SATUAN PROSES 2
PEMBUATAN METIL ESTER
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ASEF RIYADI
EKA NURFITRIANI
KARTIKA MEILINDA KRISNA
MAIMUNAH
QURNIA ALMUSYADDAH
RANGGA INDRA DENA
WULANDARI
KELAS 4 KB
DOSEN PEMBIMBING : HILWATULLISAN, S,T. M, T.
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
TAHUN 2012
Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat memahami pembuatan metil ester
II.
Magnetic stirrer
Hot plate
Mortar
Spatula
Pipet ukur 25ml
Bola karet
Stopwatch
Neraca analitik
Corong pisah 500ml
Piknometer
Termometer
Erlenmeyer 250ml
Buret 50ml
Aerometer
Statif dan klem
Pipet tetes
Bahan
Minyak jelantah
NaOH
Metanol
Aquadest
Indikator PP
III.
IV.
Dasar Teori
Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi
dari asam lemak dengan methanol. Pembuatan metal ester ada empat macam cara,
yaitu pencampuran dan penggunaan langsung, mikroemulsi, pirolisis (thermal
cracking), dan transesterifikasi. Namun, yang sering digunakan untuk pembuatan
metal ester adalah transesterifikasi yang merupakan reaksi antara trigliserida (lemak
atau minyak) dengan methanol untuk menghasilkan metal ester dan gliserol.
Metil ester dapat diperoleh dari hasil pengolahan bermacam-macam minyak
nabati, misalnya di jerman diperoleh dari minyak rapessed, di Eropa diperoleh dari
minyak biji bunga mataharprni dan minyak rapessed, di prancis dari itali diperoleh
dari minyak biji bunga matahari, di Amerika Serikat dan Brazil diperoleh dari minyak
kedelai, di Malaysia diperoleh dari minyak kelapa sawit, dan di Indonesia diperoleh
dari minyak kelapa sawit, minyak jarak pagar, minyak kelapa, dan minyak kedelai
(2,3,4). Selain minyak-minyak tersebut, minyak safflower, minyak linsedd, dan
minyak zaitun juga dapat digunakan dalam pembuatan senyawa metal ester (4,5).
Pada pengolahan minyak nabati di atas juga di hasilkan gliserol sebagai hasil
sampingnya.
Metil ester merupakan bahan baku dalam pembuatan biodiesel atau emollen
dalam produk kosmetika, sedangkan gliserol dapat digunakan sebagai bahan baku
dalam berbagai aplikasi industri seperti kosmetika, sabun, dan farmasi. Gliserol yang
diperoleh sebagai hasil samping pengolahan minyak nabati ini bukanlah gliserol
murni, melainkan gliserol mentah (crude glycerol), biasanya memiliki kemurnian
kira-kira 95%.
Minyak jelantah merupakan minyak nabati yang telah mengalami degradasi
kimia dan/atau mengandung akumulasi kontaminan-kontaminan di dalamnya. Minyak
ini dapat didaur ulang menjadi metil ester dengan reaksi transesterifikasi, sehingga
minyak jelantah yang sebelumnya merupakan limbah yang berbahaya jika langsung
dibuang ke lingkungan dapat menjadi suatu produk yang mempunyai nilai ekonomis
dan juga dapat mengurangi jumlah limbah minyak jelantah yang ada. Keuntungan
penggunaan minyak jelantah dalam pembuatan metil ester adalah dapat direduksinya
biaya operasional, karena harga minyak jelantah pasti lebih murah daripada minyak
bersih atau minyak baru. Kekurangannya adalah komposisi asam lemak yang
terkandung di dalam minyak dapat berubah akibat pemanasan dan terikat dengan
bahan makanan yang digunakan pada proses penggorengan.
Senyawa metil ester dapat digunakan sebagai zat tambahan pada suatu formulasi
kosmetika, salah satu contohnya yaitu caprylic atau caprylic triglyceride yang telah
digunakan dalam formulasi kosmetika sebagai emolien. Oleh karena itu, tidak
menutup kemungkinan bahwa senyawa metil ester lainnya juga dapat digunakan
sebagai zat tambahan, baik sebagai emolien maupun fungsi lainnya.
Metil ester yang diperoleh dari reaksi transesterifikasi dapat dimurnikan dan
ditetapkan kadarnya. Ada tiga metode analisis untuk menetapkan kadar metil ester
yaitu kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi, dan kromatografi lapis tipis.
4.1. Reaksi Transesterifikasi dengan Katalis
a. Kadar Air
b. FFA (Free Faty Acid)
c. Rancidity
d. Kandungan Logam
Proses Uji Mutu secara Fisika
Analisa secara Fisika adalah sebagai berikut :
a. Analisa Density (Massa Jenis)
b. Analisa Viscosity (Kekentalan)
a. Kadar Air
Kadar air=
Keterangan:
a = sebelum di ovben
b = setelah di oven
Kadar air=
N x V x 200
x 100
W x 1000
Keterangan:
N= Konsentrasi NaOH (N)
V= volume NaOH terpakai (ml)
W= Massa sample minyak goreng bekas
200= Ms.Asam Laurat (C11 H23 COOH)
No
Jenis Analisa
Standar
1.
Kadar Air
0,3 %
2.
3.
4.
5.
FFA
Rancidity
Kandungan logam
Viskositas
0,3 %
10 %
Negatif
2,3 6,0
Density
mm2/s
0,85 0,89
6.
gr/cm3
D IPO S KAN O L EH EGEN _FIL AN @ MO N YET.C O M D I 06:02
L A B EL : B IO D IES EL
V.
Prosedur Kerja
Pembuatan Metil Ester (Minggu Pertama)
1. Menimbang 1 gr NaOH yang telah dihaluskan dan melarutkan dengan 41 ml methanol.
Mengaduk dengan stirrer hingga semua NaOH larut semua. Menempatkan pada gelas
kimia 250 ml.
2. Memanaskan 200 ml sample minyak diatas hot plate dan mengaduk engan stiere kirakira 100 rpm hingga suhu 45-55oC.
3. Menambahkan larutan Natrium Metoksida yang telah dibuat pada langkah 1 ke dalam
minyak yang telah dipanaskan dan pertahankan suhu pengaduk 55 oC. lakukan
penambhanan larutan ini sedikit demi sedikit. Menghitung waktu pengadukan hingga
45 menit. Setelah semua natrium metoksida bercampur.
4. Memindahkan metal ester ke dalam corong pisah dan didiamkan hingga terbentuk dua
lapisan selama 15 menit lalu mengeluarkan lapisan bawahnya,
5. Memasukkan metal ester ke gelas dan melakukan pemurnian dengan memanaskan
aquadest sebanyak 50% volume metal ester hinggu suhu 60 oC. menuangkan metil ester
ke dalam aquadest, mengaduk perlahan selama 10 menit.
6. Memindahkan metil ester dan aquadest ke dalam corong pisah dan memisahkan
hingga terbentuk dua lapisan, kemudian lapisan bawahnya dikeluarkan.
7. Menghitung volume yield yang di dapat.
VI.
4. Pembuatan Larutan
- NaOH 0,1 N 500 ml (sebanyak 2 gr NaOH dilarutkan dalam 500 ml aquadest).
- Methanol 95% netral (memasukkan methanol 95% sebanyak yang diperlukan ke
dalam Erlenmeyer, menambahkan 3 tetes indicator pp lalu titrasi dengan NaOH
0,1 N sampai terbentuk warna merah muda).
- Indicator pp (larutkan 0,5 gr fenolftalein dalam 100 ml etanol).
Data Pengamatan
Tabel.1 Pengamatan pada Minggu Pertama
Perlakuan
Hasil
Berwarna coklat
pisah
Pemurnian
metil
ester
dengan
penambahan 50% aquadest dari volume
ester + dipisahkan ke dalam corong
pisah dan didiamkan selama beberapa
menit
VII.
Perhitungan
Penentuan Density
- Piknometer kosong
- Piknometer + aquadest
- Piknometer + metil ester
-
Volume piknometer
Kadar
2,2 %
= 33,4 gr
= 57,8 gr
= 55,2 gr
=
gr aquadest (57,833,4)
=
=24,4 ml
aquadest
gr
1
ml
metul ester
( 55,233,4 ) gr
gr metil ester
gr
=
=0,893
volume piknometer
24,4 ml
ml
N x V x 200
x 100
W x 1000
Keterangan :
N = Normalitas NaOH
V = Volume titran
W = gr sampel
( 5,5+5,5+ 5,5 ) ml
=5,5 ml
Volume rata-rata titran =
3
Kadar FFA =
VIII.
IX.
Analisa Percobaan
Setelah melakukan percobaan Pembuatan Metil Ester dapat dianalisa bahwa bahan baku
dalam praktikum ini yaitu minyak jelantah, metanol dan NaOH. NaOH disina bertindak
sebagai katalis pada pembuatan metil ester. Metil ester digunakan sebagai biodisel atau bahan
bakar alternatif menggunakan proses transesterifikasi.
Pada proses pengadukan dan pemanasan minyak diatass hot plate baik menggunakan 75150 rpm karena kecepatan putaran pengadukan berpengaruh terhadap rendeman pada proses
despicing dan netralisasi minyak goreng bekas atau minyak jelantah.
Pada proses analisa produk, metil ester yang digunakan sebagai biodisel dilakukan dengan
menentukan densitas, viskositas dan asam lemak bebas. Densitas metil ester yang didapatkan
dari praktikum yang kami lakukan adalah 0,893 gr/ml, sedangkan dari reverenasi yang kami
dapatkan densitas metil ester yang digunakan sebagai biodisel adalah 0,85-0,89 gr/cm 3.
Sedangkan pada penentuan viskoritas dengan skala 1 keatas, areometer tenggelam sehingga
tidak dapat membaca viskositas metil ester. Begitu pula dengan skala 0,9 keatas, tetapi pada
aerometer 0,6-0,7 aerometer dapat mengapung melebihi skala. Sehingga skala tidak dapat
terbaca. Jadi, dapat dianalisa bahwa viskositas metil ester terletak antara 0,8-0,9. Sedangkan
laboratorium tidak memiliki aerometer 0,8-0,9. Sehingga viskositas dari metil ester dari
produk yang dihasilkan tidak dapat ditentukan secara pasti, hanya dapat diperkirakan. Dan
FFA (Free Faty Acid) yang dihasilkan dari praktikum yang dilakukan 2,2%. Sedangkan
viskositas dan FFA yang digunakan untuk biodisel adalah 2,3-6 mm 2/s untuk viskositas dan
0,3% untuk FFA.
Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
Proses pembuatan metil ester adalah transesterifikasi
Density metil ester secara praktikum adalah 0,893 g/ml
Viskositas metil ester yang dihasilkan dari praktikum yaitu 0,8-0,9.
Nilai FFA yang dihasilkan secara praktikum adalah 2,2 %.
GAMBAR ALAT
PEMBUATAN METIL ESTER
Gambar pada saat proses titrasi
Termometer
Areometer
Bola karet
Mortar
Piknometer
magnetic strirer
buret
corong pisah
gelas kimia
erlenmeyer
neraca analitik
spatula
pipet tetes
pipet ukur
hot plate