1.364
Pada Tabel 4.3. Terlihat bahwa mutasi (pindah) penduduk yang berada
di Medan Hevetia cukup banyak tetapi tetap saja Datang lebih besar.
Menunjukkan tingginya mobilisasi dari penduduk sehingga memungkinkan
menjadi daerah endemis demam berdarah.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
4.2.
Subjek Penelitian
seorang istri yang bernama Ibu Dita yang berusia 44 tahun, bersuku Jawa dengan
pendidikan terakhir adalah PGTK (Pendidikan Guru TK) atau setingkat DI dan
bekerja sebagai guru TK sebelum menikah dengan Bapak Sugi, tetapi setelah
menikah berhenti menjadi guru TK dan hanya sebagai ibu rumah tangga. Bapak
Sugi dan Ibu Dita mempunyai seorang anak yang bernama Rizdin berusia 5 tahun
dan bersekolah di TK Paut Muhabah. Rizdin inilah yang terkena demam berdarah
dengue. Bapak Sugi dan keluarga bertempat tinggal di Perumnas Helvetia Medan.
Semua pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh Ibu Dita, dari mulai
membersihkan rumah sampai mengantar jemput anaknya sekolah. Ibu Dita dalam
melakukan pekerjaan rumah juga dibantu oleh suami dan seorang keponakannya
seperti dalam hal membersihkan kamar mandi dan bak mandi.
Rumah Bapak Sugi berada di Perumnas Helvetia dengan type rumah 36,
terdapat ruang tamu, dapur, dua kamar tidur dan dua buah kamar mandi. Kamar
mandi yang satu berukuran kecil yaitu 1x 1 M2 yang bertugas membersihkan
adalah Bapak Sugi, sedangkan bak yang lebih besar yaitu berukuran 2 x 1 M2
dan dalam keadaan baik serta air selalu penuh berada satu ruang dengan tempat
mencuci pakaian dan mencuci piring serta tempat menjemur pakaian. Kamar
mandi tersebut dalam keadaan lembab dan kotor serta baru terang ketika
dinyalakan lampu. Adapun yang bertugas membersihkan kamar mandi tersebut
adalah sang keponakan tetapi di karenakan banyaknya kegiatan di sekolah maka
keponakan tersebut sangat jarang memberihkan kamar mandi tersebut. Ibu Dita
menjemur pakaian di dalam rumah dikarenakan Ibu Dita jarang di rumah serta
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
halaman rumah yang tidak ada sehingga Ibu Dita harus menjemur dipagar
rumahnya tetapi karena takut hilang dan merasa bahwa kalau dijemur di dalam
rumah pakaian lebih awet.
Didekat kamar mandi selain berfungsi sebagai tempat menjemur juga
merupakan tempat mencuci piring Ibu Dita sehingga banyak ember berserakan
untuk menampung air dikarenakan air PAM yang sering mati, piring-piring
tersebut akan dicuci setelah air hidup. Keluarga Bapak Sugi baru melakukan
secara rutin membersihkan bak mandi dan wadah yang menampung air setelah
anaknya terkena demam berdarah sedangkan menutup wadah/ember yang
digunakan untuk menampung air tidak dilakukan karena menurut Ibu Dita air
yang mereka tampung langsung habis dipakai jadi tidak pernah lama disimpan.
Ibu Dita mengatakan mereka tidak pernah mengubur barang-barang bekas karena
barang-barang bekas selalu dibuang ditempat sampah di depan rumah mereka dan
kemudian diangkut petugas sampah hal ini juga dikarenakan ketidakadaan lahan
mereka, bahkan ketika mereka ingin membuat sumur untuk mengantisipasi
seringnya mati air tidak dapat mereka lakukan karena ketidakadaan lahan
tersebut.
Selokan di depan rumah keluarga Bapak Sugi dalam keadaan lancar karena
tetangga depan dan samping rumah rajin membersihkan selokan.
Tetapi selokan belakang rumah dalam keadaan yang tidak terurus dan
mampet juga banyak sampah di dalam selokan tersebut bahkan banyak sampah
yang dapat menampung air seperti bekas cup aqua, plastik bahkan dikarenakan
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
selokan tersebut seluruhnya dibuat dari semen sehingga bila air tidak mengalir
dapat menjadi perindukan nyamuk. Semua keluarga yang tinggal merasa tidak
penting dan tidak memperhatikan selokan yang mampet tersebut karena berada di
belakang rumah mereka.
2. Informan II (Keluarga Bapak Apri)
Bapak Apri berusia 32 tahun, bekerja sebagai supir dengan pendidikan SMA.
Bapak Apri mempunyai istri yang bernama Ibu Ida yang berusia 25 tahun dengan
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, adapun pendidikan Ibu Ida adalah SLTP.
Bapak Apri dan Ibu Ida bersuku Jawa dan bertempat tinggal di Perumnas Helvetia
Medan.
Keluarga Bapak Apri mempunyai dua orang anak yang bernama Arif
berumur 6 tahun tetapi belum bersekolah menurut Ibu Ida nanti tahun ajaran baru
Arif langsung masuk SD, dan anak kedua bernama Yolanda berumur 3 tahun,
adapun anak Bapak Apri yang terkena demam berdarah adalah Yolanda. Keluarga
Bapak Apri tinggal di sebelah rumah orang tua Bapak Apri, mereka menumpang
di rumah orang tuanya Bapak Apri tetapi tidak satu rumah.
Rumah Bapak Apri sangat kecil yang hanya terdiri dari tiga ruangan yaitu
ruang depan tamu yang mereka jadikan kamar tidur, ruang tengah yang
merupakan dapur tempat Ibu Ida memasak dan yang terakhir adalah kamar mandi
di mana mereka tidak menggunakan bak mandi tetapi hanya ember sedang
tanpa penutup dan dibiarkan terbuka untuk mempung air dan jamban. Ibu Ida
mencuci pakaian di kamar mandi tersebut, kamar mandi tersebut juga berfungsi
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
untuk menjemur pakaian kelurga Ibu Ida apabila belum kering ataupun Iibu Ida
malas menjemur di halaman. Kamar mandi tersebut ada ventilasi yang juga
merupakan sumber cahaya bagi kamar mandi tersebut dan tanpa kawat kasa
padahal ventilasi tersebut langsung berhubungan dengan rumah tetangga mereka
yang terkena demam berdarah empat orang yaitu bapak, ibu dan dua ponakan
mereka kejadian tersebut sebelum Yolanda terkena demam berdarah.
Rumah Bapak Apri tidak mempunyai jendela sama sekali karena rumah
mereka terhimpit antara rumah orang tua Bapak Apri dan warung sarapan pagi
orang tua Bapak Apri, satu-satunya sumber ventilasi adalah pintu masuk
rumahnya.
Rumah Bapak Apri terlihat bersih dan rapi dikarenakan Ibu Ida rajin
menjaga kebersihan rumah mereka. Walaupun bersih tetapi rumah mereka
langsung berhadapan dengan gudang tempat penyimpanan barang-barang berkas
milik ibu mertua Ibu Ida di ruang gudang tersebut tidak berdinding rapat
melainkan setengah terbuka karena bekas warung sarapan pagi mereka yang
tidak dipakai lagi. Di dalam gudang berukuran 2 x 3 m2 tersebut banyak
berserakan barang-barang tidak terpakai lagi seberti kaleng bekas cat, tumpukan
kayu, tumpukan kardus, bekas tempat rak piring dan ada kran air serta ember
untuk menampung air karena ibu mertua sering mencuci piring dan kadangkadang pakaian di tempat tersebut, gudang tersebut gelap dan lembab.
Sebelum Yolanda terkena demam berdarah Ibu Ida mengatakan bahwa
mereka pulang kampung dikarenakan ibu kandung Ibu Ida meninggal dunia
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
sehingga mereka meninggalkan rumah dalam kedaan terkunci selama lebih dari
seminggu. Sewaktu pulang kembali kerumah mereka Ibu Ida mengatakan bahwa
ember penampung air yang ada di kamar mandi dalam keadaan penuh terisi air
walaupun Ibu Ida tidak bisa memastikan ada tidaknya jentik nyamuk di dalam
ember tersebut. Dikarenakan hari sudah malam mereka langsung tidur sehingga
tidak sempat membuang air yang ada dalam ember penampung tersebut dan
keesokan harinya ketika mau memasak barulah air dalam ember tersebut
dibuang dan diganti baru.
Selokan di sekitar rumah Bapak Apri dalam keadaan lancar walaupun
sebelumnya dalam keadaan mampet hal itu dilakukan setelah kepala lingkungan
mereka meminta seluruh warganya agar bergotong royong. Selokan di belakang
rumah Ibu Ida lancar hanya selokan ibu mertuanya dalam keadaan mampet karena
tersumbat batu besar.
3. Informan III (Keluarga Bapak Sitorus)
Bapak Sitorus berusia 44 tahun bersuku Batak Toba, pekerjaan Bapak Sitorus
adalah Polisi yang bertugas di Binjai adapun pendidikan terakhir Bapak Sitorus
SMA. Bapak Sitorus memiliki istri yang bernama Ibu Lasma yang berusia 43
tahun, bekerja sebagai penjahit pakaian wanita dan kebaya. Ibu Lasma juga
bersuku Batak Toba dengan pendidikan terakhir adalah SMA. Keluarga Bapak
Sitorus bertempat tinggal di Perumnas Helvetia Medan. Bapak Sitorus dan Ibu
Lasma mempunyai tiga orang anak yaitu anak pertama dan kedua mereka adalah
kembar yaitu Nila dan Nola yang berusia 8 tahun dan sekolah di SD, sedangkan
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
adik mereka yang bernama Ketrin berusia 4 tahun belum bersekolah. Keluarga
Bapak Sitorus tidak ada yang menderita demam berdarah.
Walaupun Bapak Sitorus merupakan seorang polisi yang bertugas di Binjai,
dan pekerjaannya sebagai polisi membuat Bapak Sitorus jarang di rumah tetapi
Bapak Sitorus sangat suka bersih-bersih terutama membakar sampah, walaupun
sampah di rumah mereka diangkut oleh pengangkut sampah tetapi mereka
memisahkan sampah yang bisa dibakar untuk dijadikan pupuk dari sisa-sisa
pembakaran sampah yang digunakan untuk tanaman bunga istri Bapak Sitorus
selain itu juga biasa mengusir nyamuk karena asap dari pembakaran sampah
tersebut.
Rumah Bapak Sitorus bertipe 36 di Perumnas Helvetia. Rumah tersebut terdiri
dari ruang tamu, ruang keluarga, dua kamar tidur, dapur dan satu kamar mandi.
Di dalam ruang tamu yang juga merangkap sebagai tempat istri Bapak Sitorus
menjahit ada empat buah mesin jahit, dua buah lemari kaca untuk menyimpan
baju-baju yang telah dijahit dan tertutup rapat. Dalam melakukan pekerjaannya
Ibu Lasma dibantu oleh adiknya baik dalam menjahit pakaian maupun
membersihkan rumah mereka.
Ibu Lasma selalu membersihkan kamar mandi serta menguras bak mandi
dikarenakan Ibu Lasma tidak bisa melihat bak mandi yang kotor. Ibu Lasma
setiap habis mandi selalu menguras bak mandi mereka yang dibuat sengaja kecil
sehingga hanya menampung air yang tidak terlalu banyak. Di dalam kamar mandi
Ibu Lasma ada beberapa ember yang ditelungkupkan untuk menampung air
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
apabila terjadi mati air tetapi sudah agak jarang sehingga ember tersebut
ditelungkupkan.
Halaman rumah Ibu Lasma walaupun tidak luas di samping merupakan
tempat untuk menjemur pakaian juga terdapat banyak tanaman bunga. Walaupun
Ibu Lasma suka tanaman tetapi pot-pot bunga tempat menanam bunga tersebut
tidak menyimpan air dan tanaman tersebut selalu digemburkan dan ketika
menyiram tanaman hanya secukupnya saja. Untuk menyiram tanaman Ibu Lasma
juga menggunakan kran air yang diberi ember dan setelah selesai menyiram
tanaman embernya ditelungkupkan kembali.
Selokan di depan rumah keluarga Bapak Sitorus dalam keadaan lancar
karena dengan rutin masyarakat dan Bapak Sitorus membersihkannya tetapi
karena rumah keluarga Bapak Sitorus dekat dengan pasar Helvetia di mana
kurangnya kesadaran pedagang dan pengelola pasar untuk membersihkan selokan
tersebut sehingga selokan tersebut tersumbat dan penuh dengan sampah,
walaupun masyarakat sudah protes kepada pengelola pasar Helvetia tetapi
tindakan pengelola belum juga ada.
4. Infoman IV (Keluarga Bapak Nainggolan)
Bapak Nainggolan berprofesi sebagai pengacara bersuku Batak, berumur 40
tahun dengan pendidikan Sarjana. Sedangkan istri Bapak Nainggolan bernama
Ibu Lisbet berusia 32 tahun bekerja sebagai PNS dengan pendidikan terakhir
Sarjana dan bersuku Batak juga, rumah yang mereka tempati sekarang ini di
Perumnas Hevetia bukan rumah mereka pribadi tetapi mereka sewa. Keluarga
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Bapak Nainggolan menempati rumah tersebut sejak tahun 2004 setelah mereka
menikah. Rumah yang mereka tempati tersebut bertipe 36 dengan ruang tamu, 2
kamar tidur, satu kamar mandi dan dapur. Semua ventilasi di rumah ini kami
pasangi dengan kasa nyamuk supaya nyamuk tidak bisa masuk kerumah.
Kamar mandi mempunyai sebuah bak yang tidak terlalu besar dan selalu
dikuras oleh Bapak Nainggolan. Ibu Lisbet mengatakan maklumlah air PAM
suka kotor, di dalam kamar mandi tersebut juga terdapat tong penampung air
dan banyak ember. Ibu Lisbet mengatakan bahwa air PAM suka mati sehingga
mereka harus menampung air untuk keperluan rumah tangga mereka seperti
mencuci pakaian dan lain-lain kedalam tong penampung air dan ember-ember
tersebut.
Ibu Lisbet menjemur pakaian diteras rumah mereka dengan menggunakan
jemuran dari besi, hal tersebut dikarenakan ketiadaan halaman rumah mereka.
Sampah rumah tangga Ibu Lisbet diangkut oleh petugas sampah yang
datang secara rutin sehingga tidak ada barang-barang bekas yang berserakan.
Sampah padat seperti kaleng bekas, botol bekas dan ember bekas selalu mereka
kumpulkan selanjutnya setelah banyak mereka jual, sehingga tidak perlu mereka
kubur juga dikarenakan tidak ada lahan untuk mengubur benda-benda bekas
tersebut.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
dilakukan setiap hari jumat sekalian jumat bersih dan ketika ada kasus di suatu
lingkungan rumah warga maka seluruh warga yang ada di lingkungan tersebut
akan diperiksa bak mandinya untuk melihat ada jentik atau tidak, dan bila ada
maka akan diberikan bubuk abate kepada setiap warga dan mengadakan fogging
kepada warga yang terkena kasus DBD. Ibu Herta mengatakan bahwa jumantik
(juru pemantau jentik) juga secara rutin memeriksa jentik di rumah-rumah warga
di lingkungan jumantik tersebut. Dan bila ada kasus jumantik dan petugas
pemegang program penanggulangan DBD akan turun melihat bagaimana kasus
tersebut terjadi.
Ibu Herta mengatakan bahwa penanggulangan DBD selalu dilakukan dan
apabila pada Jumat bersih dilakukan pemeriksaan bak mandi dan di dalam baknya
ada jentik maka akan diberikan bubuk abate serta memberikan penyuluhan
dengan memberitahukan untuk membersihkan bak kamar mandi minimal dua kali
seminggu serta membuang air yang telah mengandung jentik tersebut.
Bila ada kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Helvetia ibu Herta
mengatakan bahwa bila ada laporan dari Kepling masuk bahwa ada penderita
DBD pada pagi hari maka petugas puskesmas akan langsung turun ke tempat yag
berkasus bersama Kepling lalu dilakukan pemeriksaan epidemiologi lalu
dilaksanakanlah fogging dirumah warga yang terkena kasus dan petugas akan
langsung melaporkan hasil PE nya kepada Dinas Kesehatan Kota Medan.
Ibu Herta mengatakan bila ada kasus DBD lalu dilakukanlah PE oleh petugas
Puskesmas dan diperiksalah bak mandi warga tersebut dan bila terdapat jentik
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
ketika aku menyuruh mereka untuk mengosongkan bak mandi tersebut segera
tetapi mereka suka menolak dengan alasan sayang airnya bisa kami jadikan untuk
membersihkan kain lap dan kain pel, maklum saja di Perumnas air sering mati
karena itu mereka merasa sayang membuang air walaupun sudah berjentik.
2. Kepala Lingkungan (Informan II)
Kepala Lingkungan merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah.
Kepala lingkungan sangat dibutuhkan keterlibatan mereka karena mereka sangat
mengenal masyarakat yang ada di wilayah mereka.
Bapak Dodot berusia 43 tahun bersuku Jawa dengan pendidikan SMA.
Bapak Dodot merupakan salah seorang kepala lingkungan yang sudah
mengabdikan diri selama sepuluh tahun di lingkungannya. Selain sebagai seorang
Kepala Lingkungan Bapak Dodot juga sebagai salah seorang tenaga pemanjau
jentik atau disebut juga jumantik. Program jumantik mulai berjalan sejak tahun
2002 dan Bapak Dodot sudah mulai menjalaninya setelah mereka dikader oleh
petugas Puskesmas sehingga mereka memiliki pengetahuan dan seiring dengan
waktu mereka juga semakin berpengalaman di bidang jumantik tersebut.
Walaupun gaji sebagai Kepala Lingkungan tidak terlalu memadai dan dibayar tiga
bulan sekali tetapi Bapak Dodot mengatakan setiap mereka membantu warga
mereka membuat KTP ataupun surat lain mereka diberi imbalan yang cukup
lumayan dan menutupi kebutuhan mereka.
Keluarga Bapak Dodot bertempat tinggal di Perumnas Helvetia, istri Bapak
Dodot bernama Ibu Ani berusia 36 tahun juga terlibat menjadi kader baik kader
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Pak Dodot juga merasa sudah sangat banyak hal yang telah mereka
lakukan seperti memberikan penyuluhan dan setiap minggu turun ke rumah warga
untuk memeriksa jentik di bak mandi sekalian memberikan penyuluhan kepada
warga akan bahaya demam berdarah dan pentingnya kebersihan rumah dan
lingkungan bahkan, Bapak Dodot pernah menyebarkan selebaran yang salah
satu isinya tentang pencegahan demam berdarah.
Kepala lingkungan mengatakan banyaknya warga mereka yang terkena
demam berdarah dikarenakan rumah yang ditinggalkan dalam waktu yang lama
seperti pulang kampung ataupun rumah yang sudah tidak disewakan kembali dan
dalam keadaan kosong, di mana penghuninya lupa mengosongkan air bak mandi
sehingga menjadi perindukan dari nyamuk demam berdarah.
Kepala lingkungan mengatakan bahwa jumantik sekarang ini tidak berjalan
lagi semenjak Pak Walikota masuk bui juga disebabkan tidak ada lagi perintah
dari Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan secara rutin kerumah-rumah warga
untuk melihat jentik, tetapi sama sekali tidak ada aktivitas yaitu semenjak bulan
sepuluh tahun 2008. Dulu semasa masih ada Pak Walikota Kepala Lingkungan
menurut Pak Dodot masih diberikan uang jalan sebesar Rp. 20.000.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
4.3.
membersihkan
kamar
mandi
mereka
karena
terutama
baknya
seminggu
sekali
sedangkan
II
III
IV
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Dari narasi di atas terlihat bahwa ada 2 keluarga yang kurang menjaga kebersihan
kamar mandi keluarga mereka sehingga dalam keadaan lembab dan kemungkinan
nyamuk untuk berkembang biak sangat besar sedangkan 2 keluarga selalu
menjaga kebersihan kamar mandi keluarga mereka.
4.3.2. Ketersediaan Air
Narasi di bawah ini menggambarkan bagaimana keadaan ketersediaan air
di Perumnas Helvetia:
I
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
II
III
IV
Walau sekarang sudah jarang mati air tapi tetap aja aku selalu
menampung air di dalam tong air di dalam kamar mandi karena
takut kalau tiba-tiba mati air sedangkan persediaan air tidak
ada. Tong air selalu aku tutup kembali setelah aku gunakan
airnya dan dibersihkan bila air sudah habis..
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Ibu Dita merasa panik setelah anaknya demam turun naik tanpa
penyebab, setelah dibawa ke bidan ternyata anaknya menderita
demam berdarah. Ibu Dita mengatakan tidak tahu dengan pasti
di mana anaknya terkena demam berdarah dan bagaimana
pencegahannya demam berdarah tersebut padahal Ibu Dita juga
pernah terkena demam berdarah sewaktu remaja di Surabaya. Ibu
Dita mengatakan belum pernah mendapat penyuluhan ataupun
informasi apapun dari petugas kesehatan tentang demam berdarah
II
Setelah pulang dari kampung beberapa hari kemudian anak Ibu Ida
yaitu Yolanda mulai menderita demam lalu dibawa ke bidan tetapi
bidan mengatakan hanya demam biasa, bahkan ketika Ibu Ida
menanyakan tentang bintik-bintik merah dikaki putrinya ibu bidan
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
III
Demam berdarah saya ketahui dari televisi dan dari bacaan tentang
demam berdarah, di mana penderita biasanya panas turun naik tanpa
sebab yang jelas dan adanya bintik-bintik merah seperti gigitan
nyamuk di tangan dan kaki. Biasanya kalau demam harus diberi
minum banyak, dikompres dan obat penurun panas. Kalau
penyuluhan dari petugas saya tidak pernah mendapatkan..
IV
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
II
kami
ditutupi
dengan
semen
sehingga
susah
untuk
Dari narasi keluarga di atas terlihat 2 keluarga tidak pernah melakukan kegiatan
gotong royong di lingkungan tempat mereka tinggal dan 2 keluarga secara rutin
melakukannya. Sanitasi lingkungan harus dijaga oleh masing-masing keluarga
karena kesibukan dari masing-masing keluarga menyebabkan mereka tidak tidak
sempat bergotong royong apalagi untuk melakukan 3M bersama-sama, padahal
3M tersebut sangat penting untuk pemberantasan demam berdarah.
4.4.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
apakah bak mandinya dikeringkan atau tidak aku tidak tahu lah
habis dikasih tahu pemilik rumahnya membandel.
II Siapa yang ingin warganya terkena demam berdarah kata pak Dodot
tetapi bila terjadi bagaimana? apa saya yang salah padahal mereka
pergi ke Tembung lalu digigit oleh nyamuk Tembung terus mereka
pulang ke Helvetia dan mereka demam selanjutnya positif demam
berdarah nah kalau seperti ini siapa yang salah? makanya kalau
warga saya terkena demam berdarah saya selalu tanyakan pergi
kemana mereka sebelumnya..
Dari kedua narasi petugas terlihat bahwa peran petugas kesehatan terhadap
penanggulangan demam berdarah sudah berjalan walaupun belum maksimal, hal
ini dikarenakan kurangnya penyuluhan yang petugas berikan sehingga masyarakat
merasa bahwa yang mereka lakukan sudah benar.
Sedangkan petugas penunjang penanggulangan demam berdarah menurut
Ibu Herta sebagai Petugas Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap
penangulangan demam berdarah bahwa Jumantik berjalan seperti narasi berikut:
I Tenaga jumantik berjalan dan pemeriksaan jentik selalu dilakukan
setiap hari Jumat dan sekalian Jumat bersih. Dan apabila ada
kasus pada suatu lingkungan maka seluruh rumah dilingkungan
warga tersebut akan diperiksa bak mandinya untuk melihat ada
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
II
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
4.5.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
II
Walaupun kami tidak pakai bak mandi tetapi sekarang kami bila
ember penampung air sudah habis airnya langsung aku
telungkupkan, pakaian yang dijemur di kamar mandi selalu aku
angkat bila sudah kering dan tidak aku biarkan pakaian sampai
bermalam dan handuk setelah dipakai dijemur diluar. Aku
khawatir sekarang takutnya nyamuk bersarang dipakaian lembab
itu. Kamar mandi kami pun sudah diganti atap seng nya dengan
atap plastik supaya terang.
III
IV
Kamar mandi beserta bak mandinya selalu kami bersihkan bersamasama setiap kali airnya terlihat kotor dan biasanya air sudah
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
terlihat kotor dalam dua hari padahal kami memakai PAM. Air
PAM disini sering mati karena itu selalu aku sediakan tong air
yang kami tutup rapat dan ember-ember yang bila sudah tidak ada
airnya kami langsung telungkupkan kembali. Kamar mandi kami
juga atap sengnya sudah kami ganti dengan tap seng plastik
sehingga matahari bisa masuk dan kamar mandi terang serta tidak
lembab.
Dari keempat keluarga di atas terlihat bahwa telah ada upaya pencegahan demam
berdarah yang dilakukan oleh keluarga sehingga mereka dapat mencegah
terjadinya demam berdarah di keluarga mereka.
4.5.2. Mengantisipasi Ketersediaan Air
Selama ini yang menjadi masalah yang cukup rumit di Perumnas
Helvetia adalah ketersediaan air yang cukup, sehingga banyak warga atau
keluarga menyediakan tempat penampungan air seperti tong air dan ember-ember
yang banyak di kamar mandinya sehingga dapat menjadi tempat perindukan
jentik. Hal ini terlihat dari narasi keluarga berikut:
I
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
maka
saya
bangun
pagi
untuk
mencuci
pakaian
dan
II
Air selalu mati jadi harus berhemat dan supaya tidak harus
menampung air dengan banyak wadah maka disimpan dalam
tong besar dan ditutup rapat dan seminggu sekali tong air
dikuras airnya dan dibersihkan
III
Supaya air tetap ada maka aku selalu berusaha untuk menampung
air diwaktu air hidup, biasanya memakai ember dan tong air.
Kalau membersihkan kamar mandi dan bak mandi selalu aku
lakukan bila kotor dan airnya mulai jorok. Bak mandinya
dikuras dan airnya dibuang setiap 3 hari sekali atau paling lama
seminggu sekali supaya tidak ada jentik-jentik nyamuk.
IV
Kami selalu menampung air di tong air karena PAM sering mati.
Walaupun kami menampung air aku selalu membersihkan tong
air dan mengeringkannya bila tidak kami pakai
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
II
III
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
IV
Dari narasi keempat keluarga tersebut dapat terlihat bahwa pengelolan sanitasi
lingkungan dan sampah yang baik dapat memberikan manfaat yang sangat besar
selain terhindar dari penyakit demam berdarah juga menghasilkan pemasukan
bagi keluarga yaitu dengan mengumpulkan sampah yang laku dijual.
4.6.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
II
III
IV
Kalau aku tidak suka dengan obat nyamuk bakar karena khawatir
dengan asapnya kasihan pula anakku nanti sesak nafas pula
dan kalau obat anti nyamuk oles seperti autan juga takut
karena belum tahu akan efek sampingnya, jadi kami biasa pakai
obat nyamuk hit elektrik karena aku rasa lebih aman.
II
III
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
IV
Aku lebih suka pakai obat nyamuk semprot karena bisa aku pakai
sampai sebulan dan hemat. Kalau di televisi dikatakan bahwa
obat nyamuk semprot sisa-sisa aerosol bisa nempel di bantal atau
di mana-mana maka selalu aku semprot satu jam sebelum tidur
lalu aku kibas-kibas dulu bantal dan seprei sehingga yang sisasisa zat kimia yang tertinggal bisa hilang setelah itu aku sapu
kembali ruangan yang disemprot baru aku tidur begitu juga kalau
aku seprot obat nyamuk siang hari supaya jangan terhirup oleh
anakku.
Dari narasi keluarga di atas terlihat bahwa keluarga biasa keluarga untuk
mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk baik bakar,
elektrik maupun semprot, tetapi ternyata ada keluarga yang memang
menggunakan kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk demam berdarah di siang
hari.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
4.7.
II
Dari narasi di atas memang untuk pemeriksaan jentik sudah dilakukan oleh
petugas Puskesmas tetapi belum merata mereka lakukan karena keterbatasan
tenaga dan waktu. Sudah seharusnya petugas pemantau jentik ini diaktifkan
kembali dan diberikan insentif yang memadai sehingga mereka bisa bekerja
maksimal.
Pemberantasan sarang nyamuk walaupun dikatakan oleh petugas telah
dilakukan melalui Jumat bersih tetapi kenyataannya yang dilakukan hanyalah
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
II
Kalau ada warga yang terkena demam berdarah maka saya langsung
melapor ke Puskesmas dan selanjutnya bersama petugas Puskesmas
kami turun melihat rumah dan penderita demam berdarah, dan
biasanya kami memeriksa bak mandinya ada tidak jentik begitu
juga tempat-tempat yang ada mengandung air bersih seperti tempat
penampung air Dispenser, selanjutnya petugas kesehatanlah yang
bekerja yaitu untuk fogging..
Dari narasi di atas petugas kesehatan hanya menunggu laporan dari kelurahan
ataupun ada penderita demam berdarah yang datang ke Puskesmas, petugas tidak
pernah menjemput bola sehingga kejadian demam berdarah dapat diantisipasi
secara dini.
c. Pengamatan Penyakit dan Penyelidikan Epidemiologi
Berikut merupakan narasi dari petugas kesehatan yang menjadi penanggung
jawab program penanggulangan demam berdarah tentang pengamatan dan
penyelidikan epidemiologi yang dilakukannya:
I
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Dari narasi petugas kesehatan tersebut dapat dilihat bahwa pengamatan penyakit
demam berdarah baru dilakukan apabila ada masyarakat yang terkena demam
berdarah saja kalau tidak maka petugas kesehatan tidak turun. Sedangkan
penyelidikan Epidemiologi memang dilakukan setelah ada masalah untuk melihat
perjalanan penyakit demam berdarah tersebut dan apa penyebabnya.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1.
penghujan. Sejumlah pakar kesehatan setuju bahwa kondisi ini juga dipengaruhi
oleh budaya masyarakat yang senang menampung air untuk keperluan rumah
tangga dan kebersihan dirinya. Hal ini menjadi faktor eksternal yang
memudahkan seseorang menderita DBD. Masyarakat kita lebih senang mandi
dengan menampung air dahulu ke dalam bak mandi daripada menggunakan
shower. Padahal
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Mungkin
hampir
setiap
rumah
di
Indonesia
memiliki
tempat
penampungan air. Itu artinya di setiap rumah jentik Aedes aegypti dapat
berkembang biak. Oleh karena itu, gerakan memberantas nyamuk harus dilakukan
pada setiap keluarga di rumahnya. Kegiatan ini harus dilakukan secara serempak
mengingat nyamuk ini mempunyai kemampuan terbang yang cukup jauh dengan
radius 100-200 meter. Jadi, jika anda sudah membersihkan seluruh rumah, bukan
tidak mungkin salah satu keluarga kita atau bahkan kita sendiri tetap tertular
DBD.
Penelitian Satari (2004), menunjukkan di daerah dengan persediaan air tanpa
pipa atau PAM, perkembangan nyamuk Aedes aegypti-nya lebih tinggi karena
penampungan air lebih banyak dibandingkan di daerah yang sudah tersedia air
dengan saluran pipa. Hal ini tidak sejalan dengan hasil pengamatan saya karena
walaupun masyarakat Perumnas Helvetia menggunakan PAM tetap saja
masyarakatnya terkena demam berdarah.
Apabila aliran sumber air tidak memadai dan hanya tersedia pada jam-jam
tertentu atau sedikit, maka harus diperhatikan kondisi penyimpanan air pada
berbagai jenis wadah karena hal tersebut dapat meningkatkan perkembangan
Aedes. Kebanyakan wadah tersebut besar dan berat (seperti tangki penyimpanan
air) dan sulit untuk dikeringkan atau dibersihkan, bahkan sumur bersih apabila
tidak dimanfaatkan juga bisa menjadi tempat kembang biak nyamuk. Sangat
penting tersedianya air minum dalam jumlah yang cukup, berkualitas baik dan
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
yang harusnya berperan serta aktif untuk mengajak warganya membersihkan dan
menjaga sanitasi lingkungan. Kepala lingkungan sudah seharusnya tanggap akan
situasi yang ada pada warganya apalagi warga merasa mereka yang mengangkat
kepala lingkungan melalui musyawarah bersama.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahidin (2003) dan Kusdi (2003),
menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor keadaan
lingkungan berupa kebersihan halaman rumah dari sampah yang dapat
menampung air seperti botol bekas, tempurung dan lain-lain.
Hal tersebut berlawanan dengan yang peneliti dapatkan karena sampah
juga dapat menimbulkan DBD bila sampah tersebut dibiarkan berserakan dan
tanpa memeriksa ada tidak air di dalamnya serta menempatkan sampah tersebut
dengan baik, keluarga hanya membuang sampah yang tidak berguna seperti
sampah sayuran, sisa nasi, dan sampah belanjaan seperti bekas kantongan dan
sampah kertas, tetapi sampah seperti kaleng bekas cat, botol plastik, botol kaca
dan benda-benda yang bisa mereka jual selalu mereka simpan padahal bila bendabenda tersebut tidak disimpan dengan benar dan benar-benar bersih dari air maka
akan menyebabkan demam berdarah karena jentik nyamuk bisa tinggal ditempat
tersebut.
Menurut Satari H (2004), penanggulangan demam berdarah pada keluarga
sampai saat ini masih belum berjalan dengan baik, penyakit demam berdarah
terus saja terjadi dikarenakan kurangnya kesadaran untuk menjaga lingkungan
oleh keluarga. Penderita demam berdarah menjadi sangat tinggi dan menyebar
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
sangat luas biasanya pada musim penghujan. Kondisi ini dipengaruhi oleh budaya
masyarakat yang senang menampung air untuk keperluan rumah tangga dan
kebersihan dirinya.
Pemberantasan nyamuk demam berdarah yang paling efektif adalah
dengan tindakan PSN sehingga tempat-tempat perindukan dan peristirahatan
nyamuk dapat dihilangkan.
Menjaga lingkungan sekitar menjadi prioritas agar kasus DBD tidak
terjadi lagi. Memang, tidak mudah karena usaha ini membutuhkan kerjasama. Jika
mau bergerak sendiri akan sulit. Oleh karena itu, sebaiknya meminta aparat
setempat memberikan himbauan atau gerakan langsung mengajak masyarakat
untuk melakukan aksi 3 M.
Sampah merupakan masalah bagi setiap keluarga, apalagi masyarakat kita
masih mempunyi sifat sayang membuang masih bisa dipakai, padahal
sampah merupakan sumber penyakit bila tidak dibuang pada tempatnya dan
dengan benar.
Masyarakat yang tinggal diperumahan biasanya tidak terlalu pusing
dengan sampah karena biasanya selalu diangkut oleh pengangkut sampah tetapi
kalau pengangkut sampahnya selalu tepat waktu mengangkut sampah, ketika hal
tersebut tidak terjadi maka sampah akan bertumpuk di pekarangan dan
menimbulkan masalah.
Sampah padat, kering seperti kaleng, botol, ember atau sejenisnya yang
tersebar di sekitar rumah harus dipindahkan dan dikubur di dalam tanah atau
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
5.2.
Peran Petugas
DBD,
melakukan
pemeriksaan
jentik
di
rumah-rumah
sangat pasif, karena selama masyarakat merasa bahwa fogginglah yang paling
penting dalam pencegahan demam berdarah maka demam berdarah akan terus
terjadi, padahal fogging hanya membunuh nyamuk dewasa tetapi tidak
membunuh jentik-jentik nyamuk jadi semua harus berpulang ke masyarakat
kembali untuk menjaga rumah dan lingkungannya sehingga tidak menjadi tempat
perindukan nyamuk demam berdarah.
Petugas dalam menjalankan tanggung jawabnya sudah seharusnya
melakukan
kunjungan
rumah
untuk
melakukan
penyuluhan
tentang
pemberantasan demam berdarah kepada keluarga tetapi pada kenyataannya hal itu
tidak mereka lakukan, hanya ketika terjadi kasus demam berdarah saja mereka
melakukan kunjungan rumah hal itu pun dikarenakan harus melakukan
penyelidikan Epidemiologi.
Selain melakukan kunjungan rumah petugas kesehatan juga melakukan
pemeriksaan jentik berkala ke rumah-rumah masyarakat yang dilakukan secara
rutin yaitu pada waktu yang telah ditetapkan bersama. Ibu Herta selaku petugas
penanggung jawab penanggulangan demam berdarah di Puskesmas Helvetia
mengatakan, mereka secara rutin melakukan pemeriksaan jentik pada hari Jumat,
di mana dikerahkan seluruh petugas yang ada di Puskesmas dan dijadwalkan
secara terperinci kapan saja mereka turun melakukan melakukan pemeriksaan
jentik tersebut karena mereka dibagi sebanyak empat kelompok di seluruh
wilayah kerja Puskesmas.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
kesehatan
dalam
hal
ini
penanggung
jawab
program
masyarakat tergugah untuk mengubah perilaku mereka dari yang tidak baik
menjadi perilaku yang baik.
Petugas kesehatan penanggung jawab program penanggulangan DBD
di Puskesmas Helvetia bahkan tidak tahu apa itu promosi kesehatan atau apa saja
yang dilakukan dalam melakukan promosi kesehatan, bahkan ketika ditanya hal
yang paling sederhana tentang penyuluhan apa saja yang mereka lakukan
sepertinya petugas tersebut juga kurang mengerti.
Promosi kesehatan yang mereka lakukan hanya sekedar himbauan kepada
keluarga agar melakukan 3 M tanpa menunjukkan dan mempraktekkan apa-apa
saja 3M tersebut. Bahkan brosur dan leafleat Puskesmas Helvetia mengenai DBD
tidak ada, padahal itu sangatlah banyak di Dinas Kesehatan tinggal bagaimana
cara mereka untuk bisa memperoleh dan membagi-bagikan kepada masyarakat
yang datang ke Puskesmas Helvetia.
Promosi kesehatan yang mereka akui hanya pada waktu Gerakan Bulan
DBD berupa pergerakkan yang dilakukan Pemerintah melalui Dinas Kesehatan
dengan pemberian tas dan kaos yang bertuliskan pencegahan demam berdarah
kepada anak-anak SD dan hal tersebut telah sangat lama tidak ada lagi.
Promosi kesehatan dengan melakukan penyuluhan sangat penting dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat. Hal tersebut merupakan proses jangka
panjang untuk mencapai perubahan perilaku manusia, yang harus dilaksanakan
secara berkelanjutan. Penuluhan kesehatan dinilai cukup efektif untuk daerahdaerah endemis dan beresiko terjangkitnya DBD (Depkes RI, 2003).
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
masyarakat tidak bekerja dan berada di rumah, sehingga semua masyarakat dapat
bersama melakukan kegiatan PSN tersebut karena tindakan PSN tersebut harus
serenpak sehingga nyamuk demam berdarah tidak dapat berpindah tempat dan
dapatlah diputuskan rantai kehidupan nyamuk demam berdarah tersebut.
Masyarakat sebenarnya mau untuk diajak melakukan kegiatan PSN tersebut jika
semua warga turun dan kepala lingkungan mereka juga mau turut serta bersama
mereka.
5.3.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
5.4.
tindakan pencegahan yaitu dengan melakukan kegiatan PSN serta 3M. Setelah
masyarakat mau melakukan tindakan pencegahan maka diharapkan hal tersebut
menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-harinya.
Upaya yang dapat dilakukan sehingga masyarakat dapat berdaya dalam
penanggulangan
demam
berdarah
yaitu
dengan
membentuk
organisasi
b. Bina Suasana
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Bina suasana dalam hal ini adalah dengan mengajak tokoh masyarakat agar
mau menyebarkan opini-opini yang positif terhadap perlunya perubahan perilaku
dalam hal ini adalah melakukan 3M dan pemberantasan sarang nyamuk.
Tokoh masyarakat yang berperilaku menguras, menutup dan mengubur
sehingga dengan perilaku tersebut tokoh masyarakat dan keluarganya terhindar
dari demam berdarah akan menjadi perhatian bagi masyarakat dan akhirnya
diharapkan masyarakat/keluarga mau meniru perilaku dari tokoh masyarakat
tersebut.
c. Advokasi
Melakukan berbagai lobi sehingga penanggulangan demam berdarah dapat
berjalan yaitu kepada Lurah sehingga Lurah mau memberikan keputusan yang
mendukung penanggulangan demam berdarah dengan cara pemberantasan sarang
nyamuk setiap hari Jumat yang disebut juga jumat bersih secara kontinu di
wilayah kerjanya. Bersama Lurah mengadakan advokasi untuk mendapatkan
dukungan dari Camat sehingga didapatkan dukungan yang lebih besar dan pada
akhirnya didapat sebuah kesepakatan bersama sehingga terbentuk sebuah
ketetapan yang bisa mengikat seluruh masyarakat seperti peraturan yang melarang
masyarakat membuang sampah secara sembarangan terutama sampah yang dapat
menampung air di dalamnya seperti ban bekas, ember bekas dan sampah padat
lainnya sehingga akhirnya masyarakat sadar dan mau melakukan tindakan
pencegahan demam berdarah yaitu PSN serta 3M.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan
aspek penelitian, sebagai berikut:
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
6.2.
Saran
1. Pemerintah melalui Dinas Kesehatan lebih meningkatkan kualitas dan
kuantitas petugas kesehatan terutama dalam penanggulangan demam
berdarah.
2. Diharapkan
masyarakat
lebih
proaktif
dalam
mencari
tahu
upaya
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Alsa A, 2003, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam
Penelitian Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Bungin B, 2007, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya, Kencana, Jakarta.
Chahaya, I, 2003, Pemberantasan Vektor Demam Berdarah di Indonesia,
Digitized by USU Digital Library, Medan.
Depkes RI, 1992, Petunjuk Teknis Pemberantasan Nyamuk Penular dan
Pelaporan DBD, Ditjen PPM & PLP Depkes RI, Jakarta.
________, 1992, Kumpulan Surat Keputusan/Edaran tentang Pemberantasan
Penyakit Demam Berdarah Dengue, DepKes RI, Jakarta.
________, 1999, Petunjuk Teknis Pengamatan Penyakit Demam Berdarah
Dengue, Ditjen PPM & PLP, Jakarta.
________, 2003, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Dengue dan
Demam Berdarah Dengue, Ditjen PPM & PLP, Jakarta.
________, 2004, Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Jakarta.
________, 2005, Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
di Indonesia, Depkes RI, Ditjen PPM & PLP, Jakarta.
________, 2005, Rencana Strategis 2005-2009 Program Pencegahan dan
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue, Ditjen PPM & PLP, Jakarta.
, 2006, Buku Saku Promosi Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Dinkes Medan, 2006, Profil Kesehatan Kota Medan, Medan.
Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2006, Profil Kesehatan Sumatera Utara,
SUMUT.
Dever G. E Alan, 1984, Epidemiology in Health Services Management an Aspen
Publication, Aspen Sytems Corporation Rockville, Maryland Royal
Tunbridge Wells.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008