Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi di mana terjadi


peningkatan produk domestik bruti dari suatu negara atau daerah.
Pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat apabila presentase
kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada suatu periode lenih besar
dari periode sebelumnya. Kenaikan PDB tersebut tidak disertai
penghitingan persentasenya terhadap tingkat pertumbuhan penduduk.
Jadi, pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan di mana terjadi
kenaikan PDB suatu negara tanpa memandang apakah kenaikan
tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat penduduk.
{Drs. Alam S., MM. 2006. EKONOMI untuk SMA dan MA Kelas XI.
Jakarta. Erlangga.}
Tanaman kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan yang
banyak dikembangkan di Indonesia. Luas tanaman kelapa sawit telah
meningkat dengan pesat. Sejak tahun 1967 luas kebun sawit telah
meningkat 35 kali lipat menjadi sekitar 5,6 juta ha tahun 2005
(Bisinfocus 2006) dan sekitar 7.8 juta ha pada tahun 2009. Perluasan
kebun sawit terjadi paling besar di 6 propinsi yaitu Riau, Sumatra
Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Jambi dan Kalimantan
Tengah. Dari luas tanaman sawit tersebut, sekitar 2 juta hektar kebun
sawit dimiliki oleh petani dan selebihnya dikelola oleh perusahaan
induk. Pertumbuhan pesat tanaman sawit disebabkan oleh nilai
ekonomi tanaman ini. Pengembangan tanaman sawit merupakan
sumber devisa, pendapatan dan menyediakan lapangan kerja.
Kontribusi ekonomi tanaman kelapa sawit melalui penjualan CPO
(Crude Palm Oil) terhadap

pendapatan negara sangat besar, yaitu

12% dari Rp. 700 triliyun total pendapatan negara tahun 2008
(kontribusi ini terbesar kedua setelah pendapatan sector minyak dan
gas). Produk yang dihasilkan pada tahun 2008 adalah 18, 7 juta CPO,
yaitu 4,5 sampai 5 juta ton CPO digunakan untuk kebutuhan domestik,
dan sisanya diekspor ke Negara China, India, Uni Eropa, Pakistan dan
Bangladesh. Selain itu perkebunan sawit juga menampung lebih dari 4
juta tenaga kerja, di luar 2 juta kepala keluarga yang menjadi petani
plasma (Saragih, 2010).

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 7


No. 4 Edisi Khusus, Hal. 251 - 260

II.
ISI
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting
dan strategis di daerah Riau karena peranannya yang cukup
besar dalam mendorong perekonomian rakyat, terutama bagi
petani perkebunan. Hal ini cukup beralasan karena daerah Riau
memang cocok dan potensial untuk pembangunan pertanian
perkebunan. Dengan luas mencapai 1.486.989 ha pada tahun
2003, maka pada saat ini daerah Riau mempunyai kebun
kelapa sawit terluas di Indonesia. Produksi CPO dari daerah
Riau pada tahun 2003 telah mencapai 3.832.228 ton (Dinas
Perkebunan Propinsi Riau Tahun 2003).Ada beberapa alasan
kenapa Pemerintah Daerah Riau mengutamakan kelapa sawit
sebagai komoditas utama, antara lain: Pertama, dari segi fisik
dan lingkungan keadaan Derah Riau memungkinkan
dikembangkan perkebunan kelapa sawit. Kondisi Daerah Riau
yang relatif datar akan memudahkan dalam pengelolaan dan
dapat menekan biaya produksi; Kedua, kondisi tanah yang
memungkinkan untuk ditanam kelapa sawit akan membuat
produksi lebih tinggi dibandingkan daerah lain; Ketiga, dari segi
pemasaran hasil produksi Daerah Riau mempunyai keuntungan,
karena letaknya yang strategis dengan pasar internasional yaitu
Singapur; Keempat, Daerah Riau merupakan daerah
pengembangan Indonesia Bagian Barat dengan dibukanya
kerjasama IMS-GT dan IMT-GT, tentu saja akan membuka
peluang pasar yang lebih menguntungkan; dan kelima,
berdasarkan hasil yang telah dicapai menunjukkan bahwa
kelapa sawit memberikan pendapatan yang lebih tinggi kepada
petani dibandingkan dengan jenis tanaman perkebunan lainnya
(Almasdi Syahza,2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

Tanah dan kekayaan alam


Tanah dan kekayaan alam suatu negara meliputi luas
tanah, kesuburan tanah, kondisi iklim, dan cuaca,
kekayaan hasil hutan, dan kekayaan barang tambang.
Kekayaan alam sangat berarti terutama pada tahap
awal pembangunan. Secara umum, negara yang
memiliki kekayaan alam berlimpah akan lebih mudah
meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya
dibandingkan negara yang kurang memiliki kekayaan
alam. Namun kekayaan alam yang berlimpah tidak akan
berarti jika tidak memiliki modal, teknologi yang maju,

sumber daya manusia yang memadai, dan pasar yang


potensial.
Kuantitas dan kualitas penduduk dan tenaga kerja
Kepemilikan barang modal dan penguasaan teknologi
Sistem sosial dan sikap masyarakat

Anda mungkin juga menyukai