pustaka
Diskusi
membahas:
Presentasi dan
Pos
diskusi
2. Obyektif:
Status present
Tanda Vital
:
TD
= 130/80 mmHg
= 100 x/menit
= 24x/menit
= 36,50C (axilla)
Kepala
Leher
Thorax
: Inspeksi
Cor
Abdomen
Palpasi
Perkusi
: sonor,
Auskultasi
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Pekak
Auskultasi
: Inspeksi
: kesan datar.
Ekstremitas
Palpasi
Perkusi
: tymphani (+)
Auskultasi
Dari pemeriksaan status psikiatrik diperoleh; kesan umum seorang wanita sesuai umur,
tidak tampak sakit jiwa, rawat diri baik. Kesadaran composmentis; orientasi orang, waktu, tempat,
dan situasi baik. Sikap/tingkah laku tenang dan kooperatif; roman muka terbatas; afek
appropriate. Proses arus pikir kualitatif relevan dan koheren; isi pikir berupa kecemasan
berlebihan. Bentuk pikir realistik, gangguan persepsi tidak ada serta perhatian dan insight baik.
Status mental pasien dalam batas normal, dan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan. Tidak terdapat halusinasi, ilusi, depersonalisasi
dan derealisasi. Arus pikiran, produktivitas
hendaya berbahasa.
Diagnosis sementara : gangguan cemas menyeluruh
3. Assesment
Gangguan cemas menyeluruh adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati
disertai berbagai gejala somatik, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien.
Pada gangguan ini, terdapat hipotesis bahwa pasien mewujudkan respons secara tidak
tepat dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapinya. Dikatakan pula terdapat gejala konfik
bawah sadar yang tidak terpecahkan.
Gejala yang ditunjukkan pasien ini menunjukkan adanya kecemasan yang tidak terbatas
pada situasi khusus tertentu. Penderita dengan kecemasan umumnya menyadari bahwaia sedang
terganggu. Untuk memahami suatu gangguan cemas tidak dapat dilihat hanya pada gejalagejalanya saja. Gejala- gejala hanya menunjukkan bahwa individu itu sedang terganggu karena
keadaan tegang atau cemas. Gejala dapat menunjukkan jalan ke jenis konflik yang sedang dialami
pasien.
Dokter harus dapat mencari sumber kecemasan, peristiwa atau keadaan yang
menimbulkan rasa cemas pada pasien. Gangguan cemas mudah terjadi dalamkeadaan yang
menimbulkan perubahan besar dalam kehidupan manusia dan individu itu harus menyesuaikan
diri dengan keadaan baru itu. Pasien ini diketahui adalah seorang pensiunan pegawai negeri.
Keluhan ini dirasakan oleh pasien sejak 8 bulan yang lalu sejak terdiagnosa DM tipe II setahun
yang lalu.
Faktor yang menyebabkan gangguan ini terletak terutama pada bidang emosi.
Kebanyakan penyebab gangguan cemas terdapat dalam perasaan yang direpresi, didesak lalu
diubah atau dialihkan menjadi dorongan rasa kebencian, permusuhan, kebutuhan akan persetujuan
3
dan keamanan, ketidak mampuan untuk mengadakan ketertiban dan keamanan dalam
penghidupan. Hal- hal ini sering menimbulkan konflik dan menimbulkan kecemasan.
Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan berdasarkan :
Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Gejala-gejala Gangguan Cemas Menyeluruh:
Ketegangan Motorik
Hiperaktivitas Otonomik
Psikoterapi
a.
Psikodinamik (Insight), ditujukan untuk mengungkap konflik masa lalu yang mendasari dan
merupakan sumber kecemasan yang sebenarnya
b.
c.
d.
Suportif
2.
Somatoterapi
a.
Ansiolitik Benzodiazepin,
Ansiolitik yang paling sering digunakan
Tidak mengurangi kekhawatiran, namun mengatasi kecemasan dengan menurunkan
kewaspadaan dan dengan menghilagkan gejala somatik seperti ketegangan otot
Semua benzodiazepin memiliki efikasi yang sama, menyebabkan sedasi, gangguan kosentrasi,
dan amnesia anterograde. Spektrum klinis benzodiazepin meliputi:
Ansiolitik
Antikonvulsan
Antiinsomnia
Premedikasi bedah
Beberapa contoh benzodiazepin:
b.
)
b)
Buspirone, obat yang sering digunakan untuk pasien dengan kecemasan kronik, pasien yang
relaps setelah terapi dengan benzodiazepin, dan pasien dengan riwayat penyalahgunaan zat.
Tidak seperti benzodiazepin, buspirone lebih mengurangi kecemasan daripada gejala somatik
pada Gangguan cemas menyelurh (Generalized Anxiety Disorder, GAD). Buspirone sama
efektifnya dengan benzodiazepin untuk terapi pasien dengan GAD. Buspiron juga tidak
menyebabkan ketergantungan dan toleransi. Namun perlu diinformasikan pada pasien bahwa,
tidak seperti benzodiazepin yang dapat langsung menghilangkan gejala kecemasan, onset
Buspirone perlu 2-3 minggu.
c.
d.
Antidepresan Atipikal, Trazodone, untuk pasien yang tidak merespon pada agen yang lain,
penggunaan dibatasi karena efek samping sedasi dan priapismus yang tinggi. Nefazodone dapat
digunakan sebagai alternatif karena efek sampingnya lebih dapat ditoleransi
e.
Antidepresan Atipikal, Venlafaxine, memiliki efek anticemas dan antidepresi untuk pasien
dengan GAM disertai Depresi Mayor
4. Plan
Diagnosis:
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisis, ditemukan gejala dan tanda yang mengarah ke
diagnosis gangguan cemas menyeluruh (F41.1).
Pengobatan:
Pasien dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli psikiatrik untuk dapat mengobati lebih
lanjut penyakit yang sedang dideritanya.
Konsultasi dan Rujukan:
Konsultasi diperlukan untuk memberikan penatalaksanaan yang optimal kepada pasien.
Pasien ini kemudian dirujuk kepada dokter ahli psikiatrik untuk mendapatkan advis
pengobatan selanjutnya.
Prognosis:
Prognosis pasien pada umumnya tergantung pada kepribadian sebelumnya, bila relatif
stabil, maka prognosa lebih baik. Bila akut, prognosa juga lebih baik. Bila stres yang
menyebabkan kecemasan itu mudah diatasi, maka prognosa juga baik. Tetapi jika kronik
mungkin dapat berlangsung seumur hidup.
Pendamping