Intoksikasi Alkohol
Intoksikasi Alkohol
Perhatian.
Penekanan derajat kesadaran menutupi respon dari penyakit dan penyakit yang
mendasarinya
Ada diagnosis banding yang bermakna dari penderita dengan intoksikasi alkohol
(tabel 1)
Glascow Coma Scale (GCS) secara statistik tidak dipengaruhi oleh alkohol sampai
kadar alkohol darah mencapai > 200 mg %. Jadi jangan memasukkan penuturunan
kesadaran karena alcohol kecuali kadar alkohol penderita sedikitnya 200 mg %
hematome, tumor
hipotermi
Meningitis/ ensefalitis, pneumonia, sepsis
Ketoasidosis diabetic, ensefalopati hepatic,
Kelainan respirasi
Keracunan
Trauma
Penatalaksanaan
Filosofi dari tata laksana
Tujuannya adalah:
Perhatian adanya ensefalopati Wernicke : 3 gejala klasik yang hanya nampak pada
10 % penderita. Lihat adanya perubahan status mental depresi, apatis, bingung
(80%), perubahan ocular nigtagmus horizontal
Observasi dengan penilaian berulang dari tanda vital dan penilaian neurologi
Evaluasi yang agresif dari status mental yang tidak membaik atau terganggu
Observasi lanjutan sampai penderita dapat berfungsi dengan bebas dan menjaga
diri sendiri
Pengendalian kemikal dan fisik jika dibutuhkan (untuk penderita dan orang lain)
Investigasi.
Kecuali bila penderita sadar dan mengenali, penderita mabuk harus dievaluasi
terhadap lokasi
Jika penderita diduga trauma, sediakan kollar yang kaku dengan atau tanpa
imobilisasi manual
Lab: minimum untuk penderita dengan penderita yang bingung, periksa gula
darah kapiler. Karena riwayat dan pemeriksaan fisik biasanya terbatas, penderita
laboratorium dan radiologi
1. Laboratorium yang penting
a. Darah lengkap
b. Urea/ elektrolit/ kreatinin; hitung anion gap (Na +)- (HCO3-)- (Cl-). Lihat
pada penggunaan formula
2. Laboratorium pilihan
a. Kadar etanol darah: kepentingan dari test ini terletak pada keadaan
dimana kadar tidak berhubungan dengan dengan dugaan. (contoh
dimana itu terlalu rendah atau mungkin nol) kemudian pencarian
intensif akan dilakukan untuk menerangkan keadaan penurunan
kesadaran adalah penting.
Catatan :
1. Jika anda menggambarkan seperti sebuah sampel gunakan preparat
kulit tanpa alkohol
2.
Pencitraan:
1. Foto dada: berguna jika riwayat nya ada trauma dada, atau ada demam,
atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan auskultasi.
2. foto servikal lateral, AP pelvis dan ekstremitas: dibutuhkan
berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik
3. Scaning kepala diperuntukkan pada kasus yang:
a. Adanya
kejadian
trauma
kepala
dengan
penurunan
Terapi obat:
Tiamin 100 mg IV: gudang tiamin seringkali tidak ada pada penderita alkoholik.
Catatan: Secara teori, sangat penting untuk memberikan dekstrose dengan tiamin
pada penderita malnutrisi karena pemberian awal dekstrose akan memacu terjadinya
ensefalopati Wernike (trias dari ataxia, kebingungan menyeluruh dan abnormalitas
ocular, terutama nistagmus horizontal atau paralise nervus enam bilateral). Pandangan
ini tidak didukung oleh bukti. Masih diperdebatkan apakah itu memakan waktu
bejam-jam ataupun berhari-hari, untuk ensefalopati Wernike untuk berkembang
secara klinis; juga, tiamin dapat diberikan segera setelah pemberian dekstrosa.
Disposisi
1. Trauma multipel
2. Penggunaan methanol dan etilen glikol
3. Sepsis
4. Perdarahan saluran pencernaan
5. Infark miokard akut
6. Sindrom putus obat utama
Kriteria pemulangan
tergantung dari
Situasi khusus:
Anak-anak
Hipoglikemi sering terjadi : obati dengan 2-4 ml/kg D25W IV Campurkan D50W
1:1 dengan air steril karena D50W sangat hiperosmoler
Harus dicurigai penderita mabuk yang mengeluh nyeri perut atau gangguan
penglihatan atau, pada siapa yang ditemukan adanya beda osmolalitas yang tinggi.
Tidak ada satu obatpun yang berbahaya secara sendiri kecuali intoksikasi etanol;
bentuk metabolismenya setelah dimetabolisme oleh alcohol dehidrogenase akan
menghasilkan toksisitas 6-12 jam setelah di konsumsi. Perlambatan dalam gejala
yang muncul dapat lebih besar jika bersamaan dengan intoksikasi etanol.
Kadar alkohol serum tidak siap tersedia sehingga pemeriksaan indirek seperti
beda kadar amnion dan osmolalitas sangat berguna.
4. Asidosis metabolic
Penatalaksanaan
: 0,6-0,8 g/kg
: 0,24 g/kg/j
Metode oral: tidak dipergunakan jika penderita menolak dan tidak mempunyai
reflek muntah
Beban
: 0,16 ml/kg/j dari 95% larutan tetapi didilusikan dengan air 1:1
Catatan :
1. Semua dosis yang diberikan melalui intravena dan perlahan dengan normal
salin atau dilarutkan sepanjang 30 menit. Jangan memberikan tanpa dilarutkan
ataupun bolus.
2. Selama hemodialise : seringnya dosis harus ditingkatkan setiap 4 jam dengan
kecepatan yang sama. Terapi harus dilanjutkan sampai kadar etilen glikol atau
methanol kurang dari 20 mg/dl dan tidak ada gejala pada penderita.
Fomediprizole oral : cocok untuk kasus2 dimana baru saja minum dan tidak ada
muntah.
Dosis: 15 mg/kg awalnya, diikuti dengan 5 mg/kg 12 jam kemudian; kemudian 10
mg/kg setiap 12 jam sampai kadar etilen glikol dalam plasma tidak dapat
dideteksi.
3. Hemodialisis untuk menghilangkan kandungan induk dan racun yang dihasilkan.
Indikasinya :
a. Jika kadar dalam darah melebihi 25 mg/dl
b. Jika metabolic asidosis tidak dapat diperbaiki
c. Dengan ancaman terjadinya gagal ginjal
d. Dengan gejala penglihatan pada keracunan metanol
Isopropanol
Melewati sawar otak lebih cepat dan toksisitasnya kira-kira 2 kali dari etanol
Efek toksik:
1. depresi susunan saraf pusat
2. iritasi saluran pencernaan dengan gastritis, muntah, dan hematemesis
Penanganan:
Kadar serum isopropyl alcohol menambah sedikit pada manajemen
Tangani seperti pada intoksikasi etanol
Alkohol ketoasidosis
Terlihat klasik pada peminum alkohol yang menahun yang pesta minuman keras dan
datang dengan nausea, muntah, nyeri perut, dan kelaparan dengan makan kalorinya
buruk
Ketoasidosis merupakan hasil dariakumulasi dari asetoasetat dan beta hidroksi butirat.
Pemeriksaan laboratorium pH sekitar 7,1, bikarbonat serum 10, kalium dan fosfat
serum rendah, dan kadar glukosa darah rendah atau normal.
Penanganan: rehidrasi dengan dekstrosa 5% dengan cairan salin, anti muntah jika
diperlukan, benzodiazepine jika diperlukan untuk gejala putus obat.(Tabel 2). Kalium
dan pengganti kalium.
Kemungkinan perkembangan gejala putus obat yang berat bertambah dengan infeksi
yang menyertainya atau maslah kesahatan, riwayat yang terjadi sebelumnya dengan
kejang karena putus obat atau delirium tremens, dan pemakaian alkohol yang lebih
banyak.
Durasi
2-3 hari
Gejala
Ansietas
goncangan
Agitasi
Takut
Kehilangan nafsu
Tanda
Takikardia
Hpertensi
Hiperrefleksia
makan
Tremor
atas
ditambah Di atas di tambah:
Di
mengerikan
Halusinasi
3.kejang
karena
tremens
Berkeringat
Di atas ditambah
alkohol
4.
delirium 3-5 hari
Demam
Kejang menyeluruh
2-5 hari
Bingung
Demam
Mimpi buruk
midriasis