Anda di halaman 1dari 9

Ideologi Pancasila

Wawasan
Kebangsaan

Oleh:
Mia Kristina Damayanti

2713100007

Wawasan Kebangsaan (Kelas 48)


(Dosen : Ni Wayan Suarmiasi)

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2016

Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Latin( Idea; daya cipta sebagai hasil kesadaran
manusia dan logos; ilmu ). Istilah ini diperkenalkan oleh filsuf Perancis A. Destut
de Tracy (1801) yang mempelajari berbagai gagasan manusia serta kadar
kebenarannya. Ideologi juga diartikan sebagai falfasah hidup dan pandangan
dunia. Biasanya, ideologi selalu mengutamakan asas-asas kehidupan politik dan
kenegaraan sebagai satu kehidupan nasional yang berarti kepemimpinan,
kekuasaan, dan kelembagaan dengan tujuan kesejahteraan. Jika diterapkan untuk
negara, maka ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang
disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan
kehidupannya, baik sebagai individu, sosial maupun dalam kehidupan bernegara.
Fungsi Ideologi
Suatu ideology pada dasarnya merupakan hasil refleksi manusia atas
kemampuannya mengadakan distansi (menjaga jarak) dengan dunia
kehidupannya. Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat dan juga
membentuk masyrakat menuju cita-citanya. Ideology adalah satu pilihan yang
jelas menuntut komitmen untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran
ideologis seseorang berarti semakin tinggi pula rasa komitmennya untuk
melaksanakannya.
Dari urain tersebut dapat dikemukakan ideology mempunya fungsi :
a. Struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan
landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam
alam sekitarnya.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukan tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan
d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
Dalam hal fungsi ideologi, Dr. Alfian berpendapat bahwa kegagalan suatu
bangsa dalam mengembangkan ideologi secara bermakna dari waktu ke waktu
dapat berakibat fatal terhadap ideologi tersebut. Ia dapat kehilangan atau
mengalami krisis kredibilitas yang hebat, terutama terhadap generasi baru yang
hidup dalam suasana dan situasi baru. Bila demikian keadaannya, ideologi itu
akan terasa sebagai sesuatu yang dipaksakan dan oleh karena itu menjadi otoriter
atau totaliter sifatnya (penerapan ideologi komunis), meskipun pada dasarnya
secara formal ideologi itu bersifat terbuka dan demokratis. Lebih berbahaya lagi
bilamana mereka yang berkuasahanya memanfaatkan ideologi tersebut untuk
keperluan legitimasi kekuasaannya, sedangkan sikap dan tingkah laku politiknya
mungkin sama sekali bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam ideologi tersebut.

Ideologi Negara
Dalam arti luas Ideologi Negara adalah pedoman hidup dalam berfikir baik
dalam segi kehidupan pribadi ataupun umum. Dalam arti sempit ideologi adalah
pedoman hidup baik dalam berfikir ataupun bertindak dalam bidang tertentu
(sunarso, Hs, 1986). Ideology Negara merupakan consensus (mayoritas) warga
Negara tentang nilai-nilai dasar Negara yang ingin di wujudkan melalui
kehidupan Negara itu (Heuken, 1998). Ideologi akan mampu bertahan dalam
menghadapi perubahan jika mempunyai tiga dimensi yaitu :
1.
Dimensi realita yaitu ideology mencerminkan realita kehidupan
masyarakat.
2.

Dimensi Idealisme yaitu kualitas idealism yang terkandung dalam


ideology.
3.
Dimensi Fleksibilitas yaitu kemampuan ideologi untuk mempengaruhi dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan masyarakat.
Ada beberapa ideology yang berkembang di dunia antara lain : liberalisme,
Marxisme, Sosialisme, Anarkisme, Konservatisme dan Totalitarianisme.
Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (dasar filsafat
negara) dan ideologi negara. dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur
pemerintahan dan Pancasila mengatur penyelenggaraan negara. Konsep-konsep
Pancasila tentang kehidupan bernegara yang disebut cita hukum (staatsidee),
merupakan cita hukum yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila juga mempunyai fungsi dan
kedudukan sebagai pokok atau kaidah negara yang mendasar (fundamental
norma) Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara bersifat tetap, kuat, dan tidak
dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR-DPR hasil pemilihan umum.
Mengubah Pancasila berarti membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pengertian pancasila
sebagai dasar negara, sesuai dengan bunyi Pembukaan UUD 1945 pada alinea
keempat , maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada; Ketuhanan Yang Maha Esa; kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Di dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut meskipun tidak tercantum kata
Pancasila, namun bangsa Indonesia sudah bersepakat bahwa lima prinsip yang
menjadi dasar Negara Republik Indonesia disebut Pancasila. Dengan demikian
Pancasila dapat disebut sebagai dasar falsafah negara. Pancasila sebenarnya juga
tersirat dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Pasal-

pasal dalam UUD 1945 yang menyimpulkan, mengandung dasar-dasar negara


Pancasila antara lain ialah:
1) Pasal 29 ayat (1) menentukan: Negara berdasarkan atas KeTuhanan Yang
Maha Esa.136 Ketentuan Pasal ini adalah sesuai dengan dan mengenai sila
kesatu dari Pancasila yaitu KeTuhanan Yang Maha Esa.
2) a. Pasal 24 ayat (1) menentukan: Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman menurut
undang-undang.
b. Pasal 27 ayat (1) menentukan: Segala warga negara bersamaan dengan
hukum dan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
c. Pasal 27 ayat (2) menentukan: Tiap-tiap warganegara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.Ketentuan
dalam Pasal 27 ayat (2) ini adalah berkenaan/berhubungan dengan
perikemanusiaan. Dengan demikian ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 27 adalah sesuai dengan dan mengenai
sila kedua dari Pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Pasal 1 ayat (1) menentukan: Negara Indonesia adalah negara kesatuan
yang berbentuk Republik. Ketentuan ini pasal ini adalah sesuai dengan dan
mengenai sila ketiga dari Pancasila yaitu persatuan Indonesia.
Pancasila Memenuhi Syarat sebagai Dasar Negara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dasar negara Pancasila perlu
difahami konsep, prinsip dan nilai yang terkandung di dalamnya agar dapat
dengan tepat mengimplementasikannya. Namun sebaiknya perlu diyakini terlebih
dahulu bahwa Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan beragam suku, agama, ras dan antar
golongan yang ada. Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan alasan sebagai berikut.
1) Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistic masyarakat
Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras dan antar golongan. Pada
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, menjamin kebebasan untuk beribadah
sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Kemudian pada Sila Persatuan
Indonesia, mampu mengikat keanekaragaman dalam satu kesatuan bangsa
dengan tetap menghormati sifat masing-masing seperti apa adanya.
2) Pancasila memberikan jaminan terealisasinya kehidupan yang pluralistik,
dengan menjunjung tinggi dan menghargai manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan secara berkeadilan yang
disesuaikan dengan kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini ditunjukkan
dengan Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

3) Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, yang terdiri atas
ribuan pulau sesuai dengan Sila Persatuan Indonesia.
4) Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak-hak
asasi manusia sesuai dengan budaya bangsa. Hal ini, selaras dengan Sila
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5) Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera sesuai
dengan Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagai acuan dalam
mencapai tujuan tersebut. Pancasila sebagai kaidah negara yang
fundamental berarti bahwa hukum dasar tertulis (UUD), hukum tidak
tertulis (konvensi), dan semua hukum atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku dalam negara Republik Indonesia harus bersumber dan berada
dibawah pokok kaidah negara yang fundamental tersebut. Menurut Harun
Alrasid kedudukan Undang-undang Dasar bagi suatu negara analog dengan
kedudukan anggaran dasar bagi suatu partai politik atau organisasi lainnya,
yaitu merupakan pegangan pokok bagi tindakan operasional dari organisasi
yang bersangkutan. Segala aktivitas dan fungsi ormas itu diselaraskan
seperti yang telah tertulis dalam anggaran dasar tersebut.

1.
2.
3.

Perbedaan dengan Ideologi Lain antara kelebihan dan kelemahan


Ideologi Pancasia
Kelebihan
1. Dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih adil danmakmur
2. Merupakan jalan tengah antara Liberal dan Komunis
3. Memberi inspirasi akan tata masyarakat bebas
4. Menjadi sumber etik sosial
5. Sebagai instrumen politik untuk melihat kinerja pemerintahdan
untuk melawan ketidakadilan sosial dan segalamanifestasinya
Kelemahan
Memberi kesempatan kebebasan yang cenderung menjadianarki
Adanya kemungkinan masuknya kepentingan neoliberal
Terlalu normatif
4. Dianggap tidak jelas karena hanya mengambil jalan tengahdiantara
komunis dan liberal
5. Pancasila justru membuat bangsa mengambil keburukanLiberal dan
Komunis bersama-sama
Ideologi Liberal
Kelebihan
1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur
kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari
pemerintah.

2. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya


produksi. Hal ini mendorong partisipasi masyarakat dalam
perekonomian.
3. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi
sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.
4. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang
kurang bermutu tidak akan laku di pasar.
5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi
didasarkan atas motif mencari keuntungan
6. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas.
Berita-berita ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat
mengandung kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada
perseorangan lembaga atau pemerintah.
7. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari
siapapun.

Kelemahan
1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan
bersifat bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau
majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima sebagian
kecil dari pendapatan.
2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja,
sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
3. Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan
alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi
5. Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta,
pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol.
Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media masa sangat
efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi kepentingan
mereka.

Ideologi Komunis
Kelebihan
1. Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik
dalam hal perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi,
pengangguran atau berbagai keburukan ekonomi lainnya.
2. Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan
perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan
lancar.
3. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
4. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan
oleh pemerintah.

5. Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada

Kelemahan
1. Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan
nilai nilai komunis
2. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan
diatur oleh pusat
3. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
4. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.

Pancasila Sebagai ideologi Terbuka


Ideologi terbuka
Tipe kedua adalah ideologi terbuka. Ideologi terbuka hanya berisi orientasi
dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma
sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip
moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai
tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara
demokratis. Dengan sendirinya ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter
dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi
terbuka hanya dapat ada dan mengada dalam sistem yang demokratis. Tipe
ideologi tertutup maupun terbuka masing-masing memiliki acuan seperti pendapat
Soerjanto Poespowardojo dalam buku Pancasila sebagai ideologi: dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bermasyarakat
sebagai berikut:
a. Ideologi ditangkap dalam artian negatif, karena dikonotasikan dengan sifat
totaliter, yaitu memuat pandangan dan nilai yang menentukan seluruh segi
kehidupan manusia secara total, secara mutlak menurut manusia hidup dan
bertindak sesuai dengan apa yang digariskan oleh ideologi itu, sehingga
akhirnya mengingkari kebebasan pribadi manusia serta membatasi ruang
geraknya.
b. Ideologi ditangkap dalam artian positif, terutama pada sekitar Perang Dunia II
karena menunjuk kepada keseluruhan, pandangan cita-cita, nilai, dan
keyakinan.
Sesuai dengan pendapat Soerjanto Poespowardojo tersebut maka tipe
ideologi terbuka termasuk dalam artian yang positif karena ada pada sistem
demokrasi yang mengoperasionalkan seluruh cita-cita, nilai, dan keyakinan secara
holistik sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Ideologi tertutup

Salah satu ciri khas suatu ideologi tertutup adalah tidak hanya menentukan
kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar saja, tetapi juga menentukan halhal yang bersifat konkret operasional. Ideologi tertutup tidak mengakui hak
masing-masing orang untuk memiliki keyakinan dan pertimbangannya sendiri.
Ideologi tertutup menuntut ketaatan tanpa reserve. Ciri lain dari suatu ideologi
tertutup adalah tidak bersumber dari masyarakat, melainkan dari pikiran elit yang
harus dipropagandakan kepada masyarakat. Sebaliknya, baik-buruknya pandangan
yang muncul dan berkembang dalam masyarakat dinilai sesuai tidaknya dengan
ideologi tersebut.
Dengan sendirinya ideologi tertutup tersebut harus dipaksakan berlaku dan
dipatuhi masyarakat oleh elit tertentu, yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan
dengan cara yang totaliter. Contoh paling baik dari ideologi tertutup adalah
Marxisme-Leninisme. Ideologi yang dikembangkan dari pemikiran Karl Marx
yang dilanjutkan oleh Vladimir Ilianov Lenin ini berisi sistem berpikir mulai dari
tataran nilai dan prinsip dasar dan dikembangkan hingga praktis operasional
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ideologi Marxisme-Leninisme meliputi ajaran dan paham tentang
(a) Hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektis dan ateisme
(b) Ajaran makna sejarah sebagai materialisme historis
(c) Norma-norma rigid bagaimana masyarakat harus ditata, bahkan tentang
bagaimana individu harus hidup
(d) Legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama kaum
proletar.
Pancasila Sebagai ideologi terbuka
Pancasila mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan
tuntutan kebutuhan masyarakat tanpa merubah nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. Ideologi Pancasila senantiasa merupakan wahana bagi tercapainya
tujuan bangsa.
Pancasila sebgaia ideologi terbuka memiliki 3 nilai yaitu:
1) Nilai dasar: yaitu nilai yang bersifat universal dan relative tetap. Nilai-nilai
dasar ini terkandung dalam sila-sila dalam Pancasila.
2) Nilai instrumantel: nilai yang menjdai pedoman pelaksanaan dari nilai dasar.
Nilai-nilai instrumental dapat ditemukan dalam pasal-pasal undang-undang
dasar yang merupakan penjabaran dari Pancasila.
3) Nila fraksis: penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan
yang lebih nyata dengan demikian nilai fraksis merupakan pelaksanaan
secara nyata dari nilai-nilai diatas.

Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Negara Lain

Anda mungkin juga menyukai