Bandul
Massa
Meja Getar
Meja Getar
a. Model SDOF
b. Model MDOF
Gambar 1. Model Massa Getar SDOF dan MDOF
m. x c .x kx
m.g
(1)
F(t)
P(t)
x
a. Balok sederhana
x
b. Balok kantilever
F(t)
x
c. Portal sederhana
Gambar 2. Model Perpindahan Tunggal (SDOF)
24
..
m x kx
m x g (t)
(2)
[m]{x} [k]{x}
[m]{x g (t )} (3)
(4)
..
Dimana F(t )
..
F( t )
K x
(7)
..
f ( x, t )
(8)
.
Dengan menetapkan x
y , sehingga
..
f ( x, t )
(9)
mij1 f j (t )
k jp x p , i 1,2,3,......, n
(10)
dimana :
mij-1 adalah elemen ke ij dari matrik
invers [M]-1
..
..
f (t )
[m]{x g } ,
maka :
..
mij1
x
i
..
[m] x g (t )
k jp x p , i 1,2,3, , n
p
(11)
[m]{x g ( t )} (5)
25
y=x
f=y=x
T1= t1
X 1 = x1
Y1 = y1
T2=
t1+
h /2
T 3 = t1
+ h/2
X2
=
x1
+
Y1h/2
X 2 = x1
+
Y2h/2
X 2 = x1
+ Y3h
Y2 = y1
+ F1h/2
F1=
f(T1,X1,Y1)
F2=
f(T2,X2,Y2)
Y2 = y1
+ F2h/2
F3=
f(T3,X3,Y3)
Y2 = y1
+ F3h
F4=
f(T4,X4,Y4)
T 3 = t1
+ h/2
Selanjutnya
perpindahan
dan
kecepatan gempa pada bangunan
dihitung dengan persamaan :
h
x j 1 xi
(Y1 2Y2 2Y3 Y4 )
6
(13a)
h
yi 1 yi
(F1 2F2 2F3 F4 )
6
(13b)
Untuk sistem dengan persamaan n anu
yang saling terkait, maka akan ada
sejumlah xn, yn dan fn pada t yang
sama. Sehingga perpindahan dan
kecepatan menjadi :
h
x ni 1 x i
(Yn 1 2Yn 2 2Yn 3 Yn 4 )
6
(13c)
h
y ni 1 y i
(Fn1 2Fn 2 2Fn 3 Fn 4 )
6
(13d)
dimana :
i + 1 = menyatakan iterasi ke i+1
n = menyatakan perpindahan dan
kecepa-tan nodal ke- n
Selanjutnya dengan dibuat program
sederhana akan diperoleh nilai
perpindahan dan kecepatan tiap saat
dari interval waktu kecil h dan
kemudian hasil iterasi tersebut
digambar dengan bantuan software MS
EXCEL yang merupakan respons
26
e. Menggambarkan
output
perpindahan,
kecepatan,
dan
percepatan sesuai dengan DOF
struktur yang ditentukan.
f. Menganalisis
output
yang
dihasilkan dari program.
Gambar 3 dan 4 berikut menunjukkan
sket model rencana :
Bandul
Massa
Meja Getar
Getar
Gambar 4. Sket Model 1 Lantai (Diskret 2D)
Selanjutnya analisis pemrograman
yang
didasarkan
pada
sistem
persamaan MDOF diskret melalui
matrik kekakuan dan matrik massa
untuk model dua dimensi sebagai
berikut :
a. Matrik kekakuan sistem struktur
yang dimodelkan dengan sistem
diskret dalam acuan sumbu global
adalah :
g1 g 2
g4
g1
g2
g4
g3
g5
g2
g3
g5
g6
g4
g1
g5
g2
g7
g4
g3
g5
si me tris
(14)
g6
Dimana :
g1 = ( c2 +12s2) ;g2 = cs ( -12)
g3 = ( s2 +12c2); g4 = - 6Ls
g5 = 6Lc ; g6 = 4L2
g7 = 2L2
EI
;
L3
AL2
I
27
140
70
156 22L
54
13L
13L
3L2
140
156
22L
4L
mL
420
si
m e tris
4 L2
( 15)
Matrik Tranformasi digunakan untuk
menyusun matrik kekakuan dan matrik
masa dalam sumbu global.
cos
sin
0
T
sin
cos
0
0
0
1
2
1
5
3
28
DOF 1
10
8
6
4
2
0
-2
-4
0.02
0.68
1.34
2
2.66
3.32
3.98
4.64
5.3
5.96
6.62
7.28
7.94
8.6
9.26
9.92
10.58
11.24
11.9
12.56
13.22
13.302
13.8
14.46
15.12
15.78
16.44
17.1
17.76
18.42
19.08
19.74
-6
-8
-10
1
0.5
0.02
0.7
1.38
2.06
2.74
3.42
4.1
4.78
5.46
6.14
6.82
7.5
8.18
8.86
9.54
10.22
10.9
11.58
12.26
12.94
13.62
14.3
14.98
15.66
16.34
17.02
17.7
18.38
19.06
19.74
0
-0.5
-1
-1.5
-2
bertambah
sering
dengan
bertambahnya waktu, dan akan
perlahan hilang ketika getaran yang
diberikan menurun.
Dari respons struktur akibat
beban dinamis yang besifat harmonis,
walaupun diberikan simpangan getaran
yang lebih besar, namun bila
dibandingkan getaran yang diberikan
oleh beban gempa El Centro
menunjukkan bahwa struktur secara
fungsional akan lebih tahan menerima
beban harmonis dibandingkan dengan
beban yang tidak tetap. Ini artinya
struktur akan mudah runtuh bila
menerima beban yang frekuensinya
tidak
teratur
seperti
yang
dikomparasikan pada gambar 8 s/d 10.
Grafik Perpindahan Translasi Gempa Elcentro
DOF 1
10
8
6
4
2
0
-2
-4
0.02
0.68
1.34
2
2.66
3.32
3.98
4.64
5.3
5.96
6.62
7.28
7.94
8.6
9.26
9.92
10.58
11.24
11.9
12.56
13.22
13.302
13.8
14.46
15.12
15.78
16.44
17.1
17.76
18.42
19.08
19.74
DOF1
-6
-8
-10
DOF1
1.5
1
0.5
0
-0.5
0.02
0.7
1.38
2.06
2.74
3.42
4.1
4.78
5.46
6.14
6.82
7.5
8.18
8.86
9.54
10.22
10.9
11.58
12.26
12.94
13.62
14.3
14.98
15.66
16.34
17.02
17.7
18.38
19.06
19.74
-1
-1.5
-2
29
DOF 2
perkuatan
gempa.
elemen
struktur
tahan
1.5
1
0.5
0.02
0.7
1.38
2.06
2.74
3.42
4.1
4.78
5.46
6.14
6.82
7.5
8.18
8.86
9.54
10.22
10.9
11.58
12.26
12.94
13.276
13.56
14.24
14.92
15.6
16.28
16.96
17.64
18.32
19
19.68
0
-0.5
-1
-1.5
DOF 2
0.02
0.72
1.42
2.12
2.82
3.52
4.22
4.92
5.62
6.32
7.02
7.72
8.42
9.12
9.82
10.52
11.22
11.92
12.62
13.32
14.02
14.72
15.42
16.12
16.82
17.52
18.22
18.92
19.62
0
-0.005
-0.01
-0.015
0.02
0.7
1.38
2.06
2.74
3.42
4.1
4.78
5.46
6.14
6.82
7.5
8.18
8.86
9.54
10.22
10.9
11.58
12.26
12.94
13.276
13.56
14.24
14.92
15.6
16.28
16.96
17.64
18.32
19
19.68
0
-100
-200
-300
-400
60
DOF 1
40
20
0.02
0.78
1.54
2.3
3.06
3.82
4.58
5.34
6.1
6.86
7.62
8.38
9.14
9.9
10.66
11.42
12.18
12.94
13.7
14.46
15.22
15.98
16.74
17.5
18.26
19.02
19.78
0
-20
-40
-60
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan
di atas dapat disimpulkan bahwa pola
respons perpindahan, kecepatan, dan
percepatan
dari
struktur
yang
menerima beban dinamik akan
mengikuti pola beban yang bekerja.
Struktur akan lebih mampu menahan
beban dinamik harmonis dengan
percepatan yang lebih besar dibanding
beban yang percepatannya kecil namun
mempunyai getaran yang tidak teratur.
Resonansi akan terjadi apabila getaran
beban gempa sama dengan waktu getar
alami
dari
bangunan.
Dengan
memberikan
gambaran
respons
struktur akibat beban dinamik akan
mempermudah memperkirakan dalam
merencanakan elemen-elemen struktur
dengan lebih baik dan akurat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada berbagai
pihak
yang
telah
mendukung
pelaksanaan penelitian ini antara lain
Unit Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (UP2M) Politeknik Negeri
Semarang yang telah mendanai
pelaksanaan penelitian ini dan para
anggota tim penelitian dan mahasiswa
yang telah bekerja keras untuk
membantu proses penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ajit, K.M and Singh, S.T., 1991,
Deformation of Elastic Solids,
Prentice Hall, Englewood
Cliffs, New Jersey.
Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 17 No. 1 Juni 2012 23-31
31