Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil
pengamatan kegiatan kedokteran kerja di Puskesmas Menteng Dalam sesuai pada waktu yang
telah ditentukan. Laporan yang telah kami susun ini dikerjakan berdasarkan kunjungan dalam
perihal laporan dan wawancara serta tambahan masukan dan bantuan dari dosen pembimbing
di Puskesmas Menteng Dalam.
Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Kedokteran Kerja, yang dijelaskan
hasil anamnesisnya, 7 langkah cara melakukan diagnosis penyakit akibat kerja, faktor resiko
yang dihadapi pekerja, bahaya potensial akibat jenis pekerjaan yang dilakukan, serta K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Adapun, unsur yang harus diperhatikan saat mengamati pada tempat kerja ialah :
factor Personel : meliputi, faktor usia, masa kerja, pendidikan, Indeks masa tubuh, faktor
kesehatan,perilaku dan Environment merupakan dampak dari lingkungan ; faktor fisik,
kimawi, ergonomic, biologis, psikososial.
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
sendiri dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa
setiap pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen pembimbing dan dosen Puskesmas dan temanteman di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Jakarta, 13 Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan Materi....5
2.2 Profil Perusahaan......6
2.2 Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Usaha
2.3 Status Kesehatan Penderita......................................................................................................
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
BAB IV
LAMPIRAN KEGIATAN.....
4.1 Foto-foto kegiatan.......14

BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Akibat Kerja (PAK) menurut Kepres RI No. 22 tahun 1993 adalah penyait
yang ditimbulkan sebagai akibat dari kecelakaan maupun pajanan di tempat kerja.
Keselamatan pada saat bekerja merupakan prioritas utama dalam menjalankan sebuah
pekerjaan karena dengan ini setiap orang akan mampu mengerjakan pekerjaannya dangan
efektif. Tetapi, pada kenyataannya hal ini sangat sulit untuk dicapai terkait dengan
pengetahuan para pekerja yang minim tentang penyakit akibat kerja.
Penyakit akibat kerja merupakan risiko yang dihadapai oleh pekerja dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya sehari-hari. Berbagai risiko yang dihadapi, mengancam
timbulnya penyakit akibat kerja dikalangan para pekerja. Upaya mendeteksi penyakit akibat
kerja dikalangan para pekerja merupakan tugas para praktisi kesehatan khususnya mereka
yang berperan sebagai dokter perusahaan.
Upaya pelayanan kesehatan kerja merupakan program baik untuk pencegahan PAK
(Penyakit Akibat Kerja), yakni program pelayanan paripurna yang terdiri dari :
1. Pelayanan Promotif

Pendidikan dan penyuluhan tentang kesehatan kerja


Pemeliharaan berat badan ideal
Perbaikan gizi, menu seimbang dan pemilihan makanan yang sehat dan aman.
Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene dan sanitasi)
Kegiatan fisik,olahraga,kebugaran
Konseling mis: berhenti merokok/napza

2. Pelayanan Preventif

Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus


Imunisasi
Kesehatan lingkungan kerja
Perlindungan diri terhadap bahaya-bahaya pekerjaan
Penyerasian pekerja dengan alat kerja
Pengendalian risiko di lingkungan kerja (fisik, kimia, biologi, ergonomic,

psikososial)
Suplemen gizi
Survailance kesehatan kerja

3. Pelayanan Kuratif

Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan kesehatan


Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun

penyakit akibat kerja


Terapi PAK dengan terapi utama dan terapi simptomatis

4. Pelayanan Rehabilitatif

Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya

yang masih ada secara maksimal.


Penempatan kembali pekerja

yang

cacat

secara

selektif

sesuai

kemampuannya
5. Pelayanan Rujukan

Rujukan medik : pengobatan dan rehabilitasi serta dari pos UKK ke

PUSKESMAS dan ke Rumah Sakit jika masih belum dapat diatasi.


Rujukan kesehatan: menggunakan sample lingkungan, sample lab dan kasus
pencemaran (jika sampai Kabupaten atau Kota )

Maka dari dokter muda perlu diberikan bekal dalam memahami dan menerapkan
kedokteran kerja sehingga para pekerja dapat terproteksi dari penyakit akibat kerja. Dalam
hal ini tugas pengamatan perlu dilakukan sehingga dapat melihat secara langsung pekerja
yang sudah atau belum memakai alat pelindung diri saat bekerja.
Dalam merealisasikan hal ini, kami melakukan pengamatan terhadap pekerja operator
SPBU yang beresiko mengalami penyakit akibat kerja yaitu suspect CTS (Carpal Tunnel
Syndrome) terkait dengan kebiasaanya yaitu posisi tangan yang kurang ergonomis saat
mengisi bensin.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan Materi


Bensin atau petrol merupakan bahan bakar yang dibuat dari minyak mentah yang
dimumikan dan biasanya digunakan untuk bahan bakar mobil, kapal atau sepeda motor.
Sebagian besar orang akan merasa pusing bila lama-lama berada ditempat pengisian bahan
bakar. Selain karena baunya yang menyengat, bensin juga mengandung beberapa zat kimia
yang berbahaya. Adapun 4 dampak kesehatan serius jika sering menghirup uap bensin:
1. Pusing
Menghirup uap bensin dapat membuat orang pusing, bahkan dalam jumlah kecil
sekalipun. Efek ini akan meningkat lagi ketika seseorang menghirup asap hasil
pembakaran bensin. Pusing dapat menyebabkan gangguan koordiansi yang membuat
seseorang mengalami kesulitan dalam mengemudi.
2. Kanker
Bensin mengandung zat kimia yang disebut benzene, zat ini telah dikaitkan dengan
kemungkinan peningkatan leukemia (kanker darah).
3. Kerusakan system saraf
Selain dapat menyebabkan kanker, menghirup uap bensin dapat menyebabkan
kerusakan system saraf seseorang. Hal ini akan mengganggu kemampuan tubuh untuk
mengirimkan pesan ke otak. Selain itu uga dapat mempengaruhi kemampuan otak
untuk menterjemahkan sinyal dan mengkoordinasikan tubuh untuk merespon sinyal
tersebut.
4. Kematian mendadak
Hal ini terjadi karena dengan menghirup uap bensin dapat merangsang saraf dalam
tubuh, yang dapat memperlambat detak jantung dan pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian. Faktor lain yang dapat menyebabkan kematian inhalasi
adalah ledakan dan tersedak yang berakibat fatal.

2.2 Profil Perusahaan


SPBU 34.15404 berdiri sejak tahun 1995. Mempunyai jumlah pegawai sebanyak 21
orang, yang terdiri atas 6 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. SPBU ini buka selama 24
jam. Jadwal kerja setiap pegawai 6 hari kerja selama satu minggu. Dimana perusahaan ini
membagi jadwal kerja pegawainya berdasarkan shift. Shift pertama dimulai pada pukul 06.00
14.00 WIB terdiri dari 5 orang operator, Shift kedua dimulai pada pukul 14.00 21.00 WIB
5

terdiri dari 4 orang operator dan shift ketiga dimulai pada pukul 21.00 06.00 WIB terdiri
dari 3 orang operator. Khusus operator wanita, hanya bekerja pada shift pertama dan kedua.
perusahaan ini tidak mengabaikan kesehatan pegawainya, dimana masing-masing pegawai
mendapatkan asuransi kesehatan berupa JAMSOSTEK.
2.3 Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis Pengamatan
Cara Pengamatan
Jenis Pekerjaan
Waktu Pelaksanaan
Lokasi

: Kunjungan
: Wawancara
: Operator SPBU
: Rabu, 13 Januari 2016
: SPBU 34.15404 Jl. Tebet Barat Dalam

Dalam pengamatan ini saya melakukan wawancara terhadap Operator SPBU yang
bernama Bapak Sudirman. Pak Sudirman bekerja sebagai Operator SPBU sejak 5 tahun.
Jadwal bekerja beliau 6 hari kerja dalam seminggu, dimana dalam satu hari jadwal bekerja
sesuai dengan shift yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Perusahaan SPBU dan rata-rata jam
kerja dalam satu hari selama 8 jam. Menurut Pak Sudirman apabila pelanggan yang datang
ramai waktu untuk istirahat tidak ada sehingga beliau selalu stand by dalam posisi berdiri
untuk melayani pelanggan yang ingin mengisi bensin. Pada saat awal bulan pertama bekerja
Pak Ahmad sering mengeluhkan pernapasan terganggu, pusing dan lemas akibat terhirup uap
bensin dan mengeluhkan pada daerah tangannya mengalami kesemutan.

2.3 Status Kesehatan Penderita


STATUS KESEHATAN PENDERITA
( DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA )

I.

Identitas Penderita
a. Nama
b. Usia
c. Kedudukan dalam keluarga
d. Jenis Kelamin
e. Pendidikan Terakhir

: Tn. Sudirman
: 36 tahun
: Kepala Keluarga
: Laki-laki
: SMA
6

f.
g.
h.
i.

Pekerjaan
Perusahaan
Perkawinan
Tanggal Kunjungan

: Operator SPBU sejak 5 tahun.


: SPBU 34.15404
: Menikah
: Tebet Barat 13 Januari 2016, pukul : 15:00

WIB

II.

Riwayat Penyakit
a. Tanggal : 13 Januari 2016
1. Keluhan Utama :
Telapak tangan kanan kesemutan sejak 1 bulan yang lalu
2. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang :
Pasien mengaku kesemutan di telapak kanan sejak 1 bulan yang lalu,
kesemutan terutama dirasakan pada jari tengah, telunjuk dan ibu jari.
Pasien juga mengeluh rasa tebal pada jari tengah, telunjuk dan ibu jari.
Kesemutan hilang ketika dikebas-kebaskan. Pasien juga mengaku
terasa nyeri sejak 2 hari yang lalu, menghilang ketika dipijit. Pasien
masih menggunakan tangan yang sakit untuk bekerja. Pasien bekerja
sebagai operator di SPBU, yang setiap hari mengisikan bensin kepada
pembeli. Pasien juga mengeluhkan kulit tangan yang memerah
melepuh, dan mengering akibat terkena bahan bajar minyak, terasa
perih.
3. Riwayat Penyakit Terdahulu :
Tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat penyakit dalam keluarga :
Sebelumnya dikeluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama.

III.

Riwayat Pekerjaan
a. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan
Operator SPBU

Alat dan Bahan yang Tempat Kerja


digunakan
- Solar
- Premium
- Pertamax

Lama Kerja

SPBU 34.15404 5 tahun

b. Uraian tugas / pekerjaan

JAM
04.30

TUGAS
Bangun dan persiapan shalat subuh

05.30
Persiapan kerja
06.00
Memulai Bekerja
12.00
Istirahat
13.00
Memulai bekerja
14.00
Selesai Bekerja
14.30
Menghitung Pendapatan
15.00
Pulang
16.00
Mandi dan istirahat
18.00
Berkumpul bersama keluarga
21.00
Tidur
c. Bahaya Potensial
1.
Urutan kerja (Secara Detail)
2.
Alat Pelindung Diri : Tidak memakai Alat Pelindung Diri
3.
Bahaya Potensial:
- Fisik: Terhirup uap BBM (Bahan Bakar Minyak), debu dan
Asap kendaraan.
- Kimia: BBM (bensin, solar, pertamax dan premium)
- Biologis: - Ergonomi:
1. Posisi berdiri dalam waktu lama
2. Posisi tangan saat mengisi BBM
- Psikososial: 4.Gangguan kesehatan yang mungkin timbul:
- Fisik:
1. Paparan akut menyebabkan iritasi, telinga berdenging,
mual, muntah, gangguan pernapasan, denyut jantung tidak
normal, sakit kepala, lemah, disorientasi dan iritasi kulit
2. Paparan kronik menyebabkan hilangnya pendengaran,
kerusakan ginjal, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
kering, dermatitis, gangguan reproduktif dan kanker.
-

Kimia:
1. Paparan akut apabila tertelan menyebabkan mulut terbakar,
iritasi pada tenggorokan, dada dan lambung, diare, mual,
muntah, sakit kepala dan perasaan mengantuk.
2. Paparan kronik apabila tertelan menyebabkan impotensi,
kerusakan pada hati dan kanker.

Biologis:
1. Paparan apabila terjadi kontak dengan uang saat melakukan
transaksi dapat menyebabkan terinfeksi kuman (bakteri,
virus)

Ergonomi:
1. Posisi berdiri dalam waktu lama dapat menyebabkan pegal,
kesemutan
2. Posisi tangan saat mengisi bensin dapat menyebabkan CTS
(Carpal Tunnel Syndrom)

IV.

Psikososial: -

Pemeriksaan :
a. Pemeriksaan Fisik (secara umum)
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda Vital :
- Tekanan Darah
- Frekuensi Nadi
- Frekuensi Nafas
- Suhu
3. Keadaan Gizi :
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- BMI
-

V.

Kesan

: 100/80 mmHg (normal)


: 76 kali/menit (normal)
: 20 kali/menit (normal)
: 36,60 C (normal)
: 58 Kg
: 165 cm
: BB (kg)/ TB(m)2
58/(1.65)2 = 21,3 (normal)
: Gizi normal

Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita


1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja :
Pekerjaan dilakukan diruangan terbuka. Posisi kerja yang dilakukan
berulang-ulang dan kurang ergonomis yang bisa menyebabkan pegal,
kesemutan pada tangan dan kaki.
2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:
Gejala pertama kali timbul setelah bekerja
Pasien bekerja dengan posisi berdiri dalam waktu lama dan posisi
tangan yang kurang ergonomis.
Keluhan berkurang apa bila pasien menghentikan pekerjaannya.
3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar
pekerjaan :
Aktifitas di luar pekerjaan selain sebagai Operator SPBU tidak ada.
Pak Sudirman sejak 5 tahun terakhir hanya berprofesi sebagai operator
SPBU.

VI.

Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja


Diagnosa Kerja
:Suspek CTS (Carpal Tunnel Syndrom)
Diagnosa Differensial
:Diagnosa Okupasi
:ICD-10 G56.0 Suspected Carpal Tunnel Syndrom

VII.

Kategori Kesehatan
9

Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan


VIII.

Prognosa
Ad Vitam
Ad Sanasionam
Ad Fungsionam

: Ad Bonam (menyangkut kehidupan)


: Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)
: Ad Bonam (menyangkut fungsional)

Prognosa Okupasi : Ad Bonam


IX.

Permasalahan pasien dan rencana penatalaksanaannya

JENIS

PERMASALAHAN

1.

Inhalasi
debu

2.

uap
dan

kendaraan.
Posisi berdiri
dan

posisi

RENCANA TINDAKAN

BBM,

tangan

kurang ergonomis.

KETERANGAN

WAKTU DAN
a. Pemakaian masker

Asap
lama

TARGET

EVALUASI
Segera
dan Tergantung
selama bekerja.

kepatuhan pasien.

a. Pemasangan bidai
Hingga hilangnya Kesembuhan
b. Mengurangi aktivitas
keluhan. Follow tergantung
yang memperberat
up 1 bulan sekali. kesadaran
dan
c. Jam istirahat perlu
kepatuhan pasien.
ditambah

X.

7 langkah prinsip penegakkan diagnosa penyakit akibat kerja


Langkah 1: Diagnosa klinis adalah suspek CTS (Carpal Tunnel Syndrom)
Langkah 2: (identifikasi paparan potensi risiko bahaya)
Aktivitas fisik: Posisi tangan yang kurang ergonomis
Langkah 3: (lamanya waktu pajanan)
Aktivitas tangan yang berlebih menimbulkan suspek CTS.
Langkah 4: evaluasi pajanan
Posisi netral: orang normal (2,3o), CTS (32o)
Fleksi pergelangan tangan: orang normal (31o), CTS (99o)
Dorsofleksi/ekstensi: orang mornal (30o), CTS (110o)
Langkah 5: (Faktor individu atau kerja dalam timbulnya PAK)
Riwayat penyakit dahulu: tidak ada
Riwayat penyakit keluarga: tidak ada
Langkah 6: (Faktor diluar kerja)
Tidak terdapat faktor diluar kerja.
Langkah 7: Diagnosa PAK: Suspek CTS (Carpal Tunnel Syndrom)

XI.

Penatalaksanaan
PROMOTIF
Edukasi apsien tentang risiko terjadinya suspek CTS pada pekerjaan
sebagai operator SPBU
10

Edukasi kepada pimpinan perusahaan SPBU untuk memberikan karet bidai


tangan dan jadwal istirahat yang perlu ditambahkan untuk mengurangi

risiko CTS.
PREVENTIF
Suspek CTS: Istitahatkan pergelangan tangan, pasang bidai, injeksi steroid
pada terowongan carpal, dan piridoksin (vit.B6)
KURATIF
Suspek CTS: Istitahatkan pergelangan tangan, pasang bidai, injeksi steroid
pada terowongan carpal, dan piridoksin (vit.B6)
REHABILITATIF
Menggunakan karet bidai tangan
Waktu istirahat yang perlu ditambahkan

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) merupakan risiko yang dihadapi pekerja dalam
mengerjakan tugasnya sehari-hari. Dalam hal ini, pekerja operator SPBU memiliki
risiko untuk mengalami penyakit akibat kerja seperti CTS (Carpal Tunnel
Syndrome) akibat pekerjaan yang melakukan kekuatan otot tangan dan kaki dan di
lakukan secara berulang-ulang. Maka dari itu, perlu dilakukan usaha preventif dalam
menanggulangi masalah Penyakit Akibat Kerja yang sering terjadi dengan
memberikan edukasi yang baik tentang posisi tubuh yang ergonomis saat bekerja, dan
tentu saja hal ini tidak lepas dari peranan individual dan juga para praktisi kesehatan
dalam mengatasi masalah Penyakit Akibat Kerja.

3.2 Saran
1. Alat Pelindung Diri harus selalu digunakan dalam keadaan apapun saat bekerja.
2. Perlu kedisiplinan para pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri juga posisi
tubuh yang ergonomis.
11

BAB IV
LAMPIRAN KEGIATAN
4.1 Foto-foto kegiatan

SPBU 34.15404 Jl. Tebet Barat

12

Foto Profil Perusahaan SPBU 34.1540

Kegiatan Pekerja Operator SPBU 34.15404

13

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN


KEDOKTERAN KERJA

DISUSUN OLEH :
WAHYU CAESAR RAMDANI

2010730111

14

Dosen Pembimbing
dr. PITUT APRILIA SAVITRI
drg. Yuni

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADYAH JAKARTA
2016

15

Anda mungkin juga menyukai