S
DENGAN MASALAH KESEHATAN ARTRITIS
DI DUSUN KRAJAN SELATAN RT.03 RW.03DESA DUKUH MENCEK
KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER
tahap
ini
dimulai
dari
pernikahan,
yang
tetapi sangat
rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana
yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan
dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, normanorma agama, norma-norma sosial budaya, dsb.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana
mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan
membiasakan anak belajar secara
teratur, mengontrol
masa
tugas-tugas
depannya,
di
sekolah
karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk
kedua orang
tua
sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak
perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak telah
dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan
Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan warga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
anggota memiliki
kebebasan
tetapi mereka
juga
Tipe/Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan
Anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan
sanak
dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi
(Camposite)
(Cahabitasion)
adalah
dua
orang menjadi
Indonesia
satu
tanpa
umumnya
8.
Peranan Keluarga
Peranan
keluarga menggambarkan
seperangkat
perilaku
interpersonal,
sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota
dari
kelompok
sosialnya
serta
rumah
tangga,
sebagai
pengasuh
dan
pendidik
anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat
dari
lingkungannya, disamping
itu
juga
ibu
dapat
: Anak-anak melaksanakan
peranan
psikosial
sesuai
dengan
ini adalah
dan
anggota
keluarga
lain
dalam kehidupan
keyakinan
lain
yang
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga terhadap keluarga lainnya, yaitu :
a.
Asih
adalah memberikan
kasih
saying,
perhatian,
rasa
aman,
tumbuh
c.
2.
Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
3. Bentuk-Bentuk keluarga
a.
Keluarga inti
b.
Keluarga asal
c.
Keluarga keluar
d.
Keluarga berantai
e.
Keluarga janda/duda
f.
Keluarga komposit
g.
Keluarga rehabilitasi
h.
Keluarga insus
i.
4.
5.
Kemampuan berkomunikasi
b.
c.
d.
e.
anggotanya dan saling memelihara. Suprajitno (2004) membagi 5 tugas kesehatan yang
harus dilakukan oleh keluarga yaitu mengenal gangguan atau masalah perkembangan
kesehatan setiap anggota keluarga, setelah mengenal keluarga diharapkan mampu
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. keluarga juga bertugas
memberi keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat
membantu dirinya karena cacat atau usia yang terlalu muda.
Dalam hal lingkungan untuk menjamin kesehatan, keluarga diharapkan dapat
memodifikasi lingkungan sehingga tidak terjadi dampak dari lingkungan yang tidak sehat
baik didalam maupun diluar rumah.
Identitas keluarga
Pengkajian identitas keluarga terdiri dari adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan
tipe keluarga. Pada umumnya penderita hipertensi merupakan penyakit yang
dipengaruhi oleh pola hidup terutama pola hidup yang salah, pola hidup yang
berhubungan dengan emosi yang negative seperti emosi yang tidak terkendali atau
temperamental, ambisius, pekerja kerasyang tidak tenang, takut dan kecemasan yang
berlebihan (Indomedia, 2002).
2.
3.
Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi
beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan
untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
b.
bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah
satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada
keluarga.
4.
5.
Aktiftas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan darah.
Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti
olah raga.
6.
Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan
dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya hipertansi
dan juga ketenangan dalam rumah tangga dapat memperkecil serangan hipertensi.
b. Karakteristik Lingkungan
Menurut (Friedman,1998) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali
pada hipertensi.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Masalah dalam keluarga dapat menjadi salah satunya faktor pencetus terjadinya
hipertensi dimana akan menyebabkan cemas merupakan faktor resiko hipertensi.
7.
Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi
8.
Fungsi Keluarga
a.
Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita hipertensi,
maka akan menimbulkan stresor
Fungsi sosialisasi
Fungsi kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganannya
1)
2)
Mengambil keputusan.
Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan
yang tepat, disebabkan karena tidak memahami mengenai sifat, berat dan
luasnya masalah tidak begitu menonjol (Eendy, 1998).
3)
4)
5)
Fasilitas kesehatan di masyarakat sangat berperan daiam hal ini, juga saat
penderita hipertensi memerlukan pengobatan.
9.
10.
11.
Koping keluarga
Bila ada stresor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif,
maka ini akan menjadi stres anggota keluarga yang berkepanjangan. Salah satu
pencegahan agar serangan hipertensi tidak sering muncul adalah dengan mencegah
timbulnya stres (Tanjung, 2003).
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Menentukan Prioritas Masalah
a.
Berdasarkan sifat atau tifologi masalah. Penelitian masalah adalah sebagai berikut :
1.
Ancaman keluarga
Kurang sehat
Suatu keadaan sedang sakit atau gagal mencapai kesehatan optimal, misalnya
sedang sakit dan kegagalan tumbuh kembang.
3.
Krisis
Suatu keadaan individu atau keluarga memerlukan penyesuaian lebih banyak
dalam hal sumber daya yang dimiliki, misalnya kehamilan, aborsi, lahir diluar
nikah dan kehilangan orang yang dicintai.
b.
c.
Retensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah keperawatan yang
akan terjadi bila dapat dikurang atau dicegah. Pemberian nilanya adalah (3) tinggi,
(2) cukup, (1) rendah.
d.
N
o
1 Sifat masalah
- Ancaman
- Kurang sehat
- Krisis
Kriteria
Skor
Bobot
1
2
3
1
Nilai
2
/3 x 1
x2
x1
2
1
0
/3 x 1
3
2
1
2
1
0
b.
c.
Situasi krisis
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan karena hal-hal
berikut:
a)
B. Konsep Artritis
1. Pengertian
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam
urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau
ekresi asam urat yang kurang dari ginjal.Gout mungkin primer atau sekunder.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang
dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang
terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperurisemia).
- Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat
penurunan ekresi asam urat
- Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang
bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
2. Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi
asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia. Hyperuricemia pada
penyakit ini disebabakan oleh pembentukan asam urat yang berlebih.
Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat.
3. Patofisiologi
Banyak factor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah
diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout
akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
a. Presipitasi kristal monosodium urat.
b. Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma
lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler
misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan
dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan
merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
c. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
d. Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon
leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
e. Fagositosis
f. Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram
vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
g. Kerusakan lisosom
h. Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen
antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan
membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
i. Kerusakan sel Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam
cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan
jaringan.
4. Gambaran klinis
a. Fase akut
Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan
peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat dengan reaksi sistemik berupa demam,
menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari
kaki (sendi metatarsofalangeal) tapi sendi lainnya juga dapat terserang. Serangan ini
cenderung sembuh spontan dalam waktu 10-14 hari meskipun tanpa terapi.
b. Fase kronis
Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku, dan pegal.
Akidat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibai
gout kronik sering besar dan berbentuk noduler. Tanda yang mungkin muncul :
- Tampak deformitas dan tofus subkutan.
- Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.
a. Identitas pasien.
b. Keluhan utama.
Nyeri pada daerah persendian.
c. Riwayat kesehatan.
d. Riwayat adanya faktor resiko :
- Peningkatan kadar asam urat serum.
- Riwayat keluarga positif.
B. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajin fungsi muskuluskletal dapat menunjukan
- Ukuran sendi normal dengan mobilitas penuh bila pada remisi.
- Tofu dengan gout kronis. Ini temuan paling bermakna.
- Laporan episode serangan gout.
C. Pemeriksaan diagnostik.
- Kadar asam urat serum meningkat.
- Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
- Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.
- Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat
monosodium yang membuat diagnosis.
- Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.
D. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri behubungan dengan kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout
ditandai dengan pasien mengunkapkan ketidak nyamanan, merintih, melindungi sisi
yang sakit, meringis.
Kreteria hasil : nyeri berkurang
Intervensi
: PHBS
: Keluarga Tn.S
Waktu
: 25 menit
Tanggal
: 20 Juni 2012
A.
C.
1.
2.
3.
1. Pengertian PHBS.
2. Manfaat PHBS
3. 10 indikator PHBS
D.
Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E.
Media
Leaflet, Laptop
F.
No
1.
Kegiatan Penyuluhan
FASE
Pra Interaksi
KEGIATAN MAHASISWA
WAKTU
a. Mengucapkan salam
WAKTU
5 menit
KEGIATAN
SASARAN
a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan
tujuan
Mendengarkan
penyuluhan
Meminta kontrak waktu
2.
penyuluhan
dan
menyetujui
kontrak waktu
Pengembangan a. Menyampaikan
menjelaskan
tujuan
dan 10 menit
materi
a. Mendengarkan
pembacaan materi
hal
dan
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan
3.
Penutup
A.
Mengucapkan salam
5 menit
Menjawab salam
PENGERTIAN PHBS
Upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
B.
MANFAATNYA PHBS
INDIKATOR PHBS
terdiri dari 6 indikator perilaku dan 4 indikator lingkungan. Dengan rincian
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari)
g.
h.
Tersedia Jamban
i.
j.
: Rumah Sehat
Sasaran
Tempat
Waktu
: Rumah Tn. S
: 30 menit
A. LATAR BELAKANG
Rumah tangga merupakan asset atau modal utama pembangunan di masa depan
yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Pada akhir proses pembelajaran, seluruh anggota rumah tangga dapat
memahami tentang rumah sehat
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat :
a) Mengetahui pengertian rumah sehat
b) Menyebutkan kriteria rumah sehat
c) Menyebutkan manfaat lingkungan sehat
C. MATERI
a) Pengertian rumah sehat
b) Kriteria rumah sehat
c) Manfaat lingkungan sehat
D. METODE
Ceramah dan tanya jawab
E. MEDIA
Leaflet
F.
KEGIATAN PENYULUHAN
No.
WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
1.
Membuka
menit
kegiatan
KEGIATAN PESERTA
dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Menjelaskan
tujuan
dari Mendengarkan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
2.
20
Pelaksanaan :
menit
Menggali
ibu
pengetahuan
Memperhatikan
menjawab pertanyaan
Memperhatikan
sehat
Menyebutkan
Memperhatikan
Memperhatikan
3.
5
menit
Menjelaskan
manfaat
rumah
sehat
Menanyakan
tentang
yang disampaikan
Mengucapkan terimakasih
mendengarkan
Salam
menjawab salam
RUMAH SEHAT
A. Pengertian Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah yang layak dihuni, tidak harus berwujud rumah
mewah dan besar sehingga penghuni/masyarakat memperoleh derajat
kesehatan yang optimal
B. Kriteria Rumah sehat
1. Sirkulasi udara yang baik
dan
2.
3.
4.
Mencegah kecelakaan
NIM
: 0911012053
Nama KK
: Tn.S
Alamat
Kunjungan ke
: 1 (Pertama)
A. FASE PERSIAPAN
Latar belakang kegiatan
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga karena
keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan klien
keperawatan atau penerima asuhan keperawatan. Keluarga memiliki peran yang
sangat penting dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit.
Keluarga juga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat dapat
mendapatkan keuntungan dua sekaligus yaitu memenuhi kebutuhan individu dan
memenuhi kebutuhan masyarakat dimana keluarga itu berada.
Berkaitan dengan praktek keperawatan komunitas yang sudah mulai memasuki
kegiatan intervensi keperawatan, maka dilaksanakan juga penerapan asuhan
keperawatan keluarga kepada keluarga/klien yang memiliki resiko tinggi
terhadap kesehatan. Salah satunya adalah asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Bapak Abd Gofar, yang memiliki lingkungan yang tidak sehat.
Lingkungan tempat tinggal
Klien tinggal di rumah sendiri, dengan kondisi bangunan rumah yang kurang
cukup memenuhi syarat kesehatan. Rata rata penghuni di daerah tersebut
adalah penduduk pendatang (musiman) yang kurang memperhatikan syarat
pemukiman yang sehat dan layak sebagai tempat tinggal.
Tujuan Umum
Setelah kegiatan, maka keluarga Bapak Safii mampu menerapkan asuhan
keperawatan dengan lingkungan rumah yang sehat.
Tujuan khusus
Setelah kegiatan pada kunjungan pertama, maka keluarga Bapak safii mampu
mengenal masalah kesehatan di lingkungan rumah tinggalnya.
B. FASE PENDAHULUAN
Perkenalan
Pada tahap perkenalan, mahasiswa memperkenalkan diri (identitas: nama, asal
institusi) kepada klien. Klien juga memperkenalkan identitas diri dan suaminya.
Kontrak belajar asuhan
Menetapkan kontrak waktu pertemuan dengan klien yang disepakati oleh klien
dan mahasiswa, yaitu:
NO
URAIAN KEGIATAN
WAKTU
1.
a. Pengkajian, meliputi:
Selasa, 19-06-2012
Anamnesa
Observasi
Pemeriksaan fisik
c. Perencanaan, meliputi:
Rabu, 20-06-2012
d. Implementasi, meliputi:
Kamis, 21-06-2012
Jumat, 22-06-2012
Diskusi
bersama
10.00
WIB
selesai
tindakan
yang
dapat
dilakukan
f. Evaluasi/terminasi, meliputi:
-
Evaluasi masalah
Sabtu,23-06-2012
Pk. 10.00 WIB - selesai
Tujuan kunjungan
a.
b.
C. FASE KERJA
NIM
: 0911012053
Nama KK
: Tn.S
Alamat
Kunjungan ke
: 2 (Kedua)
A. FASE PERSIAPAN
1. Menentukan tujuan kunjungan kedua
2. Menentukan Pengkajian Lingkungan
3. Observasi lingkungan dalam rumah, kamar dan dapur serta lingkungan sekitar
rumah
4. Pemeriksaan fisik seluruh anggota keluarga
B. Fase kerja
Kegiatan yang dilaksanakan
1. Melakukan wawancara pada keluarga tentang lingkungan rumah
2. Melakukan observasi lingkungan dari halaman luar, ruang tamu, ke tiga kamar
dapur dan kamar mandi
3. Melakukan pemeriksaan fisik pada anggota keluarga
C. FASE TERMINASI
Resume kegiatan.
Resume kegiatan yang telah dilaksanakan.
Kontrak waktu kegiatan berikut.
Kontrak waktu dsesuaikan dengan kesepakatan antara mahasiswa dengan
keluarga.
Lampiran:
Format pengkajian asuhan keperawatan keluarga
RANCANGAN RENCANA KEGIATAN (PRA PLANNING)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK SAFII
DENGAN LINGKUNGAN YANG TIDAK SEHAT
Nama mahasiswa
NIM
: 0911012053
Nama KK
: Tn.S
Alamat
Kunjungan ke
: 3 (Ketiga)
A. FASE PERSIAPAN
1. Menentukan tujuan kunjungan ketiga
2. Menyiapkan materi penyuluhan
B. Fase kerja
Kegiatan yang dilaksanakan
1. Menentukan waktu yang telah disepakati
2. Melakukan penyuluhan pada keluarga tentang lingkungan rumah
3. Memberi kesempatan klien untuk bertanya hal- hal yg kurang dimengerti
keluarga
4. Melakukan evaluasi tentang hasil dari penyuluhan.
C. FASE TERMINASI
Resume kegiatan.
Resume kegiatan yang telah dilaksanakan.
Kontrak waktu kegiatan berikut.
Kontrak waktu dsesuaikan dengan kesepakatan antara mahasiswa dengan
keluarga.
Lampiran:
Format pengkajian asuhan keperawatan keluarga
Nama
: Tn. S
Pendidikan
: SD
Umur
: 65 Tahun
Pekerjaan
: Tani
Agama
: Islam
Alamat
: RW 03 RT 03
Suku
: Madura
Nomor Telp
: -
b. Komposisi Keluarga
No
Nama
1. Tn. S
L/P
L
Umur
65 Th
Hub. Klg
KK
Pekerjaan
Tani
Pendidikan
SD
2.
Ny. K
48 Th
Istri
Tani
SD
3.
Ny. B
75 Th
Ibu
Wiraswasta
4.
Ny. E
17 Th
Anak
IRT
SMP
5.
Nn. A
14 Th
Anak
Pelajar
SMP
6.
An. R
11 Th
Anak
Pelajar
SD
7.
An. A
4 Th
Anak
Pelajar
C. Genogram :
Keterangan
= Laki-laki
= Perempuan
= KK Binaan
= Meninggal
------- = Tinggal se rumah
d. Type Keluarga :
1). Jenis Type Keluarga : Keluarga ekstendet/ keluarga besar
2). Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Gangguan pola asuh dimana
cucu dari anak kedua klien diasuh oleh neneknya yang sudah lansia.
e. Suku Bangsa
1). Asal suku bangsa : Jawa
2). Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Bila ada anggota keluarga
yang sakit, kadang-kadang
Puskesmas
f. Agama dan kepercayaan yang berhubungan dengan kesehatan : Agama dan
kepercayaan yang dianut klien dan keluarga adalah agama islam
No
Nama
Umur
BB
Keadaan
Immunisasi
Masalah
Tindakan
Kesehata
(BCG/Polio/
Kesehata
Yang telah
DPT/
dilakukan
Nyeri
1.
Tn. S
65 Th
55 kg
Pegal
HB/Campak
-
2.
Ny. K
48 Th
43 kg
Pegal
Nyeri
3.
Ny. B
75 Th
42 kg
Pusing
Nyeri
4.
Ny. E
17 Th
50 kg
Pusing
5.
Nn. A
14 Th
40 kg
Pilek
6.
An. R
11 Th
25 kg
Pilek
lengkap
7.
An. A
4 Th
15 kg
Pilek
lengkap
lainnya.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi Keluarga : Sehari-hari dalam keluarga menggunakan
bahasa jawa
b. Struktur Kekuatan Keluarga : Ada pada kepala keluarga.
c. Struktur Peran ( Peran masing-masing keluarga) :
Kepala keluarga
5). Partisivasi dalam kegiatan sosial : Sangat aktif dalam kegiatan pengajian
c. Fungsi Keperawatan Kesehatan
1). Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya : Pengetahuan keluarga tentang kesehatan masih minim, hal
ini tampak perilaku untuk BAB di sungai.
2). Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat : Bila sakit keluarga berobat di Puskesmas
3). Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : Sangat
baik penuh perhatian dan kesabaran.
keluarnya, bila tidak berhasil tetap berusaha dan berdoa mohon petunjuk
kepada Allah SWT.
c. Respon keluarga terhadap stressor : Sangat positif
d. Strategi koping : Musyawarah dan mufakat
e. Strategi adaptasi disfungsional : Dipikir dulu baik buruknya, bila baik
diikuti, bila buruk dijauhi.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : Untuk kebutuhan sehari-hari beli diwarung dekat rumah,
klien mengatakan makan sehari- hari dengan lauk dan sayur
Upaya lain : Tidak ada
VII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Identitas
Nama
: Tn.S
Umur
: 65 Tahun
L/P
: Laki- laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
No Pemeriksaan
Tn.S
Ny.K
Ny.B
Ny.E
Nn.A
An.R
An.A
1. Kepala
Kulit
kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit
kepala Kulit
kepala
Bersih tdk ada Bersih
tdk Bersih
tdk Bersih
tdk Bersih
ketombe, rambut ada ketombe, ada ketombe, ada ketombe, ada ketombe, ketombe, hitam, ketombe, hitam,
TTV
lurus
dan
hitam, lurus
lurus
lurus
hitam,
lurus
RR: 22x/mnt
RR: 20x/mnt
RR: 20x/mnt
RR: 20x/mnt
RR: 20x/mnt
TD:140/70
TD:100/80
TD:110/80
TD:100/80
N: 80x/mnt
mmHg
mmHg
mmHg
mmHg
N: 80x/mnt
N: 88x/mnt
N: 80x/mnt
N: 80x/mnt
N: 80x/mnt
BB 55 kg
BB 48
BB 45 kg
BB 43 kg
BB 42 kg
BB 35 kg
BB 20 kg
TB 155 cm
TB156 cm
TB 156 cm
TB 150 cm
TB 150 cm
TB 120 cm
TB 80 cm
Pernafasan
vesikolor,
sesak,
22x/mnt
RR: 20x/mnt
tdk TD:120/80
RR: mmHg
,TD:120/90
mmHg
N: 88x/mnt
3
BB,TB,PB
Mata
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Hidung
Normal
Normal
Normal
Normal
Pilek
Pilek
Pilek
Mulut
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Leher
Nyeri
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Dada
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Perut
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
: 19 Juni 2012
Tanggal
Data
19 - 06 - 2012 Ds: Klien mengatakan leher saya
pegal-pegal dan lutut sakit
Do: - Klien memegang leher
belakangnya
-Tangan kanan memijit leher
Diagnosa Keperawatan
Nyeri pada Tn.S ybd
kurang pengetahuan klien
tentang
penyakit
beban
kerja
dan
yang
berlebihan
19 - 06 - 2012
Gangguan manajemen
pemeliharaan rumah
Ketidaktahuan keluarga &
kunjungan kedua
mengenal masalah
kesehatan lingkungan.
19 - 06 - 2012
ybd kebiasaan
SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan 1 : Gangguan manajemen pemeliharaan rumah
Ketidaktahuan keluarga & ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
lingkungan
No
Kriteria
Nilai
Bobot
Scoring
Pembenaran
1.
2.
Sifat Masalah
Kemungkinan masalah
2
3
1
2
2/3x1= 2/3
Pencahayaan kurang
3/3x2 = 1
dapat dicegah :
untuk
memecahkan
masalah
dapat
dijang
3.
2/3x1= 2/3
adalah
Menonjolnya masalah
3/3x1= 1
dari rumah
Keluarga
tidak
menyadari
masalah
yang ada
Total skor =
10
3, 1/3
Kemungkinan masalah
dapat dicegah :
Nilai
2
1
Bobot
1
2
Scoring
2/3x1= 2/3
Pembenaran
Usia tua masih
1/3x2 = 2/3
merokok
Untuk merubah
kebiasaan tidak
merokok sangat
sulit karna sudah
menjadi kebiasaan
3.
3/3x1= 1
yg lama
Kemungkinan
untuk dicegah
4.
Menonjolnya masalah
1/3x1= 1/3
sangat rendah
Merokok menjadi
suatu kebiasaan dan
masalah tersebut
tidak dirasakan
klien
Total skor =
2,2/3
Nilai
2
Bobot
1
Scoring
2/3x1 = 2/3
Pembenaran
Tn.S mengeluh leher
pundak dan kaki
2.
Kemungkinan masalah
1/3x2 = 1/3
dapat dicegah :
3.
sakit
Konsumsi makan
setiap hari tidak
1/3x1= 1/3
mengandung lemak
Keluarga
mengatakan kalau
Menonjolnya masalah
1/3x1= 1/3
akan hilang
Nyeri yg ada tidak
dirasakan dgn tetap
bekerja
Total skor =
1, 2/3
: 20 Juni 2012
Tujuan
Diagnosa
Keperawatan
TUM
Evaluasi
TUK
Kriteria
Standar
Intervensi
Gangguan
Keluarga
Setelah 30
Tidak terja
Lingkungan Berikan
manajemen
mengeta
menit dila
di penyakit
bersih dan -
penyuluhan
pemeliharaan
akibat dari
sehat.
rumah
lingkungan nyuluhan
faktor ling
1. Rumah sehat
Ketidaktahuan
yang sehat
klg dapat
kungan yg
2. Cara
keluarga &
menjelas
tidak sehat.
pembuangan
ketidak
kan bebe
sampah yang
mampuan
rapa ten
sehat
keluarga
tang
3.Penyakit yg
mengenal
lingkungan
dapat
masalah
sehat
ditimbulkan
kesehatan
akibat faktor
lingkungan
lingkungan
yang tidak sehat
4. Manfaat dari
lingkungan yang
sehat
1.
Resiko
terjadi Keluarga
Setelah di
Setelah
Derajat
pengetahuan
berikan pe
dilakukan
kesehatan
keluarga tentang
penurunan
mengeta
derajat
penyuluhan keluarga
klg dapat
klien
Tn.S
lansia
menjelas
mengerti
meningkat
ybd yang
Gali
lansia
2. Beri
penyuluhan
kebiasaan
muncul
kan bebe
ttg
pada
keluarga
merokok
pada usia
rapa hal
penyakit
ttg
tua
tentang
pada lansia
mengetahui
pentingnya
penyakit
penyakit-
pd lansia
penyakit
pada
usia tua
3. Beri
kesempatan kpd
keluarga untuk
mengulang
apa
yg
ttg
telah
dijelaskan
4. Beri pujian atas
perilaku
yg
benar
1. Beri
Nyeri pada
Keluarga
Nyeri
Setelah
Tidak
penjelasan ttg
Tn.S bd
mengerti
berkurang
dilakukan
terjadi nyeri
penyebab
kurang
penyebab
dalam
intervensi
nyeri
pengetahuan
dari nyeri
2x24 jam
tidak
dialami klien
yang
klien tentang
terjadi
2. Beri
penyakit dan
nyeri pada
kesempatan
beban kerja
leher
klien
yang
pundak
&
dan
keluarga untuk
berlebihan
membuat
keputusan
3. Menganjurkan
klien
untuk
mengunjungi
fasilitas
pelayanan
kesehatan
4. Beri
pujian
atas keputusan
yg diambil bila
keputusan
yg
dianggap tepat
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : DITAN AGUS TRIYUDA
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan
Ketidaktahuan
keluarga
tentang manfa
: 21 Juni 2012
Implementasi
Memberikan penyuluhan pada keluar
ga tetang :
Evaluasi
Knowledge:
- Keluarga mampu
menyebutkan syarat
atkan
lingkungan
yang sehat.
rumah sehat
- Keluarga mampu
menyebutkan manfaat
ventilasi dan akibat
dari kurangnya
ventilasi dan cahaya di
dalam rumah
Afektif
Ny. S mengatakan
memahami tentang
pentingnya pentingnya
rumah yang sehat
Psikomotor
Ny. S memasang genteng
kaca di rumahnya dan
jendela setiap hari
dibuka.
Tanggal
: 22 Januari 2010
Diagnosa
Implementasi
Keperawatan
Resiko terjadi 1. Mengali pengetahuan keluarga
penurunan
tentang defenisi lansia
derajat
kesehatan pada 2. Memberi penyuluhan pada keluarga
lansia ybd
ttg pentingnya mengetahui
kebiasaan
merokok
penyakit- penyakit pada usia tua
3. Memberi kesempatan kpd keluarga
Evaluasi
Knowledge:
- Keluarga menyebutkan
definisi lansia
- Keluarga mampu
menyebutkan tentang
pentingnya
menhetahui penyakit
usia tua.
Tanggal
Psikomotor
Tn.S berusaha tidak
merokok tapi diganti
dengan makan permen
: 23 Juni 2012
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri pada
Implementasi
Evaluasi
Tn.N bd kurang
pengetahuan
klien
klien tentang
Afektif
Tn.S mengatakan
memahami tentang
pentingnya hidup sehat
penyakit dan
beban kerja
keputusan
klien
untuk
Knowledge:
Keluarga dapat
menyebutkan nyeri yang
dialami Tn.S
Afektif
Tn. S mengatakan akan
melaksanakan
perawatan
pada
dirinya
sendiri
terhadap penyakitnya
Psikomotor
Tn.S mengurangi
melakukan perkerjaan yang
berlebihan dan istirahat
yang cukup
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa
Monica Ester. Jakarta: EGC
Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosis. Edisi 8, Alih Bahasa Monica Ester.
(2001). Jakarta: EGC
DIKLIT RS Jantung Harapan Kita. (1993). Dasar-dasar
Kardiovaskuler. RS Jantung Harapan Kita. Jakarta
Keperawatan
Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All.
2000. Jakarta: EGC
Effendy, N. (2005) Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.
Jakarta; EGC
FKUI. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. alih
Bahasa: Debora R. L & Asy. Y, Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne, and Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Edisi 8. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
Tim POKJA RS Jantung Harapan Kita. (2003). Standar Asuhan Keperawatan
Kardiovaskuler. Direktorat Medik dan Pelayanan RS Jantung dan pembuluh
darah Harapan kita. Jakarta