Anda di halaman 1dari 17

TENSILE

TEST
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Praktikum Metalurgi I
Oleh :
Andyka Bintaara Akbar
Dharma Kiyat Perkasa
Rizal Pambudi
Mia Kristina Damayanti

2711100054
2711100134
2713100004
2713100007

Latar Belakang
Karakteristik atau sifat mekanis suatu
material merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi dalam sebuah kegagalan
bangunan maupun mesin. Hal ini bisa
disebabkan karena perhitungan yang
salah. Sifat mekanik dari suatu material
dapat diketahui melalui uji tarik.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui perilaku Mekanik dari beberapa bahan terhadap pembebanan
tarik
2. Menganalisis hasil perbedaan uji tarik dari yang ulet hingga yang getas

Metodologi Percobaan
a. Standart Pengujian menggunakan ASTM E8M atau JIZ Z 2201
b. Material yang digunakan adalah baja carbon rendah dengan spesifikasi
perlakuan
Spesimen pertama = Tanpa Perlakuan
Spesimen kedua = Normalizing
Spesimen ketiga = Quenching
c. Peralatan
Mesin Uji Tarik
Jangka Sorong
Mistar
Kertas Amplas grade 80

Metode Percobaan

1. Preparasi Spesimen

2. Pengujian Spesimen

3. Pengukuran spesimen

3. Spesimen setelah pengujian

Non Treatment

Normalizing

Quenching

Pembahasan

Propertise Hasil Uji Tarik


Kurva Tegangan Regangan

1000

tegangan regangan
teknik S1
tegangan regangan
teknik S2
tegangan regangan
teknik S3
tegangan regangan
sebenarnya S1

900
800
700
600
500
tegangan (N/mm2)

Setelah Melewati yield


point terjadi deformasi
plastis dengan nilai stress
yang fluktuatif dan relatif
kenaikannya konstan[1]

400
300
200
100
0
0

0.05

0.1

0.15
0.2
regangan (mm/mm)

0.25

0.3

0.35

0.4

Gambar 1. Kurva Tegangan Regangan


Spesimen

T Yield

T Fracture

T UTS

Teknik

Sebenarnya

Teknik

Sebenarnya

Teknik

Sebenarnya

345.043

357.019

505.795

600

359.078

812.282

304.025

313.538

440.961

542.335

299.1

639.721

526.914

542.96

806.37

866.709

516.247

923.112

a. perbandingan kurva tegangan regangan


sebenarnya dan teknik

Gambar 3. Perbedaan Nilai Stress Pada


Tegangan Teknik dan Sebenarnya

Gambar 2. Kurva Hasil Pengujian Mesin Uji Tarik

Selama proses necking ini menjadikan adanya


perbedaan komples stress didaerah necking dan
akhirnya, penampang diarea necking mengecil
setelah terkena beban [1]

Teknik

Sebenarnya

b. Perbandingan Nilai Kekuatan maksimum dan


Kekuatan yield
Proses Qenching memberikan
yield strenght dan toughness
yang lebih bagus. Sifat ini
disebabkan karena perbedaan
mikrostrukture, dengan ukuran
butir yang lebih kecil[2]
Gambar 3. Grafik perbandingan UTS dan Yield

Normal UTS : 441,1264 Mpa


Yied : 346, 461 Mpa

*Sumber : GL Hunyett Engineering Handbook

Batas butir bertindak sebagai


penghalang pergeraan
dislokasi. Dislokasi
bersumber dari dalam butir
yang mengadakan
perlawanan dan menumpuk.
Konsentrasi dari tumpukan
ini mencapai nilai yang
kritis, dislokasi akan
menyebarkan jalan pintas di
batas dengan menembus atau
pada butiran tetangganya[6]
*Sumber : Raeisinia .Modelling the effect of grain size distribution on
the Mechanical respon of metals

*Sumber : Henning Johaness-2010

Perbandingan Strain dan Ketangguhan


50
45

16000
13571.23

40
35

14000 strain
2
12000

12701.93
34.1

31.9

10000

30

7946.57

25
Strain
20

8000
6000

15

11.92

10

4000

2000

0
1

Non Treatment

Normalizing

Quenching

Gambar 4. Perbandingan Srain dan Ketangguhan

Nilai Ketangguhan dari


sebuah naterial tergantung
Toughness
dari deformasi plastis yang
merupakan akibat dari stress
dan strain uji tarik [1]

Pola Patahan
Patah Ulet adanya
deformasi plastis yang
cuku[ banyak. Penampang
lintang mengecil dan untuk
baja dimuka perpatahannya
berwarna keabu-abuan[3]
Non Treatment

Normalizing

Quenching

Kesimpulan
Spesimen pertama (Non Treatment) memiliki sifat ketangguhan yang paling
tinggi dan pola patahannya ulet
Spesimen kedua (Normalizing) memiliki siaft ulet yang paling tinggi, pola
perpatahnya ulet
Spesimen ketiga (Quensching) memiliki nilai Yield maupun Ultmate stress
yang paling tinggi. Pola perpatahnnya getas

Daftar Pustaka
[1] Calliter , William D. 2009. Materials science and Enginering an Introduction (eight
edition). United State of America.Jhon wiley and sons inc.
[2] Xiong, Xuesong.2012. Effect of twice quenching and tempering on the mechanical
properties and microstructures of SCRAM steel for fusion application. State Key
Laboratory of Mould Technology, Institute of Materials Science and Engineering,
Huazhong University of Science and Technology
[3] Calik, Adnan.2009.Effect of cooling rate on hardness and microstructure of AISI
1020, AISI 1040 and AISI 1060 Steels. Sleyman Demirel University, Technical
Education Faculty, Machine Education Department, Isparta, Turkey
[4] GL-Hunyeet Engineering Handbook. Technical information
[5] Raeisinia, Babak. 2008. Modelling the effect of grain size distribution on the
Mechanical resp Onse of metals. The university of british columbia.

LITERATUR

*Sumber: Callister (Niali stress yang fluktuatif)

*Sumber: Callister (penampang mengecil setelah yield)

*Sumber: GL Hunyett (Crosscheck data nilai stess dan


yield AISI 1020 pada perlakuan nirmalizing)

*Sumber: Jurnal Xiong (quenching meningkatkan yield


strenght dan toughness)

*Sumber: Reisina, Babak The University of British Columbia,


2003 (pengaruh batas butir terhadap polycristalin)

*Sumber: Jurnal Adnan Caik (Pola Patahan)

Konversi nilai Stress

Alasan Terbentuk Martensit


Berdasar ASM vol 4 : Heat treating dengan kadar
karbon 0,46 %, sesuai komposisi kimia benda uji
dianggap membentuk 99% martnesit apabila
kekerasannya mencapai 625 HBN. Membentuk
90% martensit apabila kekerasannya 520 HBN.
80% ketika kekerasannya 454 HBN. Dan
membentuk 50% matensit apabila kekerasan
yang dihasilkan 419 HBN. Sedangkan untuk
kadar karbon 0,31% kekerasan maksimunya
adalah 509 HBN.
Media pendingin air dan oli
menghasilkan struktur mikro berupa
martensit dan retained austenite

Pada pendinginan cepat dengan quench air, austenit


bertransformasi menjadi martensit. Austenit yang
memiliki struktur FCC (Face Centered Cubic)
berusaha mengeluarkan atom karbon, namun karena
waktu yang sangat singkat atom karbon tersebut
terperangkap dan membentuk struktur baru, yaitu
BCT [4]. Pada pendinginan oli hampir sama
membentukmartensit, tetapi masih terbentuk fasa
lain yaitu austenit (FCC). Austenit ini adalah
austenit sisa yang terbentuk karena pada saat
pendinginan,
austenit
tidak
semuanya
bertransformasi menjadi martensit.
Sumber : Bayu Adie Septianto, dan
Yuli Setiyorini. Pengaruh Media
Pendingin pada Heat Treatment
Terhadap Struktur Mikro dan Sifat
Mekanik Friction Wedge AISI 1340

Anda mungkin juga menyukai