TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hipertensi
2.1.1
Definisi
Mendefinisikan tekanan darah tinggi yang tidak normal (BP) sangat sulit dan
7. Jika tujuan terapi dalam 1 bulan tidak tercapai, dosis dapat ditingkatkan atau
dengan mempertimbangkan kombinasi, jika obat kombinasi tidak bisa mencapai
target, menggunakan kelas obat yang ketiga
8. Jika target terapi tidak dapat mencapai target dengan tiga jenis obat dari
rekomendasi kelas-kelas obat, gunakan obat dari kelas obat yang lain dan atau
rujuk kepada sepsialis hipertensi
2.1.2
Patogenesis
Patogenesis hipertensi esensial adalah multifaktor dan sangat kompleks
esensial
telah
diusulkan
di
mana
beberapa
faktor,
termasuk
kecenderungan genetik, asupan diet garam berlebih, dan nada adrenergik, dapat
berinteraksi
untuk
menghasilkan
hipertensi.
Meskipun
genetika
tampaknya
2.1.3
4. Stage 2
2.1.4
Diagnosis
Evaluasi hipertesi untuk mengetahui tekanan darah pasien, dilakukan
dengan histori medikasi dan pemeriksaan fisik, dan dilakukan penelitian rutin di
4
2.1.5
Manajemen
JNC,
American
Diabetes
Associate
(ADA),
dan
American
Heart
2.1.6
Terapi Farmakologis
Jika modifikasi gaya hidup tidak cukup untuk mencapai tujuan BP , ada
beberapa pilihan obat untuk mengobati dan mengelola hipertensi . Diuretik thiazide
adalah agen disukai tanpa adanya indikasi menarik (Chobanian, 2003). Indikasi
menarik mungkin termasuk kondisi berisiko tinggi seperti gagal jantung, penyakit
jantung iskemik, penyakit ginjal kronis, dan stroke berulang, atau kondisi-kondisi
umumnya terkait dengan hipertensi , termasuk diabetes dan risiko penyakit koroner
tinggi. Obat intolerability atau kontraindikasi mungkin juga faktor (Chobanian, 2003).
6
2.2
Simplified dari Green dan Vermilion (Herijulianti dkk., 2001). Green dan Vermilion
memilih enam permukaan gigi indeks tertentu yang cukup dapat mewakili segmen
depan maupun belakang dari seluruh pemeriksaan gigi yang ada dalam rongga
mulut. OHI-S diperoleh dengan cara menjumlahkan Debris Index dan Calculus Index
(Putri dkk., 2010).
OHI-S = Debris Index
atau + Calculus Index
7
OHI-S = DI + CI
Untuk menilai kebersihan gigi dan mulut seseorang yang dilihat adalah
adanya debris (plak) dan kalkulus pada permukaan gigi. Pemeriksaan klinis yang
dilakukan untuk memudahkan penilaian. Pemeriksaan debris dan kalkulus dilakukan
pada gigi tertentu dan pada permukaan tertentu dari gigi tersebut, yaitu (Herijulianti
dkk., 2001) :
Untuk rahang atas yang diperiksa :
1. Gigi M1 kanan atas pada permukaan bukal.
2. Gigi I1 kanan atas pada permukaan labial.
3. Gigi M1 kiri atas pada permukaan bukal.
Untuk rahang bawah yang diperiksa :
1. Gigi M1 kiri bawah pada permukaan lingual.
2. Gigi I1 kiri bawah pada permukaan labial.
3. Gigi M1 kanan bawah pada permukaan lingual.
Gambar 2.1 Permukaan Gigi yang Diperiksa Untuk Melihat Debris dan Plak
Bila ada kasus salah satu dari gigi-gigi tersebut tidak ada (telah
dicabut/tinggal sisa akar), penilaian dilakukan pada gigi-gigi pengganti yang sudah
ditetapkan untuk mewakilinya yaitu (Herijulianti dkk., 2001) :
1. Bila gigi M1 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada
gigi M2 rahang atas/bawah.
2. Bila gigi M1 dan M2 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, penilaian
dilakukan pada gigi M3 rahang atas atau rahang bawah.
3. Bila M1, M2, dan M3 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, tidak dapat
dilakukan penilaian.
4. Bila gigi I1 kanan rahang atas tidak ada, penilaian dilakukan pada I1 kiri rahang
atas.
5. Bila gigi I1 kanan dan kiri rahang atas tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
6. Bila gigi I1 kiri rahang bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi I1 kanan
rahang bawah.
7. Bila gigi I1 kiri dan kanan rahang bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan
penilaian.
Kondisi
Tidak ada debris atau stain
Plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal, atau terdapat stain
diperiksa
Plak menutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa
Cara pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan larutan disklosing
10
bagian ini tidak ditemukan debris, lanjutkan terus pada dua pertiga gigi, jika disini
pun tidak ada, teruskan sampai ke bagian servikal (Putri dkk., 2010).
Cara memperoleh debris index :
DI =
deskuamasi
Tabel 2.2 Skor kalkulus pada pemeriksaan kebersihan mulut menurut indeks
OHI-S Green dan Vermilion
Skor
0
1
Kondisi
Tidak ada kalkulus
Kalkulus supragingiva menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal,
yang diperiksa
Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3
permukaan yang diperiksa, atau ada bercak-bercak kalkulus subgingiva
3. Menghitung skor indeks debris, skor indeks kalkulus dan skor OHI-S
Skor indeks debris maupun skor indeks kalkulus ditentukan dengan cara
menjumlahkan seluruh skor kemudian membaginya dengan jumlah segmen yang
diperiksa (Putri dkk., 2010).
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1
12
Pengetahuan lansia tentang
hipertensi rendah
Perlu ditingkatkan
pengetahuan
Perlu
ditingkatkan
pengetahuan dan
Tingginya
hipertensi
diKepatuhan
Hipertensi
Hipertensi
yang
tidak minum
terkontontrol
dan
dalam
obat
lansiapakis
dengan
penyuluhan
skrining awal hipertensi
daerah
kembar
Obat-obatab
hipertensi
banyak yang
melngalami strok
rendah
kesehatan
Penyuluhan tentang :
-
Jumlah
Penyuluhan dan
Pelatihan Tensi
19
Penyuluhan tentang :
18
Hipertensi
13
Obat-obat
hipertensi
Penjelasan:
BAB 4
METODE KEGIATAN
4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilajkan di Balai Desa Pakis Kembar Kecamatan
Pakis Kabupaten Malang. Kegiatan pemeriksaan kesehatan, penyuluhan dan
senam lansia dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2014 dan dimulai pada
pukul 08.00.
4.2 Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah penduduk desa yang sudah lanjut usia
(>50thn) yang memiliki hipertensi maupun riwayat hipertensi serta seluruh
Kader Posyandu Lansia Desa Pakiskembar.
4.3 Alat dan Bahan
1. Speaker
15
2. Mic wireless
3. Tensimeter
4. Timbangan
5. Meteran
6. Slide Presentasi
7. LCD
8. Booklet
9. Meja 5 buah
10. Alat dan bahan pemeriksaan (BGA, kolesterol, OHIS)
11. Kursi 50 buah
12. Laptop
13. Kabel roll 1 buah isi 4
4.4 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan
hipertensi yang membahas mengenai pentingnya menjaga pola hidup yang
sehat bagi penderita hipertensi dan pemeriksaan kesehatan (anamnesa, cek
tekanan darah, kolesterol, GDA dan OHIS) serta pelaksanaan senam lansia.
Metode pendekatan dilakukan dengan pendekatan personal dengan perangkat
desa, bidan desa, dan kader posyandu.
No.
1.
Kegiatan
Metode
Penyuluhan
Penyuluhan kepada lansia di Desa
- Lecture
Pakiskembar tentang hipertensi.
Pada
with
Discussion.
metode
ini
peserta
2.
baik
selama
atau
setelah penyuluhan.
Pemeriksaan Kesehatan
anamnesa, cek tekanan darah,
- KIE (Komunikasi, Informasi
kolesterol, GDA dan OHIS yang
dan
Edukasi),
gula
mengenai
darah
dan
tinggi.
OHIS
3.
langka-langkah
DESA
PAKIS KEMBAR
dusun = 5 dusun
Ngedem yang
terdiri dari 1
RW dan 5 RT,
jumlah lansia
21 orang
- Pemeriksaan kesehatan
Kegiatan
Pemeriksaan
Kesehatan
dilakukan
pada tanggal
22
yang
sesuai
jadwal
PKNM
yaitu
Februari 2014
pada tanggal 22 Februari 2014
terdiri dari 5 Dusun
Jambon
yang
terdiri dari 1 RW
dan
13
RT,
jumlah lansia 19
orang.
Krajan
Timur
yang terdiri dari
1 RW dan 1 RT,
jumlah lansia 23
orang
Krajan
Barat
yang terdiri dari
2 RW dan 15
RT, 18 orang
Tegal Pasangan
yang terdiri 3 RW
dan
14
RT,
jumlah lansi 15
orang
17
BAB 5
RANCANGAN EVALUASI
Kegiatan
1. Lecture
Indikator Keberhasilan
with
Edukasi
diikuti
oleh -
Melalui
absensi
peserta
Discussion
kehadiran
mengenai
dan
edukasi
Melalui kegiatan tanya
Hipertensi
dan
orang
kader
-
posyandu
18
obat-obat
Peningkatan pengetahuan
peserta
Peserta
oleh panitia
antihipertensi
2. Senam
aktif
peserta
mengikuti
yang
hadir
penyuluhan
dan
pemeriksaan kesehatan
Melalui
absensi
kehadiran
Melalui
antusiasme
peserta
(lansia)
mengikuti
3. Pemeriksaan
Tekanan Darah
4. Pemeriksaan
GDA
dan
Cholesterol
gerakan senam
Melalui kartu kendali
pemeriksaan lansia
Melalui
pemeriksaan lansia
dilakukan
-
rangkaian
kartu kendali
pemeriksaan
kolesterol
Peserta yang
memiliki
cek GDA
Para
kader
mampu -
melakukan
pengukuran
tensi
tensi
nadi,
terlebih
dan
mengetahui
6. Pemeriksaan
OHIS
dan
batasan
oleh
kader
dahulu,
mahasiswa
kedokterran,
mengikuti
lembar
pemeriksaan
OHIS
apakah
pemeriksaan OHIS
19
hasil
BAB 6
JADWAL PELAKSANAAN
6.1 Pelaksanaan Acara
Pelaksanaan acara :
Waktu
Tempat
: Balai desa
Waktu
Durasi
05.30
06.00
Persiapan
06.3007.00
Semua Sie
Kegiatan
kumpul di depan faal
Berangkat ke lokasi
Acara
Perkap
PJ
PJ : Angel
PJ
Konsumsi
Dokumentasi
Humas
Sekretaris
Registrasi Peserta
07.00Sekretaris
07.30
PDDM
Pembukaan
07.3007.45
Break
08.1508.30
Sanca
Melakukan absensi
PJ:
Adecya
PJ
:
Dimas
PJ : Dewi
PJ : Angel
Dokumentasi
PJ : Nora
PJ
Dimas
PJ:
Adecya
Menemani undangan
-berkoordinasi dengan sie lain
-memastikan semua siap (termasuk
persiapan senam lansia)
-mengingatkan
PDDM untuk
menyiapkan semua slide
Acara
Acara
PDDM
-time keeper
-berkoordinasi dengan sie lain
-dokumentasi
Perkap
Pemandu
Senam
All Sie
Mengikuti Senam
Acara
Perkap
PDDM
Konsumsi
21
PJ : Nonik
Humas
Acara
MC
Senam Lansia
07.4508.15
PJ : Angel
PJ
:
Dimas
PJ
:
Sanca
PJ
:
Cahyani
dan Puti
Penyuluhan Kesehatan
08.30Acara
09.00
PDDM
-time keeper
-berkoordinasi dengan sie lain
-Membantu menjadi moderator
-Dokumentasi
Membawakan materi penyuluhan
hipertensi
Semua petugas yang tidak terlibat
dalam
penyuluhan
kesehatan,
menyiapkan acara selanjutnya yaitu
pemeriksaan kesehatan
Pemateri
Break
09.0009.10
Acara
Perkap
Konsumsi
Pemeriksaan Kesehatan
09.10All sie
11.00
PDDM
Angel dan
Dewi
Penutupan
Acara
PDDM
Menutup acara
Menyerahkan kenang-kenangan
secara simbolis
- Pembagian
konsumsi
dan
souvenir untuk peserta
Dokumentasi
-
Keterangan :
Meja 1 :
Registrasi
Pengukuran BB
Meja 2 :
Anamnesa
Tensi
Meja 3 :
Pemeriksaan GDA dan Kolesterol : 2 alat GDA dan Kolesterol, kapas alkohol
(petugas : Puti)
Meja 4 :
6.
7.
8.
9.
10.
Kegiatan
Rapat Kegiatan
Survey
dan
pelatihan kader
Konsultasi dengan
dosen pembimbing
Pembuatan TOR
Persiapan
acara
(pembuatan booklet,
penyuluhan,
dan
persiapan peralatan)
Pembagian
Undangan
dan
pelatihan kader
Pelaksanaan acara
Pemberian kenangkenangan
dan
ucapan terima kasih
Konsultasi dengan
dosen pembimbing
Follow
up
dan
24
pembuatan laporan
6.4
Susunan Kepanitiaan
Pembimbing
Ketua
Anggela Damayanti
Sekretaris
Bendahara
Zurniatus Sholihah
Sie Acara
Sie Humas
Cahyani Permata
Melur Fatima Haris
Sie Perlengkapan
Romi
Sanca Ermanda F. P.
Sie Konsumsi
Nora A. Roragabar
Dewi Okta Briana
Sie Dokumentasi
25
BAB 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
7.1
Judul Kegiatan
Pembinaan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Pakis Kembar Sebagai
Senam
7.2
Jumlah Peserta
a. Jumlah lansia yang mengikuti penyuluhan sebanyak 20 orang
b. Jumlah kader posyandu yang mengikuti pelatihan tensi sebanyak 8 orang
7.4
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah pra lansia dan lansia di dusun Krajan Barat
dan Krajan Timur serta seluruh kader posyandu Desa Pakis Kembar Kecamatan
Pakis Kabupaten Malang.
7.5
Target
Penyuluhan diikuti oleh minimal 25 pra lansia dan lansia dari dusun
Krajan Barat dan Krajan Timur dan 10 orang kader posyandu Desa Pakis
Kembar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.
7.6
Kualifikasi
26
a. Penyuluhan diikuti oleh perwakilan pra lansia dan lansia yang berasal dari
dusun Krajan Barat dan Krajan Timur yang tergabung dalam wilayah Desa
Pakis Kembar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang serta seluruh kader
posyandu di Desa Pakis Kembar
b. Pelatihan tensi diikuti oleh perwakilan kader posyandu dari semua dusun
yang ada di Desa Pakis Kembar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.
7.7
Metode Kegiatan
Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan
hipertensi
dan
kesehatan
mengenai
pentingnya
pencegahan
dan
penanggulangan hipertensi yang tepat untuk pra lansia dan lansia, pentingnya
pengetahuan tentang pengukuran tensi untuk kader posyandu. Metode
pendekatan dilakukan dengan cara pendekatan personal dengan perangkat
desa, bidan desa, dan kader posyandu.
No.
Kegiatan
Metode
Penyuluhan
1.
kesempatan
untuk
mengajukan
pertanyaan
atau
umpan
27
Pelatihan Tensi
7.8
Tujuan Kegiatan
Pada akhir proses edukasi dengan metode Lecture with Disscussion, pra
lansia dan lansia Desa Pakis Kembar Kecamatan Pakis diharapkan dapat
mengalami peningkatan pengetahuan terkait hipertensi dan untuk kader
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang terdiri dari praktek
pengecekan tensi dan nadi. Selain itu, melalui edukasi ini juga diharapkan
dapat meningkatkan skill kader Desa Pakis Kembar Kecamatan Pakis untuk
menjadi ujung tombak screening awal hipertensi.
7.9
tingkat kebersihan gigi dan mulut pada lansia Desa Pakiskembar. Pemeriksaan
OHI-S dilakukan pada gigi 16 dan 26 bagian bukal, 11 dan 31 bagian labial serta 36
dan 46 bagian bukal. Apabila gigi molar pertama missing, maka dapat digantikan
oleh gigi molar kedua dan apabila molar kedua missing dapat dilakukan perhitungan
dengan menggunakan molar ketiga. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
terhadap lansia Desa Pakiskembar, banyak didapati gigi molar yang missing lebih
dari 2 dan beberapa dari lansia memakai gigi tiruan penuh sehingga pengukuran
OHI-S tidak dapat dilakukan. Berdasarkan perhitungan OHI-S yang dilakukan,
didapatkan nilai rata-rata OHI-S pada kelompok lansia adalah 1. Nilai ini
menunjukkan kriteria OHI-S pada lansia Desa Pakiskembar adalah baik yaitu
berkisar antara 0-1,2.
28
Rata-rata OHI-S =
7.10
ditetapkan di dua dusun yaitu, Krajan Barat dan Krajan Timur dari 25 undangan,
peserta yang hadir 15 orang. Kemudian kami mendatangi rumah penduduk secara
personal untuk pengambilan sampel sisa. Didapatkan jumlah yang cukup besar
angka hipertensi di dua dusun tersebut. Dari 20 sampel di dua dusun tersebut hanya
1 orang yang tidak hipertensi. Ini mengindikasikan bahwa tingginya angka hipertensi
di daerah tersebut. Permasalahan lain adalah gula darah yang juga tinggi. Sehingga
saling terkalit antara gula darah dan hipertensi yang menyebabkan semakin
parahnya kedua penyakit tersebut. Didukung juga dengan tingkat pengetahuan yang
rendah mengenai bahaya hipertensi dan penggunaan obat hipertensi. Kepatuhan
minum obat yang rendah mengakibatkan hipertensi tidak terkendali. Berdasarkan 20
lansia yang hadir, rata-rata senang membeli dan mengobati penyakitnya sendiri,
misalkan mempunyai hipertensi langsung beli di apotek tanpa resep dokter, dan
memberikan resep pada teman yang lain yang juga hipertensi. Ini semakin
memperparah keburukan dalam penanganan hipertensi. Dari 20 kasus, 99%
mengalami hipertensi, hanya 1 saja yang normal 120/80. Data yang lain menunjukan
tensi rata-rata 210/100, bahkan ada yang 200/- yang artinya tidak terbaca.
Dari hasil pengecekan gula darah dan kolesterol didapatkan 10 orang yang
mengalami diabetes militus, rata-rata sudah menyadari penyakitnya, namun ada
juga yang belum tau mengenai penyakitnya. Hasil tertingi 486 untuk gula darah.
Untuk kolesterol rata-rata normal.
29
kader Posyandu.
Pihak desa yang kooperatif, yaitu kepala desa, bidan desa, perawat
penanggung jawab posyandu, koordinator kader, dan kader-kader kesehatan
c.
setempat.
Kerja sama yang baik antar anggota kelompok dari masing-masing program
studi.
7.12
yang mana dalam pelaksanaan program tersebut dapat diambil beberapa pelajaran.
Diantaranya adalah
Memahami keadaan masyarakat di Desa Pakis Kembar khususnya pada
kondisi lansia, dan merancang program yang tepat yang dapat dilaksanakan
serta dapat berdampak terhadap peningkatan kesehatan pra lansia dan
lansia.
Peserta PKNM dapat belajar bagaimana cara melakukan koordinasi yang
baik dengan para kader, masyarakat, tokoh serta perangkat desa dan yang
30
BAB 8
ANGGARAN DANA
8.1 Pemasukan
Iuran Anggota
13 org @ Rp 70.000,00
8.2 Pengeluaran
1. Kue peserta
50 org @ Rp 1.500,00
2. Fotokopi logbook 11 @ Rp 2.000,00
3. Cetak brosur dan proposal
4. Souvenir mug
4 bh @ Rp 27.500,00
5. Kenang-kenangan
6. Test strip NESCO Glucose
7. Test strip NESCO Cholestrol
8. Cetak leaflet hipertensi
9. Kapas
10. Kertas kado dan mika bungkus souvenir
11. Gula untuk puding
12. Bahan puding
13. Fotokopi
14. Konsumsi
15. Transport
16. Uang kebersihan
31
Rp
910.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
75.000,00
22.000,00
15.000,00
110.000,00
60.000,00
90.000,00
165.000,00
72.000,00
48.600,00
15.800,00
11.000,00
23.000,00
5.600,00
60.000,00
100.000,00
20.000,00
893.000,00
BAB 9
KESIMPULAN DAN SARAN
9.1
Kesimpulan
1. Pengetahuan yang semakin bertambah terkait mengenai hipertensi dan cara
minum obat yang benar.
2. Mengatuhi bahaya-bahaya hipertensi yang tidak terkontrol
3. Kader posyandu dapat mengukur tensi dan nadi lansia di
Dusun Krajan
Saran
1. Hubungan yang baik antara mahasiswa dengan
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Depkes, RI. 2013. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
32
[Guideline] James PA, Oparil S, Carter BL, et al. 2014 Evidence-based guideline for
the management of high blood pressure in adults: report from the panel
members appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). JAMA.
Dec 18 2013;
Wood S. JNC 8 at last! Guidelines ease up on BP thresholds, drug
choices. Heartwire [serial online]. December 18, 2013;Accessed December
30, 2013. Available athttp://www.medscape.com/viewarticle/817991.
Roger VL, Go AS, Lloyd-Jones DM, et al. Heart disease and stroke statistics2012
update: a report from the American Heart Association. Circulation. Jan 3
2012;125(1):e2-e220.
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL Jr, et al.
Seventh report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.Hypertension. Dec
2003;42(6):1206-52.
Katakam R, Brukamp K, Townsend RR. What is the proper workup of a patient with
hypertension?. Cleve Clin J Med. Sep 2008;75(9):663-72.
Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI). Hypertension diagnosis and
treatment. Bloomington, Minn: Institute for Clinical Systems Improvement
(ICSI); 2010.
Whelton PK, Appel LJ, Sacco RL, Anderson CA, Antman EM, Campbell N, et al.
Sodium, Blood Pressure, and Cardiovascular Disease: Further Evidence
Supporting the American Heart Association Sodium Reduction
Recommendations. Circulation. Nov 2 2012;
O'Riordan M. New European Hypertension Guidelines Released: Goal Is Less Than
140 mm Hg for All. Medscape [serial online]. Available
at http://www.medscape.com/viewarticle/806367. Accessed June 24, 2013.
Mancia G, Fagard R, Narkiewicz K, et al. 2013 ESH/ESC Guidelines for the
management of arterial hypertension. 23rd European Meeting on
Hypertension & Cardiovascular Protection. Available
athttp://www.esh2013.org/wordpress/wp-content/uploads/2013/06/ESC-ESH
Guidelines-2013.pdf. Accessed June 24, 2013.
Hajjar I, Kotchen TA. Trends in prevalence, awareness, treatment, and control of
hypertension in the United States, 1988-2000. JAMA. Jul 9 2003;290(2):199
206.
Bianchi S, Bigazzi R, Campese VM. Microalbuminuria in essential hypertension:
significance, pathophysiology, and therapeutic implications. Am J Kidney Dis.
Dec 1999;34(6):973-95.
Shayne PH, Pitts SR. Severely increased blood pressure in the emergency
department. Ann Emerg Med. Apr 2003;41(4):513-29.
33
Rhoades R, Planzer R. Human Physiology. 3rd. Fort Worth, TX: Saunders College
Publishing; 1996.
Gandhi SK, Powers JC, Nomeir AM, Fowle K, Kitzman DW, Rankin KM, et al. The
pathogenesis of acute pulmonary edema associated with hypertension. N
Engl J Med. Jan 4 2001;344(1):17-22.
Harrison DG, Guzik TJ, Lob HE, et al. Inflammation, immunity, and
hypertension. Hypertension. Feb 2011;57(2):132-40.
Guzik TJ, Hoch NE, Brown KA, et al. Role of the T cell in the genesis of angiotensin
II induced hypertension and vascular dysfunction. J Exp Med. Oct 1
2007;204(10):2449-60.
Madhur MS, Lob HE, McCann LA, et al. Interleukin 17 promotes angiotensin II
induced hypertension and vascular dysfunction. Hypertension. Feb
2010;55(2):500-7.
http://www.mah.se/CAPP/Methods-and-Indices/Oral-Hygiene-Indices/Simplified
Oral-Hygiene-Index--OHI-S/ 2012
Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi (Putri., dkk
2010).
Herijulianti E, Indriani T, Artini S. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Penerbit EGC,
Jakarta.
Putri M, Herijulianti E, Nurjannah N. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit
Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Penerbit EGC, Jakarta.
Jaringan
Tayanin
G.
Simplified
Oral
Hygiene
Index
|
OHI-S,
(Online),
(http://www.mah.se/CAPP/Methods-and-Indices/Oral-Hygiene
Indices/Simplified-Oral-Hygiene-Index--OHI-S/, diakses tanggal 1 Desember
2012.
LAMPIRAN 1
Booklet Penyuluhan Hipertensi
34
35
Lampiran 2
36
Lampiran 3
37
38
39
40
41
42
43
44
45